Plastik Sampah Pantauan bulan Maret 2025.pdf

biotani 110 views 162 slides Apr 04, 2025
Slide 1
Slide 1 of 327
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57
Slide 58
58
Slide 59
59
Slide 60
60
Slide 61
61
Slide 62
62
Slide 63
63
Slide 64
64
Slide 65
65
Slide 66
66
Slide 67
67
Slide 68
68
Slide 69
69
Slide 70
70
Slide 71
71
Slide 72
72
Slide 73
73
Slide 74
74
Slide 75
75
Slide 76
76
Slide 77
77
Slide 78
78
Slide 79
79
Slide 80
80
Slide 81
81
Slide 82
82
Slide 83
83
Slide 84
84
Slide 85
85
Slide 86
86
Slide 87
87
Slide 88
88
Slide 89
89
Slide 90
90
Slide 91
91
Slide 92
92
Slide 93
93
Slide 94
94
Slide 95
95
Slide 96
96
Slide 97
97
Slide 98
98
Slide 99
99
Slide 100
100
Slide 101
101
Slide 102
102
Slide 103
103
Slide 104
104
Slide 105
105
Slide 106
106
Slide 107
107
Slide 108
108
Slide 109
109
Slide 110
110
Slide 111
111
Slide 112
112
Slide 113
113
Slide 114
114
Slide 115
115
Slide 116
116
Slide 117
117
Slide 118
118
Slide 119
119
Slide 120
120
Slide 121
121
Slide 122
122
Slide 123
123
Slide 124
124
Slide 125
125
Slide 126
126
Slide 127
127
Slide 128
128
Slide 129
129
Slide 130
130
Slide 131
131
Slide 132
132
Slide 133
133
Slide 134
134
Slide 135
135
Slide 136
136
Slide 137
137
Slide 138
138
Slide 139
139
Slide 140
140
Slide 141
141
Slide 142
142
Slide 143
143
Slide 144
144
Slide 145
145
Slide 146
146
Slide 147
147
Slide 148
148
Slide 149
149
Slide 150
150
Slide 151
151
Slide 152
152
Slide 153
153
Slide 154
154
Slide 155
155
Slide 156
156
Slide 157
157
Slide 158
158
Slide 159
159
Slide 160
160
Slide 161
161
Slide 162
162
Slide 163
163
Slide 164
164
Slide 165
165
Slide 166
166
Slide 167
167
Slide 168
168
Slide 169
169
Slide 170
170
Slide 171
171
Slide 172
172
Slide 173
173
Slide 174
174
Slide 175
175
Slide 176
176
Slide 177
177
Slide 178
178
Slide 179
179
Slide 180
180
Slide 181
181
Slide 182
182
Slide 183
183
Slide 184
184
Slide 185
185
Slide 186
186
Slide 187
187
Slide 188
188
Slide 189
189
Slide 190
190
Slide 191
191
Slide 192
192
Slide 193
193
Slide 194
194
Slide 195
195
Slide 196
196
Slide 197
197
Slide 198
198
Slide 199
199
Slide 200
200
Slide 201
201
Slide 202
202
Slide 203
203
Slide 204
204
Slide 205
205
Slide 206
206
Slide 207
207
Slide 208
208
Slide 209
209
Slide 210
210
Slide 211
211
Slide 212
212
Slide 213
213
Slide 214
214
Slide 215
215
Slide 216
216
Slide 217
217
Slide 218
218
Slide 219
219
Slide 220
220
Slide 221
221
Slide 222
222
Slide 223
223
Slide 224
224
Slide 225
225
Slide 226
226
Slide 227
227
Slide 228
228
Slide 229
229
Slide 230
230
Slide 231
231
Slide 232
232
Slide 233
233
Slide 234
234
Slide 235
235
Slide 236
236
Slide 237
237
Slide 238
238
Slide 239
239
Slide 240
240
Slide 241
241
Slide 242
242
Slide 243
243
Slide 244
244
Slide 245
245
Slide 246
246
Slide 247
247
Slide 248
248
Slide 249
249
Slide 250
250
Slide 251
251
Slide 252
252
Slide 253
253
Slide 254
254
Slide 255
255
Slide 256
256
Slide 257
257
Slide 258
258
Slide 259
259
Slide 260
260
Slide 261
261
Slide 262
262
Slide 263
263
Slide 264
264
Slide 265
265
Slide 266
266
Slide 267
267
Slide 268
268
Slide 269
269
Slide 270
270
Slide 271
271
Slide 272
272
Slide 273
273
Slide 274
274
Slide 275
275
Slide 276
276
Slide 277
277
Slide 278
278
Slide 279
279
Slide 280
280
Slide 281
281
Slide 282
282
Slide 283
283
Slide 284
284
Slide 285
285
Slide 286
286
Slide 287
287
Slide 288
288
Slide 289
289
Slide 290
290
Slide 291
291
Slide 292
292
Slide 293
293
Slide 294
294
Slide 295
295
Slide 296
296
Slide 297
297
Slide 298
298
Slide 299
299
Slide 300
300
Slide 301
301
Slide 302
302
Slide 303
303
Slide 304
304
Slide 305
305
Slide 306
306
Slide 307
307
Slide 308
308
Slide 309
309
Slide 310
310
Slide 311
311
Slide 312
312
Slide 313
313
Slide 314
314
Slide 315
315
Slide 316
316
Slide 317
317
Slide 318
318
Slide 319
319
Slide 320
320
Slide 321
321
Slide 322
322
Slide 323
323
Slide 324
324
Slide 325
325
Slide 326
326
Slide 327
327

About This Presentation

Gedung UNESCO di Paris akan Kembali menjadi tempat negosiasi #TraktatPlastik (#PlasticTreaty) pada Agutus tahun ini diumumkan secara
resmi oleh #UNEP
Hanya 3 TPA dari total target 40 #TPAopendumping yang ditutup oleh KLH hingga akhir Maret 2025
Tehnologi hijau (#greentechnology) yang mengubah #...


Slide Content

Page 1 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Plastik dan Sampah:
Pantauan bulan Maret 2025
Oleh: Riza V. Tjahjadi


Silahkan cari juga di https://Pdfhost.io
laporan yang sama sejak April 2023

Gedung UNESCO di Paris akan Kembali menjadi tempat negosiasi Traktat
Plastik (Plastic Treaty) pada Agutus tahun ini diumumkan secara
resmi oleh UNEP

Hanya 3 TPA dari total target 40 TPA open dumping yang ditutup
oleh KLH hingga akhir Maret 2025

Tehnologi hijau (green technology) yang mengubah sampah menjadi oksigen
sangat diharapkan untuk segera mengatasi soal sampah di TPA oleh
pihak-pihak pengelola sampah

Dengan menggunakan media polybag yang terbuat dari limbah plastik,
para pemuda di Situbondo mengurangi sampah yang mencemari
lingkungan, tetapi juga meningkatkan kualitas tanaman
yang mereka budidayakan.



Ralat
Pantauan bulan Januari 2025 yl semestinya tertulis
untuk periode bulan Februari 2025.






Penutupan TPA Open Dumping
Menumbuhkan Industri Baru Senilai Rp

Hasil kajian Kementerian Lingkungan Hidup menunjukkan
penutupan TPA open dumping akan menumbuhkan
tujuh sektor usaha.

3 Maret 2025 | 03.00 WIB

Page 2 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025




Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Pecuk di Sindang,
Indramayu, Jawa Barat, 20 Februari 2025. Antara/Dedhez Anggara

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Lingkungan
Hidup mempublikasikan hasil studi potensi ekonomi atas rencana
penutupan 343 tempat pemrosesan akhir yang dikelola dengan pola
pembuangan terbuka, atau biasa disebut TPA open dumping, di
Indonesia. Kajian yang dilakukan Deputi Pengelolaan Sampah, Limbah,
dan Bahan Beracun Berbahaya bersama Kementerian Perindustrian dan
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) itu
mengidentifikasi tujuh sektor bisnis yang berpotensi dikembangkan melalui
transformasi sistem pengelolaan sampah nasional.

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengatakan hasil analisis
ekonomi menunjukkan penutupan TPA open dumping dan transformasi
sistem pengelolaan sampah terintegrasi tidak hanya memberikan manfaat
lingkungan tetapi juga membuka peluang ekonomi yang signifikan. Nilai
ekonomi dari tujuh sektor bisnis yang potensial dikembangkan ditaksir
mencapai Rp 127,5 triliun per tahun.

"Peluang ini mencakup pengembangan industri daur ulang material,
produksi kompos dan pupuk organik, pembangkit listrik berbasis sampah,
produksi bahan bakar alternatif, sistem pemulihan material berharga, serta
jasa konsultasi dan teknologi pengelolaan sampah," kata Hanif dalam
siaran pers Kementerian Lingkungan Hidup yang dikutip Tempo pada
Ahad, 2 Maret 2025.

Menurut Hanif, potensi pengembangan tujuh sektor usaha tersebut
berpeluang menciptakan lapangan kerja baru dan peningkatan
pendapatan masyarakat.

Sebelumnya, Kementerian Lingkungan Hidup berencana mengirimkan
surat kepada pemerintah daerah ihwal rencana penutupan paksa 343
TPA open dumping di Indonesia. Kementerian menargetkan Indonesia
bebas TPA open dumping dalam setahun ke depan. Rencana ini
merupakan upaya mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 18
Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah yang melarang penggunaan
sistem pengelolaan sampah open dumping.

Page 3 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Merujuk kajian Kementerian Lingkungan Hidup, potensi ekonomi terbesar
dalam pelaksanaan transformasi sistem pengelolaan sampah berupa
pengembangan industri daur ulang material. Industri ini mencapaup daur
ulang plastik, kertas, logam, dan kaca yang nilai ekonominya diperkirakan
bisa mencapai Rp 42,3 triliun per tahun.

Industri lain yang potensial dikembangkan adalah pemanfaatan sampah
untuk pembangkit listrik dengan nilai ekonomi ditaksir mencapai Rp 26,5
triliun per tahun. Pengelolaan sampah yang terintegrasi juga bisa
mendorong pengembangan produksi kompos dan pupuk organik dengan
potensi nilai ekonomi Rp 18,7 triliun per tahun.

Sementara itu, industri bahan bakar alternatif seperti refuse-derived
fuel (RDF) juga potensial dikembangkan dengan nilai ekonomi Rp 13,8
triliun per tahun. Adapun tiga sektor bisnis lainnya berupa urban
mining untuk pemulihan logam berharga dengan potensi nilai ekonomi Rp
9,7 triliun per tahun; aplikasi sampah digital dengan potensi nilai ekonomi
Rp 7,2 triliun per tahun; dan jasa konsultasi dan teknologi pengelolaan
sampah dengan potensi nilai ekonomi Rp 9,3 triliun per tahun.

Kajian ini juga mengidentifikasi 12 model bisnis berkelanjutan yang dapat
dikembangkan oleh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM); koperasi;
dan startup dengan kebutuhan investasi awal mulai dari Rp 250 juta
hingga Rp 5 miliar. Adapun tingkat pengembalian investasi atau internal
rate of return (IRR) bisnis baru ini diproyeksikan berkisar 18-27 persen
untuk periode 5 tahun. “Titik balik tidak hanya berdampak pada kesadaran
setiap individu, tetapi juga peluang implementasi ekonomi sirkular serta
penciptaan lapangan pekerjaan sektor lingkungan (green jobs),” kata
Menteri Hanif.

Pilihan Editor: Ilmuwan Cina Garap Rudal Siluman Baru, Terinspirasi dari Insiden
Kapsul Boeing

tpa-open-dumping kementerian-lingkungan-hidup hanif-faisol
rdf green-jobs ekonomi-sirkular

Irsyan Hasyim

Menulis isu olahraga, lingkungan, perkotaan, dan hukum. Kini pengurus di Aliansi
Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, organisasi jurnalis Indonesia yang fokus
memperjuangkan kebebasan pers.
Edisi 30 Maret 2025

Page 4 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Di Bawah Lindungan Masjid

Masjid Inklusif: Melampaui yang RitualMasjid untuk SemuaBagaimana Kami Memilih
Tujuh Masjid InklusifSebulan di Masjid Raya Al-Falah SragenMasjid Jogokariyan
Yogyakarta yang Dihidupkan Komunitas
Lihat Edisi Selengkapnya
PODCAST REKOMENDASI TEMPO

play
Jelasin Dong!Dampak Buruk Industri Nikel di Sulawesi

play
Jelasin Dong!Lingkaran Mafia Bahan Bakar Pertamina

play
Jelasin Dong!Trio Agrinas, Tangan TNI Bermain Pangan
Lingkungan

Bagaimana Mencegah Penurunan Muka Tanah Jakarta
79 Gempa Guncang Jawa Barat pada Maret 2025, Mana yang Paling Terasa?
Badan Geologi Deteksi Lonjakan Gempa Vukanik Dalam di Gunung Gede
Getaran Gempa Sertai Momen Lebaran di Banda Aceh dan Aceh Besar hingga Pagi Ini
Lihat Indeks Artikel

https://www.tempo.co/lingkungan/penutupan-tpa-open-dumping-diklaim-
menumbuhkan-industri-baru-senilai-rp-127-5-triliun-1214190

Page 5 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Menteri LH: Ada tahapan sebelum tutup
total TPA sampah "open dumping

• Senin, 3 Maret 2025 18:37 WIB

Pelaksanaan pengakhiran ini ada tematik waktunya, jadi
rata-rata ada beberapa bulan baru selesai, karena
perlu mempersiapkan


Pemulung membongkar sampah di tumpukan sampah dekat TPS3R
Rawa Badak Utara, Jakarta Utara, Senin (3/3/2025). ANTARA/Prisca Triferna/aa.


Jakarta (ANTARA) - Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq
memastikan pemerintah tidak akan langsung "menyuntik mati" atau
menutup total Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah open
dumping tapi memberikan jeda untuk perbaikan dan persiapan TPA baru.
"Pelaksanaan pengakhiran ini ada tematik waktunya, jadi rata-rata ada
beberapa bulan baru selesai, karena perlu mempersiapkan," jelas Menteri
LH Hanif Faisol dalam tinjauan ke Tempat Pengelolaan Sampah Reuse,
Reduce, Recycle (TPS3R) di Rawa Badak Utara, Jakarta Utara, pada
Senin.

Terutama untuk pengadaan TPA baru, kata dia, dibutuhkan sejumlah
proses mulai dari studi kelayakan, kesiapan anggaran, pembangunan, dan
seterusnya. Menteri LH mengatakan proses itu membutuhkan waktu yang
lama, padahal terdapat urgensi perbaikan tata kelola sampah di dalam
negeri.

Baca juga: KLH: Ada potensi pidana beberapa pengelola TPA sampah "open
dumping"

Page 6 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) sudah menyiapkan sanksi
administratif paksaan pemerintah kepada 343 TPA yang masih melakukan
pembuangan terbuka atau open dumping untuk memastikan terjadi
perbaikan pengelolaan.

Terkait hal itu, Mendes Hanif menyampaikan dalam rancangan terakhir
yang disiapkan KLH, sudah didesain tata kelola perbaikan sesuai dengan
karakter masing-masing.

Meski diberikan jeda waktu, pihaknya memastikan perintah untuk menutup
TPA open dumping itu akan keluar dalam waktu dekat.
Baca juga: Terima keluhan, Menteri LH minta perbaiki pengelolaan TPS3R Rawa
Badak

"Jadi kita sudah melihat sifat dari volume sampah timbulan hariannya.
Kedua, karakter dari landscape tempat TPA-nya, apakah memungkinkan
geser. Kemudian, apakah sudah penuh benar dan tidak ada persetujuan
lingkungan. Itu sudah kita desain. Jadi ada tata waktu, tidak langsung
ditutup mati, tapi ada persiapan itu," kata Menteri LH.

Dalam kesempatan tersebut dia juga mengingatkan untuk melaksanakan
pengelolaan sampah yang lebih baik, pemerintah daerah perlu
mengalokasikan anggaran setidaknya tiga persen dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Baca juga: Pemerintah identifikasi peluang ekonomi penutupan TPA "open
dumping"

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

• tpa open dumping pengelolaan sampah timbulan sampah
• klh kementerian lingkungan hidup

https://www.antaranews.com/berita/4685525/menteri-lh-ada-tahapan-
sebelum-tutup-total-tpa-sampah-open-
dumping?_gl=1*1dtq1d4*_ga*cnV3MHI3SFN0YWFUODROYU1xWXd4cD
F1SV9IWFI4cW1nMVpaenRCUUVLMGI4a1pQVmJ3VzZmRnZ3cnd4eWd
VLQ..*_ga_18W9NKGV2L*MTc0MzU4NzUxNS41LjEuMTc0M zU4NzUxNS
4wLjAuMA..*_ga_TY84S7ZSJC*MTc0MzU4NzUxNS41LjEuMTc0MzU4Nz
UxNS4wLjAuMA

Page 7 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Ingatkan Citarum Lautan Sampah, Dedi
Mulyadi: Sadar Dong, Ngomong Pintar,

Kompas.com - 04/03/2025, 08:01 WIB
Krisiandi Editor 16 20




Lihat Foto Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat
terpilih, Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan
memberikan keterangan pers seusai menjalani
pemeriksaan Kesehatan di kompleks
Kementerian Dalam Negeri, Minggu (16/2/2025).
Sebanyak 505 kepala daerah di seluruh Indonesia
akan mengikuti pembekalan atau retret di Akademi Militer
Magelang pada 21-28 Februari 2025.
(KOMPAS.com/FREDERIKUS TUTO KE SOROMAKING)

Dedi menegaskan bahwa masalah sampah di sungai tersebut sudah
sangat serius dan meminta semua pihak untuk lebih sadar dalam menjaga
kebersihan lingkungan.

"Tuh Citarum penuh dengan sampah. Sadar dong, masa buang sampah
ke sungai, sekolahnya pada tinggi-tinggi, ngomongnya pada pintar-pintar,
cara buang sampah saja belum bisa," ungkap Dedi dalam sebuah
unggahan di Instagram pribadinya, Selasa (4/2/2025).

Dedi berencana untuk memperkuat pendidikan karakter di sekolah-
sekolah, agar para siswa lebih sadar akan pentingnya pengelolaan
sampah.

Baca juga: Ribuan Rumah di Kabupaten Bandung Terendam Banjir Luapan Sungai
Citarum

Ia berharap, siswa dapat mengelola sampah di lingkungan sekolah tanpa
harus membuangnya sembarangan.

Mantan bupati Purwakarta ini juga mengingatkan pasar-pasar untuk tidak
membangun tempat pembuangan sampah di dekat sungai.

Page 8 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



"Nanti sampah pasar masuk ke sungai," tuturnya. Dedi mengajak semua
pihak untuk bersama-sama membenahi persoalan sampah di Sungai
Citarum. "Yuk kita benahi," ajaknya.

Peninjauan Kondisi Sungai Sebelumnya, Dedi melakukan peninjauan
terhadap kondisi sampah di Sungai Citarum dan daerah aliran sungai yang
bermuara ke Citarum.

Hasil penelusurannya menunjukkan adanya penumpukan sampah rumah
tangga, limbah dari MCK, serta limbah industri yang dibuang ke sungai.

Baca juga: Dedi Mulyadi Perintahkan PSDA Kerahkan 4 Ponton Bersihkan Sungai
Citarum

"Ini kita lagi di Kabupaten Bandung, ini penumpukan sampah yang nanti
lari ke Citarum dan numpuk di Citarum," ungkap Dedi dalam sebuah video
yang diterima Kompas.com, Senin (3/2/2025).

Dalam video tersebut, Dedi terlihat berada di pinggir sungai sambil
menunjukkan kondisi sungai yang dipenuhi sampah. Dedi juga menyoroti
masalah pembuangan kotoran dari kamar mandi warga ke sungai.

"Kita tahu Citarum tercemari limbah industri dan kotoran manusia, limbah
rumah tangga, dan sampah," tegasnya.

Baca juga: Dedi Mulyadi Akan Bongkar Bangunan di Sepanjang Sungai Citarum

Aliran air dari Sungai Citarum mengalir ke Waduk Saguling, Cirata, dan
Jatiluhur. Air dari sungai dan waduk tersebut digunakan untuk berbagai
kepentingan, termasuk perikanan, peternakan, pertanian, dan bahkan
sebagai air minum yang dikelola oleh PAM Jaya dan PAM Purwakarta.

"Saya akan melakukan tindakan-tindakan tegas, seluruh bangunan yang
menggunakan Sungai Citarum akan kami bongkar, kecuali jembatan," kata
Dedi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran
andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel :
https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu
sudah install aplikasi WhatsApp ya. Baca berikutnya Saat Puluhan Model Bagikan
Takjil… 16 20

Komentar survey.? apakah tingkat pendidikan khususnya jabar termasuk
tinggi atau rendah, sekolah negeri dari mulai sltp sampai menengah aja
untuk tingkat kotamadya dan kabupaten masing" bisa dihitung jari....yang
menjamur sekarang ini adalah miras, ... banyak usia wajib belajar berjuang
hidup mungut sampah

20 Komentar

Page 9 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Tag sungai citarum Dedi Mulyadi sampah sungai citarum Gubernur Jabar
Dedi Mulyadi

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ingatkan Citarum Lautan
Sampah, Dedi Mulyadi: Sadar Dong, Ngomong Pintar, Buang Sampah Belum Bisa",
Klik untuk baca: https://bandung.kompas.com/read/2025/03/04/080134878/ingatkan-
citarum-lautan-sampah-dedi-mulyadi-sadar-dong-ngomong-pintar-buang.








Partisipasi turut kelola sampah

[4/3 17.54] +62 812-2466-9021: Kami telah mengadvokasikan isu
pengelolaan sampah ini sejak tahun 2022 di DPR. Pada 16 Juni 2022,
Kami berkesempatan menghadiri rapat pleno RDPU bersama Badan
Legislasi DPR RI dalam rangka pemantauan dan peninjauan atas Undang-
Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

Dalam forum tersebut, Kami menyampaikan bahwa pendanaan dari APBD
tidak mencukupi untuk memastikan cakupan layanan pengelolaan sampah
yang optimal di seluruh kota dan kabupaten. Tanpa skema pendanaan
yang lebih inovatif dan berkelanjutan, keterbatasan dalam infrastruktur dan
operasional pengelolaan sampah akan terus terjadi di banyak daerah.

Selain itu, tantangan koordinasi antara pemerintah provinsi dan
pemerintah daerah masih menjadi kendala signifikan. Tanpa adanya peran
koordinatif yang kuat di tingkat provinsi, efektivitas sistem pengelolaan
sampah akan sulit tercapai. Isu ini memerlukan solusi konkret serta
kolaborasi yang erat antar pemangku kepentingan guna menciptakan
sistem pengelolaan sampah yang lebih efektif dan berkelanjutan.

Tonton selengkapnya disini -> http://w4c.id/DPR2022

#BerusahaBIJAKSANA #PengelolaanSampah #SampahIndonesia
#Sustainability #LingkunganBersih #KebijakanPublik #EkonomiSirkular
#InovasiLingkungan #GreenEconomy #KolaborasiUntukNegeri
#IndonesiaBersih #SampahTanggungJawabBersama
#AdvokasiLingkungan #KebijakanHijau #CircularEconomy #ZeroWaste
#SampahBukanWarisan #DPRRI #APBD #SistemPengelolaanSampah

https://www.instagram.com/reel/DGxVLumytnR/?igsh=bTllMDh3OXpxZ2R
4

Page 10 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



[4/3 17.55] +62 812-2466-9021: Mumpung hangat perjuangan advokasi
kebijakan persampahan yang lebih baik di Indonesia.

Berikut beberapa poin yg juga diperjuangkan dan disampaikan ke wakil
rakyat kita di Badan Legislatif DPR di tahun 2022.

Semangat terus kawan2.

Kita bisa melakukan perubahan bila kompak dan solid.

Semoga makin banyak yang dengar, tahu, dan mendukung.




Tandiyo Willy

GOOD


[5/3 07.40] +62 812-2466-9021: Mohon doa restu dan dukungannya om
@⁨~Tandiyo Wllly⁨

Mari terus berjuang demi tercinta...

Walau kadang banyak hal nyesek dan memprihatinkan silih berganti setiap
hari di negeri ini.

Maju teruuuus...

Sumber: Grup WA Dewan Persampahan Nasional. 4-5 Maret 2025





High Ambition Coalition to End Plastic
PollutionHigh Ambition Coalition to End Plastic

4,189 followers4,189 followers
3d • Edited • 3 days ago (5 March 2025)

Page 11 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Welcome to Barbados as the newest member of the High Ambition
Coalition to End Plastic Pollution and 69th supporter of the HAC Ministerial
Joint Statement for INC5.

The High Ambition Coalition to End Plastic Pollution is committed to
develop an ambitious international legally binding instrument based on a
comprehensive and circular approach that ensures urgent action and
effective interventions along the full lifecycle of plastics.

Our common ambition is to end plastic pollution by 2040.

Mia Amor Mottley
Government of Barbados
Barbados High Commission, Kenya
Permanent Mission of Barbados to the United Nations at New York
Permanent Mission of Barbados to the UN
Barbados Ministry of Foreign Affairs and Foreign Trade
Barbados High Commission, Ghana The Barbados High Commission at
London Andreas Bjelland Eriksen

https://lnkd.in/dSPu9uUP

News
hactoendplasticpollution.org
likecelebrate
59
6 reposts
Reactions
View Angela Pinilla, PhD’s profile like View Marta Hoffner’s profile like
View Melissa Wang, PhD’s profile like View Ionie Bolenga’s profile like View Jane Muncke’s profile like
View Alison Foley’s profile celebrate +53

Like Comment Repost Send

https://www.linkedin.com/feed/update/urn:li:activity:7302672972954112000/?origin=NETW
ORK_CONVERSATIONS&midToken=AQFO6zhs5CJ7ow&midSig=0xNH9dvDs-
SrE1&trk=eml-email_network_conversations_01-network~post~cta-0-
read~more&trkEmail=eml-email_network_conversations_01-network~post~cta-0-
read~more-null-2dmulz~m7yrr88k~dy-null-null&eid=2dmulz-m7yrr88k-
dy&otpToken=MTMwMTFkZTgxMTJkY2RjMmI3MjQwNGVkNDIxZmU0YjE4ZWNiZDc0Mzll
YTk4YjYxNzRjMzA3NmQ0ZDVmNWJmMWYwZGY5ZGU1NWFjYWNjZjg0MjgyMWRlYTRj
ODY2NTI5NWM1ZDBmNGI3MTg2NWMxN2QxY2EsMSwx

Page 12 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



How Much Plastic Are You Breathing? Scientists
Issue Urgent Warning

By University of Texas at Arlington
March 5, 2025
3 Comments3 Mins Read
FacebookTwitterPinterestTelegram
Share


Researchers found high concentrations of microplastics in bird lungs, highlighting the dangers
of airborne plastic pollution. The study underscores the urgent need for action to mitigate its
impact on both wildlife and human health.

A UTA study reveals high levels of microplastics in bird lungs,
highlighting concerns about the pollution humans breathe every day.

A new study from the University of Texas at Arlington reveals that
microscopic plastic pollutants in the air are accumulating in the lungs of
birds. Researchers worldwide are growing increasingly concerned about
the widespread presence of these harmful particles in the air people
breathe and the food they consume.

Shane DuBay, an assistant professor of biology at UTA and co-author of
the study published in the Journal of Hazardous Materials, explained that
birds were selected for the research because they inhabit nearly every
region of the world and frequently share environments with humans.
“Birds serve as important indicators of environmental conditions,” said
DuBay, who collaborated with researchers from Sichuan University and
Chengdu Tianfu International Airport, both in Chengdu, China. “They help
us understand the state of the environment and make informed decisions
about conservation and pollution control.”

Page 13 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Shane DuBay, an assistant professor of biology at
UTA and co-author of the study. Credit: UTA

Study Methodology and Findings
DuBay’s team studied 56 different wild birds from 51 distinct species, all
sampled from the Tianfu airport in western China. They collected lung
samples from each bird and performed two types of chemical analyses.

They used laser direct infrared technology to detect and count
microplastics in the birds’ lungs. Pyrolysis gas chromatography-mass-
spectrometry helped identify even smaller nanoplastics, which can enter
the lungs through the bloodstream. Together, the tests allowed scientists to
measure the amount of plastic in the birds’ lungs and determine the
specific types of plastics present.

The study found high concentrations of microplastics in bird lungs, with an
average of 221 particles per species and 416 particles per gram of lung
tissue. The most common types identified were chlorinated polyethylene,
used for insulating pipes and wires, and butadiene rubber, a synthetic
material in tires.

While no official “safe” level of plastic particles in lung tissue exists, high
levels of microplastics have been linked to serious health conditions,
including heart disease, cancer, respiratory problems, and fertility issues.
“Our research highlights an urgent need to address plastic pollution in our
environments, as these contaminants can have far-reaching impacts on
ecosystem health, as well as human health,” DuBay said. “Our findings call
for further research, funding, and action to mitigate the harmful effects of
plastic pollution and ensure a healthier environment.”

Reference: “Assessing microplastic and nanoplastic contamination in bird
lungs: evidence of ecological risks and bioindicator potential” by Mengzhu
Wang, Pinxi Zhou, Shane DuBay, Shangmingyu Zhang, Zhixiong Yang,
Yibo Wang, Jiayu Zhang, Yiwei Cao, Zhengrui Hu, Xingcheng He, Shirui
Wang, Man Li, Chen Fan, Boyan Zou, Chuang Zhou and Yongjie Wu, 17
January 2025, Journal of Hazardous Materials.
DOI: 10.1016/j.jhazmat.2025.137274

Page 14 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Funding: National Natural Science Foundation of China, Second Tibetan Plateau
Scientific Expedition and Research Program, Survey of Wildlife Resources in Key
Areas of Tibet, Fundamental Research Funds for the Central Universities
EnvironmentMicroplasticsPollutionPublic HealthUniversity of Texas at Arlington

Share.FacebookTwitterPinterestLinkedInEmailReddit

Related Articles
Study Exposes the Endless Loop of Microplastic and Forever Chemical Pollution
Eco-Friendly Fibers May Pose a Greater Threat to the Planet Than Plastics,
Concerning Study Reveals
Startling Discovery: Scientists Find Microplastics in Infant Organs at Birth
Microplastic “Hotspots” Identified in Long Island
New Plant-Based Plastic Releases 9 Times Less Microplastics
Unseen Hazard: The Invisible World of Plastics and Oligomers in Your Laundry
Microplastics From Tires Are Polluting Our Waterways
Microplastics Can Carry Parasites to Ocean, Affecting Wildlife and Human Health
Devices Can Reduce Fibers Produced From Washing Machines by Up to 80%

3 Comments
1.
Anton Ossa on March 5, 2025 8:08 pm
We have polluted our beautiful planet to the point where we are no longer
going to be able to survive on it.
Reply
o
Rob on March 6, 2025 1:55 pm
Don’t worry. We are incapble politically of doing anything about it, depsite
our ability to replace plastic containers with glass ones and reduce our
reliance on cars. And we laugh at the stupidity of the Dinosaurs.
Reply
2.
bonni adah stoker on March 7, 2025 4:01 pm
well the alternative is to not breathe
Reply
Leave A Reply
Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

• Facebook Twitter Pinterest YouTube

Don't Miss a Discovery
Subscribe for the Latest in Science & Tech!
Name:
Email:
We respect your email privacy
Trending News
Extending Lifespan: Scientists Discover Potential New Use for Widely Known
Drug
Scientists Reveal a Surprising Link Between Ibuprofen and Brain Health
NASA’s SPHEREx on a Cosmic Ice Hunt: Uncovering the Universe’s Hidden
Water
New Research Exposes Shocking Health Risks of Chemicals Found in Popular
Everyday Products

Page 15 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Astonishing Results: Simple Supplement Improves Heart Failure Patients
Survival Rates to 100%
Inside the Asian Hornet: Scientists Uncover a Shocking 1,400-Species Feast
Scientists Have Uncovered One of the Oldest Birds Ever – And It’s Unlike
Anything We’ve Seen
Quantum Computers Keep Losing Qubits but Scientists Just Found a Fix

Follow SciTechDaily
• Facebook
• Twitter
• YouTube
• Pinterest
• Newsletter
• RSS
SciTech News
• Biology News
• Chemistry News
• Earth News
• Health News
• Physics News
• Science News
• Space News
• Technology News
Recent Posts
• What Stopped Coral Growth for 3,000 Years? Scientists Uncover the Mystery
• New Study: This Broccoli Compound Could Reduce Your Risk of Type 2
Diabetes
• China’s New Quantum Machine Runs One Million Times Faster Than Google’s
• GPS on the Moon? NASA’s Historic Breakthrough Just Changed Space Travel
• The Hidden Toxin Destroying Liver Cells – And the Breakthrough That Might
Save Them
Copyright © 1998 - 2025 SciTechDaily. All Rights Reserved.
• Science News
• About
• Contact
• Editorial Board
• Privacy Policy
• Terms of Use

https://scitechdaily.com/how-much-plastic-are-you-breathing-scientists-
issue-urgent-warning/

Page 16 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Marissa Heffernan
1 week ago (5 March 2025)


Having left South Korea without a treaty, delegates from around the world will
reconvene in Switzerland in August to keep working to address global
plastic pollution. | Nexus 7/Shutterstock

Several months after wrapping what was intended to be the final
negotiations on a global plastic pollution management treaty, the United
Nations Environment Programme has announced the dates for extended
talks.

The International Negotiating Committee 5.2 will be held at the Palais des
Nations in Geneva, Switzerland, Aug. 5-14.

In December, member countries failed to reach consensus on a legally
binding treaty to manage plastic pollution. The March 2022 vote
that started the negotiation process set a deadline of the end of 2024 to
prepare treaty text for presentation to a Conference of Parties.

However, delegates decided to keep working to address longstanding
disagreements around plastic production caps, funding and the treaty’s
proper scope.

In a statement, Ana Rocha, director of global plastics policy at the Global
Alliance for Incinerator Alternatives, said “the tides turned at INC-5, and the
possibility of an ambitious plastics treaty is now more concrete than it’s
ever been.”
“At INC-5.2, governments must keep up the momentum and stay strong
against fossil fuel interests,” Rocha said, noting that in particular, countries
must defend a provision for voting without full consensus “to ensure a

Page 17 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


democratic process where no one nation can block progress towards a
treaty.”

More stories about legislation
• PCR mandates, global policy needed to improve rates
• Takeaways from EPA nominee Zeldin’s confirmation hearing
• Packaging EPR bill re-introduced in Tennessee

Categories: News

Tags: industry groups, legislation, marine debris

Plastics Recycling Update
Back to top Exit mobile version

https://resource-recycling.com/plastics/2025/03/05/inc-5-2-for-global-
plastic-treaty-to-be-held-in-august/amp/





Konsultan kelola sampah, partipasi atau
cari

Riza V.
Tjahjadi <[email protected]>

Fri, Mar 7, 7:38 AM (1 day ago)



to biotani2001, riza2024

[6/3 08.05] Ruddy
Gustave: https://www.youtube.com/watch?v=HmNP7wdzyPU

[6/3 08.13] RizaVTjahjadi: Itu disebar hari Jumat minggu lalu.
Ini point dia

Kami telah mengadvokasikan isu pengelolaan sampah ini sejak tahun
2022 di DPR. Pada 16 Juni 2022, Kami berkesempatan menghadiri rapat
pleno RDPU bersama Badan Legislasi DPR RI dalam rangka pemantauan
dan peninjauan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah.

Dalam forum tersebut, Kami menyampaikan bahwa pendanaan dari APBD
tidak mencukupi untuk memastikan cakupan layanan pengelolaan sampah
yang optimal di seluruh kota dan kabupaten. Tanpa skema pendanaan
yang lebih inovatif dan berkelanjutan, keterbatasan dalam infrastruktur dan
operasional pengelolaan sampah akan terus terjadi di banyak daerah.

Page 18 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Selain itu, tantangan koordinasi antara pemerintah provinsi dan
pemerintah daerah masih menjadi kendala signifikan. Tanpa adanya peran
koordinatif yang kuat di tingkat provinsi, efektivitas sistem pengelolaan
sampah akan sulit tercapai. Isu ini memerlukan solusi konkret serta
kolaborasi yang erat antar pemangku kepentingan guna menciptakan
sistem pengelolaan sampah yang lebih efektif dan berkelanjutan.

Tonton selengkapnya disini -> http://w4c.id/DPR2022

#BerusahaBIJAKSANA #PengelolaanSampah #SampahIndonesia
#Sustainability #LingkunganBersih #KebijakanPublik #EkonomiSirkular
#InovasiLingkungan #GreenEconomy #KolaborasiUntukNegeri
#IndonesiaBersih #SampahTanggungJawabBersama
#AdvokasiLingkungan #KebijakanHijau #CircularEconomy #ZeroWaste
#SampahBukanWarisan #DPRRI #APBD

[6/3 08.14] Ruddy Gustave: sementara usulan menteri lingkungan hidup
ada pulau khusus untuk tpa seperti di singapore,

[6/3 08.14] RizaVTjahjadi: Ya lumayanlah kalau dia mau nyosor ke
APBD... Cuma butuh waktu, karena gak semua APBD punya PAD yg
memadai utk kelola sampah shg perlu transisi... Lumayanlah

[6/3 08.15] RizaVTjahjadi: Bisanya niru doank; copy paste

[6/3 08.15] Ruddy Gustave: kalau dengan pemerintah harus ada angka
dasar dan kebutuhan dasar

[6/3 08.16] Ruddy Gustave: takutnya ini konsultan cuma borong kerjaan
dasar sisanya partisipasi publik tidak dibahas

[6/3 08.16] RizaVTjahjadi: Ya itu mereka musti kerjakan detilnya

[6/3 08.17] Ruddy Gustave: sementara pemda gayanya songong, berasa
punya uang suka suakanya dia

[6/3 08.17] Ruddy Gustave: karna di permukaan sampah tidak terurus yg
salah adalah undang undang

[6/3 08.18] RizaVTjahjadi: Tapi belum tentu semua pemda mau dan
mampu... Naaah itulah kerjaan multiyears mereka

[6/3 08.18] Ruddy Gustave: pertanyaannya apakah uu jika tidak
dilaksanakan bisa dikenakan sanksi administrasi?

[6/3 08.19] Ruddy Gustave: jika tidak ya tidak butuh uu cukup omon omon
saja hehehehehe

Page 19 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


[6/3 08.26] RizaVTjahjadi: Ada 2 yg dieksekusi mulai bulan ini. Pembakar
sampah dan penutupan 306 TPA per 1 Maret.
Semuanya pidana pelanggaran.

Tengok aja sebulan-dua hasilnya nanti... Mana yg konsisten, mana yg
kompromi plus asistensi.

UU ttg Sampah 2008 dan Perda 'sing-masing pemda bisa dipakai untuk
eksekusi tapi juga utk monitoring publik

[6/3 08.27] Ruddy Gustave: perlilaku sampah ini mirip dengan perilaku
lalulintas, jika ada polisi baru taat rambu jika tidak ada polisi menurut gue

[6/3 08.28] RizaVTjahjadi: TPA Suwung termasuk yg ditutup Gakum.
Pantau aza

[6/3 08.29] Ruddy Gustave: pasti minta dispensasi, sebab 3 TPST yang
baru dibangun tutup semua karena investor nyerah

[6/3 08.31] RizaVTjahjadi:

[6/3 08.32] Ruddy Gustave: baru kemarin menteri lingkungan hidup ngaku
tpa masih dikelola open dumping, hehehehehe padahal berapa menteri
sudah ngeles

[6/3 08.36] RizaVTjahjadi: Biasa... tekanan PS dia mau hilangkan predikat
pelanggar HAM (1998) dan teriak" sbg pembersih korupsi

[6/3 08.40] Ruddy Gustave: karena waste4 change bahas uu jadi saya
tidak begitu lihat bagaimana peran masyarakat setempat dilibatkan
menyelesaikan masalahnya di tempat masing masing dengan perangkat
hukum setempat, semi federal,

[6/3 08.41] Ruddy Gustave: dia masuk penilain masyarakt soal kesadaran
tentang sampah, iya, selama kaum miskin di bantaran tidak dikasih
fasilitas yg baik ya semaunya

[6/3 08.42] Ruddy Gustave: sdah dikasih pun hanya bertahan setahun
lebih dikit saja

[6/3 08.42] RizaVTjahjadi: Gak berani dia lihat" angin... Dia biasanya lobby
lunak dan cari proyek

[6/3 08.43] Ruddy Gustave: sudah tahu kelakuannya, karena itu bisnis
lingkungan perkotaan

[6/3 08.44] Ruddy Gustave: jadi susah berdakan antara gerakan
lingkungan dan proyek lingkungan

Page 20 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



[6/3 08.45] RizaVTjahjadi: Termasuk tampung dana" green washing

[6/3 08.45] Ruddy Gustave: apalagi itu, slogannya, kasih uang mu nanti
kami yang urus,

[6/3 08.47] Ruddy Gustave: rasa rasanya perlu gaya trump, konsultan
development agen usaid langsung lemas

[6/3 08.47] RizaVTjahjadi: Dia itu dulu yg promosi jargon: Indonesia Bebas
Sampah 2020


Tanya ke Sonny masih ingat gak dia?

[6/3 08.48] Ruddy Gustave: mereka kan komplotannya komandan
sudirman

[6/3 08.49] Ruddy Gustave: jadi, bantar gebang juga harus tutup kah

[6/3 08.50] RizaVTjahjadi: Iya... gegara Sonny mata gelap... kalo gak ada
kasusnya Sonny mana mungkin Sudirman naik jd ditektur?

[6/3 08.51] RizaVTjahjadi: Belum kutengok... baru selesai acaraku dng
petani di lingkaran KWI

[6/3 08.52] Ruddy Gustave: termasuk kategori yg harus tutup kan atau
diplesetin jadi sanitasi landfill hahahahaha, bisa berantam nanti sama PU

[6/3 08.53] Ruddy Gustave: ehhh salah landfill control

[6/3 08.55] RizaVTjahjadi: Semua yg dibangun PUPR sesui UU tapi yg
dibangun pemda ya acak kadut'laah; termasuk praktek penimbunan
sampahnya

[6/3 08.57] Ruddy Gustave: yg di pemda denpasar, gianyar, klungkung itu
dibangun pu juga cuma setelah itu pengelolaannya diserahkan ke pemda,
yg bikin sempoyangan, rata rata tahun ke 3 masalah di angkutan dan
pengurangan

[6/3 08.58] Ruddy Gustave: semula tidak terpikirkan jika sampah desa juga
harus masuk ke tpa tabanan, hehehehehe

[6/3 08.59] Ruddy Gustave: rata rata masih melihat sampah dengan ilmu
kacamata kuda

[6/3 09.00] RizaVTjahjadi: Itu dia... Soal proyeksi selalu lemah... entah itu
Bandara Juanda, apalagi sampah... Dari sononya ya begitu

Page 21 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025




[6/3 09.01] Ruddy Gustave: mereka tidak melihat sampah itu adalah hasil
akhir masyarakat industri, yang bergerak secara ekponensial, parah

[6/3 09.05] Ruddy Gustave: dewan sampah diundang dengar pendapat
kah di dpr?

[6/3 09.08] Ruddy Gustave: sepertinya mau dijadikan badan sampah oleh
menteri sekarang

[6/3 09.08] RizaVTjahjadi: Gak... daah mati suri sejak Nabiel meninggal

[6/3 09.09] RizaVTjahjadi: Biar aja... gak ada dananya juga. SEMUA dana
ke MBG dan Danantara

[6/3 09.10] Ruddy Gustave: bikin koalisi ngo jakarta dengan kertas posisi
desak dpr

[6/3 09.11] RizaVTjahjadi: Bikinlah

[6/3 09.12] Ruddy Gustave: cuma kantor konphalindo kejauhan di
jagakarsa kalau bikin pertemuan awal

[6/3 09.13] Ruddy Gustave: kalau ngak dorong walhi jakarta, kan posisi
kamu masih mbahnya di sana

[6/3 09.15] RizaVTjahjadi: Ntar abis lebaran... Sekalian issue sampah
ramadhan

[6/3 09.16] Ruddy Gustave: sip… dah


Attachments area
Preview YouTube video Pengelolaan Sampah di Indonesia: Tantangan
dan Solusi dalam RDPU Bersama DPR RI


Pengelolaan Sampah di Indonesia: Tantangan dan Solusi dalam
RDPU Bersama DPR RI

Page 22 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Hasil pencarian saya lewat Google.com


Ringkasan AI

Dengarkan
Beberapa Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang akan atau sudah ditutup oleh
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) di antaranya:
TPA Cipayung, Depok
TPA Suwung
TPA Burangkeng
TPA Cipeucang, Tangerang Selatan
KLH berencana menutup 306 TPA di seluruh Indonesia, termasuk TPA yang
overload dan TPA open dumping.
TPA adalah tempat akhir pengelolaan sampah, mulai dari sumber,
pengumpulan, pemindahan, pengolahan, dan pembuangan. TPA berfungsi
untuk memroses dan mengembalikan sampah ke lingkungan secara aman.
KLH melakukan berbagai tindakan terhadap TPA yang bermasalah, di
antaranya:
Menjatuhkan sanksi kepada 343 TPA open dumping yang bermasalah
Memerintahkan TPA Sarimukti untuk beralih ke sanitary landfill
Memerintahkan TPA Burangkeng untuk segera ditata ulang
Menetapkan tahapan sebelum menutup total TPA open dumping

KLH dan Kehutanan menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
lingkungan hidup dan kehutanan.
Menteri Lingkungan Hidup Akan Tutup Semua TPA Overload Mulai ...
17 Feb 2025 — Berita Terkait * Menteri Lingkungan Hidup Akan Tutup 306 TPA,
Termasuk Suwung. * Kementerian LH Sanksi 343 TPA Open Dumping
Bermasalah, Ada Sarimukt...

detikNews
Kementerian LH bidik 306 TPA seluruh Indonesia ditutup
4 Jan 2025 — * Bendung Katulampa Bogor kembali berstatus Siaga 2. 12 jam
lalu. * Jembatan Cicangor di jalan Badami-Loji Karawang amblas. 12 jam lalu. *
Luapan Sun...

ANTARA News
Potret TPA Cipeucang Tangsel yang Akan Ditutup KLH - detikNews
22 Feb 2025 — Tangerang Selatan - TPA Cipeucang di Tangsel akan ditutup
oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). TPA itu akan ditutup karena masih
mengelola sampah...

detikNews
TPA ADALAH TEMPAT PEMROSESAN AKHIR BUKAN ...
Sedangkan TPA adalah singkatan dari Tempat Pemrosesan Akhir yaitu tempat
untuk memroses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara
aman bagi manusia da...

Beranda Kecamatan Buleleng
PERPRES No. 92 Tahun 2020 - Peraturan BPK

Page 23 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang lingkungan hidup dan
kehutanan untuk membantu Presiden...

BPK RI
9. Pemrosesan Akhir Sampah
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) merupakan tempat dimana sampah mencapai
tahap terakhir dalam pengelolaannya sejak mulai timbul di sumber,
pengumpulan, pemindahan/

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
AI generatif bersifat eksperimental.





Cemari lingkungan, Menteri LH: 7 TPA
"open dumping

• Jumat, 7 Maret 2025 13:34 WIB

Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq dan Ditjen EBTKE Kementerian ESDM Eniya
Listiani Dewi (kiri) ditemui usai konferensi pers di Kantor Kemenko Pangan,
Jakarta, Jumat (7/3/2025). ANTARA/Prisca Triferna/am.

Ada mungkin 7 atau 8 itu yang kira-kira potensi
pencemarannya cukup sangat serius, sehingga
pendekatan hukum wajib dilakukan


Jakarta (ANTARA) - Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq
mengatakan setidaknya terdapat tujuh Tempat Pemrosesan Akhir

Page 24 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


(TPA) open dumping yang pengelolaannya akan dikenakan langkah
pidana karena mencemari lingkungan.

Ditemui usai konferensi pers rapat tingkat menteri membahas pengelolaan
sampah di Kantor Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Pangan,
Jakarta, Jumat, Menteri LH Hanif menyampaikan pemerintah akan mulai
melakukan penutupan praktik TPA yang melakukan open dumping atau
pembuangan sampah secara terbuka mulai pada 10 Maret.

"Tetapi yang seperti Burangkeng, kemudian Rawa Kucing, itu ditutup dan
ada pidana di sana karena sudah menyebabkan kerusakan lingkungan
yang cukup serius. Ada mungkin 7 atau 8 itu yang kira-kira potensi
pencemarannya cukup sangat serius, sehingga pendekatan hukum wajib
dilakukan," kata Hanif.

Baca juga: Pemerintah bakal tutup praktik TPA "open dumping" mulai 10 Maret

Hanif merujuk kepada TPA Burangkeng di Bekasi, Jawa Barat, dan TPA
Rawa Kucing di Tangerang, Banten, yang sudah menjalani proses
penegakan hukum oleh Deputi Bidang Penegakan Hukum KLH.

Dia mengatakan penutupan yang dilakukan menyasar praktik open
dumping yang dilakukan banyak TPA, dengan KLH menargetkan
penertiban 343 TPA open dumping di seluruh Indonesia.

Dengan adanya sanksi administratif paksaan pemerintah tersebut, kata
dia, diharapkan pemerintah daerah (pemda) dapat melakukan
pembenahan, mengingat kewajiban pengelolaan sampah berada di tingkat
kabupaten/kota.

Baca juga: KLH: Ada potensi pidana beberapa pengelola TPA sampah "open
dumping"

Perbaikan tersebut dapat dimulai dari penyusunan regulasi yang mumpuni
dan mengalokasikan setidaknya tiga persen dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD).

"Pemerintah daerah juga harus aktif mulai pengurangan, penggunaan
ulang dan seterusnya," kata Menteri Hanif.

Sebelumnya pemerintah sedang mempersiapkan peleburan tiga Peraturan
Presiden (Perpres) menjadi satu aturan terkait pengelolaan sampah untuk
dimanfaatkan menjadi sumber listrik. Pemanfaatan tersebut ditujukan
untuk menekan jumlah timbulan sampah yang berakhir di TPA yang
pengelolaannya belum optimal di sejumlah daerah.

Baca juga: Menteri LH: Ada tahapan sebelum tutup total TPA sampah "open
dumping"

Page 25 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

• open dumping KLH menteri lingkungan hidup menteri lh
• pengolahan sampah tpa sampah

https://www.antaranews.com/berita/4694905/cemari-lingkungan-menteri-
lh-7-tpa-open-dumping-bakal-dipidana








Zulhas: Pemerintah Larang Pembuangan

video


Anggi Muliawati - detikNews
Jumat, 07 Mar 2025 11:53 WIB

Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas),
mengatakan pemerintah akan menutup praktik pembuangan sampah pada
lahan terbuka atau yang disebut sebagai open dumping. Zulhas berencana
menutup pengumpulan sampah metode open dumping mulai Senin (10/3).
"Kita akan mulai melarang menutup praktik open dumping. Jadi nanti
sampah harus masuk, dikelola sampai habis sempurna istilahnya," kata
Zulhas di Kemenko Pangan, Jakarta Pusat, Jumat (7/3/2025).

"Senin mulai jalan (penutupan open dumping), di samping kita mengejar
perpres sampai selesai," sambungnya.

Baca juga: TPA Cipayung Overload Akan Ditutup, Pemkot Depok Siapkan Fasilitas
RDF

Zulhas mengatakan akan berupaya menyelesaikan persoalan sampah.
Zulhas menargetkan pengaturan sampah dapat selesai selama lima tahun.

"Diharapkan dalam lima tahun ini kita bisa menyelesaikan di 30 provinsi,
karena sampah kita ini sudah menggunung," ujarnya.

Dia mengatakan pemerintah akan membuat Perpres baru mengenai

Page 26 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


pengelolaan sampah. Zulhas mengatakan Perpres itu akan menggantikan
tiga lain yang berkaitan dengan sampah.

Tiga perpres yang bakal digantikan perpres baru itu adalah:
- Perpres Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut
- Perpres Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan
Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi
Ramah Lingkungan, dan
- Perpres Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga

Baca juga: Menteri Lingkungan Hidup Akan Tutup Semua TPA Overload Mulai Akhir
Bulan Ini

"Pengelolaan sampah ini ternyata rumit karena aturannya begitu banyak.
Ada aturan dari pemerintah daerah, ada dari DPRD, ada dari bupati atau
gubernur, ada kementerian terkait, padahal terakhir yang beli itu PLN.
Karena itu ini harus kita pangkas, nanti seperti pupuk ya, pupuk kemarin
itu dipangkas jadi mudah," jelasnya.

Lebih lanjut, Zulhas kemudian menjelaskan berkaitan dengan tarif. Zulhas
menuturkan ke depan tidak akan ada lagi tipping fee.

"Oleh karena itu, tarifnya ini kita jadikan satu, tidak ada lagi tipping fee, tapi
tarifnya dinaikkan. Dari 13,35 sen jadi antara 19,20 sen, sehingga satu
pintu," tuturnya.

"Nanti selisihnya tentu subsidi, ditagih kepada Kementerian Keuangan ya.
Jadi dengan begitu, dipangkas prosedur yang rumit itu menjadi singkat,"
imbuh dia.

(amw/dnu)
sampah tempat pembuangan sampah open dumping zulkifli hasan
zulhas

Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu
Usulkan di sini

Berita Terkait
4 Poin Rakortas Menko Pangan soal Strategi Kelola Sampah di RI
Pemerintah Mau Naikkan Tarif Pembelian Listrik dari Pembangkit Sampah
Video: Pemerintah Larang Pembuangan Sampah Lahan Terbuka Mulai Senin
Tetangga Buang Sampah di Tempat Sampah Kita, Bisa Diperkarakan?
Zulhas cs Godok Perpres Baru Olah Sampah Jadi Listrik
Targetkan Indonesia Bebas Sampah 2025, Luhut Datangi TPST Mengwitani
Sistem PSEL di TPA Benowo Jadi Percontohan Nasional Atasi Masalah Sampah

Rekomendasi untuk Anda
Selengkapnya

Page 27 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


detikNews
Ketua KPK Temukan Adanya Pengurangan Harga MBG, dari Rp 10 Ribu Jadi 8.000
detikNews

Baca artikel detiknews, "Zulhas: Pemerintah Larang Pembuangan Sampah Lahan
Terbuka Mulai Senin" selengkapnya https://news.detik.com/berita/d-
7811301/zulhas-pemerintah-larang-pembuangan-sampah-lahan-terbuka-
mulai-senin.




4 Poin Rakortas Menko Pangan soal

Anggi Muliawati - detikNews
Jumat, 07 Mar 2025 17:22 WIB



Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan
atau Zulhas (Anggi Muliawati/detikcom)

Jakarta - Menteri Koordinator (Menko) Pangan Zulkifli Hasan menggelar
rapat koordinasi terbatas (rakortas) bersama Kementerian Lingkungan
Hidup, Bappenas, hingga Kementerian ESDM. Ada sejumlah hal yang
dihasilkan dalam rapat tersebut. Apa saja?

Rapat digelar di kantor Kemenko Pangan, Jakarta Pusat, Jumat
(7/3/2025). Rapat tersebut membahas proses pengelolaan sampah.

Baca juga: Zulhas: Pemerintah Larang Pembuangan Sampah Lahan Terbuka Mulai
Senin

Berikut ini poin-poin penjelasan hasil rakortas pangan:

1. Harmonasi 3 Perpres Jadi 1 Aturan soal Pengelolaan Sampah

Zulhas mengatakan pemerintah akan membuat Perpres baru mengenai
pengelolaan sampah. Zulhas mengatakan perpres itu akan menggantikan
tiga lain yang berkaitan dengan sampah.

Page 28 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Tiga perpres itu adalah:
- Perpres Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut
- Perpres Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan
Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi
Ramah Lingkungan,
- Perpres Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
(Stranas) Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga.

"Manajemen pengelolaan sampah secara umum, ada tiga perpres, yang
akan kita jadikan satu," kata Zulhas.

"Ada perpres tersendiri, ada perpres mengenai Stranas, ada lagi perpres
mengenai sampah laut. Jadi ada tiga, kita minta jadi satu," sambungnya.

2. Pengelolaan Sampah Melalui Teknologi

Zulhas mengatakan persoalan sampah menjadi salah satu pembahasan
yang penting. Zulhas menyampaikan nantinya pengelolaan sampah akan
menggunakan teknologi.

"Tetapi dalam pengelolaan sampah secara umum itu, ada penyelesaian
yang penting, yaitu mengenai salah satunya itu penggunaan teknologi.
Bagaimana sampah itu diolah menjadi energi listrik," jelas Zulhas.

Zulhas menilai rumitnya pengelolaan sampah lantaran terlalu banyak
aturan. Padahal, menurut dia, pembelian dari hasil pengelolaan sampah itu
akan dilakukan oleh PT PLN.

"Pengelolaan sampah ini ternyata rumit karena aturannya begitu banyak.
Ada aturan dari pemerintah daerah, ada dari DPRD, ada dari bupati atau
gubernur, ada kementerian terkait, padahal terakhir yang beli itu PLN.
Karena itu ini harus kita pangkas, nanti seperti pupuk ya, pupuk kemarin
itu dipangkas jadi mudah," jelasnya.

"Ini hal yang sama kita akan lakukan, nanti perpres yang tiga itu jadi satu
karena PLN yang akan membeli hasilnya, ya sudah PLN yang beri izin
Kementerian ESDM. Izin dari kementerian ESDM langsung ke PLN,
selesai. Tinggal nanti kewajiban pemerintah daerah seperti apa," sambung
dia.

Baca juga: Warga Ikut Bongkar Paksa Hibisc Fantasy di Puncak Bogor

3. Tarif Pembelian Listrik dari Pembangkit Sampah Naik

Zulhas mengatakan pemerintah berencana menaikkan tarif pembelian
listrik dari pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa). Dia menyebut
pembelian pembangkit sampah yang semula USD 13,35 sen per kWh
menjadi USD 19 sampai 20 sen per kWh.

Page 29 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



"Kemudian, tarifnya, tarifnya kalau 13,35 sen memang sulit sekali,"
ujarnya.

"Oleh karena itu, tarifnya ini kita jadikan satu, tidak ada lagi tipping fee, tapi
tarifnya dinaikkan. Dari 13,35 sen jadi antara 19-20 sen, sehingga satu
pintu," sambungnya.

Dia mengatakan, jika terdapat selisih, akan menggunakan subsidi. Zulhas
mengatakan pemerintah akan terus berupaya memudahkan dalam
pengelolaan sampah.

"Nanti selisihnya tentu subsidi, ditagih kepada Kementerian Keuangan ya.
Jadi dengan begitu, dipangkas prosedur yang rumit itu menjadi singkat,"
ungkapnya.

4. Pemda Wajib Siapkan Lahan dan Sampah

Dari rapat tersebut, pemerintah pusat meminta pemerintah daerah untuk
menyiapkan lahan dan sampah. Hal itu, nantinya akan menjadi kewajiban
dari pemerintah daerah.

Zulhas mengatakan akan berupaya menyelesaikan persoalan sampah.
Zulhas menargetkan pengaturan sampah dapat selesai selama lima tahun.

"Diharapkan dalam lima tahun ini kita bisa menyelesaikan di 30 provinsi
karena sampah kita ini sudah menggunung," ujarnya.

Zulhas mengatakan pemerintah akan menutup praktik pembuangan
sampah pada lahan terbuka atau yang disebut sebagai open dumping.
Zulhas berencana menutup pengumpulan sampah metode open dumping
mulai Senin (10/3).

"Kita akan mulai melarang menutup praktik open dumping. Jadi nanti
sampah harus masuk, dikelola sampai habis sempurna istilahnya," kata
Zulhas.

"Senin mulai jalan (penutupan open dumping), di samping kita mengejar
perpres sampai selesai," sambungnya.

Simak juga Video 'PBNU Teken MoU dengan Power Pro, Kelola Sampah
Jadi Cuan':

(amw/dek)
zulkifli hasan menteri perdagangan mendag sampah listrik

Baca artikel detiknews, "4 Poin Rakortas Menko Pangan soal Strategi Kelola Sampah
di RI" selengkapnya https://news.detik.com/berita/d-7812116/4-poin-rakortas-

Page 30 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


menko-pangan-soal-strategi-kelola-sampah-di-ri.






TPA Sarimukti Longsor



Sabtu 08 Maret 2025.

Terjadi Longsor Sampah di TPA Sarimukti Bandung Barat.
Semoga menjadi perhatian untuk Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan
Sampah.

#Stop penanganan Sampah dengan cara Memindahkan Masalah dari
suatu lokasi ke lokasi lain.
#Stop Open Dumping.

Sumber: Grup WA Yasos BKS 8 Maret 2025



Volume Sampah ke TPA Sumurbatu Naik

Mevin.ID - Redaksi
Senin, 10 Maret 2025

Page 31 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumurbatu, milik
Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi, mengalami peningkatan signifikan pasca banjir yang
melanda wilayah tersebut.

Bekasi, Mevin.ID – Volume sampah yang masuk ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) Sumurbatu, milik Pemerintah Kota (Pemkot)
Bekasi, mengalami peningkatan signifikan pasca banjir yang melanda
wilayah tersebut.

Sebelum banjir, TPA Sumurbatu menampung rata-rata 1.350 ton sampah
per hari, namun setelah banjir, volume sampah meningkat menjadi 1.850
ton per hari, atau naik sekitar 30%.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) TPA Dinas Lingkungan
Hidup Kota Bekasi, Toni Kurniadi, menjelaskan bahwa peningkatan
volume sampah ini didominasi oleh sampah-sampah dari warga yang
rumahnya terkena banjir.

“Sampah tambahan tersebut merupakan imbas dari banjir yang melanda
Kota Bekasi. Banyak warga yang membuang barang-barang rumah tangga
yang rusak akibat banjir,” ujar Toni pada Senin (10/3/2025).




Kondisi TPA Sumurbatu
Toni juga mengungkapkan bahwa beberapa hari lalu, TPA Sumurbatu
sempat mengalami pergeseran tanah, yang sempat menghalangi jalan
truk sampah untuk masuk ke lokasi pembuangan.

“Alhamdulillah, hari ini kondisi TPA Sumurbatu sudah normal dan dapat
menampung sampah warga Kota Bekasi sebagaimana hari-hari biasa,”
kata Toni.

Page 32 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



TPA Sumurbatu hingga saat ini masih menggunakan sistem open
dumping, yaitu metode pembuangan sampah dengan cara menumpuk
sampah di area terbuka.

Meskipun sistem ini dianggap kurang ramah lingkungan, TPA Sumurbatu
tetap menjadi andalan Pemkot Bekasi dalam menangani sampah warga.

Tantangan ke Depan
Peningkatan volume sampah pasca banjir menjadi tantangan tersendiri
bagi pengelola TPA Sumurbatu. Toni menegaskan bahwa pihaknya akan
terus berupaya memastikan TPA dapat beroperasi dengan baik meskipun
volume sampah meningkat.

“Kami akan terus memantau kondisi TPA dan memastikan sampah warga
dapat tertangani dengan baik,” ujarnya.

Dampak Banjir terhadap Lingkungan
Banjir tidak hanya menyebabkan kerugian materi bagi warga, tetapi juga
berdampak pada lingkungan, termasuk peningkatan volume sampah yang
harus dikelola.

Pemkot Bekasi diharapkan dapat segera mengevaluasi sistem
pengelolaan sampah untuk meminimalkan dampak lingkungan, terutama di
TPA Sumurbatu.

Harapan untuk Penanganan Sampah yang Lebih Baik
Dengan kondisi TPA yang sudah kembali normal, Pemkot Bekasi
diharapkan dapat segera menindaklanjuti peningkatan volume sampah ini
dengan langkah-langkah strategis, seperti meningkatkan kapasitas TPA,
mengoptimalkan sistem pengelolaan sampah, dan mengedukasi warga
tentang pentingnya pengurangan dan pemilahan sampah.

“Kami berharap ke depan ada solusi yang lebih baik untuk pengelolaan
sampah di Kota Bekasi, terutama pasca bencana banjir seperti ini,”
pungkas Toni.

Dengan upaya ini, diharapkan masalah sampah di Kota Bekasi dapat
tertangani dengan baik, sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap
lingkungan dan kesehatan masyarakat.***

Follow WhatsApp Channel mevin.id untuk update berita terbaru setiap hariFollow

Berita Terkait
Jabar Targetkan 30 Sekolah Rakyat: Untuk Siapa Program Ini? Simak
Penjelasannya
PC SP KEP SPSI Bekasi Gelar Buka Puasa Bersama dan Tadarus Al-Qur’an 30
Juz
“Pawang Hujan” BMKG Turun Tangan, Modifikasi Cuaca Turunkan Intensitas
Hujan Ekstrem di Jabar

Page 33 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Wahai Para Guru, Inilah Mekanisme Baru Penyaluran Tunjangan Profesi Guru
ASN yang Langsung ke Rekening
Wali Kota Bekasi Hadiri Rakor Terkait Sekolah Rakyat Bersama Gubernur Jabar
dan Mensos RI
Pemkot Cirebon Temukan Selisih Berat dan Harga MinyaKita di Pasaran
BMKG Imbau Masyarakat Sumatera Utara Waspadai Hujan Lebat dan Gelombang
Tinggi
Indikasi Korupsi di PT. BBWM Kab. Bekasi, Pendemo Minta Aparat Ambil
Langkah Hukum

Tag : Banjir Bekasi TPA Sumurbatu

Berita Terbaru

https://mevin.id/volume-sampah-ke-tpa-sumurbatu-naik-30-pasca-banjir-di-
bekasi/






Letter from the Pier | March 10, 2025

Environmentally Friendly Eid Homecoming

Two important issues of Lebaran homecoming: safety and environment. Both are
neglected.
Sincere Eternal


EID is still 20 days away. The celebration of Eid al-Fitr, socially and
culturally, is intertwined with the homecoming phenomenon. The spirituality
of the Ramadan fast is sometimes anticlimactic, eroded by the dominance
of the economic and cultural phenomenon. In 2024, the money turnover
during the homecoming period reached IDR 200 trillion, IDR 71.8 trillion
flowing to various regions, especially Central Java, West Java, Yogyakarta,
and East Java.
The Ministry of Transportation estimates that there will be 300 million
movements during the 2025 Eid homecoming. Of course, this is a big
phenomenon, both from a social and economic perspective. It is
reasonable if the Indonesian Chamber of Commerce predicts that the 2025
Eid homecoming will see the amount of money flowing to the regions
amounting to Rp157 trillion.

Page 34 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025




In the Lebaran homecoming, the crucial issue is the transportation sector,
both land, air, plus sea and crossings. The government seems enthusiastic
in providing discounts on transportation rates, especially planes (13-15%),
even toll rates are discounted by 20%, for certain sections.

Toll roads will receive primary attention, both by the government and the
homecoming community because they are favorites of homecoming
travelers, especially after the Trans Java toll road (1,832 kilometers) and
the integrated Trans Sumatra toll road (959.9 kilometers). It is estimated
that 40% more homecoming travelers will pass through toll roads. Although
they complain because the rates are getting more expensive, consumers
will still drive on toll roads because toll roads are empirically safer than
non-toll roads.

The safety aspect is a concern . In this regard, the air sector is much more
controlled and manageable. Also in the railway sector.

On the other hand, the ferry sector, especially in the pioneer area of
eastern Indonesia, must receive more careful attention, both in terms of
transport capacity and/or seaworthiness. Especially in extreme weather
seasons like today.

Data from PT Jasa Raharja in 2024 there were more than 26 thousand
Indonesian lives lost on the highway due to traffic accidents. More than
77% involved motorcycle users and more than 7,500 fatalities involved
trucks, especially ODOL (Over Load Over Dimension) trucks.

What about the victims of accidents on toll roads? Although the number is
smaller, the fatality rate on toll roads in Indonesia is still worrying, because
in 2023, the number of fatalities on toll roads reached 366 people.

According to data from the Traffic Corps of the National Police
Headquarters, in general, accidents in 2024 decreased, both in terms of
fatalities and/or accidents as a whole. Overall, the number of accidents
decreased by 15%, from the previous year's 2,159 accidents, down to
1,835 accidents.

Motorbikes contribute dominantly at 73%, passenger vehicles (buses) at
12%, goods vehicles at 10%, and private cars at 2%.

Page 35 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Despite the decline, the fatality rate is high. The number of fatalities during
the 2024 Eid homecoming reached 281 people. This figure is down 3%
from the previous year.

Therefore, if referring to the configuration of fatalities on the highway, both
during regular moments and or the Lebaran homecoming season,
whatever the reason, motorcycles should be a mode of transportation that
is prohibited for homecoming. From a technical perspective, motorcycles
are not a type of vehicle that is suitable for long-distance travel of up to
hundreds of kilometers, because the level of safety is very low.

The police and the Ministry of Transportation should not compromise on
this. The safety aspect in transportation cannot be compromised. Referring
to data from PT Jasa Raharja (2024), the dominant victims of the fatalities
were aged 6-25 years (school and university students) as much as
39.48%; and aged 26-55 years, namely the productive age as much as
39.26%.

The crucial issue of Lebaran homecoming is not only the aspect of
security, comfort, and safety. Along with the phenomenon of the climate
crisis, Lebaran homecoming should be approached with an "analysis knife"
of environmental issues. Unfortunately, for this matter, no party has
conducted a study, how the pluses and minuses of the Lebaran
homecoming procession are from an ecological perspective. The
government and society are maximally focused only on the economic and
social benefits of Lebaran homecoming.

From an ecological perspective, overall, the Eid homecoming can be
interpreted in two ways, the positive side and the negative side.

For the city of Jakarta and other big cities, the Lebaran homecoming has a
positive impact, because the city of Jakarta can "rest" from exploitation, for
example, groundwater exploitation. Because Jakarta residents still
predominantly use groundwater for daily needs.

Lebaran homecoming is also positive for reducing massive pollution in
Jakarta. In addition, it also reduces noise pollution, even light pollution.
Lebaran homecoming can be a momentary instrument for Jakarta and
other big cities, to "rest" from the exploitation of its citizens.

However, groundwater exploitation and air pollution will migrate to the
regions. Even traffic jams move to the regions, especially famous tourist
areas. The city of Yogyakarta, during the Lebaran homecoming, also turns
into an extraordinary "traffic jam hell".

However, pollution and groundwater use in the destination areas for Eid
homecoming can still be naturally “controlled”; because there are still many

Page 36 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


water catchment (absorption) areas and/or there are still many trees, which
effectively produce oxygen and absorb carbon monoxide.

In order to realize an environmentally friendly Eid homecoming, we need to
consider the following things:

First, going home for Eid using public transportation, such as using trains,
public buses, ships and crossings, and airplanes. With public
transportation, the main benefit is reducing the carbon footprint, at least in
terms of fuel use.

In fact, mainstreaming Lebaran homecoming with public transportation can
reduce the high potential for traffic accidents, especially those involving
motorcycles. So, free homecoming for motorcycle travelers is a positive
thing. Unfortunately, mass train transportation fares tend to be expensive,
especially for the executive class.

Second, for private vehicle users, it is ideal to use a better quality type of
fuel, at least Euro 2 or even Euro 4 standard. Although recently,
consumers have been troubled by allegations that Euro 2 standard fuel
(Pertamaks) is actually a mixture of Pertalite type fuel.

Using private vehicles to go home for Eid is also an unavoidable choice,
because the capacity of public transportation, such as trains and public
buses, is still limited and has not been able to meet the capacity of
travelers.

Moreover, in the regions the existence of public transportation is
increasingly eroded. So travelers inevitably use private vehicles. Therefore,
as much as possible, private vehicle users when going home for Eid use a
type of fuel with a higher octane number (RON).

Because by using high fuel standards, the Euro standard, will produce
more minimalist carbon emissions. And conversely, the lower the Euro
standard, the higher the carbon emissions will be.

Third , implementing eco-driving behavior . Driving behavior and style are
very influential in producing carbon emissions. Over-speed or under-
speed driving styles have the potential to erode fuel consumption (waste
fuel). So on toll roads, with a speed range of 60-80 kilometers/hour, it is
actually a way to save fuel.

In addition, of course, to mitigate potential accidents. Another
eco driving behavior is not smoking while driving. Smoking while driving
will produce carbon emissions, both from cigarette smoke, cigarette packs,
and cigarette butts, especially if the cigarette butts (which are still lit) are
thrown away carelessly, they can trigger a fire.

Page 37 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Even from the regulatory side, namely the Traffic and Road Transportation
Law, drivers who smoke while driving can be subject to sanctions in
accordance with Article 283 of Law No. 22 of 2009 concerning Traffic and
Road Transportation, which states that the sanctions can be punished with
imprisonment for a maximum of three months or a fine of up to IDR 750
thousand.

Fourth, save the use of bottled drinking water (AMDK), and packaged
sweetened beverages (MBDK). It is understandable if on a
trip (traveling) using AMDK. However, travelers should also mitigate to
reduce the potential for waste from used AMDK/MBDK packaging.

Therefore, travelers should prepare a tumbler/thermos during the
homecoming trip. Or at least travelers can buy AMDK with larger
packaging, for example 3-5 liters. Instead of buying AMDK with small
packaging, such as glass-sized packaging, 300 ml, or 600 ml. Even
according to the "carbon calculator" by IESR (Institut Essensial Services
Reform), one used bottle of AMDK/MBDK packaging produces a higher
carbon footprint than using 1 liter of fuel for our personal vehicles.

The climax of the Lebaran homecoming is at least crucially to mainstream
two issues, namely safety and sustainability. These two things are actually
inseparable, intertwined.

The safety issue starts from the behavior of the homecoming travelers
themselves, because if we look at the causes of traffic accidents,
especially those that trigger fatalities, there are human factors , such as
drowsiness, fatigue, lack of anticipation, and especially violating
regulations. Then, the high number of accidents and triggering fatalities is
a vehicle factor, and in this case 77 percent of the contribution comes from
motorcycles, and secondly from trucks.

Meanwhile, environmental and road factors, especially on toll roads,
contribute very little, namely 0.03 percent. So, it is inevitable that the
Lebaran homecoming contributes significantly to the production of carbon
emissions, from departure, during the trip, until arriving at the destination.

Join the conversation about being environmentally friendly at this link

TOGETHER PRESERVING THE EARTH
As information becomes more prevalent and events become less distant, journalism
becomes more important to provide perspective and put issues into perspective. Forest
Digest produces news and analysis to provide perspective behind the stories about
forests and the environment in general.

The editorial team works voluntarily because most of them are students and alumni of
the Faculty of Forestry and Environment of IPB University who work in many
professions. With the vision "for a sustainable earth" we want to encourage fair and
sustainable forest and environmental management.

Page 38 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Support us in realizing this vision and mission by donating or subscribing through a
deposit of IDR 50,000.
Donation Subscribe


Sincere Eternal
Consumer and environmental protection activist, member of the Indonesian Energy
Observers Association (APEI), founder and administrator of the National Tobacco
Control Commission, and Chairman of the Daily Management of YLKI, 2015-2025

https://www.forestdigest.com/detail/2714/mudik-lebaran-ramah-lingkungan





KLH mulai penutupan dari 37 TPA dengan
sistem "open dumping

• Senin, 10 Maret 2025 13:18 WIB


Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq (kiri) dan Sestama KLH Rosa Vivien
Ratnawati dalam konferensi pers di Kantor KLH, Jakarta,
Senin (10/3/2025) (ANTARA/Prisca Triferna)

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) memulai
proses penutupan sistem pembuangan sampah secara terbuka
atau open dumping dari 37 tempat pemrosesan akhir (TPA) pada berbagai
titik di Indonesia dan ditargetkan selesai dalam enam bulan.

Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq dalam konferensi pers
di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa penutupan sistem 343 TPA lewat
sanksi administratif paksaan pemerintah yang melakukan open
dumping dilakukan secara bertahap setelah melalui serangkaian proses
karena penutupan secara tiba-tiba dapat memberikan dampak sosial.

Page 39 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


"Jadi mungkin ini 37 yang ditandatangani Menteri LH setelah analisis
mendalam nanti sisanya berikutnya. Tapi dari 343 mungkin ada beberapa
yang harus kita hentikan operasional TPA-nya," jelas Hanif.

"Kami sedang mendalami sanksi yang lebih dalam lagi, sanksi yang lebih
luas lagi terkait dengan existing dari pencemaran lingkungan yang sudah
cukup berat yang harus kita tangani bersama," jelasnya.

Dia menjelaskan terdapat dua jenis penutupan yaitu penutupan total atau
permanen karena menyebabkan pencemaran lingkungan yang serius dan
penumpukan sampah sudah memenuhi kapasitas.

Jenis penutupan lain adalah hanya menutup sistem open dumping karena
TPA tersebut masih memungkinkan untuk direhabilitasi dam memiliki lahan
lebih untuk menjadi sanitary landfill serta pengelola TPA berkomitmen
untuk melakukan penataan.

Dia mengatakan bahwa dibutuhkan waktu sekitar waktu 6 bulan untuk
menutup 37 TPA tersebut, meski prosesnya dimulai dari sekarang. Proses
penutupan sistem open dumping itu sendiri membutuhkan dukungan dari
Kementerian Pekerjaan Umum dan serta pemerintah daerah.

Sebelumnya, pemerintah mengumumkan mulai melakukan penutupan
sistem TPA open dumping pada hari ini. Total 343 TPA itu dibagi 286
dikelola oleh kabupaten, 51 oleh pemerintah kota dan 6 regional atau milik
provinsi.

Baca juga: Cemari lingkungan, Menteri LH: 7 TPA "open dumping" bakal
dipidana
Baca juga: Pemerintah bakal tutup praktik TPA "open dumping" mulai 10 Maret
Baca juga: Menteri LH: Ada tahapan sebelum tutup total TPA sampah "open
dumping"

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025

• TPA open dumping open dumping TPA KLH

https://www.antaranews.com/berita/4699977/klh-mulai-penutupan-dari-37-
tpa-dengan-sistem-open-dumping




KLH Beri Sanksi Paksa Stop Open Dumping

KLH timbang 3 TPA lainnya untuk ditutup total.
10 Maret 2025 | 16.30 WIB

Page 40 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq (kedua dari kanan)
saat konferensi pers tentang penutupan open dumping 37 TPA
di seluruh Indonesia,10 Maret 2025. Tempo/M. Faiz Zaki

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup memberi sanksi
terhadap pengelola 37 Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di seluruh
Indonesia yang masih menerapkan sistem open dumping sampah. Menteri
Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengatakan, jumlah tersebut
bagian dari 343 TPA dalam pengawasan kementeriannya untuk ditutup
secara bertahap.

“Paksaan pemerintah hari ini baru penghentian praktik open dumping,
TPA-nya tidak ditutup, karena pengakhiran TPA normalnya oleh
Kementerian Pekerjaan Umum,” tutur Hanif saat konferensi pers di
kantornya, Senin, 10 Maret 2025.

Hanif mengatakan sanksi dari Kementerian Lingkungan Hidup ada dua,
yaitu penutupan sistem open dumping dan penutupan total atau
permanen. Penutupan open dumping harus ditindak lanjuti pengelola
dalam waktu enam bulan, kemudian menyusun zona baru untuk sanitary
landfill dan melaksanakan rehabilitasi.

BACA JUGA


Kementerian PU Habiskan Rp 1,9 Triliun Bangun TPA 2020-2024, Minta Pengelola Terapkan
Sanitary Landfill


Penyebab Kebakaran TPA dari Gas Metana hingga Cuaca Panas

Page 41 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Sedangkan TPA yang harus ditutup permanen adalah yang telah
menyebabkan pencemaran berat, sudah tidak sesuai Rencana Teknik
Ruang Kota, melebihi kapasitas, dan tidak memungkinkan untuk
rehabilitasi.
Langkah pemberian sanksi, kata Hanif, untuk mencapai100 persen
penanganan sampah menurut Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJMN) 2025-2029. Selain itu juga berdasarkan amanat Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

BACA JUGA

Wacana Pulau Sampah di Jakarta, KLHK Ingatkan Tak Ada TPA Baru Mulai 2030


Potret Sungai Citarum dari Tahun ke Tahun yang Terus Dipenuhi Sampah

Karenanya, Hanif menegaskan, “Pemerintah melalui Kementerian
Lingkungan Hidup merasa perlu untuk melakukan penghentian
praktik open dumping yang berada di 343 tempat TPA.”

Hanif menambahkan, sebenarnya ada 40 TPA yang akan diberi sanksi
penutupan open dumping. Tapi, 3 TPA lain ternyata sudah termasuk
pencemaran berat yang seharusnya ditutup total.

Deputi Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup Rizal Irawan
mengatakan, tiga TPA tersebut adalah TPA Degayu di Kota Pekalongan,
TPA Aek Nabobar di Kabupaten Tapanuli Tengah, dan TPA Rate di
Kabupaten Ende. Menurut penelusuran tim kementerian, lokasinya sudah
tidak layak karena ada yang di pinggir pantai dan area bukit, tanpa
pengelolaan serius, serta tidak memiliki dokumen dan persetujuan
lingkungan.

“Sehingga ini kami pertimbangkan untuk tutup total, karena
pencemarannya sudah sangat luar biasa,” katanya.

Meski telah ada sanksi, kata Rizal, Kementerian Lingkungan Hidup
menyediakan posko bagi pemerintah daerah yang terkena sanksi karena
persoalan TPA. Nantinya akan diberikan saluran untuk menanggapi atas

Page 42 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


sanksi yang diberikan dan kementerian akan mendampingi untuk tindak
lanjut.

Pilihan Editor: Gunungan Sampah Longsor Didera Hujan, TPA Sarimukti di
Bandung yang Sudah Hampir Penuh Diklaim Masih Aman

tpa klh hanif-faisol open-dumping sampah

M. Faiz Zaki

Menjadi wartawan di Tempo sejak 2022. Lulus dari Program Studi
Antropologi Universitas Airlangga Surabaya. Biasa meliput isu hukum dan
kriminal.

https://www.tempo.co/lingkungan/klh-beri-sanksi-paksa-stop-open-
dumping-37-tpa-di-indonesia-1217623





Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Turun ke
Sungai Bersihkan Sampah Liar, di Terminal
Leuwiliang Bogor Tumpukan Sampah Malah

Arif Al Fajar
- Selasa, 11 Maret 2025 | 11:47 WIB

RADAR BOGOR - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi belakangan ini
kerap turun tangan, membersihkan sampah liar.

Tidak tanggung-tanggung orang nomor satu di Jawa barat itu sampai turun
ke sungai untuk membersihkan sampah liar.

Namun, di Kabupaten Bogor, sampah liar masih menjadi pemandangan
yang mudah dijumpai. Mulai dari fasilitas publik, hingga di pinggir jalan
yang ada di Kabupaten Bogor.

Baca Juga: Pemerintah Buka Sekolah Rakyat di 53 Titik Mulai Tahun Ini, Berikut
Lokasinya

Salah satunya di Terminal Leuwiliang. Sampah terlihat menumpuk.
Sampah-sampah tersebut menumpuk dan menimbulkan bah tak sedap.

Page 43 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Saat musim hujan seperti ini, air dari tumpukan sampah mengalir ke area
belakang terminal.



Tumpukan sampah liar di area Terminal Leuwiliang Bogor.
(Foto : Arifal/Radar Bogor)

Agustian warga Leuwiliang mengaku, tumpukan sampah liar tersebut
membuat kawasan terminal kumuh.

"Harusnya malu sama gubernur, sampai turun ke sungai, ini malah di
biarkan," katanya kepada Radar Bogor.

Baca Juga: Warga Bogor yang Mau Bayar Zakat Fitrah, Segini Besaran Uang dan
Beras untuk Tahun 2025 dari Baznas

Perihal sumber sampah liar, kata dia, ia tak begitu tahu. Namun yang jelas
sampah di biarkan menumpuk.
Ia berharap agar bisa dibersihkan. "Apalagi sebentar lagi musim mudik,
masa, terminal banyak sampah begitu," ujarnya.

Jadi tempat Latihan mengemudi
Bukan hanya tumpukan sampah. Area Terminal Leuwiliang juga kerap
digunakan warga belajar mengemudi mobil.

Baca Juga: Lirik Peluang Bisnis Kue Kering, Salmacalla Instafamous Bogor
Reseller Hampers Lebaran

Setiap hari, selalu ada warga yang belajar mengemudi di area Terminal
Leuwiliang. Lokasinya berada di bagian samping kanan terminal.

Halaman: 1 2 Selanjutnya

Tags bogor terminal leuwiliang Sampah Liar

Page 44 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


https://radarbogor.jawapos.com/kabupaten-bogor/2475748512/gubernur-
jabar-dedi-mulyadi-turun-ke-sungai-bersihkan-sampah-liar-di-terminal-
leuwiliang-bogor-tumpukan-sampah-malah-dibiarkan?page=1


Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Turun ke Sungai Bersihkan
Sampah Liar, di Terminal Leuwiliang Bogor Tumpukan
Sampah Malah dibiarkan

Arif Al Fajar
- Selasa, 11 Maret 2025 | 11:47 WIB



Tumpukan sampah liar di area Terminal Leuwiliang Bogor.
(Foto : Arifal/Radar Bogor)

Mereka yang belajar mengemudi, bukan hanya warga sekitar, namun juga
banyak tempat kurus mengemudi yang menggunakan area terminal untuk
belajar mengemudi. "Siang ke sore banyak yang latihan mengemudi,"
tuturnya.

Sementara itu Agus salah satu warga Leuwiliang mengaku memilih
Terminal Leuwiliang untuk tempat belajar mengemudi karena dirasa luas
dan jarang dilalui kendaraan. "Kalau di sini lebih aman, gak banyak yang
lewat, ini lagi ajarkan anak nyetir," akunya. (all)

Halaman:1 2 Sebelumnya

Editor: Yosep Awaludin

Tags bogor terminal leuwiliang Sampah Liar

https://radarbogor.jawapos.com/kabupaten-bogor/2475748512/gubernur-
jabar-dedi-mulyadi-turun-ke-sungai-bersihkan-sampah-liar-di-terminal-
leuwiliang-bogor-tumpukan-sampah-malah-dibiarkan?page=2





[LIVE! Talk Show: Lindungi Ekosistem Perairan
dari Polusi Sampah ]

Page 45 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Tahukah Sob? Setiap tahunnya, jutaan ton sampah mencemari perairan
kita, mengancam kehidupan laut dan kesehatan manusia!

Lalu... bagaimana cara menjaga kebersihan perairan kita? Apa solusi
terbaik untuk mengatasi polusi sampah?

Temukan jawabannya dalam diskusi bersama Firdaus Alim Damopolii, ST.,
M.M. (Direktur Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Air) & Drs. Sayid
Muhadhar, M.Si. (Direktur Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan
Wilayah Pesisir dan Laut), dipandu oleh Izana Saffana Ilma (Pedal Ahli
Pertama).

Jangan lewatkan kesempatan untuk belajar langsung dari para ahli dan
berkontribusi dalam menjaga kebersihan lingkungan

Selasa, 11 Maret 2025
Pukul 10.00 WIB - Selesai
Live di YouTube: KLH-BPLH

Mari bersama lindungi ekosistem perairan dan wujudkan masa depan yang
lebih bersih!

#BPLH
#KLH/BPLH
#LindungiPerairan
#StopPolusiSampah
#LingkunganBersih

Sumber: Grup WA Kaukus Lingkungan KLHK 11 Maret 2025











11 Mar 25 | 21:32

Page 46 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


5 Pendekatan Inovatif Menangani Masalah

Inovasi cerdas, solusi bijak atasi sampah plastik!

Ilustrasi wanita memegang botol plastik (pexels.com/SHVETS production)

Verified Writer
Sandria Barqi Habib Asmartha Zam Zam

Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Setiap hari, plastik hadir di hampir setiap aspek kehidupan kita, mulai dari
kemasan makanan, botol air minum, sampai peralatan rumah tangga.
Namun, masalah besar muncul ketika sampah plastik ini gak dikelola
dengan baik. Sampah plastik yang menumpuk di tempat pembuangan
akhirnya menjadi ancaman besar buat lingkungan dan kesehatan kita.
Nah, di artikel ini kita akan bahas 5 pendekatan inovatif yang bisa
membantu mengatasi masalah ini, dengan cara yang gak biasa, menarik,
dan pastinya super seru! Yuk, kita simak bareng-bareng. Gak perlu
khawatir! Kami bakal kasih penjelasan yang gak bikin pusing, malah bikin
kamu tambah paham dan semangat buat ikut berperan dalam
menyelamatkan bumi. Penasaran? Yuk, baca terus artikel ini!

1. Penggunaan plastik biodegradable
S a ndria Ba rqi Ha bib A sma rtha Z a m Z a m

Page 47 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Ilustrasi plastik di ranting pohon (freepik.com/freepik)

Pernah gak sih kamu dengar tentang plastik biodegradable? Plastik jenis
ini dibuat dari bahan alami yang bisa terurai dengan sendirinya setelah
beberapa waktu. Bayangin deh, kita bisa mengurangi sampah plastik yang
bertahan berpuluh-puluh tahun, karena plastik biodegradable ini bisa
terurai dalam hitungan bulan, bahkan minggu! Tapi, masalahnya adalah,
belum semua jenis plastik bisa diganti dengan plastik biodegradable ini,
dan seringnya harganya lebih mahal.

Nah, yang menarik adalah, banyak perusahaan mulai investasi di teknologi
baru untuk menciptakan plastik yang lebih ramah lingkungan dengan
proses yang lebih efisien. Dengan teknologi yang terus berkembang, kita
harap plastik biodegradable ini bisa jadi pilihan utama untuk menggantikan
plastik konvensional yang sulit terurai. Jadi, gimana menurut kamu, siap
gak mulai beralih ke plastik yang lebih ramah lingkungan?

2. Daur ulang plastik

Ilustrasi mendaur ulang plastik (freepik.com/freepik)

Daur ulang plastik itu bukan sekadar proses nge-recycle sampah, loh. Saat
ini, udah ada teknologi canggih yang bisa mengubah sampah plastik jadi
produk bernilai tinggi, bahkan barang yang bermanfaat banget buat
kehidupan sehari-hari. Misalnya, ada perusahaan yang mengubah sampah

Page 48 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


plastik jadi bahan baku untuk pembuatan pakaian, sepatu, atau bahkan
bahan bangunan!

Keren banget, kan? Jadi, sampah plastik yang biasanya cuma numpuk di
tempat pembuangan bisa diubah jadi produk yang berguna. Selain itu,
proses daur ulang ini juga bisa mengurangi penggunaan sumber daya
alam yang terbatas. Bayangin deh, sampah plastik yang biasanya merusak
lingkungan bisa menjadi solusi yang menguntungkan buat banyak orang.
Menarik banget kan? Kamu tertarik untuk mulai mendukung produk daur
ulang seperti ini?

Baca Juga: 4 Tanda Kamu Berada di Lingkungan High Achiever, Lebih
Termotivasi!

3. Penggunaan teknologi blockchain untuk transaksi sampah plastik
yang transparan

Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
• 5 Tanda Hubungan Cinta Kamu Masuk ke Jenjang yang Lebih Serius
• 5 Tanaman Hias Berbunga Unik Ini Jarang Orang Tahu, Bisa Jadi Koleksi!
• Ramalan Zodiak 12 Maret 2025, Capricorn Lebih Produktif!

Ilustrasi pria memegang coin (pexels.com/Crypto Crow)

Siapa sangka kalau teknologi blockchain bisa digunakan buat menangani
sampah plastik? Biasanya, kita kenal blockchain dengan kaitannya dengan
cryptocurrency, kan? Tapi, sekarang ada inovasi baru yang memanfaatkan
blockchain untuk mengelola transaksi sampah plastik. Jadi, sistem ini
memungkinkan kita untuk melacak asal-usul dan tujuan akhir sampah
plastik secara transparan dan aman. Dengan cara ini, kita bisa
memastikan plastik yang dikumpulkan benar-benar didaur ulang atau
diproses dengan cara yang benar.

Gak hanya itu, teknologi ini juga bisa memotivasi masyarakat buat lebih
sadar dan bertanggung jawab terhadap sampah plastik mereka. Misalnya,
dengan sistem insentif berupa token atau reward yang bisa digunakan
sebagai bentuk apresiasi. Bayangin, kamu bisa dapat poin atau hadiah
kalau ikut berpartisipasi dalam program pengelolaan sampah plastik.
Keren kan, teknologi yang bermanfaat buat lingkungan dan dompet kita!

Page 49 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



4. Inovasi mikroorganisme yang menguraikan plastik dengan cepat

Ilustrasi meneliti menggunakan mikroskop (pexels.com/Edward Jenner)

Gimana kalau ada mikroorganisme yang bisa menguraikan sampah plastik
lebih cepat? Ternyata, ilmuwan lagi serius nih mengembangkan mikroba
yang bisa membantu memecah plastik menjadi bahan yang lebih ramah
lingkungan. Penemuan ini bukan hal yang mustahil lho, karena ada
beberapa mikroorganisme yang sudah terbukti bisa mengurai jenis plastik
tertentu.

Mikroorganisme ini bisa bekerja dengan cara yang alami, tanpa
memerlukan bahan kimia yang merusak lingkungan. Ini tentunya jadi solusi
jangka panjang yang bisa mengurangi penumpukan sampah plastik tanpa
membebani bumi kita. Soalnya, yang paling sulit dari pengelolaan sampah
plastik adalah waktu terurai plastik yang bisa berlangsung ratusan tahun.
Dengan adanya teknologi ini, kita bisa berharap masalah plastik bakal
sedikit lebih ringan di masa depan. Keren, kan?

5. Sistem penghargaan untuk pengelolaan sampah plastik yang lebih
baik

Ilustrasi wanita mengumpulkan sampah (freepik.com/freepik)

Buat kamu yang suka tantangan dan hadiah, coba bayangin sistem yang
bisa memberi penghargaan kalau kamu melakukan hal baik dengan
sampah plastik. Misalnya, kamu bisa dapetin voucher belanja atau bahkan

Page 50 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


discount untuk setiap kilogram sampah plastik yang kamu kumpulkan dan
serahkan ke tempat pengolahan. Dengan cara ini, masyarakat bisa
termotivasi untuk lebih peduli pada pengelolaan sampah plastik.

Sistem penghargaan ini bukan cuma soal bagi-bagi hadiah, tapi juga soal
membangun kesadaran kolektif untuk mengurangi sampah plastik. Ini bisa
dimulai dari hal kecil, seperti mengajak teman-teman kamu buat
mengurangi pemakaian plastik sekali pakai dan menggantinya dengan
alternatif yang lebih ramah lingkungan. Jadi, siapa bilang menjaga bumi
gak bisa seru dan menguntungkan?

Masalah sampah plastik memang gak bisa dianggap remeh, tapi dengan
pendekatan inovatif yang udah mulai muncul ini, kita bisa mulai bergerak
menuju solusi yang lebih efektif. Mulai dari teknologi canggih hingga
perubahan gaya hidup, kita semua bisa berperan aktif dalam mengurangi
dampak sampah plastik. Yuk, gak ada kata terlambat untuk mulai peduli,
karena bumi butuh kita! Gimana, kamu siap jadi bagian dari perubahan ini?

Baca Juga: 5 Bahaya Membakar Sampah Plastik bagi Kesehatan, Bisa Memicu
Kanker!

Verified Writer Sandria Barqi Habib Asmartha Zam Zam

Writer IDN Times Hal yang disukai : Tidur [Hal yang gak disukai : Ketika
tidur saya di ganggu] IG : @sandriabhazz

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis.
Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:
• life
• inspiration
• inspirasi
• Sampah
• lingkungan
• tips sosial
• Give me Perspective

Editorial Team Show All

Artikel ini telah tayang di Idntimes.com dengan judul "5 Pendekatan
Inovatif Menangani Masalah Pengelolaan Sampah Plastik".

Klik untuk baca: https://www.idntimes.com/life/inspiration/sandria-barqi-
habib-asmartha-zam-zam/pendekatan-inovatif-menangani-masalah-
pengelolaan-sampah-plastik-c1c2.

Page 51 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Tempat Pengelolaan Sampah Reduce,
Reuse, Recycle (TPS3R) di Bantar Gebang

wartajavaindo
11 Maret 2025 (2 hari ago) 03 mins

0 0
Read Time:1 Minute, 26 Second

BEKASI – WARTA JAVAINDO, Sejumlah warga Kelurahan Ciketing
Udik, Kota Bekasi, Jawa Barat, menyoroti tidak berfungsinya Tempat
Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) yang berada
di wilayah tersebut.

Siman, salah satu pemuda setempat, mengatakan bahwa TPS3R yang
berlokasi tidak jauh dari gunung sampah TPST Bantargebang ini telah
lama tidak berfungsi. “Sudah lama tidak beroperasi, tapi waktu persisnya
saya kurang ingat,” kata Siman kepada Forum Jurnalis Penggiat
Lingkungan (FJPL), Senin (10/3/2025).

Dia mengungkapkan kesiapan warga untuk mengelola fasilitas tersebut
jika Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bekasi tidak mampu
mengoperasikannya. “Masyarakat siap jika dipercaya untuk mengelola
TPS3R ini,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Lembaga Lingkungan Hidup
AMPHIBI sekaligus salah satu Pembina FJPL, Agus Salim Tanjung,
mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi TPS3R yang
terbengkalai. “Padahal, pemerintah pusat saat ini sedang fokus untuk
menangani sampah dan salah satu caranya dengan dibangunnya TPS3R,”
katanya.

Tanjung mengingatkan bahwa keberadaan TPS3R sangat penting untuk
mengurangi volume sampah yang dikirim ke tempat pembuangan akhir

Page 52 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


(TPA) dan memaksimalkan potensi sampah yang dapat didaur ulang atau
digunakan kembali.

“Jika TPS3R ini tidak berjalan, maka Dinas LH Kota Bekasi terkesan tidak
serius dan harus bertanggungjawab karena menghamburkan keuangan
daerah,” tegasnya.

Sementara itu, saat dikonfirmasi melalui pesan whatsapp terkait tidak
beroperasinya TPS3R di Ciketing Udik, Kepala Bidang Pengurangan
Sampah dan Pengelolaan Limbah B3 (PSPLB3) DLH Kota Bekasi, Dewi
Astiyanti, mengatakan, “Ini yang operasi UPTD Bantargebang. Ditanya
saja ke beliau ya.”

UPTD Bantargebang yang dimaksud diduga merujuk pada Unit Pelaksana
Teknis Daerah (UPTD) Kebersihan Bantargebang yang bertanggung
jawab atas pengelolaan sampah di wilayah tersebut.

Berdasarkan pantauan langsung di lapangan, bangunan TPS3R di
Ciketing Udik tampak usang dan tidak terawat. Rumput liar tumbuh tinggi
di sekitar bangunan, sementara kunci gerbangnya terlihat berkarat,
menandakan fasilitas tersebut sudah lama tidak digunakan. (Ast)



About Post Author
wartajavaindo
[email protected]
https://wartajavaindo.com

https://wartajavaindo.com/tempat-pengelolaan-sampah-reduce-reuse-
recycle-tps3r-di-bantar-gebang-kota-bekasi-mangkrak-diterlantarkan/

media massa lainnya:

[12/3 13.20] +62 813-2799-9917: TPS3R Tidak Berfungsi, Ini Kata
Masyarakat Bekasi

Page 53 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


https://www.padangexpo.com/tps3r-tidak-berfungsi-ini-kata-masyarakat-
bekasi/

[12/3 13.20] +62 813-2799-9917: Tempat Pengelolaan Sampah Reduce,
Reuse, Recycle (TPS3R) di Bantar Gebang Kota Bekasi Mangkrak
Diterlantarkan -
Cakrabhayangkaranews https://cakrabhayangkaranews.com/tempat-
pengelolaan-sampah-reduce-reuse-recycle-tps3r-di-bantar-gebang-kota-
bekasi-mangkrak-diterlantarkan/





Pemprov Bali bakal umumkan pengusaha
yang tak atasi sampah

Rabu, 12 Maret 2025 17:11 WIB

Gubernur Bali Wayan Koster sampaikan arahan penanganan
sampah plastik bagi pelaku usaha di Badung, Bali, Rabu (12/3/2025).
(ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari)

Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali memastikan
akan mengumumkan ke publik para pelaku usaha seperti hotel, restoran
atau mal yang tidak melakukan penanganan sampah sesuai arahannya.
Gubernur Bali Wayan Koster dalam Rapat Koordinasi Pemerintah Daerah
se-Bali di Kabupaten Badung, Rabu, mengatakan pengumuman ke publik
ini bagian dari sanksi.

“Sanksi administratif berkaitan izin operasional, dan sanksi sosial berupa
pengumuman kepada publik terkait hotel, restoran atau mal yang tidak
ramah lingkungan dan dinyatakan tidak layak dikunjungi, kita harus keras
dan tegas,” kata dia.

Gubernur Bali mengatakan menuntaskan masalah sampah baik sampah
plastik atau bukan ini masuk dalam program super priortas mendesak, di
mana salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah mempercepat

Page 54 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


pelaksanaan penanganan sampah berbasis sumber di hotel, restoran, mal,
tempat ibadah, lembaga pendidikan, pasar tradisional, perkantoran dan
tempat wisata.

Oleh karena itu khususnya bagi pelaku usaha akan dilakukan sosialisasi
masif tentang pengelolaan sampah berbasis sumber dan mewajibkan
semuanya memiliki unit pengelola sampah yang terorganisasi.

Baca juga: BHA kerjasama Sungai Watch pasang jaring sampah lindungi sungai
di Badung

“Kemudian memberi sanksi kepada hotel, restoran mal yang tidak
melaksanakan pembatasan timbulan sampah plastik sekali pakai dan
pengelolaan sampah berbasis sumber,” ujar Koster.
Sebaliknya, bagi pelaku usaha dan area publik yang mampu menangani
sampahnya sendiri akan mendapat penghargaan mulai tahun 2026.

Tak berhenti di pelaku usaha, Pemprov Bali juga menggencarkan
penuntasan masalah sampah hingga ke tingkat desa dan desa adat.

Dengan landasan Pergub Bali Nomor 97 Tahun 2018, Gubernur Koster
ingin mempercepat pelaksanaan pembatasan timbulan sampah plastik
sekali pakai, di mana langkahnya sudah dimulai dari penggunaan tumbler
di lingkungan pemerintah daerah.

Baca juga: Pemkab Badung dan Kodam Udayana atasi sampah laut

“Ini kita perluas sampai desa dan desa adat maupun sekolah-sekolah agar
Bali bebas sampah plastik, saya akan panggil semua industri yang
memproduksi minuman kemasan plastik agar tidak lagi mengeluarkan
produk-produk kemasan plastik dan melarang penggunaannya di semua
wilayah dan juga akan mendorong perbekel dan bendesa adat
mengeluarkan peraturan desa dan pararem,” ujarnya.

Orang nomor satu di Pemprov Bali itu meyakini jika pelaku usaha hingga
setingkat desa mau melakukan pembatasan timbulan sampah dan
mengelola sampahnya sendiri maka 70 persen Bali akan bersih.

Gubernur akan memulai langkah ini dengan mencontoh desa-desa yang
sudah berhasil seperti desa yang menerapkan cara modern dan desa yang
menggunakan slogan Desa Ku Bersih Tanpa Mengotori Desa Lain.

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor : Adi Lazuardi
COPYRIGHT © ANTARA 2025

https://bali.antaranews.com/berita/372629/pemprov-bali-bakal-umumkan-
pengusaha-yang-tak-atasi-sampah

Page 55 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



30 Kota Ditargetkan Olah Sampah Jadi

Heri Purnomo - detikFinance
Rabu, 12 Mar 2025 19:00 WIB



Foto: Heri Purnomo/detikcom

Jakarta - Kementerian ESDM menyatakan pemerintah mempunyai target
sebanyak 30 kota besar di Indonesia sudah bisa mengolah sampah
menjadi energi listrik dan Bahan Bakar Minyak (BBM) melalui Pembangkit
Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) pada 2029. Wakil Menteri ESDM Yuliot
Tanjung mengatakan nantinya setiap kota tersebut dapat menghasilkan 20
megawatt.

"Jadi yang kita lakukan pemetaan ini prioritas kota-kota besar terjadi. Jadi
kalau kota-kota besar itu kita targetkan sekitar 30 kota besar. Setiap kota
besar itu bisa menghasilkan listrik sekitar 20 megawatt," kata Yuliot di
Kantor Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Rabu (12/3/2025).

Yuliot menjelaskan sampah plastik akan diolah melalui teknologi pirolisis
yang nantinya bakal menjadi BBM.

Baca juga:Konsisten Terapkan ESG, Pertamina Group Diakui Global

"Kemudian sampah organik akan menghasilkan bioenergi, apakah biogas
atau biomassa. Ini lagi kami rumuskan," katanya.

Sementara itu, Yuliot menjelaskan saat ini pemerintah tengah menggodok
Peraturan Presiden (Perpres) baru yang mengatur sampah dapat diolah
menjadi energi dengan teknologi ramah lingkungan. Aturan ini nantinya
akan mengatur tentang tata kelola sampah. Pasalnya, sampah masih
menjadi permasalahan ekonomi daerah-daerah.

Ia mengatakan, ada 538 kabupaten/kota di Indonesia menghadapi

Page 56 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


masalah karena sampah hanya dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) tanpa melalui proses pengolahan yang optimal.

"Saat ini kita lagi membuat regulasi peraturan presiden pengolahan
sampah menjadi energi dengan menggunakan teknologi bersih
lingkungan," katanya.

(acd/acd)
energi terbarukan pengolahan sampah pembangkit listrik tenaga
sampah bbm dari sampah

Baca artikel detikfinance, "30 Kota Ditargetkan Olah Sampah Jadi Listrik &
BBM di 2029" selengkapnya https://finance.detik.com/energi/d-
7820202/30-kota-ditargetkan-olah-sampah-jadi-listrik-bbm-di-2029.




400 Juta Jiwa Penduduk Bumi Terancam

Ade S - Rabu, 12 Maret 2025 | 19:03 WIB


Lynsey Addario/National Geographic
Sokorey Mustafa menggendong anaknya yang berusia satu tahun
yang kekurangan gizi parah, Dahabar Noor, setelah tiba di Pusat Stabilisasi
Sahal Macalin di Baidoa, Somalia.

Nationalgeographic.co.id—Sebuah analisis terbaru yang
mengkhawatirkan mengungkapkan bahwa polusi mikroplastik di planet ini
memiliki konsekuensi serius terhadap pasokan makanan global.

Page 57 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Studi ini menunjukkan bahwa mikroplastik secara signifikan mengurangi
ketersediaan pangan dengan merusak kemampuan tanaman untuk
melakukan fotosintesis, proses vital bagi pertumbuhan tanaman.

Analisis tersebut memperkirakan bahwa antara 4% hingga 14% dari
tanaman pangan utama dunia, yang meliputi gandum, beras, dan jagung,
hilang setiap tahunnya akibat dampak negatif dari partikel-partikel
mikroplastik yang semakin meresap ke lingkungan.

Para ilmuwan memberikan peringatan serius bahwa situasi ini berpotensi
memburuk seiring dengan meningkatnya jumlah mikroplastik yang
mencemari lingkungan kita.

Pada tahun 2022, dunia menghadapi masalah kelaparan yang menimpa
sekitar 700 juta orang. Penelitian ini memperkirakan bahwa polusi
mikroplastik dapat memperburuk krisis ini, berpotensi meningkatkan
jumlah orang yang berisiko kelaparan hingga 400 juta jiwa dalam dua
dekade mendatang.

Para peneliti menggambarkan situasi ini sebagai "skenario yang
mengkhawatirkan" bagi ketahanan pangan global. Meskipun demikian, ahli
lain mengakui nilai penting dan ketepatan waktu penelitian ini, namun
mereka menekankan perlunya validasi lebih lanjut.

Upaya awal untuk mengukur dampak mikroplastik pada produksi makanan
ini, seperti dilansir laman The Guardian, perlu dikonfirmasi dan
disempurnakan melalui pengumpulan data yang lebih komprehensif dan
penelitian lanjutan.
Para peneliti di balik studi baru ini menyatakan bahwa kerugian tanaman
tahunan yang disebabkan oleh mikroplastik diperkirakan setara dengan
dampak kerugian yang disebabkan oleh krisis iklim selama beberapa
dekade terakhir.

Dunia saat ini sudah menghadapi tantangan besar dalam memproduksi
makanan yang cukup secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan
populasi global yang terus bertambah, yang diperkirakan akan mencapai
10 miliar jiwa pada sekitar tahun 2058. Polusi mikroplastik menambah
kompleksitas tantangan ini.

Mikroplastik berasal dari dekomposisi sejumlah besar limbah plastik yang
tidak terkelola dan dibuang ke lingkungan. Partikel-partikel kecil ini
mengganggu kemampuan tanaman dalam memanfaatkan sinar matahari
untuk tumbuh melalui berbagai mekanisme.

Mikroplastik dapat merusak kualitas tanah, menghambat pertumbuhan
akar, serta membawa bahan kimia beracun yang mencemari lingkungan
tanaman. Mikroplastik telah menyebar luas ke seluruh penjuru planet,

Page 58 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


menembus ekosistem yang paling terpencil dan beragam, mulai dari
puncak Gunung Everest yang tinggi hingga palung laut terdalam.

Baca Juga: Tubuh Kita Menyimpan Timbunan Mikroplastik, Apakah Berbahaya?

"Umat manusia telah berupaya meningkatkan produksi makanan untuk
memberi makan populasi yang terus bertambah, [tetapi] upaya yang
sedang berlangsung ini sekarang terancam oleh polusi plastik," ungkap
para peneliti, yang dipimpin oleh Profesor Huan Zhong dari Nanjing
University, Tiongkok.

"Temuan ini menggarisbawahi urgensi [untuk mengurangi polusi] guna
menjaga pasokan makanan global dalam menghadapi krisis plastik yang
meningkat."

Tubuh manusia juga tidak luput dari kontaminasi mikroplastik. Partikel-
partikel ini masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan air yang kita
konsumsi sehari-hari. Mikroplastik telah terdeteksi dalam berbagai bagian
tubuh manusia, termasuk darah, otak, air susu ibu, plasenta, dan sumsum
tulang.

Dampak jangka panjang mikroplastik terhadap kesehatan manusia masih
belum sepenuhnya dipahami, namun penelitian awal telah mengaitkannya
dengan risiko penyakit serius seperti stroke dan serangan jantung.

Profesor Denis Murphy dari University of South Wales memberikan
pandangannya, "Analisis ini sangat berharga dan tepat waktu karena
mengingatkan kita akan potensi bahaya polusi mikroplastik dan mendesak
kita untuk segera mengatasi masalah ini. Meskipun demikian, beberapa
angka utama yang diprediksi dalam penelitian ini memerlukan validasi dan
penelitian lebih lanjut sebelum dapat diterima sebagai prediksi yang
sepenuhnya akurat."

Studi baru ini, yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the
National Academy of Sciences, menggabungkan data dari lebih dari 3.000
pengamatan tentang dampak mikroplastik pada tanaman, yang
dikumpulkan dari 157 studi penelitian yang berbeda.

Penelitian-penelitian sebelumnya telah mengindikasikan bahwa
mikroplastik dapat merusak tanaman melalui berbagai cara yang
kompleks. Partikel-partikel polutan ini dapat menghalangi sinar matahari
yang penting untuk fotosintesis mencapai daun tanaman, serta merusak
struktur dan kualitas tanah yang menjadi tempat tanaman tumbuh dan
berkembang.

Ketika mikroplastik diserap oleh tanaman, mereka dapat menghambat
saluran transportasi nutrisi dan air di dalam tanaman, memicu produksi
molekul tidak stabil yang merusak sel-sel tanaman, dan melepaskan

Page 59 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


bahan kimia beracun yang dapat mengurangi kadar pigmen fotosintesis
klorofil, pigmen penting untuk proses fotosintesis.

Para peneliti memperkirakan bahwa mikroplastik menyebabkan penurunan
fotosintesis pada tanaman darat sekitar 12% dan sekitar 7% pada alga
laut, yang merupakan komponen dasar rantai makanan laut yang vital.
Mereka kemudian melakukan ekstrapolasi data ini untuk menghitung
potensi penurunan pertumbuhan tanaman pangan utama seperti gandum,
beras, dan jagung, serta produksi ikan dan makanan laut secara global.
Asia diperkirakan menjadi wilayah yang paling parah terkena dampak
kerugian tanaman akibat polusi mikroplastik. Pengurangan produksi ketiga
tanaman pangan utama di Asia diperkirakan antara 54 juta hingga 177 juta
ton per tahun, yang mencakup sekitar setengah dari total kerugian global.

Produksi gandum di Eropa juga diperkirakan akan mengalami dampak
yang signifikan, begitu pula produksi jagung di Amerika Serikat. Wilayah
lain, seperti Amerika Selatan dan Afrika, menanam tanaman-tanaman ini
dalam jumlah yang lebih sedikit, namun data mengenai tingkat kontaminasi
mikroplastik di wilayah tersebut masih sangat terbatas.

Baca Juga: Blue Carbon: Gara-gara Mikroplastik, 'Keperkasaan' Mangrove Bakal
Terganggu

Di lautan, di mana mikroplastik dapat melapisi permukaan alga, hilangnya
produksi ikan dan makanan laut diperkirakan antara 1 juta hingga 24 juta
ton per tahun, yang mencakup sekitar 7% dari total produksi dan protein
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi puluhan juta orang.

Para ilmuwan juga menggunakan metode kedua untuk menilai dampak
mikroplastik pada produksi makanan, yaitu model pembelajaran mesin
yang didasarkan pada data terkini tentang tingkat polusi mikroplastik.
Mereka melaporkan bahwa model pembelajaran mesin tersebut
menghasilkan hasil yang serupa dengan metode perhitungan pertama.
"Yang penting, efek buruk ini sangat mungkin meluas dari ketahanan
pangan ke kesehatan planet," kata Profesor Zhong dan rekan-rekannya.
Penurunan tingkat fotosintesis akibat polusi mikroplastik juga berpotensi
mengurangi jumlah karbon dioksida (CO2), gas rumah kaca penyebab
pemanasan iklim, yang diserap dari atmosfer oleh ledakan fitoplankton
besar di lautan Bumi. Hal ini dapat mengganggu keseimbangan ekosistem
global yang lebih luas dan kompleks.

Profesor Richard Lampitt dari National Oceanography Centre di Inggris
menekankan bahwa kesimpulan dari studi ini harus diperlakukan dengan
hati-hati. "Saya memiliki kekhawatiran besar tentang kualitas data asli
yang digunakan oleh model dan ini telah menyebabkan spekulasi
berlebihan tentang efek kontaminasi plastik pada pasokan makanan,"
ujarnya.

Page 60 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Para peneliti mengakui perlunya lebih banyak data dan penelitian lanjutan,
dan menyatakan bahwa data yang lebih komprehensif akan menghasilkan
perkiraan yang lebih akurat di masa depan.

Negara-negara di dunia belum mencapai kesepakatan tentang perjanjian
PBB untuk mengatasi polusi plastik pada bulan Desember tahun
sebelumnya, namun pembicaraan mengenai perjanjian global ini akan
dilanjutkan pada bulan Agustus mendatang. Para ilmuwan berpendapat
bahwa studi mereka "penting dan tepat waktu untuk negosiasi yang
sedang berlangsung dan pengembangan rencana aksi dan target."
Profesor Richard Thompson dari University of Plymouth menambahkan
bahwa studi baru ini semakin memperkuat bukti yang menunjukkan
perlunya tindakan segera untuk mengatasi polusi plastik.

"Meskipun prediksi dapat disempurnakan seiring tersedianya data baru,
jelas ... bahwa kita perlu memulai solusi. Memastikan perjanjian tersebut
mengatasi polusi mikroplastik adalah sangat penting," pungkasnya.

1 2 3 Show all

Kelaparan Ketahanan pangan
Fotosintesis Mikroplastik

REKOMENDASI HARI INI

https://nationalgeographic.grid.id/read/134227600/400-juta-jiwa-penduduk-
bumi-terancam-kelaparan-gara-gara-mikroplastik-kok-bisa?page=all






How to reduce microplastics in the body?
Scientists give tips on how to limit your

Scientists explain how to protect yourself beyond
avoiding plastic bottles as increasing amounts of
microplastics are found in our bodies

Reading Time:3 minutes
Why you can trust SCMP
1
Listen

Page 61 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



dpa

Published: 4:15am, 13 Mar 2025

Microplastics are being found in the human brain, genitalia and even
fetuses. We still have not determined what exactly all these tiny particles
are doing to our health, but scientists are already giving tips on how to
reduce your own microplastic intake.

Tiny plastic particles are everywhere – both in nature and the human body.
“Microplastics are pervasive in the food we eat, the water we drink and the
air we breathe,” three researchers write in the journal Brain Medicine.
They point out possible dangers – but above all they explain how the
intake of such particles can be reduced by avoiding plastic bottles, using
ceramic dishes for the microwave and using plastic-free tea bags.

Using glass or stainless steel containers instead of plastic is a small but
significant way to minimise exposure to microplastics. Photo: Shutterstock

Another team recently found significantly more tiny plastic
particles in liver and brain samples from deceased people in 2024 than in
those from 2016.

The concentration was also much higher in the brain than in the liver
or kidneys, reported the group led by Matthew Campen of the University of
New Mexico in the United States, in the journal Nature Medicine in
February.

Page 62 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


The drastic increase in plastic concentration in the brain within just eight
years is extremely worrying, says the lead author of the Brain Medicine
commentary, Nicholas Fabiano, from the University of Ottawa in Canada.
Particularly small particles were discovered in the brain, measuring less
than 0.2 micrometres in size. They consisted mainly of polythene, which is
found in numerous everyday objects.

Due to their tiny size, they can cross the so-called blood-brain barrier –
with an impact that is still unclear.

Highly processed foods contain significantly more microplastics than
minimally processed foods, a recent study shows. Photo: Shutterstock

Microplastics are particles between one micrometre (0.001 millimetres) and
five millimetres in size. Nanoplastic particles are even smaller.

Further Reading
Aiming to live long? Dos and don’ts from 5 longevity experts

How microplastics threaten humans and the US$149 test to see your levels

Microplastics in tea bags work their way deep into our bodies, study finds

Everyone can reduce their intake of nanoplastics and microplastics, the trio
of researchers explains.

Even long-term storage of food at room temperature or in the refrigerator
can lead to a significant release of particles, according to the researchers.
“Using glass or stainless steel containers instead of plastic is a small but
significant measure to minimise exposure,” says Brandon Luu, an internal
medicine resident at the University of Toronto in Canada and one of the
researchers.

Food in cans may contain substances that originate from plastics, such as
bisphenol A or BPA, an industrial chemical used to make certain plastics
and resins since the 1950s.

Page 63 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


In one study, subjects were given canned soup five days in a row, after
which the BPA levels in their urine increased many times over.
“These BPA spikes’ duration and health impact remain unclear, warranting
further research,” the Brain Medicine article says.

study has shown that highly processed foods contain significantly more
microplastics than minimally processed foods.

The Brain Medicine researchers did at least have one positive thing to say:
“One of the most hopeful aspects of the findings to date is the lack of
correlation between age and microplastic accumulation.”

This suggests that “despite ongoing environmental exposures, the body
has mechanisms to clear these particles over time through sweat, urine
and faeces”.

Research suggests that food in cans may contain substances that
originate from plastics, such as BPA. Photo: Shutterstock

There are indications from cell culture and animal experiments that the
plastic particles may promote inflammation, immunity disorders, an altered
metabolism, abnormal organ development and cancer, the commentators
write. However, the research is still limited.

Large-scale studies with humans are needed to determine the possible
health risks posed by microplastics. At the same time, further research
needs to better evaluate the effectiveness of various reduction strategies.
There are only a few studies on the effects of microplastics in the brain.
Campen’s team discovered an increased concentration in 12 further brain
samples from people with proven dementia.

However, the researchers say that the study does not prove a direct
cause-and-effect relationship.

Page 64 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


It is also conceivable that dementia weakens the blood-brain barrier,
allowing more microplastics to enter, the Brain Medicine commentators
write.

Like what you read? Follow SCMP Lifestyle on Facebook, X and Instagram. You can
also sign up for our eNewsletter here.

https://www.scmp.com/lifestyle/health-wellness/article/3302014/how-
reduce-microplastics-body-scientists-give-tips-how-limit-your-exposure







DLH Kabupaten Bekasi Donny Sirait Jadi
Tersangka Kasus Pencemaran TPA
KOMENTAR: 1

Kompas.com News Megapolitan Kepala DLH Kabupaten Bekasi Donny
Sirait Jadi Tersangka Kasus Pencemaran TPA Burangkeng

Kompas.com - 13/03/2025, 21:24 WIB

Achmad Nasrudin Yahya, Fitria Chusna Farisa Tim Redaksi



TPA Burangkeng di Desa Burangkeng, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa
Barat.(ISTIMEWA) BEKASI,

KOMPAS.com - Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kementerian
Lingkungan Hidup (KLH) menetapkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup
(DLH) Kabupaten Bekasi, Donny Sirait sebagai tersangka.

Page 65 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Donny ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan pencemaran air sungai
di lingkungan Tempat Pembungan Akhir (TPA) Burangkeng di Desa
Burangkeng, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi.

"Terhadap kasus TPA Burangkeng telah ditetapkan tersangka kepala
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi," kata Deputi Bidang
Penegakan Hukum KLH, Rizal Irawan dalam keterangannya, Kamis
(13/3/2025).

Baca juga: Jadwal Imsakiyah Ramadhan Kota Medan 14 Maret 2025

Rizal menjelaskan, Donny diduga melanggar ketentuan pengelolaan
sampah karena tidak sesuai dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria
(NSPK).

Menurutnya, buruknya pengelolaan sampah tersebut menimbulkan
gangguan kesehatan masyarakat, ganguan keamanan, pencemaran
lingkungan, dan kerusakan lingkungan.

Antrean Truk Pengangkut Sampah di TPA Burangkeng Artikel Kompas.id

Atas tindakan tersebut, Donny diduga melanggar Undang-undang Nomor
18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dan Undang-undang Nomor
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan.

Selain kasus TPA Burangkeng, Tim PPNS Penegakkan Hukum KLH juga
tengah menyidik dugaan tindak pidana di TPA Sampah Ilegal Limo di
Depok dan TPA Rawa Kucing Tangerang.

Adapun dalam kasus TPA Limo, KLH telah menetapkan satu tersangka
berinisial S yang kini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) Mabes
Polri.

Sementara, pada kasus TPA Rawa Kucing Tangerang, Tim PPNS sedang
dalam proses pemenuhan petunjuk Jaksa (P-19) dari Kejaksaan Agung.
"Nantinya akan segera dilakukan pengiriman berkas perkara kembali ke
Jampidum Kejagung RI," imbuh Rizal.

Baca juga: Supian Suri Bersihkan Sampah di Kali Balai Kota Depok usai Ditegur Dedi
Mulyadi

Komentar ini orang sudah makan di daerah orang bukannya menertibkan
sampah. tdk merasa memiliki wilayah. ini orang. 1 Komentar Tag TPA
Burangkeng kepala DLH kabupaten bekasi donny sirait kepala DLH
kabupaten bekasi donny sirait pencemaran tpa burangkeng

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kepala DLH Kabupaten Bekasi
Donny Sirait Jadi Tersangka Kasus Pencemaran TPA Burangkeng", Klik untuk
baca: https://megapolitan.kompas.com/read/2025/03/13/21244131/kepala-

Page 66 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


dlh-kabupaten-bekasi-donny-sirait-jadi-tersangka-kasus-pencemaran.

Lihat juga

[15/3 04.24] +62 813-2799-9917: https://fajarlampung.com/aktivis-
lingkungan-dukung-upaya-kementerian-lh-tegakkan-uu-perlindungan-
lingkungan-di-tpa-burangkeng/

[15/3 04.24] +62 813-2799-
9917: https://megapolitan.kompas.com/read/2025/03/13/21244131/kepala-
dlh-kabupaten-bekasi-donny-sirait-jadi-tersangka-kasus-pencemaran

[15/3 04.24] +62 813-2799-9917: Kadis LH Kabupatén Bekasi Ditetapkan
Menjadi Tersangka, Sejumlah Aktifis Lingkungan Beri Apresiasi Terhadap
KLH https://sumut.relasipublik.com/kadis-lh-kabupaten-bekasi-ditetapkan-
menjadi-tersangka-sejumlah-aktifis-lingkungan-beri-apresiasi-terhadap-klh/

[15/3 04.24] +62 813-2799-9917: Kadis LH Kabupatén Bekasi Ditetapkan
Menjadi Tersangka, Sejumlah Aktifis Lingkungan Beri Apresiasi Terhadap
KLH - Cakrabhayangkaranews https://cakrabhayangkaranews.com/kadis-
lh-kabupaten-bekasi-ditetapkan-menjadi-tersangka-sejumlah-aktifis-
lingkungan-beri-apresiasi-terhadap-klh/

[15/3 04.24] +62 813-2799-9917: https://jelajahperkara.com/sejumlah-
aktivis-lingkungan-memberikan-apresiasi-kepada-kementerian-lingkungan-
hidup-yang-telah-menetapkan-kepala-dinas-lh-sebagai-tsk/

[15/3 04.24] +62 813-2799-
9917: https://www.mearindo.com/2025/03/kadis-lh-kabupaten-bekasi-
ditetapkan-menjadi-tersangka-sejumlah-aktifis-lingkungan-beri-apresiasi-
terhadap-klh.html

[15/3 04.24] +62 813-2799-
9917: https://www.suararakyatri1.com/2025/03/kadis-lh-kabupaten-bekasi-
ditetapkan.html

[15/3 04.24] +62 813-2799-9917: Sejumlah aktivis lingkungan memberikan
apresiasi kepada Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) yang telah
menetapkan Kepala Dinas LH Kabupaten Bekasi, Syafri Donny Sirait,
sebagai tersangka
https://media-jabar.net/prioritas/kadis-lh-kabupaten-bekasi-ditetapkan-
menjadi-tersangka-sejumlah-aktifis-lingkungan-beri-apresiasi-terhadap-klh/

[15/3 04.24] +62 813-2799-9917: Tersangkut Kasus Pencemaran
Lingkungan Kadis LH Bekasi Ditetapkan Tersangka, Sejumlah Aktivis
Apresiasi Kementerian LH

Page 67 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


https://www.padangexpo.com/tersangkut-kasus-pencemaran-lingkungan-
kadis-lh-bekasi-ditetapkan-tersangka-sejumlah-aktivis-apresiasi-
kementerian-lh/

[15/3 04.24] +62 813-2799-9917: Kadis LH Kabupaten Bekasi Syafri
Donny Sirait Ditetapkan Jadi Tersangka, Sejumlah Aktifis Lingkungan Beri
Apresiasi Terhadap KLH
https://nkripost.co/2025/03/14/kadis-lh-kabupaten-bekasi-syafri-donny-
sirait-ditetapkan-jadi-tersangka-sejumlah-aktifis-lingkungan-beri-apresiasi-
terhadap-klh/

[15/3 04.24] +62 813-2799-9917: *Kadis LH Kabupatén Bekasi Ditetapkan
Menjadi Tersangka, Sejumlah Aktifis Lingkungan Beri Apresiasi Terhadap
KLH* bnewsmedia.id Bekasi – Sejumlah aktivis lingkungan memberikan
apresiasi kepada Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) yang telah
menetapkan Kepala Dinas LH Kabupaten Bekasi, Syafri Donny Sirait,...
_Baca selengkapnya:_ https://bnewsmedia.id/kadis-lh-kabupaten-bekasi-
ditetapkan-menjadi-tersangka-sejumlah-aktifis-lingkungan-beri-apresiasi-
terhadap-klh/

[15/3 04.24] +62 813-2799-
9917: https://siliwanginews.net/2025/03/14/kadis-lh-kabupaten-bekasi-
ditetapkan-menjadi-tersangka-sejumlah-aktifis-lingkungan-beri-apresiasi-
terhadap-klh/

[15/3 04.24] +62 813-2799-9917: Kadis LH Kabupatén Bekasi Ditetapkan
Menjadi Tersangka, Sejumlah Aktifis Lingkungan Beri Apresiasi Terhadap
KLH https://lintascakrawalanews.com/2025/03/14/kadis-lh-kabupaten-
bekasi-ditetapkan-menjadi-tersangka-sejumlah-aktifis-lingkungan-beri-
apresiasi-terhadap-klh/

[15/3 04.24] +62 813-2799-9917: https://jendelanusantara.com/kadis-lh-
kabupaten-bekasi-ditetapkan-menjadi-tersangka-sejumlah-aktifis-
lingkungan-beri-apresiasi-terhadap-klh/

[15/3 04.24] +62 813-2799-
9917: https://www.ardnusantara.com/2025/03/kadis-lh-kabupaten-bekasi-
ditetapkan.html
[15/3 04.24] +62 813-2799-
9917: https://www.meraknusantara.com/2025/03/kadis-lh-kabupaten-
bekasi-ditetapkan.html

[15/3 04.24] +62 813-2799-
9917: https://www.mearindo.com/2025/03/kadis-lh-kabupaten-bekasi-
ditetapkan-menjadi-tersangka-sejumlah-aktifis-lingkungan-beri-apresiasi-
terhadap-klh.html

Page 68 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



DLH Nabire Olah Sampah Plastik Jadi
Kerajinan, Sekda: Contoh yang Harus Ditiru

papuapat

14/03/2025325 Dilihat



Nabire – Papuapatrolie-news.com, Sekretaris Daerah (Sekda)
Kabupaten Nabire, Pieter Erari, mengapresiasi langkah inovatif yang
dilakukan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Nabire dalam mengelola
sampah plastik menjadi produk bernilai guna. Salah satu inisiatif yang
dijalankan adalah pemanfaatan limbah plastik untuk pembuatan kerajinan
tangan berbentuk bunga, yang dapat menjadi contoh bagi masyarakat
dalam mengelola sampah secara kreatif.

Saat berkunjung ke Kantor DLH Nabire, pada jumat (14/3/2025). Pieter
Erari menyampaikan apresiasinya terhadap upaya para pegawai dalam
memanfaatkan sampah yang selama ini dianggap sebagai limbah tak
berguna.

“Pagi tadi saya berkunjung ke Kantor DLH dan melihat langsung
bagaimana para pegawai bekerja dengan sampah yang telah dibuang,
tetapi diolah kembali menjadi sesuatu yang bernilai. Saya sangat tertarik
dan mengapresiasi pimpinan serta seluruh karyawan DLH yang telah
menunjukkan bahwa sampah tidak hanya menjadi beban, tetapi juga bisa
dimanfaatkan menjadi produk yang berguna bagi masyarakat,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa pengelolaan sampah telah menjadi salah satu
prioritas Pemerintah Kabupaten Nabire, terutama sejak kepemimpinan
Bupati Mesak Magai pada periode pertama. Pemerintah daerah terus
berupaya mencari solusi dalam mengatasi permasalahan sampah,
meskipun masih menghadapi berbagai tantangan, termasuk keterbatasan
fasilitas pengelolaan.

Page 69 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


“Dalam dua tahun terakhir, persoalan sampah menjadi fokus utama kami,
baik oleh Bupati, saya sebagai Sekda, maupun Kepala DLH beserta
jajaran. Walaupun tantangan masih ada, pemerintah daerah terus
berangsur-angsur melengkapi fasilitas pengelolaan sampah agar kota
Nabire semakin bersih,” tambahnya.



Sekda juga menegaskan bahwa di periode kedua kepemimpinan Bupati
Mesak Magai, cita-cita menjadikan Nabire sebagai kota yang bersih dan
indah semakin dikuatkan. Terlebih lagi, Presiden telah menginstruksikan
agar setiap kota mengembangkan potensi wisatanya, sehingga kebersihan
dan kerapihan kota menjadi perhatian utama.

“Bupati telah menyampaikan bahwa kota ini harus menjadi kota wisata.
Oleh karena itu, tidak hanya sampah, tetapi juga hal-hal lain seperti kelapa
spanduk dan sebagainya harus ditertibkan agar Nabire menjadi kota yang
nyaman, indah, dan bersih untuk didiami serta menunjang aktivitas
masyarakat,” ungkapnya.

Sebagai bentuk dukungan, Sekda mendorong agar hasil kerajinan tangan
dari limbah plastik ini tidak hanya dijual, tetapi juga didistribusikan ke
kantor-kantor pemerintahan sebagai contoh bagi instansi lain dalam
memanfaatkan sampah.

“Saya berharap kerajinan tangan dari sampah ini bisa didistribusikan ke
dinas-dinas lain, sehingga dapat digunakan di halaman kantor atau
pekarangan. Dengan begitu, di masa mendatang, setiap instansi dapat
berinovasi sendiri dalam mengelola sampah, membantu DLH dalam
mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA,” pungkasnya.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan, Pemkab Nabire berharap dapat
menciptakan lingkungan yang lebih bersih serta meningkatkan kesadaran
masyarakat dalam mengelola sampah secara bijak dan inovatif. (Red)

Post Views: 325

https://papuapatrolie-news.com/daerah/dlh-nabire-olah-sampah-plastik-
jadi-kerajinan-sekda-contoh-yang-harus-ditiru/

Page 70 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Kelola sampah bongkar pasang?




[Poto berita krmn Rudy Gustave tanpa url
[14/3 05.11] RizaVTjahjadi:

[14/3 07.15] RizaVTjahjadi: Bongkar pasang! Minggu lalu 'tuuuh yg tangani
utk soal penutupan TPA itu Menko Pangan sekarang Menko Infrastruktur

[14/3 07.29] Ruddy Gustave: Baru sadar urusan PU

[14/3 08.58] RizaVTjahjadi:

[14/3 09.04] RizaVTjahjadi: Bongkar pasang?

Prabowo tugaskan Menko AHY bentuk satgas
percepatan pengelolaan sampah
12 Maret 2025 19:54 WIB

Page 71 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025




Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah Agus Harimurti
Yudhoyono (AHY) memberikan keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu
(12/3/2025). ANTARA/Genta Tenri Mawangi/aa.

Jakarta (ANTARA) - Presiden Prabowo Subianto menugaskan Menteri
Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus
Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk membentuk satuan tugas (satgas)
percepatan pengelolaan sampah nasional melalui penyiapan infrastruktur
hingga teknologi.

Hal itu disampaikan Menko AHY usai menghadiri rapat terbatas yang
dipimpin Presiden Prabowo, yang membahas penanganan dan
pengelolaan sampah secara nasional, di Istana Kepresidenan Jakarta,
Rabu.

"Sampai dengan hari ini kita masih menghadapi berbagai permasalahan
sampah di berbagai kota, kabupaten seluruh Indonesia. Masyarakat kita
juga banyak sekali yang sudah mengeluhkan permasalahan ini dan tentu
kita tidak boleh diam. Oleh karena itu, ini menjadi perhatian dan sekaligus
prioritas dari Bapak Presiden," kata Menko AHY saat memberikan
keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu.

Baca juga: Prabowo gandeng Pandawara buat aktivitas skala besar atasi sampah

Dalam rapat tersebut, Presiden menaruh perhatian yang besar terhadap
permasalahan sampah yang menjadi tantangan karena kesadaran dan
kepedulian masyarakat diperlukan untuk mengatasi persoalan sampah di
Indonesia.

Melalui satgas percepatan pengelolaan sampah, Presiden juga
menginginkan adanya gerakan nasional agar lingkungan dapat bersih dari
sampah.

AHY menjelaskan bahwa perhatian Presiden dalam mengatasi persoalan
sampah bukan hanya bertumpu pada infrastruktur dan teknologi
pengolahan sampah, tetapi juga kesadaran masyarakat yang harus
dibangun bersama.

Selain membangun kesadaran masyarakat, pemerintah juga akan fokus
pada penerapan teknologi dan penguatan infrastruktur dalam menangani
sampah dari hulu hingga hilir.

Page 72 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Baca juga: Pandawara Group lapor Presiden kendala aksi di lapangan

AHY pun menyoroti kondisi sampah rumah tangga yang menggunung di
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang, sehingga tidak hanya
menimbulkan polusi tanah dan udara, tetapi juga mencemari lingkungan
dan menyebabkan bencana.

Pemerintah berupaya agar pengelolaan sampah dapat ditangani dengan
baik, mulai dari tempat pembuangan sampah terpadu (TSPT) hingga
tempat pemrosesan akhir (TPA).

"Sampah diharapkan bisa dihancurkan, kemudian juga sebagian bisa
ditimbun tetapi selebihnya benar-benar kita fokus pada recycle,
dikembalikan kepada produser untuk bisa diproduksi komoditas tertentu,
tapi juga pembakaran tadi bisa kemudian diubah menjadi listrik," kata
AHY.

Baca juga: Pandawara nilai banjir karena sampah dan alih fungsi saluran air

AHY menambahkan satgas percepatan pengelolaan sampah akan
mengevaluasi implementasi pembangunan pembangkit listrik tenaga
sampah (PLTSa) yang dimandatkan melalui Peraturan Presiden (Perpres)
Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi
Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah
Lingkungan.

Adapun sebelumnya Presiden RI Prabowo Subianto telah memanggil
kelompok pemuda peduli lingkungan, Pandawara Group, ke Istana
Kepresidenan Jakarta, Selasa (11/3), untuk salah satunya membahas isu
lingkungan dan sampah.

Menurut Pandawara Group, dalam pertemuan dengan Presiden itu
disepakati akan ada satu aktivitas dengan skala yang masif untuk
mengatasi permasalahan sampah dari hulu ke hilir.

Pewarta: Mentari Dwi Gayati/Genta Tenri Mawangi
Editor: Rangga Pandu Asmara Jingga
Copyright © ANTARA 2025

Tags:
• Agus Harimurti Yudhoyono
• Menko Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah
• pengelolaan sampah satgas sampah
• Presiden Prabowo Subianto

https://m.antaranews.com/amp/berita/4706569/prabowo-tugaskan-menko-
ahy-bentuk-satgas-percepatan-pengelolaan-sampah

Page 73 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Sebelumnya yg tampil Menko Pangan, termasuk utk beleid pemerintah
menutup 306 TPA per 1 Maret 2025


[14/3 09.08] Ruddy Gustave: tambah crowded gak ada duitnya

[14/3 09.08] Ruddy Gustave: siapa pandawa group?

[14/3 09.09] RizaVTjahjadi: Minggu sebelumnya



4 Poin Rakortas Menko Pangan soal Strategi

Anggi Muliawati - detikNews
Jumat, 07 Mar 2025 17:22 WIB

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan
atau Zulhas (Anggi Muliawati/detikcom)

Jakarta -
Menteri Koordinator (Menko) Pangan Zulkifli Hasan menggelar rapat
koordinasi terbatas (rakortas) bersama Kementerian Lingkungan Hidup,
Bappenas, hingga Kementerian ESDM. Ada sejumlah hal yang dihasilkan
dalam rapat tersebut. Apa saja?

Rapat digelar di kantor Kemenko Pangan, Jakarta Pusat, Jumat
(7/3/2025). Rapat tersebut membahas proses pengelolaan sampah.

Baca juga:Zulhas: Pemerintah Larang Pembuangan Sampah Lahan Terbuka
Mulai Senin
Berikut ini poin-poin penjelasan hasil rakortas pangan:
1. Harmonasi 3 Perpres Jadi 1 Aturan soal Pengelolaan Sampah
Zulhas mengatakan pemerintah akan membuat Perpres baru mengenai
pengelolaan sampah. Zulhas mengatakan perpres itu akan menggantikan
tiga lain yang berkaitan dengan sampah.

Tiga perpres itu adalah:
- Perpres Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut
- Perpres Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan

Page 74 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi
Ramah Lingkungan,
- Perpres Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
(Stranas) Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga.

"Manajemen pengelolaan sampah secara umum, ada tiga perpres, yang
akan kita jadikan satu," kata Zulhas.

"Ada perpres tersendiri, ada perpres mengenai Stranas, ada lagi perpres
mengenai sampah laut. Jadi ada tiga, kita minta jadi satu," sambungnya.

2. Pengelolaan Sampah Melalui Teknologi
Zulhas mengatakan persoalan sampah menjadi salah satu pembahasan
yang penting. Zulhas menyampaikan nantinya pengelolaan sampah akan
menggunakan teknologi.

"Tetapi dalam pengelolaan sampah secara umum itu, ada penyelesaian
yang penting, yaitu mengenai salah satunya itu penggunaan teknologi.
Bagaimana sampah itu diolah menjadi energi listrik," jelas Zulhas.

Zulhas menilai rumitnya pengelolaan sampah lantaran terlalu banyak
aturan. Padahal, menurut dia, pembelian dari hasil pengelolaan sampah itu
akan dilakukan oleh PT PLN.

"Pengelolaan sampah ini ternyata rumit karena aturannya begitu banyak.
Ada aturan dari pemerintah daerah, ada dari DPRD, ada dari bupati atau
gubernur, ada kementerian terkait, padahal terakhir yang beli itu PLN.
Karena itu ini harus kita pangkas, nanti seperti pupuk ya, pupuk kemarin
itu dipangkas jadi mudah," jelasnya.

"Ini hal yang sama kita akan lakukan, nanti perpres yang tiga itu jadi satu
karena PLN yang akan membeli hasilnya, ya sudah PLN yang beri izin
Kementerian ESDM. Izin dari kementerian ESDM langsung ke PLN,
selesai. Tinggal nanti kewajiban pemerintah daerah seperti apa," sambung
dia.

Baca juga:Warga Ikut Bongkar Paksa Hibisc Fantasy di Puncak Bogor

3. Tarif Pembelian Listrik dari Pembangkit Sampah Naik
Zulhas mengatakan pemerintah berencana menaikkan tarif pembelian
listrik dari pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa). Dia menyebut
pembelian pembangkit sampah yang semula USD 13,35 sen per kWh
menjadi USD 19 sampai 20 sen per kWh.

"Kemudian, tarifnya, tarifnya kalau 13,35 sen memang sulit sekali,"
ujarnya.

"Oleh karena itu, tarifnya ini kita jadikan satu, tidak ada lagi tipping fee, tapi

Page 75 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


tarifnya dinaikkan. Dari 13,35 sen jadi antara 19-20 sen, sehingga satu
pintu," sambungnya.

Dia mengatakan, jika terdapat selisih, akan menggunakan subsidi. Zulhas
mengatakan pemerintah akan terus berupaya memudahkan dalam
pengelolaan sampah.

"Nanti selisihnya tentu subsidi, ditagih kepada Kementerian Keuangan ya.
Jadi dengan begitu, dipangkas prosedur yang rumit itu menjadi singkat,"
ungkapnya.
3. Pemda Wajib Siapkan Lahan dan Sampah

Dari rapat tersebut, pemerintah pusat meminta pemerintah daerah untuk
menyiapkan lahan dan sampah. Hal itu, nantinya akan menjadi kewajiban
dari pemerintah daerah.

Zulhas mengatakan akan berupaya menyelesaikan persoalan sampah.
Zulhas menargetkan pengaturan sampah dapat selesai selama lima tahun.
"Diharapkan dalam lima tahun ini kita bisa menyelesaikan di 30 provinsi
karena sampah kita ini sudah menggunung," ujarnya.

Zulhas mengatakan pemerintah akan menutup praktik pembuangan
sampah pada lahan terbuka atau yang disebut sebagai open dumping.
Zulhas berencana menutup pengumpulan sampah metode open
dumping mulai Senin (10/3).

"Kita akan mulai melarang menutup praktik open dumping. Jadi nanti
sampah harus masuk, dikelola sampai habis sempurna istilahnya," kata
Zulhas.

"Senin mulai jalan (penutupan open dumping), di samping kita mengejar
perpres sampai selesai," sambungnya.

Simak juga Video 'PBNU Teken MoU dengan Power Pro, Kelola
Sampah Jadi Cuan':




(amw/dek)
zulkifli hasanmenteri perdaganganmendagsampahlistrik

Page 76 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


https://news.detik.com/berita/d-7812116/4-poin-rakortas-menko-pangan-
soal-strategi-kelola-sampah-di-ri/amp

[14/3 09.10] RizaVTjahjadi: Itu yg viral 3-4 yl yg terjun bersihkan sampah di
bbrp saluran juga di pantai Labuan. Jumlah mrk 5 orang

[14/3 09.14] Ruddy Gustave: bentuk saja baju orange gaya jakarta, atau
gaya gubernur jabar langsung gaji orang bersih sungai, baru nanti
biayanya dipalakin ke rakyat

[14/3 09.14] Ruddy Gustave: kompeni gaya humanis

[14/3 09.17] RizaVTjahjadi: Duit pemerintah ZONK, Ingat aja baru 2 bln
jalan defisit APBN udah sekitar 200 triliun... Ngeriiii ... rejim gemoy ini

[14/3 09.18] RizaVTjahjadi: Keknya mau dorong GoRo rakyat secara
gratisssss

[14/3 09.18] Ruddy Gustave: dikuras habis sama si moel cs. tapi masih
bergaya mau bikin itu bikin ini

[14/3 09.19] RizaVTjahjadi: Yayayayayayayaaaa

[14/3 09.20] Ruddy Gustave: dpr malah siapkan legislasi
revisi pengelolaan sampah

[14/3 09.21] Ruddy Gustave: gubernur bali, over akting, mau urus sampah
plastik dengan pengusaha plastik

[14/3 09.21] RizaVTjahjadi: Minimal ada uang rapat

[14/3 09.23] Ruddy Gustave: pada bingung prosi tanggungjawabnya dan
minim data dan trend pola konsumsi tidak berkelanjutan

[14/3 09.24] Ruddy Gustave: SDG di daerah bacanya jadi proyek saja

[14/3 09.24] Ruddy Gustave: dan pungutan ke pengusaha dan rakyat

[14/3 09.24] Ruddy Gustave: bisa dikutuk abis sama para dewa penjaga
alam

[14/3 09.27] RizaVTjahjadi:

Page 77 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



KLHK Warning Para Kepala Daerah
Benahi TPA, HAKLI : Harap Jadi Perhatian
Serius
Rudy
Jumat, 14 Maret 2025 | 09:32 WIB



JAKARTA,Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK),
melalui surat tertulisnya memberikan warning (peringatan) kepada seluruh
kepala daerah di Indonesia. Warning tersebut, terkait pembenahan Tempat
Pemrosesan Akhir (TPA) di setiap daerah.

” Kami dari Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI),
mengimbau kepada seluruh kepala daerah di Indonesia, agar surat
peringatan dari KLHK menjadi perhatian serius dan prioritas agenda di
masing-masing pemerintahan daerah. Surat tersebut sudah dikirimkan
sejak Bulan November 2024 ,” pinta Johny Sumbung, Ketua Satuan Gugus
Khusus Kebencanaan, Pengurus Pusat HAKLI, kepada media ini, Jumat
(14/03/2025).

Menurutnya, banyak bencana terjadi akibat tidak tertatanya sistem TPA.
Alhasil, saat musim penghujan lingkungan warga tercemar limbah dan juga
terjadi banjir dan longsor.

” TPA yang diurus tidak sesuai prosedur yang berlaku, selain menimbulkan
bencana juga dapat menyebabkan pencemaran. Antara lain, pencemaran
tanah,air,udara sungai. Olehnya itu, surat KLHK sebagai warning untuk
pengelolaan sampah yang lebih efektif ke depannya. (ulin)

Page 78 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Rakor Pengelolaan Sampah Blora, Targetkan

Nathan
Kamis, 13 Maret 2025 23:02:00



Rakor pengelolaan sampah di Blora digelar di Ruang Pertemuan
Setda Kabupaten Blora.(Nathan/Pemkab Blora)

Murianews, Blora – Pemerintah Kabupaten Blora menggelar Rapat
Koordinasi (Rakor) Pengelolaan Sampah di Ruang Pertemuan Setda,
Kamis (13/3/2025). Rakor ini dipimpin oleh Bupati Blora, H Arief Rohman,
didampingi Wakil Bupati Blora.

Selain itu, Rakor ini juga dihadiri oleh Ketua TP PKK, seluruh camat,
kepala desa, kepala puskesmas, serta ketua dan petugas Tempat
Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, Recycle (TPS3R) di Kabupaten
Blora.

Berikutnya, turut hadir sebagai narasumber Drs. H. Abdul Kholiq Arief,
yang merupakan Bupati Wonosobo periode 2005-2015. Juga Wahyudi
Anggoro Jati, Kepala Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon,
Kabupaten Bantul, Yogyakarta, yang dikenal sebagai praktisi pengelolaan
sampah berbasis partisipasi masyarakat.

Bupati Blora, Arief Rohman menegaskan bahwa isu sampah menjadi salah
satu persoalan krusial yang membutuhkan solusi strategis. Ia
menyampaikan bahwa potensi timbulan sampah di Kabupaten Blora pada
tahun 2024 mencapai 144.800 ton per tahun.

"Saat kemarin kami mengikuti retreat bersama Presiden Republik
Indonesia, Prabowo Subianto, di bulan Februari lalu, isu sampah menjadi
salah satu perhatian utama. Kepala daerah diminta untuk lebih fokus
dalam menangani permasalahan sampah di daerah masing-masing," ujar
Bupati Arief.

Page 79 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Sebagai langkah nyata, Bupati menargetkan agar setiap desa di
Kabupaten Blora memiliki minimal satu bank sampah yang dikelola secara
aktif.

"Kita targetkan, pada akhir bulan ini, satu desa minimal memiliki satu bank
sampah yang dikelola oleh pengurus yang aktif," tegasnya.

Untuk memastikan efektivitas program ini, Pemerintah Kabupaten Blora
akan menyiapkan kebijakan khusus dan menggandeng berbagai pihak.
Termasuk TNI dan Polri, guna menciptakan solusi yang komprehensif.

Permasalahan Sampah...

1 2

Baca Juga Sempat Dihack Desember Lalu, Aplikasi Pemkab Blora Aman

Pemkab Blora Libatkan Gen Z dalam Perencanaan Pembangunan
Belasan Remaja Dilatih Buat Kompos untuk Solusi Sampah di Jepara

TAG sampah Sampah Blora Pengelolaan Sampah Bank Sampah
Kabupaten Blora arief rohman

Artikel ini telah tayang di Murianews.com dengan judul "Rakor Pengelolaan Sampah
Blora, Targetkan Setiap Desa Ada Bank Sampah", Klik untuk baca:
http://berita.murianews.com/nathan/435740/rakor-pengelolaan-sampah-
blora-targetkan-setiap-desa-ada-bank-sampah .


Lanjutan


Rakor Pengelolaan Sampah Blora, Targetkan Setiap Desa

Nathan
Kamis, 13 Maret 2025 23:02:00



Rakor pengelolaan sampah di Blora digelar di Ruang Pertemuan
Setda Kabupaten Blora.(Nathan/Pemkab Blora)



"Tentunya kita ke depan serius untuk masalah ini. Nanti kita siapkan
kebijakan khusus untuk menangani permasalahan sampah dengan
berkolaborasi dengan TNI/POLRI," pungkasnya.

Page 80 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Sementara itu, Drs. H. Abdul Kholiq Arief, M.Si, menyatakan kesiapannya
untuk mendampingi Kabupaten Blora dalam menangani persoalan
sampah. Ia menekankan bahwa pengelolaan sampah yang baik tidak
hanya berdampak pada kebersihan lingkungan.

Tetapi juga dapat berkontribusi terhadap pendapatan daerah di tengah
kebijakan efisiensi anggaran dari pemerintah pusat.

"Saya siap membantu Blora dalam merancang solusi pengelolaan sampah
yang efektif. Selain itu, kita juga perlu merumuskan strategi untuk
mendapatkan pendanaan guna menutupi keterbatasan anggaran yang
terjadi akibat kebijakan efisiensi," ungkapnya.

Narasumber lainnya, Wahyudi Anggoro Jati, memaparkan konsep
pengelolaan sampah berbasis partisipasi masyarakat yang telah
diterapkan di Desa Panggungharjo.

Ia menggarisbawahi empat aspek utama dalam menangani persoalan
sampah. Itu adalah kebijakan (infrastruktur politik), sistem sosial
(infrastruktur sosial), dukungan ekonomi melalui BUMDes atau BUMD
(infrastruktur ekonomi), serta penerapan teknologi pengolahan sampah
(infrastruktur teknologi).

"Seluruh prasyarat untuk mendorong perubahan dalam pengelolaan
sampah berada di tangan pemerintah, baik di tingkat kabupaten maupun
desa. Pemerintah memiliki anggaran, kewenangan, dan sumber daya
manusia yang dibutuhkan untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah
yang berkelanjutan," jelas Wahyudi.

Editor: Budi Santoso

1 2

Baca Juga
Sempat Dihack Desember Lalu, Aplikasi Pemkab Blora Aman
Pemkab Blora Libatkan Gen Z dalam Perencanaan Pembangunan
Belasan Remaja Dilatih Buat Kompos untuk Solusi Sampah di Jepara

TAG sampah Sampah Blora Pengelolaan Sampah Bank Sampah
Kabupaten Blora arief rohman

Artikel ini telah tayang di Murianews.com dengan judul "Rakor Pengelolaan Sampah
Blora, Targetkan Setiap Desa Ada Bank Sampah", Klik untuk baca:
http://berita.murianews.com/nathan/435740/rakor-pengelolaan-sampah-
blora-targetkan-setiap-desa-ada-bank-sampah .

Page 81 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Wacana Retribusi Sampah Berdasar Bobot
di Jogja Dibatalkan, Ini Gantinya
Adji G Rinepta - detikJogja
Jumat, 14 Mar 2025 14:59 WIB



Ilustrasi sampah di Jogja/Penampakan tumpukan sampah
di lahan bekas Teras Malioboro 2, Kota Jogja, Senin (17/2/2025).
Foto: Adji G Rinepta/detikJogja

Jogja - Wali Kota Jogja, Hasto Wardoyo, memastikan wacana pemungutan
retribusi sampah berdasarkan bobot sampah batal dilakukan. Sebagai
gantinya, Pemkot Jogja menyiapkan program transporter.

Diketahui, Pemkot Jogja melakukan uji coba penerapan kebijakan retribusi
sampah berdasarkan bobot di depo-depo pada 29 Oktober hingga 7
November 2024 lalu. Pada uji coba itu, hanya dilakukan penimbangan dan
belum ditarik retribusi.

"Sudah saya luruskan, tidak ada, baik dipilah maupun tidak dipilah kami
tidak mengenakan bayar membayar begitu di tingkat depo," tegas Hasto
kepada wartawan di Pasar Beringharjo, Kota Jogja, Jumat (14/3/2025).

"Karena bagi saya, warga itu mau membawa ke depo dengan cara baik
pakai gerobak, tidak membuang di tempat-tempat liar, sudah seneng
banget saya," sambungnya.

Baca juga: Teknologi ITF Rp 17 M Bawuran Digadang Jadi Solusi Sampah di Jogja

Sebagai gantinya, Pemkot Jogja menyiapkan kebijakan transporter atau
penggerobak. Nantinya seluruh masyarakat Kota Jogja wajib menjadi
pelanggan penggerobak atau transporter.

Hasto mengatakan, warga hanya akan dibebani biaya untuk membayar
penggerobak. Namun guna merealisasikan hal tersebut, Pemkot Jogja
saat ini tengah berkoordinasi dengan legislatif agar peraturan daerah soal
retribusi sampah bisa segera disahkan.

Page 82 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


"Saya mempertimbangkan retribusi sampah agar warga biasa tidak biaya,
karena sudah membayar penggerobak," ujar Hasto.

979 Transporter Dikerahkan ke 616 RW di Jogja
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DLH Kota Jogja, Agus Tri Haryono,
menyebut 979 transporter yang akan mengakomodir 616 RW di Kota
Jogja. Menurutnya, ada sebagian RW yang membutuhkan lebih dari satu
transporter karena wilayahnya yang luas.

"Karena kan kemampuan satu penggerobak atau transporter kira-kira
hanya bisa 40 sampai 50 KK," papar Agus saat dihubungi.

Agus melanjutkan sampah yang diangkut oleh transporter harus dalam
keadaan sudah terpilah. Nantinya, warga akan dilarang pembuangan
sampah mandiri langsung ke depo. Rencananya, kebijakan ini akan mulai
berlaku 1 April 2025 mendatang.

"Kami akan mewajibkan seluruh masyarakat umum menjadi pelanggan
tetap transporter, sehingga tidak ada lagi yang mandiri," tutup Agus.

Baca juga: Hasto-Wawan Tolak Mobdin Baru: Lebih Baik untuk Bikin Gerobak Sampah

Baca artikel detikjogja, "Wacana Retribusi Sampah Berdasar Bobot di Jogja Dibatalkan,
Ini Gantinya" selengkapnya https://www.detik.com/jogja/berita/d-
7823396/wacana-retribusi-sampah-berdasar-bobot-di-jogja-dibatalkan-ini-
gantinya.







Restoran dan Mal di Surabaya Kini Harus
Pilah Sampah Mandiri, Wali Kota Surabaya

Novia Herawati
- Minggu, 16 Maret 2025 | 10:39 WIB

JawaPos.com – Persoalan sampah mendapat perhatian khusus dari Wali
Kota Surabaya Eri Cahyadi. Ia meminta setiap pelaku usaha di Kota
Pahlawan untuk memiliki tempat pengelolaan sampah mandiri.
“Kenapa di mal juga di rumah makan itu nggak dipilah? Kalau nggak diatur
dan diberi kebebasan membuang sampah ke TPA Benowo dan tidak
diedukasi, ya (persoalan sampah) nggak pernah selesai,” tutur Eri, Sabtu
(15/3).

Page 83 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025





Ilustrasi pusat perbelanjaan di Surabaya. (dok. Jawa Pos)

Menurut dia, pengelola usaha seperti restoran dan pusat perbelanjaan
harusnya bisa melakukan pemilahan sampah secara mandiri. Karena itu,
Pemkot Surabaya akan membuat perwali untuk mengatur hal tersebut.
"Salah satu poinnya, perizinan dalam membuka tempat usaha di Surabaya
adalah harus bisa memilah sampah dari usahanya. Jadi hulunya
(persoalan sampah) itu rumah tinggal dan tempat usaha," imbuhnya.

Baca Juga: Cegah Perang Sarung di Bulan Ramadhan, Wali Kota Surabaya Eri
Cahyadi Minta Orang Tua Lebih Ketat Awasi Anak

Eri lalu menginstruksikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH)
Surabaya, Dedik Irianto, untuk mengadakan pertemuan dengan para
pemilik usaha guna membahas pengelolaan sampah secara mandiri.
“Jangan ada lagi tempat usaha, tapi memberikan beban sampah kepada
Kota Surabaya, komitmennya itu. Jadi semua tempat usaha memilah
sampah sejak dari tempat usahanya,” jelas politikus PDI Perjuangan itu.
Sebelumnya, Eri Cahyadi menuturkan bahwa setiap harinya, ada sekitar
1.600 ton sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) Benowo. Jumlah ini meningkat dari tahun ke tahun.

Baca Juga: Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi Targetkan Banjir di Wonocolo dan
Ketintang Baru Tuntas Tahun Ini, Realistis atau Ambisius?

"Dulu sampah di Surabaya 1.300 ton per hari, meningkat 1.400 ton per
hari lalu sekarang menjadi 1.600 ton per hari. Ini karena penduduk Kota
Surabaya juga bertambah dari 2,8 juta menjadi 3,2 juta," tutur Eri.
Dengan demikian, kemandirian restoran dan pusat perbelanjaan (mal) di
Kota Surabaya dalam memilah sampah dapat meringankan beban TPA di
Benowo, sehingga pengelolaan sampah menjadi lebih efektif dan
berkelanjutan.

Editor: Bayu Putra

Page 84 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Tags surabaya wali kota mal restoran eri cahyadi
• mandiri pilah sampah TPA Benowo bebani

https://www.jawapos.com/surabaya-raya/015770275/restoran-dan-mal-di-
surabaya-kini-harus-pilah-sampah-mandiri-wali-kota-surabaya-eri-cahyadi-
jangan-bebani-tpa-benowo








Ilustrasi. Medcom
Pengelolaan Sampah Belum Optimal, Menteri LH
Cari Solusi Perbaikan TPA Basirih

Atalya Puspa • 16 March 2025 11:40

Jakarta: Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, tengah membahas
strategi perbaikan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Basirih, Banjarmasin,
Kalimantan Selatan. TPA Basirih masih menghadapi tantangan besar
dalam sistem pengelolaan sampah.

TPA Basirih dibangun pada 1997 dengan dukungan dari World Bank
menggunakan standar internasional, namun dalam perjalanannya,
pengelolaan tidak berjalan optimal. Akibatnya, sampah sering ditempatkan
sembarangan, menambah beban bagi pemerintah daerah
dan memperburuk dampak lingkungan.

Page 85 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Berdasarkan data baru, konversi timbulan sampah di Banjarmasin dan
Barito Kuala mencapai sekitar 0,85 kg per jiwa per hari. Berarti, ada
konsekuensi biaya besar dalam pengelolaannya.

“Hal ini terjadi karena kesembronoan dari pengelolaan sebelumnya,
sehingga pengelola sekarang yang menanggung. TPA bukan hanya
tempat membuang sampah, tetapi harus menjadi bagian dari sistem
pengelolaan yang lebih efektif. Kita harus memastikan pengelolaan
sampah tidak hanya bergantung pada pembuangan akhir, tetapi dimulai
dari pengurangan di sumbernya,” ujar Hanif dalam keterangannya,
Minggu, 16 Maret 2025.

Dalam diskusi dengan pemerintah daerah dan pengelola TPA, Menteri
Hanif menekankan strategi utama dalam perbaikan pengelolaan sampah
harus dimulai dari hulu. Termasuk pengurangan timbulan sampah di
tingkat masyarakat dan kawasan komersial, dengan kebijakan yang lebih
tegas terhadap sektor seperti kampus, pasar, perumahan, hotel, restoran,
dan kafe.

Kemudian, penguatan sistem pemilahan sampah di sumber, sehingga
jumlah sampah yang masuk ke TPA dapat dikurangi secara signifikan,
serta keterlibatan industri dalam skema Extended Producer Responsibility
(EPR), dengan menempatkan perusahaan sebagai off-taker utama dalam
pembelian sampah karton dan plastik, sehingga lebih banyak material daur
ulang yang terserap ke dalam industri. Lalu, mendorong kolaborasi antara
pemerintah daerah dan masyarakat dalam membangun kesadaran bahwa
pengelolaan sampah adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya
pemerintah.

Baca Juga:
Pemkot Yogyakarta Tutup Sejumlah Depo Sampah

Hanif juga mengungkapkan pemerintah pusat akan mengambil langkah
konkret dalam penanganan TPA Basirih, termasuk menerbitkan dua
kebijakan strategis. Kebijakan tersebut, yakni surat penghentian aktivitas
open dumping di TPA yang tidak memenuhi standar, yang
akan diberlakukan tidak hanya di Banjarmasin, tetapi juga di daerah lain di
Indonesia, dan arahan kepada Walikota Banjarmasin dan Bupati Barito
Kuala untuk menerapkan tata kelola sampah yang lebih ketat dan
berkelanjutan.

“Mengandalkan pemerintah saja dalam pengelolaan sampah tidak akan
cukup. Kita harus bersama-bersama. Masyarakat harus aktif kelola
sampah, industri wajib terlibat sebagai bagian dari solusi, dan pemerintah
harus memperketat regulasi agar semua pihak menjalankan tanggung
jawabnya,” tegas Hanif.

Page 86 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun
Google News Metrotvnews.com dan Channel WhatsApp Metro TV

(Achmad Zulfikar Fazli)

kementerian lhk sampah lingkungan hidup

https://www.metrotvnews.com/read/KYVC4V04-pengelolaan-sampah-
belum-optimal-menteri-lh-cari-solusi-perbaikan-tpa-basirih






Bantargebang Lewat! Gunung Sampah Ini

Zulfi Suhendra - detikProperti
Senin, 17 Mar 2025 16:31 WIB



Foto: Gunung Sampah Ghazipur/Oddity Central

Jakarta - Ini bukan gunung sungguhan. Bukan juga gunung buatan. Yang
kita lihat ini adalah gunung yang berasal dari tumpukan sampah.
Tapi, ini bukan di Bantar Gebang, Bekasi. Ini ada di distrik Ghazipur, Delhi,
India. Tempat yang tersohor dengan nama Gunung Sampah Ghazipur ini
bahkan tingginya mengalahkan Bantar Gebang.

Ghazipur punya area seluas lebih dari 50 kali lapangan sepak bola dan
hampir setinggi salah satu keajaiban dunia, Taj Mahal. Ghazipur dibangun
pada 1984 dan mencapai kapasitas maksimumnya sejak 2002.

Sejak saat itu, gunungan sampah Ghazipur terus menumpuk dan
mencapai 72 meter. Gunung sampah ini lebih tinggi dari TPST Bantar
Gebang setinggi 40-50 meter, atau setara gedung 16 lantai.

Terdiri dari lebih dari 14 juta metrik ton sampah, TPA Ghazipur telah lama

Page 87 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


menjadi malapetaka bagi jutaan orang yang menganggap Delhi sebagai
rumah mereka. Bau busuk yang ditimbulkannya hampir tak tertahankan,
terutama di musim panas.

Kebakaran rutin terjadi dan menyelimuti daerah sekitarnya dengan asap
tebal dan beracun, dan lerengnya yang berkelok-kelok terkadang runtuh
dan mengubur orang-orang dan kendaraan di bawah jutaan ton sampah.

"Saya hanya melihatnya bertambah besar, semua pemerintah telah
berjanji untuk menyelesaikan masalah ini tetapi tidak melakukan apa
pun,"Ibrahim Khan, 71 tahun, wargaMulla Colony, mengatakan kepada
Sky News dilansir dari Oddity Central. "Setiap orang yang tinggal di
sekitarnya jatuh sakit, dan sulit bernapas. Saya pasien jantung dan
mengalami kesulitan bernapas."

Pada bulan September 2017, lebih dari 50 juta ton sampah jatuh saat
sebagian gunung sampah runtuh, mengubur puluhan orang dan mobil, dan
pada bulan April 2024, kebakaran besar terjadi di tempat pembuangan
sampah yang menimbulkan asap tebal yang menyebabkan masalah
kesehatan dan pernapasan yang signifikan di daerah sekitarnya.

Menjulang tinggi di atas Delhi, Tempat Pembuangan Sampah Ghazipur
tampak seperti bukit alami dari jauh, tetapi saat didekati, baunya saja
sudah cukup untuk mengungkapkan asal usulnya yang sebenarnya -
sampah yang dihasilkan manusia. "Garbage Everest" ini mungkin tampak
mengesankan dalam ukuran sebenarnya, tetapi masalah yang
ditimbulkannya bagi lingkungan dan penduduk setempat bukanlah hal
yang bisa dianggap enteng.

Sayangnya, meskipun pemerintah setempat berjanji untuk mengurangi
kerusakan yang disebabkan oleh Tempat Pembuangan Sampah Ghazipur,
tidak ada yang mampu mengekang pertumbuhannya. Delhi menghasilkan
lebih dari 11.000 ton sampah setiap hari, sebagian besarnya tiba di sini,
membuat gunung sampah semakin besar.

Video: Pemerintah Larang Pembuangan Sampah Lahan Terbuka Mulai Senin

(zlf/zlf)
gunung sampah ghazipur masalah lingkungan delhi
tempat pembuangan sampah kebakaran sampah

Berita Terkait
Zulhas Kaget Lihat Tumpukan Sampah di Bantargebang Setinggi Gedung 20 Lantai
Gunung Sampah di TPA Sarimukti Longsor, Ini Penyebabnya
Kiriman Sampah ke TPA Gunung Santri Melonjak Tajam
Jatah 17 Ritase Pembuangan Sampah ke Sarimukti Tak Cukup untuk KBB
TPST Kebon Talo Mataram Masuk Tahap Tender, Siap Atasi Masalah Sampah
Masalah Sampah Belum Tuntas, Bandung Gandeng Garut untuk Pembuangan
Mengorek Rasanya Tinggal di Rumah Terkepung Gunung Sampah

Page 88 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Baca artikel detikproperti, "Bantargebang Lewat! Gunung Sampah Ini Tingginya Setara
Taj Mahal!" selengkapnya https://www.detik.com/properti/berita/d-
7827434/bantargebang-lewat-gunung-sampah-ini-tingginya-setara-taj-
mahal.





Sampah Menumpuk di Muna Barat, Warga:
Kalau Begini Terus, Buat Apa Ada DLH?

Sumber: Sultranesia

https://sultranesia.com/sampah-menumpuk-di-muna-barat-warga-kalau-
begini-terus-buat-apa-ada-dlh/

tidak bisa disalin-tempel







Walhi Dukung Sikap Dedi Mulyadi, tetapi Tolak
Libatkan TNI Kelola Sampah

Kompas.com - 17/03/2025, 11:51 WIB
Faqih Rohman Syafei, Farid Assifa Tim Redaksi



Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi langsung turun
ke sungai membersihkan sampah yang menyumbat di Sukabumi.()

Page 89 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


BANDUNG, KOMPAS.com - Walhi Jawa Barat mengkritik keputusan
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi yang melibatkan unsur TNI dalam urusan
pembangunan infrastruktur pengelolaan sampah.

Pelibatan TNI dalam pengelolaan sampah dinilai sangat tidak tepat. Atas
dasar itu, Walhi Jabar menolak keras langkah yang diambil oleh Dedi
Mulyadi. Direktur Eksekutif Walhi Jabar, Wahyudin Iwang, mengatakan,
TNI sebelumnya diberi amanah Perpres Nomor 15 Tahun 2018 tentang
percepatan pengendalian pencemaran dan kerusakan daerah aliran
Sungai Citarum.

Namun hingga saat ini kondisi Citarum tidak kunjung membaik.

Baca juga: Dedi Mulyadi Bilang Depok Etalase Jabar, Kok Sungai di Kantor Walkot
Penuh Sampah?

Bahkan, anggaran besar yang telah digelontorkan oleh pemerintah pusat
untuk menangani kerusakan dalam Program Citarum Harum tidak berjalan
maksimal, dan pencemaran masih terus berlanjut.

"Hal tersebut salah satunya dapat dilihat dari empat Pokja yang gagal
dalam PPK DAS Citarum. Di antaranya Pokja Lahan Kritis, Pokja
Pencemaran dan Pengendalian, Pokja Sampah, dan Pokja Penegakan
Hukum," kata Iwang dalam keterangan tertulisnya, Senin (17/3/2025).


Iwang mengatakan, dalam urusan Sungai Citarum saja tidak berhasil,
bagaimana bisa mengurus urusan sampah yang merupakan masalah
terbesar di Jabar.

Dia menyebut, sebaiknya TNI segera dikembalikan ke barak dan
memaksimalkan tugas serta fungsinya, bukan malah dilibatkan dalam
kegiatan yang bukan bidangnya. Meski demikian, Walhi Jabar
mengapresiasi jika TNI terlibat dalam membersihkan sungai dari sampah.

Namun, jika sampai TNI dilibatkan dalam mengurus sampah, Walhi menilai
institusi militer itu tidak kompeten.

"Bagaimana mungkin TNI dapat melakukan pengolahan sampah yang
faktanya saat ini sampah dari sungai saja bingung mereka olah, yang
akhirnya larinya kembali ke TPA jika mereka tidak bakar sendiri," kata
Iwang.

Walhi Jabar, kata Iwang, sangat khawatir ketika pengolahan dan
pemanfaatan sampah ini tidak dapat dilakukan dengan baik. Bahkan, hal
ini nantinya cenderung diatasi dengan cara dibakar begitu saja atau dikirim
kepada industri-industri untuk bahan campur pembakaran, dan itu sangat
salah.

Page 90 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


"Bagi Walhi, langkah yang diambil Gubernur Dedi terlalu tergesa-gesa.
Mestinya Gubernur Jawa Barat tersebut baiknya membuka saran masukan
terlebih dahulu dari masyarakat Jawa Barat untuk merespons hal
tersebut," tuturnya.

Baca juga: Dedi Mulyadi Jelaskan Alasan Terjun ke Lokasi Benahi
Lingkungan, Tidak Menyuruh Bawahan

Di samping itu, Walhi Jabar melihat sosok Gubernur Dedi Mulyadi ini
memiliki keberanian yang baik sebagai salah satu sikap eksekutor.
Diharapkan masyarakat akan mendukung kuat terhadap sikap tersebut.

"Karena yang kami butuhkan dari sosok pemimpin sekarang yaitu sikap
keberanian dalam menjalankan penegakan hukum terhadap pelaku-pelaku
perusak lingkungan yang tidak pandang bulu," pungkasnya.

Komentar terus menurut walhi yang cocok nya siapa, coba kasih solusi,jgn
bisa nya hanya protes aja. terus selama ini walhi kemana aja,ko baru
komentar ? 12 Komentar

Tag pengelolaan sampah walhi jabar Dedi Mulyadi tni

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Walhi Dukung Sikap
Dedi Mulyadi, tetapi Tolak Libatkan TNI Kelola Sampah", Klik untuk baca:
https://bandung.kompas.com/read/2025/03/17/115139078/walhi-dukung-
sikap-dedi-mulyadi-tetapi-tolak-libatkan-tni-kelola-sampah.





Bandung Bedas Green Techno,

Pemkab Bandung | CNN Indonesia
Selasa, 18 Mar 2025 14:15 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Bupati Bandung Dadang Supriatna
memperkenalkan sebuah inovasi teknologi terbaru dalam pengolahan
sampah yang tidak hanya menghilangkan limbah, tetapi juga
menghasilkan oksigen.

Teknologi revolusioner ini diberi nama Bandung Bedas Green Techno atau
lebih dikenal dengan mesin "Jaleuleu" Bedas. Alat pengolahan sampah ini
merupakan hasil karya pemuda Kabupaten Bandung yang disupport penuh
dan dibiayai langsung oleh Bupati Bandung Dadang Supriatna.

Page 91 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025





Bupati Bandung Dadang Supriatna memperkenalkan Bandung Bedas Green Techno atau lebih
dikenal dengan mesin “Jaleuleu” Bedas, sebuah inovasi teknologi terbaru dalam pengolahan
sampah yang tidak hanya menghilangkan limbah, tetapi juga menghasilkan oksigen.
(Foto: Arsip Pemkab Bandung)

Umumnya proses pembakaran sampah akan menghasilkan karbon yang
malah berkontribusi terhadap efek rumah kaca, namun teknologi ini justru
mampu menghasilkan udara segar atau oksigen hampir 20,9 persen atau
setara dengan oksigen di kawasan pegunungan.

"Pada hari ini kami persembahkan sebuah penemuan luar biasa yakni
Bandung Bedas Green Teknologi, yakni sebuah mesin pembakaran
sampah yang menghasilkan oksigen. Sampahnya habis dan tidak ada
residu, namun hasil pembakarannya malah menghasilkan oksigen," ujar
Dadang saat soft launching Bandung Bedas Green Techno di Gedung BLK
Manggahang, Baleendah, Selasa (18/3).

Dengan demikian, Jaleuleu Bedas bukan sekadar mesin pemusnah
sampah biasa. Teknologi ini membawa terobosan besar dalam
pengelolaan sampah global dengan tanpa menghasilkan emisi berbahaya
dan bahkan menghasilkan oksigen dalam proses pembakarannya.

Keunggulan ini menjadikannya sebagai solusi visioner yang ditawarkan
Bupati Bandung Dadang Supriatna untuk dapat mengubah paradigma
dunia dalam mengatasi krisis sampah dan emisi karbon.

Inovasi terbesar dari Jaleuleu Bedas adalah kemampuannya
menghasilkan oksigen murni 20,8% dalam proses pembakarannya.
Sesuatu yang belum pernah ada dalam teknologi pengelolaan sampah
lainnya.

"Ini bukan hanya netral karbon, tetapi berkontribusi pada keseimbangan
atmosfer dan meningkatkan kualitas udara global," jelas Bupati Bedas.

Orang nomor satu di Kabupaten Bandung itu menjelaskan diperlukan
waktu selama tiga tahun untuk menyempurnakan teknologi Bandung
Bedas Green Techno ini sampai akhirnya mesin Jaleuleu Bedas ini
mampu mengolah sampah menjadi oksigen.

Page 92 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



"Teknologi Bandung Bedas Green Techno ini akan menjadi penemuan
besar yang dapat berkontribusi dan menjadi solusi perubahan iklim. Tidak
ada asap, tidak ada karbon," tutur Dadang Supriatna.

Setelah soft launching ini, Bupati yang akrab disapa Kang DS itu
mengatakan pihaknya saat ini tengah memproses pengusulan hak cipta
atau hak paten mesin yang menggunakan teknologi revolusioner yakni
graphene tersebut.

"Setelah hak paten keluar, kami akan persembahkan penemuan teknologi
ini kepada Pak Presiden. Saya optimistis teknologi ini akan menjadi solusi
masalah sampah, bukan hanya di Kabupaten Bandung tapi juga di
Indonesia," ungkap Kang DS.

Selain mampu menghasilkan oksigen dari proses pembakaran, Bandung
Bedas Green Techno atau Jaleuleu Bedas ini juga memiliki beberapa
keunggulan yang tidak dimiliki teknologi lainnya.

Pertama, dibandingkan metode lain seperti incinerator dan pirolisis yang
masih berpotensi menghasilkan dioksin, furan, dan polutan lainnya,
Jaleuleu Bedas tidak menghasilkan emisi berbahaya berkat suhu
pembakaran ultra-tinggi (1.200-1.500°C).

"Hasil pembakaran ini tidak menghasilkan emisi berbahaya. Tidak ada sisa
gas beracun atau partikulat mikro yang bisa mencemari udara dan
merusak kesehatan masyarakat," ungkap Kang DS.

Keunggulan lain mesin revolusioner berteknologi graphene ini adalah
memiliki efisiensi hampir sempurna. Di mana 99 persen sampah hilang
dan terurai menjadi energi, dengan residu hanya 0,5- 1% yang bisa
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti bahan konstruksi dan
lainnya.

Selain itu, Jaleuleu Bedas ini bisa mengolah semua jenis sampah,
termasuk organik, anorganik, plastik, bahkan limbah medis tanpa perlu
pemilahan rumit.

"InsyaAllah ini akan sangat bermanfaat untuk bangsa dan negara kita.
(TPA) Bantargebang akan selesai. Sarimukti akan selesai. Sampah di
Indonesia akan selesai dengan teknologi ini," ujar Kang DS sambil
tersenyum.
(inh)

Baca artikel CNN Indonesia "Bandung Bedas Green Techno, Pengolahan Sampah
yang Hasilkan Oksigen" selengkapnya di
sini: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20250318133757-25-
1210188/bandung-bedas-green-techno-pengolahan-sampah-yang-
hasilkan-oksigen.

Page 93 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025




Zulhas Kaget Lihat Tumpukan Sampah di
Bantargebang Setinggi Gedung 20 Lantai

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Rabu, 19 Mar 2025 15:42 WIB



Foto: Pratikno, Zulhas dan Pramono di Bantargebang (Belia/detikcom)

Jakarta - Cerita Zulhas Usai Kunjungi Bantargebang, Lihat Sampah
Menggunung Setara Gedung 20 Lantai

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menceritakan
pengalamannya mengunjungi kawasan Bantargebang di Bekasi. Di sana ia
melihat tumpukan sampah berukuran setara gedung 20 lantai.

Pria yang akrab disapa Zulhas ini mengaku terkejut melihat sampah yang
menggunung tersebut. Menurutnya, hanya di Indonesia ada tumpukan
sampah sebesar itu.

"Saya tadi pakai baju ini karena baru lihat, ke mana, Bantargebang, baru
lihat sampah. Saya kira cuma ada di kita sampah yang jadi gunung. Kalau
disetarakan dengan gedung, kira-kira gedung 16 sampai 20 lantai
tingginya,' kata Zulhas, dalam acara Food Summit 2025 di St. Regis
Jakarta, Rabu (19/3/2025).

Baca juga: Zulhas Ungkap Aturan Ketahanan Pangan Mandek 2 Tahun, Ini Alasannya

Zulhas mengatakan, Presiden Prabowo Subianto telah menugaskannya
untuk menyelesaikan masalah sampah, dengan menjadikannya sebagai
salah satu sumber Saat ini pihaknya tengah menunggu diterbitkannya
Instruksi Presiden (Inpres) agar program ini bisa segera direalisasikan.

Prosesnya saat ini sudah terjadi di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu
(TPST) Bantar Gebang teknologi Refuse Derived Fuel (RDF). Nantinya
teknologi tersebut mampu menyulap sampah menjadi bahan bakar bagi

Page 94 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


industri semen. Namun sampah-sampah tersebut harus diolah terlebih
dahulu.

"Saya bilang, waktu ada Bapak Presiden, 'pak, percayakan saya, kasih
saya Inpres, satu tahun selesai, dibangun tahun kedua," ujarnya.

Sebagai informasi, Zulhas bersama Menteri Koordinator Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno, hingga Gubernur DKI
Jakarta Pramono Anung mengecek TPST Bantargebang, Bekasi, Jawa
Barat. Mereka meninjau fasilitas PLTSa Merah Putih, landfill mining, dan
refuse derived fuel (RDF) plant.

Setelah melakukan pengecekan kondisi RDF dan lainnya, Zulhas
menyarankan penyesuaian tipping fee dan pengembangan teknologi
insinerator untuk mengurangi volume sampah secara signifikan.
Insinerator merupakan alat untuk membakar sampah pada suhu yang
sangat tinggi dalam skala besar.

Zulhas mengatakan, aturan yang sederhana diperlukan agar ada investor
yang mau membangun pengelolaan sampah. Dia mengatakan hambatan
dalam investasi harus dikurangi.

"Ini sudah langkah yang baik, tapi kami ingin agar sistemnya bisa lebih
cepat. Untuk itu, diperlukan aturan yang lebih sederhana sehingga investor
bisa langsung berinvestasi tanpa banyak hambatan administratif," kata
Zulhas, di TPST Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (19/3/2025),
dikutip dari detikNews.

Simak juga Video 'Prabowo Instruksikan AHY Bentuk Satgas Kelola Sampah Nasional':

(shc/rrd)
bantargebang zulkifli hasan pengelolaan sampah
tumpukan sampah pltsa

Berita Terkait
Zulhas Sebut Sampah di Bantargebang Kini Bisa Disulap Jadi Bahan Bakar Energi
Zulhas-Pramono Cek RDF Bantargebang, Bahas Tipping Fee untuk Gaet Investor
RDF Rorotan Mulai Beroperasi 2025, Mampu Olah 2.500 Ton Sampah Per Hari
Menteri LH Sebut 55 Juta Ton Sampah di Bantargebang Setara Gedung 16 Lantai
Sampah Jakarta Hampir 8.000 Ton Per Hari, Rano Ingin Proyek RDF Ditambah
Kelanjutan Proyek ITF Sunter Belum Jelas, DLH Tunggu Arahan Pramono
Prabowo Instruksikan AHY Bentuk Satgas Penanganan Sampah Nasional

Tag Terpopuler

Baca artikel detikfinance, "Zulhas Kaget Lihat Tumpukan Sampah di Bantargebang
Setinggi Gedung 20 Lantai" selengkapnya https://finance.detik.com/berita-
ekonomi-bisnis/d-7831245/zulhas-kaget-lihat-tumpukan-sampah-di-
bantargebang-setinggi-gedung-20-lantai.

Page 95 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Kapasitas TPA Jetis Purworejo Terancam,
Perlu Tambahan Lahan hingga 5.000 Meter

Muhammad Hafied
- Kamis, 20 Maret 2025 | 08:20 WIB



BAHAS RENCANA: Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purworejo
menggelar musyawarah perencanaan pembangunan
(Musrenbang) tingkat kabupaten di Pendopo Agung
Purworejo Selasa (18/3) (Dokumentasi Humas Purworejo)

PURWOREJO - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purworejo
menggelar musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) tingkat
kabupaten, Selasa (18/3). Dalam forum tersebut, dibuka diskusi yang
membahas berbagai isu strategis. Salah satunya pengelolaan sampah di
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jetis.

Salah satu peserta Musrenbang, Arbaah Mintaraga meminta agar
pemerintah daerah lebih peduli terhadap pengelolaan sampah. Terutama
di TPA Jetis yang dianggap kapasitasnya semakin terancam dengan
menumpuknya sampah setiap hari. "Dari dulu (sampah, Red) akan selalu
bertambah, lha Jetis lama-lama habis nanti," bebernya.

Baca Juga: Hujan Deras dan Angin Kencang Landa Gunungkidul, Pelajar SMP
Terluka Akibat Pohon Tumbang

Aktivis dari LSM Surya Mentari Semesta itu menilai TPA Jetis yang sudah
hampir penuh yang idealnya perlu penambahan lahan TPA sekitar 5.000
meter persegi. Oleh karena itu pemerintah daerah perlu menyikapi secara
bijak agar tidak menimbulkan persoalan di kemudian hari. "Mengapa tidak
berusaha membangun TPA baru?" tanyanya.

Page 96 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Menanggapi pernyataan tersebut, Wakil Bupati Purworejo Dion Agasi
Setiabudi meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak khawatir. Dia
menyebut, TPA Jetis mampu menampung sampah di Purworejo. "Karena
terbukti selama lima tahun terakhir, pemkab tidak pernah membeli tanah
untuk perluasan lahan," ujarnya.

Baca Juga: Gubernur Jawa Tengah Kunjungi Pabrik PT Tah Sung Hung di
Brebes, Serapan Tenaga Kerja di Jateng Bakal Terus Bertambah

Musrenbang yang berlangsung di Pendopo Agung Purworejo ini nantinya
menjadi dasar penyusunan rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) 2026
dan rancangan awal rencana pembangunan jangka menengah
daerah (RPJMD) Kabupaten Purworejo 2025-2029.

Sementara itu, Ketua DPRD Purworejo Tunaryo menjelaskan, Musrenbang
berlangsung mulai dari musyawarah tingkat desa atau kelurahan sampai
kabupaten. Kegiatan ini memiliki peran strategis dalam menyusun rencana
kerja pemerintah daerah.

Baca Juga: Atlet Puslatkab Sleman Siap Hadapi Porda XVII 2025, Intensifkan
Latihan Lima Kali dalam Seminggu selama Ramadan

Tunaryo pun menaruh harapan, forum Musrenbang bukan hanya sekadar
rutinitas tahunan. Tapi harus membahas berbagai program skala prioritas
dengan indikator yang tepat dan terukur. "Kegiatan ini berfungsi konsultasi
publik untuk menyelaraskan rencana kerja pemerintah dengan usulan dari
masyarakat," bebernya. (fid/eno)

Editor: Sevtia Eka Nova

Tags
• sampah rpjmd musrenbang purworejo lahan
• rkpd Kabupaten Purworejo kabupaten
• Tempat Pembuangan Akhir (TPA) jetis
• Wakil Bupati Purworejo Pemerintah Kabupaten (Pemkab)
Purworejo Dion Agasi Setiabudi
• musyawarah perencanaan pembangunan

https://radarjogja.jawapos.com/jawa-tengah/655787095/kapasitas-tpa-jetis-
purworejo-terancam-perlu-tambahan-lahan-hingga-5000-meter-persegi

Page 97 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Pemuda di Situbondo Ubah Limbah Plastik jadi
Lahan Pertanian

Mereka memanfaatkan limbah plastik yang didapatkan dari warga sekitar
untuk didaur ulang, dan mengubahnya menjadi produk yang bermanfaat,
yakni media tanam polybag.
Khairul Rahman
Mar 20, 2025 - 11:44
Mar 20, 2025 - 11:45

Pemuda saat mengontrol tanamanya dilambah
pelastik yang sudah diubah ke media tanam

SITUBONDO- Sejumlah pemuda di Kelurahan Dawuhan, Kabupaten
Situbondo, Jawa Timur, berhasil mengubah sampah plastik menjadi
ladang pertanian potensi ekonomi.

Mereka memanfaatkan limbah plastik yang didapatkan dari warga sekitar
untuk didaur ulang, dan mengubahnya menjadi produk yang bermanfaat,
yakni media tanam polybag.

Dengan cara ini, mereka tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga
menciptakan kebun sayuran produktif di depan rumah mereka.

Kreativitas para pemuda ini dimulai dengan kesadaran akan pentingnya
ketahanan pangan skala mikro. Dalam setiap kegiatan mereka, pemuda-
pemuda ini berfokus pada bagaimana limbah plastik bisa bermanfaat dan
bernilai ekonomis, serta membantu dalam upaya menciptakan ketahanan
pangan di lingkungan sekitar.

Para pemuda ini, yang sebagian besar masih berstatus pelajar, sering
terlibat dalam aktivitas tersebut setelah selesai menjalani kegiatan belajar
mengajar di sekolah.

Mereka saling bekerja sama, mengumpulkan berbagai jenis limbah plastik
seperti botol bekas dan karung beras, yang kemudian didaur ulang
menjadi polybag untuk menanam berbagai jenis sayuran.

Page 98 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Proses pengolahan limbah plastik ini cukup unik, di mana setiap pemuda
saling membantu. Beberapa di antaranya bertugas merajut botol bekas
dan karung bekas beras, mengubahnya menjadi wadah yang fungsional
untuk menanam. Sementara itu, yang lainnya merawat tanaman yang
sudah ditanam, yang nantinya bisa dipanen dan ditukarkan dengan warga
sekitar.

Konsep pertukaran inilah yang menjadi daya tarik bagi banyak warga.
Taufik, salah satu pemuda yang aktif dalam kegiatan ini, menjelaskan
bahwa mereka melakukan barter antara limbah plastik dengan bibit
tanaman.

"Botol plastik kecil dan besar serta wadah bekas beras sering ditukar
dengan tanaman yang siap dipanen, seperti sawi pakcoy, tomat, cabai,
dan seledri," ungkapnya saat ditemui pada Rabu malam (19/03/2025).

Menurut Taufik, selain untuk memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga,
hasil pertanian mereka juga dibagikan kepada warga sekitar yang
membutuhkan. Hal ini tidak hanya memberikan manfaat bagi lingkungan,
tetapi juga menciptakan kesempatan bagi mereka untuk mendapatkan
penghasilan tambahan, yang sebagian digunakan untuk keperluan pribadi
seperti uang saku sekolah.

Inisiator dari kegiatan ini, Purwanto, menjelaskan bahwa pembentukan
kelompok pemuda ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran akan
pentingnya menjaga lingkungan dan memanfaatkan limbah plastik secara
produktif.

Ia juga berharap, dengan adanya kegiatan ini, para pemuda dan pelajar di
Kelurahan Dawuhan bisa lebih peduli terhadap keberlanjutan dan
ketahanan pangan.

"Melalui Ipaduli (Ikatan Pemuda Dawuhan Peduli Lingkungan), kami ingin
menciptakan pemuda yang tidak hanya peduli dengan lingkungan, tetapi
juga bisa memperoleh penghasilan dari daur ulang limbah. Ini juga sejalan
dengan program ketahanan pangan pemerintah pusat," ujar Purwanto.

Lebih lanjut, Purwanto mengungkapkan bahwa gerakan yang dimulai oleh
Ipaduli ini merupakan salah satu bentuk dukungan terhadap program
pemerintah yang fokus pada ketahanan pangan berbasis rumah tangga.

Selain itu, kegiatan ini juga memberikan pemahaman praktis tentang ilmu
pertanian kepada para pemuda, yang mereka terapkan langsung di
lapangan.

Dengan menggunakan media polybag yang terbuat dari limbah plastik,
para pemuda ini tidak hanya mengurangi sampah yang mencemari

Page 99 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


lingkungan, tetapi juga meningkatkan kualitas tanaman yang mereka
budidayakan.

Berbagai jenis sayuran yang mereka tanam pun tumbuh subur, dan
hasilnya bisa dipanen dengan cepat, memberikan hasil yang cukup
memadai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Tidak hanya itu, Taufik menambahkan bahwa selain menciptakan kebun
sayuran di halaman rumah, mereka juga aktif mengedukasi warga sekitar
tentang pentingnya mendaur ulang sampah plastik.

Ini merupakan langkah nyata untuk menciptakan lingkungan yang lebih
bersih dan sehat, serta mengurangi ketergantungan pada plastik sekali
pakai.

Kegiatan ini mendapat perhatian dari berbagai pihak, termasuk pemerintah
setempat yang melihat potensi besar dalam gerakan ini.

Beberapa petugas dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Situbondo
juga sering memberikan dukungan dan motivasi kepada para pemuda ini
untuk terus mengembangkan program mereka.

Purwanto juga berharap agar Ipaduli bisa menjadi contoh bagi kelompok
pemuda lainnya di daerah lain untuk turut serta dalam upaya pengelolaan
sampah dan ketahanan pangan.

"Kami ingin ini bukan hanya menjadi kegiatan sesaat, tetapi bisa
berkembang dan melibatkan lebih banyak pemuda serta warga sekitar,"
ujarnya.

Para pemuda ini juga berencana untuk memperluas jaringan mereka, agar
lebih banyak orang yang bisa terlibat dalam kegiatan ini. Dengan semakin
banyaknya orang yang peduli terhadap lingkungan dan ketahanan pangan,
mereka berharap akan tercipta masyarakat yang lebih mandiri dan
berkelanjutan.

Melihat potensi yang ada, mereka berencana untuk mengadakan pelatihan
dan seminar tentang pengelolaan limbah plastik dan pertanian perkotaan,
yang bisa diikuti oleh masyarakat luas. Dengan demikian, tidak hanya
pemuda, tetapi juga masyarakat umum bisa terinspirasi untuk menciptakan
perubahan positif di lingkungan mereka.

Dengan segala kreativitas dan semangat yang mereka miliki, pemuda-
pemuda di Kelurahan Dawuhan ini memberikan contoh nyata bahwa
dengan memanfaatkan limbah plastik, mereka bisa menciptakan sesuatu
yang bermanfaat bagi diri sendiri, masyarakat, dan lingkungan sekitar.

Page 100 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Inisiatif mereka patut diapresiasi, dan semoga menjadi inspirasi bagi
banyak orang untuk berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan
dan meningkatkan ketahanan pangan di rumah tangga.

Khairul

Tags:
• Situbondo Pemuda Limbah Plastik Lahan Pertanian
• Kabarrakyat.id

https://kabarrakyat.id/pemuda-di-situbondo-ubah-limbah-plastik-jadi-lahan-
pertanian






Bau Busuk RDF Rorotan, Pramono Akan
Pasang Deodorizer & Pemantau Udara

CNN Indonesia
Kamis, 20 Mar 2025 13:46 WIB




Aktivitas pekerja saat uji coba pengolahan sampah Refuse Derived Fuel (RDF) Plant di
Rorotan, Jakarta. Selasa, 25 Februari 2025. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung meminta
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk memasang pemantau udara di
sekitar Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Jakarta di Rorotan, Jakarta Utara.
Hal itu dia putuskan berdasarkan kesepakatan dengan warga yang tinggal
di sekitar RDF Rorotan.

"Kami sepakat bahwa di sekitar empat sampai lima kilo dari tempat ini
dipasang pemantau kesehatan udara," kata Pramono saat meninjau RDF
Rorotan di Jakarta Utara, Kamis (20/3).

Page 101 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Pram hari ini mengunjungi RDF Rorotan menindaklanjuti keluhan warga
sekitar terhadap aroma busuk fasilitas pengelolaan sampah
tersebut. Pramono pun menyempatkan untuk menemui sekitar 10 warga
yang tinggal di sekitar RDF.

Pramono menjelaskan, persoalan utama adalah saat uji komisioning atau
uji sistem pengelolaan menggunakan sampah yang sudah lama.

Lihat Juga : Wagub DKI Jakarta Tinjau Persiapan RDF Plant Rorotan Jelang
Peresmian

"Padahal harusnya secara teknis sampah yang digunakan itu harusnya
sampah tiga hari paling lama, sehingga sampah fresh," katanya.

Saat komisioning, lanjut Pram, sampah yang ada telah lebih dari sebulan.
"Inilah yang kemudian menimbulkan bakteri, bau, cerobong asap hitam
dan sebagainya," katanya.

Untuk itu, Pramono pun sudah menginstruksikan kepada Kepala DLH DKI
Jakarta dan jajaran untuk memperbaiki permasalahan yang ada. Selain
memasang alat pemantau udara, Pram juga minta pemasangan
deodorizer di kawasan tersebut.

Tujuan dipasangnya beberapa "deodorizer" itu, untuk menghilangkan bau
yang ditimbulkan.

Menurut Pram, operasional RDF Rorotan harus lebih baik karena
menggunakan fasilitas yang baik.

"Dan saya sudah memerintahkan untuk dilakukan perbaikan. Yang
pertama adalah dipasang beberapa 'deodorizer'," kata Pramono.

Kemudian, Pramono juga meminta agar filter di RDF Rorotan ditambah.
Meski membutuhkan biaya, Pramono mengatakan hal itu nantinya
didiskusikan dan diputuskan bersama.

Pramono juga memerintahkan agar mobilisasi truk harus menggunakan
truk compactor agar air lindi (limbah cair yang dihasilkan dari proses air
hujan) yang menetes di jalan tidak terjadi.

Untuk transportasi termasuk pengangkutan sampahnya pun dia minta
harus dilakukan dengan tertib. "Karena memang ini harusnya kalau ini bisa
berjalan dengan baik, ini bisa jadi 'role model' di seluruh Indonesia," ujar
Pramono.

Warga protes aroma busuk
Warga yang bermukim di perumahan Jakarta Garden City (JGC) Cakung
Jakarta Timur mengaku terdampak bau busuk yang berasal dari proses
pemusnahan sampah di RDF Rorotan, Jakarta Utara.

Page 102 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



"Kami terdiri atas 18 RT dan ada 20 klaster atau sekitar 25.000 kartu
keluarga (KK) sangat terdampak bau busuk dari proses yang ada di
bangunan tersebut," kata pengurus RT 18, RW 14 di Klaster Shinano
Perumahan JGC Wahyu Andre Maryono di Jakarta, Senin (17/3), dikutip
dari Antara.

Ia mengatakan dari 20 klaster, ada 9 klaster yang paling terdampak bau
busuk, yakni klaster Shinano, Mahakam, Savoy, La Seine, Yarra, South
Thames, North Thames, South Mississippi, dan North Mississippi.

"kalau sisanya kadang cium, kadang enggak, tergantung arah mata angin,"
kata dia

Selain mencium bau busuk sampah, warga di sembilan klaster itu kerap
melihat asap hitam pekat dari RDF Rorotan dan sering menemukan
serpihan kertas hasil pembakaran di RDF Rorotan.

"Jarak Perumahan JGC ke RDF Rorotan hanya sekitar 800 meter, bukan
hanya JGC, perkampungan di belakang perumahan juga terdampak," kata
dia.

Kemudian, di wilayah Rorotan juga banyak warga yang mengeluhkan bau
tak sedap dari RDF Rorotan.

Selain itu, dirinya juga mendapatkan surat dari anak bernama Kefas (5)
yang memprotes bau sampah dari RDF Rorotan.

Surat itu, ia tulis menggunakan pensil di secarik kertas buku tulis yang
berisikan keluhan terhadap aroma sampah yang menyengat hingga masuk
ke dalam rumahnya. Kondisi ini membuat Kefas menjadi tidak doyan
makan.

"Bapak, hari ini bau sampah sampai Kefas enggak doyan makan," kata
yang tertulis di surat tersebut.

Kemudian, ia juga meminta agar tempat sampah RDF Rorotan tak berada
di dekat rumahnya lagi.

"Tempat sampah jangan di situ, buang jauh-jauh. Terima kasih, dari
Kefas," sambung surat itu.

Lihat Juga : Pemprov DKI Bangun Pengolah Sampah RDF di Rorotan, Terbesar di
Dunia

Surat itu difoto oleh orang tua Kefas dan dikirim ke Wahyu sebagai ketua
RT setempat.

RDF Plant Jakarta di Rorotan dapat menghasilkan produk Refuse Derived

Page 103 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Fuel (RDF) atau bahan bakar serpihan sampah yang dapat dimanfaatkan
sebagai energi alternatif pengganti batu bara pada industri semen.

Dengan kapasitas pengolahan sampah hingga 2.500 ton sampah per hari,
fasilitas tersebut mampu menghasilkan bahan bakar alternatif sebanyak
875 ton per hari.

Adapun residu dari hasil pengolahan sampah ini berbentuk kepingan-
kepingan kaleng, kayu, dan lain sebagainya yang bisa dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan.

(antara/wis)

Saksikan Video di Bawah Ini:
VIDEO: Pemprov Jakarta Siapkan Roadmap Pengelolaan Sampah di Jakarta

rdf rorotan pramono anung dlh dki jakarta kualitas udara
jakarta utara rdf plant rorotan pengelolaan sampah

Draf RUU KUHAP: Hina Presiden Tak Bisa Pakai Jalur Restorative Justice

Deret Pasal Penting UU TNI yang Sudah Disahkan DPR

Baca artikel CNN Indonesia "Bau Busuk RDF Rorotan, Pramono Akan Pasang
Deodorizer & Pemantau Udara" selengkapnya di
sini: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20250320125420-20-
1211076/bau-busuk-rdf-rorotan-pramono-akan-pasang-deodorizer-
pemantau-udara.






3 Fakta Ormas di Bekasi Marah hingga

Kurniawan Fadilah - detikNews

Sabtu, 22 Mar 2025 08:25 WIB

Bekasi - Ormas di Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi bikin ulah. Mereka
marah-marah hingga membuang sampah di depan kantor dinas kesehatan
(Dinkes).

Peristiwa ini terekam CCTV dan viral di media sosial. Para anggota ormas
itu marah-marah lalu membuang sampah di depan kantor Dinkes.

Page 104 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025




Polres Metro Bekasi mengungkap ormas mengamuk
hingga buang sampah di Dinkes Kabupaten Bekasi
bermula mereka meminta kerjaan mengolah limbah.
(dok Istimewa)

Polisi mengungkap persoalan itu terjadi karena ormas tersebut meminta
proyek limbah. Namun akhirnya persoalan tersebut diselesaikan secara
kekeluargaan.

Viral di Medsos
Dalam video yang dilihat detikcom, sekelompok orang tersebut mulanya
tampak melemparkan sebuah tong berisikan sampah daun kering ke
depan pintu sebuah kantor. Setelah itu, mereka menuangkan air dari
sebuah galon minuman di depan pintu kantor tersebut.

Tayangan berikutnya memperlihatkan percekcokan dua orang wanita.
Salah satu wanita mengenakan seragam dinas berwarna cokelat seperti
ASN, sementara wanita lainnya mengenakan rompi ormas bercorak
loreng.

"Jangan bentak-bentak saya, dong," teriak wanita berbaju ASN.

"Bukannya bentak-bentak, Mbak, nggak tahu siapa saya, hah?," sahut
wanita berompi loreng.

Adu mulut keduanya pun sempat dilerai oleh salah seorang pria yang juga
mengenakan seragam loreng ormas. Tak berhenti di situ, wanita berompi
loreng juga tampak terlihat berupaya mendorong wanita berbaju PNS di
depannya.

Baca juga: Kelakuan 'Jagoan Cikiwul' Malak di Bekasi Berujung Berbaju Tahanan

Simak fakta-faktanya sebagai berikut.

1. Minta Proyek Olah Limbah
Ketika dihubungi, Kapolres Metro Bekasi Kombes Mustofa membenarkan
adanya kejadian tersebut. Dia mengatakan keributan tersebut terjadi pada
Selasa (18/3/2025), pukul 11.00 WIB, di kantor Dinas Kesehatan
Kabupaten Bekasi Kompleks Perkantoran Pemda Kabupaten Bekasi,
Sukamahi, Cikarang Pusat.

Page 105 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


"Sekelompok orang yang mengatasnamakan LSM Laskar Merah Putih ke
kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi dengan maksud dan tujuan
ingin bertemu dengan Kepala Dinas Kesehatan. Namun Kepala Dinas
tidak ada di tempat sedang ada rapat di luar," ungkap Kapolres Metro
Bekasi Kombes Mustofa saat dihubungi, Jumat (21/3).

Mustofa mengatakan ormas tersebut hendak menemui Kadinkes Bekasi
untuk meminta pekerjaan mengolah limbah. Namun karena tidak bisa
bertemu Kadinkes, mereka marah-marah.

"Mereka ingin meminta kerjaan. Mereka meminta untuk dikasih kerjaan
seperti dapat mengelola limbah yang bisa menghasilkan uang, begitu cara
mereka ormas-ormas di Kabupaten Bekasi ini mencari uang," ungkap
Mustofa.

Baca juga: Ormas Minta Maaf Usai Ngamuk hingga Nyampah di Kantor Dinkes Bekasi
Baca selanjutnya: ormas minta maaf



Ormas di Bekasi minta maaf usai bikin ribut di
kantor Dinkes Bekasi (dok. Istimewa)

2. Ormas Buang Sampah-Kotori Kantor Dinkes
Karena tidak berhasil bertemu dengan kepala dinas, ormas ini merasa
tidak terima dan marah-marah. Kelompok ormas ini akhirnya mengotori
lantai dengan sampah daun kering dan menuangkan air bekas AC yang
tertampung dalam sebuah galon.

"Pegawai Dinas kesehatan merasa takut dan tidak aman dalam bekerja,
selanjutnya melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Cikarang Pusat,"
terang Mustofa.

Dia mengatakan, dari laporan tersebut, pihak kepolisian lantas melakukan
penyelidikan. Akhirnya, pihak ormas dan pegawai dinas kesehatan pun
dapat dipertemukan untuk duduk bersama.

Baca juga: Ormas di Bekasi Ngamuk-Nyampah di Dinkes Bermula Minta Kerja Olah
Limbah

Page 106 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


3. Ormas Minta Maaf
Pertemuan keduanya terjadi di Mapolsek Cikarang Pusat. Hasilnya kedua
belah pihak sepakat berdamai melalui mekanisme Restorative Justice.

"Adanya permintaan maaf dari perwakilan LSM LMP kepada pihak Dinas
kesehatan. Pihak LSM LMP berjanji tidak akan mengulangi kembali.
Kedua belah pihak sudah saling memaafkan dan kedua pihak tidak saling
menuntut," ujar Mustofa.

Pihaknya pun memberi imbauan agar setiap perusahaan yang berada di
wilayah hukum Polres Metro Bekasi tidak memberikan imbalan maupun
tunjangan hari raya (THR) kepada pihak-pihak yang meminta. Dia juga
meminta pihak perusahaan tidak ragu untuk melapor jika mengalami
tindakan kurang mengenakan.

"Untuk ormas atau pun kelompok-kelompok masyarakat agar tidak
melakukan tindakan-tindakan yang dapat mengganggu investor-investor di
wilayah Kabupaten Bekasi, termasuk meminta jatah tunjangan hari raya
atau THR," pungkasnya.

"Mereka ingin meminta kerjaan. Mereka meminta untuk dikasih kerjaan
seperti dapat mengelola limbah yang bisa menghasilkan uang, begitu cara
mereka ormas-ormas di Kabupaten Bekasi ini mencari uang," ungkap
Kapolres Metro Bekasi, Kombes Mustofa, saat dikonfirmasi, Jumat (21/3).

Mustofa mengatakan ormas yang tidak bisa bertemu dengan Kadinkes
Kabupaten Bekasi lalu meluapkan kekecewaannya. Dia juga mengatakan
biasanya pihak ormas akan terus melakukan gangguan jika tidak diberikan
pekerjaan yang diinginkan.

"Kalau tidak dikasih, mereka biasanya akan mengganggu perusahaan-
perusahaan tersebut, sampai akhirnya mereka berhasil dapat mengelola
itu," jelas Mustofa.

Baca juga: Duduk Perkara Ormas di Bekasi Mengamuk hingga Nyampah di Kantor
Dinkes
Lihat juga Video: Heboh Sekelompok Anggota LSM Ngamuk di Kantor Dinkes
Kabupaten Bekasi

(mea/lir)
ormas dinkes Bekasi viral jabodetabek round-up

Baca artikel detiknews, "3 Fakta Ormas di Bekasi Marah hingga Buang Sampah di
Kantor Dinkes" selengkapnya https://news.detik.com/berita/d-7835861/3-fakta-
ormas-di-bekasi-marah-hingga-buang-sampah-di-kantor-dinkes
.

Page 107 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025





Pramono Teken Aturan Syarat Pasukan Oranye
Cukup Ijazah SD

CNN Indonesia
Senin, 24 Mar 2025 10:14 WIB



Syarat jadi 'pasukan oranye' di DKI Jakarta kini cukup SD dari
semula SMA. Aturan itu sudah resmi diteken Gubernur DKI Jakarta
Pramono Anung. (ANTARA FOTO/BAYU PRATAMA S)


Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung telah
menandatangani surat perubahan syarat rekrutmen petugas Penanganan
Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) dari semula minimal lulusan SMA
menjadi SD.

"PPSU yang tadinya syaratnya SLTA saya sudah tandatangani SD saja
cukup, yang penting bisa baca tulis," kata Pramono di Kantor Dinas
Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta, Senin (24/3).

Lihat Juga : Pramono Sebut Damkar DKI Kekurangan Personel, Janji Bakal Tambah

Pramono sempat menyampaikan bahwa perubahan syarat itu akan
tertuang dalam peraturan gubernur atau pergub. Ia menjelaskan
perubahan syarat untuk memudahkan masyarakat yang ingin bekerja
sebagai pasukan oranye.

"Karena yang dibutuhkan adalah orang yang mau bekerja keras, bukan
yang beri jasa terlalu tinggi," ucap politisi PDIP itu.

Selain itu, Pramono juga menjanjikan kemudahan bagi para petugas
PPSU dengan tidak melakukan evaluasi tiap tahun.

Namun, Pramono meminta pasukan oranye tetap semangat dalam

Page 108 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


bekerja. Ia mengingatkan akan selalu ada konsekuensi jika pasukan
oranye bermalas-malasan dalam bekerja.

"Yang tidak semangat bekerja, tidak rajin bekerja sesuai dengan kontrak
atau perjanjian yang diajukan kepada saudara maka ada konsekuensinya,"
ujarnya.

Lihat Juga : Pramono Naikkan Jumlah Penerima Kartu Lansia Jakarta Jadi 171 Ribu

(mnf/tsa)

Baca artikel CNN Indonesia "Pramono Teken Aturan Syarat Pasukan Oranye Cukup
Ijazah SD" selengkapnya di
sini: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20250324100534-20-
1212267/pramono-teken-aturan-syarat-pasukan-oranye-cukup-ijazah-sd.





Kurangi Sampah Lebaran, Ketua LPBINU Jabar
Ajak Masyarakat Bijak Kelola Lingkungan

Senin, 24 Maret 2025 | 15:41 WIB

Bandung, NU Online Jabar Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriyah,
Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul
Ulama (LPBINU) Jawa Barat, Dadang Sudardja, mengingatkan
masyarakat untuk lebih bijak dalam mengelola lingkungan selama
perayaan Lebaran.




Ketua LPBINU Jabar, Dadang Sudardja. (Foto: NU Online Jabar)

Pasalnya, momen tahunan yang identik dengan tradisi makan besar
bersama keluarga dan kerabat itu kerap memicu peningkatan volume
sampah hingga empat kali lipat dari hari biasa.

Page 109 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Menurut Dadang, fenomena peningkatan sampah yang drastis juga terlihat
di DKI Jakarta. Selama periode Lebaran, Dinas Lingkungan Hidup (DLH)
DKI Jakarta mengangkut sekitar 66 ribu ton sampah dari lima wilayah kota
administrasi dan Kepulauan Seribu. Khusus di Jakarta Timur saja, sampah
yang dihasilkan mencapai 780,04 ton.

“Kondisi ini menunjukkan adanya peningkatan yang sangat luar biasa.
Situasi ini penting untuk kita sikapi dengan bijak,” ujar Dadang, Senin
(24/03/2025).

Lebih lanjut, Dadang mengimbau masyarakat untuk menerapkan beberapa
langkah sederhana namun efektif dalam mengurangi produksi sampah
selama Lebaran.

Di antaranya:

Baca Juga Kolaborasi Toleransi: GP Ansor, PGI-S, dan Basolia Gelar Aksi Berbagi
Takjil di Margonda

1. Menghindari penyediaan makanan secara berlebihan.
2. Menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan dan mengurangi
penggunaan plastik.
3. Menghindari penggunaan kembang api.
4. Mengurangi konsumsi barang baru, seperti pakaian, dan memanfaatkan
yang masih layak pakai.

Baca Juga Palang Pintu Iringi Pelantikan MWCNU Cinere dalam Gebyar Ramadhan
2025

Memilah sampah organik dan anorganik di rumah. Memisahkan sampah
basah dan sampah kering. Menghabiskan makanan yang disajikan agar
tidak menyisakan sampah. Membawa sajadah sendiri ketika salat Idul Fitri
daripada menggunakan koran agar tidak menimbulkan sampah.

“Mari kita jadikan Lebaran tahun ini lebih bermakna dengan mencintai
lingkungan. Semoga kita menjadi pribadi yang lebih baik dalam menjaga
dan merawat bumi,” pesan Dadang.

Editor: Agung Gumelar

Tags LPBINU Jabar Dadang Sudardja Lpbinu Lebaran Idul Fitri Sampah
Ketua Lpbinu Jabar

Sumber: https://jabar.nu.or.id/kota-bandung/kurangi-sampah-lebaran-
ketua-lpbinu-jabar-ajak-masyarakat-bijak-kelola-lingkungan-Bfwzw

Page 110 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



5 Merek Teh Celup di Indonesia Ini Disebut
Tinggi Cemaran Mikroplastik

Sumber: detikcom
https://search.app/?link=https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-
7843151/5-merek-teh-celup-di-indonesia-ini-disebut-tinggi-cemaran-
mikroplastik&utm_source=dsdf,sh/x/discover/m5/4


Mohon Maaf, halaman tidak tersedia atau URL yang Anda inputkan
salah.




Penggunaan Deodorizer di RDF Rorotan
Dikritik, Ini Jawaban Dinas Lingkungan

Greenpeace Indonesia bilang deodorizer tak atasi sumber bau dari RDF
Rorotan. WAlhi Jakarta menyebutnya sama saja dengan pembunuh
senyap.

26 Maret 2025 | 10.25 WIB



Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Jakarta yang dihentikan sementara di Rorotan, Jakarta, 25
Maret 2025. Pemerintah Provinsi Jakarta memutuskan menghentikan sementara operasional
RDF Plant Jakarta setelah adanya keluhan dari warga sekitar mengenai dampak negatif dari
pabrik pengolahan sampah tersebut. Keluhan warga tidak hanya bau tidak sedap, tetapi juga
dampak kesehatan yang dirasakan, terutama oleh anak-anak.Tempo/Ilham Balindra

TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Lingkungan Hidup Jakarta memutuskan
menambahkan alat deodorizer untuk meredam keluhan polusi bau dari

Page 111 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


fasilitas pengelolaan sampah Refuse Derived Fuel atau RDF Plant
Rorotan, Jakarta Utara. Sejumlah alat itu akan disebar untuk RDF Rorotan,
yang diklaim RDF Plant terbesar di dunia, bisa beroperasi lagi pada Juli
mendatang setelah dihentikan sementara sejak diresmikan Februari lalu.

Sebelumnya, Greenpeace Indonesia telah mengkritik penggunaan
deodorizer tersebut. Alasannya, deodorizer dan filter yang digunakan
hanya mengurangi bau tanpa memberikan penanganan yang signifikan
terhadap polusi udara. Mereka juga khawatir dampak kesehatan bagi
masyarakat sekitar bisa semakin buruk, termasuk risiko Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA), iritasi mata, serta gangguan pada kulit.

Kritik terbaru datang dari Walhi Jakarta yang menyatakan kalau tindakan
Pemerintah Jakarta terlihat hanya sebagai upaya mengelabui masyarakat
dengan menyembunyikan adanya cemaran yang ditandai dengan bau
lewat intervensi teknologi. Hilangnya bau tersebut, kata Walhi, akan
menyebabkan masyarakat tidak dapat mendeteksi adanya cemaran di
lingkungan mereka, atau dengan kata lain, menimbulkan adanya
'pembunuh senyap'.

BACA JUGA KPK Beri Rekomendasi Pencegahan Korupsi dalam Pembangunan
Pengolahan Sampah Rorotan
KPK Kawal Pencegahan Korupsi Proyek RDF Rorotan Rp 1,3 Triliun

Menanggapi kritik-kritik tersebut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI
Jakarta Asep Kuswanto menjelaskan bahwa pihaknya telah memahami
polusi udara dan parameter-parameternya. Deodorizer, menurutnya, alat
yang tetap diperlukan untuk mengurangi atau menetralisir bau dari bunker
RDF Plant Rorotan.

https://statik.tempo.co/data/2025/02/12/id_1376960/1376960_720.jpg



Tempat Pengolahan Sampah Terpadu di Rorotan, Jakarta Utara,
yang akan beroperasi sebagai RDF Plant. Dok. DLH Jakarta

BACA JUGA
RDF Rorotan Senilai Rp 1,3 Triliun Bakal Dibangun Awal Maret 2024, Olah Sampah
Jakarta

Page 112 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Pembangunan RDF Plant Masuk KUA-PPAS APBD 2024, Heru Budi Sebut Lokasi
Masih Proses

"Saya pastikan memang kalau masalah polusi udara itu tidak ada
kaitannya dengan bau," ujar Asep saat kunjungan di RDF Plant Rorotan,
Jakarta Utara, Selasa, 25 Maret 2025. Dia menambahkan, "Jadi bau yang
dari dalam bunker justru akan kami kurangi untuk tidak ke luar dari bunker
sehingga tidak menimbulkan bau dari sekitar lokasi ini.”

Asep menekankan, polusi udara tidak hanya berasal dari dalam bunker,
tapi juga dari luar. Dengan adanya deodorizer, bau dari dalam bunker
dapat dicegah agar tidak menyebar ke luar bunker atau ke lingkungan
sekitar.

Sementara, tentang 14 warga sekitar yang terdampak pasca-
commissioning operasional RDF Rorotan, disampaikannya kini sudah
sembuh. Rinciannya, ada 11 anak yang mengalami Infeksi Saluran
Pernapasan Atas (ISPA) dan 3 terkena peradangan selaput mata. Asep
mengatakan mereka telah mendapatkan layanan kesehatan secara gratis
dan saat ini sudah pulih sepenuhnya.

Pilihan Editor: Jakarta Deklarasikan Roadmap Pengelolaan Sampah 2025-2026,
Jakarta Utara Jadi Percontohan

rdf-rorotan greenpeace-indonesia walhi dinas-lingkungan-hidup
ispa Defara Dhanya

https://www.tempo.co/lingkungan/penggunaan-deodorizer-di-rdf-rorotan-
dikritik-ini-jawaban-dinas-lingkungan-jakarta-1224341





Kebiasaan Makan Ini Ternyata Picu
Masuknya Mikroplastik ke Tubuh

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Rabu, 26 Mar 2025 13:11 WIB

Jakarta - Studi baru mengungkap potensi masuknya mikroplastik ke tubuh
saat mengunyah permen karet. Satu permen karet bahkan disebut bisa
melepaskan ratusan hingga ribuan mikroplastik di air liur.

Dikutip dari CNN, studi ini tengah ditinjau sejawat dan akan
dipresentasikan pada pertemuan dua tahunan American Chemical Society
di San Diego, Selasa depan. Setelah peninjauan selesai, penulis berharap

Page 113 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


laporan tersebut akan diterbitkan dalam Journal of Hazardous Materials
Letters akhir tahun ini.



Foto: Getty Images/iStockphoto/Khanchit Khirisutchalual

"Tujuan kami bukanlah untuk membuat siapa pun khawatir," kata penulis
senior studi Dr Sanjay Mohanty, profesor madya di Samueli School of
Engineering di University of California, Los Angeles.

"Ilmuwan tidak tahu apakah mikroplastik tidak aman bagi kita atau tidak.
Tidak ada uji coba pada manusia. Namun, kita tahu bahwa kita terpapar
plastik dalam kehidupan sehari-hari, dan itulah yang ingin kami periksa di
sini."

Mikroplastik adalah pecahan polimer yang ukurannya berkisar kurang dari
0,2 inci atau 5 milimeter hingga 1/25.000 inci atau 1 mikrometer. Plastik
yang lebih kecil dari itu dianggap sebagai nanoplastik, yang diukur dalam
sepersejuta meter.

Polimer merupakan senyawa kimia dengan rantai panjang unit molekuler
besar dan berulang, disebut monomer, dikenal karena daya tahan dan
fleksibilitasnya. Sebagian besar plastik adalah polimer sintetis, sedangkan
polimer alami meliputi selulosa dari tanaman. Permen karet biasanya
mengandung polimer sintetis atau alami untuk tekstur, elastisitas, dan
retensi rasa yang lebih baik.

Menurut penelitian sebelumnya, mikroplastik masuk ke dalam tubuh
melalui konsumsi pangan tertentu, juga lewat pernapasan. Para ilmuwan
telah menemukan keberadaannya di berbagai bagian tubuh atau cairan
termasuk darah, paru-paru, plasenta, otak, hingga testis.

Ukuran rata-rata mikroplastik getah adalah 82,6 mikrometer. Kira-kira
setebal kertas, atau beberapa helai rambut manusia. "Alat analisis kimia
yang digunakan dalam penelitian ini tidak dapat mengidentifikasi partikel
yang lebih kecil dari 20 mikrometer," kata Mohanty.

Baca juga: Mikroplastik, Seberapa Bahaya bagi Lingkungan dan Kesehatan Manusia?

Page 114 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Proses Riset dan Dampaknya

Temuan tim ini didasarkan pada 10 permen karet yang populer di Amerika
Serikat. Setengah dari sampel tersebut adalah sintetis, setengah lainnya
dibuat dengan bahan-bahan alami.

Sebagian besar label produk permen karet dan situs web tidak
mengungkapkan apa saja yang terkandung dalam bahan dasar permen
karet mereka atau bagaimana cara pemrosesannya. Kurangnya
transparansi ini juga membuat para peneliti tidak memiliki cara untuk
mengetahui di mana dan bagaimana mikroplastik masuk ke dalam permen
karet yang mereka uji.

Seorang peserta akan mengunyah permen karet selama empat menit.
Selama jangka waktu tersebut, setiap 30 detik peneliti mengumpulkan air
liur yang disekresikan dalam tabung sentrifus.

Peserta kemudian membilas mulut mereka tiga hingga lima kali dengan air
yang sangat murni, dan para peneliti mencampur sampel bilasan dengan
sampel air liur untuk memastikan semua mikroplastik di dalam mulut
tertangkap. Seluruh proses ini diulang tujuh kali untuk setiap permen karet.

Beberapa permen karet dikunyah selama total 20 menit dengan air liur
dikumpulkan setiap dua menit, sehingga tim dapat menentukan bagaimana
jumlah mikroplastik yang terlepas bergantung pada waktu mengunyah.

Analisis mengungkapkan hanya 1 gram permen karet yang melepaskan
rata-rata sekitar 100 mikroplastik, dengan 1 gram beberapa permen karet
melepaskan mikroplastik lebih banyak, sebanyak 637 mikroplastik.

Sebatang permen karet biasa dapat memiliki berat mulai dari 1 gram
hingga beberapa gram, menurut berbagai laporan. Selain itu, 94 persen
mikroplastik dilepaskan dalam delapan menit pertama setelah dikunyah.

Penulis terkejut menemukan bahwa mengunyah permen karet alami tidak
benar-benar membuat perbedaan. Jumlah rata-rata mikroplastik dalam 1
gram permen karet sintetis adalah 104, dan dalam permen karet alami
adalah 96.

Kedua jenis tersebut juga secara dominan melepaskan empat jenis
polimer sintetis: poliolefin, politereftalat (atau polietilena tereftalat),
poliakrilamida, dan polistirena. Ini adalah beberapa plastik yang sama
yang digunakan dalam produk konsumen plastik sehari-hari, kata Dr.
Tasha Stoiber, ilmuwan senior di Environmental Working Group, sebuah
organisasi kesehatan lingkungan nirlaba.

Dampak mikroplastik ke manusia:

Page 115 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Relatif sulit menentukan dampak pasti dari masuknya mikroplastik ke
tubuh, lantaran jumlahnya yang bervariasi pada manusia. Namun, catatan
Harvard Medicine menunjukkan adanya peradangan, kematian sel, efek
pada paru-paru dan hati, perubahan dalam mikrobioma usus, serta
perubahan metabolisme lipid dan hormon.

Hasul uji sel dan hewan menunjukkan mikroplastik dapat memengaruhi
berbagai sistem dalam tubuh manusia, termasuk sistem pencernaan,
pernapasan, endokrin, reproduksi, dan kekebalan tubuh.

Pertama, sistem pencernaan akan terpengaruh saat mikroplastik tertelan,
dan iritasi fisik pada saluran pencernaan pada akhirnya dapat
menyebabkan peradangan, yang mengakibatkan berbagai gejala
gastrointestinal.

Mikroplastik juga bisa menyebabkan perubahan pada mikrobioma usus,
yang memicu ketidakseimbangan antara bakteri baik dan bakteri jahat,
sehingga seseorang mengalami gejala gastrointestinal, seperti sakit perut,
kembung, dan perubahan kebiasaan buang air besar.

Ada potensi berbagai bahan kimia yang digunakan saat mensintesis
polimer plastik, juga bisa mengganggu endokrin. Pengganggu endokrin,
disebut sebagai agen aktif hormonal, bisa membahayakan tubuh manusia
dengan menyebabkan berbagai jenis kanker serta gangguan sistem
reproduksi.

Selain itu, mikroplastik dapat membawa bahan kimia beracun lainnya
seperti logam berat dan polutan organik selama penyerapan, yang dapat
berdampak buruk pada tubuh manusia.

Baca juga:
Generasi Muda Punya Risiko Lebih Tinggi Terkena 17 Jenis Kanker, Ini
Daftarnya

Video: Mengenal 2 Jenis Mikroplastik di Lingkungan Sehari-hari

(naf/naf)
mikroplastik usus makanan minuman

Baca artikel detikHealth, "Kebiasaan Makan Ini Ternyata Picu Masuknya Mikroplastik
ke Tubuh" selengkapnya https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-
7842416/kebiasaan-makan-ini-ternyata-picu-masuknya-mikroplastik-ke-
tubuh.

Page 116 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



DPD KAWALI Pemalang Ungkap Dugaan
Pelanggaran PT Long Well: Pembakaran
Sampah Ilegal hingga Alih Fungsi Lahan Tanpa

28 Maret 2025 Gusti suryo wigatyo, S.H

Jakarta – Ketua DPD KAWALI Pemalang, Andi mengungkap sejumlah
pelanggaran serius yang dilakukan PT Long Well, mulai dari praktik
pembakaran sampah ilegal hingga penyalahgunaan lahan dan perizinan.
Temuan ini memicu reaksi keras dari DPN KAWALI yang siap turun tangan
menyelesaikan masalah ini, Jumat 28/3/2025.



Menurut laporan DPD KAWALI Pemalang, PT Long Well diduga pernah
melakukan pembakaran sampah secara ilegal di kawasan operasionalnya.
“Kami menemukan bukti praktik pembakaran sampah yang tidak sesuai
prosedur dan mencemari lingkungan sekitar,” tegas Ketua DPD KAWALI
Pemalang Andi S.



Pembakaran ini diduga telah menyebabkan polusi udara dan mengganggu
kesehatan warga sekitar.

Page 117 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Selain masalah lingkungan, PT Long Well juga dituding melakukan:
1. Pengalihan fungsi jalan irigasi menjadi akses transportasi proyek
tanpa izin,
2. Pemanfaatan tanah bengkok dan tanah negara secara ilegal,
3. Alih fungsi lahan pertanian tanpa dasar hukum yang jelas.

“Jalan irigasi yang seharusnya untuk kepentingan umum dialihfungsikan
untuk kepentingan komersial perusahaan. Ini jelas melanggar aturan,”
papar Ketua DPD KAWALI.

Laporan tersebut juga mengungkap ketidaklengkapan dokumen perizinan
perusahaan. “Banyak izin yang belum lengkap namun aktivitas sudah
berjalan. Ini berpotensi menimbulkan masalah hukum serius,” tegasnya.
Merespon temuan ini, Ketua Umum DPN KAWALI Puput TD Putra
menyatakan:
“Kami akan segera turun ke lokasi setelah Lebaran untuk verifikasi
langsung. Jika terbukti melanggar, kami akan mengambil tindakan tegas.”

Puput menambahkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi terkait
untuk menindaklanjuti laporan ini. “Kami tidak akan mentolerir praktik-
praktik yang merugikan masyarakat dan lingkungan ini.”

Ketua DPD KAWALI Pemalang Andi menegaskan investigasi masih
berlangsung. “Tim kami terus mengumpulkan bukti-bukti tambahan. Kami
berkomitmen menuntaskan kasus ini hingga tuntas,” tutupnya.

https://diksiber.id/dpd-kawali-pemalang-ungkap-dugaan-pelanggaran-pt-
long-well-pembakaran-sampah-ilegal-hingga-alih-fungsi-lahan-tanpa-izin/






Pimpinan MPR Minta Pemerintah Daerah
Antisipasi Lonjakan Sampah Selama Libur

Laporan: Juven Martua Sitompul
Senin, 31 Maret 2025 | 01:43 WIB

SinPo.id - Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi PAN Eddy Soeparno mengajak
pemudik tetap menjaga dan merawat lingkungan. Kesadaran kolektif
sangat penting untuk memastikan tradisi mudik tetap berkelanjutan dan
ramah lingkungan.

Page 118 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


"Setiap tahun, volume sampah saat mudik meningkat drastis. Ini menjadi
tantangan besar yang hanya bisa diatasi jika seluruh elemen masyarakat
terlibat, baik pemerintah, swasta, maupun para pemudik sendiri," kata
Eddy dalam keterangan tertulis, Jakarta, Sabtu, 30 Maret 2025.



Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno (SinPo.id/Galuh Ratnatika)

Berdasarkan data, jumlah sampah yang dihasilkan selama mudik Lebaran
2025 diperkirakan mencapai lebih dari 73 ribu ton sampah, meningkat
signifikan dibandingkan tahun sebelumnya 58 ribu ton sampah. Sebagian
besar sampah ini berasal dari plastik sekali pakai, sisa makanan, dan
kemasan minuman.

Untuk mengatasi persoalan ini, Eddy mengajak masyarakat untuk mulai
menerapkan kebiasaan sederhana yang bisa memberikan dampak besar.
"Saya mengajak para pemudik untuk membawa botol minum sendiri,
menggunakan wadah makanan yang bisa dipakai ulang, serta membawa
kantong kecil untuk membuang sampah sebelum akhirnya dibuang di
tempat sampah ketika tiba di tujuan. Kesadaran kecil ini akan berkontribusi
besar bagi lingkungan," tegas Eddy.

Selain itu, Waketum PAN ini meminta pemerintah daerah setempat untuk
mengantisipasi lonjakan sampah selama arus mudik dan libur lebaran.
"Saya berharap pemerintah daerah responsif terhadap kebutuhan pemudik
termasuk dalam hal ini memastikan kebersihan dan kenyamanan pemudik
selama berlebaran dan silaturahmi bersama keluarga di kampung
halaman," kata Eddy.

"Terutama dalam hal ini mengantisipasi lonjakan sampah di tempat-tempat
umum di masa mudik dan libur lebaran ini," timpalnya.

Dia juga mendorong perusahaan dan pengelola rest area untuk
memperkuat infrastruktur pengelolaan sampah, termasuk menyediakan
tempat sampah terpilah dan memperbanyak kampanye edukasi bagi para
pemudik.

Page 119 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



"Mudik adalah tradisi yang penuh makna. Jangan sampai kebahagiaan
berkumpul dengan keluarga justru meninggalkan beban lingkungan yang
besar. Mari kita wujudkan mudik yang nyaman dan minim sampah demi
masa depan yang lebih hijau," kata dia.

TAG: MPR Eddy Soeprno Sampah Idulfitri
https://sinpo.id/detail/93755/pimpinan-mpr-minta-pemerintah-daerah-
antisipasi-lonjakan-sampah-selama-libur-lebaran





Selama Ramadan, Sampah di Cianjur 380 Ton Per
Hari

M RizkySenin, 31 Maret 2025
Aktualita, Cianjur Euy!



BERITACIANJUR.COM – Selama bulan suci Ramadan, volume sampah
di Cianjur mencapai 380 ton per harinya. Angka tersebut mengalami
peningkatan drastis jika dibandingkan dengan hari-hari biasa.

“Kalau hari hari-hari biasa, sampah per harinya sekitar 350 ton. Selama
Ramadan, volumenya meningkat jadi 380 ton. Jadi ada peningkatan
volume berkisar 26 hingga 30 ton,“ ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup
(DLH) Cianjur, Komarudin, Minggu (30/3/2025) malam.

Ia mengatakan, peningkatan volume sampah tersebut merata terjadi di
berbagai wilayah, mulai dari Cipanas hingga Cianjur, Gekbrong hingga
Cianjur serta Haurwangi hingga Cianjur.

Page 120 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Menurutnya, peningkatan volume sampah tersebut disebabkan oleh
maraknya bazar UMKM dan meningkatnya aktivitas kuliner selama
Ramadan.

“Peningkatan sampah dari bazar UMKM saja mencapai 15 persen per hari,
terutama dari sampah plastik. Sementara itu, sampah rumah tangga
didominasi oleh sampah organic,” ujarnya, Minggu (30/3/2025) malam.

Untuk mengatasi lonjakan sampah, sambung dia, DLH telah
menyesuaikan jadwal pengangkutan sampah menjadi tiga kali sehari,
yakni pukul 20.00 Wib hingga 00.00 Wib, pukul 01.00 Wib hingga 05.00
Wib, serta pukul 08.00 hingga 10.00 Wib.

“Sebanyak 14 armada dikerahkan untuk memastikan sampah terangkut
dengan optimal,“ sebutnya.

Menurutnya, dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kali ini DLH Cianjur
meningkatkan frekuensi pengangkutan agar kebersihan tetap terjaga,
terutama menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 h.

“Pada malam takbiran, seluruh armada akan dikerahkan untuk
mengangkut sampah yang menumpuk di jalan agar pada pagi hari saat
salat Idul Fitri, jalanan bersih dari sampah. Kami mengimbau kepada
seluruh masyarakat untuk membuang sampah sebelum pukul 05.00 Wib
(31/3/2025) agar dapat segera diangkut,” pungkasnya.(iky)

Post Views: 46
Menyukai ini:

https://beritacianjur.com/selama-ramadan-sampah-di-cianjur-380-ton-per-
hari/



Timbulan Sampah Saat Mudik Tahun Ini

Esti Utami
- Senin, 31 Maret 2025 | 16:30 WIB

ruangkota.com - Kementerian Lingkungan Hidup
memperkirakan timbulan sampah pada saat libur mudik 2025 akan
meningkat dibanding saat libur mudik tahun lalu.

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengatakan peningkatan
timbulan sampah itu terjadi dalam waktu hingga sepuluh hari.

Page 121 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


"Poyeksi sampah selama pelaksanaan mudik tujuh atau sepuluh hari
sekitar 72.300 ton," ujarnya saat ditemui di Rest Area KM 57A, Karawang,
Rabu, (26/3/2025).



Ilustrasi sampah plastik dari kemasan plastik. Foto: fortuneidn.com


Hanif mengatakan angka tersebut berdasarkan proyeksi pemudik
Kementerian Perhubungan, yang tahun ini mencapai 146 juta orang.

Baca: Gerakan mudik minim sampah pernah dilakukan pada 2024

Pemudik tahun ini memang lebih rendah dari tahun 2024 yang berjumlah
193,6 juta orang, namun proyeksi timbulan sampah saat mudik pada tahun
lalu lebih rendah, yaitu 58 ribu ton.

Peningkatan timbulan sampah tahun ini kemungkinan karena masa libur
Lebaran 2025 lebih lama daripada tahun 2024.

Jika menurut perhitungan 72.300 ton sampah dihasilkan oleh 146 juta
orang dalam tujuh hari, maka setiap individu kemungkinan menghasilkan
70,74 sampah gram per hari.

Apabila dihasilkan dalam 10 hari, maka per orang menghasilkan 49,52
sampah gram per hari.

Baca: Langkah sederhana agar mudik Lebaran lebih ramah lingkungan

Saat ini sudah ada Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan
Pengendalian Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2025 tentang
Pengendalian Pengendalian Sampah Hari Raya Idul Fitri 1446 H.

Hanif mengatakan surat edaran tersebut ditujukan kepada setiap
pemerintah daerah untuk melakukan pengelolaan sampah dengan baik
saat mudik Lebaran.

Pada dasarnya, kata Hanif, harus diutamakan pengurangan dan
penanganan sampah. "Tentu kami memberikan keleluasaan kepada
seluruh pemerintah daerah sesuai dengan lanskap budayanya untuk
melakukan dua hal tadi," katanya.

Page 122 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Hanif mengimbau kepada pemudik agar membawa tumbler, rantang, atau
kemasan makanan dan minuman lain yang tidak sekali pakai. Tentunya ini
menjadi partisipasi sederhana dalam pengurangan timbulan sampah.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Esti Utami

Tags lingkungan mudik Timbulan Sampah

https://www.ruangkota.com/lingkungan/245833142/timbulan-sampah-saat-
mudik-tahun-ini-diperkirakan-meningkat





Studi Ecoton Temukan Mikroplastik dalam 5
Merek Teh Celup Indonesia

Kompas.com - 31/03/2025, 17:00 WIB Danur Lambang Pristiandaru Editor
21 24



Ilustrasi teh celup.(PIXABAY/CONGERDESIGN)

KOMPAS.com - Penelitian yang dilakukan Ecological Observation and
Wetlands Conservation (Ecoton) menemukan, ada kandungan mikroplastik
pada lima merek teh celup di Indonesia.

Mikroplastik adalah partikel plastik berukuran kecil kurang dari lima
milimeter. Paparan mikroplastik dapat menyebabkan dampak negatif baik
jangka pendek maupun jangka panjang terhadap kesehatan.

Peneliti mikroplastik Ecoton Rafika Aprilianti menjelaskan, pengujian
dilakukan dengan dua perlakuan yang berbeda terhadap sampel dari lima
merek teh celup yang paling banyak diminati masyarakat Indonesia.

Page 123 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Baca juga: Studi: Kunyah Permen Karet Picu Pelepasan Mikroplastik di Mulut

Pengujian dilakukan dengan dua metode perlakuan, seperti kebiasaan
masyarakat saat menyeduh teh celup. Pertama, teh celup diletakkan pada
air selama proses pemanasan hingga suhu 95 derajat celsius.

Kedua, dengan memasukkan teh celup setelah pemanasan air hingga
suhu 95 derajat celsius lalu diaduk selama lima menit.

"Setiap merek dan perlakuan digunakan air sebanyak 200 ml," kata dia,
dilansir dari pemberitaan Kompas.com, Kamis (27/3/2025).

Hasilnya, uji dengan metode pertama, masing-masing mengandung
mikroplastik sebanyak 1.093 partikel, 1.077 partikel, 1.059 partikel, 1.013
partikel, dan1.1009 partikel.

Baca juga: Mikroplastik Hambat Fotosintesis Tanaman, Jutaan Orang Terancam
Kelaparan

Sedangkan hasil uji dengan metode kedua, masing-masing merk teh celup
menghasilkan mikroplastik 763 partikel, 720 partikel, 709 partikel, 692
partikel, dan 641 partikel.

Atas temuan tersebut, Rafika menjelaskan bahwa kebiasaan masyarakat
mengonsumsi teh celup berkontribusi terhadap banyaknya mikroplastik
yang masuk ke dalam tubuh.

Menurut peneliti Ecoton, saat diseduh dengan air panas, kantong teh celup
bisa melepaskan mikroplastik ke dalam teh. Hal ini dipengaruhi oleh jenis
plastik yang digunakan, karena setiap plastik memiliki tingkat ketahanan
berbeda terhadap faktor eksternal seperti suhu panas tinggi, paparan sinar
UV, dan gesekan.

Semakin rendah ketahanannya, semakin mudah plastik tersebut terurai
menjadi mikroplastik, sebagaimana dilansir Antara, Minggu (30/3/2025).

Baca juga: Masyarakat Terpapar Mikroplastik akibat TPA Open Dumping

Ketika dikonsumsi, mikroplastik tersebut akhirnya ikut masuk ke dalam
tubuh, diserap saluran pencernaan, masuk ke darah, dan tersebar ke
organ otot, hati, ginjal, jantung, sampai otak ketika teh dikonsumsi.

Tindak lanjut Penelitian tersebut dilakukan setelah jurnal Environmental
Science & Technology pada 2024 yang mengungkap bahwa masyarakat
Indonesia tanpa sadar dapat menelan sekitar 15 gram mikroplastik setiap
bulan.

Jumlah ini setara dengan berat tiga kartu ATM. Selain dari plastik sekali
pakai yang digunakan untuk membungkus makanan dan minuman,

Page 124 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


kantong teh celup juga menjadi salah satu sumber utama paparan
mikroplastik.

Beberapa efek dari paparan mikroplastik di antaranya adalah penurunan
fungsi otak, stres, kematian sel (apoptosis), gangguan hormonal, dan
peningkatan risiko kanker.

Para peneliti memperingatkan bahwa konsumsi teh celup dapat menjadi
salah satu sumber paparan mikroplastik bagi masyarakat Indonesia.

Baca juga: Mikroplastik Jadi Tantangan Serius di Laut, Bisa Ancam Manusia

21 24 Komentar sengaja tidak di cantumkan merk apa biar rakyat mati
pelan2 24 Komentar

Tag Teh Celup mikroplastik SDG03-Kehidupan Sehat dan Sejahtera
SDG09-Industri, Inovasi dan Infrastruktur SDG12-Konsumsi dan Produksi
yang Bertanggung Jawab Dampak mikroplastik teh celup mengandung
mikroplastik temuan mikroplastik di teh celup

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Studi Ecoton Temukan
Mikroplastik dalam 5 Merek Teh Celup Indonesia", Klik untuk
baca: https://lestari.kompas.com/read/2025/03/31/170000586/studi-ecoton-
temukan-mikroplastik-dalam-5-merek-teh-celup-indonesia.






Bandung Bakal Diguyur Sejuta Wisatawan,

Setiady Dwi
- Senin, 31 Maret 2025 | 19:22 WIB

BANDUNG,jakarta.suaramerdeka.com - Wali Kota
Bandung, Muhammad Farhan menyatakan bahwa
penanganan sampah musim Lebaran ini baru mencapai 60 persen dari
target 70 persen TPS kosong. Sebagai mitigasi, Pemerintah Kota (Pemkot)
Bandung akan melakukan penutupan Tempat Pembuangan Sampah
Sementara (TPS) sepanjang Senin, 31 Maret 2025.

“TPS akan kita tutup dulu tidak menerima sampah sampai sore. Nanti
setelah sore baru dibuka untuk menerima sampah,” ujar Farhan usai Salat
Idulfitri di Masjid Agung Al Ukhuwah Bandung seperti dalam
keterangannya.

Page 125 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025





Walikota Bandung, M Farhan

Farhan mengungkapkan, dengan lonjakan pendatang yang mudik ke Kota
Bandung serta wisatawan yang berkunjung diprediksi terjadi peningkatan
produksi sampah.

Baca Juga:Prabowo Unggah Momen Lebaran Bersama Didit dan Titiek, Full
Senyum

"Contohnya semalam itu 25-30 persen, seperti di Cicadas yang biasanya
hanya 2 rit menjadi 3 rit. Ini karena banyak timbunan sampah baru yang
dibuang pinggir jalan,” jelasnya.

Farhan pun mengajak kepada masyarakat untuk memilah sampah mulai
dari rumah dan tidak boleh di buang di pinggir jalan. “Kita harap
masyarakat bisa mengolah sampah mulai dari sumbernya,” tandas Farhan.

Terkait lonjakan wisatawan, Farhan menegaskan bahwa Kota Bandung
sangat terbuka untuk wisatawan yang datang. “Lonjakan wisatawan itu kita
tidak bisa menahan. Kita siap untuk bisa menerima wisata dengan baik,”
tuturnya.

Baca Juga:Antony Makin Tokcer! Real Betis Torehkan Kemenangan Perdana
dalam Derby Sevilla

Menurut dia, dalam waktu 7 hari ke depan diperkirakan akan
meningkatkan sebanyak 1 juta wisatawan yang berkunjung ke Kota
Bandung. “Dalam 7 hari ke depan akan ada 1 juta wisatawan. Baik itu
yang menginap atau tidak serta menggunakan kendaraan pribadi atau
transportasi publik,” ujarnya.

Artikel Selanjutnya
Mantan Bandung BJB Eva Chantava Resmi Gabung Klub Liga Voli Thailand, Siap
Tampil di AVC Champions League 2025
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Setiady Dwi

Page 126 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Tags Muhammad Farhan sampah Bandung Lebaran

https://jakarta.suaramerdeka.com/nasional/13414874911/bandung-bakal-
diguyur-sejuta-wisatawan-peningkatan-volume-sampah-jadi-perhatian

Page 127 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Penutup

1. Gedung UNESCO di Paris akan Kembali menjadi tempat negosiasi
Traktat Plastik (Plastic Treaty) pada Agutus tahun ini hal ini diumumkan
secara resmi oleh UNEP. Yang jelas ada tiga point Utama, yaitu
pembatasan produksi plastik, pendanaan, dan cakupan perjanjian yang
tepat.

Beberapa bulan setelah merampungkan apa yang seharusnya menjadi
negosiasi akhir mengenai perjanjian pengelolaan polusi plastik global,
Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengumumkan
tanggal untuk perundingan lanjutan.

Komite Negosiasi Internasional 5.2 akan diadakan di Palais des Nations di
Jenewa, Swiss, 5-14 Agustus.

Pada bulan Desember, negara-negara anggota gagal mencapai
konsensus mengenai perjanjian yang mengikat secara hukum untuk
mengelola polusi plastik. Pemungutan suara pada bulan Maret 2022 yang
memulai proses negosiasi menetapkan batas waktu akhir tahun 2024
untuk menyiapkan teks perjanjian guna dipresentasikan ke Konferensi
Para Pihak.

Namun, para delegasi memutuskan untuk terus berupaya mengatasi
perselisihan yang sudah berlangsung lama seputar pembatasan produksi
plastik, pendanaan, dan cakupan perjanjian yang tepat.

https://resource-recycling.com/plastics/2025/03/05/inc-5-2-for-global-
plastic-treaty-to-be-held-in-august/amp/



2. Daftar TPA yang ditutup KLH belum tersebar hingga akhir Maret 2025
Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq memastikan
pemerintah tidak akan langsung "menyuntik mati" atau menutup total
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah open dumping tapi memberikan
jeda untuk perbaikan dan persiapan TPA baru. Tetapi, hingga akhir Maret
2025 hanya tiga (3) TPA yang kena sanksi

"Pelaksanaan pengakhiran ini ada tematik waktunya, jadi rata-rata ada
beberapa bulan baru selesai, karena perlu mempersiapkan," jelas Menteri
LH Hanif Faisol dalam tinjauan ke Tempat Pengelolaan Sampah Reuse,
Reduce, Recycle (TPS3R) di Rawa Badak Utara, Jakarta Utara, pada
Senin.

Terutama untuk pengadaan TPA baru, kata dia, dibutuhkan sejumlah
proses mulai dari studi kelayakan, kesiapan anggaran, pembangunan, dan

Page 128 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


seterusnya. Menteri LH mengatakan proses itu membutuhkan waktu yang
lama, padahal terdapat urgensi perbaikan tata kelola sampah di dalam
negeri.

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) sudah menyiapkan sanksi
administratif paksaan pemerintah kepada 343 TPA yang masih melakukan
pembuangan terbuka atau open dumping untuk memastikan terjadi
perbaikan pengelolaan. KLH memulai proses penutupan sistem
pembuangan sampah secara terbuka atau open dumping dari 37 tempat
pemrosesan akhir (TPA) pada berbagai titik di Indonesia dan ditargetkan
selesai dalam enam bulan.

“Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup merasa perlu untuk
melakukan penghentian praktik open dumping yang berada di 343 tempat
TPA.”

Hanif menambahkan, sebenarnya ada 40 TPA yang akan diberi sanksi
penutupan open dumping. Tapi, 3 TPA lain ternyata sudah termasuk
pencemaran berat yang seharusnya ditutup total.

Deputi Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup Rizal Irawan
mengatakan, tiga TPA tersebut adalah TPA Degayu di Kota Pekalongan,
TPA Aek Nabobar di Kabupaten Tapanuli Tengah, dan TPA Rate di
Kabupaten Ende. Menurut penelusuran tim kementerian, lokasinya sudah
tidak layak karena ada yang di pinggir pantai dan area bukit, tanpa
pengelolaan serius, serta tidak memiliki dokumen dan persetujuan
lingkungan.



3. Sampah Ramadan dan Idul Fitri
Ramadan dan berlebaran hendaknya minim sampah. Itu beberapa
pernyataan di media massa online.

Selama bulan suci Ramadan, volume sampah di Cianjur mencapai 380 ton
per harinya. Angka tersebut mengalami peningkatan drastis jika
dibandingkan dengan hari-hari biasa.

“Kalau hari hari-hari biasa, sampah per harinya sekitar 350 ton. Selama
Ramadan, volumenya meningkat jadi 380 ton. Jadi ada peningkatan
volume berkisar 26 hingga 30 ton,“ ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup
(DLH) Cianjur, Komarudin, Minggu (30/3/2025) malam.

Ia mengatakan, peningkatan volume sampah tersebut merata terjadi di
berbagai wilayah, mulai dari Cipanas hingga Cianjur, Gekbrong hingga
Cianjur serta Haurwangi hingga Cianjur.

Page 129 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Menurutnya, peningkatan volume sampah tersebut disebabkan oleh
maraknya bazar UMKM dan meningkatnya aktivitas kuliner selama
Ramadan.

“Peningkatan sampah dari bazar UMKM saja mencapai 15 persen per hari,
terutama dari sampah plastik. Sementara itu, sampah rumah tangga
didominasi oleh sampah organic,” ujarnya, Minggu (30/3/2025) malam.

Untuk mengatasi lonjakan sampah, sambung dia, DLH telah
menyesuaikan jadwal pengangkutan sampah menjadi tiga kali sehari,
yakni pukul 20.00 Wib hingga 00.00 Wib, pukul 01.00 Wib hingga 05.00
Wib, serta pukul 08.00 hingga 10.00 Wib.

Dalam arus mudik lebaran, yang menjadi isu krusial adalah sektor
transportasi, baik darat, udara, maupun laut dan penyeberangan.
Pemerintah tampak antusias memberikan diskon tarif angkutan,
khususnya pesawat (13-15%), bahkan tarif tol pun didiskon hingga 20%,
untuk ruas-ruas tertentu.

Untuk mewujudkan mudik lebaran yang ramah lingkungan, maka perlu
diperhatikan hal-hal berikut ini:
[...] Keempat, hemat penggunaan air minum dalam kemasan (AMDK), dan
minuman manis dalam kemasan (MBDK). Wajar saja jika dalam perjalanan
(traveling) menggunakan AMDK. Namun, pemudik juga harus melakukan
mitigasi untuk mengurangi potensi sampah dari AMDK/MBDK kemasan
bekas.

Oleh karena itu, pemudik sebaiknya menyiapkan tumbler/termos saat
mudik. Atau minimal pemudik bisa membeli AMDK dengan kemasan yang
lebih besar, misalnya 3-5 liter. Daripada membeli AMDK dengan kemasan
kecil, seperti kemasan berukuran gelas, 300 ml, atau 600 ml. Bahkan
menurut "kalkulator karbon" IESR (Institut Essensial Services Reform),
satu botol bekas kemasan AMDK/MBDK menghasilkan jejak karbon yang
lebih tinggi dibanding penggunaan 1 liter bahan bakar untuk kendaraan
pribadi kita.

Pada lain tempat dan lain hari Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana
dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Jawa Barat, Dadang
Sudardja, mengingatkan masyarakat untuk lebih bijak dalam mengelola
lingkungan selama perayaan Lebaran.

Pasalnya, momen tahunan yang identik dengan tradisi makan besar
bersama keluarga dan kerabat itu kerap memicu peningkatan volume
sampah hingga empat kali lipat dari hari biasa.

Menurut Dadang, fenomena peningkatan sampah yang drastis juga terlihat
di DKI Jakarta. Selama periode Lebaran, Dinas Lingkungan Hidup (DLH)
DKI Jakarta mengangkut sekitar 66 ribu ton sampah dari lima wilayah kota

Page 130 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


administrasi dan Kepulauan Seribu. Khusus di Jakarta Timur saja, sampah
yang dihasilkan mencapai 780,04 ton.

“Kondisi ini menunjukkan adanya peningkatan yang sangat luar biasa.
Situasi ini penting untuk kita sikapi dengan bijak,” ujar Dadang, Senin
(24/03/2025).

Lebih lanjut, Dadang mengimbau masyarakat untuk menerapkan beberapa
langkah sederhana namun efektif dalam mengurangi produksi sampah
selama Lebaran.

Di antaranya:

1. Menghindari penyediaan makanan secara berlebihan.
2. Menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan dan mengurangi
penggunaan plastik.
3. Menghindari penggunaan kembang api.
4. Mengurangi konsumsi barang baru, seperti pakaian, dan
memanfaatkan yang masih layak pakai.

Memilah sampah organik dan anorganik di rumah. Memisahkan sampah
basah dan sampah kering. Menghabiskan makanan yang disajikan agar
tidak menyisakan sampah. Membawa sajadah sendiri ketika salat Idul Fitri
daripada menggunakan koran agar tidak menimbulkan sampah.

Belakangan, Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi PAN Eddy Soeparno
mengajak pemudik tetap menjaga dan merawat lingkungan. Kesadaran
kolektif sangat penting untuk memastikan tradisi mudik tetap berkelanjutan
dan ramah lingkungan.

"Setiap tahun, volume sampah saat mudik meningkat drastis. Ini menjadi
tantangan besar yang hanya bisa diatasi jika seluruh elemen masyarakat
terlibat, baik pemerintah, swasta, maupun para pemudik sendiri," kata
Eddy dalam keterangan tertulis, Jakarta, Sabtu, 30 Maret 2025.

Berdasarkan data, jumlah sampah yang dihasilkan selama mudik Lebaran
2025 diperkirakan mencapai lebih dari 73 ribu ton sampah, meningkat
signifikan dibandingkan tahun sebelumnya 58 ribu ton sampah. Sebagian
besar sampah ini berasal dari plastik sekali pakai, sisa makanan, dan
kemasan minuman.

Untuk mengatasi persoalan ini, Eddy mengajak masyarakat untuk mulai
menerapkan kebiasaan sederhana yang bisa memberikan dampak besar.
"Saya mengajak para pemudik untuk membawa botol minum sendiri,
menggunakan wadah makanan yang bisa dipakai ulang, serta membawa
kantong kecil untuk membuang sampah sebelum akhirnya dibuang di
tempat sampah ketika tiba di tujuan. Kesadaran kecil ini akan berkontribusi
besar bagi lingkungan," tegas Eddy.

Page 131 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Selain itu, Waketum PAN ini meminta pemerintah daerah setempat untuk
mengantisipasi lonjakan sampah selama arus mudik dan libur lebaran.
"Saya berharap pemerintah daerah responsif terhadap kebutuhan pemudik
termasuk dalam hal ini memastikan kebersihan dan kenyamanan pemudik
selama berlebaran dan silaturahmi bersama keluarga di kampung
halaman," kata Eddy.

"Terutama dalam hal ini mengantisipasi lonjakan sampah di tempat-tempat
umum di masa mudik dan libur lebaran ini," timpalnya.

Kementerian Lingkungan Hidup memperkirakan timbulan sampah pada
saat libur mudik 2025 akan meningkat dibanding saat libur mudik tahun
lalu.

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengatakan peningkatan
timbulan sampah itu terjadi dalam waktu hingga sepuluh hari.

"Poyeksi sampah selama pelaksanaan mudik tujuh atau sepuluh hari
sekitar 72.300 ton," ujarnya saat ditemui di Rest Area KM 57A, Karawang,
Rabu, (26/3/2025).

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan menyatakan bahwa penanganan
sampah musim Lebaran ini baru mencapai 60 persen dari target 70 persen
TPS kosong. Sebagai mitigasi, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan
melakukan penutupan Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS)
sepanjang Senin, 31 Maret 2025.

“TPS akan kita tutup dulu tidak menerima sampah sampai sore. Nanti
setelah sore baru dibuka untuk menerima sampah,” ujar Farhan usai Salat
Idulfitri di Masjid Agung Al Ukhuwah Bandung seperti dalam
keterangannya.

Farhan mengungkapkan, dengan lonjakan pendatang yang mudik ke Kota
Bandung serta wisatawan yang berkunjung diprediksi terjadi peningkatan
produksi sampah.

"Contohnya semalam itu 25-30 persen, seperti di Cicadas yang biasanya
hanya 2 rit menjadi 3 rit. Ini karena banyak timbunan sampah baru yang
dibuang pinggir jalan,” jelasnya.

Farhan pun mengajak kepada masyarakat untuk memilah sampah mulai
dari rumah dan tidak boleh di buang di pinggir jalan. “Kita harap
masyarakat bisa mengolah sampah mulai dari sumbernya,” tandas Farhan.

Terkait lonjakan wisatawan, Farhan menegaskan bahwa Kota Bandung
sangat terbuka untuk wisatawan yang datang. “Lonjakan wisatawan itu kita

Page 132 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


tidak bisa menahan. Kita siap untuk bisa menerima wisata dengan baik,”
tuturnya.



4. Yang bertanggungjawab pencemaran dari wilayah TPA dipidana
Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kementerian Lingkungan Hidup
(KLH) menetapkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten
Bekasi, Donny Sirait sebagai tersangka.

Donny ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan pencemaran air sungai
di lingkungan Tempat Pembungan Akhir (TPA) Burangkeng di Desa
Burangkeng, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi.

"Terhadap kasus TPA Burangkeng telah ditetapkan tersangka kepala
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi," kata Deputi Bidang
Penegakan Hukum KLH, Rizal Irawan dalam keterangannya, Kamis
(13/3/2025).

Rizal menjelaskan, Donny diduga melanggar ketentuan pengelolaan
sampah karena tidak sesuai dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria
(NSPK).

Menurutnya, buruknya pengelolaan sampah tersebut menimbulkan
gangguan kesehatan masyarakat, ganguan keamanan, pencemaran
lingkungan, dan kerusakan lingkungan.

Atas tindakan tersebut, Donny diduga melanggar Undang-undang Nomor
18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dan Undang-undang Nomor
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan.

Selain kasus TPA Burangkeng, Tim PPNS Penegakkan Hukum KLH juga
tengah menyidik dugaan tindak pidana di TPA Sampah Ilegal Limo di
Depok dan TPA Rawa Kucing Tangerang.

Adapun dalam kasus TPA Limo, KLH telah menetapkan satu tersangka
berinisial S yang kini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) Mabes
Polri.

Sementara, pada kasus TPA Rawa Kucing Tangerang, Tim PPNS sedang
dalam proses pemenuhan petunjuk Jaksa (P-19) dari Kejaksaan Agung.
"Nantinya akan segera dilakukan pengiriman berkas perkara kembali ke
Jampidum Kejagung RI," imbuh Rizal.

Semoga penegakan hukum terus berlanjut demi tegaknya keadilan hukum
bagi semua.

Page 133 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



5. Partisipasi, termasuk kritik masyarakat dan ASN mendaurulang, daur
guna sampah plastic

Dengan menggunakan media polybag yang terbuat dari limbah plastik,
para pemuda di Situbondo mengurangi sampah yang mencemari
lingkungan, tetapi juga meningkatkan kualitas tanaman yang mereka
budidayakan.

Mereka memanfaatkan limbah plastik yang didapatkan dari warga sekitar
untuk didaur ulang, dan mengubahnya menjadi produk yang bermanfaat,
yakni media tanam polybag.

Dengan cara ini, mereka tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga
menciptakan kebun sayuran produktif di depan rumah mereka.

Kreativitas para pemuda ini dimulai dengan kesadaran akan pentingnya
ketahanan pangan skala mikro. Dalam setiap kegiatan mereka, pemuda-
pemuda ini berfokus pada bagaimana limbah plastik bisa bermanfaat dan
bernilai ekonomis, serta membantu dalam upaya menciptakan ketahanan
pangan di lingkungan sekitar.

Di Papua: “Pagi tadi saya berkunjung ke Kantor Dinas Lingkungan Hidup
(DLH) dan melihat langsung bagaimana para pegawai bekerja dengan
sampah yang telah dibuang, tetapi diolah kembali menjadi sesuatu yang
bernilai. Saya sangat tertarik dan mengapresiasi pimpinan serta seluruh
karyawan DLH yang telah menunjukkan bahwa sampah tidak hanya
menjadi beban, tetapi juga bisa dimanfaatkan menjadi produk yang
berguna bagi masyarakat,” ujar Pieter Erari Sekretaris Daerah Kabupaten
Nabire saat berkunjung ke Kantor DLH Nabire, pada jumat (14/3/2025).

“Saya berharap kerajinan tangan dari sampah ini bisa didistribusikan ke
dinas-dinas lain, sehingga dapat digunakan di halaman kantor atau
pekarangan. Dengan begitu, di masa mendatang, setiap instansi dapat
berinovasi sendiri dalam mengelola sampah, membantu DLH dalam
mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA,” pungkasnya.

Pada sisi kritis Walhi menolah keterlibatan TNI secara institusi turut
mengelola sampah. Walhi Jawa Barat mengkritik keputusan Gubernur
Jabar Dedi Mulyadi yang melibatkan unsur TNI dalam urusan
pembangunan infrastruktur pengelolaan sampah.

Pelibatan TNI dalam pengelolaan sampah dinilai sangat tidak tepat. Atas
dasar itu, Walhi Jabar menolak keras langkah yang diambil oleh Dedi
Mulyadi. Direktur Eksekutif Walhi Jabar, Wahyudin Iwang, mengatakan,
TNI sebelumnya diberi amanah Perpres Nomor 15 Tahun 2018 tentang
percepatan pengendalian pencemaran dan kerusakan daerah aliran
Sungai Citarum.

Page 134 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Namun hingga saat ini kondisi Citarum tidak kunjung membaik.

Bahkan, anggaran besar yang telah digelontorkan oleh pemerintah pusat
untuk menangani kerusakan dalam Program Citarum Harum tidak berjalan
maksimal, dan pencemaran masih terus berlanjut.

"Hal tersebut salah satunya dapat dilihat dari empat Pokja yang gagal
dalam PPK DAS Citarum. Di antaranya Pokja Lahan Kritis, Pokja
Pencemaran dan Pengendalian, Pokja Sampah, dan Pokja Penegakan
Hukum," kata Iwang dalam keterangan tertulisnya, Senin (17/3/2025).

Iwang mengatakan, dalam urusan Sungai Citarum saja tidak berhasil,
bagaimana bisa mengurus urusan sampah yang merupakan masalah
terbesar di Jabar.

Dia menyebut, sebaiknya TNI segera dikembalikan ke barak dan
memaksimalkan tugas serta fungsinya, bukan malah dilibatkan dalam
kegiatan yang bukan bidangnya. Meski demikian, Walhi Jabar
mengapresiasi jika TNI terlibat dalam membersihkan sungai dari sampah.

Namun, jika sampai TNI dilibatkan dalam mengurus sampah, Walhi menilai
institusi militer itu tidak kompeten.

Di Jakarta Utara, warga protes terhadap operasionalisi RDF di Rorotan:
Warga protes aroma busuk

Warga yang bermukim di perumahan Jakarta Garden City (JGC) Cakung
Jakarta Timur mengaku terdampak bau busuk yang berasal dari proses
pemusnahan sampah di RDF Rorotan, Jakarta Utara.

"Kami terdiri atas 18 RT dan ada 20 klaster atau sekitar 25.000 kartu
keluarga (KK) sangat terdampak bau busuk dari proses yang ada di
bangunan tersebut," kata pengurus RT 18, RW 14 di Klaster Shinano
Perumahan JGC Wahyu Andre Maryono di Jakarta, Senin (17/3), dikutip
dari Antara.

Ia mengatakan dari 20 klaster, ada 9 klaster yang paling terdampak bau
busuk, yakni klaster Shinano, Mahakam, Savoy, La Seine, Yarra, South
Thames, North Thames, South Mississippi, dan North Mississippi.

"kalau sisanya kadang cium, kadang enggak, tergantung arah mata angin,"
kata dia

Selain mencium bau busuk sampah, warga di sembilan klaster itu kerap
melihat asap hitam pekat dari RDF Rorotan dan sering menemukan
serpihan kertas hasil pembakaran di RDF Rorotan.

Page 135 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


"Jarak Perumahan JGC ke RDF Rorotan hanya sekitar 800 meter, bukan
hanya JGC, perkampungan di belakang perumahan juga terdampak," kata
dia.

Kemudian, di wilayah Rorotan juga banyak warga yang mengeluhkan bau
tak sedap dari RDF Rorotan.

Selain itu, dirinya juga mendapatkan surat dari anak bernama Kefas (5)
yang memprotes bau sampah dari RDF Rorotan.

Surat itu, ia tulis menggunakan pensil di secarik kertas buku tulis yang
berisikan keluhan terhadap aroma sampah yang menyengat hingga masuk
ke dalam rumahnya. Kondisi ini membuat Kefas menjadi tidak doyan
makan.

"Bapak, hari ini bau sampah sampai Kefas enggak doyan makan," kata
yang tertulis di surat tersebut.

Kemudian, ia juga meminta agar tempat sampah RDF Rorotan tak berada
di dekat rumahnya lagi.

"Tempat sampah jangan di situ, buang jauh-jauh. Terima kasih, dari
Kefas," sambung surat itu.

Pada sisi lain, 14 warga sekitar yang terdampak pasca-commissioning
operasional RDF Rorotan, disampaikannya kini sudah sembuh.
Rinciannya, ada 11 anak yang mengalami Infeksi Saluran Pernapasan
Atas (ISPA) dan 3 terkena peradangan selaput mata. Asep mengatakan
mereka telah mendapatkan layanan kesehatan secara gratis dan saat ini
sudah pulih sepenuhnya



6. Limbah jadi rebutan
Saya sempat mengatakan kepada Prof. Ikrar Nusa Bakti bahwa
premanisme kurang disoroti diabndingkan issue militer dan revisi UU TNI.
Hal ini saya ungkapkan dalam acara berbuka puasa di Sekretariat Infid
pada 18 Maret 2025. Prof Ikrar mengiyakan sambil menyebutkan adanya
kasus perebutan limbah Kesehatan.

Ternyata selang empat hari berikutnya muncul peristiwa: Ormas di
Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi bikin ulah. Mereka marah-marah
hingga membuang sampah di depan kantor dinas kesehatan (Dinkes).

Peristiwa ini terekam CCTV dan viral di media sosial. Para anggota ormas
itu marah-marah lalu membuang sampah di depan kantor Dinkes.

Simak fakta-faktanya sebagai berikut.

Page 136 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



1. Minta Proyek Olah Limbah
Ketika dihubungi, Kapolres Metro Bekasi Kombes Mustofa
membenarkan adanya kejadian tersebut. Dia mengatakan keributan
tersebut terjadi pada Selasa (18/3/2025), pukul 11.00 WIB, di kantor
Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Kompleks Perkantoran Pemda
Kabupaten Bekasi, Sukamahi, Cikarang Pusat.

"Sekelompok orang yang mengatasnamakan LSM Laskar Merah Putih
ke kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi dengan maksud dan
tujuan ingin bertemu dengan Kepala Dinas Kesehatan. Namun Kepala
Dinas tidak ada di tempat sedang ada rapat di luar," ungkap Kapolres
Metro Bekasi Kombes Mustofa saat dihubungi, Jumat (21/3).

Mustofa mengatakan ormas tersebut hendak menemui Kadinkes Bekasi
untuk meminta pekerjaan mengolah limbah. Namun karena tidak bisa
bertemu Kadinkes, mereka marah-marah.

"Mereka ingin meminta kerjaan. Mereka meminta untuk dikasih kerjaan
seperti dapat mengelola limbah yang bisa menghasilkan uang, begitu
cara mereka ormas-ormas di Kabupaten Bekasi ini mencari uang,"
ungkap Mustofa

2. Ormas Buang Sampah-Kotori Kantor Dinkes
Karena tidak berhasil bertemu dengan kepala dinas, ormas ini merasa
tidak terima dan marah-marah. Kelompok ormas ini akhirnya mengotori
lantai dengan sampah daun kering dan menuangkan air bekas AC yang
tertampung dalam sebuah galon.

"Pegawai Dinas kesehatan merasa takut dan tidak aman dalam bekerja,
selanjutnya melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Cikarang Pusat,"
terang Mustofa.

Dia mengatakan, dari laporan tersebut, pihak kepolisian lantas
melakukan penyelidikan. Akhirnya, pihak ormas dan pegawai dinas
kesehatan pun dapat dipertemukan untuk duduk bersama.

3. Ormas Minta Maaf
Pertemuan keduanya terjadi di Mapolsek Cikarang Pusat. Hasilnya
kedua belah pihak sepakat berdamai melalui mekanisme Restorative
Justice.

"Adanya permintaan maaf dari perwakilan LSM LMP kepada pihak Dinas
kesehatan. Pihak LSM LMP berjanji tidak akan mengulangi kembali.
Kedua belah pihak sudah saling memaafkan dan kedua pihak tidak
saling menuntut," ujar Mustofa.

Page 137 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Pihaknya pun memberi imbauan agar setiap perusahaan yang berada di
wilayah hukum Polres Metro Bekasi tidak memberikan imbalan maupun
tunjangan hari raya (THR) kepada pihak-pihak yang meminta. Dia juga
meminta pihak perusahaan tidak ragu untuk melapor jika mengalami
tindakan kurang mengenakan.




7. Tehnologi hijau (Green Teknology) yang mengubah sampah menjadi
oksigen sangat diharapkan untuk segera mengatasi soal sampah di TPA
oleh pihak-pihak pengelola sampah

Bupati Bandung Dadang Supriatna memperkenalkan sebuah inovasi
teknologi terbaru dalam pengolahan sampah yang tidak hanya
menghilangkan limbah, tetapi juga menghasilkan oksigen.

Teknologi revolusioner ini diberi nama Bandung Bedas Green Techno atau
lebih dikenal dengan mesin "Jaleuleu" Bedas. Alat pengolahan sampah ini
merupakan hasil karya pemuda Kabupaten Bandung yang disupport penuh
dan dibiayai langsung oleh Bupati Bandung Dadang Supriatna.

Umumnya proses pembakaran sampah akan menghasilkan karbon yang
malah berkontribusi terhadap efek rumah kaca, namun teknologi ini justru
mampu menghasilkan udara segar atau oksigen hampir 20,9 persen atau
setara dengan oksigen di kawasan pegunungan.

"Pada hari ini kami persembahkan sebuah penemuan luar biasa yakni
Bandung Bedas Green Teknologi, yakni sebuah mesin pembakaran
sampah yang menghasilkan oksigen. Sampahnya habis dan tidak ada
residu, namun hasil pembakarannya malah menghasilkan oksigen," ujar
Dadang saat soft launching Bandung Bedas Green Techno di Gedung BLK
Manggahang, Baleendah, Selasa (18/3).

Selain mampu menghasilkan oksigen dari proses pembakaran, Bandung
Bedas Green Techno atau Jaleuleu Bedas ini juga memiliki beberapa
keunggulan yang tidak dimiliki teknologi lainnya.

Pertama, dibandingkan metode lain seperti incinerator dan pirolisis yang
masih berpotensi menghasilkan dioksin, furan, dan polutan lainnya,
Jaleuleu Bedas tidak menghasilkan emisi berbahaya berkat suhu
pembakaran ultra-tinggi (1.200-1.500°C).

"Hasil pembakaran ini tidak menghasilkan emisi berbahaya. Tidak ada sisa
gas beracun atau partikulat mikro yang bisa mencemari udara dan
merusak kesehatan masyarakat," ungkap Kang DS.

Page 138 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Keunggulan lain mesin revolusioner berteknologi graphene ini adalah
memiliki efisiensi hampir sempurna. Di mana 99 persen sampah hilang
dan terurai menjadi energi, dengan residu hanya 0,5- 1% yang bisa
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti bahan konstruksi dan
lainnya.

Selain itu, Jaleuleu Bedas ini bisa mengolah semua jenis sampah,
termasuk organik, anorganik, plastik, bahkan limbah medis tanpa perlu
pemilahan rumit.



Tangerang, 4 April 2025

Page 139 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Lampiran1
Pantauan bulan Februari 2025


1. Nasib Plastic Treaty masih belum jelas lokasi dan Waktu untuk
bernegoasi... Belum kudengar adanya pengumunan resmi dari UNEP.


2. Pemerintah berketetapan menutup 306 TPA, tempat pembuangan akhir
sampah se-Indonesia yang tidak sesuai dengan undang-undang No. 18
Tentang Pengelolaan Sampah. Di sisi lain warga yang terkena dampak
bau sampah menuntut kompensasi di Bantargebang Bekasi.

Salah satu contohnya adalah TPA di Pasar Caringin Bandung Disegel KLH
pada awal berita 10 Februari 2025.

Menteri Lingkungan Hidup Indonesia Hanif Faisol Nurofiq membeberkan
dari 550 tempat pemrosesan akhir sampah, 343 di antaranya saat ini
sudah overload. Dari angka itu, pemerintah melakukan sistem open
dumping atau metode pembuangan sampah secara terbuka tanpa
perlakuan khusus.

"Upaya-upaya ini memerlukan kerja keras kita semua, dan mestinya kita
mulai dari sekarang," ungkap Hanif.

Pada sisi lain, Kepala Desa Taman Rahayu, H. Abdul Wahid, saat
menghadiri reses Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Bekasi, Sarif
Marhaendi, S.E, Kamis (13/2/2025) lalu mengatakan: “Kami mengusulkan
kompensasi bagi warga yang terkena imbas TPST Bantargebang. Saat ini
baru satu dusun yang mendapatkan kompensasi, sedangkan yang terkena
dampak ada tiga dusun,” tegas Abdul Wahid.

Usulan ini mendapat tanggapan positif dari Sarif yang juga merupakan
anggota DPRD dari Daerah Pemilihan (Dapil) I Kabupaten Bekasi ini.
Menurutnya, seluruh warga Desa Taman Rahayu sudah selayaknya
menerima kompensasi.

Desa Taman Rahayu merupakan wilayah Kabupaten Bekasi yang
berbatasan langsung dengan Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi,
lokasi di mana TPST berada. Artinya, aroma tak sedap dari tumpukan
sampah tak pandang bulu menyapa hidung warga di tiga dusun tersebut.

Di Jakarta pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) tidak menyelesaikan
masalah sampah Jakarta. Lalu, pengolahan sampah menjadi refuse-
derived fuel (RDF) mampukah atasi masalah sampah?

Berbiaya mahal dan lamanya waktu dalam pembangunan PLTSa
membuat banyak kota beralih ke refuse-derived fuel. Karena PLTSa tidak

Page 140 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


mengatasi darurat sampah. Namun hingga saat ini pemerintah Jakarta
belum membuka opsi melanjutkan proyek pembangunan pengelolaan
sampah menjadi energi listrik Intermediate Treatment Facility Sunter di
Jakarta Utara yang sebelumnya dibatalkan.

Tetapi Jakarta sudah memiliki pengganti PLTSa, yakni RDF Plant di
Rorotan di Jakarta Utara. Fasilitas RDF ini digadang-gadang sebagai
solusi pengelolaan sampah dengan kapasitas 2.500 ton per hari, diklaim
sebagai yang terbesar di dunia. Pembangunan RDF Plant Rorotan dimulai
pada Mei 2024 dengan biaya Rp 1,28 triliun dari APBD Jakarta 2024.
Fasilitas ini berdiri di atas lahan seluas 7,87 hektare. RDF Plant Rorotan
kini tengah menjalani proses uji dan pemeriksaan untuk memastikan
semua sistem dan fungsinya bekerja seperti yang diharapkan.

Pada sisi lain pasangan gubernur Pramono Anung dan wakil gubernur
Rano Karno mendapat desakan dari warga bahwa membakar sampah
agar didenda maksimal Rp 500.000 bagi pelanggar yang melakukan
pembakaran sampah sembarangan.

Tepat di hari peringatan HPSN terjadi dua kelompok terlibat keributan di
Jalan Raya Bekasi, Kelapa Gading, Jakarta Utara (Jakut) pada Jumat
(21/2/2025) kemarin. Akibat keributan tersebut, satu orang dilaporkan
mengalami luka bacok dan bocor di bagian kepala.

Kapolsek Kelapa Gading, Kompol Seto Handoko mengungkapkan,
keributan diduga dipicu asap pekat dari pembakaran sampah di sebuah
lahan kosong.


3. Total sampah se-Indonesia 56,63 Juta Ton,ternyata 61% tidak
terkelola... Ngeri gak tuuh?

Sampah berdasarkan data SIPSN tahun 2023, jumlah total sampah
nasional kita sejumlah 56,63 juta ton. Ini tersebar di seluruh wilayah
negara kita, sebagian besar didominasi pada wilayah-wilayah perkotaan
sisanya ada di wilayah pedesaan," kata Menteri Lingkungan Hidup Hanif
Faisol dalam rapat kerja dengan Komisi XII DPR RI di Gedung Nusantara
I, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (27/2/2025). Hanif menyebutkan
sebagian besar sampah itu berada di wilayah perkotaan.

Ia mengatakan 39 persen dari jumlah total sampah dikatakan sudah
dikelola dengan baik. Hanif mengatakan 22,9 juta ton sampah itu juga
diproses dengan sejumlah metode.

"Kemudian, berdasarkan data kita, maka dari 56,6 juta ton itu, 39 persen
telah terkelola. Artinya, telah dilakukan pilah-pilih dan dilakukan dengan
penimbunan melalui sanitary landfill maupun control landfill sejumlah 22,9

Page 141 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


juta ton. Sebenarnya ini yang diamanatkan Undang-Undang 18 Tahun
2008," katanya.

Meski demikian, 61 persen dari total sampah itu dikatakan tak terkelola
dengan baik. Bahkan 22,17 ton atau 39,14% sampah itu terbuang di
bantaran sungai hingga pantai.

"Selanjutnya, dari kondisi 56 (juta ton sampah), maka terdapat 61%
sampah tidak terkelola, jadi sampah tidak terkelola ini adalah sampah yang
hanya dipungut diangkut dan dibuang baik itu di TPA, tempat pemrosesan
akhir," kata Hanif.


4. AMDK muncul lagi, tetapi yang dibahas focus kepada soal usia galon
dan gelas plastik.

Pakar polimer Universitas Indonesia, Prof. Mochamad Chalid
menungkapkan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan
berulang kali kemasan polikarbonat bisa berpotensi meluruhkan BPA. Ia
mengindikasikan bahwa sebuah galon guna ulang bisa digunakan hingga
40 kali. Asumsinya, jika 1 galon digunakan selama 1 minggu, maka masa
pakai galon ini harusnya kurang dari setahun. Setelah itu, galon
seharusnya tidak digunakan lagi. Namun, temuan di lapangan
menunjukkan 4 dari 10 galon yang beredar telah digunakan 2 kali lipat
melebihi batas seharusnya.

“Karena ada skema, digunakan, dikembalikan, dibersihkan, diisi lagi, dan
digunakan lagi secara terus menerus, maka bisa dibayangkan peluruhan
BPA yang dihasilkan,” ujar Prof. Chalid dalam sebuah acara talkshow di
Jakarta. Prof. Chalid juga mengungkapkan bahwa peluruhan BPA yang
sudah melampaui ambang batas ini telah ditemukan oleh Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam survei lapangannya pada
2021-2022.

Resiko BPA bagi Kesehatan
BPA adalah senyawa kimia sintetis yang membentuk plastik polikarbonat,
bahan yang digunakan oleh air minum dalam kemasan galon guna ulang.
Ratusan penelitian ilmiah yang dilakukan di sejumlah negara telah
menyimpulkan bahwa paparan BPA memiliki potensi membahayakan
kesehatan manusia, seperti gangguan hormon, proses tumbuh kembang
anak, dan risiko kanker.

KKI juga ikut menghimbau masyarakat agar selalu memeriksa usia pakai
galon yang digunakan. Jika sudah terlalu lama, berpotensi meningkatkan
luruhnya BPA ke dalam air minum.

David juga menjelaskan bahwa usia galon bisa dilihat dari informasi yang
tertera di bagian bawah galon, yaitu tahun produksi yang ditulis dalam

Page 142 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


bentuk angka. Misalnya 19 atau 20 yang menandakan diproduksi pada
2019 atau 2020. Sementara itu, bulan produksinya ditandai dengan panah
yang mengarah ke bulan tertentu. Misalnya, panah yang mengarah ke
angka 3 berarti diproduksi di bulan Maret

Pada sisi lain, yaitu gelas plastik disarankan agar dihentikan.
Indonesia adalah penghasil sampah plastik ketiga terbesar di dunia. Selain
kantung plastik, gelas plastik sekali pakai jadi kontributor utama.

Ketika berbicara mengenai pencemaran plastik, sebagian besar orang
mengira kemasan besar jenis polyethylene terephthalate (PET) seperti
galon adalah penyumbang utama sampah di tempat pembuangan akhir
(TPA) dan badan sungai. Namun, laporan dari Net Zero Waste
Management Consortium (NZWMC) yang menyoroti top 25 sampah plastik
di enam kota, mengungkap bahwa bukan galon PET, melainkan kemasan
saset dan gelas plastik air minum dalam kemasan (AMDK) yang
mendominasi timbunan sampah plastik.

"Di badan sungai, TPA, hingga ke laut, yang paling banyak adalah
serpihan plastik kemasan kecil, seperti saset dan gelas plastik," ujar
Founder NZWMC Ahmad Safrudin dalam seminar.

Dalam laporan NZWMC itu yang mengulas Top 25 Sampah Plastik,
kemasan saset disebutkan menempati posisi tertinggi dengan total
152.783 sampah. Kemudian, urutan temuan terbanyak kedua disusul gelas
plastik AMDK dengan total sampah mencapai 135.383 buah.

Artinya, tambah Ahmad, sampah plastik yang sulit didaur ulang, seperti
saset dan gelas plastik memiliki nilai ekonomi rendah sehingga menjadi
penyumbang terbesar pencemaran lingkungan.

Beberapa waktu sebelumnya, Direktur Eksekutif Dietplastik Indonesia, Tiza
Mafira, mengungkapkan bahwa di sejumlah negara, gelas plastik sekali
pakai sudah dilarang. Inggris melarang penggunaan gelas sekali pakai
sejak 1 Oktober 2023. Perancis sejak 2025 mewajibkan kemasan sekali
pakai mengandung bahan organik setidaknya 60 persen

Pemakaian gelas guna berulang sejalan dengan R kedua dari prinsip 3R
pengurangan sampah, yaitu Reuse. Ukuran Menentukan Dampak Studi
yang dipublikasikan di Scientific Reports pada Februari 2021 menunjukkan
bahwa ukuran kemasan plastik menentukan besar kecilnya dampak
lingkungan.

R. Becerril-Arreola dari University of South Carolina mengumpulkan 187
kemasan plastik dari ragam ukuran, ketebalan, dan merek dalam studinya.
Dia mengukur berat polyethylene terephthalate (PET) yang digunakan
untuk membuat kemasan plastik dengan ukuran tertentu.

Page 143 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Hasil riset mengungkap bahwa kemasan kecil, berukuran kurang dari 473
ml (16 oz), salah satunya gelas plastik, ialah kemasan yang paling tidak
efisien dan ramah lingkungan. Meski tetap tak dianjurkan, ukuran
kemasan plastik 2,8 liter (100 oz) lebih "bersahabat bagi lingkungan."

Studi menguraikan bahwa jika 20 persen penjualan minuman kemasan
kecil bisa dialihkan ke kemasan sedang (17-99 oz), maka limbah PET bisa
berkurang 1 persen tiap tahun. Angka itu mungkin terlkihat kecil tetapi
sebenarnya setara dengan pengurangan 9.978 ton PET. Riset itu memberi
petunjuk bagi kita maupun pemerintah untuk menyusun strategi penurunan
sampah plastik.


5. Partisipasi masyarakat turut kendalikan sampah
Aksi Grebek Sampah yang dilakukan kelompok muda dan mahasiswa di
Pasar Lama Sentani, Sabtu 1 Februari 2025 berhasil mengumpulkan
sampah seberat 433 Kg. Diinisiasi Rumah Bakau Jayapura, kegiatan ini
bertujuan menumbuhkan kesadaran untuk peduli terhadap lingkungan
termasuk menumbuhkan mindset bahwa persoalan sampah tak hanya
ditangani oleh pemerintah, namun butuh peran masyarakat terlebih anak
muda.

Gamel, Founder Rumah Bakau Jayapura bilang, setelah insiden TPA di
Waibron Sentani Barat dipalang, persoalan sampah di Sentani semakin
menjadi-jadi.

“Sebagai anak muda, kami pikir harus ada sebuah gerakan kecil untuk
menumbuhkan kepedulian. Jangan semua dilakukan pemerintah.
Sekalipun yang dilakukan tidak memberi solusi secara utuh, namun paling
tidak para gen Z mau menyentuh sampah yang bukan milik mereka dan
mengajarkan untuk bertanggungjawab,” katanya

Di Jakarta SMA Pangudi Luhur Pakai Meja-Kursi Hasil Daur Ulang
Sampah Plastik Tutup Botol

Sebanyak 950 kilogram sampah plastik tutup botol didaur ulang menjadi
71 pasang meja-kursi belajar yang kini mengisi dua ruang kelas SMA
Pangudi Luhur... Produksi dan pemanfaatan tersebut adalah buah kerja
sama dari sekolah, alumni, dan Wastgood-komunitas daur ulang sampah.

Total, 71 pasang meja-kursi itu menjelma dari 950 kilogram sampah plastik
yang berasal dari tutup botol. “Kebanyakan dari tutup oli bekas, campuran
dengan tutup botol minuman,” ujar Cundra Setiabudhi, salah satu alumni
yang berkontribusi, saat dihubungi pada Selasa, 11 Februari 2025

Ide pembuatan meja-kursi belajar berawal dari renovasi sekolah yang
fasilitasnya banyak membutuhkan peremajaan, salah satunya meja dan

Page 144 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


kursi. Untuk kebutuhan renovasi itu, alumni turut menyumbang uang
sebelum kemudian lahir ide “menjual ubin” sejak 2014.

Isu yang paling diperhatikan, kata Cundra, adalah kandungan mikroplastik
karena mengancam kesehatan tubuh manusia. Untuk mengatasinya,
meja-kursi dilapisi coating seperti yang digunakan kapal nelayan. "Murah
dan kuat. Tapi menjadi sedikit lebih mengkilat,” ujarnya.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Pemprov Kalsel) memperingati
Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025 dengan menggelar aksi desa
bebas sampah yang dipusatkan di Desa Indrasari Kabupaten Banjar.
Kegiatan ini melibatkan masyarakat, organisasi lingkungan, pelajar, serta
aparatur pemerintahan dalam upaya meningkatkan kesadaran akan
pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

Gubernur Kalimantan Selatan H. Muhidin diwakili Plt Asisten II Bidang
Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Kalsel, Isharwanto dalam
sambutannya menyampaikan bahwa peringatan HPSN tahun ini menjadi
momentum untuk mengajak seluruh elemen masyarakat berperan aktif
dalam menjaga kebersihan lingkungan.

AMPHIBI Aksi Bersih Pesisir Belawan dan Percut Seituan Peringati HPSN
2025
Aksi dari dermaga Pangkalan Pendaratan Ikan TPI Nelayan Indah
selanjutnya dengan menggunakan sejumlah kapal nelayan para massa
aksi HPSN 2025 melakukan pemungutan sampah menelusuri sungai
Pengatalan Nelayan Indah menuju ke perairan muara laut Belawan.

Setelah sampah berhasil dipungut selanjutnya dibawa ke lokasi
pengumpulan dan pemilahan sampah kemudian sampah plastik diolah
dengan cara pembakaran selanjutnya dicetak untuk menghasilkan produk
bahan material untuk bangunan seperti paving blok plastik, papan balok
plastik maupun produk lainnya.

Dalam aksi itu juga dilaksanakan penukaran sampah hasil pungutan
ditukarkan dengan imbalan produk minyak makan bagi anggota aksi
pemungut sampah tersebut.

Lagi, partisipasi
Soal TPA Sampah Liar, PMII Minta Bupati Dan DLH Kab Bekasi Bertindak
Tegas
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kabupaten Bekasi
menemukan dugaan adanya tempat pembuangan akhir (TPA) sampah liar
yang diduga mengganggu lingkungan.

PMII menuntut agar TPA tersebut segera ditutup dan pelaku pembuangan
sampah liar ditindak tegas.

Page 145 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Hal ini disampaikan oleh Bagus Triarsa, Koordinator Aksi PMII, dalam
orasinya di halaman Pemkab Bekasi, Jumat (21/02/2025).

“Pemerintah daerah, baik Bupati maupun Dinas Lingkungan Hidup (DLH),
dinilai belum maksimal dalam menangani persoalan ini. Masih banyak TPS
liar yang bertebaran di wilayah Kabupaten Bekasi,” ujar Bagus.

PMII juga mendesak Bupati/Wakil Bupati Bekasi untuk mendukung
penataan TPA sampah Burangkeng oleh Kementerian Lingkungan Hidup,
sesuai amanat UU Pengelolaan Sampah. “Kami berharap pemerintah
daerah lebih serius menangani masalah ini,” tambah Bagus.


6. Sungai Citarum cenderung selalu dipenuhi sampah, warga berkomentar,
sebagai ekspresi partisipasi, yaitu perlu adanya saliran terhubung secara
cepat... "berikan kami informasi melalui hotline online untuk membantu
kebersihan kelestarian s. citarum. kami akan laporkan kepada pihak terkait
dengan harapan ada sanksi kepada yang membuang samoah di s.
citarum"

Pernyataan di atas itu adalah salah satu dari sembilan orang yang
berkomentar atas info berita yang bertajuk: Baru Dibersihkan, Sungai
Citarum Kembali Dipenuhi Sampah; Kompas.com - 27/02/2025, 09:00 WIB

Menarik juga usulan itu dan tidaklah perlu serta merta ditolak, karena
pemeduli Sungai Citarum yang bersih dari sampah cukup banyak
tampaknya untuk bertindak sebagai pelapor.

Pada pokoknya berita itu: Sungai Citarum tepatnya di Oxbow Cicukang,
Mekarrahayu, Margaasih, Kabupaten Bandung kembali dipenuhi sampah
pada Rabu (26/2/2025). Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS)
Citarum Mochammad Dian Al Ma'ruf membenarkan kawasan aliran sungai
berkelok yang membentuk huruf U itu kembali dipenuhi sungai.

Dia menambahkan, sampah kembali menumpuk di daerah tersebut meski
beberapa waktu sebelumnya sempat dibersihkan.



Tangerang 4 Maret 2025

Page 146 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025




Lampiran 3
Penutup Pantauan bulan Januari 2025


1. Negosiasi Traktat Plastik di Busan Korea Selatan gagal tetapi semua
peserta ingin melanjutkan namun hingga akhir Januri 2025 belum tersiar
kabar soal jadwal, waktu dan lokasi kelanjutannya.

Betapapun kita mesti menyimak penyataan Inger Andersen, Direktur
Jenderal UNEP di World Economy Forum (WEF) di Davos Swiss pada 23
Januari silam:

Kami semakin dekat. Saya menyerukan kepada para negosiator untuk
fokus pada tiga elemen yang perlu diperbaiki. Ada perbedaan, namun
penting untuk bersatu di tengah-tengah kesepakatan besar, sambil
memastikan bahwa teks tersebut menghilangkan polusi plastik, termasuk
di lingkungan laut.

Dunia telah sepakat untuk mengakhiri polusi plastik. Semua aktor harus
melakukan bagian mereka untuk mewujudkan janji ini. Mulai sekarang.

Sekadar mengingatkan yang imaksud Inger Andersen ifa elemen itu
mencapakup: Produk, termasuk masalah bahan kimia. Produksi dan
konsumsi berkelanjutan. Pembiayaan, termasuk mekanisme keuangan
dan penyelarasan arus keuangan.


2. Plastik mudah terurai menjadi opsi dalam pemecahan keberadaan
plastic konvensioal... Koalisi ilmuwan, pengusaha yang selalu ingin
berproduksi hijau ria (bahkan sudah SNI, Standar Nasional Indonesia
sejak 2016) informasinya muncul pada periode January 2025.

Koalisi Ilmuwan menerbitkan dalam Ringkasan Kebijakan: Perjanjian
plastik global: Apa peran plastik berbasis bio, plastik biodegradable, dan
bioplastik?

Alternatif pengganti plastik konvensional yang berbahan dasar fosil yang
tahan lama mencakup a) plastik yang sebagian atau seluruhnya berasal
dari sumber daya terbarukan (“plastik berbasis bio”) dan b) plastik yang
terbuat dari karbon terbarukan atau berbasis fosil sumbernya, namun
dapat mengalami biodegradasi (“plastik biodegradable”).

Bahan-bahan ini sering digambarkan sebagai alternatif ramah lingkungan
terhadap plastik konvensional, dan meskipun penerapannya terbatas,
bahan-bahan ini mungkin memberikan beberapa keunggulan dibandingkan
plastik konvensional,[1] kontribusinya sebagai solusi terhadap polusi plastik

Page 147 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


global masih terbatas. Kehati-hatian diperlukan untuk memastikan bahan-
bahan ini tidak menjadi pengganti yang disesalkan, menimbulkan bahaya
bagi organisme dan kesehatan manusia,[2, 3] atau berkontribusi terhadap
beban sosial, ekonomi dan lingkungan.[4] Yang terpenting, penggunaan
karbon berbasis hayati dan plastik yang dapat terbiodegradasi tidak boleh
mengorbankan kebutuhan untuk mengurangi produksi semua plastik.[5]
Oleh karena itu, penting bagi Perjanjian Plastik Global untuk membedakan
antara plastik berbasis bio dan plastik yang dapat terbiodegradasi serta
memasukkan penilaian komprehensif mengenai potensi keuntungan dan
kerugiannya dibandingkan dengan plastik konvensional.

Pada sisi lain di Bogor
Kolaborasi multipihak mendorong inovasi bioplastik berbasis pati singkong
sekaligus solusi lingkungan berkelanjutan

Kegiatan ini mendapatkan dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk
Kementerian Lingkungan Hidup melalui Wamen Diaz Hendropriyono,
Ketua Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) diwakili
Damayanti, Nirimasa Shimomura dari United Nations Development
Programme (UNDP), Green Hope di wakili oleh Tommy Tjiptadjaja dan
Sugianto Tandio, Puput TD Putra Ketua Umum Koalisi kawali Indonesia
Lestari dan Koalisi Pemantau Plastik Ramah Lingkungan Indoennesia
(KPPL-I) yang di Wakili Oleh Sekjen Syahreza Pahlevi.

Bioplastik di Indonesia, seperti sedotan, kantung kemasan dan belanja
ramah lingkungan yang terbuat dari pati singkong, penghargaan ini tidak
hanya sebagai bentuk apresiasi, tetapi juga sebagai ajakan dan inspirasi
untuk terus mendukung inovasi ramah lingkungan.


3. Plastik mikro sebagai issu yang mengancam kesehatan manusia
muncul beberapa kali dalam bulan Januari 2025.

Para peneliti di Portland State University telah menemukan mikroplastik
pada jaringan beberapa spesies ikan dan makanan laut Pacific Northwest,
termasuk salmon Chinook yang ikonik. Tapi itu juga termasuk black
rockfish, lingcod, Pacific herring, Pacific lamprey dan udang pink.

Para peneliti merekomendasikan masyarakat membeli ikan lokal utuh bila
memungkinkan untuk meminimalkan dampak kemasan plastik.

Pada sisi lain Sanmitra Barman, contohnya menuliskan opini di www.eco-
business.com: Meskipun degradasi total plastik menghasilkan gas rumah
kaca seperti karbon dioksida, bahaya yang lebih besar berasal dari
mikroplastik.

Page 148 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Mikroplastik didefinisikan sebagai partikel plastik dengan ukuran mulai dari
5 milimeter, yaitu seukuran penghapus pensil, hingga 1 nanometer (nm).
Sehelai rambut manusia, misalnya, lebarnya sekitar 80.000 nanometer.
Ini kemungkinan besar akan terurai menjadi partikel yang lebih kecil
karena proses pelapukan kimia, kerusakan mekanis, dan proses
pencernaan hewan.

Plastik biodegradable sebagai alternatif pengganti plastik berbahan dasar
minyak bumi mempunyai permintaan yang besar untuk peralatan medis,
sistem pengiriman obat, dan kemasan medis.

Mengingat ukurannya pada tingkat mikro, mikroplastik dapat berpindah
dengan mudah melalui rantai makanan dan menimbulkan bahaya
kesehatan bagi manusia dan hewan.

Penelitian terhadap kultur sel, satwa liar laut, dan model hewan
menunjukkan bahwa mikroplastik dapat menyebabkan kerusakan oksidatif
dan DNA, serta perubahan aktivitas gen, yang semuanya diketahui
berisiko menyebabkan kanker.

Para pemimpin dunia sedang bergulat dalam mengatasi krisis polusi
plastik, dan larangan terhadap plastik sekali pakai atau peraturan
pengelolaan limbah hanya menandai langkah pertama untuk mengatasi
masalah ini.

Solusi darurat terhadap plastik konvensional sebagaimana dituliskan oleh
Yamini Sudha Sistla pada rubrik opini di www.eco-business.com: Polusi
plastik membahayakan satwa liar, mengganggu ekosistem, dan bahkan
memasuki rantai makanan, sehingga menimbulkan risiko bagi kesehatan
manusia. Mikroplastik telah terdeteksi dalam aliran darah manusia dan
hewan ternak, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan dampaknya
terhadap kesehatan manusia, termasuk peningkatan risiko serangan
jantung dan stroke.

Oleh karena itu, pencarian dilakukan untuk menemukan cara-cara
pengemasan yang ramah lingkungan, terutama makanan. Salah satu
solusi potensial adalah dengan membungkus bahan makanan dalam
kemasan yang terbuat dari bahan alami yang dapat dimakan.

Biopolimer — bahan biodegradable yang terbuat dari tumbuhan, hewan,
dan mikroorganisme. Alternatif inovatif terhadap plastik tradisional ini dapat
menawarkan solusi berkelanjutan terhadap krisis plastik, dengan potensi
besar dalam industri seperti pengemasan makanan dan obat-obatan.

Biopolimer menjadi pilihan tepat untuk menggantikan plastik sekali pakai,
terutama dalam kemasan. Berbeda dengan plastik biasa, yang
memerlukan waktu ratusan tahun untuk terurai, biopolimer dapat dibuat
kompos atau diubah menjadi biogas.

Page 149 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Bahan-bahan tersebut tidak beracun dan aman bagi manusia. Bahan-
bahan ini sudah digunakan dalam kemasan makanan sebagai alternatif
ramah lingkungan yang mudah dibuat kompos dan tidak terlalu merusak
lingkungan.

Para peneliti sedang mengeksplorasi film berbasis biopolimer dengan sifat
penghalang tinggi—ketahanan terhadap kelembapan, oksigen, dan karbon
dioksida—yang merupakan faktor kunci untuk meningkatkan umur simpan
produk segar dan makanan olahan.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa film-film ini dapat memperpanjang
umur simpan buah dan sayuran secara signifikan. Misalnya, film berbahan
dasar pektin telah terbukti menjaga kesegaran capsicum hingga 15 hari.

Film tipis komposit yang terbuat dari pektin, suatu biopolimer yang
ditemukan dalam buah-buahan seperti pisang dan jeruk, dapat berfungsi
sebagai pelapis dan pembungkus buah-buahan dan sayuran yang dapat
terbiodegradasi.

Dengan menggabungkan pektin yang berasal dari kulit buah dengan
bahan alami seperti minyak jarak dan minyak cengkeh, lapisan film ini
menawarkan alternatif berkelanjutan terhadap lapisan lilin sintetis yang
saat ini digunakan untuk meningkatkan kilap dan umur panjang produk.

Dunia penelitian biopolimer berkembang pesat. Para ilmuwan sedang
mengeksplorasi sumber-sumber baru di luar pektin seperti polimer
berbasis alga, protein fibroin sutra, dan selulosa bakteri.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas
biopolimer untuk aplikasi industri yang lebih luas. Selain itu, para peneliti
juga berupaya mengembangkan komposit biopolimer dengan
mencampurkan biopolimer dengan agen antimikroba alami atau serat dari
limbah pertanian untuk meningkatkan kinerja dan manfaat lingkungan.

Di Sidoarjo Jawa Timur diwartakan bahwa penelitian sederhana yang
dilakukan siswa Madrasah Ibtida’iyah Negeri (MIN) 2 Sidoarjo
mengungkap fakta mengejutkan. Sungai Cemandi terkontaminasi
oleh mikroplastik.

Temuan ini terungkap dalam kegiatan edukasi lingkungan
bersama Ecoton (Ecological Observation and Wetlands Conservation)
pada 31 Januari 2025.

Para siswa menemukan tiga jenis mikroplastik – fiber, filamen, dan
fragmen – dalam sampel air sungai. Temuan ini menjadi peringatan akan
ancaman nyata pencemaran plastik, bahkan di lingkungan sekitar.

Page 150 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Prigi Arisandi, pakar lingkungan dari Ecoton Foundation, menyatakan
keprihatinannya. “Banyak sungai kita ‘sakit’ akibat pencemaran plastik. 80
persen ikan di sungai telah mengonsumsi mikroplastik, berpotensi
menyebabkan intersex dan kepunahan ikan,” ungkapnya.


4. Tak kalah pentingnya kita simak pula suara para pekerja terkait produksi
plastik dan pengelolaan sampah, sebagai kilas balik ke Busan 2024:
Kumar Prashant, menuliskan di blog Circle Economy; petikannya sebagai
berikut:

Apa pun hasilnya, para pekerja berada di garis depan dalam mendorong
transformasi ini—dan setiap perjanjian multilateral mengenai plastik akan
berdampak signifikan terhadap para pekerja ini. Lebih dari 4 juta pekerja
bekerja di industri manufaktur plastik, dan sekitar 34 juta pemulung
memulihkan hampir 60% sampah plastik pasca-konsumen yang didaur
ulang secara global. Di sebagian besar negara, pekerja informal terutama
bertanggung jawab atas pengelolaan sampah plastik, dan perempuan
merupakan mayoritas pekerja di negara-negara berpenghasilan rendah.

Agenda pekerja dalam perjalanan menuju Busan
Perundingan putaran kelima di Busan merupakan kelanjutan dari Resolusi
Majelis Lingkungan Hidup PBB 5/14, yang diadopsi pada Maret 2022 di
Nairobi, yang menyerukan instrumen internasional dan mengikat secara
hukum untuk menghilangkan polusi plastik. Meskipun dimensi sosial tidak
terlalu mendapat perhatian dalam proses ini, Resolusi Maret 2022
merupakan momen bersejarah bagi gerakan pemulung, dan kontribusi
pekerja dalam pengumpulan, pemilahan, dan daur ulang plastik diakui
untuk pertama kalinya dalam Resolusi Lingkungan Hidup PBB. Pada
perundingan putaran ketiga, terdapat kesepakatan yang belum pernah
terjadi sebelumnya untuk memasukkan istilah ‘pemulung’ dan ‘transisi
yang adil’ ke dalam konteks plastik.

Pasal 10 independen mengenai ‘transisi yang adil’ – dengan fokus pada
pekerja formal dan informal di seluruh siklus hidup plastik – telah disetujui
oleh semua Pihak. Meskipun ada kemajuan positif, pasal ini masih belum
berkembang dan ambigu: tidak disebutkan mengenai upah layak,
perlindungan sosial, dan keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja,
atau pedoman mengenai batas paparan di tempat kerja terhadap bahan
kimia berbahaya yang digunakan dalam produksi plastik atau dilepaskan
selama pengelolaan limbah, dan Para Pihak didorong untuk melaksanakan
inisiatif nasional mereka sendiri dan melaporkan sendiri kemajuannya.
Karena rancangan Perjanjian ini masih belum diratifikasi sesuai dengan
prinsip bahwa ‘tidak ada yang disepakati sampai semuanya disepakati’,
maka peluang lain untuk memajukan hak-hak dan kondisi kerja para
pekerja limbah telah tertunda.

Page 151 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Jika ditinjau Kembali (Retrospeksi), pelajaran apa yang didapat dari
negosiasi Perjanjian Plastik ialah harus memandu upaya untuk memajukan
permasalahan pekerja di sektor sirkular selain plastik, dimana kemajuan
dalam pekerjaan yang layak masih kurang. Agar integrasi agenda buruh ke
dalam Perjanjian Plastik berhasil, diperlukan upaya jangka panjang oleh
organisasi lokal dan koalisi regional untuk memastikan bahwa suara buruh
didengar di tingkat nasional dan multilateral. Misalnya, Aliansi Ekonomi
Sirkular Afrika (ACEA) kini mempertimbangkan standar plastik daur ulang
di seluruh Afrika serta fokus pada penciptaan lapangan kerja yang layak.

Saat perundingan dilanjutkan tahun depan (maksudnya tahun 2025), kita
harus menyusun Perjanjian Plastik yang mengangkat derajat pekerja
sekaligus melindungi lingkungan. Upaya ini memerlukan komitmen yang
berani terhadap kemitraan global yang adil dan memupuk kerja sama antar
negara, sektor, masyarakat, dan masyarakat—sebuah aspirasi yang
berakar pada Deklarasi Rio tentang Lingkungan dan Pembangunan tahun
1992. Jika dilakukan dengan baik, Perjanjian ini berpotensi
mengedepankan transisi yang adil di masa depan. mencakup sektor dan
geografi.

Bagaimana pemikiran, gagasan, ataupun rencana dari kalangan pemulung
sampah di Indonesia?

Tidak terdengar suaranya, tuuh.


5. Seberapa banyak, ya, pemkot/ pemkab yang sedang atau sudah
berupaya membuat TPA yang sesuai dngan apa yang diatur oleh Undang-
undang (UU) tentang Pengelolaan Sampah?

Kementerian Lingkungan Hidup (LH) membidik sebanyak 306 tempat
pemrosesan akhir (TPA) sampah di seluruh Indonesia ditutup karena
menerapkan sistem pembuangan terbuka yang dinilai berbahaya terhadap
lingkungan, salah satunya TPA Suwung, Denpasar, Bali.

Tahun 2026 adalah batas akhir dari TPA yang bersistem open dumping. Di
Indonesia, menueut Menteri Lingkungan Hidup, total ada 550 TPA,
sebanyak 306 atau sekitar 54,44 persen di antaranya masih menerapkan
open dumping.

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengutip data Global
Waste Management Outlook 2024 yang menyebutkan masih ada sekitar
38 persen sampah secara global tidak dikelola dengan baik sehingga
berkontribusi terhadap krisis perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman
hayati dan timbulan sampah.

Page 152 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Di Indonesia, kata dia, timbulan sampah pada 2023 mencapai sekitar
56,63 juta ton dengan realisasi pengelolaan sampah baru mencapai 39
persen.

“Sehingga masih ada 60 persen sampah belum dikelola baik di seluruh
Indonesia,” katanya.

Pada bulan Januari adakah berita yang mengatakan suatu pemerintah
daerah: kota/ kabupaten telah siap TPA di wilayahnya yang berkeseuaian
dengan UU tentang Pengelolaan Sampah?

Yang ada, malahan, sekadar contoh, pada awal Tahun 2025 ini,
Masyarakat di Kejutkan dengan heboh dan bobroknya sistem penanganan
sampah di Kota Pekanbaru. Kekecewaan dominan disampaikan ke
hadapan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota
Pekanbaru.

Pasalnya diketahui OPD tersebut telah selesai melakukan Lelang dan atau
Tender, hingga akhirnya Perusahaan atas nama PT Ella Pratama Perkasa
(PT EPP) Menang dengan Anggaran sebesar Rp.33,4 Milyar.

Kendati dengan Nominal yang sangat besar dan fantastis, Justru
Masyarakat di Kota Pekanbaru diperhadapkan dengan pemandangan
yang sangat tidak sedap. Tumpukan Sampah dimana-mana. Hampir di
setiap sudut jota Pekanbaru terlihat Berseraknya Sampah.

Padahal, Perusahaan Pemenang Proyek Pengadaan Pengangkutan
Sampah itu sudah menerima Anggaran yang sangat Fantastis, tetapi justru
fakta di Lapangan Armada dan Kelengkapan Atribut mereka Minim, tidak
sesuai dengan yang Tertulis.

Bahkan, yang Lebih parah lagi permasalahan tersebut justru dianggap
masyarakat kota Pekanbaru sebagai bahagian dari kerjaan pengusaha
terkenal, Deddy Handoko Alimin (DH).

Munculnya fitnah yang sangat Kejam itu benar-benar telah merugikan
pengusaha top Riau, DH. Seakan proyek dari Pemerintah Kota (Pemko)
Pekanbaru itu adalah kerjaan pengusaha DH, padahal tidak sama sekali.

“Walaupun Publik menilai keduabelah pihak saling mengenal, yakni antara
Pengusaha Senior DH dengan PT EPP, namun faktanya justru dalam hal
ini DH yang dirugikan. Beliau korban dari pengkhianatan. Ibarat kata, DH
Korban Ketinggalan Bus Kota.

Proyek Rp 33 Milyar Lebih itu sudah terlanjur dimenangkan PT EPP.
Persekongkolan jahat disinyalir terjadi antara DLHK Kota Pekanbaru
dengan PT EPP. Potensi terjadinya tindak pidana korupsi sangat besar

Page 153 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


dan untuk itu kami siapkan berkas laporan ke SPKT Polda ataupun ke
PTSP Kejati Riau” ungkap Larshen Yunus


Kasus lainnya, Penjabat (PJ) Bupati Kabupaten Garut, Barnas Adjidin
diduga membiarkan daerah Garut dijadikan Tempat Pembuangan Sampah
Akhir (TPSA) di Kp. Pasir Bajing Desa Sukaraja Kecamatan Banyuresmi
Garut, kiriman dari Kota Bandung.

Pembuangan Sampah, dengan tarip bayaran parkir sampah ke TPA itu
senilai perharinya Rp.75.000/tons, berdasarkan data dari penjaga di
tempat tersebut adalah 3% dari sampah Kota Bandung yaitu 200 tons /hari
dibuang ke Wilayah Desa Sukaraja tersebut Jum’at (17/1/2024

Sejak adanya Pembuangan sampah dari Kota Bandung terjadi baru-baru
ini, warga yang terdampak udara sampah di lingkungan wilayah zona Desa
Sukaraja adalah 15 RW dan 3 RW lagi masuk di ke wilayah Desa
Haruman.

Berdasarkan Informasi dari Aktivis Lingkungan Garut Ateng Sujana yang
akrab dipanggil Wa Ateng ini, bahwasanya, sejak adanya Pembuangan
sampah dari Kota Bandung terjadi baru – baru ini,

“Pihak Pemerintahan Desa Sukaraja mendapat Konpensasi Dana Negatif
(KDN) yang masuk ke Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) sehingga para
ketua RW juga sedikit menikmati uang dari KDN itu,” terangnya.

Lebih Lanjut Wa Ateng membongkar masalah Konspensasi Jasa
Pelayanan (KJP) antara Pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota
Bandung dengan DLH Kabupaten Garut yang masih kurang jelas ke
publik, perihal Perjanjian Kerja Sama (PKS) nya/3 bulan itu yang uangnya
masuk ke Kas Daerah (Kasda) Garut dengan rincian kini berdasarkan hasil
pantauan Wa Ateng, bahwa di perkirakan 240 tons/ perhari dengan
diangkut kendaraan truk toronton pengangkut sampah dari Kota Bandung
ke Kabupaten Garut,

Di lain tempat, yaitu wilayah Kabuoaten Kendal Jawa Tengah terdapat
Program pilah sampah ganjil genap mulai diberlakukan di Kabupaten
Kendal per 1 Februari 2025. Hal ini guna mengatasi permasalahan
sampah di wilayah tersebut.

Program disosialisasikan saat car free day, dari Stadion Madya di Jalan
Laut hingga Stadion Utama Kebondalem, Minggu (19/1/2025). Kepala
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kendal Aris Irwanto, pun turut
melakukan long march.

Page 154 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


“Kita akan tekankan kewajiban pilah sampah dan pengelolaan sampah.
Serta pemberlakuan ganjil genap yang akan dimulai pada bulan Februari
2025,” tutur Aris.

Di lain tempat, Pemkot Palembang mempopulerkan edukasi ke
masyarakat agar sadar sampah melalui mengkompensasi sampah dengan
botol minum nonplastik. Di Kabupaten Kudus Jawa tengah, seorang
anggota legislator (DPRD) membujuk masyarakat agar TPA Tanjungrejo
yang telah mereka tutup agar dapat dibuka Kembali, dan sebagainya.


6. Khusus untuk wilayah Bali, terdapat informasi bahwa Bali akan
melarang Air Minum Kemasan mulai tanggal 3 Februari 2025: Pemerintah
Provinsi (Pemprov) Bali akhirnya mengambil pendekatan berbeda.
Pihaknya merilis Surat Edaran Nomor 2 Tahun 2025 tentang Implementasi
Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 mengenai Pembatasan
Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai.

Berdasarkan itu, Pemprov Bali melarang penggunaan air minum kemasan
plastik mulai 3 Februari 2025. Kebijakan itu diiringi mewajibkan
penggunaan botol air minum di instansi setempat hingga sekolah-sekolah.

Dalam edarannya, pihaknya melarang seluruh instansi menyediakan air
minum dalam kemasan plastik, serta makanan dalam kemasan plastik.
Sebagai ganti, mereka diwajibkan membawa botol minuman pribadi
dengan rekomendasi penggunaan botol berbahan tahan karat atau plastik
bersertifikat bebas BPA.

"Kebijakan ini bertujuan memastikan bahwa seluruh perangkat daerah,
BUMD, serta sekolah di Bali benar-benar menerapkan pembatasan
penggunaan plastik sekali pakai," kata Sekretaris Daerah Bali, Dewa Made
Indra, di Denpasar, Selasa, 21 Januari 2025, lapor Antara.


7. Sampah pada malam tahun baru 2025 ternyata meningkat dibandingkan
pada tahun sebelumnya... Waah... susah juga berminim sampah, ya?

Perayaan tahun baru 2025 di Kabupaten Banyumas menyisakan masalah
sampah. Pada Rabu (1/1/2025) pagi, sampah terlihat berserakan di
beberapa titik, utamanya Alun-Alun Purwokerto dan Menara Teratai, yang
menjadi pusat kegiatan malam tahun baru.

Menyikapi hal tersebut, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten
Banyumas menerjunkan 400 personel dari enam Unit Pengelola
Kebersihan dan Pertamanan (UPKP), yang meliputi wilayah Purwokerto,
Banyumas, Sumpiuh, Ajibarang, Kembaran, dan Wangon.

Page 155 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Sekretariss Daerah Kabupaten Banyumas dr. Arif Sugiono memperkirakan
volume sampah yang tertinggal usai perayaan tahun baru di wilayah
Banyumas naik 10 kali lipat dibanding hari biasa. Sampah-sampah
tersebut didominasi sampah plastik dan sampah organik.

“Ada sekitar 15-20 dump truck yang dikerahkan. Diperkirakan volume
sampahnya 20-30 ton,” ujar Arif.

Di Jakarta Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jakarta, Asep Kuswanto
mengatakan data sampah yang terkumpul hanya 132 ton, sedikit
bertambah dari tahun lalu. Tahun lalu tercatat 130 ton sampah yang
merupakan timbulan sampah malam tahun baru tertinggi setelah
Pandemi,” kata Asep dalam keterangannya, Rabu, 1 Januari 2025.a

Asep lantas mengucapkan terima kasih kepada warga merayakan malam
tahun baru di Jakarta dengan membawa tumbler dan wadah guna ulang
untuk meminimalisir sampah. Begitu juga dengan warga yang membuang
sampah pada tempatnya.

"Itu membuat proses penanganan sampah menjadi lebih cepat," ungkap
dia.

Di Jember Jawa Tinmur contohnya: “Kami mencatat total sampah yang
terkumpul mencapai 3,7 ton, yang sebagian besar berasal dari limbah
plastik seperti botol minuman dan kantong plastik, serta sisa alas duduk
yang ditinggalkan pengunjung. Selain itu, banyak juga kulit kelapa muda
yang dibuang di sekitar alun-alun,” ujar Masbut, Kamis (2/1/2025).

Menurutnya, volume sampah ini meningkat dibandingkan hari biasa,
mengingat banyaknya warga yang berkumpul di alun-alun untuk
merayakan malam pergantian tahun. Meski telah disediakan tempat
sampah di beberapa titik strategis, banyak pengunjung yang masih belum
sadar akan pentingnya menjaga kebersihan.



Tangerang 3 Februari 2025

Page 156 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025




Lampiran 4
Penutup Pantauan bulan Desember 2024


1. Negosiasi Traktat Plastik di Busan Korea Selatan gagal disepakati
secara bulat dan utuh...

“no hay camino, se hace camino al andar: Pengembara, tidak menemukan
ada jalan; Anda mestilah membuat jalan Anda sendiri saat Anda berjalan...
itulah ucapan positif Duta Besar Vayas Valdivieso mengutip ucapan
penyair besar Spanyol Antonio Machado, Caminante, ketika negosiasi
Traktat Plastik di Busan Korea Selatan gagal disepakati secara bulat dan
utuh pada 1 Desember 2024

Saya (RVT) tertarik kepada ulasan Rémi Parmentier, Director at The Varda
Group menuis di situs Lembaga yang prestisius IISD, the International
Institut on Sustainable Development. Simak petikan garis besarnya:

Seperti yang kami prediksi, “[m]eskipun negosiator bekerja sepanjang
waktu selama pertemuan, tujuh hari bukanlah waktu yang cukup untuk
menyelesaikan semua masalah yang tersisa….” Pada tanggal 1
Desember, pertemuan kelima Komite Negosiasi Antarpemerintah (INC-5)
ditunda sambil menunggu sesi yang dilanjutkan pada tanggal dan tempat
yang akan ditentukan di kemudian hari.

Mengapa prosesnya begitu sulit? Dan – mengingat perlunya konsensus
agar perjanjian global dapat diadopsi – apa yang perlu dilakukan sebelum
dan selama sesi pembicaraan dilanjutkan?

... delegasi di Busan menghabiskan waktu selama seminggu untuk
menegaskan kembali posisi masing-masing, bahkan selama apa yang
disebut informal, yang hanya terbatas pada perwakilan pemerintah, yang
merupakan mayoritas pembicaraan selama seminggu – yang membuat
kecewa para pengamat yang tertinggal di luar, hanya sebagai penonton
saja. Bahkan ketika para fasilitator bersama dari kelompok informal
meminta para delegasi untuk memfokuskan intervensi mereka pada garis
merah mereka dalam upaya untuk menyelesaikan kebuntuan, sebagian
besar delegasi terus menegaskan kembali posisi yang sudah diketahui
semua orang.

Beberapa jam sebelum sesi pleno penutup, yaitu untuk menyetujui untuk
menangguhkan rapat, Ketua, Duta Besar Luis Vayas Valdivieso dari
Ekuador, mengajukan teks Ketua untuk merangkum kemajuan negosiasi
sejauh ini. Ini adalah upaya keempatnya sejak September 2024 untuk
memajukan negosiasi dengan cara ini. Dengan naskah setebal 22
halaman, dokumen tersebut menunjukkan beberapa "kemajuan," yang

Page 157 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


sangat menyusut dari draf teks kompilasi sebanyak 73 halaman yang
dihasilkan pada sesi Ottawa, tujuh bulan sebelumnya. Namun ada
kelompok yang berpikiran sama tetap teguh pada pendiriannya, bersikeras
agar teks Ottawa yang panjang itu tetap menjadi dasar negosiasi ketika
akan dimulai lagi pada tahun 2025.

Bahkan jika itu tidak terjadi, maka akan sulit untuk melihat bagaimana teks
Ketua akan menghasilkan terobosan. Teks tersebut tidak menyelesaikan
masalah "berhasil, atau gagal" yang dianggap sebagai landasan perjanjian
oleh sebagian pihak dan garis merah oleh pihak lain. Bahkan sesuatu yang
mendasar seperti cakupan perjanjian dihilangkan, dan seluruh teks diberi
tanda kurung sesuai dengan prinsip yaitu bahwa "tidak ada yang disetujui
sampai semuanya disetujui."

Mencontohkan kesenjangan yang semakin besar antara HAC dan
kelompok yang sepemikiran, selama sidang pleno terakhir, Kepala
delegasi Meksiko Camila Zepeda membacakan daftar panjang 95 negara
(termasuk Uni Eropa dan anggotanya) yang menuntut adanya kewajiban
yang jelas dan mengikat secara hukum untuk menghapuskan produk
plastik dan bahan kimia paling berbahaya yang menjadi perhatian.
Sebagai tanggapan, atas nama kelompok yang sepemikiran, seorang
perwakilan dari Kuwait berpendapat bahwa pandangan mereka yang
berlawanan adalah mewakili "lebih dari 50% umat manusia."

Rémi Parmentier, Director at The Varda Group menggambarkan beberapa
ilustrasi di bawah ini:

Modalitas negosiasi
Metode negosiasi saat ini jelas telah mencapai batasnya. Prosesnya
berada pada titik di mana para pelaku utama dari dua kelompok negosiasi
yang berseberangan berbicara kepada diri mereka sendiri dan kepada
konstituen mereka masing-masing, bukan kepada pihak lain. Sesuatu yang
berbeda diperlukan, dan ide-ide berikut dapatlah dipertimbangkan.

Partisipasi menteri: Selama sidang pleno penutupan, Kanada dan Uni
Eropa meminta agar para menteri diundang ke sesi berikutnya. Pegawai
negeri terlatih dengan baik untuk membela posisi negara mereka, tetapi –
tidak seperti menteri – mereka umumnya kurang fleksibel untuk bergerak
melampaui posisi dan dogma yang ditetapkan secara internal untuk
menegosiasikan kompromi.

Ketua Menteri: Jika sesi yang dilanjutkan berlangsung di tingkat menteri,
maka Duta Besar Vayas Valdivieso mungkin ingin mempertimbangkan
untuk menyerahkan jabatan ketua kepada menteri saat ini atau mantan
menteri, sehingga pembicaraan dapat difasilitasi di tingkat menteri yang
setara... setara levelnya antar pembicara.

Page 158 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Sahabat Ketua: Sementara itu, Duta Besar Vayas Valdivieso dapat
bertindak sebagai fasilitator pada kelompok Sahabat Ketua untuk
membantu menteri yang alan memimpin segmen menteri.

Format negosiasi: Ketua dan Sekretariat INC sebaiknya mengadopsi apa
yang disebut "pengaturan Wina" (atau format serupa), yang digunakan
pada tahun 1999 dan 2000 untuk menyelesaikan kebuntuan negosiasi
tentang Protokol Keamanan Hayati Konvensi Keanekaragaman Hayati
(CBD), dan kemudian selama KTT Dunia tentang Pembangunan
Berkelanjutan (WSSD) 2002 di Johannesburg, Afrika Selatan. Kebuntuan
yang dialami pada tahun 1999 di Cartagena, Kolombia, selama negosiasi
keamanan hayati sangat mirip dengan apa yang terjadi di Busan. Protokol
Cartagena (yang sudah diadopsi di Montreal pada bulan Januari 2000)
tidak akan mungkin terjadi manakala negosiasi dilanjutkan dalam suasana
konvensional.

Suasana di Wina menunjukkan perubahan radikal dalam format
pembicaraan, yaitu dengan hanya satu atau dua juru bicara per kelompok
negosiasi dan Ketua saling berhadapan. Mereka duduk mengelilingi meja
bundar besar, sementara semua delegasi dan pengamat lainnya duduk di
bagian belakang ruangan tetapi mereka tidak ikut serta dalam diskusi.
(Kelompok negosiasi berkumpul dengan juru bicara masing-masing
selama istirahat). Pada saat yang sama, Ketua negosiasi Keamanan
Hayati, Menteri Juan Mayr dari Kolombia, bekerja sepanjang waktu dalam
konsultasi pribadi satu lawan satu dengan setiap Kepala Delegasi.

Keuntungan dari pendekatan semacam itu adalah tidak lebih dari sepuluh
juru bicara duduk mengelilingi meja bersama Ketua, yang memicu
lingkungan yang lebih kondusif. Mereka saling menatap mata saat
berbicara dan merasa lebih terdorong untuk mencapai hasil karena
mereka berada di satu tempat. Sementara itu, kehadiran delegasi lainnya
– serta pengamat dan media – di ruangan bagian belakang yang
mendukung transparansi untuk membangun kepercayaan.

Jika semua cara gagal: Jika sesi yang dilanjutkan gagal mencapai
kesepakatan konsensus, maka HAC harus siap mengumumkan
kesepakatan plurilateral dari 95 negara yang ditunjuk oleh Meksiko pada
sidang pleno terakhir di Busan, yaitu untuk mulai menghapuskan produk
plastik dan bahan kimia paling berbahaya yang menjadi perhatian tanpa
penundaan lebih lanjut dan menetapkan target desain dan penggunaan
ulang yang lebih baik. Mengingat sifat lintas batas dari polusi plastik, dan
kebutuhan untuk terus berupaya mencapai kesepakatan multilateral,
kesepakatan plurilateral dapat mencakup ketentuan pertanggungjawaban
dan perdagangan yang memengaruhi pihak non-pihak sebagai insentif
bagi mereka untuk bergabung.

Opsi ikut serta: Jalur lain untuk opsi multilateral atau plurilateral dapat
berupa satu atau lebih ketentuan ikut serta di mana negara-negara yang

Page 159 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


belum siap menerima klausul tertentu akan berkomitmen untuk berusaha
bergabung di masa mendatang dan melaporkan kemajuan mereka secara
berkala (misalnya, setiap tiga hingga lima tahun).

Di mana ada kemauan… Di akhir sidang pleno penutup, Duta Besar Vayas
Valdivieso mengenang kata-kata penyair besar Spanyol Antonio Machado,
Caminante, no hay camino, se hace camino al andar: Pengembara,
menemukan tidak ada jalan; Anda mestilah membuat jalan Anda sendiri
saat Anda berjalan.


Perlu saya (RVT) imbuhkan:
HAC itu adalah Koalisi Ambisi Tinggi (HAC) untuk Mengakhiri Polusi
Plastik berkomitmen pada visi politik menyeluruh yaitu untuk mengakhiri
polusi plastik pada tahun 2040 serta tiga tujuan global strategis dan tujuh
hasil yang diharapkan untuk mencapai keberhasilan dalam hal ini.

HAC, Koalisi Ambisi Tinggi kini beranggotakan 68 negara: Rwanda,
Norwegia, Kanada, Peru, Jerman, Senegal, Georgia, Republik Korea,
Inggris, Swiss, Portugal, Cile, Denmark, Finlandia, Swedia, Kosta Rika,
Islandia, Ekuador, Prancis, Republik Dominika, Uruguay, Ghana, Monako,
Slovenia, Uni Emirat Arab, Republik Irlandia, Seychelles, Belanda, Belgia,
Luksemburg, Tanjung Verde, Burkina Faso, Australia, Azerbaijan,
Kolombia, Austria, Greenland, Yordania, Panama, Mali, Selandia Baru,
Bulgaria, Montenegro, Kepulauan Cook, Meksiko, Guinea, Antigua dan
Barbuda, Armenia, Maladewa, Negara Federasi Mikronesia, Nigeria,
Rumania, Gabon, Jepang, Mauritius, Spanyol, Estonia, Palau, Israel,
Togo, Kepulauan Solomon, Malawi, Moldova, Benin, Ukraina, Kenya, Fiji,
dan Uni Eropa.
https://hactoendplasticpollution.org/become-member/


2. Penegakan hukum dalam pengelolaan TPA
Waaaah okey ini… kalau ini serius seluruh kab dan kota bisa berabe
semua ..Komentar Sudirman, mantan direktur pengelokaan sampah KLHK,
7 Desember sebagai reaksi membaca: Mantan Kadis LH Kota Tangerang
Jadi Tersangka Kasus TPA Rawa Kucing

Direktur Jenderal Penegakan Hukum (Dirjen Gakum) KLH Rasio Ridho
Sani, menyatakan: TS ditetapkan tersangka atas dugaan tindak pidana
tidak melaksanakan kewajiban sanksi administrasi paksaan pemerintah
soal pengelolaan TPA Rawa Kucing kota Tangerang.

Rasio, Dirjen Gakum KLHK menerangkan TS ditetapkan tersangka atas
dugaan tindak pidana tidak melaksanakan kewajiban sanksi administrasi
paksaan pemerintah soal pengelolaan TPA Rawa Kucing. TS disangkakan
melanggar Pasal 114 UU Nomor 32 Tahun 2029 tentang perlindungan dan

Page 160 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


pengelolaan lingkungan hidup dengan ancaman penjara paling lama 1
tahun dan denda maksimal Rp 1 miliar.

"Selain telah memenuhi unsur pidana dalam Pasal 114 UU 32 Tahun
2009, saya memerintahkan kepada penyidik Gakkum LHK untuk
mendalami dugaan pelanggaran lainnya, yaitu pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan, termasuk pihak lainnya yang terkait," tuturnya.

Dia menegaskan hukuman terhadap pelaku pencemaran atau perusakan
lingkungan hidup sangat berat. Rasio berharap kasus ini jadi pelajaran
bagi penanggung jawab pengelola TPA lainnya. Dalam hal ini, TPA Rawa
Kucing berada dalam pengawasan DLH Kota Tangerang.


3. Pusat dan daerah musti aksi Bersama Kelola sampah
Menteri Lingkungan Hidup (LH)/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan
Hidup (BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, mengajak seluruh Gubernur, Bupati,
Wali Kota, dan para pemangku kepentingan terkait yang hadir dalam
gelaran “Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengelolaan Sampah
Tahun 2024” untuk bergerak bersama-sama dan berkolaborasi dalam aksi
nyata menuntaskan permasalahan sampah di Indonesia.

“Kenapa tema aksi kolaborasi ini yang dipilih? Bukan deklarasi atau
pernyataan komitmen? Karena sejak 19 tahun yang lalu kita melupakan ini
(penuntasan pengelolaan sampah) bisa dilakukan secara bersama-sama.
Sekarang, yang perlu kita nyatakan ke seluruh penjuru tanah air kita
adalah rencana aksi kita di dalam kolaborasi penuntasan masalah
pengelolaan sampah di Indonesia harus selesai di 2025 – 2026.” ucap
Menteri Hanif dalam arahannya kepada seluruh peserta yang hadir.

Menteri Hanif juga mengingatkan bahwa merujuk pada amanat Pasal 5
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (UU
18/2008), terdapat 3 (tiga) layer yang bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan pengelolaan sampah yang baik dan berwawasan
lingkungan. Dalam pasal tersebut disebutkan bahwa “Pemerintah dan
pemerintahan daerah bertugas menjamin terselenggaranya pengelolaan
sampah yang baik dan berwawasan lingkungan.”

Sehingga tidak ada pihak lain yang dipersalahkan pada saat pengelolaan
sampah menjadi masalah kecuali Menteri Lingkungan Hidup, Gubernur,
dan Bupati/Wali kota. ketiga layer inilah yang bertanggung jawab menurut
Undang-Undang terkait dengan penyelenggaraan pengelolaan sampah di
wilayahnya masing-masing.

Selain itu, Menteri Hanif juga menegaskan bahwa pemerintah dan
pemerintah daerah memiliki kewajiban menyiapkan anggaran untuk
terselenggaranya pengelolaan sampah yang baik dan berwawasan
lingkungan, di mana penyediaan anggarannya dilakukan melalui Anggaran

Page 161 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD), sebagaimana tercantum dalam Pasal 24 UU
18/2008. Karenanya, polemik ketidaktersediannya dana kita dalam
pengelolaan sampah di daerah maupun di nasional.

“Sebenarnya dari alokasi yang kami coba hitung, dari upaya pemilahan
sampah di hulu sampai ke hilir, untuk operasionalnya paling tidak
diperlukan 3% anggaran dari APBD. Jadi tentu diperlukan dukungan
semua pihak termasuk swasta, K/L dan seluruh pemangku kepentingan
terkait” ujar Menteri Hanif (12/12). Dalam arahannya, Menteri Hanif juga
menyebutkan bahwa berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan
Sampah Nasional (SIPSN) Tahun 2023, sebanyak 21,85% timbulan
sampah nasional masih dikelola di TPA dengan sistem open dumping.

Sebagaimana diketahui, Pengelolaan sampah telah menjadi isu global dan
lokal yang sampai saat ini masih menjadi permasalahan yang belum dapat
diselesaikan. Berdasarkan data pada Global Waste Management Outlook
2024, masih terdapat 38% sampah global yang tidak terkelola dengan baik
yang berkontribusi pada Triple Planetary Crisis.


4. Sampah Nataru
Banten
Aktivitas, sampah di Banten diperkirakan meningkat sekitar 30 persen
selama libur Natal dan Tahun Baru 2025, yang berarti tambahan sekitar
2.157 ton per hari. "Sehingga total sampah harian dapat mencapai sekitar
9.349 ton," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi
Banten Wawan Gunawan kepada Tempo, Senin, 23 Desember 2024.

Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional
(SIPSN) pada Kementerian Lingkungan Hidup, volume sampah di Banten
mencapai 2,62 juta ton pada tahun 2023, yang setara dengan sekitar
7.192 ton per hari.

Pengelolaan sampah menjadi kewenangan kabupaten/kota, tetapi Wawan
tetap mengimbau kepada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota
meningkatkan frekuensi pengangkutan sampah, terutama di area dengan
aktivitas tinggi, untuk menghindari penumpukan sampah

Menurut Wawan, Pemprov Banten berperan sebagai koordinator dalam
pengelolaan sampah, sementara pemerintah kabupaten/kota bertanggung
jawab atas operasional di lapangan. Menurut dia, koordinasi dilakukan
melalui pertemuan rutin sebelum periode liburan untuk menyusun rencana
aksi bersama.

Rencana aksi antara lain dengan menetapkan peran dan tanggung jawab
masing-masing pihak untuk menghindari tumpang tindih. Wawan juga
menyebutkan sudah ada sistem pelaporan terpadu dengan menggunakan

Page 162 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


platform digital untuk memantau dan melaporkan kondisi lapangan secara
real-time.



Yogyakarta
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) menyatakan akan
menggeser pembuangan sampah di Kota Jogja selama periode libur Natal
dan tahun baru ke TPA PIyungan. Hal ini dilakukan lantaran diprediksi
sampah yang dihasilkan dalam periode tersebut mencapai ribuan ton per
hari.

Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Beny Suharsono, menjelaskan proyeksi
jumlah wisatawan yang berkunjung ke DIY di masa masa libur Natal 2024
dan Tahun Baru 2025 mencapai 3 juta wisatawan.

"Pergerakan wisatawan yang diproyeksikan berdasarkan Mobile
Positioning Data (MPD) di bulan Desember tahun 2024, diperkirakan akan
mencapai 3.371.901 orang," jelasnya dalam jumpa pers di kompleks
Kepatihan Kota Jogja, Senin (23/12/2024).

"Rata-rata sampah per orang per hari itu 0,5 kg. Jadi bisa dihitung dari
kalkulasi kunjungan wisatawan yang bergerak sudah ketemu itu," lanjut
Beny.

Apalagi, kata Beny, Pemkot Jogja masih belum bisa menyelesaikan
sampah hariannya sehingga masih muncul timbunan sampah di depo-
depo di Kota Jogja.

"Sampah kota dalam kondisi normal saja sesuai data itu bisa 210 ton
setiap hari per hari, padahal kemampuan kita menyelesaikan sampah itu
180-190 ton per hari. Berarti ada sisa sampah 20-an ton per hari,"
paparnya.

Untuk itu langkah antisipasi sedari awal dilakukan Pemda DIY, yakni
dengan menggeser tumpukan sampah di Depo di Kota Jogja ke TPA
Piyungan hingga pergantian tahun nanti.

Kementerian Lingkungan Hidup
Kementerian memprediksi adanya tambahan jumlah Sampah sebanyak
55.300 Ton Sepanjang Libur Natal dan Tahun Baru. Kementerian
memprediksi sampah tambahan itu berasal dari 110,67 juta orang yang
bepergian sepanjang libur Natal dan Tahun Baru.

Untuk mengurangi dampak penambahan sampah tersebut, Kementerian
telah mengeluarkan Surat Edaran Menteri terkait pedoman pengelolaan
sampah untuk perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, yang dapat
menjadi panduan bagi pemerintah daerah. Kementerian meminta

Page 163 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


pemerintah daerah untuk mengimbau, memfasilitasi dan mengawasi
penanganan sampah pada jalur utama libur Nataru serta daerah
penyangga.

Dalam aturan itu, pemerintah daerah diminta untuk mengelola sampah di
tempat pelayanan publik, seperti terminal bus, stasiun kereta api,
pelabuhan laut, pelabuhan penyeberangan dan bandar udara setempat.
Pemerintah daerah juga diminta untuk menyediakan fasilitas tempat
sampah terpilah untuk sampah sisa makanan, sampah kemasan plastik,
sampah masker, serta sampah yang tidak dapat dimanfaatkan pada titik-
titik istirahat serta melaksanakan pengangkutan dan pemrosesan sampah
menyesuaikan dengan jenis dan jumlah sampah.

Selain itu, pemerintah daerah diharapkan dapat mengantisipasi kesulitan
masyarakat yang berlibur dalam membuang sampah terutama akibat
antrean kendaraan di rest area dengan melaksanakan pengumpulan
sampah dengan monkeypot sampah dalam wadah terpilah.

KLH turut meminta pemerintah daerah mendirikan tenda khusus berupa
stasiun penampungan sampah yang terpilah untuk sampah makanan dan
sampah kemasan plastik untuk memudahkan proses penanganan
sekaligus sebagai media edukasi bagi masyarakat.

Pemerintah daerah juga diminta untuk mengajak masyarakat
menggunakan peralatan makan dan minum guna ulang dalam bentuk
poster, iklan layanan masyarakat di media massa, termasuk media sosial,
spanduk, baliho serta bentuk media lainnya yang dikomunikasikan kepada
maysarakat sejak H-5 sebelum libur Natal dan Tahun Baru 2025.

Selain itu, Kementerian meminta pemerintah daerah menyediakan posko
dan membentuk satuan tugas khusus untuk penanganan sampah libur
Natal dan Tahun Baru di kabupaten/kota untuk mengantisipasi adanya
penumpukan sampah di area tertentu yang harus segera ditangani selama
masa liburan.

Kementerian juga meminta pemerintah daerah menugaskan unit lapangan
organisasi perangkat daerah penanggung jawab urusan lingkungan hidup
untuk mengelola sampah lebih lanjut bekerja sama dengan pihak-pihak
terkait.

Terakhir, pemerintah daerah diminta melakukan perekaman data sampah
yang telah dikelola ke dalam database Sistem Informasi Pengelolaan
Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup.

Segala bentuk edukasi dan kampanye minim sampah tersebut, kata
Kementerian, dicanangkan untuk bisa mengurangi 20 persen dari potensi
55.300 ton penambahan sampah akibat libur Natal dan Tahun Baru.

Page 164 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Kemlagi
Guna menindaklanjuti surat Camat Kemlagi Nomor: 338/1175/416-
315/2024 Tanggal 24 Desember 2024 Perihal Himbauan Pengendalian
Sampah Perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, maka Pemerintah
Desa Kemlagi menindaklanjuti surat tersebut yang ditujukan kepada Ketua
RT/RW, Pimpinan KUD Tani Jaya, Pimpinan Kemlagi Medika, Kepala
Puskesmas Kemlagi serta Kepala Pasar Raya Kemlagi diminta untuk
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Melaksanakan pengelolaan sampah pada tempat-tempat seperti
terminal bus, stasiun kereta api, serta tempat wisata. Memastikan kondisi
pengelolaan sampahnya berjalan dengan baik serta mensosialisasikan
minim sampah kepada pengguna fasilitas publik;
2. Pelaku usaha dan masyarakat agar dalam pelaksanaan kegiatan
Perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 menggunakan dekorasi dan
atribut minim sampah dengan menghindari penggunaan sampah plastik
sekali pakai dan menggunakan material yang dapat digunakan kembali;
3. Menyediakan fasilitas penampungan sampah terpilah terutama untuk
sampah sisa makanan, sampah kemasan plastik, sampah masker serta
untuk sampah yang tidak dimanfaatkan (residu) antara lain pada lokasi
tempat ibadah, lokasi wisata, titik-titik istirahat serta melaksanakan
pengangkutan dan pemrosesan sampah yang disesuaikan dengan jenis
dan jumlah timbulan sampah;
4. Untuk mengantisipasi terjadinya kesulitan masyarakat dalam
membuang sampah terutama akibat antrean kendaraan di rest area dan
tempat wisata, maka dapat dilaksanakan pengumpulan sampah dengan
cara berkeliling dengan menjemput sampah dan wadah terpilah;
5. Untuk memudahkan proses penanganan sekaligus sebagai media
edukasi maka dapat didirikan tenda khusus berupa stasiun penampungan
sampah yang terpilah khusus untuk sampah makanan dan sampah
kemasan plastik;
6. Menghimbau dan mengajak masyarakat untuk menggunakan
peralatan makan dan minum yang dapat digunakan berulang kali dan
menyebarluaskan informasi Perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025
minim sampah melalui media cetak/elektronik maupun media sosial
kepada masyarakat luas di wilayah masing-masing;
7. Melaksanakan pengumpulan dan pengangkutan sampah di lokasi
pelaksanaan Natal 2024 dan lokasi acara Perayaan Tahun Baru 2025 dan
menyediakan satuan tugas khusus di lapangan yang menangani sampah
sekaligus sebagai tenaga kampanye dan edukasi publik dalam
pengurangan sampah;
8. Melaporkan langkah kegiatan pemerintah daerah dalam pengelolaan
sampah perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 kepada Menteri
Lingkungan Hidup/Kepala Badan pengendalian Lingkungan Hidup cq. Plt
Deputi Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah, dan bahan Berbahaya dan
Beracun melalui formulir yang dapat diakses secara daring melalui alamat
https://bit.ly/NataruMinimSampah

Page 165 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Di samping itu pula kita selaku individu dapat berpartipasi dalam kegiatan
dimaksud dengan cara:
• membawa tumbler botol minum sebagai sarana kita minum air putih,
teh ataupun kopi supaya tidak menyisakan sampah;
• pilah sampah ditempat sampah terpisah sesuai kategori sampahnya;
• mamakai tas guna ulang, kalau kita belanja bisa menggunakan tas
guna ulang supaya meminimalisir penggunaan plastik sekali pakai;
• membawa wadah makanan, selain menghabiskan makanan, kita
juga perlu membawa wadah makanan untuk meminimalisir sampah;
• jangan menyisahkan makanan, perlu kita ketahui bahwa di TPA itu
menghasilkan sebanyak 14,73 juta ton per tahun makanan sisa.



Tangerang 3 Januari 2025

Page 166 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Lampiran 5
Penutup bulan November 2024


[...]“menghukum industri tanpa mengatasi masalah polusi plastik yang
sebenarnya” (supply “penalizes industries without addressing the actual
issue of plastic pollution”) adalah pernyataan salah satu negara produsen
minyak... ini menjelaskan bahwa mereka tidak begitu saja menyetujui
naskah TraktatPlastik dalam INC5 di Busan.. Alhasil negosiasi di balik
pintu tertutup mengindikasikan traktat belum bisa final

Cilakanya, menurut Reuters yang meliput INC5, mewartakan bahwa tuan
rumah INC5 tidak memiliki tujuan konkret dalam pengelolaan sampah.

Peraturan pemerintah Korea Selatan mengenai produk plastik sekali pakai
juga dikritik karena tidak konsisten. Pada bulan November 2023,
kementerian lingkungan hidup melonggarkan pembatasan plastik sekali
pakai termasuk sedotan dan tas, membatalkan peraturan yang diperkuat
setahun sebelumnya.

“Korea Selatan tidak memiliki tujuan nyata untuk mengurangi penggunaan
plastik secara langsung, dan menggunakan kembali plastik,” kata Hong
Su-yeol, direktur Resource Circulation Society and Economic Institute dan
pakar pengelolaan limbah negara tersebut.

Nara Kim, juru kampanye pengurangan penggunaan plastik di Greenpeace
yang berbasis di Seoul, mengatakan budaya Korea Selatan dalam
menghargai kemasan hadiah dan barang-barang lainnya yang rumit perlu
diubah, sementara aktivis lain menunjuk pada pengaruh produsen
petrokimia di negara tersebut.

“Perusahaanlah yang membayar uang dan pajaknya,” kata seorang
pejabat industri daur ulang yang menolak disebutkan namanya karena
sensitifnya masalah ini, seraya menambahkan bahwa hal ini
memungkinkan mereka untuk mempunyai pengaruh. “Kementerian
Lingkungan Hidup adalah kementerian terlemah dalam pemerintahan.”

Kementerian Lingkungan Hidup mengatakan Korea Selatan mengelola
limbah di seluruh siklus mulai dari produksi hingga daur ulang dan
pembuangan akhir.

Pemerintah telah mengambil beberapa langkah untuk mendorong Korea
Inc melakukan daur ulang, termasuk industri petrokimia yang menempati
peringkat kelima dalam pangsa pasar global.

Page 167 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


2. Pengawasan dan penegakan hukum jika masih ada pihak melanggar
ketentuan penghentian impor sampah plastik, yang rencananya
diberlakukan pada 2025. Lainnya: Kami akan mewajibkan seluruh
penyebab atau penimbul sampah organik terutama dari usaha-usaha
besar di luar rumah tangga itu wajib menyelesaikan sampahnya sendiri,
tidak boleh dibebankan ke Bantargebang,” tujar Menteri LH. Dua hal
penting perlu dicatat selain TPA Kembali ke model sanitary landfill... Selain
itu tak kalah pentingnya KLH mengingatlan agar masyarakat tidak
membakar sampah seraya menyebutkan aturan hukumnya hal pelarangan
itu.

Uuuupppss… masih ada satu hal yang mengganjalku. Teguran Menteri
Lingkungan Hidup (LH) sekaligus Kepala Badan Pengendalian Lingkungan
Hidup RI, Hanif Faisol Nurofiq, kepada ke kepada korpoasi kenapa tidak
tersiar, ya?


3. Viral di media sosial video yang memperlihatkan seorang pedagang
memasak mi instan bersama dengan plastik bening. Banyak netizen yang
khawatir dan mempertanyakan cara masak tersebut yang dianggap bisa
memicu kanker.

Menurut ahli kimia dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Joddy
Arya Laksmono mi instan yang dimasak dengan plastik bisa memicu
beragam konsekuensi kesehatan. Ketika plastik kemasan terkena suhu
tingi, pelepasan senyawa kimia bisa terjadi.

Paparan panas dapat menyebabkan plastik mengalami degradasi,
menjadikannya rapuh dan pecah menjadi partikel-partikel kecil yang
dikenal sebagai mikroplastik. Mikropastik ini bisa tertelan oleh manusia,
menumpuk dalam tubuh dan berpotensi merusak organ dalam jangka
panjang," jelas Joddy saat dihubungi detikcom, Minggu (3/11/2024).

Plastik yang mengandung klorin seperti PVC juga dapat menghasilkan
dioksin saat terkena panas ekstrem. Dioksin adalah senyawa karsinogenik
yang bahkan dalam paparan rendah meningkatkan risiko kanker,
gangguan hormonal sampai melemahkan sistem imun.

Panas tinggi juga bisa menyebabkan plastik melepaskan komponen-
komponennya dan kadang menghasilkan senyawa kimia baru yang belum
diuji toksisitasnya terhadap manusia.

Ini kali kedua tentang plastik digunakan dalam proses pemasakan suatu
penganan. Yang terdahulu adalah plastik pada pembuatan camilan, alias
populernya dinamakan gorengan. Kali ini plastik digunakan untuk
mengolah mi instan

Page 168 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


4. Prospek pengganti plastik konvensional... Plastik baru yang tahan lama
dan dapat terurai secara hayati terurai di air laut, sehingga menawarkan
solusi potensial terhadap polusi mikroplastik. Bahan ini, berdasarkan
struktur supramolekul, dapat disesuaikan untuk berbagai kegunaan dan
dapat didaur ulang sepenuhnya, sehingga meningkatkan manfaat
lingkungannya.

Para peneliti yang dipimpin oleh Takuzo Aida di RIKEN Center for
Emergent Matter Science (CEMS) telah menciptakan plastik inovatif yang
memadukan daya tahan dan ramah lingkungan. Bahan inovatif ini tidak
hanya sekuat plastik konvensional tetapi juga dapat terurai secara hayati,
dengan kemampuan unik untuk terurai di air laut. Dengan mengatasi
masalah lingkungan yang kritis, plastik ini berpotensi mengurangi polusi
mikroplastik secara signifikan, yang terakumulasi di lautan, tanah, dan
pada akhirnya memasuki rantai makanan.

Temuan tim dipublikasikan hari ini (22 November) di jurnal Science.
Upaya untuk mengembangkan alternatif berkelanjutan terhadap plastik
tradisional, yang tidak dapat terurai secara hayati dan berbahaya bagi
lingkungan, telah berlangsung selama bertahun-tahun. Meskipun beberapa
pilihan bahan yang dapat terbiodegradasi dan didaur ulang sudah ada,
tantangan besar masih tetap ada: banyak dari bahan-bahan tersebut,
seperti PLA, gagal terurai di lingkungan laut karena tidak larut dalam air.
Keterbatasan ini memungkinkan mikroplastik—fragmen kecil yang
berukuran kurang dari 5 mm—bertahan di ekosistem laut, membahayakan
kehidupan akuatik dan masuk ke rantai makanan, termasuk manusia.


5. Cara Menghilangkan Mikroplastik di Air Minum, Praktis dan Mudah ... Ini
juga sudah muncul dari ekperimentasi oleh peneliti di Cina. Kali ini muncul
lagi.

"Strategi merebus air sederhana ini dapat 'mendekontaminasi' nanoplastik
atau mikroplastik (NMP) dari air keran rumah tangga dan berpotensi
mengurangi asupan NMP manusia melalui konsumsi air tanpa
membahayakan," tulis insinyur biomedis dari Universitas Kedokteran
Guangzhou, dikutip dari Science Alert.

Mikroplastik hilang saat dipanaskan Konsentrasi nanoplastik atau
mikroplastik yang lebih besar di dalam air keran hilang saat dipanaskan
melalui pembentukan endapan kerak kapur atau kalsium karbonat yang
secara alamiah terbentuk saat air dipanaskan.

Para peneliti kemudian mengatakan, serpihan plastik yang dilapisi kapur
itu dapat disingkirkan melalui penyaring sederhana, seperti saringan baja
tahan karat yang digunakan untuk menyaring teh.

Page 169 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


6. Ide menarik: Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Utara (Sulut)
berencana mengolah sampah Alat Peraga Kempanye (APK) pada Pilkada
Sulut 2024, yang telah diturunkan pada masa tenang.

Komisioner KPU Sulut, Awaludin Umbola, menjelaskan bahwa ide ini
sudah direncanakan sejak awal sebagai upaya menciptakan Pilkada yang
lebih ramah lingkungan.

Menurutnya, KPU Sulut telah menjalin kerja sama dengan salah satu pihak
pengelola sampah di Sulut, sehingga nantinya, sampah APK yang telah
dikumpulkan oleh Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dapat diolah
menjadi produk baru, seperti vas bunga, sofa, dan berbagai produk
lainnya. “Kami memprioritaskan APK yang terpasang di banyak titik, di
seluruh kabupaten dan kota, bahkan hingga ke desa,” ungkap Awaludin




Tangerang 3 Desember 2024

Page 170 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Lampiran 6
Penutup bulan Oktober 2024


1. Pernyataan singkat Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa
(Sekjend PBB) António Guterres pada akhir Oktober"
Plastic pollution is all around us and even inside us – from our seas to our
blood & our brains. Next month, @UN member countries will have the
chance to agree on a global treaty to end plastic pollution – once & for all.
An ambitious, credible & just agreement is the only way.

Polusi plastik ada di sekitar kita dan bahkan di dalam diri kita – dari lautan
hingga darah dan otak kita. Bulan depan, @UN negara anggota akan
memiliki kesempatan untuk menyetujui perjanjian global untuk mengakhiri
polusi plastik – untuk selamanya. Kesepakatan yang ambisius, kredibel,
dan adil adalah satu-satunya jalan.

Pada sisi lain cukup banyak pernyataan koalisi pakar mengenai Traktak
Plastik. Salah satunya:
The final INC meeting of the Plastics Treaty negotiation is rapidly upon us,
and a new process with revived momentum is underway with the Chair’s
non-paper. The Scientists’ Coalition for an Effective Plastics
Treaty has been supporting delegates, negotiators and other actors in
accessing robust, independent scientific evidence to support decision
making, and we have been following this new process closely.
The peer-reviewed scientific evidence around plastics pollution is clear,
and from that science we can derive essential elements that are necessary
to achieve the goal of ending plastics pollution by addressing the full life
cycle of plastics, to protect human health and the environment.
In this one-page summary, we present key elements for an effective and
successful treaty based on peer-reviewed science, including a well-
defined scope, effective means of implementation, and several important
globally and nationally mandated obligations.

Pertemuan terakhir INC mengenai perundingan Perjanjian Plastik sudah
dekat, dan proses baru dengan momentum yang dihidupkan kembali
sedang berlangsung melalui dokumen non-kertas dari Ketua INC. Koalisi
Ilmuwan untuk Perjanjian Plastik yang Efektif telah mendukung para
delegasi, negosiator, dan aktor lain dalam mengakses bukti ilmiah yang
kuat dan independen untuk mendukung pengambilan keputusan, dan kami
telah mengikuti proses baru ini dengan cermat.

Bukti ilmiah yang ditinjau oleh rekan sejawat seputar polusi plastik sudah
jelas, dan dari ilmu pengetahuan tersebut kita dapat memperoleh elemen-
elemen penting yang diperlukan untuk mencapai tujuan mengakhiri polusi
plastik dengan mengatasi seluruh siklus hidup plastik, untuk melindungi
kesehatan manusia dan lingkungan.

Page 171 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Dalam ringkasan satu halaman ini, kami menyajikan elemen-elemen kunci
agar sebuah perjanjian efektif dan berhasil berdasarkan ilmu pengetahuan
yang telah ditinjau oleh rekan sejawat, termasuk ruang lingkup yang jelas,
cara implementasi yang efektif, dan beberapa kewajiban penting yang
diamanatkan secara global dan nasional.


2. Bridge to Busan: Declaration on Primary Plastic Polymers ... adalah
komitmen masyarakat internasional yang terlibat dalam INC penyusunan
Traktak Plastik dalam upaya mengakhiri polusi plastik yang sudah
mendunia. Pada pokoknya deklarasi itu:

COMMIT to achieve sustainable levels of production of primary plastic
polymers. This includes ensuring production matches ambitions for a
circular economy for plastics, while aligning with the Paris Agreement goal
of limiting warming to 1.5°C.
ENSURE transparency in the production of primary plastic polymers. This
includes reporting of data on the production of primary plastic polymers to
close information gaps, assess progress and inform priorities.
AGREE to a global objective regarding the sustainable production of
primary plastic polymers. This may include production freezes at specified
levels, production reductions against agreed baselines, or other agreed
constraints to prevent the unsustainable production of primary plastic
polymers.

Sekadar informasi saya pun turut membubuhkan deklarasi itu.


3. Stop impor sampah... Itu maunya saya dan pemeduli sampah impor...
Tetapi: Menteri LH akan evaluasi wacana penghentian impor sampah

Menteri Lingkungan Hidup (LH)/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup
(BPLH) Hanif Faisol Nurofiq mengatakan pihaknya akan mengevaluasi
wacana penghentian impor sampah untuk bahan baku daur ulang.

[s]alah satu fokus yang akan dilakukan kementeriannya adalah
pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA), terutama di tingkat
regional, selain juga mengkaji kebijakan impor sampah sebagai bahan
baku untuk daur ulang dan potensi penghentiannya.

"Kami juga mengevaluasi impor-impor sampah itu sepertinya harus segera
kita akhiri, untuk langkah-langkah strategis harus kita bangun di sini," kata
Hanif.

"Pemerintah ke depan menargetkan pencapaian target pembangunan
berkelanjutan, percepatan pencapaian target net zero emission,
menurunkan jejak karbon dan jejak air untuk berbagai produk dan

Page 172 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


memanfaatkan teknologi bioplastik dalam kehidupan sehari-hari," katanya.

Hanif kemudian menjelaskan salah satu yang akan menjadi fokus
Kementerian Lingkungan Hidup dan lembaga terkait adalah
mengoptimalkan produksi olahan sampah RDF (Refuse Derived Fuel).

RDF yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif itu bisa
mendorong industri pengolahan sampah menjadi sektor yang
menguntungkan. Hal itu bisa dicapai jika sampah hasil RDF dijual dengan
harga yang bersaing di pasaran.

Hanif meyakini semakin besar jangkauan olahan RDF itu diterima
masyarakat, semakin banyak pula minat masyarakat terhadap sektor
tersebut.

Pada sisi industri plastik tercatrat impor plastik meningkat tajam,
menembus hingga angka Rp14,3 Triliun pada September 2024. Badan
Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan impor plastik dan barang dari
plastik mengalami peningkatan 21,33% (year-on-year) pada September
2024.

tersebut merupakan salah satu dari 3 komoditas utama yang diimpor
Indonesia, selain mesin/peralatan mekanis dan mesin/perlengkapan
elektrik.

"Untuk impor plastik dan barang dari plastik nilainya sebesar US$0,92
miliar, beratnya 0,56 juta ton," kata Amalia dalam rilis BPS, Selasa
(15/10/2024). Adapun, kontribusi impor plastik terhadap impor nonmigas
mencapai 4,91% pada bulan lalu. Jika dilihat secara bulanan, nilai impor
komoditas ini turun 9,41% mtm dibandingkan bulan sebelumnya senilai
US$1,02 miliar.

Amalia menerangkan, ketiga komoditas utama yang diimpor Indonesia
memberikan kontribusi terhadap total impor nonmigas sebesar 31,38%.
Adapun, nilai total impor nonmigas sebesar US$16,30 milair bulan


4. Tampaknya daftar kota-kota terkotor di Indonesia sudah perlu
dimutahirkan daftanya. Pada akhir Oktober 2024 Tempo memuatkan daftar
kota terkotor di Indonesia: 11 kota terkotor di Indonesia berdasarkan-
penilaian adipura 2017-201, yaitu:

- Medan, Sumatra Utara - kategori metropolitan.
- Bandarlampung, Lampung - kategori kota besar.
- Manado, Sulawesi Utara - kategori kota besar.
- Sorong, Papua Barat - kategori kota sedang.
- Kupang, Nusa Tenggara Timur - kategori kota sedang.
- Palu, Sulawesi Tengah - kategori kota sedang.

Page 173 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


- Waikabubak, Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur - kategori kota
kecil.
- Waisai, Raja Ampat, Papua Barat Daya - kategori kota kecil.
- Ruteng, Manggarai, Nusa Tenggara Timur - kategori kota kecil.
- Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah - kategori kota kecil.
- Bajawa, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur - kategori kota
kecil.


5. Gerakan memilah sampah dari sumbernya terhitung seak 1 Oktober
2024 adalah salah satu upaya nyata Pemprov Bali Bersama warganya
dalam kerangka mengurangi sampah campuran ke TPA.

Salah satu lembar informasi:
Sesuai Amanat dalam peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 8 tahun
2023, pada pokoknya, Residu: Minggu, Organik: Senin, Rabu, Kamis,
Anorganik: Selasa Jumat Sampah yang terpilah akan diangkut oleh
swakelola di Dusun sesuai jadwal, sedangkan sampah yang (semestinya
diimbuhi kata tidak) terpilah tidak akan di layani

Ayo memilah, jadilah bagian dari solusi, bukan polusi kota hijau, Kota
bersih, Kota Inpianku (impianku, mestinya ditulis begitu)

Di provinsi lain, khususnya di kota Bandung: Pemkab Bandung Tekankan
Pengurangan Sampah dari Sumber, Inisiatif Berbasis Rumah Tangga...
Tetapi baru pada tahap komitmen, belum menjadi seruan aksi dengan
rinci.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung mengambil langkah tegas
dalam menangani masalah sampah di wilayahnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung Asep
Kusumah mengatakan bahwa Pemkab Bandung berfokus pada
pengurangan sampah mulai dari sumbernya, yakni rumah tangga.

"Pada rapat teknis, Jumat (4/10/2024), menghasilkan komitmen bersama
untuk menindaklanjuti upaya optimalisasi dan percepatan pengurangan
dan penanganan sampah sejak dari sumbernya atau berbasis rumah
tangga,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin
(7/10/2024).

Ia berharap hasil pertemuan dengan para camat pada Sabtu (5/10/2024),
dapat ditindaklanjuti, di mana masing-masing pihak diharapkan melakukan
sosialisasi dan diseminasi kepada kepala desa (kades) dan lurah di
wilayah masing-masing.

Page 174 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


"Ini terkait dengan langkah-langkah konkret pengurangan sampah sejak
dari sumbernya, dengan indikator pengurangan sampah di tingkat
kelurahan atau desa," ucap Asep

Sebagai informasi, agenda rapat teknis dilakukan sesuai arahan Penjabat
Sementara (Pjs) Bupati Bandung Dikky Achmad Sidik dan sebagai
tindaklanjut penandatanganan komitmen bersama antara Sekda Provinsi
(Sekdaprov) Jawa Barat (Jabar) dengan bupati serta wali kota, Kamis
(3/10/2024).


6. Plastik mikro ada di mana-mana... Tren Makanan Sehari-hari yang
Mengandung Mikroplastik, Ada Gula, Garam, dan Teh Celup; imi judul
berita di Kompas online.

Sebuah studi menemukan adanya mikroplastik, partikel kecil berukuran
satu mikrometer (seperseribu milimeter) hingga setengah sentimeter
dalam hampir 90 persen sampel makanan berprotein.

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal yang ditinjau sejawat
Environmental Pollution, peneliti memperkirakan bahwa orang dewasa
dapat mengonsumsi, sedikitnya 11.000 potongan mikroplastik per tahun.

“Tidak ada cara untuk bersembunyi dari plastik saat Anda makan,” kata
George Leonard, salah satu penulis studi dan kepala ilmuwan di Ocean
Conservancy, dikutip dari The Washington Post (12/1/2024).

Temuan penelitian ini memberikan bukti lebih lanjut tentang keberadaan
partikel plastik kecil yang ada di mana-mana.

Makanan laut Daging babi Daging sapi Daging ayam Tahu Tak hanya di
protein, penelitian telah menemukan mikroplastik dalam buah-buahan,
sayuran, serta produk makanan lainnya.

Dampaknya terhadap manusia?

Dampak potensial mikroplastik terhadap kesehatan manusia masih belum
diketahui. Laporan terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
merinci adanya kemungkinan risiko kesehatan akibat polusi mikroplastik,
termasuk paparan nanoplastik, partikel yang bahkan lebih kecil yang
berukuran kurang dari satu mikrometer.

Namun, WHO mencatat bahwa belum ada cukup penelitian yang
menghubungkan partikel ini dengan dampak kesehatan yang merugikan
pada manusia dan menekankan perlunya penelitian lebih lanjut.

'Meskipun kami masih belum memiliki gambaran apa pun tentang
konsekuensi kesehatan manusia dari hal ini, jika memang ada, kami perlu

Page 175 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


menanggapinya dengan serius," kata George Leonard, salah satu penulis
studi dan kepala ilmuwan di Ocean Conservancy, dikutip dari The
Washington Post (12/1/2024).




Tangerang 3 November 2024

Page 176 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Lampiran 7
Penutup bulan September 2024


1.Tiga raksasa Asia Timur, Korsel, Cina dan Japang sepakat selesaikan
Traktat Plastik… Asia Tenggara, apa kabarnya?

Korea Selatan, Tiongkok dan Jepang pada Minggu sepakat untuk bekerja
lebih erat guna menyelesaikan perundingan instrumen polusi plastik yang
mengikat secara hukum internasional, kata Kementerian Lingkungan
Hidup Seoul.

Komitmen tersebut dibuat setelah para menteri dari ketiga negara
mengadakan pertemuan tingkat menteri selama dua hari di pulau resor
Jeju di Korea Selatan pada hari Sabtu untuk membahas cara-cara
meningkatkan kerja sama trilateral dalam berbagai tantangan lingkungan,
termasuk polusi plastik, perubahan iklim dan debu kuning.

“Ketiga negara sepakat untuk secara aktif mengambil bagian dalam
perundingan mendatang mengenai pengurangan polusi plastik yang akan
berlangsung pada bulan November di Busan untuk mencapai kemajuan
nyata,” Menteri Kim Wan-sup mengatakan pada konferensi pers.

Putaran kelima dan terakhir dari pertemuan Komite Negosiasi
Antarpemerintah (INC) Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai polusi
plastik dijadwalkan akan diadakan di kota pelabuhan selatan Busan pada
bulan November, yang bertujuan untuk mengembangkan instrumen yang
mengikat secara hukum internasional mengenai polusi plastik.


2. Gorengan demilan pakai plastik yang kerap dipraktikkan oleh segelintir
pedagang yang tidak bertanggung jawab.. Berhati-hatilah... Satuan Kesling
atau Kesehatan Lingkungan dari puskesmas setiap daerah pun perlu
memastikan keamanan pangan guna mencegah fenomena ini.

Artikel Kompas.com pada Sabtu (9/9/2023) juga menyebut, kantong plastik
menjadi bahan yang diandalkan pedagang gorengan nakal untuk membuat
gorengan renyah tahan lama.

Lantas, apa bahayanya makan gorengan yang dibuat dengan minyak
bercampur plastik?

Guru Besar di bidang Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga IPB
University, Ali Khomsan menjelaskan, plastik tidak dapat dicerna dalam
tubuh manusia

Page 177 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Kata Dokter Ali mengatakan, meski plastik tampak meleleh dan
"menghilang" saat dipanaskan bersama minyak, senyawa komponen plasti
akan tetap ada dan menempel pada gorengan.

Jika gorengan tersebut dikonsumsi dan terakumulasi dalam tubuh, maka
dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan serius, seperti kanker.

"Bisa akumulasi dalam tubuh dan kemungkinan bersifat karsinogen yang
menyebabkan kanker," papar Ali.


3. Yang lebih serius ancamannya dalah plastik mikro, plastik nano dst.
Koalisi pakar di dunia internasional tampak mulai memperluas pendalaman
tentang potensi dan pencegahan terhadap infitrasi plastik mikro ke dalam
bagian-bagian tubuh manusia. Pada bulan September silam koalisi pakar
menyelenggarakan konferensi internasional di Lanzarote. Tetapi,
sayangnya dalam unggahan statusnya mereka tidak menyertakan
makalah.


4. Untuk kedua kalinya laporan pantauan saya ini memuat cara mengatasi
plastik mikro; silahkan baca Kembali Plastik dan Sampah: Pantauan bulan
Maret 2024 Oleh: Riza V. Tjahjadi: Plastik mikro dapat dihilangkan dari
kandungan air tetapi plastik mikro telah mengubah dari suatu produk yang
arkeologis.

Merebus Air Bisa Mengurangi Nano Mikroplastik
Studi dari peneliti asal Guangzhou Medical University, Cina, Zhanjun Li
dan Eddy Zeng menunjukkan bahwa merebus air yang banyak
mengandung kalsium mampu menghilangkan hampir 90% nano
mikroplastik.

Li dan Zeng melakukan eksperimen dengan merebus air yang memiliki
kandungan mineral yang tinggi yang dibubuhi nano mikroplastik. Nantinya,
secara alami akan membentuk kerak yaitu kalsium karbonat (CaCO3)
ketika 5 menit perebusan.

Para ahli kimia menyadari bahwa kerak kalsium karbonat terbentuk ketika
proses perebusan air yang menangkap nano mikroplastik, kemudian
plastik tersebut bisa dipisahkan dengan penyaring sederhana.
Hasil studi tersebut, menunjukkan air sadah atau air yang memiliki mineral
yang tinggi mampu mengurangi 90% nano mikroplastik pada sampel yang
mengandung 300 miligram CaCO3 per liter.

Sementara pada air lunak atau air dengan kandungan mineral yang
rendah, mampu mengurangi 25% nano mikroplastik dengan kurang dari 60
miligram CaCO3 per liter.

Page 178 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Dengan demikian, solusi sederhana seperti mengurangi keberadaan
mikroplastik dengan air yang mengandung mineral tinggi bisa menjadi
harapan agar mikroplastik tidak mampu menyebabkan masalah penyakit
yang serius terhadap manusia.
Nah... Kali ini saya tampilkan lagi berita tertanggal Kompas.com, 6
September 2024, mengenai hasil riset Zanjun Li dan para kolega
menemukan ada solusi sederhana untuk menghilangkan mikroplastik dari
air minum, yaitu merebusnya. Li dan kolega menemukan bahwa 90 persen
partikel plastik kecil bisa hilang dengan merebus air tersebut.

Ini Ulasannya
Kemudian, lakukan penyaringan sederhana, seperti menggunakan filter
kopi. Hasilnya, air minum akan lebih bebas dari mikroplastik.

Penelitian ini mengindikasikan bahwa metode merebus air dapat menjadi
cara yang sangat sederhana namun efektif untuk mengurangi konsumsi
mikroplastik secara global.

Perlu dicatat bahwa Zanjun Li dan para kolega ini mengamati 159 sampel
air dari 14 negara. Hasilnya, 129 sampel tersebut terbukti mengandung
mikroplastik. Riset itu diterbitkan dalam jurnal Environmental Science &
Technology Letters tahun 2024 menemukan bahwa mikroplastik ditemukan
di sampel air keran dari 14 negara.


5. Diblokade Israel, warga Gaza olah limbah plastik jadi bahan baka...
Kreatif dalam keterpaksaan

Warga Palestina di Jalur Gaza terpaksa putar otak memanfaatkan limbah
plastik untuk dijadikan bahan bakar, di tengah blokade Israel yang terus
berlangsung hingga hari ini

Beberapa warga Palestina yang tinggal di wilayah utara Gaza mengaku
beralih menggunakan limbah plastik untuk jadi bahan bakar, untuk
kebutuhan sehari-hari.

"Saya bersyukur kepada Tuhan, kami berhasil dengan bantuan Tuhan
untuk mengubah plastik menjadi bensin dan bahan bakar. Kami beralih ke
hal ini karena kekurangan bahan bakar yang parah," ujar Mahmoud.

Warga Palestina lainnya, Farid Gomaa, harus pergi ke Beit Lahia di utara
Jalur Gaza untuk mendapatkan sebagian bahan bakar yang dihasilkan dari
pembakaran plastik. Dia mengaku terpaksa meski takut akan serangan
udara Israel.


6. Berbagai variasi dalam hal pengelolaan sampah di kalangan dinas
terkait masih tampak nyata. Beberapa contohnya: Di Kabupaten Bekasi

Page 179 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Jawa Barat pengelolaan sampah akhir tidak semestinya muncul. Sampah
dibakar tidak jauh dari TPA Burangkeng, tetapi memberikan dampak bau
tak sedap meskipun damak Kesehatan belum terungkap tetapi warga tidak
terima dan karenanya mengadukan hal ini kepada wakil rakyat.
Di Pontianak Pemerintah Kota Pontianak secara resmi menerbitkan Surat
Edaran mengenai larangan penggunaan kantong plastik oleh pelaku usaha
di wilayahnya. Surat edaran ini bertujuan untuk mendukung program
ramah lingkungan dan mengurangi dampak negatif dari penggunaan
plastik sekali pakai terhadap lingkungan hidup.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak Usmulyono mengatakan
bahwa pemerintah daerah membuat kebijakan seperti Peraturan Wali Kota
Nomor 6 Tahun 2019 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik.
Dalam mengimplementasi Perwa tersebut, maka diterbitkan Surat Edaran
Nomor 43 Tahun 2024 tentang Larangan Menyediakan Kantong Plastik
Oleh Pelaku Usaha.

Menurut Usmulyono, dalam menjalankan kebijakan tersebut Kota
Pontianak akan membuat dua macam gerakan. Pertama Gerakan ASN
Belanja Tanpa Kantong Plastik, dan Kedua Gerakan Kota Pontianak
Tanpa Kantong Plastik.

Gerakan ASN Belanja Tanpa Kantong plastik direncanakan akan
dilaksanakan pada Tanggal 30 September dalam Apel Gabungan. Apel
gabungan tersebut akan dilakukan penyerahan tas Guna Ulang secara
simbolis dari Pj. Wali Kota ke Pejabat di lingkungan Pemerintahan Daerah
Kota Pontianak.

. Di Samarinda, kini terdapat fasilitas daur ulang pertama di Kaltim.
Fasilitas pengumpulan dan pemilahan sampah plastik alias aggregation
center itu berdiri atas hasil kerja sama antara AQUA dan PT Prevented
Ocean PlasticTM South-East Asia (POPSEA).

Dengan kehadiran aggregation center di Samarinda, sampah plastik dari
berbagai wilayah di Kaltim bahkan Kalimantan, bisa dikumpulkan, dipilah,
dan diproses untuk selanjutnya dikirimkan ke fasilitas daur ulang yang
lebih besar. Tujuannya, mengurangi jumlah sampah yang berakhir di
tempat pembuangan akhir (TPA) dan mencegah sampah plastik
mencemari lingkungan, khususnya laut.

“Kami ingin menjadi solusi atas masalah sampah plastik ini. Isu sampah
kemasan itu kan kompleks, sehingga perlu solusi yang compact pula,
yakni melalui kolaborasi. Melihat potensi pertumbuhan sampah di Kaltim
seiring pembangunan pesat IKN, ini adalah bentuk intervensi positif,” jelas
Sustainable Development Director Danone Indonesia Karyanto Wibowo.

“Kolaborasi ini diharapkan dapat mendukung upaya pemerintah Indonesia
mengatasi permasalahan sampah melalui pengembangan infrastruktur

Page 180 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


ekonomi sirkular di luar Pulau Jawa. Dengan demikian, perusahaan dapat
meningkatkan kontribusinya dalam peta jalan pengurangan sampah.
Selain sebagai wujud komitmen perusahaan dalam menjalankan regulasi
Tanggung Jawab Produsen Yang Ditambahkan (Extended Producer
Responsibility atau EPR), kolaborasi kali ini juga sejalan dengan strategi
keberlanjutan perusahaan yang tertuang dalam Danone Impact Journey,”
urai Karyanto.

Di Kabupaten Penajam Paser Utara juga di Kalimantan Timur'diluncurkan
Gerakan Jumat Bersih.

Melalui sambutannya, Pj Bupati Zainal Arifin menekankan pentingnya
menjadikan gerakan Jumat Bersih ini sebagai kegiatan rutin.

“Mudah-mudahan bersama kita bisa membangun semangat, setiap Jumat
kita akan melakukan bersih-bersih atau Jumat bersih ini,” kata Zainal
Arifin.

Ia berharap kegiatan ini tidak hanya melibatkan masyarakat, tetapi juga
seluruh perangkat daerah di lingkungan Pemkab PPU.

Kegiatan Jumat Bersih ini sudah vakum dalam beberapa tahun terakhir,
dan kini mulai dibangkitkan lagi.

“Kami berharap program Jumat Bersih ini dapat menjadi contoh bagi
daerah lain. Mari kita bersama-sama menjaga keindahan alam PPU," ujar
Nicko.

Pada lokasi lainnya, Pemkot Ambon mengandalkan bank sampah untuk
menopang kebersihan kota sekaligus memberdayakan masyarakat dalam
pengelolaan sampah.

"Saat ini Ambon memiliki lebih dari tujuh bank sampah dan yang terbanyak
di Kecamatan Sirimau Batumerah," kata Pelaksana Tugas Sekretaris
Dinas Lingkungan Hidup dan Persampahan Kota Ambon Nova Risakotta di
Ambon, Selasa.

Menurutnya, tujuan dari didirikannya bank sampah itu untuk memecah
permasalahan sampah yang sampai saat ini belum juga bisa teratasi
dengan baik, membiasakan warga agar tidak membuang sampah
sembarangan, serta memotivasi warga agar mau memilah sampah
sehingga lingkungannya bersih.

Kemudian memaksimalkan pemanfaatan barang bekas dengan
menanamkan pemahaman pada masyarakat bahwa barang bekas bisa
berguna dan mengurangi jumlah barang bekas yang terbuang percuma.

Page 181 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Menurut pandanganku pemerintah kota Ambon tampak menggantungkan
harapan pada aktivitas bank sampah, padahal sepenuhnya menurut
peraturan perundangan adalah tanggungjawab sepenuhnya pada
pemerintah. Partisipasi masyarakat memang dibukakan ruang, tetapi
janganlah, lantas, menjadi andalan oleh pemerintah kota.
Pada titik ini dapat pula dimunculkan pernyataan Kepala Bappenas
Bambang PS Brodjonegoro (2001) *Sampah tanggung jawab siapa*? jika
dikaitkan dengan konsep praktus dan model pragmatis ekonomi sirkular.

Persoalan sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Kolaborasi
semua pihak dibutuhkan agar sampah tak diperlakukan keluar dari konsep
ekonomi sirkuler. Upaya percepatannya bisa dilakukan melalui, pertama,
menggencarkan pemilahan sampah dari hulu untuk meningkatkan efisiensi
jumlah sampah yang didaur ulang dan menurunkan peluang terjadinya
kontaminasi.


7. Membersihkan lautan dari sampah plastik tampaknya cukup banyak
bermunculan dan memberikan secercah harapan dalam hal mengatasi
poliusi plastik. Tetapi pandangan skeptis pada gilirannya muncul ke
permukaan.

“Beberapa ahli bersikap skeptis. Mereka khawatir beberapa skema dapat
menimbulkan dampak buruk dan bahkan mungkin menghambat upaya
pengurangan sampah plastik.
Membuang plastik menggunakan sesuatu seperti jaring besar malahan
akan menghilangkan nyawanya.

In a 2023 paper, Rebecca Helm, marine ecologist, Georgetown University
joined a group of concerned researchers who cautioned against what they
called “the fallacy of plastic cleanup technology”.

Drones and robots designed to skim plastic off water surfaces risk pulling
in creatures, they say. Other devices have been shown to capture
significant amounts of sea life along with plastic.

The technology keeps advancing. Small, industrious robots are now
proliferating across beaches worldwide, constantly sieving out plastic.

“What kind of ecosystem will be there after that?” asks Bergmann, a
marine ecologist at the Alfred Wegener Institute in Germany. “It’s a habitat;
it’s full of organisms that live there, and if you destroy it all the time, that’s
not very beneficial either.”

“The amount of money that it might cost us to manage all the waste we’re
potentially going to produce in the future … it’s almost unfathomable,” says
Jacob Kean-Hammerson, a campaigner for the EIA’s ocean programme.

Page 182 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


If the focus remains on plastic retrieval, “we’d be stuck in a situation of
perpetual cleanup”, he adds.
To clean or not to clean?
Despite the uncertainties, even sceptics believe cleanups are needed in
some circumstances. Experts agree there is a clear case to intervene in
locations like trash-choked rivers, or the coastlines of small island states
that receive tonnes of tidal waste.

Pada akhirnya… Membersihkan atau tidak membersihkan?
Meskipun ada ketidakpastian, bahkan orang-orang yang skeptis pun
percaya bahwa pembersihan diperlukan dalam beberapa keadaan. Para
ahli sepakat bahwa ada alasan yang jelas untuk melakukan intervensi di
lokasi-lokasi seperti sungai yang dipenuhi sampah, atau garis pantai di
negara-negara pulau kecil yang menerima berton-ton sampah akibat
pasang surut.




Tangerang, 3 Oktober 2024

Page 183 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025








Koreksi Lampiran bulan September yl

Lampiran 1
Penutup Pantauan bulan September 2024

Semestinya tertulis bulan Agustus 2024

Page 184 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Lampiran 8
Penutup bulan Agustus 2024


1. Ekonomi sirkular disiapkan oleh pemerintah untuk menolong industri
plastic; semoga sejalan dengan arus besar dalam masyarakat global
dalam menyusun Plastic Treaty… Tetapi sesungguhnya orang Madura
sudah merintis praktek hal ekonomi sirkular sejak lama

Ekonomi sirkular merupakan pendekatan sistem ekonomi melingkar
dengan memaksimalkan kegunaan dan nilai bahan mentah, komponen,
serta produk, sehingga mampu mereduksi jumlah bahan sisa yang tidak
digunakan dan dibuang ke tempat pembuangan akhir.

Asisten Deputi Pengembangan Industri Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian Eko Harjanto, dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis,
mengatakan langkah itu bertujuan salah satunya untuk mengurangi
ketergantungan impor bahan baku plastik serta mengurangi limbah plastik.

Kebijakan tersebut mencakup beberapa fasilitas, antara lain pengurangan
tarif pajak pertambahan nilai (PPN) untuk industri plastik yang
menggunakan bahan daur ulang serta industri daur ulang plastik itu
sendiri.

Pemerintah juga akan memberikan insentif fiskal dengan bobot persentase
yang disesuaikan dengan kedalaman penerapan ekonomi sirkular, mirip
dengan sistem pembobotan tingkat komponen dalam negeri (TKDN).

Pada skala individual di level komunitas sudah lama dikenal bahwa orang
Madura adalah pelopor dalam usaha melakukan ekonomi sirkular di mana
pun mereka merantau di wilayah tanah air ini. Mahfud MD menyebut orang
Madura sebagai pelopor ekonomi sirkular menjawab pertanyaan soal
inflasi hijau yang ditanyakan Gibran Rakabuming Raka dalam debat
keempat di Jakarta, Minggu (21/1).

Pada sisi lain, pada awal Agustus tersiar kabar, bahwa industri plastik RI
babak belur imbas relaksasi impor ,aka pada awal Agustus silam telah
mendorong perwakilan Industri Petrokimia meminta pemerintah
menerapkan kembali regulasi Permendag 36/2023, serta memberlakukan
hambatan perdagangan berupa Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) dan
Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP). Keduanya diharapkan mampu
menjaga utilitas dan kontribusi industri petrokimia hulu bagi perekonomian
nasional.

Saat ini asosiasi menyebut utilitas dari sektor petrokimia hulu sudah di
bawah 80% sejak diberlakukannya relaksasi impor. Tak hanya itu,
Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin Aromatik dan Plastik Indonesia

Page 185 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


(Inaplas) Fajar Budiono menyebut beberapa anggotanya ada yang
menghentikan operasional pabrik.

Oleh karena itu ia berargumen, apabila aturan impor kembali diperketat
melalui Permendag 36/2023, hal ini menjadi sebuah semangat untuk
memenuhi industri dalam negeri dengan material yang diproduksi secara
lokal, mengingat regulasi ini dinilai bisa mengatur pemenuhan pasokan
dan permintaan di dalam pasar domestik.

"Jadi kalau kita kembali ke Permendag 36/2023 semangatnya adalah
memenuhi kebutuhan industri dalam negeri dengan prioritas material lokal
dulu. Selebihnya nanti bila ada kekurangan, baru dipenuhi oleh produk
impor," ujar dia di Jakarta, Jumat (2/8/2024).

Sekjen Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas)
Fajar Budiono mengatakan pesanan untuk beberapa bulan ke depan
masih minim di industri plastik hulu ke hilir. Pesanan yang ada tak
sebanding dengan ongkos logistik yang ditanggung. "Belum masuk
[pesanan]. Kita juga memprediksikan untuk produksinya nggak berani full
karena pesanan untuk bulan depan atau 2-3 bulan ke depan itu masih
sedikit sekali," kata Fajar kepada Bisnis, dikutip Jumat (23/8/2024).

Untuk industri plastik, barang impor untuk produk hulu maupun hilir masih
terus membanjiri pasar dalam negeri. Meskipun sebagian komoditas hulu
untuk bahan baku plastik seperti Polietilena (PE) dan Polipropilena (PP)
belum dapat terpenuhi dari dalam negeri. Sejak tahun 2020-2023, impor
komoditas bahan baku tersebut mengalami kenaikan, khususnya untuk 4
tarif pos dengan rata-rata mencapai 29%. Kenaikan impor paling tinggi
yaitu Homopolymer sebesar 36% dan LLDPE naik 35%.

Di tengah pesanan yang masih minim, industri plastik tetap berupaya
mendorong produksi. Meskipun, terjadi penurunan utilisasi kapasitas
produksi hingga ke level nyaris 50%. Namun, biaya logistik untuk
mengimpor bahan baku dan pengiriman dinilai sangat mahal

Fajar menerangkan, tak hanya barang China yang diberi harga murah,
kontainer untuk mengirimkan barang ke Indonesia pun dibawah standar.
Dia menyebut China kini dapat mengirimkan barang langsung ke Medan
dengan biaya ongkos US$300 per kontainer.
Sementara, pelaku industri perlu berkutat dengan biaya pengiriman
Jakarta ke Medan bisa US$400-US$500 per kontainer. Perbedaan biaya
logistik juga menjadi pemicu produk lokal kalah saing dengan barang
impor.


2. Plastik sebagai kemasan pada kategori minuman berpemanis dalam
kemasan (MBDK) termasuk yang bakal kena cukai.

Page 186 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Pengenaan cukai untuk MBDK dan plastik sudah direncanakan sejak
2019, tetapi sempat tertunda pembahasannya karena pandemic Covid19.
Tetapi pelaksanaannnya belum jelas waktunya.

Berikut daftar lengkap barang yang rencananya dikenakan cukai:
1. Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MDBK)
2. Plastik
3. Makanan Olahan
4. Makanan Siap Saji
5. Tiket Konser
6. Detergen
7. Monosodium glutamate (MSG)
8. Batu bara
9. Tisu
10. Telepon Pintar (Smartphone)


3. BPA Ada di Mana-mana, Kata Siapa Cuma untuk Kemasan Air Minum
Gegara perang dagang produk AMDK maka persepsi masyarakat
terhadap BPA hanya ada pada galon kemasan air mineral.

Jika ada anggapan BPA hanya ada di kemasan galon, maka anggapan itu
tidak tepat. Pernah mengonsumsi makanan yang dikemas dengan kaleng?
Pelapis logam yang dipakai untuk mengemas makanan menggunakan
resin epoksi, yang juga memakai BPA sebagai bahan bakunya.

Sebagai bahan pembuat plastik, BPA punya keunggulan yakni tahan
terhadap suhu dari -40 hingga 145 derajat celcius. Sifatnya yang kuat,
keras, tahan terhadap berbagai macam kondisi membuatnya populer
sebagai bahan pembuat produk yang berkontak dengan makanan.

Penggunaan resin epoksi dari BPA sebagai pelapis dalam kemasan
makanan berbahan logam adalah untuk mencegah korosi dan reaksi
bahan pengemas dengan pangan yang dikemasnya.

Selain itu, BPA dipakai juga sebagai penstabil dan antioksidan dalam
produksi plastik Polyvinyl Chloride (PVC). Pembuatan dental sealant untuk
melapisi gigi agar tidak mudah berlubang, dan juga thermal paper atau
biasa dikenal sebagai struk belanja ataupun kertas bon, juga dibuat
dengan menggunakan BPA.

Dengan kata lain, BPA sudah sejak lama ada dan dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari-hari. Hal itu juga ditegaskan oleh dr Aditiawarman Lubis,
MPH, praktisi kesehatan dari Lembaga Riset Ikatan Dokter Indonesia,
dalam diskusi detikcom Leaders Forum baru-baru ini.

Terkait kekhawatiran tentang paparan BPA, Peraturan Badan Pengawas
Obat dan Makanan (BPOM) No 20 tahun 2019 tentang Kemasan Pangan

Page 187 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


menetapkan batas migrasi maksimal BPA adalah sebesar 0,6 bagian
perjuta (bpj) atau 600 mikrogram/kg. Sementara itu, diperkirakan migrasi
BPA dari wadah plastik dalam keseharian terjadi tidak lebih dari 2
nanogram tiap penggunaan.
Anguis Institute For Health Education menakar paparan BPA maksimal
yang terjadi saat seseorang mengonsumsi botol berisi 2 liter air adalah 6
nanogram/kg berat badan/hari. Angka ini jauh di bawah batas aman yang
dianjurkan Otoritas Keamanan Pangan Eropa (EFSA), yakni 4
mikrogram/kg berat badan/hari atau 4.000 nanogram/kg/hari.

Pada sisi lain, Kelompok Studi Polimer Institut Teknologi Bandung (ITB)
mengungkapkan hasil penelitian bahwa air minum dalam kemasan
(AMDK) galon berbahan polikarbonat (PC) dari berbagai merek di Provinsi
Jawa Barat terbukti aman untuk dikonsumsi.

Penelitian ini dilakukan sebagai respons terhadap kekhawatiran
masyarakat terkait potensi kontaminasi Bisphenol-A (BPA) pada air minum
galon. Kepala Laboratorium Teknologi Polimer dan Membran ITB Akhmad
Zainal Abidin mengatakan, hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan
bahwa semua sampel air minum yang diuji bebas dari kandungan zat
berbahaya, termasuk BPA.

"Penelitian kami berfokus pada pendeteksian migrasi BPA dari kemasan
galon berbahan polikarbonat ke dalam air minum. Dari empat sampel
merek AMDK terpopuler yang kami teliti, yaitu Amidis, AQUA, Crystallin,
dan Vit, tidak terdeteksi BPA di semua sampel yang diuji,” jelas dia, Senin
26 Agustus 2024.

Hal Ini, lanjut dia, berarti kadar BPA masih sangat aman dan berada jauh
di bawah ambang batas yang ditetapkan oleh otoritas keamanan pangan
nasional dan internasional, seperti Standar Nasional Indonesia (SNI),
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO).

Penelitian ini merupakan bagian dari upaya ITB dalam mengedukasi
masyarakat mengenai kualitas dan keamanan AMDK berbasis
serangkaian uji ilmiah yang ketat, tepercaya, dan independen.


4. PT Aqua Golden Mississippi mengumumkan akan meminta persetujuan
pemegang saham untuk meleburkan diri ke PT Tirta Investama. Tirta
Investama adalah kendaraan investasi Danone Group untuk mengakuisisi
Aqua Golden dan membawa perusahaan ini keluar dari Bursa Efek
Indonesia pada 2010.

Perusahaan ini juga menjadi distributor tunggal untuk produk Aqua dan Vit.
Rencana peleburan Aqua Golden Mississippi ke dalam Tirta Investama ini

Page 188 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


akan diputuskan dalam Rapat Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB)
pada 10 September 2024 mendatang.

Untung Rugi Family Office Buat Indonesia Aqua Golden Mississippi sendiri
sebelum menjadi perusahaan tertutup mencatatkan kepemilikan PT Tirta
Investama (94,35%) dan publik (5,65%).

Pada sisi lain. Le Minerale Pamer Jaket 100% trbuat dari recycle botol
PET

"Kami menghadirkan jaket kolaborasi dengan brand lokal Wastra
Indonesia. Kami menggunakan 100% recycled cotton bagian luarnya, dan
100% pet untuk bagian dalamnya," ujar Irene kepada detikcom, Kamis
(8/8/2024).

"Kami ingin meng-highlight bawah jaket yang keren ini, jaket yang bisa
dipakai sehari-hari ini benar-benar 100% terbuat dari bahan recycle. Tidak
ada bedanya dengan jaket yang dibuat dari bahan virgin," imbuh Irene.

Jaket dan produk fashion berupa baju hingga sepatu yang dipamerkan Le
Minerale di Festival LIKE 2 merupakan salah satu dari hasil gerakan
nasional Ekonomi Sirkular yang dicanangkan sejak tahun 2021 lalu.


5. Para ahli mengatakan cara paling efektif untuk mengatasi polusi plastik
adalah dengan mengurangi jumlah material yang masuk ke lingkungan,
meskipun adanya Langkah maju melalui penemuan jamur `sebagai
pemakan plastik. Karena hal itu tidak mungkin menyelesaikan masalah
polusi plastik dengan mengandalkan jamur saja.


6. Melakukan daur guna sampah plastik tampak muncul beberapa kali
pewartaan selama bulan Agustus 2024. Daur guna botol plastik/ gallon
menjadi siatu produk baru yang bernilai relatif tinggi - sehingga sering
dikatakan sebagai upcycle. Yaitu jaket atau juga busana dari sisi pamer
busana Asean Fashion Designers Showcase - sebagai upaya menggaet
konsumen kelas menengah. Ada yang mengolah sampah bambu. Sekadar
ilustrasi: Bentuk prakarya yang dihasilkan dari sampah lidi berbahan
bambu dan kayu itu bermacam-macam, ada yang model jam tangan,
kacamata, plakat daur ulang, wadah tisu, souvenir bingkai, hingga meja.
Selain itu ada pula yang masih berupa bahan baku baru setengah jadi.

“Kerajinan tangan yang kami hasilkan ini bahannya 100 persen dari limbah
tusuk sate dan sumpit, tanpa membeli tusuk sate yang baru maupun bilah-
bilah bambu sendiri,” terang Vanessa (34), Chief Operations Officer
Boolet, saat ditemui Juli lalu.

Page 189 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Dia bilang, apa yang dilakukannya bersama tim itu tujuannya bukan hanya
untuk bisnis saja, melainkan memberikan kehidupan baru bagi bahan-
bahan alami bekas dengan mengubahnya menjadi barang yang berharga,
tahan lama, dan berguna.
Ada pula yang mengolah sampah sebagai sumber pengorganisasian
warga demi dapat meraup uang dari daur ulang melalui format bank
sampah dan sebagainya.




Tangerang 3 September 2024

Page 190 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Lampiran 9
Penutup bulan Juli 2024


1. Tiga issu penting dalam proses penyusunan Traktat Plastik. Yaitu kaitan
penyusunan posisi negara ASEAN, lalu koalisi pakar terbitkan pemikiran
mereka di Ottawa April lalu dan Hak pemulung dalam Traktat Plastik.
Simak lagi ke halaman terdahulu, ya.


2. Plastik mikro menjadi issu penting dalam persiapan suatu pernikahan.
Karena dikuatirkan mikroplastik layaknya magnet yang dapat menyerap
dan mengikat polutan, misalnya logam berat, bakteri maupun virus yang
ada di sekitarnya. Diketahui plastik mengandung senyawa EDC yang
dapat mengubah fungsi sistem endokrin dan akibatnya berdampak negatif
pada makhluk hidup dan keturunannya, seperti gangguan reproduksi,
perkembangan abonormal pada anak-anak, gangguan metabolisme
seperti obesitas, diabetes, bahkan gangguan fungsi tiroid

Alaika bilang, mikroplastik menurunkan kesehatan sperma, yaitu
menyebabkan sperma tidak sehat dan sulit bergerak. Sekitar 40 persen
laki-laki mengalami masalah gangguan produksi sperma. "Lebih lanjut, zat
kimia pada mikroplastik yang masuk ke sistem reproduksi perempuan
dapat mengakibatkan perubahan siklus menstruasi dan penurunan
kesehatan reproduksi," kata Alaika.

Amir Rofiq ketua Asosiasi Penghulu Republik Indonesia mengatakan
mikroplastik termasuk pengetahuan baru dan penting dampaknya bagi
kesehatan. "Maka kami sebagai penghulu di 10 wilayah di Kabupaten
Gresik akan melakukan sosialisasi tentang bahaya mikroplastik kepada
masyarakat," ungkapnya.

Sri Subaidah, Kepala DLH Kabupaten Gresik mengaku pihaknya akan
membuat usulan kepada KLHK untuk memasukkan parameter mikroplastik
dalam pemantauan lingkungan. "Hasil riset yang dilakukan ECOTON Bisa
menjadi bahan pendukung," ungkap Sri.


3. Serbuan bahan dan produk petrokimia membuat Industri dalam negeri
babak belur padahal ketika Ramadan sempat berkibar

Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik
Indonesia (Inaplas) Fajar Budiono mengatakan serbuan bahan dan produk
petrokimia membuat Industri dalam negeri babak belur, khususnya terkait
produk turunan petrokimia seperti plastik dan tekstil.

Page 191 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Fajar menjelaskan kondisi ini dapat dilihat dari nilai tambah manufaktur
terhadap produk domestik bruto (PDB) RI yang terus mengalami
penurunan dari tahun ke tahun. Bahkan per 2022 kemarin, nilai tambah
manufaktur terhadap PDB hanya berada di level 18,3% pada 2022 lalu,
turun jauh dari 2002 yang berada di level 32%.

"Kita lihat sekarang nilai tambah manufaktur terhadap PDB kita terus
turun, sekarang sudah mulai di level 18,3%. Mulai turun banyak, ini juga
akan terus memperlemah daya saing dalam negeri terhadap demand,"
kata Fajar dalam diskusi media di Kantor Kementerian Perindustrian,
Senin (8/7/2024).

Padahal pada awal April 2024 Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan
Plastik Indonesia (Inaplas) mencatat pertumbuhan positif industri plastik
yang terdongkrak kebutuhan kemasan sepanjang Ramadan 2024.

Sekjen Inaplas, Fajar Budiono, mengatakan kinerja positif ini juga
didukung daya beli masyarakat yang mulai menunjukkan perbaikan hingga
kebijakan pembatasan impor sehingga daya saing mulai terungkit.

"Biasanya kalo pas Ramadan satu bulan itu bisa 8-10% naik 2-4%. Nah,
kecuali tahun 2023 kemarin itu masih jelek, tahun ini kelihatannya
momentumnya sedikit berpihak ke pertumbuhan," kata Fajar kepada
Bisnis, Selasa (2/4/2024).

Baca juga Banjir Barang Impor, Pelaku Industri Plastik Semakin Menjerit

Menurut Fajar, sejak berlakunya aturan lartas impor yang tercantum dalam
Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No.3/2024, pemulihan pasar
mulai terlihat dan barang lokal lebih kompetitif dibandingkan barang impor.

Meskipun, beberapa bahan baku plastik yang diimpor secara ilegal masih
banjir, tapi impor barang jadi sudah berkurang. Fajar berharap pemerintah
dapat memberikan kebijakan non tariff measure sehingga mengakomodasi
banjir impor di hulu dan intermediate.

"Kalau nggak, demand dalam negeri oke, pasar sudah oke, tapi industri
menengah dan hulunya yang tidak kompetitif," tuturnya.

Di sisi lain, permintaan kemasan plastik yang meningkat memacu
perusahaan untuk menambah kapasitas produksi hingga mengganti mesin
untuk menghemat ongkos energi sehingga lebih murah dan cepat
produksinya.

Pertumbuhan permintaan domestik belum diiringi pulihnya ekspor ke
negara tujuan utama. Ekonomi global hingga sentimen panasnya perang
geopolitik masih meninggalkan dampak terhadap perdagangan.

Page 192 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Dia pun tak heran jika sejumlah pabrik di industri yang berorientasi ekspor
mengalami tekanan bahkan hingga tutup operasional pabrik.

4. Wisata Selecta Kelola sampah Mandiri
Bukan yang pertama di Jawa Timur, tetapi pengelolaan sampah secara
mandiri nendapat apresiasi ari pemerintah pusat. Deputi Bidang
Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI, Hariyanto, memberikan apresiasi
kepada Taman Wisata Selecta sebagai contoh community-based tourism
yang fokus pada pengelolaan sampah.

"Selecta telah menjadi contoh bagaimana destinasi wisata dapat
memberdayakan masyarakat setempat dan menerapkan kebijakan
pengelolaan sampah yang efektif yang menguntungkan masyarakat,"
katanya.

Kebijakan pengelolaan sampah di Selecta dinilai sangat baik dan bahkan
lebih dari cukup. Implementasinya tidak hanya diinisiasi oleh lembaga,
tetapi juga diterapkan langsung di tempat destinasi.


5. Mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar muncul dua kali selama
Juli 2024
"Ini solar dari plastik low value. Kami masih melakukan uji kadar oktan atas
ini. Jika memang tinggi, akan kami kembangkan," ujar AHMAD Quraisy,
Ketua Komunitas Sarka Space di Bondowoso Jawa Timur.

Jenis plastik low value dipilihnya karena saat ini plastik itu dianggap tidak
berharga, sehingga tidak dimanfaatkan. Padahal bisa diolah menjadi
berbagai jenis minyak atau bahan bakar.

"Untuk mencapai jenis bahan bakar tertentu, harus ada penyesuaian
dengan suhu pembakaran. Dengan suhu tertentu, bisa menjadi solar,
bensin, ataupun minyak tanah," ujarnya.


6. Warga Buang Sampah di Kantor Bupati-DPRD Sintang gegara Tak
Diurus... Terlalu

Warga membuang sampah di halaman Kantor Bupati Sintang, Kalimantan
Barat (Kalbar) sebagai bentuk protes karena sampah tidak ditangani
dengan baik. Aksi serupa juga dilakukan di halaman Kantor DPRD
Kabupaten Sintang.

"Di mana-mana kita lihat sekarang sampah itu menumpuk, sama sekali
belum ada solusi dari pemerintah," ujar Koordinator Aksi, Lorensius Anong
kepada wartawan, Selasa (23/7/2024).

Page 193 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Aksi warga tersebut berlangsung di halaman Kantor Bupati dan DPRD
Sintang pada Selasa (23/7). Dalam aksinya, warga membawa truk
pengangkut sampah lalu menumpahkan sampah di kedua kantor tersebut.
Anong mengatakan aksi tersebut sebagai bentuk protes terhadap Pemkab
Sintang. Dia berharap aksi ini mendapat perhatian dari pemerintah
sehingga persoalan sampah segera diselesaikan.

"Kami buang sampah ke kantor Bupati ini sebagai protes kami terhadap
Pemerintah Daerah Kabupaten supaya sampah yang ada di Kabupaten
Sintang ini bisa ditangani dengan tepat," katanya.

Terlalu, memang!


7. Pemprov Jakarta wujudkan uji coba model ekonomi sirkularnya
Bappenas

Hal ini diwujudkan dengan dua kegiatan besar, yaitu Talk Show dan
festival cinta lingkungan memanfaatkan botol plastik.

"Festival Cinta Lingkungan 2024 akan menghadirkan parade 32 Perahu
Cilung, yang semuanya dibuat dari botol bekas Air Minum Dalam Kemasan
(AMDK) hasil karya Pasukan Orange UPS BA. Selain itu, akan ada
pameran kerajinan daur ulang dan karya seni berbahan dasar hasil
penanganan sampah sungai,” ujar Dadang.

Acara ini juga mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam berbagai
kegiatan interaktif, seperti menaiki Perahu Cilung secara gratis, melihat
pameran produk olahan dari sampah, dan berpartisipasi dalam
penandatanganan komitmen bersama untuk menjaga kebersihan sungai di
Jakarta.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto,
menjelaskan tujuan diadakannya festival ini. "Festival CiLung 2024
bertujuan untuk mempromosikan pengelolaan sampah yang efektif kepada
masyarakat dengan prinsip Kurangi, Pilah, Olah (Kupilah). Kami ingin
masyarakat lebih sadar dan peduli terhadap lingkungan, terutama
kebersihan sungai yang menjadi sumber kehidupan," jelas Asep.

Ia menambahkan, even ini diharapkan dapat memotivasi masyarakat untuk
terus mengurangi sampah dari sumbernya dan mendukung program
pengurangan sampah yang ditargetkan sebesar 28% pada tahun 2024 dan
30% pada tahun 2025. “Kami juga berupaya untuk mengintegrasikan
Rencana Aksi Nasional Ekonomi Sirkular 2025-2045 dalam kebijakan
daerah guna menciptakan sistem ekonomi yang lebih berkelanjutan dan
ramah lingkungan,” tambahnya.

Page 194 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Pihaknya berharap festival ini dapat menjadi ajang edukasi yang efektif
dan mendorong partisipasi aktif semua elemen masyarakat dalam
menjaga kebersihan sungai. "Kami berharap acara ini dapat menjadi
momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya menjaga sungai di Jakarta," ungkap Asep.



Tangerang, 5 Agustus 2024

Page 195 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Lampiran 10
Rangkuman dari pantauan jarak jauh saya terhafap
proses realosasi INC4 Traktak Plastik

Oleh RVT


Perjanjian Plastik PBB akan menjadi perjanjian global yang mengikat
secara hukum antara 175 negara yang akan menentukan tindakan dan
jangka waktu yang diperlukan untuk memitigasi produksi dan konsumsi
plastik berisiko tinggi, menurut organisasi antar pemerintah tersebut.

Untuk mengatasi “siklus hidup penuh plastik dari sumber hingga ke laut”,
PBB akan mempertemukan para kepala negara, menteri lingkungan hidup,
dan perwakilan lain dari negara-negara anggota PBB untuk menyepakati
perjanjian tersebut.

Flsh back INC 4 di Ottawa Kanada

Koalisi Ilmuwan untuk Perjanjian Plastik yang Efektif Koalisi Ilmuwan untuk
Perjanjian Plastik yang Efektif bulan April yang lalu menyatakanL

Tepat sebelum tagar #INC4, para ilmuwan kami telah ikut menulis dua
surat baru di Majalah Sains yang menyerukan negosiator tagar
#PlasticsTreaty untuk:

1⃣ ?????? Tautkan langsung hashtag #CircularEconomy ke hierarki sampah.
Artinya dengan jelas mengedepankan hashtag #prevention, hashtag
#reduction, dan hashtag #reuse.

?????? Hal ini memerlukan investasi dalam pencegahan sampah dan
pengurangan penggunaan plastik primer, merancang produk yang tahan
lama, dan membangun infrastruktur untuk sistem penggunaan kembali.

2⃣ ✅ Menolak upaya untuk membatasi ruang lingkup perjanjian ini,
mengingat perjanjian lingkungan multilateral yang ada tidak dapat
memenuhi tuntutan ilmiah dalam pencegahan polusi plastik global.

?????? Hal ini memerlukan perjanjian untuk menunjuk badan ilmiah yang
berdedikasi dan mengisolasinya dari tekanan industri dengan mewajibkan
kebijakan konflik kepentingan yang kuat serta pemegang pengetahuan
regional dan Pribumi yang luas serta perwakilan multipihak.

Petikan Siaran Pers Koalisi Pakar

Page 196 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Masa depan Kemanusiaan bergantung pada target pengurangan produksi
plastik global dan nasional yang ambisius dan mengikat secara hukum.
Basis bukti menunjukkan bahwa karena sifat plastik yang persisten dan
kumulatif, teknologi pembuangan dan daur ulang plastik tidak dapat
mengimbangi skala krisis polusi plastik global.

Untuk mengurangi dampak berbahaya plastik terhadap kesehatan
manusia dan lingkungan serta iklim, kita menghadapi keadaan darurat
dalam pengurangan penggunaan plastik di hulu.

Sekalipun produksi plastik berkurang antara 1%-3% per tahun, polusi
plastik global akan terus mengalami tren peningkatan karena produksi
kumulatif mencapai setidaknya 20.000 juta metrik ton plastik pada tahun
2040.

Transisi dari penggunaan plastik sekali pakai yang tidak penting
merupakan hal mendasar untuk mengakhiri polusi plastik. Kompleksitas
yang tinggi dan rendahnya transparansi industri petrokimia ditambah
dengan kurangnya kemauan untuk mengungkapkan data produksi juga
menghadirkan tantangan yang signifikan dalam menetapkan target
pengurangan global dan nasional yang efektif. Pengembangan kriteria
esensialitas, keselamatan, keberlanjutan, dan transparansi berbasis
bahaya yang kuat akan sangat penting dalam memandu pengembangan
dan implementasi target pengurangan KPS global dan nasional yang
bersifat wajib dan terikat waktu.

Dari kalangan organisasi masyarakat supil: Break Free From Plastic
menulis
Negara-negara memutuskan untuk melanjutkan kerja antarsesi mengenai
mekanisme keuangan, serta produk plastik, bahan kimia yang menjadi
perhatian dalam produk plastik, desain produk, kegunaan kembali, dan
kemampuan daur ulang. Selain itu, mereka memutuskan untuk
membentuk kelompok perancang undang-undang yang akan melakukan
tinjauan hukum terhadap naskah tersebut dan memberikan rekomendasi
kepada sidang pleno. Negara-negara tersebut belum mengonfirmasi
apakah para pengamat akan diizinkan menghadiri kerja antarsesi tersebut.

Keputusan saat ini untuk mengecualikan langkah-langkah hulu dari
pekerjaan antar-sesi berarti akan lebih sulit untuk memasukkan langkah-
langkah ekstraksi atau pengurangan produksi ke dalam rancangan
perjanjian plastik. Kompromi ini mengurangi ambisi proses ini karena
mengabaikan peran penting produksi plastik dalam memicu krisis iklim,
keanekaragaman hayati, dan polusi. Hal ini bukan hanya sebuah
kekecewaan besar, namun juga hilangnya kesempatan untuk mengatasi
akar permasalahan secara komprehensif.

Tujuh hari yang dihabiskan di Ottawa dalam perundingan mengungkap
siapa yang menjadi pelopor perjanjian plastik ambisius yang membahas

Page 197 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


seluruh siklus hidup plastik mulai dari ekstraksi hingga pembuangan, dan
siapa yang menjadi pihak yang merugikan kepentingan industri plastik dan
bahan bakar fosil.

Peru dan Rwanda menonjol sebagai pelopor dalam mengajukan proposal
untuk kerja antarsesi mengenai polimer plastik primer dengan tujuan
mengurangi 40% penggunaan global polimer plastik primer pada tahun
2040 dari tingkat tahun 2025, yang sangat didukung oleh sejumlah
delegasi, termasuk Malawi, negara-negara di dunia. Filipina, dan Fiji.

Selain proposal Rwanda/Perú, beberapa negara meluncurkan Deklarasi
Jembatan ke Busan tentang Polimer Plastik untuk menggalang dukungan
pihak-pihak dalam menjaga ketentuan untuk mengatasi polimer plastik
primer tetap hidup dalam teks perjanjian dan membangun momentum
untuk perjanjian kelima (dan yang terakhir direncanakan). putaran
negosiasi di Busan, Republik Korea akhir tahun ini. Namun, ini merupakan
upaya yang tidak mengikat secara hukum dan tidak menyebutkan
ekstraksi.

Di sisi lain spektrum, yang menjadi “spoiler” adalah sekelompok kecil
negara-negara penghasil polimer dan plastik, termasuk Arab Saudi, India,
Kuwait, dan Qatar, yang mencoba membuka kembali dan menabur
keraguan mengenai ruang lingkup kebijakan tersebut. rancangan
perjanjian untuk mendefinisikan kembali arti dari siklus hidup plastik secara
penuh, dalam upaya nyata untuk mengurangi cakupan perjanjian yang
diusulkan hanya pada masalah pengelolaan limbah saja.

Meskipun ada kemajuan dalam perundingan substansial di Ottawa,
negara-negara masih belum mencapai kesepakatan dengan naskah yang
belum sesuai untuk perundingan akhir di Busan. Meskipun terdapat
beberapa penyederhanaan pada draf tersebut, terdapat juga lebih banyak
penambahan daripada penghapusan, sehingga menghasilkan teks yang
penuh dengan banyak pilihan dan kata serta kalimat dalam tanda kurung
(yaitu bahasa yang belum disepakati). Sejumlah kecil negara masih
melanjutkan taktik mereka yang menghalangi dan berambisi rendah –
memperlunak, menambahkan tanda kurung yang tak terhitung jumlahnya,
dan tanpa malu-malu memutarbalikkan ketentuan dalam berbagai
ketentuan dalam upaya mempersempit ruang lingkup dan menurunkan
ambisi perjanjian.

Para pihak telah beroperasi berdasarkan aturan prosedur yang berlaku
sementara yang memungkinkan dilakukannya pemungutan suara atas
keputusan jika semua upaya untuk mencapai konsensus telah dilakukan.
Namun, di bawah tekanan dari negara-negara yang berusaha
menghalangi kemajuan dan bersikeras bahwa tidak boleh ada
pemungutan suara, negara-negara tersebut telah menjalankan proses
pengambilan keputusan berdasarkan konsensus secara de facto, sehingga

Page 198 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


membatasi ambisi bahkan pada keputusan-keputusan yang terkait dengan
kerja antar-sesi.

Upaya yang berambisi rendah ini tidak mengherankan, mengingat
banyaknya kepentingan bahan bakar fosil yang meningkatkan kehadiran
mereka dalam negosiasi. Pada awal minggu ini, analisis CIEL terhadap
daftar peserta INC-4 UNEP mengungkapkan bahwa terdapat 196 pelobi
untuk industri bahan bakar fosil dan kimia yang terdaftar—tujuh kali lebih
besar dari Koalisi Ilmuwan untuk Perjanjian Plastik yang Efektif dan tujuh
kali lebih besar dari Koalisi Ilmuwan untuk Perjanjian Plastik yang Efektif
dan tujuh kali lebih besar dari Koalisi Ilmuwan untuk Perjanjian Plastik
yang Efektif dan tujuh kali lebih besar dari Kaukus Masyarakat Adat—
menunjukkan peningkatan sebesar 37% dibandingkan dengan INC-3
enam bulan lalu.

Seiring dengan upaya negara-negara menuju INC-5, sangat penting bagi
mereka untuk bertindak berdasarkan tuntutan Masyarakat Adat sebagai
pemegang hak yang berhak atas lingkungan yang sehat. Masyarakat Adat,
bersama dengan komunitas yang berada di garis depan dan di garis depan
di seluruh dunia, telah secara eksplisit menuntut perlindungan dari bahaya
ekstraksi bahan bakar fosil dan solusi palsu seperti insinerasi dan daur
ulang bahan kimia—yang merupakan persyaratan untuk mempertahankan
hak mereka atas lingkungan yang sehat—serta seruan mereka terhadap
solusi sirkular yang nyata seperti sistem penggunaan kembali yang tidak
beracun dan praktik masyarakat adat lainnya. Proliferasi dan polusi plastik
merupakan permasalahan yang memiliki banyak aspek dan bersifat global.
Kita semua bergantung pada negara-negara untuk terus melakukan
langkah-langkah yang mengikat secara hukum dalam hukum internasional
untuk memastikan kita menyetujui sebuah perjanjian pada akhir tahun ini
yang membahas seluruh siklus hidup plastik mulai dari ekstraksi hingga
pembuangan.

Jayashree Nandi dari Hindustan Times di New Delhi India pada 1 Mei
2024 menuliskan berita bertajuk: India mendukung langkah-langkah yang
didukung konsensus untuk mengakhiri polusi plastik, bukan pendekatan
berbasis pemungutan suara

INC-4 diakhiri dengan rancangan teks lanjutan instrumen dan kesepakatan
kerja antarsesi menjelang sesi kelima (INC-5) yang dijadwalkan pada
bulan November

Ia menambahkan bahwa mengatasi polusi plastik sangatlah penting
namun peta jalannya harus realistis.

“Meskipun kita merasa perlu untuk menanggapi tantangan lingkungan
global ini, kita tidak boleh mengabaikan bahwa plastik telah memainkan
peran penting dalam pembangunan masyarakat kita. Plastik digunakan di
berbagai sektor kegiatan ekonomi. Oleh karena itu, respons global untuk

Page 199 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


mengatasi polusi plastik harus didasarkan pada prinsip utama
pembangunan berkelanjutan. Jadi isu-isu yang dibahas di sini harus dikaji
secara menyeluruh dampaknya terhadap tujuan pembangunan
berkelanjutan (SDGs) termasuk ketahanan pangan, kesejahteraan
ekonomi, ketahanan air, dan lain-lain,” katanya.

“Instrumen ini (mengikat secara hukum) harus diterapkan dengan cara
yang rasional dengan tetap menghormati keadaan dan kemampuan
nasional... prinsip tanggung jawab bersama namun berbeda berdasarkan
deklarasi Rio harus diintegrasikan ke dalam instrumen tersebut. Kami
menegaskan kembali perlunya pengambilan keputusan berdasarkan
konsensus. Kami menyerukan kepada para pihak untuk mengadopsi
rancangan peraturan prosedur sebelum dimulainya negosiasi tekstual di
INC-5,” kata Gangwar sambil meminta ketua INC-4 untuk mencatat
pernyataan tersebut dalam laporan mereka.

Pendekatan yang dilakukan India terhadap penghapusan plastik berbeda
dengan beberapa negara di Afrika dan bahkan Peru, yang mengupayakan
intervensi pada seluruh siklus hidup plastik, termasuk polimer, dan tidak
hanya pada langkah-langkah hilir seperti pengelolaan limbah.

HT melaporkan pada tanggal 27 April bahwa India hanya akan mendukung
perjanjian internasional yang mengikat secara hukum mengenai polusi
plastik jika dicapai melalui konsensus penuh, bukan perjanjian yang dibuat
melalui dukungan dua pertiga mayoritas. India telah meminta jaminan dari
ketua INC, Luis Vayas Valdivieso, bahwa Peraturan 38.1 dari rancangan
peraturan prosedur, yang memungkinkan dua pertiga suara mayoritas
mengenai masalah-masalah substantif jika konsensus tidak dapat dicapai,
tidak akan digunakan dalam putaran negosiasi kali ini.

Beberapa negara, termasuk Rusia, Tiongkok, UEA, dan Kuba, menentang
si pemungutan suara, kata pengamat independen. Para ahli menunjukkan
bahwa sistem berbasis konsensus memungkinkan satu atau beberapa
negara anggota untuk memveto keputusan tertentu. Banyak delegasi yang
mendukung tujuan instrumen ini untuk mengakhiri polusi plastik, dan
beberapa menambahkan “termasuk di lingkungan laut”; dan untuk
melindungi kesehatan manusia dan lingkungan. Beberapa pihak
menginginkan pendekatan berdasarkan “siklus hidup penuh plastik”,
sementara yang lain lebih memilih “siklus hidup sampah plastik”. Beberapa
delegasi mengindikasikan preferensi mereka untuk tidak memiliki target
yang terikat waktu dalam tujuan mereka, dan salah satu delegasi
menyatakan bahwa hal ini dapat dimasukkan dalam pembukaan, Buletin
Negosiasi Bumi dari Institut Internasional Pembangunan Berkelanjutan
mengatakan pada hari Senin.

Laporan Pusat Sains dan Lingkungan menunjukkan bahwa perusahaan-
perusahaan telah mulai meningkatkan produksi minyak dan gas untuk
polimer sebagai antisipasi respons serius terhadap perubahan iklim yang

Page 200 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


dapat membatasi produksi bahan bakar fosil, Hindustan Times melaporkan
pada 17 April.

Laporan tersebut menyoroti bahwa India, Rusia, Amerika Serikat, dan
Tiongkok, dalam beberapa kasus, tidak menyetujui pengurangan produksi
polimer plastik primer, pengurangan bahan kimia dari produksi polimer,
atau penghapusan plastik sekali pakai secara bertahap.

“Kami datang ke Ottawa untuk memajukan naskah tersebut dan dengan
harapan bahwa para anggota akan menyetujui kerja antarsesi yang
diperlukan untuk mencapai kemajuan yang lebih besar menjelang INC-5.
Kami meninggalkan Ottawa setelah mencapai tujuan dan jalur yang jelas
untuk mencapai kesepakatan ambisius di Busan,” kata Inger Andersen,
direktur eksekutif UNEP. “Namun, pekerjaan ini masih jauh dari selesai.
Krisis polusi plastik terus melanda dunia dan kita hanya punya waktu
beberapa bulan lagi sebelum batas waktu akhir tahun yang disepakati
pada tahun 2022. Saya mendorong para anggota untuk terus
menunjukkan komitmen dan fleksibilitas untuk mencapai ambisi maksimal.”

Untuk negosiasi mendatang di Busan, menurut Rayhan Dudayev seorang
pengacara pemeduli Lingkungan Hidup menuliskan catatannya: Negara-
negara Anggota, khususnya di Kawasan Asia Tenggara, harus
memperjuangkan empat poin utama:

1. Memastikan pendanaan multilateral baru yang serupa dengan
keberhasilan Protokol Montreal, menawarkan pendanaan yang dapat
diandalkan, dapat diakses, dan tepat waktu dengan tata kelola yang
demokratis.
2. Menerapkan prinsip pencemar membayar, khususnya menyasar
produsen polimer, tanpa menggantikan pembiayaan publik.
3. Mengadvokasi pelarangan penggunaan plastik sekali pakai yang
mengikat secara global, didukung oleh 75% responden termasuk negara-
negara utama menurut Survei Greenpeace https://lnkd.in/gP3sQHSt
4. Menetapkan tujuan pengurangan produksi yang ambisius dan selaras
dengan target keberlanjutan, sekaligus mendorong dukungan untuk sistem
isi ulang dan penggunaan kembali di seluruh negara Asia Tenggara.

Page 201 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Lampiran 11
Penutup bulan Juni 2024


1. Koalisi Ilmuwan dalam INC Traktat Plastik muncul mengenalkan dirinya
secara ringkas.Koalisi ini beranggotakan lebih dari 300 ilmuwan yang
berasal dari lebih 60 negara. Mereka adalah kelompok independen.

2. Pengelolaan sampah di Jakarta, paling lambat 10 tahun, akan dipindah
ke pulau reklamasi di Teluk Jakarta. Pembangunan pulau reklamasi di
Kepulauan Seribu tersebut akan menggantikan Tempat Pembuangan
Akhir (TPA) Bantar Gebang, menurut penuturan Pjs Gubernur Daerah
Khusus Jakarta. Pasalnya, diprediksi kapasitas TPA Bantar Geba ng
dalam beberapa tahun ke depan sudah tidak muat menampung sampah
dari DKJ

Heru Budi mengatakan bahwa pulau reklamasi pengolahan sampah di
Kepulauan Seribu tersebut diklaim ramah lingkungan.

Tempat pengolahan sampah di pulau reklamasi ini akan melayani wilayah
DKJ yang terdiri dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan
Cianjur.

Di lain lokasi, di IKN, pengolahan sampah menjadi salah satu fokus Otorita
IKN untuk mewujudkan kota yang hijau. Alih-alih membangun Tempat
Pembuangan Akhir (TPA), Otorita IKN akan menyiapkan Tempat
Pengolahan Sementara (TPS) dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu
(TPST) di kawasan IKN di Kalimantan Timur.

Direktur Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana OIKN,
Onesimus Patiung mengatakan, keberadaan TPS dan TPST ini nantinya
dapat menekan angka residu yang dihasilkan dari sampah di kawasan IKN
hingga 10 persen.

TPST sendiri, kata Ones direncanakan komisioning akhir juli. Molor dari
jadwal sebelumnya, yakni awal Juni. “Kapasitas TPST di IKN sebesar 70
ton per hari dan ini masih cukup untuk keperluan KIPP IKN,” kata Ones.

Ones menambahkan, setiap harinya kawasan IKN menghasilkan 0,7-0,9
kilogram sampah per orang. Dengan asumsi penduduk IKN mencapai 250
ribu, termasuk Sepaku, Handil (Muara Jawa) dan Sambioja, makan IKN
dalam sehari menghasilkan kurang lebih 250 ton sampah (jika rata-rata 1
kilogram per hari).

Pada TPST, sampah nanti akan mlewati beragam proses untuk
menentukan apakah sampah tersebut dapat didaur ulang. Sampah yang

Page 202 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


sudah tidak bisa didaur ulang, nantinya akan dimasukan kedalam
incinerator.

“Incinerator yang digunakan IKN sudah ramah lingkungan dan tidak
menimbulkan bau,” katanya.


3. Sampah pantai masih tampak didominasi oleh sampah plastik.
Dalam waktu 1 jam, 287 orang peserta bebesih pantai berhasil
mengumpulkan sampah 438,87 Kg yang didominasi plastik dari panjang
pantai sekitar 200 meter. Peserta kegiatan dari pegawai PLN UIP
Sulawesi, perwakilan pemerintah, lembaga swadaya masyarakat,
komunitas, organisasi mahasiswa dan masyarakat umum.

Itu semua adalah hasil dari kerjsama – PT PLN (Persero) Unit Induk
Pembangunan (UIP) Sulawesi bersama Yayasan Konservasi Laut (YKL)
Indonesia dan 37 kolaborator melaksanakan aksi bersih dan olah sampah
di Pantai Layar Putih, Kota Makassar Rabu, 5 Juni 2024.

“Aksi bersih pantai dari sampah plastik ini sebagai aksi yang harus
dibumikan bukan hanya pada saat memperingati hari lingkungan hidup,”
ujar PLH GM PLN UIP Sulawesi, Budi Ari Wibowo.

Sampah plastik kata Muhammad Ilyas, Kepala Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan, sangat berbahaya jika masuk ke
laut, selain dapat membahayakan kesehatan manusia, juga merusak biota
laut. Akibat banyaknya sampah plastik, lanjut dia, dampak langsung yang
dirasakan nelayan saat ini adalah semakin jauh ke tengah laut untuk
mencari Ikan. “Termasuk biota laut yang habitatnya rusak karena sampah
plastik, semakin sulit berkembang, sehingga tangkapan nelayan juga
semakin berkurang,” katanya


4. Olah sampah menjadi BBM muncul dari dua tampilan berita, olah
sampah menjadi paving block muncul di akhir bulan Juni.

Yayasan Get Plastic Indonesia berkolaborasi dengan Bank Sampah Go-
Green, Cupuwatu II, Purwomartani, Kalasan membuka lokasi pengelolaan
sampah plastik dengan menggunakan mesin pirolisis milik Yayasan Get
Plastic Indonesia menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM) sebagai salah satu
solusi yang bisa diterapkan di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. BBM
hasil olahan sampah plastik dari masyarakat ini akan digunakan menjadi
bahan bakar Bus Trans Jogja yang saat ini sedang dalam tahap
penjajakan dengan Pemerintah Daerah DIY

Masih di provinsi DIY Sampah plastik diubah menjadi BBM muncul lagi di
p[enghujung bulan Juni. Suasana di basecamp Bank Sampah Go-Green di
Padukuhan Cupuwatu II di Kalurahan Purwomartani pada Rabu

Page 203 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


(26/6/2024) lebih ramai dari biasanya. Maklum ada kunjungan wisata
edukasi dari puluhan anak yang tergabung dalam Komunitas Rumah Baca
Ataria.

Kehadiran mereka untuk mengisi liburan sekolah sekaligus mengenal
tentang pengelolaan sampah yang dilakukan di bank sampah. Dalam
kegiatan ini, peserta tidak hanya diberikan wawasan tentang sampah mulai
dari bahaya hingga cara penanganan agar tidak menjadi masalah, tapi
juga diajak bermain game pemilahan sampah.

Sampah plastik diubah menjadi paving block muncul dalam dua berita,
yaitu di NTB dan Pemalang Jawa Tengah. Tempat Pengolahan Sampah
Terpadu (TPST) di Sandubaya, Mataram, NTB, Selasa (11/6/2024).
Pembuatan paving block dari limbah sampah plastik tersebut selain
bermanfaat untuk mengurangi sampah plastik juga diiolah menjadi barang
yang memiliki nilai fungsi, estetika serta ekonomi

Di Pemalang diberitakan: "Kami dengan senang hati mengumumkan
kegiatan mengolah sampah plastik menjadi paving block, dan ini nyata
bisa diolah dan menjadi pendapatan masyarakat," ujar Farras Alam Majid
usai menggelar deklarasi dimulainya pengolah sampah plastik menjadi
paving block di Desa Asemdoyong, Minggu (30/6/2024).

Menurutnya, pengolahan sampah plastik dapat mengurangi dampak dari
pencemaran lingkungan dan mengurangi beban muatan sampah di
Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Namun berita tersebut tidak
mengungkapkan berapa banyak sampah plastik yang akan diubah menjadi
paving blok, dst.


5. Organisasi nirlaba dan pemerintah daerah.

Dalam rangka memperingati hari Lingkungan Hidup Sedunia pada tanggal
5 Juni 2024 Panitia Nias Trash Raft Race 2024 yang terdiri dari Yayasan
Terang Nias Ehowu, Nias Indah Bebas Sampah dan Rumah Penyu Nias,
Yayasan Sahabat Bumi Nias dan IPARI Nias bekerjasama dengan
Pemerintah Kota Gunungaitoli mengadakan rangkaian kegiatan berupa
Lomba Perahu dan Kriya dari Sampah Plastik serta Penanaman Pohon
yang dilaksanakan di Taman Yaahowu Kota Gunungsitoli Rabu
(05/06/2024).

Sekadar informasi plastik sebagai bahan lomba yang membutuhkan
sekitar 3800 buah botol plastik setidaknya sudah membantu pemerintah
dalam menangani sampah di lingkungan pemerintahan Kota Gunungsitoli.


6. Partisipasi BUMN: di Hari Lingkungan Hidup Sedunia, PLN bersih-bersih
di 54 lokasi se-Indonesia. Aksi nyata yang dilakukan PLN ini untuk

Page 204 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


mengurangi timbunan sampah yang dapat menurunkan kualitas kehidupan
masyarakat, dan tentunya selaras dengan capaian Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB) 12, yakni konsumsi dan produksi yang bertanggung
jawab, ujar Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, Selasa (4/6/2024).

Dengan kepedulian ini diharapkan juga pegawai dapat menjadi influencer
bagi stakeholders dan masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan,"
tutur Executive Vice President Komunikasi Korporat dan TJSL PLN
Gregorius Adi Trianto.


7. Sampah pencemar lingkungan
Sampah Dari Australia dan Jepang Masuk ke Jawa Timur dan menjadi
bahan Baku lebih dari 15 Pabrik kertas daur ulang di Daerah Aliran Sungai
Brantas. Dari Penelusuran Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan
Basah (Ecoton) industri-industri daur ulang kertas raksasa ini membuang
limbah tanpa diolah Seperti yang dilakukan PT Tjiwi Kimia, Tbk, PT
Mekabox international, PT Megasurya Eratama dan memberikan kontribusi
pencemaran mikroplastik seperti PT Pakerin dan PT Adiprima Suraprinta,
tidak berhenti di sini Pabrik Kertas juga menjadi sumber polusi dioksin di
Udara karena Pabrik kertas ini membiarkan scrap plastik dan kertasnya
digunakan sebagai bahan bakar seperti PT Megarsurya Eratama, PT
Adiprima suraprinta.

Monitoring yang lemah dari KLHK membuat industri-industri ini menjadi
sumber malapetaka bagi lingkungan hidup di Jawa Timur. Pensuplai
bahan baku pabrik kertas sebagian besar menggunakan sampah Impor
dari negara-negara Uni Eropa, Inggris, Kanada, Amerika Serikat, Australia
dan Jepang. Negara Importir kertas harus segera menghentikan mengirim
sampah plastik dan kertas ke Jawa Timur


8. Buang sampah ke lain wilayah administrasi... (masih) Untung ketahuan,
tapi tak jelas penegakan hukumnya

Sampah dari Tangerang dibuang ke Kabupaten Bogor, yakni di
Kecamatan Rancabungur, Kecamatan Parung Panjang, dan Kecamatan
Rumpin. Di Kecamatan Rancabungur, sampah dari Tangerang itu dibuang
di sebuah lahan dekat bantaran Sungai Cisadane.

Kapolsek Rancabungur mendapatkan laporan dari masyarakat perihal
adanya aktivitas pembuangan sampah ilegal hingga mencemari sungai di
Desa Mekarsari, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor. "Kami
langsung ke lokasi dan melakukan penyegelan saat itu," kata Kapolsek
Rancabungur, Ipda Azis Hidayat kepada Radar Bogor, Minggu
(23/6/2024).

Page 205 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Kata dia, dari hasil pemeriksaan dalam sehari ada 20 ton sampah berasal
dari Tangerang yang dibuang di lokasi.

Ada 20 ton, sampah organik dan non organik. Sampah tersebut berasal
dari Bumi Serpong Damai dan sekitarnya," paparnya.

Azis memastikan, TPS yang berada di bantaran Sungai Cisadane itu tidak
berizin.

Lahan yang digunakan sebagai TPS liar itu merupakan lahan milik warga
Kampung Sindangpala, Desa Mekarsari, kecamatan Rancabungur,
Kabupaten Bogor.

"Dari keterangan pemilik lahan, tidak memiliki izin resmi untuk pengelolaan
sampah," tukasnya.

Tak lama usai penutupan tempat pembuangan sampah liar asal
Tangerang di Rancabungur, tempat pembuangan sampah liar baru
muncul.

Lokasinya di Desa Gorowong, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten
Bogor. Sampah yang dibuang di sana juga berasal dari Tangerang.

Sampah diangkut dengan mengunakan truk, melintasi kantong parkir truk
tambang.

Kasi Trantib Kecamatan Parung Panjang, Acep Sutisna mengatakan, TPS
liar tersebut belum mengantongi izin. Pihaknya sudah melakukan
penyegelan untuk menghentikan aktivitas tersebut.

Ia langsung melaporkan ke Satpol PP Kabupaten Bogor perihal adanya
TPS liar itu. "Sudah kami datangi saat itu," katanya kepada Radar Bogor.

Namun, sepekan berselang, tempat pembuangan sampah itu kembali
beroperasi hingga sehari kemudian tidak kembali beroperasi usai ramai
diberitakan di media masa.

Tidak berselang lama, muncul kembali tempat pembuangan sampah liar di
Rumpin, Kabupaten Bogor. Sampah di buang di lahan bekas galian.

Kondisi itu pun diprotes warga. Warga sempat melakukan penghadangan
truk yang mengangkut sampah dari Tangerang itu.

Tak lama, PJ Bupati Bogor Asmawa Tosepu turun tangan mendatangi
lokasi tempat pembuangan sampah liar tersebut dan dilakukan penyegelan
oleh Satpol PP Kabupaten Bogor

Page 206 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Praktek pembuangan sampah asal Tangerang yang dibuang di Kabupaten
memiliki pola yang sama.

Para pelaku pembuang sampah liar dari Tangerang ini mencari lahan
bekas galian, atau lahan yang berada jauh dari keramaian

Caranya: kebanyakan dilakukan di malam hari. Sampah dibuang di lubang
-lubang bekas galian. Kemudian diratakan menggunakan alat berat.

Setelah sampah penuh, kemudian ditutup kembali dengan tanah. Untuk
sampah asal Tangerang yang dibuang di Rumpin dan Parung panjang
diklaim sebagai kompos.

Juga sampah diberikan cairan khusus agar tidak tercium bau menyengat
saat pengangkutan sampah.

Sayangnya, tidak jelas kelanjutan penegakan hukum terhadap kasus-
kasus di atas.


9. Penelitian ilmiah untuk mengetahui dampak plastik terhadap satwa liar
mulai digarap di Indonesia.

Ilmuwan dari Universitas Portsmouth, Inggris dan Universitas Hasanuddin
(Unhas) memulai proyek penelitian kolaborasi untuk mengetahui dampak
kera Sulawesi (Moor macaque) terhadap interaksinya dengan sampah
plastik.

Sebagaimana diketahui, banyak orang belum memahami bagaimana
dampak plastik terhadap satwa liar, khususnya spesies langka yang
terancam punah dari Sulawesi yaitu kera tegalan (Moor macaque).
Wilayah habitat kera tersebut menjadi sorotan karena banyaknya sampah-
sampah di wilayah mereka.

Proyek Penelitian Penting untuk Keberlangsungan Hidup Satwa Liar
Proyek penelitian Unhas dan kampus Inggris ini sangat penting untuk
melihat dampak sampah plastik terhadap satwa liar. Sebab, Indonesia
merupakan penghasil sampah plastik terbesar dan di sisi lain memiliki
keanekaragaman hayati.

"Yang mengejutkan, kita hanya mengetahui sedikit tentang distribusi
plastik di lingkungan darat dan dampaknya terhadap satwa liar. Proyek ini
berupaya mengisi kesenjangan tersebut dengan mengkaji bagaimana kera
berinteraksi dengan polusi plastik," kata Dr Teresa Romero dari
Departemen Psikologi Universitas Portsmouth, dikutip dari laman resmi
kampus.

Page 207 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Dalam penelitian ini, tim akan melakukan observasi dan pemantauan
langsung. Mereka menggunakan kamera untuk mendokumentasi dan
mempelajari bagaimana perilaku kera tegalan Sulawesi di sekitar sampah
plastik, seperti interaksi kera dengan sampah, dan menilai banyaknya
sampah di wilayah jelajah kera.

Dr Risma Maulany dari Fakultas Kehutanan Unhas, mengatakan bahwa
proyek penelitian ini berguna untuk memahami dampak plastik terhadap
hewan liar. Hal ini sangat penting untuk mengembangkan rencana
konservasi yang efektif dalam melindungi satwa liar dan lingkungan.



Tangerang, 2 Juli 2024

Page 208 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Lampiran 12
Penutup Bulan Mei 2024


1. Masih banyak pekerjaan rumah dari pertemuan INC4 untuk
menyongsong INC5 di Busan Korea Selatan bulan November mendatang.
Soal pengambilan keputusan, dan substansi materi naskah Traktat Plastik,
di antaranya pengurangan produksi plastik, adanya keinginan sekolompok
negara penghasil minyak bumi cakupan dari definisi the full lifecycle of
plastic, dst.

Silahkan baca Kembali Rangkuman saya pada bab di atas.


2. Hasil audit dari beberapa Lembaga pemeduli lingkungan hidup yang
melakukan brand audit di 34 titik lokasi audit dengan saset yang terkumpul
sebanyak 9.698. Hasil audit menyatakan terdapat lima produsen pencemar
saset terbanyak yaitu
Wings (1251),
Salim Group (672),
Mayora Indah (629),
Unilever (603),
PT Santos Jaya Abadi (454)

Koordinator Trash Hero Indonesia, Rima Putri Agustina. Tanggung jawab
produsen atas sampah dan secara khusus tentang saset tercantum dalam
peraturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Nomor
75 tahun 2019 tentang peta jalan pengurangan sampah oleh produsen.
"Mewajibkan produsen salah satunya manufaktur untuk membuat peta
jalan pengurangan sampah dari kemasannya sebesar 30 persen,"
tuturnya.

Sejak tahun 2019 hingga saat ini, baru sebanyak 18 produsen yang
melakukan pilot project dari 42 produsen yang telah mempunyai dokumen
peta jalan.

Sebagai informasi dalam Permen LHK nomor 75 tahun 2019 menyatakan
akan menghapus kemasan saset di bawah 50 ml, tapi dengan kondisi saat
ini, tanpa adanya komitmen pengurangan produksi dan transparansi
progres peta jalan pengurangan sampah oleh produsen, sampah saset
akan terus mencemari dan membebani lingkungan.

“Dari 10 produsen pencemar terbanyak di Indonesia, hanya Unilever dan
Danone melalui PT Tirta Investama yang mengirimkan dokumen peta jalan
pengurangan sampahnya," terang Plastics Project Leader Greenpeace
Indonesia, Ibar Akbar.

Page 209 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Hingga saat ini, kata dia, tidak ada transparansi dan komitmen untuk
mengurangi produksi plastik dan progress untuk mencapai pengurangan
sebesar 30 persen di tahun 2029.

"Jika cara ini terus dilakukan oleh produsen, maka, krisis saset tidak akan
berakhir," tegas Ibar. Sistem guna ulang (reuse) Selain pengurangan
produksi kemasan saset, ia menilai perlu dibarengi langkah bertahap
mendukung sistem guna ulang (reuse) sebagai solusi mengatasi krisis
saset.


3. Cerita Sukses Desa-desa di Pasuruan Kelola Sampah dan Hasilkan
PAD Ratusan Juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di
perdesaan.
• Beberapa desa-desa di Pasuruan berinisiatif mewujudkan kondisi nol
sampah dengan mengelola sampahnya secara mandiri dengan
mengubahnya menjadi kompos dan refused derived fuel (RDF) sebagai
bahan bakar pengganti batubara.
• Sebelumnya, sampah memang menjadi salah satu persoalan akut di
Desa Randupitu, karena dibakar dan dibuang sembarangan
• Dengan dibentuknya KSM Pemuda Peduli Sampah, Desa Randupitu
berhasil mengelola sampah bahkan menghasilkan jutaan rupiah untuk
PAD
• Keberhasilan pengelolaan sampah di Desa Randupitu, ditiru oleh
beberapa desa di Kabupaten Pasuruan. Dan diharapkan dapat diterapkan
oleh seluruh desa di kabupaten itu

Randupitu bukanlah satu-satunya desa di Kabupaten Pasuruan yang bisa
menjadi contoh baik bagaimana pengelolaan sampahnya. Data FKPL,
beberapa desa yang lain juga sukses mengambil inisiatif serupa. Sebut
saja misalnya Desa Ngerong, Kecamatan Gempol; Desa Suwayuwo,
Kecamatan Sukorejo dan juga Desa Martopuro, Kecamatan Purwosari.

Di Desa Ngerong, keberhasilannya untuk mengolah sampahnya secara
mandiri terbukti berhasil menekan biaya operasional yang harus
dikeluarkan pihak desa sebelumnya. Sebagai catatan, sebelumnya, pihak
desa harus mengeluarkan biaya hingga Rp9 juta per bulan hanya untuk
membuang sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).


4. Selintas kisah sukses industri plastik di Hong Kong

Seorang pemuda miskin asal Chaozhou, di provinsi Guangdong di
Tiongkok, usia 16 tahun, pada 1940, Li meninggalkan kampung
halamannya dan hijrah ke Hong Kong.

Ia mendapat pekerjaan di pabrik plastik sebagai buruh. Li remaja bekerja
16 jam per hari. Nyaris seluruh gajinya ia berikan kepada ibunya. Setelah

Page 210 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


beberapa tahun bekerja sebagai buruh, Li nekat keluar dan mendirikan
usaha plastik miliknya.

Mengelola bisnis plastik bukan perkara baru baginya. Pengalaman selama
bertahun-tahun jadi buruh pabrik plastik memberinya banyak pelajaran.

Namun, ia kepentok modal. Tak menyerah, Li pinjam duit dari saudaranya
US$6.500 untuk modal usaha. Pada 1950, ia pun memulai bisnis plastik
bernama Cheung Kong. Usianya masih 21 tahun kala itu.

Bisnis bikin plastiknya berkembang cepat. Sebab, Li memproduksi plastik
berkualitas terbaik dengan harga murah. Salah satu pelanggannya adalah
produsen mainan asal Amerika Serikat, Hasbro. Hasbro memesan
dibuatkan boneka GI Joe untuk diekspor ke Paman Sam.

Usai sukses berbisnis plastik, Li merambah sektor real estate pada 1971
berbarengan dengan perubahan nama perusahaan menjadi Cheung Kong
Holdings.

Lama kelamaan bisnis berkembang. Kini dengan kekayaan yang dimiliki, ia
dinobatkan sebagai orang terkaya nomor 38 di dunia pada 2024, serta
orang terkaya Hong Kong pada 2024 versi majalah Forbes.

Pasa sisi individu lainnya yang aktif mendorong masyarakat mengelola
sampah adalah satu dari tiga calon penerima Hoegeng Award 2024.
Bripka Marwanto menjabat sebagai Bhabinkamtibmas Desa Candi,
Kecamatan Ampel, Boyolali, Jawa Tengah. Dia membina kaum disabilitas
agar bisa mandiri dan juga mengajak warga mengelola sampah agar
lingkungan menjadi bersih.

Setelah beberapa kali menghadiri kegiatan komunitas itu, Marwanto ingin
terlibat di dalamnya. Dia pun memberikan pendampingan, menjadi
penghubung dengan pemerintah desa hingga pemerintah daerah sejak
tiga tahun lalu.

[]

Bripka Marwanto juga mengajak masyarakat Desa Candi untuk peduli
dengan lingkungan. Untuk dapat berperan aktif, Marwanto menjadi mitra
Unit Pelayanan Sampah (UPS) Desa Candi. Marwanto aktif dalam
kegiatan ini sejak 2 tahun terakhir.

UPS Mitra Sejahtera itu ada di bawah pemerintah desa. Marwanto sebagai
mitra hanya memantau dan membantu apa yang dibutuhkan oleh petugas
UPS. Salah satunya terkait armada pengangkut sampah. Saat itu, mobil
pengangkut sampah tidak bisa beroperasi, Marwanto pun mengumpulkan
uang untuk membeli mobil pikap bekas.

Page 211 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Hingga saat ini, mobil yang disediakan oleh Marwanto itu masih digunakan
oleh UPS. UPS Mitra Sejahtera ini telah melayani pengangkutan sampah
di dua kecamatan.
5.JOWI dikenalkan Sistem Pengelolaan Sampah yang Irit Lahan

JOWI System diklaim sangat efektif untuk mendukung sistem
desentralisasi pengolahan sampah di perkotaan karena membutuhkan
area yang lebih sedikit dibandingkan sistem yang lama.

Sistem ini hanya membutuhkan 3.000 m2 untuk mengelola 6.000 ton
sampah campur per bulan menjadi habis, di mana dibandingkan sistem
konvensional yang membutuhkan area pengelolaan sampah seluas 10.000
m2.

"JOWI mendukung penuh sirkular ekonomi, dimana semua sampah akan
diproses menjadi barang bernilai, baik itu Refuse Derived Fuel (RDF) atau
Solid Recovered Fuel (SRF), serta energi lainnya. Kami juga
menggunakan "adaptive system" di mana teknologi yang digunakan akan
menyesuaikan dengan jenis sampah yang ada, dan tentunya
menyesuaikan dengan perilaku masyarakat di Indonesia," kata Eki
Setijadi, Cofounder dan COO Jangjo, dalam keterangan yang diterima
detikINET.

Keunggulan JOWI menurut Jangjo antara lain adalah sistem compact yang
menghemat penggunaan lahan hingga 70%, pendekatan mixed waste
friendly dimana sampah yang dikumpulkan hanya membutuhkan
pemisahan sederhana namun diolah secara efisien dan efektif, dan
memberikan laporan hasil berbasis manfaat yang dihasilkan dari
pengolahan sampah melalui impact report.

Jangjo, adalah perusahaan rintisan (startup) yang memiliki fokus pada
solusi pengelolaan sampah sejak 2019 hadir untuk mengurangi persoalan
sampah dengan mengimplementasikan strategi dan teknik yang dirancang
dengan teknologi canggih.

Mereka menyediakan kebutuhan yang menyeluruh untuk persampahan
mulai dari edukasi, pengangkutan terpilah, pengolahan zero waste to
landfill untuk sampah rumah tangga, dan pelaporan yang komprehensif
termasuk dampak lingkungan.


6. Pemulung naik haji

"Kadang Rp 3 ribu per hari. Kadang Rp 5 ribu. Paling banyak pernah
menabung Rp 15 ribu," kata Supartono (61), warga Ponorogo yang
bekerja sebagai pemulung sampah.

Page 212 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Tono adalah pemulung sekaligus tukang becak yang telah menjalani 2
pekerjaan itu sejak 1983. Setiap pagi Tono mencari barang bekas atau
memulung. Setelah salat Zuhur ia menarik becak. Dia juga mencari
tambahan penghasilan di luar dua pekerjaan itu.

"Saya diberi pekerjaan seseorang sebagai tukang sapu. Terkadang ya
disuruh orang-orang memperbaiki atap (genting) ataupun motong kayu.
Semua pekerjaan serabutan yang saya bisa, saya lakoni, asalkan halal,"
kata pria kelahiran 20 Mei 1963 itu.

Meski penghasilannya sebagai pemulung, tukang becak, maupun tukang
sapu tidak seberapa, Tono yakin dengan ketekunan dan doa jalan baginya
untuk mewujudkan mimpi akan terbuka. Setelah 28 tahun menabung, dia
akhirnya mampu mendaftar haji pada 2011.

Suatu ketika, ayah dari dua anak ini pernah membantu orang untuk
menjualkan tanah. Tidak dia sangka-sangka, hasil menjualkan tanah itu
dirinya mendapatkan komisi mencapai Rp 7 juta.

"Ada uang ditambah uang tabungan akhirnya daftar haji tahun 2011," kat
ajemaah haji kloter 19 ini.

Dia merasa mukjizat datang setelah dirinya daftar haji. Rezeki yang dia
dapatkan terus mengalir, seperti mendapat bantuan dari warga hingga bisa
beternak kambing dan sapi untuk menambah pemasukan.

"Alhamdulillah, bersyukur sekali. Hati nggak karu-karuan. Semoga mabrur,
semoga sehat," pungkasnya.


7. Di penghujung bulan Mei terpantau tiga berita tentang sampah. Dua
yang terpantau adalah bebersih sampah di kalangan ASN. Yang pertama
bebersih sampah dengan menyapu halaman perkantoran di Kandanghour
Indramayu dan yang berikut adalah langlkah yang lebih maju, yaitu
sedekah sampah yang terkumpul di Pemkot Banjarmasin Kalimantan
Selatan. Sekadar catatan: Tetapi tumpukan sampah di jembatan Desa
Mundu Indramayu tidak akan terjangkau oleh ASN yang bebersih di
halaman kantor Kandanghaur; bukan tugas mereka, gitu,loh.

Berita yang terakhir adalah masih tercecernya sampah di Sungai Ulak
Kuto di Desa Bangsal, Kecamatan Pampangan, Ogan Komering
Ilir,Sumateta Selatan.



Tangerang, 4 Juni 2024

Page 213 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Lampiran 13
Penutup bulan April 2024


1. KTT Plastik di Ottawa, Sikap Negara-negara Semakin Terpecah; sejak
29 Mei hingga 2 Juni 2023 di Paris, Perancis, sebenarnya sudah tampak
nyata. Tetapi saya (RVT) menyatakan pengurangan produksi plastik
adalah satu kemestian sementara itu pengurangan sampah plastik adalah
sudah dilakukan di banyak negara dan sudah pasti menjadi komitmen
global. Tetapi pengurangan produksi, termasuk ketersediaan plastik itu
masih macet tampaknya menjadi kesepakatan bersama di akhir keputusan
dalam INC4.

“Kita sedang menuju bencana dan seiring berjalannya waktu – kita
memerlukan Perjanjian Plastik Global yang mengurangi produksi plastik
dan mengakhiri penggunaan plastik sekali pakai. Tidak ada waktu yang
terbuang untuk melakukan pendekatan yang tidak akan menyelesaikan
masalah,” ucap Graham Forbes, ketua delegasi Greenpeace untuk
negosiasi Perjanjian Plastik Global dan Pemimpin Kampanye Plastik
Global di Greenpeace AS.

Mungkin pantas dikemukan di sini, menurut pantauan jarak jauh saya,
dengan pertanyaan: mengatasi polusi plastik sangatlah penting namun
peta jalannya harus realistis, atau idealistis sebagaimana mengutamakan
Kesehatan manusia dan pelestarian lingkungan hidup?

Bagi yang ingin agar suara anda terdengar di putaran akhir KTT Plastik,
silahkan klik:
Bridge to Busan:
Declaration on Primary Plastic Polymers
https://www.bridgetobusan.com/?_ga=2.91630866.944386019.171463621
5-1684107050.1690792854


2. Mendorong khalayak agar mengurangi memakai plastik mustilah
berulang kali diserukan di banyak tempat di tanah air. Salah satunya suara
komunitas kepada semua pihak:

- Aktivis lingkungan di Maluku menganjurkan masyarakat menggunakan
tas jinjing (totebag) saat berbelanja dalam upaya mereduksi sampah
sebagai upaya membantu pemerintah mereduksi penggunaan plastik
hingga 60 persen pada tahun 2040.

“Langkah konkrit pemerintah harusnya gencar mengimbau warga
mengurangi penggunaan kantong dan barang-barang berbahan plastik,”
kata Pendiri Nature Comunity Listiyah Tuharea, di Ambon, Sabtu.

Page 214 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Menurutnya, pemerintah seharusnya mengeluarkan regulasi agar pasar
modern tidak lagi menyediakan kantong plastik. Namun sampai saat ini
larangan penjualan kantong plastik pun belum maksimal, bahkan
pemakaiannya berlebihan di pasar tradisional.


3. Suara pemerintah mengingatkan pencapaian dan upaya-upayanya
kerjasama dengan para pihak:

Pemerintah menargetkan mengurangi kebocoran sampah plastik ke laut
hingga 70% pada 2025, dibandingkan dengan tingkat saat ini sekitar
35,4%. Untuk itu diperlukan kerja sama lintas sektor antara pemerintah,
swasta, dan masyarakat.

“Pengelolaan sampah yang baik tidak hanya mencegah kebocoran
sampah ke lingkungan, tetapi juga memberikan nilai ekonomi kepada
masyarakat melalui pemilahan sampah yang benar,” kata Rofi Alhanif,
asisten deputi pengelolaan sampah dan limbah Kemenko Maritim dan
Investasi (Marinves), di sela penyerahan gerobak listrik (gelis) ke Masjid
Istqlal untuk pengangkut sampah dalam keterangannya, Sabtu (6/4/2024).

Menurutnya, saat ini Indonesia menghasilkan sekitar 68,5 juta ton limbah
setiap tahun. Dari total jumlah itu, sekitar 3,2 juta ton adalah sampah
plastik. Meski demikian, Indonesia telah berhasil mengurangi kebocoran
sampah plastik ke laut sebesar 35,36%.


4. Sampah selama bulan Ramadan hingga perayaan Idul Fitri
Bukhori Sail Attahiri, kepala bidang peribadatan Masjid Istiqlal,
mengungkapkan selama bulan Ramadan, jumlah sampah di Masjid Istiqlal
sangat besar, mencapai dua truk per hari. “Pengolahan sampah tersebut
diharapkan membantu proses pembuangan limbah dengan lebih teratur,”
kata dia.

Bupati Kukar Edi Damansyahm melalui Surat Edaran (SE) Nomor : P-
0301/DLHK/Bid.2/600.4.15.1/04/2024 tentang Pengendalian Sampah Hari
Raya Idul Fitri 1445 H, menyampaikan, pengendalian sampah dalam
rangkaian kegiatan Hari Raya Iidul Fitri 2024 M/1445 H, perlu dilakukan
untuk memperkuat komitmen dan peran aktif pemerintah daerah dalam
melaksanakan pengurangan dan penanganan sampah guna mengurangi
sampah ke TPA, memperkuat partisipasi publik/masyarakat dan komitmen
serta peran aktif produsen/pelaku usaha dalam upaya pengurangan dan
penanganan sampah melalui mudik minim sampah.

Ia mengatakan, hal tersebut merupakan implementasi dari Peraturan
Presiden Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah
Rumah Tangga dan Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan

Page 215 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Kehutanan Nomor : SE.5 Tahun 2024 Tentang Pengendalian Sampah Hari
Raya Idul Fitri 2024 M/1445 H, maka dimohon kepada Kepala Organisasi
Perangkat Daerah, Camat dan Lurah/Kepala Desa serta seluruh
Masyarakat dan Pelaku Usaha se-Kabupaten Kutai Kartanegara untuk
mengambil langkah sebagai berikut.

Dalam upaya untuk mengurangi dampak sampah, kami mengajak
masyarakat untuk mengubah kebiasaan lama dalam melaksanakan Shalat
Idul Fitri 1445 Hijriah,,, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang, Jawa
Timur, mengimbau warga tidak menggunakan kertas koran untuk alas
Shalat Id pada Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah agar ramah lingkungan. Hal
tersebut juga berdasarkan surat edaran resmi dari Sekretaris Daerah
Kabupaten Lumajang Nomor: 660/667/427.47/2024 Perihal Pengendalian
Sampah Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah, yang mengacu pada Surat
Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor SE.5 Tahun 2024.

DLH Belitung Kumpulkan 28 Ton Sampah H-1 Idul Fitri 1445 Hijriah di
Pasar Tanjungpandan. Angka tersebut mengalami penurunan sekitar lima
persen dibanding H-1 lebaran 2023 lalu

Menurut Johandi, pada hari itu seluruh dump truck mereka turunkan dalam
mengatasi timbulan sampah itu. Bahkan mereka mulai melaksanakan
pembersihan mulai jam 23.00 WIB hingga 01.00 WIBM. "Total jumlah
petugas yang turun 78 petugas dan sampah yang paling banyak yakni
sampah plastik," sebutnya.

Pada sisi lain, tokoh Adat Sampaikan Ini Tokoh Masyarakat Adat Papua
Yanto Eluay menyatakan perayaan Idul Fitri 1445 Hijriah atau Lebaran
2024 momentum untuk mempererat tali silaturahim seluruh umat
beragama di Kabupaten Jayapura.

Tokoh Masyarakat Adat Papua Yanto Eluay menyatakan perayaan Idul
Fitri 1445 Hijriah atau Lebaran 2024 momentum untuk mempererat tali
silaturahim seluruh umat beragama di Kabupaten Jayapura.

“Mungkin pemberian kertas koran itu sebagai tanda bahwa orang asli
Papua begitu mencintai perbedaan yang dilandasi dengan nilai-nilai
toleransi untuk menjaga hubungan kerukunan umat beragama,” katanya.

Video memperlihatkan penumpang mobil pelat merah dengan tulisan
'DISHUB' buang sampah sembarangan, viral di media sosial. Pj Bupati
Bogor Asmawa Tosefu memberikan tanggapan.

"Bukan mobil milik Kabupaten Bogor, pelat B kan," kata Pj Bupati Bogor
Asmawa Tosefu ditemui di Simpang Gadog, Senin (15/4/2024).

Page 216 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Dalam video viral yang dilihat detikcom, Senin (15/4), tampak satu unit
mobil warna putih dengan pelat merah B 1460 PQT melaju di tengah
kepadatan lalu lintas. Di bagian belakang mobil tersebut terlihat dengan
jelas tulisan 'DISHUB'.

Masih dalam video itu, terlihat sampah terlempar dari dalam mobil ke
sebelah kiri jalan. Sampah itu diduga dilempar melalui kaca samping kursi
penumpang.


5. Sampah pantai dinamis keberadaannya bergantung kepada gelombang
laut
Pantai Teluk Labuan di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, kembali
dipenuhi sampah. Sebelumnya, pantai ini pernah dibersihkan secara
massal pada Mei 2023 oleh warga dan kelompok anak muda pecinta
lingkungan, Pandawara Group. pantai yang berada di Desa Teluk,
Kecamatan Labuan, ini bahkan sempat disebut sebagai pantai terkotor di
Indonesia oleh Pandawara.

Pantauan Kompas.com di Pantai Teluk, Senin (22/4/2024), tumpukan
sampai memenuhi pantai tersebut, mulai dari pintu masuk di samping
Masjid Attaqwa Teluk Labuan. Sampah berserakan sepanjang 200 meter
di bibir pantai.

Berbagai macam jenis sampah berserakan di bibir pantai, seperti plastik
kemasan, pakaian, bantal, hingga ban sepeda motor. Salah satu warga
Teluk Labuan, Ading (50), mengatakan, pantai ini kembali kotor tidak lama
setelah bersih-bersih massal bersama Pandawara tahun lalu.

Dia mengatakan, sampah di Pantai Teluk sulit dibersihkan karena sampah
terbawa ombak dari tengah laut. Setelah dibersihkan, sampah kembali
menumpuk ketika air laut pasang.

“Yah, mau sebersih apa pun, ketika rob dan ombak besar tetap saja
sampah ke darat,” kata dia.

Untuk pembersihan secara maksimal, dia berharap ada upaya dari
pemerintah Kabupaten Pandeglang dan Provinsi Banten untuk membuat
break water agar sampah tidak terbawa ke bibir pantai.

“Kalau enggak dibuat break water, bakal begini terus. Kami hanya bisa
membersihkan semampu kami saja,” kata dia.


6. Partisipasi korporasi tanggulangi sampah plastik semankin nyata
Sinarmas Land melalui Living Lab Ventures (LLV) menggandeng
Plasticpay, startup yang bergerak di bidang daur ulang sampah plastik,
meresmikan Reverse Vending Machine (RVM).

Page 217 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Ini merupakan sebuah mesin otomatis yang dapat menerima sampah
plastik dari publik. Masyarakat yang mengumpulkan sampah botol plastik
melalui vending machine Plasticpay akan memperoleh poin yang bisa
diubah menjadi uang elektronik, seperti GoPay, OVO, Dana, LinkAja,
InaCash hingga poin rewards di aplikasi OneSmile.

The Breeze akan menjadi lokasi pertama penempatan mesin Plasticpay di
BSD City, yang mulai beroperasi pada Kamis (18/4/2024).

Plasticpay merupakan gerakan sosial berbasis platform digital, yang
mengajak masyarakat agar lebih bijak dalam pengelolaan sampah.

Sampah plastik yang terkumpul akan didaur ulang dan menghasilkan
butiran Recycled Polyester Staple Fiber (Re-PSF), benang serta kain yang
memenuhi semua standar kualitas tinggi untuk digunakan sebagai bahan
baku bantal, boneka, tempat tidur, karpet, furnitur, dan interior otomotif.

Tercatat sebanyak 9.900.000 lebih sampah botol plastik berhasil didaur
ulang menjadi produk ramah lingkungan seperti totebag, pouch, statement
bag, sajadah dan variasi produk kreatif ramah lingkungan lainnya, yang
diolah bersama dengan melibatkan sejumlah UMKM di Tanah Air.

Tak kalah menarik, program pengumpulan poin tersebut mampu
menghasilkan saldo E-Wallet dengan total senilai lebih dari Rp
766.000.000. Pengumpulan sampah botol plastik melalui Plasticpay ini
mendukung SDGs Nomor 11 Sustainable Cities and Communities, SDGs
Nomor 12 Responsible Consumption and Production, SDGs Nomor 14 Life
Below Water, dan SDGs Nomor 17 Partnership for the Goals, yang
nantinya akan diimplementasikan oleh Sinarmas Land, khususnya di
bidang Lingkungan dan Ekonomi.



Tangerang 4 Mei 2024

Page 218 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Lampiran 14
Penutup bulan Maret 2024


1. Plastik mikro mendapat sorotan yang menarik. Sorotan, bahwa plastik
mikro dapat dihilangkan dari kandungan air. Sorotan berikutnya, plastik
mikro telah mengubah dari suatu produk yang arkeologis. "Kehadiran
mikroplastik dapat dan akan mengubah sifat kimia tanah, berpotensi
memasukkan unsur-unsur yang menyebabkan sisa-sisa organik
membusuk. Jika hal ini terjadi, melestarikan arkeologi di tempat itu
mungkin sudah tidak tepat lagi," simpul John Schofield, seorang profesor
dan direktur studi di Departemen Arkeologi Universitas of York.

2. Polusi plastik sudah mulai digunakan, bukan hanya kata sampah plastik.
Baguslah, sudah mulai populer di kalangan yang aktif dengan
permasalahan dampak dari (sampah) plastik.

3. Permasalahan dalam pengelolaan sampah di TPA muncul di
Yogyakarta dan beberapa kota lainnya. Yaitu. kenakalan dalam
pengelolaan sampah: Oknum Kontraktor Kepergok Timbun Sampah Di
Lokasi Pembangunan Jalan Tol, peristiwanya di wilayah Bekasi.
Masyarakat Desa Burangkeng memergoki dugaan praktik penimbunan
sampah secara liar di jalur pembangunan proyek Jalan Tol Jakarta-
Cikampek (Japek) II yang dilakukan oleh oknum kontraktor. Aktivitas
penimbunan sampah ke dalam tanah di lokasi pembangunan jalan tol
tersebut dipergoki warga pada malam hari sekitar pukul 21.30 WIB, pada
Selasa (27/2/2024). Lebih lanjut, dia menegaskan jika praktik penimbunan
sampah ilegal di proyek Jalan Tol Japek II dibiarkan, maka proyek
pemerintah untuk kesejahteraan rakyat ini telah diciderai oleh oknum
kontraktor dan hal tersebut berpotensi membahayakan pengguna jalan tol
ke depannya,” ujar Dego yang juga sebagai Ketua Ormas Oi Jawa Barat.

Do Yogkarta teriar kabar, Sopir Truk Sampah DLH Kota Jogja Lakukan
Pungli pada Warga Pembuang Sampah, Sudah Diserahkan ke
Inspektorat... "Kami lakukan pembinaan sekaligus teguran dengan catatan
dia bikin surat pernyataan, jika kedepan ada laporan lagi kami
menindaklanjuti dengan sanksi yang lebih tegas, ujar Ketua Tim Kerja
Penanganan Persampahan DLH Jogja, Mareta Hexa Sevana kepada
Radar Jogja, Senin (4/3/2024).

Ada pula berita dari Makassar: Retribusi Sampah Mal Panakukkang Setor
Rp 1 Juta Per Bulan, Danny Pomanto: Tidak Masuk Akal... Wali Kota
Makassar Danny Pomanto menyoroti beberapa pusat bisnis di Kota
Makassar yang tidak taat membayar retribusi.

Salah satu temuan ada di Mal Panakkukang, dimana pusat perbelanjaan
terbesar di Makassar ini hanya menyetor Rp1 juta tiap bulannya.

Page 219 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


"Sebenarnya ini sampah betul-betul krusial. Contohnya, Mall Panakkukang
itu hanya membayar sampah Rp1 juta per bulan. Tidak masuk akal kan,"
ungkap Danny Pomanto ditemui di Kantor Balai Kota Makassar Jl Ahmad
Yani, Kamis (28/3/2024).

Danny menegaskan, tidak ada pihak swasta yang mengelola sampah,
semua terpusat di Pemerintah Kota Makassar.Apalagi tempat
pembuangan akhir (TPA) hanya ada di Kecamatan Manggala, milik
Pemkot Makassar.

"Baru mau kita tegur, kita mau kasih kuat lagi, bikin aturan, tegaskan lagi.
Tidak ada pengelolaan sampah mulai mal apa semua, tidak ada,"
tegasnya. "Kalau tidak (di TPA Tamangapa) dia buang ke mana? Tidak
sembarang orang buang sampah itu. TPA itu ada semua surat-suratnya
itu," sambung Danny.

Untuk itu, Danny menginstruksikan agar tata kelola persampahan dan
penarikan retribusi diperbaiki.

Pembayaran retribusi Mal Panakkukang yang hanya Rp1 juta per bulan
juga diakui oleh Camat Panakkukang, Ari Fadli.

Temuan tersebut juga telah dilaporkan ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH)
Kota Makassar.

"Saya yang sampaikan ke dinas DLH. Kemarin saya cek SKRD ternyata
selama ini MP bayar hanya Rp1juta," ungkapnya.

Seharusnya, penarikan retribusi mengacu pada Perwali Nomor 56 tahun
2015 dan Perda Nomor 11 tahun 2011. Acuan perda dan perwali
mengenai retribusi sampah adalah kubikasi dan zonasi.

Artinya jika berdasarkan zonasi dan kubikasi, pembayarannya bisa saja
berbeda-beda tiap bulan alias tak seragam. "Zonasi itu wilayah atau jalan,
kalau MP masuk zonasi jalan utama," ujarnya.

4. Permasalahan pengelolaan sampah dari kacamata seniman.
Dari Bali terpetik kabar bahwa Komunitas Pojok menggelar pameran
bertema "Cover Up" di Taman Baca Kesiman, Denpasar Timur, Kota
Denpasar, Bali. Semua karya lukisan di pameran tersebut berkaitan
dengan Pemilu 2024.

Uniknya, semua kanvas lukisan tersebut menggunakan baliho sisa
kampaye. Di tangan komunitas ini, sampah kampanye bisa menjadi karya
seni tinggi.

Salah seorang seniman Komunitas Pojok, Silly In Art -nama panggung-,
mengatakan ia bersama empat kawannya mengumpulkan baliho itu saat

Page 220 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


memasuki masa tenang. "Pada saat masa tenang saat itu lah kami gerilya
cari spot yang ada baliho, beberapa ada yang masih berdiri, ada yang
dikasih. Ada yang kami ambil saat minggu tenang yang nggak dibongkar,"
ujar saat ditemui Sabtu, (30/3/2024).

Desember silam, tepatnya pada tiga hari jelang penutupan tahun 2023 lalu
seniman Bandung juga mengekspresikan pandangannya terhadap
masalah sampah: "Ini adalah pameran (lukisan) kritik terhadap kondisi
(pembuangan) sampah saat ini. Rasanya tidak masuk akal ketika kita
membuat karya sebagai kritik terhadap sampah tapi di galeri-galeri
mewah," ujar Alin, juru bicara Panca Seni yang menggelar pameran
lukisan di TPA Sarimukti saat ditemui, Kamis (28/12/2023).


5. Can agricultural waste turn into sustainable plastics?
Para ilmuwan telah menemukan cara untuk mengubah limbah pertanian
menjadi plastik berkinerja tinggi dan berkelanjutan yang juga tahan
terhadap berbagai siklus daur ulang mekanis

Plastik baru yang ramah lingkungan tidak hanya bisa menjadi alternatif
potensial terhadap plastik tetapi juga dapat bertahan terhadap berbagai
siklus daur ulang mekanis, demikian klaim para peneliti dalam penelitian
tersebut.

Di dunia yang masyarakatnya kehabisan waktu untuk menyelamatkan
bumi, salah satu masalah terbesarnya adalah ketergantungan yang
meluas pada plastik, yang pada gilirannya, mengurangi kemampuan
ekosistem untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim. Kini, dalam
sebuah studi baru, para ilmuwan telah menemukan cara untuk mengubah
limbah pertanian menjadi plastik berkinerja tinggi dan berkelanjutan.

Studi yang dipimpin oleh para peneliti dari Ecole Polytechnique Fédérale
de Lausanne Swiss ini telah mengembangkan metode baru untuk
membuat poliamida—kelas plastik yang terkenal dengan kekuatan dan
daya tahannya seperti nilon—menggunakan inti gula yang berasal dari
limbah pertanian. Metode ini dapat menghasilkan transformasi yang efisien
dengan dampak lingkungan yang minimal, ungkap pernyataan pers
universitas tersebut.

Studi tersebut menunjukkan bahwa plastik baru yang ramah lingkungan
tidak hanya dapat menjadi alternatif potensial terhadap plastik tetapi juga
dapat bertahan terhadap berbagai siklus daur ulang mekanis, serta
menjaga integritas dan kinerjanya, jelas pernyataan tersebut. Temuan ini
dipublikasikan di jurnal Nature Sustainability.

Polimida berbasis bio ini memiliki beragam kegunaan, mulai dari suku
cadang otomotif hingga barang konsumsi, yang semuanya dapat
mengurangi jejak karbon secara besar-besaran. Analisis tim peneliti

Page 221 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


menunjukkan bahwa bahan-bahan ini dapat memiliki harga yang bersaing
dibandingkan poliamida tradisional seperti nilon dan menunjukkan potensi
pengurangan pemanasan global hingga 75%.


Tangerang 5 April 2024

Page 222 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Lampiran 15
Penutup Bulan Februari 2024


1. Dialog WTO, Badan Perdagangan Dunia, tentang Polusi Plastik (DPP)
pada 28 Februari 2024, sayangnya hingga akhir Februari 2024 belum
tersiar prosidingm atau catatannya kepada publik.

Dialog WTO tentang Polusi Plastik (DPP) didirikan pada tahun 2021 dan
kini menyatukan 76 Anggota WTO, yang mewakili lebih dari 75%
perdagangan plastik global. Pada Konferensi Tingkat Menteri WTO
Ketigabelas (MC13), para sponsor DPP diharapkan memberikan informasi
terkini mengenai kemajuan pekerjaan mereka, komitmen terhadap
tindakan nyata, dan jalur ke depan untuk pekerjaan mereka.

Pekerjaan DPP menyoroti semakin besarnya pengakuan terhadap
relevansi perdagangan dalam upaya internasional untuk mengakhiri polusi
plastik. Selain banyaknya tantangan yang terkait dengan perdagangan
sampah plastik, perdagangan internasional memainkan peran penting
dalam penyebaran plastik dan produk plastik secara global. Kerja sama
dalam kebijakan perdagangan akan sangat penting untuk mentransformasi
sektor plastik dan rantai pasokan global, termasuk dengan mengurangi
dan menghilangkan perdagangan plastik dan produk plastik yang
berbahaya dan bermasalah, serta dalam mendorong koordinasi dan
transparansi pada arus perdagangan, standar dan peraturan yang penting
untuk mengatasi polusi. Perdagangan juga akan berperan dalam
penyebaran teknologi dan layanan yang ramah lingkungan untuk
mengatasi polusi plastik serta pengganti non-plastik yang ramah
lingkungan dan aman. Prioritas lintas sektoral adalah memastikan
peningkatan kapasitas terkait perdagangan dan pendanaan yang memadai
untuk mendukung negara-negara berkembang dalam memanfaatkan
perdagangan dan kebijakan perdagangan untuk mendukung kebijakan
polusi plastik mereka.

Sesi ini akan mempertemukan delegasi perdagangan dan pemangku
kepentingan untuk menyoroti di mana kerja sama terkait perdagangan
dapat mendukung upaya global untuk mengakhiri polusi plastik di seluruh
siklus hidup plastik. Pertemuan ini akan fokus pada kemajuan dalam
pembahasan dimensi terkait perdagangan di DPP dan negosiasi perjanjian
plastik global untuk mengatasi polusi plastik. Para panelis juga akan
membahas tindakan nyata yang dapat diambil oleh anggota DPP, secara
kolektif dan individu, menuju MC14, untuk mengatasi polusi plastik melalui
langkah-langkah terkait perdagangan. Tema inti dari panel ini adalah
bagaimana kerja sama di WTO dapat memberikan informasi kemajuan
dalam negosiasi instrumen baru yang mengikat secara hukum untuk
mengakhiri polusi plastik, mendukung sinergi antara rezim lingkungan
hidup dan perdagangan dunia.

Page 223 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


2. Sampah APK Pemilu 2024 dapat kita katakan ribuan ton sebarannya di
tanah air. Tetapi, ternyata, tidak banyak yang memberitakannya, atau
membuat ulasannya di media massa yang dapat saya pantau. Sejauh ini
ada beberapa saja. Yang pertama, yaitu Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (DLHK DIY), menginisiasi koordinasi dengan lembaga terkait
guna membahas pengelolaan sampah APK Pemilu 2024. Rapat koordinasi
dilaksanakan pada, Jumat (2/2/2024) di Kantor BAWASLU DIY, dan
dihadiri oleh BAWASLU serta DLH Kabupaten/Kota se-DIY.

Kepala Dinas DLHK DIY, Kusno Wibowo, dalam paparanya mengatakan
potensi timbulan sampah APK Pemilu 2024 di DIY, diperkirakan kurang
lebih sebesar 160 ton. APK ini berasal dari DPD, DPR RI, DPRD DIY dan
DPRD Kab/Kota se-DIY dengan calon sebanyak 3.443 orang.

Menarik dan baik wacananya, lantaran hingga akhir bulan tidak ada lagi
informasi tentang besaran jumlah perkiraan kuantitaif sampah plastik APK
dari propvinsi, atau bahkan perkiraan sampah APK secara nasional. Yang
ada, ialah KLHK mengajak seluruh pihak untuk ikut menangani sampah
yang berasal dari bekas alat peraga kampanye, seperti poster, baliho,
spanduk, bendera, tiang-tiang bambu dan lain sebagianya, melalui Surat
Edaran Menteri LHK nomor 3 tahun 2024 tentang Pengelolaan Sampah
yang Timbul dari Penyelenggaraan Pemilihan Umum tahun 2024 -
sebagaimana diwartakan dalam Siaran Pers KLHK: Peringatan HPSN
2024: “Atasi Sampah Plastik Dengan Cara Produktif”

“Perlu perhatian dan kepedulian yang tinggi untuk mengatasi timbulan
sampah tersebut karena volumenya cukup besar. Sampah-sampah
tersebut diharapkan tidak langsung dibuang ke TPA namun dapat
dimanfaatkan untuk bahan baku daur ulang atau dapat digunakan
kembali,” kata Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3
KLHK, Rosa Vivien Ratnawati, saat memberikan keterangan media di
Jakarta (6/02),

Berikutnya, adalah ajakan untuk mempedulikan pengelolaan sampah
plastik APK Pemilu 2024: yaitu

STUFFO GudRnD menerima limbah banner untuk didaur ulang menjadi
produk seperti kursi, meja, lantai modular, roster dan tas.

Silahkan kirim banner APK yang sudah terkumpul ke
Jl. Durian no. 29 rt4/rw4 Jagakarsa. Jakarta Selatan. DKI Jakarta... dst

Dari Kabupaten Bangka muncul berita APK Peserta Pemilu yang
Ditertibkan Dilarang Dibuang ke TPA, Ini Alasannya: Alat Peraga
Kampanye (APK) dilarang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Menurut Ismir Racmaddinanto Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH)
Minggu (11/2/2024) disela pembersihan APK Pemilu 2024 diwilayah

Page 224 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Kabupaten Bangka merupakan instruksi dari Kementrian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (KLHK).

"Jadi bekas atau sampah APK tidak boleh dibuang atau dikirim ke TPA
nanti semua bekas APK hasil pembersihan hari ini dibawa ke Kantor
Bawaslu Bangka wewenang mereka selanjutnya jika mau dimusnahkan,"
kata Ismir Racmaddinanto

Seperti diketahui Bawaslu Kabupaten Bangka bersama Satpol PP Pemkab
Bangka, Dishub Bangka, Dinas LH dan Polres Bangka melakukan
kegiatan pembersihan APK Kampanye Pemilu 2024 di Kabupaten Bangka
Minggu (11/2/2024).

Dari Jakarta muncul berita APK Masih Terlihat, Caleg/Parpol Andalkan
Pihak Lain Turunkan:
Organisasi Jaringan Pemberdayaan Politik dan Lingkungan Hidup
(Gardapoli) menilai caleg maupun parpol tidak menganggarkan biaya
pencopotan APK. Hal ini membuat alat peraga kampanye (APK) masih
tampak meskipun sudah memasuki masa tenang.

Hal ini dikritisi Direktur Eksekutif Gardapoli Sitti Rakhman yang menyebut
caleg maupun parpol mengandalkan pihak lain mencopot APK. Paling
utama adalah petugas Satpol PP yang membersihkan APK tersebut
setelah kampanye usai.

"Caleg atau parpol selalu ada anggaran untuk memasang APK. Namun
mereka lupa tidak menganggarkan untuk penurunannya,” kata Sitti yang
juga Anggota Bawaslu DKI Jakarta periode 2018-2023, Minggu
(11/2/2024).

“Seharusnya mereka yang memasang, mereka juga harus menurunkan.
Setiap pemilu selalu begini,” ucapnya.

Terkait banyaknya APK yang sudah tidak terpakai, Sitti menyoroti hal itu
berpotensi menjadi timbunan sampah. Selain itu, mayoritas APK terbuat
dari bahan plastik yang dapat mengganggu lingkungan.

Masih dari Jakarta: DLH DKI Akan Olah Sampah Alat Peraga Kampanye
Jadi RDF

Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono mengatakan sampah alat
peraga kampanye (APK) akan dikembalikan kepada masing-masing
pemilik dengan waktu yang ditentukan. Kepala Dinas Lingkungan Hidup
DKI, Asep Kuswanto menambahkan jika pemiliknya tak mengambil, maka
sampah itu akan diangkut dan diolah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF)
atau hasil pengolahan sampah yang dikeringkan

Page 225 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Ada pula berita warga lokal mengolah sampah yang terpnatau ileh saya
adalah dari berita di televisi. Yaitu APK di Surabaya menjadi tas belanja,
dan di Medan APK diolah menjadi produk materi keras seperti furnitur,
dsb.

Khusus bagi partisipasi masyarakat dalam mendaur guna, dan daur ulang,
yang dapat kita katakan sebagai kreativitas itu mestilah disimak lanjut
untuk memahami dan menghindari mengenai ada, atau tidaknya cemaran
kimia dari plastik olahan itu,


3. Pemberitaan soal pengelolaan sampah selama kampanye pada periode
Februari, sepanjang yang dapat pantau hanya Detik Newscom. Yaitu
berita tentang Paslon No, 2 Prabowo Gibran, sebagai berikut.

"Kami berkomitmen 2 jam setelah acara, kami dari panitia dan nanti akan
dipimpin Mas Gibran langsung bersama para influencer dan artis-artis dan
relawan untuk melaksanakan aksi kebersihan di kawasan GBK bersama-
sama," kata Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran,
Nusron Wahid dalam konferensi pers di Media Center TKN Prabowo-
Gibran, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (8/2/2024).

"Jadi serentak nanti supaya kehadiran kami tidak membawa masalah bagi
masyarakat kalau memang ada hal-hal yang mengganggu, kami mohon
maaf kalau ada kotoran-kotoran yang tersisa akibat acara itu. Kami
berkomitmen akan membangun sukarelawan sebanyak-banyaknya untuk
melakukan aksi-aksi sosial," sambungnya.


4. Partisipasi swasta dalam pengolahan sampah plastik, di antaranya,
terpantau dari pihak Plastic Bank. Sektor swasta ESTA Corporation
bersama perusahaan sosial Plastic Bank kembali berkolaborasi untuk
menjaga lingkungan. Kerja sama tersebut, untuk meningkatkan dampak
lingkungan hingga tiga kali lipat sekaligus meningkatkan kesejahteraan
lebih banyak komunitas pengumpul plastik di Indonesia

Pada 2023, kemitraan ESTA dengan Plastic Bank berhasil mengumpulkan
20.000 kilogram plastik atau setara dengan satu juta botol plastik
berukuran 500 mililiter dan mencegah pencemaran lingkungan.

Terinspirasi oleh dampak positif dari kolaborasi tersebut, ESTA
berkomitmen untuk melipatgandakan dampak lingkungan melalui
kerjasama dengan Plastic Bank.

Kali ini, tujuannya mengumpulkan 40.000 kilogram plastik atau setara
dengan 2 juta botol plastik berukuran 500 mililiter pada tahun 2024.
Dorong kesejahteraan pengepul Melvin mengatakan, kolaborasi itu juga

Page 226 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan anggota komunitas
pengumpul plastik di Indonesia.

Menurutnya, plastik yang dikumpulkan oleh anggota komunitas dapat
ditukar dengan token Plastic Bank yang meningkatkan pendapatan mereka
serta berbagai manfaat sosial lain, seperti BPJS Kesehatan, BPJS
Ketenagakerjaan, dan voucher sembako.

Bersama dengan 17.000 anggota komunitas pengumpul plastik daur ulang
dan 230 mitra pengepul di Indonesia, Plastic Bank telah mengumpulkan
lebih dari 58 juta kilogram plastik daur ulang dan mencegah pencemaran
lingkungan di pantai-pantai Indonesia.


5.Aqua diminta stop produksi kemasadan gelas" Danone AQUA Diminta
Sungai Watch Berhenti Produksi Air Minum Kemasan Gelas yang Cemari
Sungai-Sungai di Bali

Salah satu usulan Sungai Watch adalah pihak Danone menghentikan
produksi air minum kemasan gelas atau cup. Menurutnya, sangat aneh
bila perusahaan itu masih menjual kemasan plastik sekali pakai tersebut
pada 2024. "Memproduksinya sama saja seperti mereka berteriak bahwa
mereka hadir untuk mencemari," ucapnya lagi

Dari korpoasi muncul pernyatan: Tak Bisa Dibebankan pada Produsen
Sepenuhnya … Direktur Pengembangan Keberlanjutan Danone Indonesia,
Karyanto Wibowo menegaskan bahwa permasalahan sampah di Indonesia
kompleks. Merujuk UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah, ia menyatakan bahwa yang bertanggung jawab bukan hanya
korporasi seperti Danone, tetapi juga pemerintah daerah dan masyarakat
umum.

"Sebagai upaya kami menjadi perusahaan yang bertanggung jawab, kami
telah menjalankan upaya pengelolaan sampah sejak 1993 dan akan terus
melanjutkan usaha kami memperkuat sistem pengelolaan sampah plastik,
memperkuat keterlibatan berbagai pemangku kepentingan, antara lain
produsen, pemerintah, LSM, masyarakat, dan konsumen sehingga
pengelolaan sampah menjadi lebih baik," katanya.
"Kami menyadari bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan
dan kami tetap berkomitmen untuk mendorong perubahan positif.
Membebankan pengelolaan sampah hanya kepada produsen bukanlah hal
yang bijak karena pengelolaan sampah akan berhasil jika dilakukan secara
kolektif sesuai dengan peran masing-masing antara pemerintah, produsen,
dan masyarakat/konsumen," sambung Karyanto.


6. Issu yang bakal naik, yaitu sampah puntung rokok: Sampah Puntung
Rokok Indonesia Ditaksir Sekitar 107.333 Ton
Ketua Lentera Anak, Lisda Sundari, mendorong pemerintah untuk
memperhatikan sampah puntung rokok karena melepaskan zat kimia

Page 227 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


berbahaya dan selulosa asetat atau plastik yang membahayakan
ekosistem laut. Apalagi Indonesia sudah berkomitmen dan terlibat aktif
dalam pembentukan perjanjian internasional yang mengikat secara hukum
untuk mengakhiri polusi plastik. "Majelis Lingkungan Hidup Perserikatan
Bangsa-Bangsa (United Nations Environment Assembly) telah
menargetkan perjanjian internasional ini dapat diselesaikan pada 2024,"
kata Lisda melalui keterangan tertulis, Rabu, 21 Februari 2024.

Lisda mengatakan timbulan sampah merupakan hasil dari kegiatan
manusia, termasuk sampah puntung rokok. Konsumsi tembakau di
Indonesia menempati nomor 3 di dunia, mencapai 322 miliar batang pada
tahun 2020 dan ini berpotensi menghasilkan sekitar 107,333 ton sampah
puntung rokok. Namun sampah puntung rokok belum menjadi perhatian
karena ukurannya yang kecil dan bercampur dengan sampah lainnya,
tidak terkelola sehingga berakhir di sungai dan laut.

Semoga semakain namyak berita maupun informasi tentang sampah
puntung rokok dan juga kreativitas anak bangsa untuk pengelolaan
sampah itu.


7. KLHK Buat Regulasi Pengelolaan Sampah akibat Bencana
Tahun 2024 menjadi sebuah lembaran baru bagi KLHK, untuk kembali
menguatkan komitmennya dalam menangani sampah. Awal tahun ini,
KLHK telah menerbitkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (Permen LHK) Nomor 1 Tahun 2024 tentang Penanganan
Sampah yang Timbul Akibat Bencana.

“Persoalan sampah yang timbul akibat bencana (STAB) perlu menjadi
perhatian penting. Regulasi itu akan masuk ke dalam penanggulangan
bencana,” tambah Novrizal.

Menurut Novrizal, penanganan STAB tidak boleh sembarangan. Ada
beberapa prosedur tata kelola dan pertimbangan yang memerlukan
perhatian khusus.

“Tahap penanganan STAB mempertimbangkan luas wilayah, volume jenis
sampah, nilai guna sampah, hingga kesiapan sarana dan prasarana
pengelolaan sampah. Jika pengelolaan tidak bijak, STAB berpotensi
terakumulasi di Tempat Pemrosesn Akhir (TPA) dan tersebar di berbagai
tempat sehingga dapat merusak lingkungan.”
Berdasarkan Permen LHK No 1 Tahun 2024, penanganan STAB setelah
penyelamatan dan evakuasi korban dan saat keadaan darurat bencana.
Tahapan penanganan sampah ini secara bertahap, di antaranya
pemilahan, pengangkutan, pemanfaatan kembali, pengolahan, dan
pemrosesan akhir.


Tangerang, 4 Maret 2024

Page 228 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Lampiran 16
Penutup bulan Januari 2024


1. Issu plastik dan besaran cakupannya muncul pada edisi Januari. Bukan
cuma mengamati tetapi juga bagaimana kita memakai dan dampak
buruknya... para ilmuwan di Universitas Cornell Amerika Serikat
mengembangkan alat baru melalui prototipe robot yang berfungsi untuk
menghimpun mikroplastik dari permukaan laut, sungai, maupun danau.
Prototipe ini dinilai menjadi solusi yang unik dan kreatif karena
pembentukannya terinspirasi dari bentuk siput apel Hawaii (Pomacea
canaliculate).

Siput akuarium umum ini menggunakan gerak kaki bergelombangnya
untuk menggerakkan aliran air ke permukaan kemudian menyedot partikel
makanan yang mengambang.

Dengan konsep serupa, Sunghwan Jung bersama rekan-rekannya,
mengembangkan desain robot yang dapat memompa permukaan air
secara bebas dan optimal dengan kaki berbentuk karpet bergelombang.

Pada sisi lain tampaknya pula upaya untuk memusnahkan plastik melalui
strain bakteri.

Para peneliti di Rensselaer Polytechnic Institute telah mengembangkan
strain bakteri yang dapat mengubah sampah plastik menjadi sutra laba-
laba yang dapat terbiodegradasi dengan berbagai kegunaan.
Pada jelang tutup bulan Januari tampak berita tentang korporasi kosmetik
di wilayah Uni Eropa untuk kecantikan harus membayar lebih untuk
membersihkan polusi mikroplastik setelah negosiator UE mencapai
kesepakatan baru untuk mengolah limbah.

Berdasarkan rancangan peraturan yang mengikuti “prinsip pencemar
membayar”, perusahaan yang menjual obat-obatan dan kosmetik harus
menanggung setidaknya 80% dari biaya tambahan yang diperlukan untuk
menghilangkan polutan kecil yang mengotori air limbah perkotaan.
Pemerintah akan membayar sisanya, kata anggota blok tersebut, dalam
upaya mencegah produk-produk penting menjadi terlalu mahal atau
langka.

Virginijus Sinkevičius, komisaris lingkungan hidup di blok tersebut,
mengatakan langkah-langkah tersebut akan melindungi warga dari
pembuangan obat-obatan dan kosmetik berbahaya yang berakhir di badan
air. “Ini akan membuat air kita lebih bersih dan melindungi kesehatan kita.”

Lihat juga: Waspada 'Hujan Plastik', Indonesia Tak Luput; dalam pantauan
bulan ini.

Page 229 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025




2. Bagi saya menarik mencermati usul dari Willy Tandiyo, salag satu
pengurus ADUPI yang juga anggota Dewan Pngarah dan Pertimbangan
Pengelolaan Sampah Nasional (DP3SN) ketika kita membedah masalah
sampah platik dan solusinya:

Jenis dan sifat plastik dalam konteks untuk identifikasi
Proven! Plastik harus difahami dg baik sebelum kita mencari solusi utk
mengatasi limbahnya. Plastik bukan hanya Polypropelene dan Ethylene,
namun ada Nylon, PBT, SAN, PS, PC, PET, PVC, ABS dan lain lain.
Masing2 punya karakter yg berbeda beda dan kegunaan yg juga berbeda
beda. Ada yg density dibawah 1 (floating in the Water) dan ada yg diatas
1.
Ada yg bersifat self extinguish apa bila dibakar, ada yg tahan panas, dll dll.
Belum lagi setiap tahun muncul varian varian baru dan juga teknologi
permesinan didalam pengkonversian juga semakin rumit, sekarang sdh
ada mesin yg bisa membuat kantung hingga 9 layers.
Belum lagi teknik pembentukan bukan cuma dg injeksi atau tiup, tetapi dg
rotomolding yg memungkinkan pembuatan tandon dg layers plastik yg
beda.

Getting complicated.
Maka dari itu, perlu adanya redesign pada produk2 tertentu agar yg bisa
disederhanakan janganlah dibuat complicated agar masih punya high
value untuk didaur ulang.

Contoh penyederhanaan ini sdh dilakukan oleh Coca cola dan Danone dg
kemasan tanpa label. Walau label ini sekarang sdh menggunakan bahan
plastik PP yg mengapung di air(memudahkan proses penggilingan utk
memisahkan PET yg tenggelam diair) bayangkan dulu label ini terbuat dari
PVC yg ikut tenggelam bareng PET saat digiling? Padahal kedua jenis
plastik ini “bermusuhan” ... dst.

Lihat juga: Mengenal jenis plastik dalam pantauan ini.


3. Informasi akhir pada akhir Januari 2024 membuat kecewa. Lantaran
tertulis adanya sampah ketika suatu partai politik usai berkampanye di
salah satu titik di bumi Papua. Disayangkan, Kampanye Perindo
Tinggalkan Sampah.

Sayang sekali, ketikka saya klik ternyata halaman tidak diketemukan...
Silahkan menarik kesimpulan sendiri, ya.


4. Penampungan sampah yang melebihi kapasitas TPA mungkin mudah
teratasi, manakala ada kemauan dari pemerintah daerah untuk

Page 230 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


mencarikan lahan baru. Hal imi tanpak dari upaya Pemprov NTB, tetapi
biaya operasional dipastikan melonjak yang musti ditanggung pemkot
Mataram."Pemerintah Provinsi NTB akan menutup aktivitas pembuangan
sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah regional Kebon
Kongok. Kebijakan ini justru menimbulkan kecemasan atau dilema bagi
Pemkot Mataram. Pasalnya, beban anggaran untuk kebutuhan bahan
bakar minyak operasional kendaraan otomatis bertambah [...] aktivitas
pembuangan sampah di TPA Regional Kebon Kongok yang terletak di
Desa Suka Makmur, Kabupaten Lombok Barat akan ditutup selambat-
lambatnya pada bulan Juni atau Juli. Pembuangan sampah akan dipindah
ke wilayah Sekotong, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.
Kebijakan Pemprov NTB memindahkan lokasi pembuangan sampah
karena landfill atau lahannya penuh atau over capacity.

Di Pulau Bali pengelolaan sampah menunjukkan perhatian serius dari
pemerintah pusat dan Bank Dunia... Sekilas:

Bali CMPP atau populernya RDF Denpasar jika tak mampu memenuhi
target kapasitas pengolahan sampah 1.020 ton per hari dapat diputus
kontraknya olah Pemprov Bali.

Pj Gubernur Bali SM Mahendra Jaya menegaskan jika ketiga TPST di
Denpasar (TPST Kesiman Kertalangu, TPST Padangsambian, TPST
Tahura Suwung) dapat beroperasi secara penuh dengan total kapasitas
1.020 ton maka permasalahan sampah di Kota Denpasar seharusnya
sudah teratasi dan tidak lagi ada pengiriman sampah ke TPA Suwung.
Namun faktanya TPST Kesiman yang ditargetkan bisa mengolah 450 ton
sampah per hari saat ini hanya di kisaran 80 ton.

“Jangan diberi janji terus, kasihan ini Pemkot Denpasar pontang-panting
dan terus terang Pemprov Bali juga merasa tidak nyaman dengan kondisi
ini,” kata Pj Gubernur kepada staf Bali CMPP yang dalam kesempatan
tersebut General Manager dari Bali CMPP tidak turut hadir.

Terbakarnya TPA Suwung dan sejumlah TPA lain di Bali menurut
Mahendra harus jadi pembelajaran bagaimana mengelola sampah dan
tidak bergantung pada TPA sebagai lokasi penampungan terakhir.

“Jadi bagaimana kita bangun ekosistem pengelolaan sampah yang baik di
Denpasar ini. Orang datang ke Bali kan ingin lihat yang indah, yang bersih
bukan malah sampah yang menumpuk,” katanya lagi.

Di samping itu, Wakil Bupati Badung juga mengatakan bahwa Badung saat
ini masih memiliki permasalahan sampah di mana timbulan sampah di
Badung sebanyak 534,8 ton per hari, pengelolaannya sudah disalurkan ke
TPS3R yang ada di 33 desa/kelurahan di Badung.

Page 231 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


“Namun masih ada beberapa ton yang masih menjadi PR. Untuk itu, ia
berharap 3 TPST ini bisa dikelola dengan maksimal dan bisa memberikan
angin segar bagi Badung dan Denpasar,” tandas Suiasa.


4. Sampah menjadi RDF, Refuse Derived Fuel (RDF) tampaknya sudah
menjadi andalan di beberapa TPA di tanah air. Contohnya: Pemerintah
Kabupaten (Pemkab) Sleman segera mengirim Refuse Derived Fuel (RDF)
atau bahan bakar alternatif yang biasa disebut keripik sampah, hasil
pengolahan sampah dari TPST Tamanmartani, ke PT Solusi Bangun
Indonesia (SBI) pabrik Cilacap.

Di tahap pertama ini, jumlah keripik sampah yang akan dikirim ke Cilacap
seberat 30 ton. Jumlah tersebut terdiri dari 15 ton RDF anorganik dan 15
ton RDF organik. Perbedaan keduanya dari bahan baku pembuatan.
Jika RDF organik dibuat dari sampah organik maka RDF anorganik terbuat
dari sampah anorganik.

Pengiriman RDF ke Cilacap ini merupakan tindak lanjut kerjasama antara
Pemkab Sleman dengan PT SBI yang ditandatangani pada bulan
November 2023 lalu.

Setelah pengiriman perdana, Epi mengaku akan terus berupaya
menggenjot produksi keripik sampah di TPST Tamanmartani dengan
target realisasi 30 ton per hari.

Di Jakarta Heru Budi Resmikan "RDF Plant" Skala Kecamatan di Ciracas-
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meresmikan
Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) di Ciracas,
Jakarta Timur, Jumat (26/1/2024) pagi.

Tempat tersebut adalah fasilitas pengelolaan sampah rumah tangga di
wilayah Kecamatan Ciracas dan Rawasari, untuk dijadikan bahan bakar
alternatif. “Ini TPS3R yang diresmikan untuk Ciracas dan Rawasari.
Harapannya ini bisa mengolah sampah di kecamatan masing-masing,” ujar
Heru Budi kepada wartawan di lokasi, Jumat (26/1/2024).


5. Daur ulang dari perbankan
Dalam hal daur ulang muncul berita: Botol Plastik Bekas Bisa Ditukar Jadi
Saldo di BSI, Berikut Caranya... PT Bank Syariah indonesia (BSI)
menyediakan Reverse Vending Machine (RVM) yang bisa mengonversi
botol plastik bekas menjadi saldo e-money.

Keberadaan RVM diumumkan BSI melalui akun Instagram resminya
@banksyariahindonesia pada Senin (22/1/2024). BSI mengatakan, RVM
adalah mesin pelayanan penukaran botol plastik dengan menggunakan
sistem poin lewat aplikasi yang disediakan di fasilitas umum.

Page 232 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Botol plastik yang dikumpulkan akan didaur ulang menjadi kain felt yang
dapat dimanfaatkan oleh UMKM untuk memproduksi upcycle produk,
seperti sajadah, pouch, atau goodie bag.

"Dukung gerakan lingkungan dengan Reverse Vending Machine (RVM)
BSI! Tukarkan botol plastikmu melalui aplikasi, kumpulkan point, dan bantu
daur ulang plastik menjadi produk kreatif," tulis BSI dalam keterangan
unggahan.

Semoga upaya ini sukses.



Tangerang 4 Februari 2024

Page 233 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Lampiran 17
Penutup bulan Desember 2023


1. Rancangan Traktak Plastik
Saya menerima dokumen yang bertajuk Revised draft text of the
international legally binding instrument on plastic pollution, including in the
marine environment1 (Revisi rancangan teks instrumen internasional yang
mengikat mengenai polusi plastik, termasuk di lingkungan laut1) dari
seorang kawan yang bermukim di Bali pada 28 Desember 2023.
Garis besar dokumen telah dikemukakan pada bagian depan naskah
dokumen. Tetapi dokumen ini adalah versi yang belum diedit.
Silahkan dicermati jika anda berminat terhadap naskah dari kata per kata,
dan seterusnya/

2. Kampanye pengendalian sampaj oleh Paslon Capres-Cawapres
Teknologi dan model olah sampah menjadi salah satu andalan paslon
Capres-Cawapres Paslon No. 2 dan Paslon No. 3 mengangkat hal olah
sampah menjadi salah satu dari issue terkait lngkungan hidup.
Simak pernyataan Gibran Rakabuming Raka dan pernyataan juru bicara
TKN GaMa.
Gibran Pamer Pembangkit Listrik Tenaga Sampah: Akan Selesaikan
Masalah di Solo dan Sekitarnya. Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming
Raka mengatakan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Putri
Cempo Solo, Jawa Tengah diharapkan mampu menyelesaikan
permasalahan sampah di sejumlah daerah. "Ini akan menyelesaikan
masalah sampah bukan di Solo saja tetapi juga kota-kota lain," katanya di
Solo, Jawa Tengah, Jumat.
Melihat manfaat yang akan diperoleh dari proyek PLTSa ini, calon wakil
presiden nomor urut dua ini juga akan mengadaptasi program tersebut di
tingkat nasional.
Sebelumnya, tepatnya pada akhir bulan Oktober PLTSa Putri Cempo Solo
sudah resmi beroperasi dengan menghasilkan listrik sebesar 5 megawatt
(MW).
Pada paslon Capres-Cawapres No. 3 melalui Dini Ramadhani JUBIR TPN
GAMA 071 mengutarakan hal terkait tentang Circular Economy: Dini

Page 234 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Ramadhani TPN 071: Pentingnya Akselerasi Ekonomi Sirkuler Untuk
Kesejahteraan Bersama dan Tata Kelola Sampah
Pertumbuhan populasi di Indonesia berdampak signifikan pada masalah
sampah. Data Sensus Penduduk 2020 menunjukkan jumlah penduduk
mencapai 270.203.917 jiwa, dengan generasi milenial dan X menyumbang
lebih dari separuh populasi. Peningkatan ini juga berimplikasi pada
meningkatnya jumlah limbah sampah, terutama dari rumah tangga.
Menurut Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 Kementerian LHK
(2022), sekitar 12,189.743,79 ton sampah tidak terkelola setiap tahunnya.
Sampah rumah tangga, khususnya sampah makanan, plastik, kayu,
kertas, dan karton, mendominasi komposisi sampah nasional hingga
mencapai 83%.
Sampah plastik, sebagai kontributor besar masalah lingkungan, perlu
mendapat perhatian khusus dalam Tata Kelola Sampah nasional. Solusi
jangka pendek melibatkan kebijakan pemerintah seperti pajak sampah
plastik, terinspirasi dari praktik Uni Eropa dan Kanada. Masyarakat dapat
mendapatkan insentif berupa pengembalian pajak dengan mendaur ulang
sampah plastik konvensional melalui bank sampah.
Dini Ramadhani TPN GAMA 071 mengutarakan hal terkait tentang
Ekonomi Sirkuler: Konsep Masa Depan untuk Mengatasi Sampah 5Rs
(Reduce, reuse, recylce, re-design, reduce co2)
“Konsep Ekonomi Sirkuler menjadi fokus solusi jangka panjang. Ekonomi
Sirkuler bertujuan mengurangi limbah, meminimalkan penggunaan sumber
daya alam, dan memaksimalkan pemanfaatan barang dalam siklus
ekonomi. Penggunaan plastik ramah lingkungan (biodegradable), daur
ulang sampah, dan pembangkit listrik tenaga sampah menjadi langkah-
langkah inovatif dalam mewujudkan Ekonomi Sirkuler, ujar Dini.
Ia juga memberikan solusi jangka panjang dapat melibatkan regulasi yang
mendukung penggunaan plastik ramah lingkungan (biodegradable).
Kampanye yang melibatkan masyarakat dengan sistem tax refund melalui
Kartu Kredit Sampah dapat menjadi dorongan besar untuk adopsi perilaku
ramah lingkungan.
Kemudian Dini Ramadhani juga memaparkan untuk menyongsong
Kedaulatan dalam Pengelolaan Sampah Perdesaan. “Pentingnya
melibatkan masyarakat dalam pengelolaan sampah perdesaan menjadi
fokus. Program Hulu-Hilir Ekonomi Sirkuler, pengadaan teknologi ramah
lingkungan pengolahan sampah perdesaan dengan biaya terjangkau, dan
keterlibatan warga melalui model ekonomi yang memberikan penghasilan
dari pengelolaan sampah menjadi bagian dari solusi,” kata Dini.
Dengan sinergi antara kebijakan pemerintah, edukasi masyarakat, dan
penerapan teknologi ramah lingkungan, kita dapat mengakselerasi

Page 235 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


perubahan menuju Tata Kelola Sampah yang berkelanjutan dan ekonomi
sirkuler untuk kesejahteraan bersama/
3. Sampah dan potensi masalahnya, lalu, upaya pengendalian masalah
sampah tersebut di wilayah IKN menjadi sorotan pembahasan oleh
pengamat.
Indonesia’s waste opportunity: Could the new capital be a role model for
trash management? Peluang sampah di Indonesia: Apakah ibu kota baru
bisa menjadi teladan dalam pengelolaan sampah?
Presiden Joko Widodo bersama Otoritas Ibu Kota Nusantara (IKN) berjanji
ibu kota baru akan menjadi “Kota Hutan Cerdas dan Lestari” yang
dibangun dengan prinsip ekonomi sirkular, dengan “model ekonomi
sirkular yang bebas emisi dan bebas limbah.” yang mencakup sistem
pengelolaan sampah yang “menyeluruh”.
September lalu, Ketua IKN Bambang Susantono mengusulkan anggaran
tambahan sebesar Rp 466,6 miliar (US$30 juta) untuk mengembangkan
sistem pengelolaan sampah cerdas yang menggunakan teknologi canggih
untuk mengumpulkan dan mengolah sampah. Pertanyaan yang masih
menghantui adalah seberapa efektif sistem ini nantinya, mengingat betapa
buruknya sistem pengelolaan limbah bocor di kota-kota lain. Indonesia
menghasilkan 19 juta ton sampah setiap tahunnya, dan sebagian besar
sampah tersebut ditimbun, dibakar, atau dibuang ke lingkungan. Tingkat
daur ulang nasional di Indonesia adalah sekitar 14,5 persen.
Sebelumnya pada bulan Juni, Susantono mengklaim bahwa Nusantara
akan menerapkan sistem pengelolaan sampah komprehensif yang
memprioritaskan pengurangan, penggunaan kembali, dan daur ulang,
dengan 60 persen sampah Nusantara akan didaur ulang pada tahun 2045
dan seluruh pasokan airnya diolah melalui sistem pemulihan sampah pada
tahun 2035.
Meski belum ada komentar publik lebih lanjut dari Susantono mengenai 40
persen sampah kota yang tidak akan didaur ulang, rancangan standar
sistem pengelolaan sampah terpadu Nusantara yang dirilis pada April
2022 oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia
menyatakan bahwa itu akan diubah menjadi listrik – dengan
membakarnya.
Myrna Safitri, Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam
IKN, mengatakan bahwa lembaganya masih meneliti praktik terbaik untuk
sistem pengelolaan sampah kota, sehingga ada beberapa aspek yang
belum dapat dikonfirmasi ke publik. Namun IKN menyatakan tidak akan
mengikuti pendekatan pengelolaan sampah yang diterapkan di tempat lain
di Indonesia, dimana sampah rumah tangga dikumpulkan dengan truk dan
dibuang ke TPA. Namun, beberapa laporan menyatakan bahwa sebagian

Page 236 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


besar sampah di Nusantara akan ditimbun, meskipun lokasi TPA tersebut
belum ditentukan.
Salah satu tanda positif penerapan prinsip-prinsip ekonomi sirkular di
Nusantara adalah pembicaraan mengenai pemilahan sampah – sebuah
langkah awal yang penting agar sistem daur ulang dapat berjalan dengan
baik. Warga akan dapat membuang limbah mereka ke lima aliran limbah
berbeda di tempat pembuangan sampah di lingkungan mereka. Sampah
yang telah dipilah kemudian akan dibawa ke tempat pengolahan sampah,
untuk ditentukan penggunaan selanjutnya; biogas, pupuk atau daur ulang.
Namun, rincian mengenai bagaimana segregasi akan diterapkan – apakah
warga akan diwajibkan memilah sampah, karena mereka berada di negara
dengan sistem daur ulang yang lebih canggih, seperti Jerman atau Taiwan
– masih belum jelas dan Safitri mengatakan mereka masih menjajaki
metodologinya.
Fasilitas pembuangan limbah akan ditempatkan di luar kawasan terlarang
untuk mencegah dampak negatif terhadap satwa liar, meskipun lokasi
pasti lokasi fasilitas tersebut belum diketahui publik.
Safitri mengatakan lembaganya sedang mengkaji dua model pengelolaan
sampah yang berbeda, satu berdasarkan konversi sampah menjadi bahan
bakar, dan satu lagi berdasarkan daur ulang.

4. Beberapa kasus permasalahan sampah dan pengelolaan di TPA cukup
banyak muncul dalam pemberitaan selama Desember 2023.
Palangka Raya: Pemko Tingkatkan Kapasitas Pengelolaan Sampah
Melalui Penyediaan PDU, Sampah Kembali Menumpuk di Jalan 2 Jalur
Pasar Idi Rayeuk & TPS, Ini Tanggapan Kepala DLH Aceh Timur, di
Banten: TPAS Regional Dibangun di Lebak, Akan Kelola Sampah se-
Banten Jadi Energi. Bali: TPST Kesiman, Warga Pasang Lagi Baliho
Protes Jika Masih Bau. Warga Banjar Biaung, Kesiman Kertalangu
memasang baliho protes terhadap bau tak sedap dari Tempat Pengolahan
Sampah Terpadu (TPST) Kesiman Kertalangu.
Pada akhir tahun, melompat ke akhir bulan: Sampah Tahun Baru di
Jakarta Ditarget Bersih Sebelum Subuh. Dinas Lingkungan Hidup DKI
Jakarta mengerahkan 3.180 petugas kebersihan pada perayaan malam
Tahun Baru 2024, demi tetap menjaga kebersihan lokasi yang menjadi titik
keramaian.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto,
mengatakan, para petugas kebersihan dibagi menjadi empat sif tanpa
henti.

Page 237 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Dia menginstruksikan seluruh lokasi perayaan tahun baru di Jakarta sudah
bersih kembali pada 1 Januari 2024, sebelum subuh atau pukul 04.00
WIB.
"Kami berharap masyarakat juga bisa ikut menjaga kebersihan di lokasi
perayaan tahun baru," tutur Asep kepada wartawan, Minggu (31/12).
Partisipasi masyarakat: KKN Abmas ITS Bimbing Pengelolaan Sampah
Berbasis 3R. Gerakan ini berhasil membawa daerah tersebut menjadi
finalis ke-75 Lomba Kampung Surabaya Sehat (KSH) yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Daur Ulang Sampah di Sekolah Jadi Karya Bermanfaat di kota Pariaman
Sumatera Barat.
Kota Kudus Jawa Tengah: Puluhan Kelompok Wali Murid SDIT Al Islam
Kudus Tampilkan Kreasi Hasil Daur Ulang Sampah. Wali murid Sekolah
Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al-Islam Kudus menampilkan kreasi daur
ulang sampah dalam rangka menyambut Hari Ibu pada 22 Desember 2023
nanti. Mereka terbagi dalam 24 kelompok sesuai kelas siswa masing-
masing unjuk kebolehan dengan karya terbaiknya.
Kota Mataram Lombok: SMPN 10 Mataram Olah Sampah, Dari Masalah
Jadi Berkah. Bagi keluarga besar Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Negeri 10 Kota Mataram, sampah bukanlah masalah namun sampah
dijadikannya barang yang bermanfaat bagi kehidupan khususnya
dilingkungan pendidikan.
Di SMP Negeri 10 ini sudah dibentuk Bank Sampah sampai pada
kepengurusannya yang terdiri dari para siswa, sehingga para siswa dapat
terlibat langsung untuk bertanggung jawab dalam urusan kebersihan dan
keasrian sekolah.
Ide DIY Kreatif: Buat Alat Pemotong Bawang dari Botol Bekas, Intip
Caranya, Sangat Simpel dan Mudah! Botol bekas banyak dibuang begitu
saja, namun tahukah anda ini bisa dijadikan ide kerajinan tangan DIY
kreatif yakni membuat alat pemotong bawang dari botol bekas.
Jika alat pemotong bawang harus anda beli di toko, nyatanya hanya
bermodalkan botol bekas anda bisa membuatnya sendiri di rumah.

5. Industri plastik:
Jaringan Ekspor Diperluas, Industri Plastik Raih Daya Saing. Contohnya:
Industri plastik, sebagai bagian dari sektor manufaktur, menawarkan
peluang pasar yang signifikan karena berperan sebagai bahan baku untuk
berbagai industri, mulai dari hulu hingga hilir. Pada tahun 2022, ekspor
plastik intermediate dan plastik hilir mengalami peningkatan sekitar 19,1%,

Page 238 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


mencapai USD1,31 miliar, meskipun menghadapi defisit dalam neraca
perdagangan.
Pada peresmian pabrik kedua Moorlife Plant Operation di Kabupaten
Nganjuk, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
menyatakan bahwa produk lokal telah memperoleh daya saing global.
Keberhasilan ekspor produk Moorlife Plant Operation menjadi salah satu
contoh nyata.

6. Kasus, atau perang dagang AMDK mereda. Tidak terlihat ada berita
perang kualitas keamanan kemasan air mineral.


Tangerang, 5 Januari 2024

Page 239 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Lampiran 18
Penutup bulan November 2023


1. INC3 untuk Menyusun traktak internasional untuk pengendalian polusi
plastic, ternyata, dibajak prosesnya oleh sekelompok kecil peserta. Tetapi,
biarpun hasilnya tidak memuaskan para delegasi pemeduli perbaikan
kualitas lingkungan hidup terhadap INC3 namun dalam pleno INC tahap
selanjutnya sudah disetujui penjadwalan dan lokasinya.

Sempat dicatat Carroll Muffett, CIEL president, called out the “massive
presence” of 143 fossil fuel and chemical industry lobbyists registered for
the negotiations… Naah, bayangkan bagaimana pelobi itu merangsek ke
dalam proses penulisan teks traktat plastik – yang memang sengaja draft-
nya dimulai dari kertas kosong.


2. Ada beberapa materi berita maupun ulasan disertai dengan data yang
memadai dan menarik. Ada infografis dana pengelolaan sampah di
Yogyakarta, berita bertajuk: Desa Berdaya Perangi Sampah Jogja. Ada
pula data perkembangan pengelolaan sampah di Bali, yaitu berita bertajuk:
Ragam Cara Selamatkan Bali dari Sampah. Juga contoh-contoh lainnya.

Ada pula tampilan data dalam yang amat menarik dalam konteks
penyusunan draft traktak plastik. Yaitu tampilan keragaan berbagai
informasi untuk menguatkan argumen kritis terhadap materi dan substansi
dalam INC3. Yaitu artikel: Time is Running Out to Avert Plastics
Catastrophe as Global Treaty Negotiations Reach Stalemate, yang ditulis
oleh 23 Stefan Anderson pada situs healthpolicy-watch.org


3. TPA, banyak permasalahannya
TPA di Bandung dari berita bertajuk: Darurat Sampah di Bandung
Diperpanjang, DLH: Butuh Waktu Ubah Perilaku. juga: Kritik Pedas Wakil
Ketua DPRD ke Pemkot Bandung soal Penanganan Sampah. Lalu, Banten
Bakal Bangun TPAS Seluas 25 Hektare. di Tangerang Selatan: Segel TPA
Ilegal Pondok Ranji Rusak Diterobos Truk Sampah, Satpol PP Tangsel
Cari Pengelolanya. Setelah itu: Satpol PP Tangsel Ancam Pidanakan
Pengelola TPA Ilegal Pondok Ranji. Di TPA di Bekasi: DLH Kota Bekasi
Tak Mampu Kelola Air Lindi TPA. Ada juga:

Yang menggermbirakan dari Yogyakarta: TPST Piyungan Bakal Jadi
Ruang Terbuka Hijau, Pengolahan Sampah Piyungan Dioptimalkan
Menjadi Bahan Bakar. Juga: Geliat Santri Tangani Krisis Sampah
Yogyakarta. Lagi: Desa Berdaya Perangi Sampah Jogja. Ada pula berita:
Pj Wali Kota Bima Teken MoU Pengelolaan Sampah dengan Ditjen KLHK

Page 240 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Yang mengenaskan dari Kabupaten Bupati Seram Bagian Barat Maluku:
Kantornya Bau Akibat 20 Ton Sampah Dibuang Petugas Kebersihan, Pj
Bupati Ungkap Masalah Gaji. Dari Palembang, yang TPA terbakar pada
bulan Oktober, ada berota bertajuk: Mengatasi Darurat Sampah di
Palembang. Dari Aceh Tamiang ada berita bertajuk: Meurah Budiman
Sidak TPA, Emosi Saat Tau Buldozer Disewakan ke Luar Kota


4. Inovasi
Edukasi melalui artikel:
Ecobrick: Konsep Lingkungan yang Kreatif dari Plastik Bekas

Pemerintah daerah
Dinas Ketenagakerjaan Kota Bandung di Provinsi Jawa Barat
menggulirkan program padat karya pengolahan sampah organik. Program
ini menjadi bagian dari upaya menghadirkan peluang kerja, sekaligus
membantu penanganan sampah.

"Kita mempekerjakan banyak orang untuk pengolahan sampah ini,
kemudian mengusulkan empat orang di setiap kelurahan untuk menjadi
petugas pengolah sampah organik." Demikian kata Kepala Dinas
Ketenagakerjaan Kota Bandung Andri Darusman di Bandung, Rabu
(8/11/2023).

"Ditambah pendamping sejumlah 50 orang sehingga nanti mereka akan
mendampingi para petugas dalam mengolah sampah." "Satu pendamping
untuk tiga kelurahan," kata dia, seperti dikutip Kantor Berita Antara.

Kemudian, sebanyak 604 orang direkrut menjadi petugas pengolah
sampah di 151 kelurahan di Kota Bandung. Program padat karya
pengolahan sampah ini dijalankan selama 50 hari kerja, dari 11 November
hingga 31 Desember 2023. Andri mengatakan, upah yang disiapkan untuk
pekerja dalam program ini adalah Rp 133.600 per hari.

BUMN apresiasi
Pegadaian Beri Penghargaan untuk Bank Sampah Binaan Terbaik Se-RI.
Oy, ya… berita, atau informasi mengenai bank sampah tidak banyak
selama November 2023.


5. Inovasi dari Jepang
VPR dengan bahan polirotaxane dan vitrimer resin epoksi Para peneliti
dari Universitas Tokyo telah menciptakan plastik inovatif yang dikenal
sebagai VPR. Plastik ini terbuat dari campuran molekul polirotaxane dan
vitrimer resin epoksi.

Page 241 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Vitrimer terbaru adalah jenis plastik yang memadukan kekuatan plastik
termoset dan kemampuan untuk dibentuk ulang seperti plastik
termoplastik.

Lebih lanjut, "Bahan ini memperbaiki diri dan kembali ke bentuk aslinya
lebih cepat, serta didaur ulang kimia lebih efisien dibanding vitrimer biasa.
Selain itu, bisa terurai aman di lingkungan laut," kata Asisten Proyek
Profesor Shota Ando dari Graduate School of Frontier Sciences.

Semoga riset ini dapat segera disusul dengan tahap produksi massalnya.


6. Industri plastik terkena imbas dari kenaikan nilai tukar US dollar ke
rupiah dan suku bunga yang tinggi.

Asosiasi Industri Aromatik Olefin dan Plastik (Inaplas) mengungkap
potensi kenaikan harga jual barang berbahan plastik imbas pelemahan
nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) dan suku bunga
yang tinggi.

Sekretaris Jenderal Inaplas Fajar Budiono mengungkapkan dampak
pelemahan nilai tukar rupiah dirasakan lantaran porsi impor bahan baku
plastik sebesar 55%. Namun, dia tak memberikan kisaran kenaikan harga
jual di pasaran.

"Otomatis kalau rupiahnya melemah, otomatis harga jual juga berubah
karena itu [impor bahan baku] patokannya pakai dolar ya. Begitu dolar AS
menguat, gak tunggu lama, hitungan hari saja pasti berubah harganya,"
kata Fajar kepada Bisnis, Selasa (7/11/2023).

Dia menggambarkan harga bahan baku plastik yang berada dikisaran
US$1.000 per ton. Dolar AS yang menguat ke level nyaris Rp16.000 akan
memberikan dampak langsung pada harga produk jadi plastik.

Selain rupiah yang melemah, Fajar juga menyoroti kenaikan suku bunga
acuan Bank Indonesia (BI) yang kini di level 6% per Oktober 2023 yang
akan berdampak pada bunga pinjaman yang melonjak.

Pada sisi lain. sejauh ini, pengusaha menilai pasar dibanjiri produk plastik
jadi impor. Sekjen Inaplas Fajar Budiono mengatakan banjir impor barang
plastik jadi mulai menggerogoti industri hilir hingga utilitasnya yang kini
berada di bawah 50%.

"Yang paling signifikan adalah di industri hilir nya yang memproduksi
barang jadi, itu sudah di bawah 50%. kalau intermediate [industri antara]
masih 60-70%," kata Fajar kepada Bisnis, Selasa (7/11/2023).

Page 242 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Dia pun meminta beberapa kode Harmonized System (HS) barang plastik
menjadi salah satu komoditas yang impornya juga diperketat melalui
kebijakan pengawasan import border.

Menurut Fajar, kebijakan larangan dan pembatasan (lartas) impor border
menjadi barrier untuk melindungi sekaligus meningkatkan utilitas industri
nasional.

"Itu kami coba ajukan dimasukkan ke dalam wacana pengetatan ini, jadi
beberapa HS number kalau di plastik itu di atas 100 yang akan
dimasukkan ke dalam perlindungan pengetatan impor," ujarnya.


7. Artis/ musisi dalam dua peristiwa besar, memberikan kontribusi dalam
pengendalian sampah. Pertama, donasi dari artis/ musisi Inggris Coldplay
ketika mengasakan pertunjukan di Stadion Gelora Bung Karno (GBK)
Jakarta, patut dihargai. Yaitu sebuah kapal pembersih sampah sungai.
Kapal itu dewasa ini tengah diujicoba di Sungai Cisadane Jawa Barat.
Kapal dari Coldplay ini memiliki kapasitas angkut sebanyak 6 Ton Sampah
Sehari. Kedua, adalah berita bertajuk: Aksi Bersih-Bersih Sampah Usai
Pertandingan Juga Ada di Piala Dunia U-17 2023, dipimpin oleh aktor Ario
Bayu di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya.



Tangerang, 2 Desember 2023

Page 243 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Lampiran 19
Penutup bulan Oktober 2023


1. Indonesia mendapatkan pengakuan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB)
atas keberhasilan menurunkan sampah plastik di laut hingga 39 persen.
Hal ini dapat diketahui dengan Usaha tidak mengkhianati hasil. Terbukti,
berbagai upaya yang dilakukan dalam mereduksi sampah plastik di laut
dalam beberapa tahun terakhir membuahkan apresiasi. Merujuk laporan
PBB, demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan
Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan, Indonesia menjadi negara yang
paling berhasil menurunkan sampah plastik di laut.

Tidak berhenti di situ saja, Indonesia juga tercatat sebagai negara paling
banyak memproses sampah di darat untuk mengurangi masuknya
sampah-sampah tersebut ke laut. “Kita salah satu negara yang dalam
empat tahun terakhir ini berhasil menurunkan sampah plastik di laut,
sekitar 39 persen, itu kata United Nations (UN/PBB),” jelas Menko Luhut
dalam Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang mengangkat tema ‘Atasi
Permasalahan Kelautan Global’, pada Senin (25/9/2023).

Sebagai informasi, polusi plastik di laut global (termasuk Indonesia)
merupakan masalah serius. Merujuk proyeksi United Nations Environment
Programme (UNEP), jumlah plastik yang masuk ke ekosistem akuatik
dapat meningkat hampir tiga kali lipat pada 2040 atau menjadi 23--37 juta
ton.

Ini bekal yang bagus untuk INC 3 pada bulan November di Nairobi Kenya.


2. TPA terbakar dalam tiga bulan terakhir menjadi informasi yang
sendasional. Betapa tidak, tercatat sebanyak 30 TPA terbakar. Tetapi
hingga akhir Oktober tidak terpantau adanya penguraian kata yang
lengkap atas peristiwa itu secara analisis yang singkat, atau terlebih lagi
uraian yang memadai secara keseluruhan. Dan, yang tak kalah penting
ialah maupun rekomendasi pencegahan kebakaran.

Padahal, sekadar informasi, pada tanggal 25 Oktober 2023 saya sudah
mengunggah poster “3 bulan 30 TPA terbakar”, di grup WA Dewan
Persampahan Nasional.


3. Sampah sebagai pembangkit listrik (PLTSa), yang sudah diregulasikan
dalam Peraturan Presiden dalam Program Prioritas Nasional (PSN) yang
tercantum dalam Perpres Nomor 35/2018 tentang Percepatan
Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Berbasis

Page 244 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Teknologi Ramah Lingkungan. PLTSa Surakarta salah satunya, lainnya:
Jakarta, Tangerang, Tangerang Selatan, Bekasi, Bandung, Semarang,
Surabaya, Makassar, Denpasar, Palembang dan Manado.

Peresmian beroperasinya PLTSa Putri Cempo di Surakarta pada 30
Oktober 2023. Kabarnya PLTSa Surakarta dengan 545 ton sampah setiap
harinya akan dapat menghasilkan daya listrik sebesar 8 Megawatt

PLTSa Putri Cempo Surakarta sejak beberapa tahun silam sudah
diwacanakan sebagai penampung sampah regional dari wilayah
sekitarnya. "Untuk pengoperasian selama sekitar 5 tahun ke depan kita
menghabiskan gunung sampah yang ada di situ dulu (TPAS Putri Cempo),
lalu selanjutnya akan datangkan sampah dari daerah lain di Solo Raya,"
katanya.

Solo Raya itu mencakup yakni Karanganyar, Sukoharjo, Sragen, Boyolali,
Klaten, dan Wonogiri. Ke depan, menurut Gibran, Jalan Tol Solo -
Yogyakarta akan semakin memudahkan akses dan transportasi dari
berbagai daerah itu menuju ke lokasi PLTSa Surakarta.

"Kita ingin bukan Solo saja yang nantinya dapat menikmati kecanggihan
dari alat-alat yang ada di tempat ini seperti warga di Klaten, Wonogiri, dan
lainnya," ujar Gibran ketika ditemui awak media seusai peresmian.

Bagi saya, kita memerlukan informasi kemajuan, atau realisasi dari
Perpres No. 35 tahun 2018 secara komprehensif dari pemerintah,
khususnya Kementerian ESDM.


4. Sampah, atau luasnya adalah polusi plastik termasuk ke dalam Tujuan
terkait konsumsi dan produksi yang bertanggungjawab (SDG 12) yang
populer dengan nama "program" "Zero Waste" dimunculkan oleh Kompas
online dengan 6 contoh yang mudah penerapannya, yaitu:
1. Mengurangi limbah makanan
Gaya hidup zero waste bisa dimulai dengan mengurangi sampah
makanan. Rencanakan makanan, catat daftar belanjaan, dan beli hanya
yang diperlukan. Perhatikan tanggal kedaluwarsanya, dan prioritaskan
penggunaan barang lama terlebih dahulu. Jika ada sisa makanan,
upayakan diolah lagi menjadi hidangan berbeda.

1. Tanpa plastik
Plastik salah stau polutan terbesar di Bumi. Menerapkan gaya hidup
tanpa plastik dimulai dari diri sendiri akan sangat berdampak terhadap
lingkungan. Sebagai ganti plastik, bisa menggunakan tas yang tidak
sekali pakai, wadah makanan dari baja tahan karat atau kaca, botol
minuman yang sustainable, dan lainnya.

2. Membeli grosir

Page 245 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Membeli dalam jumlah besar atau secara grosir tidak hanya ramah
kantong, melainkan juga dapat mengurangi sampah kemasan. Daripada
memilih produk yang terbungkus plastik, bisa membawa tas atau wadah
yang dapat digunakan kembali ke toko. Hal ini akan mengurangi
sampah plastik dari rumah.

3. Pilihlah peralatan dapur ramah lingkungan
Berinvestasilah pada peralatan dapur yang dapat tahan lama dan terbat
dari bahan ramah lingkungan seperti bambu, baja tahan karat, atau
silikon.

4. Mengompos
Mengompos sisa-sisa makanan dapat membantu mengurangi timbunan
sampah ke tempat pembuangan akhir. Hasil kompos bisa dijual atau
dipakai sendiri untuk tanaman. Dengan melakukan pengomposan, kita
tidak hanya mengurangi sampah dari rumah, melainkan juga dapat
membantu menyuburkan tanah dan menambah pemasukan.

5. Beli dari petani lokal
Membeli makanan lokal dari petani lokal atau pasar lokal dapat
mengurangi jejak karbon makanan yang kita makan.


5. Di tengah situasi yang nasih terus memanas berita tentang persaibagn
antara Aqua dan le Mineral, eeee... muncul berita tentang minumam air
menieral dalam kemasan (AMDK). Hanya saja, saya pandang gegabah
dakam memberitakan dengan mengutip informasi yang tidak begitu jelas
kredibilitas sumber informasinya. Yaitu dari cekaja.com yang memberikan
rekomendasi Merk Air Mineral Terbaik di Indonesia.


Tangerang, 1 November 2023

Page 246 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Lampiran 20
Penutup bulan September 2023


1. Banyak TPA terbakar selama bulan September tetapi tidak semua
diberitakan oleh media massal online... Jangan heran, jika beberapa kasus
hanya foto yang saya jepretnya dari berita KompasTv, menurut
pengamatan saya:

17 September Kebakaran di TPA Putri Cempo Solo
20 September 2023 TPA Sente, Dawan Klungkung Bali, Rabu (20/9/2023)
terbakar.
23 September TPA Jatibarang Semarang terbakar
26 September 2023, TPA Sukawinatan Palembang terbakar untuk keduA
Kalinya.

Hanya, saya sempat heran kenapa pengendalian kebakaran tampaknya
tergopoh-gopoh... Apakah tidak ada semacam surat edaran dari KLHK,
khususnya direktur jenderal PSLB3 agar semua pihak yang berkompeten
dengan pengelolaan sampah di TPA di berbagai kota/ kabupaten dimintai
waspada kebakaran? Atau, apakah juga pimpinan pemkot/pemkab
meminta kewaspadaan para pihak mewaspadai ancaman kebakaran di
masa kemarau panjang el Nino dewasa ini?


2. Stop Gunakan Alat Makan dan Minum dari Plastik... Itu tajuk untuk
pernyataan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mengatakan, ancaman
kelestarian bumi sudah sampai pada titik yang sangat kri-tis, diakibatkan
persoalan limbah sampah plastik.

“Kita tidak tahu sudah berapa banyak sampah mikroplastik yang
menyusup ke darah kita. Setiap hari kita menggunakan alat makan dan
minum dari plastik,” kata Muhadjir dalam keterangan tertulisnya, Minggu
(3/9/2023).

Dia mengatakan, sampah plastik merupakan salah satu lim-bah yang
paling berbahaya dan baru dapat terurai pada ratus-an tahun, termasuk di
antaranya sampah mikroplastik. Muhadjir menjelaskan, sampah
mikroplastik dapat berbahaya karena da-pat menyusup ke tubuh manusia
melalui alat makan dan minum yang digunakan sehari-hari.

Untuk diketahui, sampah mikroplastik merupakan sampah ber-ukuran kecil
(biasa ukurannya sekitar 1 mikrometer hingga 5 mili-meter). Mikroplastik
berasal dari penguraian sampah plastik yang ukurannya lebih besar, di
mana nanti sampah plastik tersebut ti-dak akan pernah terurai dengan
sempurna sehingga menghasil-kan sampah mikroplastik. Selain tidak bagi
buruk bagi lingkungan, sampah miroplastik juga berbahaya untuk

Page 247 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


kesehatan. Efek negatif sampah mikroplastik bagi kesehatan manusia,
antara lain, mengganggu sistem saraf dan ke-kebalan tubuh,
meningkatkan risiko kanker, menyebabkan kerusak-an pada sel, termasuk
reaksi alergi serta kematian sel.

Karenanya, Muhadjir Effendi menyarankan Mengurangi penggunaan
plastik sekali pakai dalam kehidupan se-hari-hari terutama pada alat
makan dan minum akan menjauhkan kita dari paparan mikroplastik secara
signifikan. Cara sederhana yang dapat kita lakukan untuk mengurangi
penggunaan plastik seka-li pakai antara lain membawa botol air minum
yang dapat digunakan kembali (thumbler) dan tidak menggunakan sedotan
sekali pakai.

Selain itu, ibu rumah tangga bisa menghindari dampak mik-roplastik
dengan tidak memanaskan makanan dalam kemasan plastik
menggunakan microwave. Sebab, hal ini dapat membuat makanan
terkontaminasi bahan-bahan kimia dari plastik. Kalau-pun itu dilakukan,
sebaiknya makanan tersebut dipindahkan le-bih dulu ke wadah dari
keramik atau gelas.

Tak ketinggalan, mahasiswa dan dosen Ilmu Komunikasi Universitas
Bakrie bersama Khatulistiwa Respons Tim melalui Media Club (Meclub)
mengajak masyarakat khususnya generasi Z agar berperan aktif dalam
mengurangi produksi sampah plastik.

Sebagai upaya mengedukasi generasi muda untuk hidup bebas dari
sampah plastik, pihak kampus menggelar rangkaian acara Marcomm
Week 2023 untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap
perubahan iklim dan masalah pencemaran plastik di lingkungan.

Salah satunya kegiatan itu dengan melakukan gerakan No More Plastic
Pollution: From Plastic to Fantastic dengan membersihkan sungai di Kanal
Banjir Barat Jakarta pada Minggu, 6 Agustus 2023, dengan rute dari
Bantaran Stasiun BNI City hingga Bantaran Stasiun Karet.

Aksi ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga ekosistem alam tetapi juga
sebagai salah satu langkah menuju pembangunan berkelanjutan (SDGs)
dan memperingati Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) pada 10
Agustus 2023.


3. Teknologi AI dalam industri daur ulang mulai diperkenalkan. Yaitu robot
bertenaga AI yang bisa menyortir sampah tekstil

Industri daur ulang terus berinovasi dengan cepat dan pesat. Terbaru, ada
robot futuristik yang bisa menghemat berton-ton sampah tekstil dari tempat
pemrosesan akhir (TPA). Robot masa depan bernama Cetia ini resmi dirilis
di Hendaye, bagian barat daya Perancis.

Page 248 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Cetia adalah platform inovasi pertama di dunia yang dapat melepas sol
sepatu secara otomatis.

"Mesin ini menggunakan sensor inframerah untuk mendeteksi bahan
pakaian dengan cukup akurat, baik itu 80 persen katun, 20 persen
poliester atau 50/50,” kata Direktur Cetia Chloé Salmon Legagneur. Hal ini
memungkinkan Cetia mendeteksi dan mengumpulkan semua bahan yang
memiliki komposisi sama di tempat yang tepat.

Peran AI mendaur ulang tesktil Sebagaimana diketahui, Uni Eropa telah
menetapkan target ambisius daur ulang tekstil. Pada tahun 2030 nanti,
berlaku ketetapan kandungan minimum serat daur ulang dalam komposisi
tekstil.

Naah, kapan, ya, robot itu akan masuk ke pasar industri daur ulang
Indonesia? Mungkin masih lama, lantaran sistem padat karya dalam
pemilahan sampah adalah juga tempat bergantungnya para keluarga yang
memanfaatkan sampah demi sesuap nasi sesehari bagi anggota
keluarganya.


4. Perang dagang antar dua (2) produsen air minum dalam kemasan
(AMDK) muncul lagi dan tampak semakin sengit di media massal online.
Padahal AMDK tampak cukup Banyak mereknya yang beredar luas di
masyarakat tetapi hanya le Mineral vs Aqua yang muncul beberapa kali di
media massal online.

Khusus Aqua bukan cuma perang dagang dan pernyataan seorang dokter,
dr. Richard Lee, tetapi juga tekanan melalui protes masyarakat yang
bergabung ke dalam AMGA, aliansi masyarakat gugat aqua. AMGA
menganggap bahwa Aqua dengan truk-truk odol (over dimension. over
load) telah merusak kondisi jalan-jalan di kota Klaten Jawa Tengah.

"Truk pengangkut galon Aqua semestinya tunduk dan tertib sesuai dengan
aturan kelas jalan," kata Abdullah Ihsan, Sekretaris Aliansi Masyarakat
Gugat Aqua (AMGA), dikutip Hops.ID dari klatennet, Jumat, 15 September
2023.

Pada sisi lain, Richard Lee niatnya menguak masalah BPA karena ingin
berbagi edukasi. Ia mengaku masyarakat Indonesia perlu waspada
dengan kondisi air minum karena bisa menjadi pemicu penyakit ganas
seperti kanker. "Mudah-mudahan informasi ini bermanfaat bagi banyak
orang," ungkapnya. "Karena informasi ini sangat bermanfaat bagi saya dan
keluarga," lanjutnya.

Pada sisi lain, Aqua menyatakan komitmennya mendukung Target SGDs
Melalui Kemitraan. "Sebagai perusahaan pelopor produsen air minum

Page 249 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


dalam kemasan (AMDK) di Indonesia sejak 1973, kami berkomitmen
menghadirkan kesehatan melalui produk berkualitas sekaligus berdampak
positif bagi masyarakat dan lingkungan," kata Vera dalam rilis pers, Kamis
(21/9/2023).

Dia menjelaskan, komitmen tersebut diwujudkan melalui sejumlah inisiatif
untuk mendukung agenda pelaksanaan target pembangunan
berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) pemerintah.
Terutama pada pilar menjaga kualitas lingkungan hidup serta
pembangunan yang inklusif dengan strategi keberlanjutan perusahaan
yang tertuang dalam Danone Impact Journey. Salah satu cara Perusahaan
mempertahankan kelestarian lingkungan adalah melalui kemitraan
pengumpulan dan daur ulang sampah kemasan sebagai bahan baku
industri daur ulang bersama sejumlah pelaku usaha.

Perusahaan juga mengedukasi masyarakat Indonesia untuk mengelola
sampah dengan bijak. Sejumlah kegiatan sosialisasi telah dilaksanakan
seperti dialog “Pengembangan Kemitraan Pengumpulan dan Daur Ulang
Sampah Kemasan sebagai Bahan Baku Industri Daur Ulang Plastik dan
Kertas” serta stand edukasi #BijakBerplastik.

Komitmen menjadi bagian dari solusi krisis alam juga diwujudkan melalui
upaya untuk menekan emisi gas rumah kaca sesuai dengan target 1.5
derajat Celcius. Juga dengan peningkatan efisiensi energi 30 persen pada
2025 dan mencapai nol emisi karbon (net zero emission) pada 2050.

Perusahaan menjalankan kebijakan Positive Water Impact untuk
mengembalikan lebih banyak air ke alam dan masyarakat dibanding dari
yang digunakan dalam proses produksi pada 2030.

Positive Water Impact diwujudkan melalui tiga pilar, yakni pelestarian
sumber daya air dan lingkungan, mendorong sirkularitas air dalam sistem
produksi serta meningkatkan aksesibilitas masyarakat atas air bersih dan
sanitasi.


5. Kreativitas mendaur guna sampah plastik, utamanya botol plastik
beberapa kali mumncul selama periode bulan September 2023. Saya
catat: Alih Fungsi Galon Air Jadi Kandang Burung, Bikin Kerajinan Tangan
dari Botol Plastik untuk Selamatkan Lingkungan juga Aquaponik Susun
dari Botol Aqua Bekas... itulah beberapa contoh. Tetapi ada pula
penciptaan [parfum dari sampah... Simak cerita di balik parfum aroma
Sampah dari Greenpeace Indonesia


Tangerang 4 Oktober 2023

Page 250 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Lampiran 21
Penutup bulan Agustus 2023


1. BRIN ajak pelaku industri plastik mengupayakan produk plastiknya layak
didaur ulang, sementara itu impor bijih plastik menurun lantaran pasar
masih lesu. Juga, pemulung menjerit karena harga jual sampahnya anjlok.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama mitra industri
melakukan riset pengembangan plastik berlapis-lapis atau multilayer agar
layak daur ulang demi mengurangi masalah sampah plastik yang
mencemari lingkungan.

"Hasil penelitian itu mendorong pengembangan aktivitas-aktivitas ekonomi
baru berbasis pengolahan sampah plastik multilayer," kata Peneliti Pusat
Riset Ekonomi Perilaku dan Sirkuler BRIN Abdul Muis Hasibuan di Jakarta,
Kamis, 3 Agustus 2023. Abdul menuturkan perkembangan industri
makanan, minuman, obat-obatan, dan berbagai produk pembersih telah
meningkatkan permintaan plastik berlapis. Menurutnya, transformasi
plastik berlapis dari tidak layak menjadi layak daur ulang, menjadi upaya
untuk meningkatkan kualitas lingkungan.

"Kerja sama yang merupakan riset pengembangan sistem ekonomi
sirkuler berbasis plastik multilayer layak daur ulang berguna
mengidentifikasi kondisi existing industri plastik multilayer, termasuk
keterkaitan hulu dan hilir," ujar Abdul.

Dari asosiasi plastik (Inaplas) berharap hasil riset tersebut kelak dapat
berkontribusi signifikan terhadap pengurangan masalah sampah plastik di
Indonesia.

Pengelolaan sampah plastik di Indonesia masih menjadi isu krusial karena
jumlahnya yang menempati urutan kedua setelah sampah organik.

Menurut Asosiasi Industri Aromatik, Olefin, dan Plastik Indonesia (Inaplas),
sebanyak 65 persen di antaranya merupakan sampah plastik kemasan,
atau jenis plastik berlapis. Plastik berlapis yang tidak layak daur ulang saat
ini jumlahnya mencapai 90 persen.

Sejauh yang saya pahami dalam dunia daur ulang plastik dikenal istilah
layak daur ulang (LDU) dan bisa daur ulang (BDU). Pada berita di atas
tidak dibedakan dua istilah itu. Tak apa, yang jelas teknis spesifikasi juga
pencapaian kerja saat ini pun tida tergambarkan dalam berita itu, tetapi
bagi saya ini satu langkah maju terkait dengan issue global untuk
Menyusun satu aturan internasional untuk mengendalikan polusi plastik.

Page 251 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Sekjen PBB Antonio Guterres mengghendaki pengaturan internasional
untuk mengendalikan polusi plastik dimulai dari aspek produksi dan disain,
bukan cuma pengendalian sampah plastik saja.

Saya pandang ini adalah momen yang tepat bagi Indonesia bersuara
dalam negosiasi INC pada bulan November di Nairobi Kenya. Karena di
saat kinerja industri plastik menurun adalah saat tepat untuk mendisain
ulang produk-produk plastik yang sulit untuk didaur-ulang, terkecuali,
mungkin, untuk menjadi bahan bakar industri (RDF).


2. TPA sampah di Batu Malang, juga di Bandung dan Yogyakarta
menyedot energi sekitar dan juga nasional. TPA Cipeucang di Tangerang
Selatan Banten sudah luber (over capacity). TPA sampah di Bandung,
Sarimukti terbakar sehingga BNPB turun tangan, tetapi sampah belum
padam hingga akhir bulan Di sisi lain KemenPUPR mengajak Swedia turun
tangan tangani sampah di Bali. Di Pemalang Jawa tengah, Investor
Australia berminat mengolah sampah di Pemalang Jawa Tengah.

Labih lanjut seluruh sampah di TPA Pemalang sebanyak 99 persen
jenisnya bisa diolah menjadi briket. “Briket ini kering untuk mengganti
energi yang terbaru yaitu kita akan bisa komunitas kan untuk konsumsi
didalam negeri dan juga bisa di ekspor tentunya,” jelas, Ade Siti dari
Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia.

Pada kesempatan yang sama, Marc Raiti selaku direktur Infinity Eco
Solutions International (investor asal Australi) mengatakan, bahwa
kerjasama ini sangat bermanfaat dalam mengelola sampah dan
memerangi polusi di Pemalang khususnya


3. Ormas di Sumatera Utara berinisiatif membujuk PTPN 2 untuk melepas
sebagian lahannya untuk dijadikan tempat pembuangan sampah.
Sebaliknya, warga Kertamukti di Kabupaten Bekasi menolak
pembangunan TPA pada 22 Agustus 2023 warga Desa Kertamukti
Cibitung Bekasi Ngadu ke Caleg DPR RI untuk menyatakan menolak
pembangunan TPST. Di Bali keluhan warga setempat telah mengundurkan
waktu (TPST) Kesiman Kertalangu di Denpasar Bali. Di Surabaya sekitar
30-an mahasiswa dan aktivis dari ECOTON berunjuk rasa di depan
gedung negara Grahadi, di Surabaya, Rabu (23/8), untuk mendesak
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa agar menindak industri
yang masih mengimpor sampah plastik dari luar negeri. Pasalnya, limbah
sampah plastik menyebabkan tingginya polusi senyawa dioksin yang
membahayakan kesehatan masyarakat.

Partisipasi lainnya, di kota Palopo Sulawesi Selatan, Madrasah
Tsanawiyah Negeri (MTsN) mengenalkan Detektif Sampah. Yaitu para
peserta didik diajak menjadi detektif sampah, peserta didik diarahkan

Page 252 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


untuk memungut sampah yang dalam lingkungan MTsN Kota Palopo,
kemudian mereka akan menginvestigasi serta memilah sampah organik
dan anorganik. Siswa-siswi kelas VII Sebanyak 10 Kelas yang terbagi atas
5 tim dengan masing-masing tim terdiri atas 2 kelas dan 4 orang
pendamping menjadi formasi yang cukup ideal dalam pelaksanaannya
terbukti para peserta didik sangat antusias mengeluarkan semua ide dan
kreatifitasnya dalam menjalani proyek ini.

Partisipasi masyarakat lainnya lagi, Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Suci Lestari Yuana menginisiasi
penanganan masalah sampah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
dengan mendirikan sekolah ekonomi sirkular.

Suci Lestari dalam keterangan resmi di Yogyakarta, Jumat, mengatakan
sekolah ekonomi sirkular tersebut memberikan pemahaman pada sekolah-
sekolah untuk mengurangi sampah dalam aktivitas pembelajaran, seperti
membawa alat makan dan minum sendiri, membuat ecobrick, dan
pemahaman tentang memilah sampah.

"Kami undang kepala sekolah di Pulau Jawa sementara ini. Kami kenalkan
sistem ekonomi sirkular yang sederhana tapi berdampak besar," kata dia.


4. Bakar sampah dapat dikenakan denda. Jelang akhir Agustus di wilayah
Kota Tangerang jika seseorang kedapatan membakar sampar akan
didenda sebesar Rp 50.000.000 Sebaliknya warga Joja pada memasuki
minggu kedua Agustus terlihat membakar sampah.

Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tangerang akan menindak
pihak yang membakar sampah sembarangan. Pelaku yang terbukti
membakar sampah sembarangan akan didenda Rp 50 juta. "Kita sudah
kerahkan petugas untuk berpatroli dan menerima segala laporan
masyarakat untuk segera ditindaklanjuti," kata Kepala Satpol PP Kota
Tangerang Wawan Fauzi, dilansir Antara, Sabtu (26/8/2023).

Menurut dia, Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengeluarkan
surat edaran terkait pengelolaan sampah yang berisi empat poin, di
antaranya dilarang membakar sampah yang tidak sesuai dengan
persyaratan teknis serta dilarang membuang, menumpuk, dan menyimpan
sampah atau bangkai binatang di jalan, jalur hijau, taman, sungai, saluran,
fasilitas umum, dan tempat lainnya yang sejenis.

di Yogyakarta seorang pakar ekologi menyatakan: "Dua sampai tiga hari
mulai ditutupnya TPA Piyungan, sudah nampak beberapa TPS baik yang
ada di kota maupun pedesaan sudah mulai membludak. Di sana sini
sudah mulai banyak timbunan sampah yang dibakar baik oleh masyarat
maupun oleh oknum petugas kelurahan bahkan oknum petugas dinas
lingkungan kabupaten," ujar Widodo Sambodo dalam pesan singkatnya,

Page 253 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Kamis (10/8/2023). Kata Dodo, darurat sampah di DIY dijadikan kebiasaan
baru yang melanggar peraturan. Masyarakat dibiarkan untuk melakukan
pembakaran sampah yang mencemari udara bahkan seolah-olah
perbuatan melanggar hukum tersebut dibenarkan oleh aparat penegak
hukum.

"Pemerintah kota dan kabupaten tidak memiliki solusi karena tidak
memiliki tpa sendiri-sendiri, sehingga pelanggaran pencenaran lingkungan
dibiarkan dan diamini oleh pemda. Untuk peristiwa ini mau dibawa kemana
warga DIY oleh SK sekda no 658/8312 tentang penutupan pelayanan TPA
regional piyungan tersebut," tandasnya



Tangerang 4 September 2023

Page 254 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Lampiran 22
Penutup bulan Juli 2023


1. Sampah asal dari rumah tangga di wilayah Jogja menjadi topik berita,
beberapa kali, di media massa. Sampah tidak terkelola volumenya,
sampah berceran di jalan, lalu, pemprov Yogyakarta lebih mengandalkan
bantuan pemerintah pusat daripada berswakelola dan sebagainya. Situasi
penganggutan sampah dari TPS ke TPA pada pemandangan sesehari
semakin parah lagi situasinya, karena DLH DI Yogyakarta menduga ada
buangan sampah dari luar kota Yogyakarta.

Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan DLH Jogja, Ahmad Haryoko,
Minggu (30/7/2023) menyatakan ada kemungkinan warga luar Kota Jogja
turut membuang sampah di wilayahnya. “Kemungkinan warga luar Jogja
membuang sampah di pinggiran jalan ada, karena baru Kota Jogja yang
mendapat alokasi sampah ke TPA Piyungan. Jadi mungkin saja warga
Bantul atau Sleman berangkat kerja ke Jogja sekalian buang sampah,”
kata dia namun tidak menyebutkan seberapa jumlah buangan yang diduga
buangan sampah oleh warga luar kota Yogyakarta.

Masih soal sampah. Pada 7 Juli tersiar berita warga di RW 07 Kertamukti
Cibitung menolak tempat pengolahan sampah terpadu di Kertamukti
Kabupaten Bekasi. Menurut Kadis LH: Perumahan di sekitar itu belumlah
sepadat pada hari ini. Jika disimak, maka tampaknya ada yang kurang
disosialisasikan kepada warga. Bahwa TPST Kertamukti itu, nantinya,
bukan semata-mata pembuangan sampah tetapi residunya akan dibuang
ke TPA Burangkeng. TPST Kertamukti merupakan tempat pengolahan
sampah secara terpadu. Residu yang tidak memiliki nilai ekonomis bakal
tetap dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Burangkeng
di Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi.

Di hari yang sama, 7 juli muncul berita Kades Se-Lamsel Tolak Daerahnya
Jadi Tempat Pembuangan Akhir Sampah. yaitu seluruh kepala desa dari
17 kecamatan se-Kabupaten Lampung Selatan menolak rencana
Pemerintah Provinsi Lampung yang akan membangun Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) sampah di wilayah mereka.

Sekretaris Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI)
Kabupaten Lampung Selatan, Pajri Suryadi menyatakan, seluruh kepala
desa satu suara menolak rencana Pemerintah Provinsi Lampung yang
akan membangun TPA sampah di Bumi Khagom Mufakat. Sementara itu,
menanggapi surat pernyataan yang disampaikan para kepala desa
tersebut, Kepala Dinas PMD Kabupaten Lampung Selatan Ediyansyah
menyatakan akan meneruskan surat pernyataan tersebut kepada Bupati
Lampung Selatan dan pihak-pihak terkait.

Page 255 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


TPS ilegal di Kabupaten Tangerang provinsi Banten pada 8 Juli menjadi
berita salah satu media massa. II warga Bitung jaya, Kecamatan Cikupa,
Kabupaten Tangerang keluhkan bau busuk sampah di tempat
pembuangan sampah (TPS) ilegal, bahkan sampah tersebut sangat
banyak binatang lalat berterbangan memasuki rumah warga, Jumat
(7/7/2023).

Menurut Ketua Umum LSM Pakar Nusantara ”pelaku pengelolaan
sampah illegal dapat terjerat pasal 29 ayat (1) huruf e jo pasal 40 ayat (1)
UU No 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah yang tidak main-main
hukumannya, bahkan mereka bisa didenda milyaran rupiah, tapi mengapa
hal ini dibiarkan oleh dinas Lingkungan Hidup dan satpol PP kabupaten
Tangerang.” Tegasnya ketua Umum LSM pakar Nusantara yang biasa
disapa Indra.

Di tempat terpisah Mohamad Guruh aktivis pemerhati lingkungan
mengatakan “dinas lingkungan hidup pemerintahan kabupaten Tangerang
harus tegas dan jangan membiarkan sampah ini terus menerus meneror
kesehatan warga sekitar, dinas lingkungan hidup harus segera
membersihkan sampah yang mana sudah sangat merugikan masyarakat
sekitar.”

Di Jawa Timur, pada Jumat, 28 Juli 2023 terberitakan adanya penolakan
warga terhadap buangan sampah rumah tangga memuncak yaitu dengan
aksi penutupan di TPA Tlekung Batu Kabupaten Malang Jawa Timur
akibat keluhan warga terhadap bau sampah yang mereka hirup setiap hari
selama puluhan tahun. Salah satu sebab adalah TPA Tlekung bukan
TPS3R. Oh, ya, sebelum melakukan penutupan, puluhan warga sempat
melakukan audensi dengan pihak DLH didampingi pihak kepolisian dan
TNI. Namun karena tidak ada jawaban pasti atas keluhan yang
disampaikan, warga pun memutuskan untuk menutup akses jalan menuju
TPA.

Tercatat oleh jurnalis, bahwa volume sampah yang masuk ke TPA Tlekung
setiap harinya rata-rata mencapai 120 ton dari 24 desa/kelurahan di Kota
Batu. Jumlah tersebut akan meningkat ketika masuk akhir pekan dan libur
panjang.

Saya selintas, terpikir, seperti halnya pada TPA model sanitary landfill,
apakah tidak dilakukan pengurugan tanah, lapis demi lapis sampah,
ataukah tidak dilakukan penyemprotan dengan cairan penghilang bau
pada sampah di TPA Tlekung itu?


2. Bali Darurat Sampah? Ah, yang benar… Sekitar setengah jam tayangan
pada Minggu (30 Juli 2023) petang yang disiarkan oleh KompasTv. Saya
hanya dapat berkomentar: Baalabiaaah, ‘ko… Hiperbola saja… Lha, yang
disorot dan diwawancara hanya sebagian kecil wilayah Pulau Bali…

Page 256 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Kacau, neh, dunia jurnalistik televisi KompasTv.. Jelas… jurnalis
KompasTv tampak kehabisan kreativitas menentukan judul beritanya.
Begitu pula penampilan datanya semakin melebar ke cakupan nasional,
sementara cakupan peliputan cuma kepada beberapa titik di wilayah Pulau
Bali bagian tenggara, alias wilayah yang banyak dikunjungi wisman dan
wisnu. Padahal pada minggu pertama Juli diketahui pula adanya
peresmian TPA 3 R di Seminyak.Kenapa tidak dikaitkan dalam peliputan
KompasTv tersebut, jika memberi judul Bali Darurat sampah?

Simak: Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengolah sampah
adalah dengan membangun Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse,
Recycle (TPS3R) untuk mengatasi permasalahan sampah di wilayahnya.
Pemerintah Kabupaten Badung, Provinsi Bali, menggandeng Coca-Cola
Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia) serta dukungan dari
mitra kerja, PT Tata Logam Lestari, meresmikan pengembangan
infrastruktur berupa gedung penampungan serta pemilahan sampah dan
sarana-prasarana pendukung kepada TPS3R Seminyak.

Ia menjelaskan pada 2024 pihaknya akan membuat ketentuan regulasi
dan terus menyiapkan TPS3R dan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu
(TPST). Apabila program itu telah berjalan, nantinya, setiap desa dan
kelurahan pada hari Senin akan dijadwalkan untuk mengeluarkan sampah
organik. Pada hari Selasa akan mengeluarkan sampah non-organiknya
dan hari Rabu akan mengeluarkan sampah basah. "Target kami itu akan
diolah menjadi salah satu bahan untuk pakan ternak, ini cara yang harus
kami lakukan dan kami sekarang," katanya.

TPS3R Seminyak berdiri di lahan seluas 1.270 meter persegi ini sendiri
merupakan bagian tidak terpisahkan dari inisiatif program pengelolaan
sampah yang dilakukan oleh CCEP Indonesia. Sejak tahun 2007, TPS 3R
Seminyak turut menjadi bagian penting dari program Bali Beach Up yang
diinisiasi CCEP Indonesia. Sebuah program bersih-bersih di lima pantai
sepanjang 9,7 kilometer, yang meliputi Pantai Kuta, Pantai Seminyak,
Pantai Legian, Pantai Kedonganan, dan Pantai Jimbaran.


3. Pemprov DKI Pilih Kembangkan Pengolahan Sampah RDF Daripada
Lanjutkan ITF Sunter... menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH)
DKI Jakarta Asep Kuswanto menyatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
lebih memilih untuk fokus mengembangkan pengolahan sampah menjadi
bahan bakar atau dikenal dengan refuse derived fuel (RDF). Menurut
Asep, pengembangan sampah menjadi RDF jauh lebih murah daripada
pengolahan sampah menjadi intermediate treatment facility (ITF) yang
rencananya akan dibangun di Sunter, Jakarta Utara.

"Biaya operasional murah, kemudian juga pembangunan lebih cepat. Lalu,
hasilnya pun bisa kami jual ke pabrik semen," ujar Asep seperti dikutip dari
Antara, Rabu, 26 Juli 2023.

Page 257 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Saat ini, Pemprov DKI telah mengoperasikan RDF pertama di Tempat
Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi. RDF yang
kedua selanjutnya akan dibangun di Rorotan, Jakarta Utara dan
Pegadungan, Jakarta Barat


4. Kreativitas olah sampah yang muncul pada bulan Juli lalu adalah
pembuatan paving blok.
Bank Sampah Hati Berseri asal Kota Metro Lampung, sampah plastik bisa
dijadikan cuan. Disulap menjadi paving block berkualitas tinggi lalu dijual
dengan harga yang kompetitif.
Paving block dari sampah plastik tak kalah dari produk yang terbuat dari
semen. Bahkan jauh lebih kuat dan anti pecah.

Ketua Bank Sampah Hati Berseri, Mulyadi meski harganya lebih mahal jika
dibandingkan dengan paving semen/beton, Mulyadi memastikan paving
dari sampah plastik ini lebih kuat dan tidak gampang pecah. Selain itu
punya daya rekat yang kuat.

Produk paving dari sampah plastik ini mulai dilirik oleh masyarakat.
Bahkan Bank Sampah Hati Berseri telah mendapat orderan paving block
untuk luasan 1.800 meter persegi. Namun Mulyadi mengakui jumlah
produksi saat ini belum bisa mengimbangi permintaan itu karena minimnya
bahan baku. Hal itu karena masih banyak masyarakat yang membuang
sampah sembarangan dan tidak mau memilah sampah dari rumah.


5. Situasi sampah global tergambar dalam artikel Plastic Overshoot Day
Spotlights Growing 'Climate Nightmare' of Global Waste mengutip laporan
Earth Action.

68,642,999 tons. That's the amount of plastic expected to wind up in the
environment across the globe this year as the amount of waste generated
by humans and giant corporations continues to grow exponentially.

According to the advocacy group Earth Action, the planet reached Plastic
Overshoot Day, the point at which the amount of plastic waste overwhelms
the world's capacity to manage it.

In a report released earlier this month, Earth Action noted that "in the first
208 days of 2023, plastic waste is well-managed, meaning it is collected
and then either recycled, incinerated, or deposited in a sanitary landfill."

68.642.999 ton. Itulah jumlah plastik yang diperkirakan akan berakhir di
lingkungan di seluruh dunia tahun ini karena jumlah limbah yang dihasilkan
oleh manusia dan perusahaan raksasa terus bertambah secara
eksponensial.

Page 258 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Menurut kelompok advokasi Earth Action, planet ini mencapai Plastic
Overshoot Day, titik di mana jumlah sampah plastik melampaui
kemampuan dunia untuk mengelolanya.

Dalam laporan yang dirilis awal bulan ini, Earth Action mencatat bahwa
"dalam 208 hari pertama tahun 2023, sampah plastik dikelola dengan baik,
artinya dikumpulkan dan kemudian didaur ulang, dibakar, atau disimpan di
tempat pembuangan akhir."

Beyond that point, waste management systems are swamped by the sheer
volume of plastic, causing millions of tons to spill over into the natural
environment—inundating communities, waterways, and oceans with toxic
waste

Earth Action found that "people living in Iceland are the top generators of
plastic waste, with a yearly consumption of 128.9 kg per person," an
amount that's "50 times higher than the yearly consumption per person in
Bangladesh who consumes 2.59 kg."
"The amount of plastic produced is expected to double in the coming
years, which will triple the volume of plastic pollution."

"Plastic pollution is a waste crisis, a climate nightmare, and a public health
disaster in the making," Paul Polman, former CEO of Unilever and an
outspoken critic of plastic waste, said in a statement. "Earth Action's report
is a stark reminder that our current, linear plastic waste management
systems are not fit for purpose and there is an urgent need for
policymakers and industry to implement robust waste management policies
and invest in the infrastructure fit for the 21st century."

"Simply praying that we can recycle our way out of this problem will not cut
it," Polman added.

Di luar titik itu, sistem pengelolaan limbah dibanjiri oleh volume plastik
yang sangat besar, menyebabkan jutaan ton tumpah ke lingkungan alam—
menggenangi masyarakat, saluran air, dan lautan dengan limbah beracun.

Earth Action menemukan bahwa "orang yang tinggal di Islandia adalah
penghasil sampah plastik teratas, dengan konsumsi tahunan 128,9 kg per
orang," jumlah yang "50 kali lebih tinggi daripada konsumsi tahunan per
orang di Bangladesh yang mengonsumsi 2,59 kg."
"Jumlah plastik yang diproduksi diperkirakan akan berlipat ganda di tahun-
tahun mendatang, yang akan melipatgandakan volume polusi plastik."

"Polusi plastik adalah krisis limbah, mimpi buruk iklim, dan bencana
kesehatan masyarakat yang sedang terjadi," kata Paul Polman, mantan
CEO Unilever dan pengkritik keras limbah plastik, dalam sebuah
pernyataan. "Laporan Earth Action adalah pengingat nyata bahwa sistem

Page 259 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


pengelolaan limbah plastik linier kita saat ini tidak sesuai dengan tujuan
dan ada kebutuhan mendesak bagi pembuat kebijakan dan industri untuk
menerapkan kebijakan pengelolaan limbah yang kuat dan berinvestasi
dalam infrastruktur yang sesuai untuk abad ke-21."

“Hanya berdoa agar kita dapat mendaur ulang jalan keluar dari masalah ini
tidak akan memotongnya,” tambah Polman.


6. Cetak biru ekowisata Gebrong mungkin lebih pas diberikan judul
kerangka awal cetak biru ekowisata Gekbrong.
Simak:
BLOK WASTE TREATMENT - 361 m2
Tempat ini khusus untuk mengolah sampah hasil wisata karena
masyarakat setempat masih mengandalkan menimbun dan membakar
sampah... Kalimat diatas tidak bermakna dalam kaitan untuk perencanaan
dan detilnya.



Tangerang, 6 Agustus 2023

Page 260 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Lampiran 23
Penutup bulan Juni 2023


1. Dari proses negosiasi penyusunan traktat plastik (International Legally
Binding Instrument on Plastic Pollution putaran 2 (INC-2) di gedung
UNESCO di Paris Perancis pada 29 Mei hingga 2 Juni 2023 terbetik siaran
pers dari delegasi Indonesia (DelRI) yang menyatakan Pemerintah
Indonesia mendukung penuh agenda global untuk mengakhiri polusi
plastik karena hal itu sejalan dengan kebijakan dan regulasi nasional.
Sementara itu dari observasi beberapa peninjau melukiskan ringkas
beberapa hal.

Pada ngosiasi 2 ini pengelompokan dari negara anggota UNEP berubah
menjadi tiga grup ketika sidang pleno membahas tata tertib (tatib)
persidangan negosoasi. Pada INC 1 November tahu 2022 terdapat dua
kelompok antara yang berkeinginan aturan tentang plastik terbatas hanya
kepada daur ulang dengan formula Sirkular ekonomi dan kelompok yang
menghendaki pengaturan mencakup jua produksi dan disain plastik..

Negosiasi perjanjian plastik pecah INC-2 di Gedung UNESCO di kota Paris
Perancis ini menjadi tiga kubu berbeda, yang saya sebut kelompok "Satu
Janji Besar", kelompok "Sumpah Bespoke", dan "Arab Saudi", karena itu
hanya Arab Saudi anggotanya.

Catatan dari jurnalis menyatakan, negosiator Arab Saudi melihat ada yang
tidak beres pada sesi bagaimana pengambilan keputusan. Sekilas
gambaran pada hari kedua INC-2:

Negosiator Arab Saudi mengatakan mereka telah mempercayai ketua
pembicaraan di Uruguay untuk memasukkan keberatan terhadap suara
mayoritas, tetapi "tampaknya sekarang kepercayaan kami sangat salah
tempat". Dia (perempuan) sempat marah karena tidak diberi giliran untuk
berbicara dan juga terganggunya mikrofonnya... Tak mengherankan
beberapa saat kemudian: Arab Saudi, China dan India mengancam akan
menghentikan pembicaraan jika pleno tidak mencapai persetujuan (secara
bulat) untuk bagaimana mengadakan pemungutan suara.

Kelompok One Big Pledge — yang sebagian besar terdiri dari anggota
Koalisi Ambisi Tinggi 55 negara untuk Mengakhiri Polusi Plastik —
menginginkan perjanjian internasional yang mengikat secara hukum yang
akan “mengakhiri polusi plastik pada tahun 2040” — bagaimanapun target
itu pada akhirnya akan dapat ditentukan — dengan membatasi produksi
plastik baru pada “tingkat yang disebut sebagai berkelanjutan”,
kemungkinan besar dengan menargetkan plastik sekali pakai; membatasi
bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan plastik untuk
mengurangi bahaya kesehatan dan mendorong daur ulang; dan

Page 261 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


menetapkan ketentuan untuk plastik di akhir masa pakainya untuk
memaksimalkan penggunaan kembali daripada kebocoran ke lingkungan.
Timbul sedikit drama pada pra-pertemuan, Jepang meninggalkan Amerika
untuk bergabung dengan Koalisi Ambisi Tinggi, meninggalkan AS sebagai
"satu-satunya negara maju besar" yang bukan bagian dari grup. Anggota
Koalisi Ambisi Tinggi juga termasuk Kanada, Australia, Inggris, Uni Eropa,
dan Meksiko.

Kelompok "Bespoke Pledges" ingin mengambil apa yang disebut The
Washington Post sebagai pendekatan "tidak terlalu ketat" dengan
membiarkan negara-negara "menghasilkan janji mereka sendiri" -
semacam pameran proyek seni dan kerajinan anak-anak di mana setiap
orang dapat membuatnya sendiri. Manusia dengan tongkat membuat es
loli sendiri, terkecuali tongkat es loli itu adalah komitmen untuk mengakhiri
polusi namun tidak ada hukuman jika kiprah anda ternyata menyebalkan.

Sementara itu, Arab Saudi berpikir bahwa rencana Amerika untuk
"menghasilkan janji Anda sendiri dan tidak khawatir tentang mekanisme
penegakan hukum" pada dasarnya terdengar bagus, tetapi itu juga bisa
menjadi perjanjian yang lebih lepas tangan. Proposalnya hanya
mencantumkan dua “kewajiban” yang disarankan untuk penandatangan:
“merancang [plastik] untuk sirkularitas” bila memungkinkan dan setuju
untuk berbagi tip daur ulang dengan negara lain.

Perbedaan antara "memilih" dan "konsensus", sementara secara
prosedural dalam gulma, sebenarnya sangat penting. Seperti aturan yang
tertulis sekarang, jika konsensus tidak tercapai, keputusan kemudian
diambil melalui pemungutan suara, yang harus disahkan dengan
dukungan dua pertiga. Negara-negara yang mendukung perubahan
tersebut termasuk Brasil, Cina, Arab Saudi, India, Iran, Rusia, dan
Venezuela; negara-negara yang mendukung pemungutan suara sebagai
opsi terakhir termasuk AS, UE, Inggris, Kanada, Norwegia, dan Senegal,
yang delegasinya menjelaskan masalah ini secara ringkas dan bertepuk
tangan: “Konsensus adalah yang membunuh demokrasi,” katanya seperti
dilaporkan. “Jika satu atau dua negara tidak setuju, kami mandek.” Tanpa
opsi untuk memilih, kemungkinan perjanjian plastik yang berarti akan
menjadi DOA (dead on arrival).

Dalam keputusannya, menurut siaran pers Chemicals & Pollution Action
tanggal 3 Juni 2023, bahwa INC meminta Sekretariat untuk mengundang
pengajuan dari pengamat paling lambat 15 Agustus dan Anggota sebelum
15 September tentang unsur-unsur yang tidak dibahas di INC-2, seperti
prinsip dan ruang lingkup instrumen, dan area potensial untuk pekerjaan
intersessional yang disusun oleh kofasilitator dari dua kelompok kontak,
untuk menginformasikan pekerjaan INC-3

Kalimat lainnya, INC-2 ditutup hari ini di ibu kota Prancis dengan mandat
untuk Ketua INC, dengan dukungan Sekretariat, untuk menyiapkan draf

Page 262 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


nol perjanjian menjelang sesi berikutnya, yang akan berlangsung di
Nairobi, Kenya, pada bulan November 2023 mendatang.
Menurut pengamat lainnya yang pernyataan saya peroleh, pertemuan INC-
2 ini dilihat oleh banyak orang sebagai ujian komitmen anggota Komite
terhadap proses dan perjanjian akhir untuk mengakhiri polusi plastik.
Sementara pertemuan itu ditandai dengan pertikaian prosedural,
penundaan yang lama, bertele-tele hingga larut malam, namun semangat
Nairobi tetap ada. Setelah membagikan pandangan mereka pada makalah
opsi, INC-2 menyimpulkan dengan menetapkan jalur untuk periode
intersessional yang mengarah ke INC-3, mengamanatkan penyiapan "draft
nol" dari perjanjian baru untuk dipertimbangkan di INC-3, dan
mengalokasikan waktu untuk acara pra-pertemuan satu hari untuk
membahas laporan sintesis elemen-elemen yang tidak dipertimbangkan
selama INC-2. Mereka juga dapat memilih anggota biro INC yang tersisa,
melalui dua suara, dan mencapai kesepahaman tentang penerapan
sementara draf aturan prosedur

Tambahan pula hal tuan rumah INC selanjutnya:
Sekretaris Eksekutif INC Mathur-Filipp mengenang bahwa INC-1 telah
mencatat kewajiban negara tuan rumah, sesuai dengan model perjanjian
negara tuan rumah PBB, untuk mengeluarkan visa bagi peserta pertemuan
dari semua Negara Anggota. Dia juga mencatat bahwa, jika suatu negara
tidak dapat memenuhi kewajiban ini, termasuk berkenaan dengan
penerbitan visa, Direktur Eksekutif UNEP akan mengadakan pertemuan
INC di Nairobi, Kenya, di kursi Sekretariat INC.

Dia memberi tahu para delegasi bahwa, agar Sekretariat dapat
mengamankan tempat yang sesuai untuk sesi INC mendatang yang akan
mengakomodasi lebih banyak peserta, delegasi perlu memutuskan tanggal
dan tempat sesi mendatang di INC-2. Komite menyambut baik tawaran
Kenya untuk menjadi tuan rumah INC-3 di Nairobi, pada November 2023.

Sehubungan dengan tawaran Kanada untuk menjadi tuan rumah INC-4,
FEDERASI RUSIA berbagi bahwa delegasi mereka mengalami kesulitan
mendapatkan visa untuk pertemuan antar pemerintah lainnya, dan
meminta jaminan bahwa semua anggota delegasi mereka dapat
memperoleh visa tepat waktu untuk berpartisipasi. di INC-4. Dia
mengusulkan bahwa, jika gagal, tempat tersebut akan dipindahkan ke
Nairobi, Kenya. Ini didukung oleh IRAN. Inggris, AS, AUSTRALIA,
NORWEGIA, UE, SWITZERLAND, JEPANG, GRULAC, dan SELANDIA
BARU menyambut baik proposal Kanada untuk menjadi tuan rumah INC-4.
KANADA meyakinkan Komite bahwa mereka akan melakukan yang terbaik
untuk memastikan pertemuan yang dapat diakses dan inklusif bagi semua
anggota dan pengamat, termasuk dengan memprioritaskan peserta dalam
proses aplikasi visa. Sekretariat INC meyakinkan bahwa mereka akan
bekerja dengan negara tuan rumah untuk memastikan visa bagi peserta
dari semua Negara Anggota, mencatat kemungkinan untuk memindahkan
tempat sesuai dengan perjanjian negara tuan rumah PBB.

Page 263 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Mengikuti jaminan ini, Komite menyambut baik tawaran Kanada untuk
menjadi tuan rumah INC-4 di Ottawa, pada paruh pertama tahun 2024.
Komite juga menyambut baik tawaran Republik Korea untuk menjadi tuan
rumah INC-5 pada paruh kedua tahun 2024.
Ketua INC Meza-Cuadra mencatat empat proposal untuk menjadi tuan
rumah Konferensi diplomatik Yang Berkuasa Penuh pada pertengahan
2025, oleh Ekuador, Peru, Rwanda, dan Senegal.

Agenda sementara INC-3: Pada hari Jumat dalam pleno, para delegasi
menyetujui keputusan agenda sementara INC-3.

Keputusan Akhir: Dalam keputusan akhir tentang draf agenda sementara
(UNEP/PP/INC.2/L.2) INC-3, INC, mengingat aturan 3 dari draf aturan
prosedurnya yang berlaku sementara untuk pekerjaannya, menurut di
mana Komite akan meninjau draf agenda sementara dan merevisinya, jika
dianggap perlu, dan setuju untuk meneruskannya ke sesi berikutnya untuk
diadopsi


2. Hari Lingkungan Hidup Sedunia 5 Juni ditandai dengan pernyataan
Sekretaris jenderal PBB dan beberapa berita dari Surabaya.
Di Surabaya tampak atraksi pegiat anti plastik berunjuk rasa dengan
tampilan sosok-sosok manusia terlilit plastik. Tetapi mereka pun
menyampaikan himbauan.

Melalui aksi aktivis Surabaya ini, Ecoton mengajukan beberapa tuntutan
kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur terkait penghentian penggunaan
plastik. Pertama, membuat Peraturan Gubernur (Pergub) tentang
pembatasan plastik sekali pakai. Kedua, memerintahkan bupati/wali kota di
Jawa Timur untuk membuat peraturan pembatasan plastik sekali pakai
melalui Perbup atau Perwali. “Kami juga mendorong produsen untuk
mencari solusi alternatif dengan cara meredesign kemasan dan penerapan
proses distribusi melalui sistem refiil serta bertanggung jawab terhadap
sampah plastik yang mencemari lingkungan.

Berikut Rekomendasi yang harus dilakukan pemerintah Provinsi Jawa
Timur untuk menghentikan polusi plastik di lingkungan:
1. Membuat Peraturan Gubernur (Pergub) tentang pembatasan plastik
sekali pakai.
2. Memerintahkan Bupati dan Walikota di Jawa Timur untuk membuat
peraturan pembatasan plastik sekali pakai (Perbub & Perwali).
3. Mendorong Produsen untuk beralih kepada solusi alternatif dengan cara
meredesign kemasan dan penerapan proses distribusi melalui sistem refill.
4. Mendorong Produsen untuk bertanggung jawab terhadap sampah
plastik yang telah mencemari lingkungan.

Page 264 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


5. Memberikan edukasi dan mengajak masyarakat untuk berhenti
menggunakan plastik sekali pakai sebagai upaya melepaskan lilitan plastik
di tubuh manusia.
Masih dalam acara peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, di
Sumatera Utara Kementerian LHK melalui Ditjen PPKL KLHK
menghimbau PT. Musim Mas untuk ikut berpatisipasi dalam kegiatan
Bersih Sungai yang diadakan secara serentak di seluruh Indonesia pada,
Sabtu (10-06-2023).

Dalam kegiatan tersebut PT. Musim Mas menggandeng salah satu
aktifis/komunitas AMPHIBI yang aktif dan memiliki komunitas sungai untuk
bekerjasama dalam kegiatan Bersih Sungai.

Dari sampah plastik yang didapat PT. Musim Mas dan Amphibi
menimbang dan menukarnya dengan 1 liter minyak goreng, ditukar
dengan 1 Kg sampah plastik.

Hasil penimbangan dalam kegiatan tersebut terkumpul 200 Kg sampah
plastik dan 300 kg sampah organik.


3. Refuse Derived Fuel (RDF) semakin menjadi pilihan untuk mengatasi
semakin berlimpah-ruahnya di TPA. Sampah kota Bogor akan diolah
menjadi RDF. Sampah Jakarta di Bantargebang Bekasi telah mampu
memasok kebutuhan bahan bakar bagi dua korporasi besar. Sementara itu
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bakal membangun fasilitas
pengolahan sampah dengan metode refuse-derived fuel (RDF) plant di
Rorotan dan Pegadungan pada 2024 mendatang.

Di lain kota, Pemkot Cilegon mengoptimalkan pemanfaatan Tempat
Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Bagendung menjadi Bahan Bakar
Jumputan Padat (BBJP). Adanya pengelolaan co-firing di TPSA
Bagendung disebut bisa menyerap tenaga kerja dari warga sekitar. Hal ini
juga dapat menyelesaikan masalah sampah ke hulu untuk meminimalisasi
sisa limbah di Kota Cilegon.

Di lain kota, Pemkot Bogor Bakal Olah Sampah Jadi Bahan Bakar
Pengganti Batu Bara. Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim melakukan
kunjungan kerja ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Kota
Denpasar, Bali. Dedie mengatakan Kota Bogor akan mencontoh Bali untuk
pengolahan sampah. Pemkot Bogor, kata Dedie, berencana membangun
instalasi pengolahan sampah refused derived fuel (RDF). Nantinya, kata
Dedie, pengolahan sampah itu akan menjadi bahan bakar alternatif
pengganti batu bara.


4. Pemprov DKI Jakarta membatalkan pembangunan intermediate
Treatment Facility (ITF) alias tungku bakar berukuran besar yang berlokasi

Page 265 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


di Sunter Jakarta Utara karena mahalnya biaya pembangunan. Pada sisi
lain, Pemprov DKI Jakarta menghapus tipping fee karena adanya
kebutuhan lain yang musti diprioritaskan dalam APBD. Logika
sederhanyanya dalam pandangan saya, karena pengelolaan sampah di
ibukota adalah dilaksanakan secara swakelola, maka amat logis
penghapusan itu: memindahkan isi kocek dari kantung kanan ke kantung
kiri.

Berbeda halnya jika pengelolaan suatu TPA diserahkan pemetintah daerah
kepada kontraktor swasta. Tipping fee adalah daya tarik utama bagi
swasta untuk berpartisipasi dalam pengelolaan sampah rumah tangga di
suatu wilayah. TPST Bantargebang pada periode 2008 hingga 2018
pengelolaan sampahnya dilakukan oleh dua kontraktor swasta:
pengelolaan sampah dan pembangkit energi sampah nontermal.


5. Semakin berlimpah-ruahnya sampah dibuang truk sampah ke TPA di
beberapa kota seakan memupus prestasi pemerintah yang telah mampu
melakukan pengurangan timbulan sampah di Indonesia, yaitu berkurang
sebanyak 12 Juta Ton pada 2022. Semakin melimpah-ruahnya sampah,
sebut saja, sampah kota Depok, sampah kota Bandung, juga beberapa
lainnya, termasuk sampah kota Yogyakarta.

Sekadar pengingat, pada Pantauan saya bulan Mei, sampah kota
Bandung dan sekitarnya telah membuat puyeng para pengelola sampah.
TPA di Sari Mukti over capacity dan Terlebih sejak lama, akses di dalam
tpa memang rusak parah. TPA Cicabe yang baru dibuka diprioritaskan
untuk wilayah Bandung timur. Lebih dari itu TPA ini adalah sebagai
langkah darurat untuk menangani permasalahan sampah akibat kendala
operasional di TPA Sarimukti.


6. Partisipasi masyarakat dalam membersihkan sampah terlihat di salah
satu titik di ujung barat pulau Jawa. Adalah grup Pandawa yangg
mengajak warga lokal untuk membersihkan (clean up) sampah di pantai
terkotor di Indonesia, yaitu Pantai Teluk Labuan di provinsi Banten. Selain
itu ada pula LPDP UGM Bahagia menyelenggarakan program Awardee
Mengajar sebagai bentuk dedikasi dalam ikut berkontribusi meningkatkan
pendidikan di Indonesia. Program diadakan setiap minggu pagi sepanjang
tahun 2023 ini.


7. Pemerintah khususnya Ditjen PSLB3 KLHK beberapa kali memberikan
himbauan agar pelaksanaan ibadah Idul Adha 1444 H adalah minim
sampah, di antaranya melalui medsos Instagram. Selain itu direktorat
jenderal ini pun mebyampaikan prediksi sampah yang muncul dari
perayaan ibadah Idul Adha ini.

Page 266 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



8. Saya kembali mempromosikan bioplastik, plastik mudah terurai, plastik
ramah lingkungan selama bulan Juni. Promosi ini saya lakukan agar
wacana dan aksi pengelolaan sampah hanya terpaku kepada model
pendekatan sirkular ekonomi.

Promosi saya yang terbanyak tersrbut adalah pada media Twitter;
umumnya tanggapan/ jawab terhadap UNEP maupun yang terkait dengan
badan PBB itu.

Bioplastik, dalam pemahaman saya, adalah jawaban pelaku usaha
terhadap perintah Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 Tentang
Pengelolaan Sampah, Pasal 20 Ayat 3. Yaitu:

Paragraf Kesatu Pengurangan Sampah Pasal 20, Ayat 3.

(3) Pelaku usaha dalam melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) menggunakan bahan produksi yang menimbulkan sampah
sesedikit mungkin, dapat diguna ulang, dapat didaur ulang, dan/atau
mudah diurai oleh proses alam.

Dengan kata lain, produk bioplastic adalah R lainnya, yaitu Return to Earth
sesuai kalimat akhir pada Ayat 3 di atas.



Tangerang, 3 Juli 2023

Page 267 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025




Lampiran 24

Bali Community Tells Danne: Stop Poisoning
Us with Toxic Plastic
Danone project claims “plastic credits” for toxic facility that
threatens local air and water


Yuyun Ismawati and Comms Hub


CATEGORY
Latest NewsPress ReleaseMember Stories
SUB-CATEGORY
PolicyCorporate AccountabilityReal SolutionsYouthPlastics & HealthPlastics & Climate
01 June 2023, Paris - This week in Paris, while more than 2800 delegates
from 178 countries are negotiating the Plastics Treaty to tackle the global
pressing issue of toxic health threats from plastic, members of the Angga
Swara neighborhood in Jimbaran, Bali, Indonesia are calling on the major
international food company Danone to stop using their community as a toxic
plastic dumping ground. The Angga Swara community of more than 500
residents suffer from toxic air and filthy smells from a Danone-Aqua
Indonesia plastic and waste material recovery facility. The community has
identified and documented irregularities by Danone's partners in establishing
the facility, including forging several community signatures to obtain the
permit.
Danone-Aqua Indonesia is a subsidiary of Danone International, which is a co-
founder of the corporate-led 3R initiative that offers “plastic credits,” a
scheme similar to carbon credits for so-called plastic recovery projects. But

Page 268 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


over the last 20 months, the community has repeatedly complained about
Danone’s Integrated Waste Processing Facility (Tempat Pengelolaan Sampah
Terpadu, called TPST Samtaku Jimbaran) in Angga Swara Neighborhood for
the foul odors coming from the plant. The community also raised concerns
about Danone’s violations in the permitting process and for receiving plastic
credits from Verra, a US nonprofit that the companies engaged for their
plastics credit scheme, despite the failures of Verra’s carbon credits projects.
In their letter to Danone, the community states that they have identified “a
total of 14 cases of non-compliance, inconsistencies and lack of accountability
in [Danone’s] obtaining approval to build and operate [TPST Samtaku
Jimbaran],” and calls on the company “to immediately and permanently close
TPST Samtaku Jimbaran, to allow our community to return to our healthy
environment.” This week, the communities of Angga Swara sent their letter to
Danone and to local and national government officials and today, several
members of Indonesian and partner NGOs hand-delivered the letter to the
company headquarters in Paris on behalf of Owen Podger, an Angga Swara
community representative leading the community effort.
Since September 2021, the TPST Samtaku Jimbaran facility has managed 70-
120 tons of unsorted household waste daily. More than 60% of the waste is
organic waste, and when not contained immediately, organic waste
decomposes and produces foul odors. The facility's remaining 40% of waste is
plastics and other garbage. In this facility, the residual waste and low-value
plastics are converted into products that can be used as fuels (called RDF for
Refuse-Derived Fuels), a process that leads to more toxic pollution when
plastic fuels are burned.
Danone-Aqua Indonesia has registered the Material Recovery Facility (MRF)
to claim plastic credits from Verra (Verra ID 2648) for 15,842 tons of plastics
recovered in the facility. The plastic credit claims include RDF briquettes
containing toxic cocktails that will be sold by the operator to laundry and food
stalls for barbecues and laundry boilers. Such open burning of plastic
produces highly toxic emissions with few or no controls.
To make RDF briquette, the low-value plastics are melted in high-
temperature machines that release black smoke and leave filthy acidic smells
that last for weeks. Hundreds of households have suffered from toxic,
polluted air, and some residents have severe illnesses and have experienced
multiple hospital visits.
“Today, my letter to Danone is being delivered to the company’s headquarters in
Paris. I have written to Danone on behalf of the people of Angga Swara in
Jimbaran Bali because they built a Material Recovery Facility in our
neighborhood. For 20 months, we have suffered from its pollution. Danone’s
facility infringes on our rights to a clean environment and blights our
neighborhood. We have complained repeatedly, but now we insist on a
response,” said Owen Podger, an Angga Swara community representative.

Page 269 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


“We call Danone to close the facility, immediately and permanently. It should
never have been built. We hope the good investors in Danone will support us.”
"As one of the global players, Danone should respect the regulations in the
country where they are doing business. Ignoring the obligations to develop a
proper environmental impact assessment study and poisoning the community to
benefit Danone's business practice is unethical," said Yuyun Ismawati from
the Nexus3 Foundation and the Alliance for Zero Waste Indonesia. "Danone
should shut down the facility and announce it publicly as they announced the
launching of the project, remove the project from Verra's plastic credit, and
clean up the site where the facility is located."
“Plastics contain thousands of toxic chemicals that create health risks to
humans and the environment. Heating and burning plastic wastes produces
even more toxic chemicals and should not be considered an ethical corporate
practice that provides environmental benefits,” said Therese Karlsson, PhD,
IPEN’s Science and Technical Advisor. ”This situation shows the urgent need
for reducing plastic production and eliminating toxic chemicals from plastics.”
“Plastic offsetting is a sham, and no company should engage in it. Plastic
offsetting does not reduce plastic pollution or address how much plastic a
company produces. By setting up plastic offsetting schemes such as this one in
Bali, Danone is greenwashing its image and avoiding making real, substantive
changes in the amount of single-use plastic it uses. Not only that, but they are
also actively harming the local community, stated Emma Priestland,
Corporate Campaign Coordinator of BreakFreeFromPlastic.
In a resolute call to action, the Angga Swara community in Bali demands that
Danone immediately and permanently close their toxic plastic facility, TPST
Samtaku Jimbaran.
They assert that the facility infringes on their right to a clean environment
and has caused severe health issues within the community. The community
calls on Danone to respect ethical practices, remove the project from Verra's
plastic credits scheme, and thoroughly remediate the site.
--------------------------------------------------------------------------------------------
Supporting Organizations
Nexus3 Foundation for Environmental, Health, and Development or Nexus3
Foundation (formerly known as BaliFokus Foundation) works to protect the
public, especially vulnerable populations, from the impact of development on
people's health and environment. Nexus3 is working towards a future that is
fair, toxic-free, and sustainable.
www.nexus3foundation.org

Page 270 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


International Pollutants Elimination Network (IPEN) is a global network
forging a healthier world where people and the environment are no longer
harmed by the production, use, and disposal of toxic chemicals. Over 600 public
interest NGOs in more than 120 countries, largely low- and middle-income
nations, comprise IPEN and work to strengthen global and national chemicals
and waste policies, contribute to ground-breaking research, and build a global
movement for a toxics-free future.
https://ipen.org/
Alliance for Zero Waste Indonesia (AZWI) campaigns for the genuine
implementation of the Zero Waste concept in order to mainstream various
existing Zero Waste activities, programs and initiatives to be implemented in
various cities and regencies in Indonesia by taking into account the waste
management hierarchy, material life cycle and circular economy.
https://aliansizerowaste.id
#breakfreefromplastic (BFFP) is a global movement envisioning a future free
from plastic pollution. Since its launch in 2016, more than 2,500 organizations
representing millions of supporters around the world have joined the
movement to demand massive reductions in single-use plastics and push for
lasting solutions to the plastic pollution crisis. BFFP member organizations and
individuals share the shared values of environmental protection and social
justice and work together through a holistic approach to bring about systemic
change. This means tackling plastic pollution across the whole plastics value
chain—from extraction to disposal—focusing on prevention rather than cure
and providing effective solutions. www.breakfreefromplastic.org
—---------------------------------------------------------------------------------------------------
Open Letter to Danone: English | French
Press Release: English | French
Images for media coverage can be found in this folder.
All image credits: Nexus3 Foundation and the Angga Swara community,
Jimbaran, Bali, Indonesia.
—---------------------------------------------------------------------------------------------------
For more information:
Yuyun Ismawati, Nexus3 Foundation, [email protected]
Nindhita Proboretno, Nexus3 Foundation, [email protected]
https://www.breakfreefromplastic.org/2023/05/31/bali-community-vs-
danone/

Page 271 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025




Lampiran 25
Pantauan Mei 2023


1. Plastic Pollution, pengelolaannya sedang dinegosiasikan secara global
pada putaran kedua pada akhir Mei hingga awal Juni, dalam INC-2 di Paris
Perancis. Namun hasilnya akan saya munculkan pada pantauan Juni
mendatang.

Informasi yang peroleh secara terbatas, ialah adanya kata sambutan
pembukaan INC-2 oleh direktur eksekutif UNEP, juga kata sambutannya
pada pertemuan oleh Global Action on Plastic Pollution dengan tuan
rumah oleh pemerintah Amerika Serikat. lalu ada suara kritis dari NGO:
Environmentalists say it is vital for people in developing countries – places
that are often the recipient of plastic waste from rich nations – to let
negotiators know their firsthand experiences with the issue.

Tetapi ada pula Petisi yang kedaluwarsa, adanya ajakan dari Aktris
@lupitanyongo yang dalam video in menjelaskan mengapa proses
negosiasi ini menjadi penting.
Tanda tangani petisinya di https://act.gp/
PlasticsTreaty Now dan minta pemerintah kita untuk turut mendukung
perjanjian yang ambisius.

Petisi yang ketinggalan jaman!

Adapaun mengenai tujuan negosiasi the objectives of INC-2 are to:
• advance the development of the ILBI on plastic pollution, based on
the “elements paper”;
• identify areas where more information is required to inform and
support the negotiations, including any additional work to be carried out
during the intersessional period; and
• decide on the necessary procedural and organizational matters for
the continuation of effective negotiations at INC-3 and beyond.

Many expect that delegates will address the “elements paper” with a view
to finding points of convergence among the various options, and identifying
areas that would benefit from further information and discussion at
subsequent sessions of the INC.

Oh, ya... sekitar seminggu sebelum INC-2 di Paris akun twitter UNEP dan
juga akun direktur eksekutif UNEP cukup banyak memberikan cuitan
tentang plusi plastik, pendekatan solusinya dan semuanya dikaitkan
dengan akan diperingatinya Hari Lingkungan Hidup Sedunia 5 Juni 2023.

Page 272 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


2. Mendiskusikan tentang sampah laut tanpa melibatkan pihak-pihak yang
secara legal berkompeten tampaknya lebih mudah daripada menjadi ajang
perdebatan; Begitukah Infid?
Dari isi siaran pers Infid saya memahami adanya keinginan sebagian
kalangan pemeduli untuk turut mendiskusikan sampah laut dengan
sasaran tembak korporasi produsen plastik agar ditegakkan aturan
hukumnya.

Menurut saya, lembaga sekaliber Infid, tampaknya terburu-buru jadwal dan
kurang ingat dan lengkap mencari tahu pihak-pihak yang berkompeten
untuk dibedah permasalahan sampah laut, sehingga akan, minimal,
komprehensif dan both side cover. Jika mengulas Perpres No. 18 tentang
Perpres No. 18 Tahun 2018, maka tentunya ada sekretariat pelaksananya.
Yaitu TPN PSL, Tim Koordinasi Nasional Peanganan sampah Laut tidak
dihadirkan dalam diskusi Infid. Demikian juga, misalnya, direktorat
penegakan hukum KLHK jika ingin mempertanyakan efektivitas kepatuhan
korporasi terhadap Perpres itu...Atau mempertanyakan kepada Ditjen
PSLB3 KLHK mengapa EPR, Extended Producer Responsibility tidak
tampak terang benderang di mata khalayak? Atau, adakah data terbaru
mengenai Indonesia "selalu" dicap sebagai produsen terbesar kedua
sampah laut? Tahukah Infid jika peneliti yang menyebutkan Indonesia
sebagai produsen kedua terbesar sampah laut sudah tersipu, jengah dan
berjanji merevisi hasil penelitiannya ketika dikonfrontir oleh beberapa pihak
yang pakar sampah, tetapi hingga kini ingkar janji? Tidakkah Infid tahu, jika
pihak asosiasi plastic, yaitu Inaplas telah membuat data koreksi pada 18
Desember 2018 di kantor Menko Perekonomian terhadap hasil penelitian
itu?

Tidakkah terbayangkan jika dengan pendekatan lunak kepada produsen
plastik dan pemasalahan sampah, maka tampak pemerintah lebih
berorirentasi kepada pemggalangan dana-dana proyek pengelolaan
sampah laut, juga penggalangan partisipasi masyarakat?

Itulah komentar saya terhadap isi Siaran Pers Infid.

Lampiran saya

Page 273 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025




Plastic waste in Indonesian waters/seas,
the data very excessive ?


Riza V. Tjahjadi

#Plasticwaste in Indonesian waters/seas, the data very excessive
?? #Plasticindustry in waiting the revision data ????

It should be noted ? Indonesia is not the second largest source of
#oceanplastic ??#plasticdebris ?? #solvedifferent ?????????
#marinelitter?
Dr. Jenna Jambeck of the University Georgia and her research
group suddenly became famous in the world when she published
the results of her research on plastic waste in the ocean. When

Page 274 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


she visited Indonesia, whose position from her reseach was the
number two, she promised to review the matter of Indonesian
plastic waste. She promised Inaplas, the Indonesian olefin &
plastic industry association), who invited her to recalculate the
matter of quantity of Indonesian plastic waste (June 13, 2017). It
turns out that until now the results of her review doesn't come out
to public ????

@EndPlasticWaste
#beatplasticpollution
#saveocean
#cleanupnice
#cleanup
#breakfreefromplastic
#pollutionisadesignchoice

https://www.instagram.com/p/BuFx966neu_/

https://biotaniindonesia.blogspot.com/2019/02/


Lihat juga




Riza V. Tjahjadi


@RizaVT

21 Feb 2019
BioTani Indonesia http://biotaniindonesia.blogspot.com/?spref=tw Hari
Peduli Sampah Nasional, Plastik Alternatif dan Menunggu Jambeck





Riza V. Tjahjadi



@RizaVT

21 Feb 2019

Page 275 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


HPSN, plastik alternatif dan menunggu jambeck #beatplasticpollution
#breakfreefromplastic https://slideshare.net/biotani/hpsn-plastik-
alternatif-dan-menunggu-jambeck… via
@SlideShare

Lagi,
Lihat juga Pantauan bulan September 2022, atau Lampiran 7 di halaman
berikut

Catatlah
10 Negara Penghasil Sampah Plastik Terbanyak di Dunia.
1. Amerika Serikat: 34.02 juta ton
2. India: 26.33 juta ton
3. Cina: 21.60 juta ton
4. Brazil: 10.68 juta ton
5. Indonesia: 9.13 juta ton
6. Rusia: 8.47 juta ton
7. Jerman: 6.68 juta ton
8. Inggris: 6.47 juta ton
9. Meksiko: 5.90 juta ton
10. Jepang: 4.88 juta ton

Inilah negara-negara dengan penyumbang sampah plastik ke laut terbanyak.

1. Filipina: 356,371 ton
2. India: 126,513 ton
3. Malaysia: 73,098 ton
4. Cina: 70,707 ton
5. Indonesia: 56,333 ton
6. Brazil: 37,799 ton
7. Vietnam: 28,221 ton
8. Banglades: 24,640 ton
9. Thailand: 22,806 ton
10. Nigeria: 18,640 ton

Oh, ya, tambahan
Khusus mengenai EPR

Implementasi EPR (Extended Producer Responsibility)
di Indonesia: Peluang dan Tantangan
2023-03-26 06:42:24 ARTIKEL
Oleh: Asep Setiawan, Penyuluh LHK Madya-Dit. Pengurangan Sampah-
KLHK
EPR (Extended Producer Responsibility) atau Tanggung Jawab Produsen yang di perluas
adalah program yang bertujuan untuk membuat produsen bertanggung jawab atas

Page 276 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


dampak lingkungan dari produk mereka di seluruh rantai produk, dari mulai desain
sampai dengan pembuangan produk oleh konsumen. Awalnya, prinsip dan
ketentuan EPR diperkenalkan pada pertemuan World Summit Sustainable
Development pada 2002 di Johannesburg. Walaupun tidak menyebut istilah EPR,
pertemuan tersebut merekomendasikan upaya produksi dan konsumsi yang
berkelanjutan. Baru pada pertemuan Negara G-8 tahun 2003 hingga 2005, EPR yang
temasuk dalam komponen 3R (reduce, reuse, recycle) dirumuskan. Pertemuan 3R
selanjutnya dilaksanakan di Tokyo pada 2005 dan 2006 secara lebih spesifik tentang
EPR (OECD, 2016).
Adopsi konsep EPR di Indonesia telah dimuat dalam UU No. 18 Tahun 2008
Tentang Pengelolaan Sampah (Pasal 15), menyatakan bahwa produsen bertanggung
jawab atas pembuangan kemasan dan produk yang tidak dapat dikomposkan atau
sulit untuk dijadikan kompos. Melalui PP 81/2012, (Pasal 1, angka 5), Produsen
adalah pelaku usaha yang memproduksi barang yang menggunakan kemasan,
mendistribusikan barang yang menggunakan kemasan dan berasal dari impor atau
menjual barang dengan menggunakan wadah yang tidak dapat atau sulit terurai oleh
proses alam. Produsen diwajibkan menggunakan bahan daur ulang dan mengurus
daur ulang kemasan. Untuk memberikan pedoman pelaksanaan EPR terutama
kewajiban produsen dalam pengurangan sampah tersebut, Kementerian LHK telah
menerbitkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.75 Tahun
2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh produsen. Bentuk pengaturan
tanggung jawab Produsen secara konkrit tercantum dalam peraturan tersebut
adalah produsen wajib membatasi timbulan sampah, mendaur ulang sampah dan
melalui penarikan kembali (takeback), serta memanfaatkan kembali
sampah. Peraturan tersebut juga mewajibkan produsen sektor bidang usaha
manufaktur pemegang merek, bidang usaha ritel, dan bidang usaha jasa makanan dan
minuman untuk mengurangi sampah yang berasal dari produk dan kemasan produk
yang mereka hasilkan dan pasarkan dengan cara 3R. Peta Jalan Pengurangan Sampah
oleh Produsen ini disusun untuk waktu 10 tahun dimulai sejak 2020 sampai dengan
2029 dengan target pengurangan sampah barang dan kemasan barang serta wadah
berbahan plastik, kertas, kaca, dan aluminium sebesar 30% dari jumlah produk
dan/atau kemasan produk yang dihasilkan dan dipasarkan di tahun 2029.
Permen LHK P.75/2019 secara utuh memuat kerangka hukum dan kerangka teknis
penerapan circular economy dalam pengelolaan sampah. Secara operasional, Permen
LHK P.75/2019 mewajibkan para produsen untuk melaksanakan praktik sirkular
ekonomi dalam bisnisnya dengan menjalankan prinsip pembatasan timbulan sampah
(R1), pendauran ulang sampah (R2), dan pemanfaatan kembali sampah (R3). Skema
eliminasi produk dan kemasan yang tidak dapat masuk sistem sirkular
ekonomi terpenuhi oleh prinsip R1 (design out of waste and pollution),
skema close/open loop recycling terpenuhi oleh prinsip R2, dan skema kemasan guna
ulang, repair, refurbish, dan remanufacture terpenuhi oleh prinsip R3.
Saat ini EPR di Indonesia baru diterapkan terhadap 15 Badan Usaha dengan jumlah
sampah terkurangi mencapai sekitar 1.145,5 Ton, meskipun demikian Kementerian
LHK tetap melakukan upaya-upaya sosialisasi melalui pendampingan teknis peta

Page 277 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


jalan pengurangan sampah oleh produsen (P.75/2019), pada akhir tahun 2022 sudah
dilakukan terhadap 353 Badan Usaha (Data Refleksi KLHK, 2022).
Walaupun telah didukung dengan instrumen peraturan yang telah mengadopsi
sistem EPR dan pendekatan prinsip-prinsip sirkular ekonomi, namun dalam
kenyataannya penerapan PerMenLHK P.75 Tahun 2019 saat ini masih belum
optimal. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: 1) Masih
kurang massif-nya promosi atau propaganda melalui sosialisasi atau diseminasi yang
dilakukan oleh pemerintah dan pemerintah daerah kepada para pihak pelaku usaha
produsen yang dapat menjangkau semua wilayah administrasi baik provinsi maupun
kab/kota. Dimana saat ini jangkauan diseminasi pemerintah mengenai
penerapan PermenLHK P.75/2019 kepada Produsen relatif masih kurang jika
dibandingkan dengan jumlah produsen yang dikenakan kewajiban peraturan ini, 2)
Masih kurangnya dukungan gerakan kolaborasi dan sinergitas para pihak terutama
para asosiasi dalam penerapan EPR di Indonesia, 3) Belum optimalnya
fungsi kelembagaan pusat dan daerah dalam penerapan EPR, 4) Belum efektifnya
penerapan skema insentif dan dis-insentif serta 5) Belum optimalnya instrumen
MONEV (Monitoring dan Evaluasi) yang mensinergikan kolaborasi semua pihak
terkait (pentahelix) baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, asosiasi,
perguruan tinggi dan masyarakat.
Peluang dan tantangan implementasi EPR di Indonesia kedepan diantaranya
adalah memperluas kemitraan antara produsen dengan pelaku wirausaha (socio-
enterpreuneurship) berkaitan dengan pengelolaan sampah, pengembangan model
bisnis/green business yang berkelanjutan sekaligus memberikan opsi yang lebih luas
munculnya produk dan kemasan yang ramah lingkungan kepada masyarakat, antara
lain produk yang dijual tanpa kemasan, produk dengan kemasan yang layak dan
mudah dikomposkan (compostable), produk dengan kemasan yang layak dan mudah
diguna ulang ( reusable), produk yang mudah diisi ulang, dan produk
dengan kemasan yang layak dan mudah di daur ulang (recycleable) hingga opsi
penggunaan kemasan yang dapat dikembalikan ke produsen (returnable packaging).
Beberapa langkah yang diperlukan oleh pemerintah untuk melihat dan
menindaklanjuti efektivitas penerapan EPR di Indonesia saat ini dan kedepan sebagai
berikut: a) Melakukan review atau penelitian cepat/desk study mengenai
penerapan EPR, b) Mensosialisasikan/mendiseminasikan secara simultan kepada
produsen dan semua stakeholders pentahelix, c) Mengembangkan instrumen
standarisasi pengelolaan sampah kemasan dan sertifikasi Ekolabel nasional, d)
Mengembangkan sistem monitoring, evaluasi dan pengawasan
termasuk kebijakan penerapan insentif dan dis-insentif, e) Pemerintah dan Pemda
harus mulai bersinergi dalam melakukan kemitraan dengan pihak private
sector untuk menyiapkan kebijakan skema pembiayaan dan
pengembangan infrastruktur persampahan, serta f) Penerapan praktek sirkular
ekonomi dengan target semua lini termasuk optimalisasi mekanisme kemitraan
dalam penarikan kembali (take-back) sampah kemasan produsen pasca konsumsi
dengan Bank Sampah, TPST3R, Pusat Daur Ulang, Start-up platform digital, dan
lainnya.

Page 278 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Daftar Pustaka
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 tahun 2012 tentang
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga.
3. PermenLHK P.75 Tahun 2019 Tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh
Produsen
4. OECD. 2016. Extended Producer Responsibility – Updated Guidance for
efficient waste management.
5. Bahan materi diseminasi dan refleksi akhir tahun 2022, Direktorat
Pengurangan Sampah, Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3-
Kementerian LHK, Tahun 2022.
https://info3r.menlhk.go.id/berita/detail/berita-15-v_berita


3. Sampah rumah tangga tidak juga berkurang, sehingga tempat
pembuangan akhir selalu tampak melebihi kapasitas. Bulan Mei, sampah
kota Bandung dan sekitarnya telah membuat puyeng para pengelola
sampah. TPA di Sari Mukti over capacity dan Terlebih sejak lama, akses di
dalam tpa memang rusak parah. TPA Cicabe yang baru dibuka
diprioritaskan untuk wilayah Bandung timur. Lebih dari itu TPA ini adalah
sebagai langkah darurat untuk menangani permasalahan sampah akibat
kendala operasional di TPA Sarimukti.

Klepek-klepek sehingga masyarakat diminta untuk juga berdisiplin untuk
mengurangi buangan sampahnya... Hemmm... Pemerintah dan kalangan
pemeduli sampah bekerja jugalah untuk mendidik masyarakat untuk
mengurangi sampahnya.


4. Pengelolaan sampah melalui bank sampah muncul beberapa kali dalam
bulan Mei lalu, di antaranya: DPRD Pati Jawa Tengah, Warsiti mendorong
Warga untuk membuat bank sampah secara mandiri, ada warga Dago di
Bandung mengelola sampah bisa dapat emas, juga ada pula beli emas
dengan sampah di kota Tasikmalaya. Ada pula model mendaftar menjadi
Nasabah untuk Nabung di Bank Sampah Kota Bandung Biar Dapat Uang.
Lalu, ada kiprah bank sampah induk (BSI) Mountrash di kota Dompu NTB
membentuk bank sampah unit. Tekad BSI Mountrash Dompu: Tetap
semangat di tengah anjloknya harga bahan daur ulang... Saat-saat ini kita
butuh kesabaran yang extra... dan konsisten dalam bergerak. BSI
Mountrash Dompu Tetap konsisten dalam mensuport program zero waste
Pemprov NTB dan Dinas LHK Provinsi NTB.

Page 279 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Siap bangkrut? Belum tentu bangkrut. Karena BSI Mountrash itu
berjejaring di beberapa kota, dan tentunya ada mekanisme saling
membantu antar mereka.

[...] hanya BSI Mountrash yg hingga saat ini masih tetap eksis dan
konsisten mengumpulkan dan mengirimkan sampah daur ulang k
surabaya.26 - 30 ton/ bulannya...utk BSI yg satunya matisuri karena
kendala d tatakelola nya, infrastruktur, peralatan dan permodalan sdh
ready...beda dgn BSI Mountras yg semuanya mandiri dan blum tersentuh
oleh program bantuan...namun kami tetap fight dan survive...??????


5. Membuang sampah sembarangan menjadi momentum meminta
pemerintah daerah membangun TPA. Itu terjadi ketika diketahui lahan
Perhutani menjadi tempat membuang sampah, maka anggota DPRD Pati
Jawa Tengah, Warsiti meminta Pemkab merealisasikan TPA... Momentum
yang bagus,

Semoga direalsisasikan secepatnya oleh Pemkab Pati.


6. Sampah dimuseumkan? Itu terjadi di Russia. Dan itu dua (2) kali
diwartakan oleh Kompas Tv, meskipun saya tidak mengutip audio
beritanya alias tanpa teks.


Tangerang, 4 Juni 2023

Page 280 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Lampiran 26
Penutup April 2023


1. Plastic Pollution, pengenfdaliannya telah masuk ke dalam lingkar diskusi
di WTO, Badan Perdagangan Dunia selewat medio April, yaitu tanggal 19
April yl. Pada pengantar acara daring tentang polusi plastik,
pengendaliannya dari sisi rejim perdagangan dunia:

Convenience and low cost of plastic have turned it into an integral part of
the modern economy, as well as into one of the major environmental
challenges of 21st century, causing damage to human health, ecosystems
and climate. OECD predicts that continued business as usual would triple
the amount of plastics used by 2060, equally tripling the amount of plastic
waste, with only one-fifth of this amount being recycled and half of that
landing in the landfills, yet allowing almost 44 million tonnes of plastic to
leak to the environment. Yet there’s hope - Breaking the Plastic Wave by
The Pew Charitable Trusts and its partners shows that its possible to cut
annual flows of plastic into the ocean by about 80% in the next 20 years by
applying existing solutions and technologies.

While collective multilateral efforts to take action to reduce the production
and consumption of plastics are only now taking off in the INC negotiations
and BRS conventions, individual actions have already been taken by many
economies that have recognized how unsustainable the current situation
is. This event looked closer at the existing trade-related measures to
reduce plastic pollution, targeted plastics, plastic products and materials,
as well as asked questions on possible immediate next steps that WTO
members could take.

Dari hal di atas sebenarnya dapat dipahami, yaitu yang diharapkan dari
seminar daring ini ialah pembahasan dan diskusi yang mencakup juga
produk dan meterialnya - jadi tidak semata-mata ekonomi sirkuler dalam
cakupan sempit dari kalangan praktisi dan pemanfaat sampah tetapi
termasuk juga pemrintah yang main shortcut saja; pokoknya circular
economy: sampah -> daur ulang/ daur guna -> produk baru... 'daah itu
saja, full stop.


2. Berita tentang negosiasi untuk menyusun traktat plastik sudah muncul
pada ...Maret silam, yang tampak tampil dengan info yang lengkap dari
sumber yang kredibel. Beuntuk mnrita ini cukuplah informatif bagi khalayak
untuk memahami apa yang diupayakan oleh PBB dengan seluruh
anggotanya, bersama-sama menyusun satu traktat internasional dalam
upaya pengenalian polusi plastik.

Page 281 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


3. Partisipasi publik untuk turut mengendalikan sampah plastik di laut,
sebagai satu program, bukan cuma aksi-aksi sesekali yaitu clean up,
terlihat secara pribadi, dan kasuistis. Yaitu adanya permintaan untuk
membantu menyusunkan profil komunitas nelayan dan bank sampah di
Dompu NTB. Dengan dua profil ini akan dilengkapi dengan informasi
terkait lainnya sehingga, nantinya, layak disebut sebagai satu usulan
proyek.

Proyek yang diincar oleh kawan adalah program Desa Bersih di wilayah
pesisir. Program ini adalah kelanjutan dari program Bulan Cinta Laut.

Pada sisi pemerintah daerah tersiar berita dari Balikpapan; Pemprov
Kaltim mengajak antara kabupaten/kota bersama mengelola sampah
pesisir. Meski kewenangan sampah pesisir berada di provinsi,
kenyataannya wilayah perairan di sekitar kabupaten/kota. Wakil Gubernur
Kaltim Hadi Mulyadi mengatakan, perlu rapat kerja sama kabupaten/kota
untuk membahas persoalan teknisnya.

"Jangan sampai antara satu dan lain lepas tanggung jawab," ucapnya.
Menurut dia, jika daerah membutuhkan dukungan dana untuk penanganan
sampah pesisir, silakan saja menyampaikan usulan atau permintaan
kepada pemprov. Sebab, pihaknya selama ini mengeluarkan dana sesuai
permintaan daerah.

Setiap daerah memiliki permintaan daftar prioritas. Tak menutup
kemungkinan untuk menyampaikan permohonan dana penanganan
sampah pesisir dalam daftar prioritas daerah. "Pilihan itu sesuai dengan
permohonan mereka. Kalau mereka tidak memohon mungkin sudah ada
atau terlalu banyak prioritasnya," tutur dia.
[…]

5. Pendekatan olah sampah plastik dengan cara menjadikannya bahan
bakar ala refused-derived fuel (RDF) yang menjadi andalan pemerintah
sebagai salah satu upaya pengurangan sampah plastik, tampaknya cukup
sulit dipenuhi DLH DKI Jakarta. Contohnya, RDF dari TPST Bantargebang
dijual dengan harga lebih murah lantaran belum memenuhi standaahan r.
Lalu, PLTSa yang dibangun di Sunter Jakarta Utara terkatung-katung
nasibnya selama bertahun-tahun. Karenanya, tiba-tiba, tersiar berita
bahwa Pemprov DKI Jakarta akan membangun RDF di Rorotan Jakarta
Utara.


6. Berita kajian terhadap dampak plastik mikro muncul dengan fokus
kepada kemungkinan masuknya plastik mikro ke otak manusia. Berita ini,
tentu, memperkaya khazanah kajian tentang plastik mikro meskipun
penelitiannya dilakukan oleh peneliti dari Belanda.

Page 282 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


7. Issue BPA free muncul lagi yaitu sebuah berita yang mengungkapkan:
Produk air minum galon yang menggunakan kemasan bebas senyawa
kimia Bisfenol A (BPA) kian mendapat tempat di hati masyarakat. Hal
tersebut sejalan dengan meningkatnya kesadaran konsumen serta inovasi
produsen Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dalam menghadirkan galon
dalam beragam ukuran dan desain yang memikat serta aman untuk
kesehatan dan lingkungan.

Tanpa tampilan data, tetapi menunjukkan adanya gejala persaingan antar
kemasan BPA Free. Sekjen Asosiasi Produsen Air Minum Kemasan
Nasional (ASPARMINAS) dan juga Direktur Operasional PT Sariguna
Primatirta Tbk, Nio Eko Susilo, Rabu, 28 Maret 2023, memprediksi
persaingan di pasar galon 'BPA Free' akan semakin sengit. Ini seiring
kehadiran produsen lain yang tak ingin ketinggalan dalam menghadirkan
produk 'baby galon', galon ukuran mini dengan desain menarik dan
kemasan yang bebas BPA.

"Galon mini adalah produk untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan
air galon yang pas untuk acara atau kegiatan tertentu di luar rumah," kata
Eko. "Dari sisi lingkungan, galon dalam beragam volume ini juga lebih
ramah lingkungan karena plastik PET lebih mudah didaur ulang dan
bernilai ekonomis tinggi."

Oh, iya... Dalam rangka memastikan keamanan konsumen, Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyiapkan regulasi pelabelan
risiko BPA pada galon polikarbonat. Dengan regulasi pelabelan tersebut,
pemerintah berharap masyarakat kelak semakin teredukasi dalam memilih
kemasan galon. Draft regulasi pelabelan BPA tersebut masih menunggu
pengesahan final dari pemerintah.


8. Memperkaya gagasan tentang huruf R terhadap sampah, pada
umumnya, dan sampah plastik pada khususnya. Yaitu Return to earth,
yang saya cuitkan secara khusus maupun organisasi PBB, khususnya
UNEP; yang terakhir pada April saya cuitkan Return to Earth pada
tanggapan saya kepada organisasi Earth Day Organisation.

Return to Earth ini saya maksudkan agar pengendalian sampah plastik
tidak hanya terpaku kepada ekonomi sirkular semata, tetapi juga
mengembangkan industri plastik ramah lingkungan, yang dengan kata lain
adalah biodegradable menanggapi cuitannya organisasi Hari Bumi
(Earthday Org) yang bermanfaat mendorong petani untuk menanam
komoditas yang menjadi materi plastik ramah lingkungan. Dan, utamanya,
untuk kepentingan didalam negri adalah jawaban terhadap Pasal 20 Ayat 3
UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah.

(3) Pelaku usaha dalam melaksanakan kegiatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) menggunakan bahan produksi yang

Page 283 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


menimbulkan sampah sesedikit mungkin, dapat diguna ulang, dapat
didaur ulang, dan/atau mudah diurai oleh proses alam

Dan jangan lupa dalam cakupan PBB Return to Earth masuk ke dalam
SDGs goal 12: Sustainable consumption and production, atau dalam
Bahasa Indonesia yaitu Tujuan 12 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(TPB) Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab.


8. Pengendalian sampah yang dibuang warga di median jalan di sekitar
jalan raya Ciledug Tangerang tak pernah teratasi selama 4-5 tahun
terakhir... Nampaknya Pemerintah Kota Tangerang mestilah tanpa henti
mencoba-praktekan berbagai kebijakan yang dapat mengurangi, atau
bahkan menghentikan pembuangan sampah di tengah badan jalan.


Tangerang, 5 Mei 2023

Page 284 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Lampiran 27
Penutup Maret 2023


Ada beberapa hal yang saya catat, dan perlu disimak juga oleh para
pemeduli/ pemerhati sampah dan plastik pada periode bulan Maret 2023.

1. UNEP dan UNESCO gencar sebar info hari Zero Waste Day 2023
sebagai upaya kendalikan polusi plastik pada 29 dan 30 Maret 2023... Ini
kesempatan saya untuk promo 4R, yaitu Return to Earth, ketika
bermunculan R ini R itu dan R itu-itu sebagai upaya kendalikan sampah
plastik. Realitas yang sudah tampak adalah kantung sampah mini di setiap
saku bangku belakang penumpang dalam kereta api yang dilayani oleh PT
KAI, yaitu KA Argo Dwipangga jurusan Gambir Jakarta ke stasiun Solo
Balapan Surakarta pada hari Jumat 31 Maret 2023,


2, Kritik terhadap RDF – yang selama ini menjadi andalan pemerintah
untuk mengurangi sampah plastik… Kritik adanya dampak pembakaran
RDF sebagaimana ulasan dari grup Jawa Timur. Dan, satu lagi kritik
bahwa sampah plastik sebaiknya dibakar… dst. Yang terakhir ini, saya
pandang tidak tepat. Karena yang saya lihat pada September 2019 di
TPST Bantargebang Bekasi adalah mengorek sampah plastik timbunan
yang telah lama. Plastik itu lalu dicuci, dan dicacah kecil untuk dijadikan
bahan bakar. Jika metode itu terus berlangsung maka sedikit demi sedikit
timbunan lama sampah plastik di TPST Bantargebang akan berkurang.

Saya ketika beberapa kali pada 13, 18 Agustus dan 3 September 2020
menengok lokasi pengumpulan plastik untuk materi RDF sempat
diberitahu oleh seorang Kepala TPST Bantargebang bahwa sampah
plastik yang diolah dalam proses RDF menjadi briket itu hanya kecil sekali
jumlahnya jika dibandingkan dengan masuknya sampah plastik setiap
harinya di TPST itu. “Hanya sekitar lima persen dari tujuh ribu ton sampah
yang masuk ke sini setiap harinya,’ ujarnya ketika itu.

Page 285 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025




Tumpukan sampah plastic lama yang dikorek dari timbulan lama, dalam kondisi belum dicuci bersih,
Pengamatan saya dan Aron CH di TPST Bantargebang 3 September 2020


Masih tentang RDF diwartakan bahwa pemerintah Provinsi DKI Jakarta
melalui Dinas Lingkungan Hidup menurunkan harga jiual produk itu. harga
jual bahan bakar pabrik semen itu kini dihargai Rp 150.000 per ton. Dalam
harga standar, bahan bakar pabrik semen itu dihargai Rp 350.000 per ton.

"Kalau harga sesuai standar, itu Rp 350.000 per ton, tapi kalau dalam
masa commisioning ini mungkin sekitar Rp 150.000-an per ton," ucapnya
di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (20/3/2023), tetapi tengah berupaya
memproduksi bahan bakar pabrik sesuai dengan standar yang diinginkan
pabrik semen itu.

Sekadar bandingan menurut AZWI, Aliansi Zero Waste Indonesia
(halaman 8) dalam laporan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) tahun 2021
yang ia kutip, jika biaya produksi RDF dilakukan sesuai metode SBI, tanpa
hibah, dan 100% dibiayai dengan pinjaman pemda (8% per tahun) dengan
harga per ton. Biaya proses produksi Rp210.800; penanggulangan limbah
Rp71.202; cicilan belanja modal Rp221.500; beban bunga Rp106.727.
Total harga produksi Rp610.229 per ton sampah. Sementara itu, total
biaya produksi RDF Rp1.453.800 per ton sampah atau dapat
menghasilkan 0,42 ton RDF.

"Apabila harga jual RDF tidak mampu menutup biaya produksi, sudah
pasti akan terjadi kerugian. Biaya produksi yang tidak dapat ditutup dari
penjualan RDF, perlu ditutup dengan BPLS," tuturnya.


2. Ada uraian cukup panjang, luas cakupannnya dan lumayan rinci
mengenai sampah plastik. Yaitu reportase semacam tinjauan tentang lima
tahun program Citarum Harum dari perspektif situasi yang dinikmati dan
ditatapi oleh masyarakat sekitar wilayah program sungai itu… Masih belum
memuaskan..!

Page 286 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


3. Ada pula uraian singkat tetapi diharapkan pengelolaan sampah pasar di
Rogojampi Banyuwangi Jawa Timur dapat menjadi model kelola sampah
pasar di Jawa Timur.

Intinya upaya mencari cara menyelesaikan masalah sampah mendapat
bantuan dari perbankan BUMN, yaitu Bank BRI. Pada awal tahun 2023,
BRI hadir memberikan bantuan berupa edukasi terkait pengolahan, dan
pengelolaan sampah, pemenuhan sarana dan prasarana kebersihan, serta
membangun TPST (Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu) di lingkungan
Pasar Rogojampi dengan tujuan pengelolaan sampah di lingkungan pasar
menjadi lebih baik.

Dst


Pada sisi strategi, Strategi pengurangan sampah plastik industri sudah
diuraikan melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 75 Tahun 2019
tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah. Produsen juga didorong
untuk memproduksi kemasan plastik yang lebih besar (size up) —
mengutamakan kemasan besar, untuk membantu pemerintah
mengejar target pengurangan timbulan sampah plastik (Pantauan
Agustus 2022).


5. Issue BPA pada air minum dalam kemasan (AMDK) muncul lagi, yaitu
pernyataan Guru Besar Bidang Keamanan Pangan & Gizi di Fakultas
Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr. Ir. Ahmad
Sulaeman, MS, C.Ht. Ia mengatakan mengacu kepada hasil kajian
lembaga-lembaga pengawas keamanan pangan di berbagai negara,
pelabelan kemasan air minum ‘Berpotensi Mengandung BPA” belum perlu
dilakukan. Yang perlu dilakukan adalah analisi resiko paparan BPA dari
berbagai sumber paparan.
“Di EFSA saja (itu dilakukan) sangat hati-hati dan waktu yang panjang.
Mereka melakukannya sejak tahun 2007, dan sampai sekarang saja
mereka belum memutuskan dan masih terus me-review,” ujar Ahmad
Sulaeman.

Dia mengatakan peraturan yang ada di Indonesia mengizinkan
keberadaan BPA dan zat kimia lain di dalam aneka kemasan pangan
termasuk yang berpotensi bermigrasi ke pangan. Menurutnya, batasan
migrasi berbagai jenis senyawa kimia dalam semua jenis kemasan pangan
juga telah diatur secara komprehensif dalam PERBPOM No.20/2019.
Contohnya BPA pada PC serta asetaldehid, etilen glikol, dietilen glikol
pada PET.

Menurutnya, batas maksimum migrasi BPA di Indonesia adalah 0,6 bpj
dan ini masih sangat sesuai dengan mayoritas batas maksimum migrasi
BPA negara-negara maju di dunia lainnya. Contohnya Jepang (2,5 bpj),

Page 287 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Korea Selatan (0,6 bpj), RRC (0,6 bpj), bahkan USA tidak ada batas
spesifik migrasinya. “Jadi, sampai saat ini sepengetahuan saya, tidak ada
satupun negara di dunia yang mengeluarkan peraturan kewajiban
pelabelan khusus terkait BPA pada kemasan air minum dalam kemasan,”
tukasnya.

Naah… Apa kabar BPOM?


6.. Kasus besar yang dibiarkan selama bertahun-tahun meledak pada
bulan Maret. Kasus masuk dan penjualan sampah atau baju bekas dari
luar negri. Presiden Jokowi bahkan turun tangan sendiri untuk
menghentikan perdagangan baju bekas yang sudah menyebar ke puluhan
kota di Indonesia. Industri tekstil dan garmen dalam negri sudah lama
terancam gulung tikar.

Lalu, bagaimana masuknya sampah itu? Direktur Jenderal Bea dan Cukai
Kementerian Keuangan, Askolani membongkar cara penyelundupan
pakaian bekas dari luar negeri ke Indonesia. Sejauh ini, ada beberapa
modus yang digunakan.

Pertama, oknum pengimpor ilegal ini memasukkan barang lewat jalan-
jalan tikus di perbatasan. Kedua, memanipulasi data angkutan barang saat
masuk melalui pelabuhan besar seperti Pelabuhan Tanjung Priok.

Solusinya? Stok sampah itu dijualhabis, setelah itu tidak boleh ada lagi
penjualan sampah tersebut. Solusi berikutnya adalah Kemenkop UMKM
menjembatani usaha para pedagang sampah baju itu dengan menjual
produk dalam negri.

Semoga berjalan lancar... Cuma, memang mentalistas konsumen dewasa
ini, baik di urban dan rural, selalu ingin memiliki produk bermerek
(branded) sebagai bagian dari gaya hidup... Ini tantangan terbesar yang
mesti ditanggulangi bersama oleh masyarakat dan pemerintah.



Tangerang, 6 April 2023

Page 288 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Lampiran 28
Penutup Februari 2023


1. Ketika saya melepaskan reel video Plastic, from Pollution to Solution pada
Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 21 Februatri 2023 muncul beberapa hal
yang sangat berkonteks local dan nasional.

Dari Bali terungkap adanya tumpang tindih peraturan Menteri yang dihadapi oleh
satu bank sampah. Sementara itu datri Bekasi Jawa Barat muncul kritikan
terhadap tema HPSN 2023.

Saya tampilkan salinannya:

Bank sampah hadapi dua permen
[21/2 09.40] RG: mas, permen 14/2021 tentang bank sampah itu apakah tidak
tumpang tindih dengan permen PU tahun 2013 ttg TPS 3R?

[21/2 09.40] RG: di lapangan (kota tabanan), TPS 3R pengoperasiannya
sebagian mangkrak

[21/2 09.41] RG: Bank Sampah diarahkan mengerjakan pekerjaan TPS 3R

[21/2 09.41] Riza: ?????????????????????????????? blom kuanalisis... msh fokus goyang delri cq
dirjen PSLB3 n kantor Komenko inves Mar

[21/2 09.43] RG: bank sampah dijadikan lembaga masyarakat yg dikontrol tapi
tidak punya dasar hukum


Kritik terhadap tema HPSN

Dirjen PSLB3 Vivien Rosa menyampaikan di media bahwa Peringatan Hari
Peduli Sampah Nasional (HPSN) tahun 2023 “Tuntas Kelola Sampah untuk
Kesejahteraan Masyarakat''

*Ini yang menjadi Protes AMPHIBI atas slogan tersebut*

Masyarakat yang mana.... Bu Dirjen ?

Bagaimana bisa tuntas dan mensejahterakan Masyarakat ???
Wong Pengelolaan Sampah Mandiri saja sudah termasuk kegiatan usaha (wajib
SPPL).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Penganti Undang Undang Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 2022 Tentang Cipta Kerja bahwa setiap kegiatan
usaha wajib AMDAL, UKL/UPL dan SPPL.
Untuk mengurus SPPL saja sudah kena biaya.

Masyarakat tidak mungkin mau mengelola Sampahnya, apalagi bisa kalau

Page 289 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Seharusnya Bu Vivien Rosa selaku Dirjen PSLB3 KLHK yang memiliki anggaran
APBN cukup fantastis besarnya bisa melakukan sosialisasi kepada masyarakat
dan memberikan penjelasan tentang pentingnya melengkapi perizinan
Pengelolaan Sampah khususnya untuk Bank Sampah maupun Pengepul
Rongsokan.

Hampir 99 % Bank Sampah dan Pengepul Rongsokan di Indonesia kita
pertanyakan SPPL tidak memahami hal tersebut.

Bagaimana mau “Tuntas Kelola Sampah untuk Kesejahteraan Masyarakat''
kalau HPSN dibuka dengan Bersepeda Santai dari Bali ke Jakarta.

Heheeee....
Pasti anggarannya besar ya Bu Dirjen.

Laporan Pengurus AMPHIBI dari Aceh sampai Irian Jaya, hampir seluruh
Kabupaten/Kota Penuh dengan Tumpukan Sampah.

Lebih Ngeri di Medan dan Deli Serdang.

Ada Sampah Terbang.

Ratusan ribu lokasi tumpukan Sampah di sepanjang jalan desa dan dusun.

Ini Siapa yang Salah dan Salah Siapa...?

Saya juga Greget mau Kritik Tema Peringatan HPSN Tahun 2023 ditetapkan
berdasarkan Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK)
Nomor: SE. 1/MENLHK/PSLB3 PLB.0/1/2023 tentang Hari Peduli Sampah
Nasional 2023, yaitu: *TUNTAS KELOLA SAMPAH UNTUK KESEJAHTERAAN
MASYRAKAT*.

Ini bawa nama Masyarakat yang mana ? Wong di Deli Serdang saja sampai saat
ini tumpukan Sampah dimana mana.!!!. Kabupaten/Kita mana yang tidak
bermasalah dengan Sampah. Hampir semua bermasalah. Apanya yang
mau Tuntas dan Mensejahterakan Rakyat ????????????


2. Bagi peminat untuk berpartisipasi ke dalam negosiasi penyusunan Traktat
Plastik (Plastics Treaty) telah dibuka oleh UNEP untuk putaran INC-2 pada
bulan Mei 2023 mendatang. Pada laman UNEP pun sudah terdapat puluhan
semacam kertas posisi, termasuk dari pandangan dan kepentingan pemerintah
Indonesia yang dituliskan oleh Direktur Jenderal PSLB3 pada tanggal 6 Februari
2023.

UNEP mengumumkan pada 26 Februari 2023. Sebelumnya, pada akhir Januari
2023 UNEP telah menyusun naskah tentang sekilas traktat plastik dan tanya-
jawab tentang ekonomi sirkular (Plastic Treaty progress puts spotlight on circular
economy and Q A What is the circular economy?)

Page 290 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


3. Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2023 terbilang meriah, tetapi umumnya
berita yang tampil adalah peringatan HPSN di Pulau Jawa. Keriah, tetapi juga
ada yang memilukan, seperti halnya berita sampah menumpuk di Pantai Jember
Jawa Timur yang disiarkan oleh salah satu televisi swasta tepat pada tanggal 21
Februari silam.

Tercatat ada sebelas mata acara pada peringatan HPSN 2023, yaitu: : (1) Tour
Sepeda “Jelajah Bersih Negeri”; (2) Zero Waste Adventure Camp; (3) Compost
Day - Kompos Satu Negeri; (3) Less Waste Bersama Ikatan Motor Indonesia; (4)
Dialog bersama Komunitas Start-Up Kreatif Pengelola Sampah, Produsen, dan
Stakeholder lainnya; (5) Dialog Nasional Media (Pers) Zero Waste Zero
Emission Indonesia dengan tema Tuntas Kelola Sampah untuk Kesejahteraan
Masyarakat; (6) Kolaborasi Kampanye HPSN Bersama TikTok Indonesia; (7)
Kolaborasi Kampanye HPSN Bersama TEDx Jakarta; (8) Exhibition Upcycle
Corner yang bekerjasama dengan Mall/Public Space untuk membuka Pojok
Produk Minim Sampah; (9) Kompetisi Konten Kreatif (Reels Instagram, TikTok,
dan Youtube); (10) Lomba VLOG; dan (11) Lomba Fotografi bertema Zero
Waste To Landfill

Semakin kentara alur bagaimana pengelolaan sampah itu digerakkan. Di TPA
tempak optimalisasi fasilit prang dangas pengelolaan sampah seperti PLTSa,
RDF, SRF, biodigester, dan maggot untuk sampah dan diharapkan tahun 2050
operasional TPA diperuntukkan. Pada sisi produsen sudah diterapkan dan
adanya perencanaan dan tindaknya EPR itu oleh produsen. Di skala rumah
tangga dikembangkan pemilahan sampah, dan pada penghujung Februari
dikenalkan gerakan hari berkompos ria (Compost Day).


4. Sampah di tepian jalan sudah biasa. Tetapi hal yang lebih biasa lagi adalah
persoalan serius dalam hal pengelolaan TPA. Selama Februari 2023 masalah
sampah di TPA yang muncul dalam berita bermacam-macam, tetapi intinya
sudah darurat TPA sampah. TPA Burangkeng di Kabupaten Bekasi tumbang
sementara itu salah satu solusi, yaitu perluasan lahan TPA memerlukan
persetujuan DPRD setempat. Pada sisi lain sudah tampak salah satu solusi
untuk mengatasi masuknya sampah ke TPA, yaitu pembuatan RDF dari sampah
lama plastik.

Pada bulan Februari malah tampak mendominasi berita sampah diolah sebagai
Refuse Derived Fuel (RDF) yaitu mengubah endapan sampah menjadi bahan
bakar RDF di TPST Bantargebang Bekasi Jawa Barat, juga soal masih
madegnya upaya membangun insinerator/ Intermediate Treatment Facility (ITF)
di Sunter Jakarta Utara. Ada juga berita rencana akan dibangunnya instralasi
RDF di Rorotan Jakarta Utara… Nyaris Jakarta sentris berita-berita sampah
bulan Februari ini,


5. Mengupayakan agar kantin sekolah bersih dari plastik berujud sacet muncul
dari Jawa Timur. Yaitu inisatif dari siswi Madrasah Aliyah Bilingual Pesantren Al
Amanah Sidoarjo. Upaya ini adalah berkirim surat kepada Presiden RI berpetisi.
Pada minggu pertama Februari tersiar berita bahwa tercatat sebanyak 22 ribu
orang yang memberikan dukungan.

Page 291 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


"Melalui Kantin Sehat, saya Ingin anak-anak terbebas dari makanan berplastik
dan berpemanis sintetis yang ancam kesehatan anak" Ujar Nina, sang inisiator.


6. Issue BPA pada air minum dalam kemasan (AMDK) muncul kembali. MUncul
persepsi dari pemanfaat medsos Twitter bahwa pengaturan AMDK dengan issue
BPA adalah perang dagang antar produsen AMDK dengan menarik-narik
BPOM. Pada sisi lain masih muncul sanggahan soal tiada BPA pada gallon
bukan berarti tidak membawa beresiko bagi kesehatan konsumen.

Petikannya dari berita:
Meski tidak ada kandungan BPA, kemasan sekali pakai juga berisiko
terkontaminasi bakteri saat digunakan kembali. Makin sering digunakan, bakteri
makin berkembang biak. Pasalnya, lapisan botol plastik PET makin menipis
sehingga memudahkan bakteri masuk ke dalam kemasan. Jika dibiarkan,
bakteri bisa menyebabkan gejala keracunan makanan, seperti mual, muntah,
bahkan diare. Selain itu, penyimpanan kemasan plastik ini juga perlu
diperhatikan


7. Partisipasi masyarakat kali ini tampil dalam tulisan yang cukup Panjang
mengurai kegiatan kelompok perempuan di Jawa Timur dalam memanfaatkan
sampah dalam dinamika perspektif penawaran dan permintaan (supply and
demand).

Salah satu ilustrasinya, sebagai berikut:
:
Jenis sampah yang ia ambil adalah bungkus-bungkus makanan. Bermodal
dari membaca berbagai informasi di internet, ia kemudian mengumpulkan
sampah-sampah itu ke dalam botol untuk kemudian
dijadikan ecobricks atau batubata ramah lingkungan.
Botol-botol ecobricks kemudian diubahnya dalam bentuk kursi dan meja.
Barang kerajinannya itu tak lagi terlihat seperti tumpukan sampah karena
telah ditutup kain kulit sintetis. Hasil kerajinan itu lalu dilombakan.
“Waktu itu pemerintah lagi gencar-gencarnya program lingkungan. Banyak
sekali lomba,” kata Reni.
Dari perlombaan itu, ia dapat pesanan. Satu set meja dengan tiga kursi
jenis stool dijual seharga Rp350 ribu. Bagi Reni, harga itu sebetulnya
belum menutup ongkos produksi. Tapi, bagi sejumlah orang, harga itu
kelewat mahal untuk kerajinan dari sampah.
“Ya, susah dijual. Paling cuma orang-orang yang paham lingkungan, yang
nggak banyak. Dulu malah ada yang pesan tapi ternyata dia mau ikut
lomba dan menang. Yo wis lah, ora opo-opo,” kata Reni.
.

Tangerang, 4 Maret 2023

Page 292 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Lampiran 29
Penutup Januari 2023



1. Proses penyusunan traktak tentang pengendalian polusi plastik (Plastics
Treaty) sekilas tinjauan saya.

Uraian ringkasnya dapat disimak lagi artikel: From Pollution to Soluition.

Kiprah Indonesia? Meskipun amat singkat dan umum, mulai menyatakan
aktif dalam Negosiasi Plastics Treaty. Tetapi bagaimanakah posisinya
Indonesia tidak jelas tersurat.

Simak:
Upaya pengurangan sampah plastik juga tengah digalang oleh dunia
internasional. Rosa mengatakan Indonesia terlibat aktif pada Pertemuan
INC-1 End Plastic Pollution di Punta del Este Uruguay.

"Ini merupakan cara Indonesia mendukung resolusi untuk mengakhiri
polusi plastik," kata dia (lihat: 3 Langkah Pemerintah Kurangi Sampah
Plastik di Medcom • 16 Januari 2023 19:40).

Menurut saya itu pernyataan umum saja dan pernyataan itu tidak ada
gregetnya... tambahan pula datri pernyataan yang sangat umum itu, dapat
saya pertanyakan: kenapa tidak dikejar lebih lanjut oleh wartawan?
Ok'lah, kurang gigih itu pers lingkungan hidup... Tetapi, silahkan
bandingkan dengan pernyataan Indonesia ketika mengartikulasikan
pernyataan umum (general statement) pada salah satu sessi selama
berlangsunganya pertemuan Ad hoc Open-ended Working Group to
Prepare for the Intergovernmental Negotiating Committee to End Plastic
Pollution di Dakar, Senegal Juni 2022.
"INDONESIA outlined its efforts to curb plastic pollution, including building
new plastic waste treatment facilities, and called for inclusive multilateral
solutions." (lihat Pantauan saya bulan Juni 2022)

Saya menambahkan lagi, selama bulan Januari 2023 tidak tampak adanya
ajakan berpartisipasi ke dalam proses negosiasi INC-1, maupun juga untuk
putaran perundingan berikutnya di Paris Perancis sekitar bulan Mei 2023
Juga, hingga hari ini tidak tampak adanya suatu jargon atau tagar (tagline)
untuk dipromosikan kepada khalayak, atau pemeduli sampah...!

2. Lagi-lagi sampah Indonesia di manca negara… Pantai-pantai di
Seychelles di Afrika timur kebanyakan (mayoritas) dipenuhi sampah asal
Indonesia. Selama bulan Januari muncul tiga berita yang sama dari tiga
media massa online. Pendapat saya, jika itu semua adalah berita lunak
(soft news) seyogyanya diimbuhi pula dengan pernyataan pendapat dari

Page 293 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


pejabat, atau peneliti sampah di Indonesia mengenao sampah asal
indonesia yang terdampar di pantai-pantai Seychers. Sedikit imbuhan,
inovasi para jurnalis tentunya akan turut memberikan pencerahan kepada
khalayak pembaca berita tersebut.


3. Informasi terbanyak mengenai persampahan di Indonesia pada bulan
Januari masih berkisar di beberapa kota besar di Pulau Jawa. Masih minim
berita sampah dan plastik dari luar Jawa. Tetapi ada yang khas, berita dari
Lombok NTB di mana sampah plastik diolah menjadi bata plastik dan
dimanfaatkan untuk membangun gedung sekolah.

Dari Riau terdapat berita: Warga yang Kedapatan Buang Sampah dari
Kendaraan di Pekanbaru akan Didenda Paling Sedikit Rp250 Ribu.
Ada pula berita Sampah plastik masih menjadi permasalahan di Area
Konservasi Taman Nasional (TN) Komodo, Kabupaten Manggarai Barat,
Nusa Tenggara Timur (NTT). Seperti di pesisir Pantai Pulau Padar
Selatan, TN Komodo. Di pantai itu, masih banyak dijumpai sampah plastik
yang berserakan.


4. Kota terkotor di Indonesia tercatat ada lima, yaitu Medan, Bandar
Lampung, Manado, Sorong dan Kupang. Itulah pernyataan pemerintah
melalui KLHK pada awal tahun ini,
Sekadar komentar: khusus untuk kota Kupang di NTT, seharusnya
gubernur NTT malu soal kotornya kota itu lantaran ia dan Menteri LHK
adalah sesama kader parpol Nasdem.


5. Gaya hidup yang berhijau ria ditampilkan oleh seorang warga Malaysia.
Hidup tanpa sampah tetapi hidupnya sehari-hari di dalam mobil yang
diubah menjadi ruang untuk hidupnya. Di negara Inggris terdapat berita
Orang Inggris Tak Boleh Lagi Makan Pakai Piring Plastik... Ini model
memaksakan gaya hidup tanpa plastik di meja makan berskala massif di
Inggris dibandingkan gaya hidup seorang warga Malaysia.

Berita gaya hidup di Indonesia pada bulan Januari 2023 adalah Trik
Membersihkan Botol Minum Plastik yang Berbau Tak Sedap, Cuma Butuh
Direndam Pakai Bahan Dapur Ini. Selain itu ada pula saran: Jangan asal
beli, ini cara memilih botol minum plastik yang aman untuk dipakai
berulang

Mendaur ulang plastik dalam arti meningkatkan nilai sampah plastik
(upscale) muncul di Bangka dengan berita: Warga Bangka Gelar Festival
Busana dari Sampah. Yaitu warga Kecamatan Belinyu, Kabupaten
Bangka, Bangka Belitung, menggelar lomba merancang busana dengan
menggunakan sampah plastik, Sabtu (28/1/2023). Hal itu dilakukan untuk
mengajak masyarakat peduli terhadap lingkungan. Pada tataran

Page 294 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


internasional terdapat panduan untuk melakukan aksi lapang,
sebagaimana tercantum dalam naskah urain Take Action oleh
Cleanseas.org

Puluhan model antusias merayakan festival daur ulang sampah plastik, di
Kabupaten Bangka, Bangka Belitung. Dalam event ini warga Kabupaten
Bangka, berlomba menjadi desainer dari bahan-bahan limbah rumah
tangga.

Ada pula ajakan pemeduli lingkungan hidup berusia remaja: Aktivis
Lingkungan Cilik, yaitu Kurangi Penggunaan Kemasan Plastik pada kantin
sekolah, caranya ialah menuliskan surat kepada Presiden RI.

Setidaknya ada tiga usulan yang ingin disampaikan kepada Presiden.
Pertama, Nina meminta Presiden Jokowi mencanangkan gerakan sekolah
bebas plastik dan kantin sehat, yang menerapkan 5R (Refuse, Reduce,
Reuse, Repurpose, Recycle).

Kemudian setiap kantin sekolah harus menyediakan makanan sehat alami
yang tidak dikemas plastik. "Lalu melarang makanan minuman saset yang
bergizi rendah dan mengandung bahan tambahan kimia yang
membahayakan kesehatan anak.

Setiap sekolah pun diminta untuk harus menegakkan larangan plastik
sekali pakai dan mewajibkan semua warga sekolah pilah sampah. Sekolah
juga harus menyediakan tempat pengumpulan sampah terpilah serta
mengolah sampah organik menjadi kompos dan ekoenzim di lingkungan
sekolah.

Berikutnya, membakar sampah di sekolah harus dilarang untuk melindungi
anak dari menghirup udara beracun dan partikel mikroplastik yang
membahayakan kesehatan. Usulan kedua, yakni Jokowi diminta
membentuk tim satgas yang menegakkan aturan di setiap desa untuk
menghentikan pembakaran sampah di semua kawasan.

Hal ini penting mengingat banyak masyarakat menangani sampah dengan
membakar sampah plastik. "Padahal membakar plastik melepaskan racun
abadi dioksin pemicu kanker dan menurunkan kecerdasan anak," jelasnya.

Usulan lainnya, yaitu Presiden Jokowi diharapkan meluncurkan gerakan
nasional kurangi produksi plastik dan menegakkan aturan wajib pilah
sampah di sumbernya. Kemudian harus menyediakan sarana pengolahan
sampah terpilah secara menyeluruh di tiap desa seluruh Indonesia.

Langkah tersebut bertujuan supaya masyarakat tidak menangani sampah
dengan cara yang salah. seperti dibakar, ditimbun atau dibuang ke sungai
dan laut. Menurut Nina, produksi plastik harus dikurangi segera mungkin.

Page 295 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Hal ini karena plastik dibuat dari minyak bumi dan bahan kimia yang
beracun. Sebab itu, dapat menggangu sistem hormon serta memicu
kanker. Nina berharap surat yang dikirimkan kali ini mendapat respons dan
balasan dari pemerintah melalui aksi nyata.


6. Issue pengaturan keamanan Air Minum dalam kemasan (AMDK)
terpantau tidak ada berita/ informasinya selama Januari 2023.


7. Plastik mikro mencemari sungai di NTB dan diberitakan pula Sungai
Tercemar Mikroplastik, Dinas LHK provinsi NTB mengisntruksikan agar
pemkab/pemkot di bawahnya agar menegakkan aturan!
Berita lainnya, masih dari NTB: 2 Juta Ton Sampah di NTB Belum
Tertangani dengan Baik.


Tangerang, …9 Februari 2023

Page 296 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Lampiran 30
Penutup Desember 2022


1. Bertempat di the Punta del Este Convention and Exhibition Centre
Urugay pada akhir November 2022, terdapat lebih dari 2.000 delegasi
hadir dalam putaran pertama untuk menegosiasikan traktat plastic,
populernya dinamakan INC-1. Komitmen dan bersemangat global dari
negara-negara anggota PBB pada awal negosiasi untuk mengatasi
masalah polusi plastik, duh…ternyata, sudah terang benderang
menunjukkan dua kelompok besar, Yaitu yang berkeinginan aturan itu
adalah secara hukum mengikat (mandatory), dan kelompok yang
menginginkan aturan itu bersifat sukarela, atur diri sendiri (ADS) semacam
Perjanjian Paris tentang Perubahan Iklim.

Sekretaris PBB menyatakan kecenderungannya agar Plastics Treaty
mencakup wilayah produksi plastik. Sementara itu kalangan asosiasi
plastik di Amerika Serikat berharap agar traktat internasional itu hanya
mencakup pada wilayah pendaurulangan saja – yaitu perlu ditingkatkan
upayanya - sebagai pendekatan solusi terbaik untuk mengurangi sampah
plastik.

Simaklah
The High Ambition Coalition of more than 40 countries, including EU
members, Switzerland, host Uruguay and Ghana, pushed for the treaty to
be based on mandatory global measures, including curbs on production.
“Without a common international regulatory framework, we will not be able
to address the global and increasing challenge of plastic pollution,”
Switzerland said in its position statement. The opposing camp wants the
pact to resemble the structure of the Paris climate agreement, where
countries set their own greenhouse gas reduction goals and action plans.

[w]e hope the committee comes to the same conclusion we do, which is
that increasing recycling offers the best solution to reducing plastic waste,”
,” said Matt Seaholm, the president and CEO of the Plastics Industry
Association.

UN Secretary-General Antonio Guterres sent the opposite message,
urging 2
ations to crack down on the production of plastics, which are “fossil fuels in
anothasih akan kita er form.”
“I call on countries to look beyond waste and turn off the tap on plastic,” he
wrote on Twitter.

Hingga hari akhir negosiasi, yaitu Jumat 2 Desember 2022 terdapat
pertanyaan yang masih tidak terjawab. Pertanyaan itu utama, yaitu tentang
tujuan-tujuan dan upaya-upaya memecahkan masalah polusi plastik itu

Page 297 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


akankah bercakupan global, mengikat bagi semua negara anggota PBB
(mandatory), ataukah sukarela dan berprinsip country-led yang identik
dengan ADS (atur diri sendirti) oleh setiap negara?

Lau… Bagaimanakah nantinya proses memecahkan masalah perbedaan
hingga tercipta titik temunya masih akan perlu kita cemati, termasuk
harmonisasi dari beberapa perbedaan penting dalam hal cakupan,
penulisan naskah sebagai tubuh kesepakatan internasional dan
sebagainya. Bulan Mei 2023 Paris akan menjadi tuang rumaH INC-2…
Silahkan disimak, ya.


2. Di Indonesia, sejak Deklarasi anggota PBB dalam UNEA akhir Februari
2022 tidak pernah ada kabar beritanya, khususnya mengenai negosiasi
internasional tentang polusi plastik. Tetapi Kementerian LHK tak banyak
tersiar kabar kepada khalayak. Yang terdengar adalah gerakan nasional
bulan cinta laut merupakan program dari Presiden Joko Widodo dan mulai
disosialisasikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan
Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di Bali pada Oktober 2022. Lalu, pada
periode bulan Desember 2022 Gubernur Sulawesi Tenggara menyatakan
Saya meminta daerah terutama Pemerintah Kota Kendari untuk mengajak
seluruh nelayan, ikut memungut sampah plastik di kawasan teluk.
Menurutnya, aksi bebas sampah plastik di laut penting dilakukan untuk
menjaga kelestarian tumbuhan dan satwa laut yang bisa terancam punah
jika tercemar sampah plastik.

Untuk menambah pengetahuan pemerintah daerah mengenai pengelolaan
sampah plastik di laut, Gubernur Ali Mazi meminta seluruh kepada daerah
dapat melakukan studi banding di Provinsi Bali terkait pengelolaan sampah
plastik yang bernilai ekonomi.

[…]

Tangerang, 7 Januari 2023

Page 298 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Lampiran 31
Penutup November 2022


1. Negosiasi pengaturan polusi plastik sudah dimulai pada akhir bulan
November 2022 Uruguay menjadi tuan rumah pertama, tetapi pada sisi
lain di Indonesia hingga akhir Oktober 2022 masih juga tak tampak atau
terdengar adanya persiapan menghadapi negosiasi itu


2. Direktur Pelaksana UNEP membuka negosiasi putaran di Uruguay ini.
Dan Tak kalah penting, ialah turut berbicaranya Ketua Komisi Tinggi PBB
untuk HAM Volker Turk. Plastik, karenanya, telah mendapat perhatian dan
kepedulian dari lintas issue di tataran PBB.


3. Direktur UNEP Inger Andersen mengemukakan empat hal penting:

First, we must build an instrument broad enough and deep enough to
cover the whole plastics problem, while also ensuring that all countries can
participate.

Secondly, be informed by science and work with stakeholders to build a
new plastics economy

Third, let’s learn from other multilateral agreements, work with them and
also innovate in the multilateral space

Fourth, ensure adequate financial and technical assistance for developing
countries [...] but particularly for Small Island Developing States (SIDS).
These states import plastics and lack waste management systems, but we
also need to understand that much of the plastic arrives on their shores,
uninvited. But, with support – including on building the skills of local
repairers and recyclers – SIDS can create a localized circular plastics
economy that reduces dependence on imports.

Tak kalah pentingnya, ialah pernyataan Ketua Komisi Tinggi PBB Urusan
HAM, Volker Turk: The new #PlasticsTreaty must protect human rights. It
will be vital to ensure access to information, participation, and remedies for
this new Treaty to be effective and legitimate. “Polluter Pays” will be
crucial to internalizing costs and avoiding false solutions


4. Sampah di laut diatasi dengan sirkular ekonomi
Sampah plastik masih menjadi tantangan besar bagi masyarakat
Indonesia. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)

Page 299 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


mencatat dari 68,5 juta ton limbah sebanyak 11,6 juta ton adalah sampah
plastik (2021).

Untuk itu, sejak tahun 2017 Pemerintah Indonesia telah menetapkan target
untuk menekan sampah plastik di lautan hingga 70 persen di tahun 2025.

Sejalan dengan hal tersebut, Kementerian Koordinator Bidang
Kemaritiman dan Investasi bersama dengan National Plastic Action
Partnership (NPAP) menyelenggarakan acara Road to G20: “Beating
Plastic Pollution from Source to Sea” di Bali.

Direktur Pengelolaan Sampah, Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah,
Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK Novrizal Tahar
menekankan mengenai pentingnya komitmen seluruh pihak di ekosistem
pengelolaan sampah dalam mengakselerasi implementasi ekonomi
sirkular.

Novrizal memaparkan, tanggung jawab seluruh pemangku kepentingan
yang diterapkan secara efektif dan sejalan dengan model ekonomi sirkular
merupakan strategi yang diharapkan dapat memberikan perubahan berarti
dalam mengurangi sampah plastik, meningkatkan kualitas penanganan
sampah dan daur ulang di Indonesia, hingga akhirnya mengurangi sampah
plastik sampai di laut.

Baca Juga: Menko Marves Luhut Resmikan PLTS Atap Danone-Aqua,
Perkuat Komitmen Transisi Energi Berkelanjutan

"Dibutuhkan tindakan prioritas di seluruh ekosistem pengelolaan sampah
termasuk pengurangan penggunaan plastik, inovasi kemasan, serta
pemulihan, daur ulang, dan pengumpulannya sesuai dengan Peraturan
Menteri LHK No.75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan
Sampah,” kata Novrizal.

Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian
Perindustrian Ignatius Warsito menekankan pentingnya peran produsen
dalam mendukung praktik ekonomi sirkular dan mengurangi potensi
timbulan sampah.

Ignatius menyampaikan apresiasi bagi para produsen yang telah
memberikan respon positif terhadap Peraturan Menteri LHK No.75 Tahun
2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah. Menurut Ignatius,
Danone-Aqua merupakan salah satu produsen yang aktif melakukan
kolaborasi multipihak untuk mendukung terciptanya pengelolaan sampah.

"Salah satunya adalah fasilitas yang dikunjungi oleh para undangan di pre-
event Road to G20 ini, Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST)
Samtaku Jimbaran, yang merupakan contoh nyata peran penting produsen

Page 300 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


untuk mengakselerasi pengembangan infrastruktur pengelolaan sampah di
Indonesia,” jelas Ignatius

Itu sekilas atau percikan pernyataan pemerintah, tetapi masih juga tidak
terkait dengan proses negosiasi penyusunan Traktat Plastik (Plastic
Treaty).

[…]

Tangerang, 6 Desember 2022

Page 301 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Lampiran 32
Sebagian dari Penutup Oktober 2022


Sebagian saja
[…]

2. Sampah Plastik Akan Kuasai Lautan, Ikan pun Kalah. itu peringatan
yang prediktif dari Menko Marinves Luhut Binsar Panjaitan.
Kata dia, sampah plastik pada 2050 akan lebih banyak ketimbang ikan di
lautan.

"Ilmuwan memprediksi bahwa tahun 2050 akan lebih banyak sampah
plastik di lautan dibanding ikan, apabila kita tidak melakukan langkah-
langkah [penanganan] ini," kata dia, dalam acara Gerakan Nasional Bulan
Cinta Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), di Taman
Bhagawan, Badung, Bali, Kamis (27/10).

"Jadi nanti kita ke laut tidak melihat ikan lagi tapi melihat sampah plastik,"
kata dia.

Pada 2016 Ellen MacArthur Foundation meluncurkan studi soal prediksi
sampah di Forum Ekonomi Dunia. Menurut studi ini, 20 persen dari total
produksi minyak dalam 35 tahun bakal terpakai untuk menghasilkan plastik
baru.

Yayasan ini juga menunjukkan produksi plastik meningkat20 kali lipat sejak
1964, yakni 311 juta ton pada 2014. Diperkirakan, produksinya akan
berlipat ganda dalam 20 tahun ke depan dan hampir empat kali lipat pada
2050.

Meskipun demikian, hanya 5 persen plastik yang didaur ulang secara
efektif. Sementara, 40 persen lainnya berakhir di tempat pembuangan
sampah, dan sepertiganya di ekosistem yang rapuh seperti lautan.
Sebagian besar sisanya dibakar, menghasilkan energi.

Laporan tersebut mengatakan bahwa setiap tahun "setidaknya 8 juta ton
plastik bocor ke laut - yang setara dengan membuang isi satu truk sampah
ke laut setiap menit. Jika tidak ada tindakan yang diambil, ini diperkirakan
akan meningkat menjadi dua per menit pada tahun 2030 dan empat per
menit pada tahun 2050."

"Dalam skenario biasa, lautan diperkirakan mengandung1 ton plastik untuk
setiap3 ton ikan pada 2025, dan pada 2050, lebih banyak plastik daripada
ikan [berdasarkan beratnya]," kata studi tersebut, dikutip dari Guardian.

Page 302 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025




Sisipan ilustrasi dari saya RVT



Luhut menekankan pentingnya pembangunan tiga pembangunan Refused
Derived Fuel (RDF) di Badung dan Denpasar, Bali.

"Ada tiga spot RDF yang sedang dibangun di Bali, yang bisa mengatasi
kira-kira 1.200 ton sampah per hari. Anda bisa bayangin, kalau 80 persen,
sampah 1.200 ton itu jatuh ke laut itu dampaknya berapa besar, jadi
proses ini harus selesai," ujarnya.

Pembangunan tiga RDF itu akan selesai pada awal November 2022 dan
beroperasi penuh pada Januari 2023. Diharapkan, tidak ada lagi
pembuangan sampah ke Tempat Pembangunan Akhir (TP) di Suwung,
Denpasar.


[…]


Tangerang 7 November 2022

Page 303 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Lampiran 33
Sebagian dari Penutup Agustus 2022


[…]

Pada sisi lain, ini yang penting, KLHK sejak awal mendukung kampanye
The Rising Tide, dan secara konsisten mendorong produsen agar
menyusun road map pengurangan sampah dengan target pengurangan 30
persen timbulan sampah per Desember 2029. Strategi pengurangan
sampah plastik industri sudah diuraikan melalui Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No. 75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan
Sampah. Produsen juga didorong untuk memproduksi kemasan
plastik yang lebih besar (size up) — mengutamakan kemasan besar,
untuk membantu pemerintah mengejar target pengurangan timbulan
sampah plastik.

Dari kalangan dunia usaha bertambah keanggotaan Indonesian Packaging
Recovery Organization (IPRO). saat ini tercatat 10 (sepuluh) anggota
IPRO yakni Coca Cola Indonesia, Danone Indonesia, Indofood Sukses
Makmur Tbk, Nestle Indonesia, Tetra Pak Indonesia dan Unilever,
Sampoerna Indonesia, SIG, SC Johnson Indonesia dan Suntory Garuda
Beverage (SGB).

Bergabung menjadi anggota IPRO, Suntory Garuda Beverage (SGB) akan
bekerja sama dalam mengumpulkan dan mendaur ulang sampah plastik
jenis polypropylene (PP) di Indonesia

Pada sisi lain edukasi sangat mendesak agar diberikan simulasi dan
penataran yang intens bagi siapa pun penikmat pegunungan agar sadar
dan menerapkan pengendalian minim sampah. Karena dalam bulan
Agustus yang lalu terdapat berita yang Membuat galau. Betapa tidak:
Operasi Bersih Gunung Gede Pangrango Bawa Turun 500 Kg Sampah, Di
antaranya Banyak Celana Dalam dan "Iyuuwh... Celana Dalam Masih
Berserakan di Gunung Gede Pangrango". Begitu juga pada kegiatan
spiritual seperti acara Satu Suro.


7. Issue plastikmikro: Peneliti menemukan bahwa Pencamaran Sampah
Mikroplastik di Teluk Jakarta Meningkat 10 kali Lipat Semasa Pandemi.
Sampah plastik ukuran mikroskopik (mikroplastik) bentuk benang yang
berasal dari APD tersebut terindikasi memiliki bentuk asal dan jenis
komposisi kimia yang sama dengan masker medis.

Dilansir dari Antara, proporsi sampah mikroplastik tersebut meningkat 10
kali lipat pada Desember 2020, dibandingkan sebelumnya yang hanya

Page 304 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


sekitar 3 persen sesaat setelah ditemukannya kasus Covid-19 pertama di
Indonesia.

Pada bulan Agustus pun diketahui juga bahwa adanya temuan
mikroplastik di Sungai dan Parit di Kota Pontianak

Ecoton, lembaga yang mengkoordinasi survei sungai nasional
menghimbau: Mari sama-sama minta Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (KLHK) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR) segera menangani mikroplastik ini dengan cara
menetapkan Baku Mutu Kandungan Mikroplastik dalam limbah cair pada
industri, khususnya industri kertas di Indonesia.


8. Meskipun informasi dari berita di Detik.com tidak lengkap tetapi, saya
memandang perlu agar sesering mungkin kita umumkan secara luas
kepada khalayak maupun publik bahwa hasil penelitian Dr. Jambeck
(2015) tentang Indonesia sebagai penghasil/ penyumbang sampah laut
kedua terbesar di dunia – itu tidak sesuai lagi dan hendaknya dipupus dari
benak orang Indonesia.

Catatlah
10 Negara Penghasil Sampah Plastik Terbanyak di Dunia.
1. Amerika Serikat: 34.02 juta ton
2. India: 26.33 juta ton
3. Cina: 21.60 juta ton
4. Brazil: 10.68 juta ton
5. Indonesia: 9.13 juta ton
6. Rusia: 8.47 juta ton
7. Jerman: 6.68 juta ton
8. Inggris: 6.47 juta ton
9. Meksiko: 5.90 juta ton
10. Jepang: 4.88 juta ton

Inilah negara-negara dengan penyumbang sampah plastik ke laut
terbanyak.

1. Filipina: 356,371 ton
2. India: 126,513 ton
3. Malaysia: 73,098 ton
4. Cina: 70,707 ton
5. Indonesia: 56,333 ton
6. Brazil: 37,799 ton
7. Vietnam: 28,221 ton
8. Banglades: 24,640 ton
9. Thailand: 22,806 ton
10. Nigeria: 18,640 ton

Page 305 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



9. Sampah dan pengendaliannya sudah menjadi issue parpol yang
dipromosikan ke rakyat.

Selama bulan Agustus terdapat berita adanya partai politik (parpol) mulai
promosikan kepeduliannya terhadap masalah sampah. Pada bulan Juli
saya temukan berita bulan Juni Puan Maharani meresmikan fasilitas
pengolahan sampah di Mojokerto Jawa Timur dan pada bulan Agustus,
parpol Partai Persatuan Indonesia (Perindo) mendiskusikan sampah kota
Depokl.

Naah, apakah parpol lain juga akan berlomba-lomba mempromisikan
kegiatannya dalam pengendalian sampah, mengingat tahun 2022 adalah
tahun politik?


10. Unesco menawarkan kursus pariwisata berkelanjutan. Sustainable
Travel with UNESCO: Targeting Zero-Plastic for Hospitality and Tourism
Businesses (QUIZ)


Tangerang, 9 September 2022

Page 306 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Lampiran 34
Sebagian dari Penutup Juli 2022


1. Sematan
Negosiasi pengaturan polusi plastik akan dimulai pada bulan November
2022 dan Uruguay akan menjadi tuan rumah pertama.

2. Sampah malah dibuang ke laut, dan sampah di pesisir pantai dan pulau
kecil tak teratasi. Hal ini menunjukkan bahwa Peraturan Presiden No. 83
Tahun 2018 Tentang Sampah laut ternyata, mandul dalam realisasi
pengendalian sampah laut, khususnya sampah plastik di kawasan pesisir
pulau kecil; bahkan laut dipandang - secara kalap/ gelap-mata sebagai
tempat pembuangan sampah (kasus sampah di kali Penombo Bekasi).
Padahal pada sisi lain, dunia pada 28 Februari – 3 Maret tahun 2022
sudah berkomitmen dan sedang berupaya mengendalikan Polusi plastik
melalui aturan internasional.





Tangerang 5 Agustus 2022

Page 307 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Lampiran 35
Penutup bulan Juni 2022


1. Traktat internasional tentang polusi plastik (TIPP)
Diawali dengan pernyataan berupa lima pokok arahan utama dari direktur
eksekutif UNEP pada akhir Mei 2022. Esoknya pada awal Juni mulailah
beberapa diskusi curah pendapat dinamis oleh delegasi negara anggota.

Sepanjang pengamatan jarak jauh dan terbatasnya materi/ dokumen saya
kemukakan beberapa pokoknya saja.

1. Negosiasi pengaturan polusi plastik telah dimulai. Pada akhir Mei
muncul Lima arahan Inger Andersen, direktur eksekutif UNEP dalam
negosiasi pengaturan polusi plastik... Here are my five recommendations.

One, build a broad instrument so that it is not just tinkering around the
edges of the problem.

The deal must cover the full life cycle of plastics use. Consider different
types of polymers and plastic products. Prioritize sustainable consumption
and production, including the uptake of secondary and alternative raw
materials. Deploy new and innovative reuse models. Design products that
keep the highest value when recycling plastic. Eliminate residual waste
along the value chain. Develop safe and environmentally sound waste
management.

Two, be informed by science.

The deal must rely on science to identify hotspots for action along the
value chain – looking at the most impactful polymers, products, sectors,
geographic locations, and waste systems.

Three, have close engagement and with the involvement of stakeholders.

It is good news that multi-stakeholder dialogues are already underway. We
have governments, the private sector, research and development
communities, indigenous peoples, the informal sector, youth, civil society
organizations and consumer-based organizations. We will need all these
groups to land and implement the deal.

Four, spur solutions for a new economy.

It is important to remember that this is not just about ending an
environmental threat. It is about creating new economic opportunities and
alleviating poverty. We are talking about new business models, new jobs.
New market opportunities for recycling. New and alternative designs,

Page 308 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


materials, and products. Social and policy innovation to nudge behaviour
changes in actions of different stakeholders along the plastics life cycle.

Five, learn from other multilateral agreements and instruments, but also be
ready and willing to embrace new and bold innovations in the multilateral
environmental space.

There is much experience that can be learned from existing instruments.
From the Montreal Protocol to the Basel, Rotterdam, Stockholm and
Minamata Conventions. And that is important. But we should also innovate.
We can find new pathways for modern, inclusive, networked multilateralism
to give a broader set of stakeholders a voice. To give industry a chance to
commit and measure themselves or be measured against the targets you
will agree.

Well… Sejauh mungkin akan saya cermati proses negosiasi tersebut
sejauh saya mampu berswadaya dan berjearing dengan sobat-sobat lama
di Jenewa Swiss yang dahulu berjejaring ketika memantau dan intervensi
masyarakat sipil terhadap proses di perundingan perdagangan multilateral
di forum menteri WTO pada 1999-2008 silam.

Pada pertemuan penyiapan penyusunan TIPP saya sebutkan saja adalah
Sessi Pesiapan. Karena pertemuan pertama ini menyiapkan segala
sesuatunya untuk beberapa pertemuan negosiasi teks dan naskah pada
akhir tahun 2022 hingga 2024.

Pertama, delegasi melakukan pengelompokan diri meliputi: Grouping atau
pengelompokan berdasarkan kewilayahan. Ada AFRICAN GROUP, the
Asia-Pacific, the Latin American and Caribbean Group (GRULAC) the
Western European and Others Group (WEOG), Antigua and Barbuda, for
the ALLIANCE OF SMALL ISLAND STATES dst. tetapi tidak tersebutkan
ASEAN.

Lebih lanjut muncul wacana adalah hak suara dilakukan menurut
kelompok per kelompok (the voting rights for regional economic integration
organizations); oh, ya... kembali ke kelompok regional Asia tenggara,
ASEAN mungkin ASEAN bukan untuk suatu negosiasi di forum
internasionall tetapi saya mencatat adanya satu kerjasama untuk atasi
sampah plastik (lebih sempit daripada polusi plastik). ASEAN sudah
pernah membuat rencana aksi untuk penangangan sampah laut (lihat
Pantauan bulan Mei 2021: ASEAN mengadopsi rencana aksi
pengendalian sampah laut) tetapi sejak Mei 2021 hingga kini tak ada
berita/ info lanjutannya kepada khalayak/ publik; lihat juga
https://maritim.go.id/sampah-plastik-bisa-menimbulkan-malapetaka-asean-
harus-bekerjasama Tertanggal 6 Juni 2017'

Meski tidak menjadi wakil Asia Pasifik Dalam curah pendapat di hari 1
saya mencatat bahwa INDONESIA outlined its efforts to curb plastic

Page 309 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


pollution, including building new plastic waste treatment facilities, and
called for inclusive multilateral solutions.

Berikutnya adalah pemilihan ketua dan rapporteur
Ad hoc Open-ended Working Group to Prepare for the Intergovernmental
Negotiating Committee to End Plastic Pollution. Ghana, for the AFRICAN
GROUP, nominated Senegal for OEWG Bureau Chair. The OEWG elected
Cheikh Ndiaye Sylla as the Chair of the meeting, by acclamation. Chair
Sylla thanked delegates for the trust placed in Senegal.

Delegates then nominated three vice presidents from Saudi Arabia for the
Asia-Pacific, Antigua and Barbuda for the Latin American and Caribbean
Group (GRULAC), and Armenia for Central and Eastern Europe. The
Western European and Others Group (WEOG) nominated Switzerland as
rapporteur.

Penetapan aturan dasar (Establishing the Ground Rules)
The OEWG’s most important job was to establish theuran dasar rules of
procedure, which will govern the INC’s work. Member States were able to
draw on the relatively recent negotiations of the Minamata Convention on
Mercury, which took place between 2010 and 2013. This negotiating
process is still fresh in many delegates’ memories, and it was a natural
starting point for mapping out the rules that will govern the new negotiating
process. Indeed, delegates were able to draw directly on many of the rules
previously agreed for that process, agreeing to employ many of them to
guide this new process.

However, as many delegates noted, the world has experienced some
significant changes since the Minamata Convention was negotiated,
particularly as a result of the COVID-19 pandemic.

This global crisis led to rapid implementation of technologies that facilitate
virtual participation in intergovernmental meetings, a feature that some
delegates characterized as enhancing inclusion by allowing people to
participate without incurring the time and financial costs of travel. With the
ongoing disruption of the pandemic at the forefront of their minds, several
participants called for referencing the possibility of online or hybrid
meetings in the rules of procedure to ensure that these options remain
available during the INC process. Such a move would further insulate the
INC process from future shocks that could disrupt this time-sensitive
process.

Others were markedly less enthusiastic about the prospect of enshrining
options for virtual participation in the rules of procedure, with many
insisting that this could set a dangerous precedent, and asserting that
substantive negotiations should only be carried out in-person. In contrast to
the perception that virtual meetings are more inclusive, several delegates
emphasized that unstable internet connections frequently “stifle” voices

Page 310 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


from developing countries, effectively excluding them from debates and
decision-making. Ultimately, delegates agreed to leave the decision on the
mode of working entirely to the INC. This decision leaves open the door for
virtual meetings, but steers clear of signaling that such meetings should be
normalized in any way.

Inclusion was a key theme of discussions, both in plenary sessions and in
the daily multi-stakeholder dialogues. The latter featured stakeholders from
around the world representing a broad array of perspectives, from civil
society to academia and the private sector. Several speakers emphasized
that solving this complex problem will require enthusiastic engagement
from stakeholders positioned “across the value chain” of plastics
production, manufacture, use, recycling, and disposal. There are two key
challenges in achieving this goal, however. First, it will be critical for
organizers to figure out how to ensure that the voices of non-governmental
stakeholders are given time and opportunity to contribute to the main
negotiation streams and are not just meeting in the margins. As one civil
society representative pointed out, “Time is always short” in international
negotiations, and observers are not prioritized.

Going forward, it will be important to design the INC process to ensure that
observers have regular and ample opportunities to contribute their
expertise throughout the process. This issue may be taken up again, as
many OEWG delegations called for further consideration at INC-1 on how
to set up a robust information exchange platform to benefit both the treaty
negotiations and global actions geared towards addressing plastic
pollution.

Konvensi Minamata menjadi rujukan bernegosiasi menyusun TIPP: Finally,
some OEWG delegates gave indications about the conventions around
which to model the new plastic pollution treaty. In general statements,
some pointed to the Minamata Convention on Mercury, with its controls on
various products, as the ideal template for the plastic pollution ILBI,
International legally binding instrument. For plastic pollution, many have
identified the “obvious” problem as single use products. A global
agreement that places controls on these products “will be ideal.” Others,
however, have observed that single-use products are result of a greater
challenge, which is rooted in “an over-supply of virgin plastic.” One
participant shared that this was the reason for the “turn off the tap” slogan,
which “requires a fundamental change in our interaction with plastic.” It
remains to be seen whether the Minamata model will go far enough to
address this “systemic change.” Other delegates pointed to intrinsic links
between plastic pollution and climate change, and thus preferred that the
new ILBI reflect the Paris Agreement. This historic agreement saw the
world agree to address climate change together, with each nation deciding
its own parameters through their nationally determined contributions
(NDCs). Although all bound by the Paris Agreement, NDCs themselves are
free of international rules. In the end, choosing this model “is a matter of

Page 311 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


trust and good faith,” explained one delegate, adding that it would be “up to
the biggest polluters in each sector to take the biggest actions.” Although
it’s still early, some called on delegations to use the months before INC-1
“to consider which conventions we should adopt” for the best outcome for
the planet.

Berikutnya lagi adalah penetapan area diskusi/ perdebatan. Yaitu hal
plastik dari hulu ke hilir.

Negosiasi TIPP oleh anggota UNEP dilakukan pembabakan, yaitu
dinamakan Setting Out on the Treaty Road
Intinya: The UNEA mandate is ambitious, aiming to produce a new global
treaty to solve a wicked problem in just five meetings. Whether or not this
negotiation timeline is realistic or not is still up for debate, as are what
elements need to be included in the eventual treaty. As plastic pollution
chokes our rivers and contaminates the land, however, it is clear that the
plastic crisis cannot wait. On the bright side, this meeting demonstrated
there is a groundswell of support for aggressive action to solve this
pollution problem, involving stakeholders from around the world and across
the economy. Getting to this point has been relatively quick in
environmentally negotiation terms, but the learning curve has been steep.
Delegations started out on this journey by addressing a small piece of the
puzzle (marine plastics) and are now faced with the challenge of swiftly but
comprehensively addressing plastic pollution as a whole. At the OEWG
meeting, delegates made the first tentative steps towards their goal, setting
out the rules that will guide them through the treaty negotiation phase, in
good and in bad times.

UNEA resolution 5/14 to end plastic pollution, including in the marine
environment, was a triumph for the world, and highlighted the “dogged
determination” that underpins successful multilateralism. At the beginning
of the OEWG, UNEP Executive Director Inger Andersen invoked the
“Nairobi Spirit,” which birthed the historic plastic pollution resolution, urging
delegates forward in this process. At the end of the meeting, with much still
to be done, many delegations may want an additional dose of this spirit as
they prepare to enter into treaty negotiations in Uruguay at the end of
2022.

Plastic Pollution INC-1: The first meeting of the Intergovernmental
Negotiating Committee to develop an international legally binding
instrument on plastic pollution, including in the marine environment, is
tentatively scheduled to convene in November 2022. dates: November
2022 (tentative) location: Uruguay (TBC) www.unep.org

Saya perlu menambahkan persepsi saya terhdi adap tampilan wakil RI di
Senegal dan pertemuan di jakarta pada hari-tanggal yang sama tetapi
berbeda waktu penyelengaraan kegiatan, yaitu pada tanggal 1 Juni 2022.

Page 312 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Dalam sesi Dialog Nasional Pengurangan Sampah oleh Produsen di
Jakarta - yang difasilitasi Komisi Uni Eropa , ia menjelaskan sampah air
minum kemasan gelas dan botol termasuk yang berkontribusi signifikan
pada polusi sampah plastik di laut termasuk juga di Indonesia.

Dalam pandangan saya akan tampak cukup maju kemauan pemerintah
Indonesia dalam mengendalikan sampah plastik di mata internasional jika
saja Peta Jalan Pengurangan Sampah dan Perpres No. 83 tahun 2018
tentang Penanganan Sampah Laut dikemukakan secara singkat tetapi
tegas komprehensif oleh delegasi RI dalam pertemuan TIPP di Senegal
maupun juga dalam Seminar Nasional di Jakarta. Jika itu terjadi maka
tampak nyata terang-benderang adanya kekompakan harmonis antara
kantor Kemenko Marves dan Direktorat Pengelolaan Sampah Ditjen
PSLB3 KLHK... Tetapi saya tidak menemukan realitas hal itu... Dan hanya
dapat mengatakan: Sorry, ‘daah... pake bangettt, pulak..!



Tangerang 7 Juli 2022

Page 313 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025








Silahkan cantumkan email anda jika anda ingin membaca lanjut
pantauan ini pada setiap minggu I awal bulan
Gratis, tis, tissss
Kirim kebiotani@gmai;.com




Oh, ya
Laporan yang sama dapat anda lihat juga di Pdfhost

Untuk edisi bulan yl

https://pdfhost.io/edit?doc=8d0f6271-2afd-4759-8811-4e6deab86c0c






PENGUMUMAN


Laporan berkala ini sejak April; 2020 sepenuhnya adalah swadaya
murni. So, maklum saja, ya, jangkauan pemantauan terbatas.

Jika anda berlebih, silahkan donasikan kelebihan anda itu kepada
saya dengan terlebih dahulu mengirimkan imil [email protected]
nantinya saya berikan nomor rekening bank saya. Oh, ya… jika ada
hibah pc second pun saya terima; maklum komputer saya ‘dahtuwirr,
lemot (versi 2009 yl)[email protected]

Page 314 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Baca juga


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Februari 2025
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Negosiasi Traktat Plastik (Plastic Treaty) soal jadwal, waktu dan lokasi negosiasi belum
diumumkan resmi oleh UNEP
AMDK muncul lagi, tetapi yang dibahas fokus kepada soal usia kelayakan pakai galon
dan juga soal gelas plastik yang tidak layak daur ulang.
KLH berketetapan menutup sebanyak 306 TPA sampah di seluruh Indonesia karena
menerapkan sistem pembuangan terbuka yang dinilai berbahaya terhadap lingkungan

Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Januari 2025
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Negosiasi Traktat Plastik di Busan Korea Selatan gagal tetapi semua peserta ingin
melanjutkan namun hingga akhir Januri 2025 belum tersiar kabar Soal jadwal, waktu dan
lokasi kelanjutannya
"... kita harus menyusun Perjanjian Plastik yang mengangkat derajat pekerja sekaligus
melindungi lingkungan" itu suara kaum pekerja ketika hadir di Busan Korea Selatan
tahun lalu.
KLH membidik sebanyak 306 TPA sampah di seluruh Indonesia ditutup karena
menerapkan sistem pembuangan terbuka yang dinilai berbahaya terhadap lingkungan

Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Desember 2024
Oleh: Riza V. Tjahjadi
“no hay camino, se hace camino al andar: Pengembara, tidak menemukan ada jalan; Anda
mestilah membuat jalan Anda sendiri saat Anda berjalan... itulah ucapan positif Duta
Besar Vayas Valdivieso mengutip ucapan penyair besar Spanyol Antonio Machado,
Caminante, ketika negosiasi Traktat Plastik di Busan Korea Selatan gagal disepakati
secara bulat dan utuh pada 1 Desember 2024
Waaaah okey ini kalau ini serius seluruh kab dan kota bisa berabe semua …..Komentar
Sudirman, mantan direktur pengelolaan sampah KLHK, 7 Desember sebagai reaksi
membaca: Mantan Kadis LH Kota Tangerang menjadi tersangka kasus TPA Rawa Kucing
Segala bentuk edukasi dan kampanye minim sampah tersebut, kata Kementerian,
dicanangkan untuk bisa mengurangi 20 persen dari potensi 55.300 ton penambahan
sampah akibat libur Natal dan Tahun Baru.

Plastik dan Sampah: Pantauan bulan November 2024
Oleh: Riza V. Tjahjadi
““menghukum industri tanpa mengatasi masalah polusi plastik yang
sebenarnya” (“penalizes industries without addressing the actual issue of plastic
pollution”) adalah pernyataan salah satu negara produsen minyak... Jelaslah
karenanya mereka tidak begitu saja menyetujui naskah #TraktatPlastik
dalam INC5 di Busan Korea Selatan. Alhasil negosiasi di balik pintu tertutup
mengindikasikan traktat belum bisa final

Pengawasan dan penegakan hukum jika masih ada pihak melanggar
ketentuan penghentian impor sampah plastik, yang rencananya
diberlakukan pada 2025. Lainnya: Kami akan mewajibkan seluruh penyebab
atau penimbul sampah organik terutama dari usaha-usaha besar di luar

Page 315 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


rumah tangga itu wajib menyelesaikan sampahnya sendiri, tidak boleh
dibebankan ke Bantargebang,” ujar Menteri LH. Dua hal penting perlu
dicatat selain TPA Kembali ke model sanitary landfill
Pedagang memasak mi instan bersama dengan plastik bening.. Berhati-
hatilah warga penggemar pangan itu tapi edukasi ke UMKM pun penting


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Oktober 2024
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Sekjend PBB António Guterres berharap Traktat Plastik adalah kesepakatan
yang ambisius, kredibel, dan adil adalah satu-satunya jalan untuk
mengatasi polusi plastik
WHO mencatat bahwa belum ada cukup penelitian yang menghubungkan
plastik mikro dengan dampak kesehatan yang merugikan pada manusia dan
menekankan perlunya penelitian lebih lanjut.
Gerakan memilah sampah dari sumbernya terhitung seak 1 Oktober 2024
adalah salah satu upaya nyata Pemprov Bali Bersama warganya


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan September 2024
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Tiga raksasa Asia Timur, Korsel, Cina dan Japang sepakat selesaikan
Traktat Plastik… Asia Tenggara, apa kabarnya?
Gorengan demilan pakai plastik yang kerap dipraktikkan oleh segelintir
pedagang yang tidak bertanggung jawab.. Berhati-hatilah... Satuan Kesling
atau Kesehatan Lingkungan dari puskesmas setiap daerah pun perlu
memastikan keamanan pangan guna mencegah fenomena ini
Diblokade Israel, warga Gaza olah limbah plastik jadi bahan bakar


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Agustus 2024
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Ekonomi sirkular disiapkan oleh pemerintah untuk menolong industri
plastik; semoga sejalan dengan arus besar dalam masyarakat global dalam
menyusun Plastic Treaty Tetapi sesungguhnya orang Madura sudah merintis
praktek hal ekonomi sirkular sejak lama
Air minum dalam kemasan (AMDK) beberapa kali muncul dalam
pewartaan pada bulan Agustus 2024, termasuk info tehnis tutup gallon.
jua layak untuk dikonsumsi meskpiun galonnya
ber-BPA dalam batas aman
Para ahli mengatakan cara paling efektif untuk mengatasi polusi plastik
adalah dengan mengurangi jumlah material yang masuk ke lingkungan,
meskipun sudah ada langkah maju melalui penemuan jamur `
sebagai pemakan plastik


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Juii 2024
Oleh: Riza V. Tjahjadi

Page 316 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Tiga issu penting dalam proses penyusunan Traktat Plastik. Yaitu kaitan penyusunan
posisi negara ASEAN, lalu koalisi pakar terbitkan pemikiran mereka di Ottawa April lalu
dan Hak pemulung dalam Traktat Plastik
Plastik mikro menjadi issu penting dalam persiapan suatu pernikahan. Karena
mikroplastik menurunkan kesehatan sperma, Selain itu zat kimia pada mikroplastik yang
masuk ke sistem reproduksi perempuan dapat mengakibatkan perubahan siklus
menstruasi dan penurunan kesehatan reproduksi
Kebanjiran bahan baku dan produk plastik impor, jelas tampak
industri plastik- RI babak belur padahal ketika Ramadan sempat berkibar


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Juni 2024
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Secara ringkas Koalisi Ilmuwan dalam negosiasi Traktat Plastik menjelaskan apa dan
siapanya mereka
Paling lambat 10 tahun mendatang menurut kata Pjs Gubernur Jakarta Heru Budi
Pemprov Jakarta akan membangun Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah pada
pulau reklamasi di perairan Kepulauan Seribu
Penelitian ilmiah untuk mengetahui dampak plastik terhadap satwa liar mulai digarap di
Indonesia


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Mei 2024
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Hasil dari INC4 Traktat Plastik masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh
negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi berikutnya: INC5 di bulan
November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah
info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
Partisipasi ASN dalam bebersih sampah nyata biarpun tidak banyak informasinya



Plastik dan Sampah: Pantauan bulan April 2024
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Kurangi produksi plastik adalah kata kunci partisipasi Indonesia dalam mengatasi polusi
plastik secara global Sampah pada bulan Ramadhan dan Idul Fitri 1445 H/ 2024 dapat
dikendalikan oleh pemerintah daerah setempat. Partisipasi korporasi tanggulangi sampah
plastik semakin nyata


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Maret 2024
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Plastik mikro dapat dihilangkan dari kandungan air tetapi plastik mikro
telah mengubah dari suatu produk yang arkeologis
Polusi plastik sudah mulai digunakan, bukan hanya kata sampah plastik. Baguslah, sudah
mulai populer di kalangan yang aktif dengan
permasalahan dampak dari (sampah) plastik
Kenakalan dalam pengelolaan sampah bermunculan, minimal tiga
kasus pada bulan Maret.
Permasalahan dalam pengelolaan sampah dari kacamata seniman tampil pula pada bulan
Meret

Page 317 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Februari 2024
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Dialog WTO, Badan Perdagangan Dunia, tentang Polusi Plastik (DPP) pada 28 Februari
2024 menarik disimak tetapi hingga akhir bulan belum terbit prosidingnya kepada publik.
Dialog itu diselenggarakan oleh TESS, The Pew Charitable Trusts, UNCTAD.
Sampah plastic APK Pemilu 2024 hanya beberapa saja beritanya. Bahkan perkiraan
jumlah sampah plastik secara nasional tidak ada, terkecuali jumlah perkiraan sampah
plastik APK oleh DLH DIY.
Daur ulang ataupun daur guna sampah APK pun beritanya hanya muncul dari berita di
televisi
Sungai Watch mengusulkan agar pihak Danone menghentikan produksi air minum
kemasan gelas atau cup


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Januari 2024
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Para peneliti di Cornell Univerity , mengembangkan alat baru melalui prototipe robot
yang berfungsi untuk menghimpun mikroplastik dari permukaan laut, sungai, maupun
danau. Para peneliti di Rensselaer Polytechnic Institute telah mengembangkan strain
bakteri yang dapat mengubah sampah plastik menjadi sutra laba-laba yang dapat
terbiodegradasi dengan berbagai kegunaan. korporasi kosmetik di wilayah Uni Eropa
untuk kecantikan harus membayar lebih untuk membersihkan polusi mikroplastik
setelah negosiator UE mencapai kesepakatan baru untuk mengolah limbah Keripik
sampah, hasil pengolahan sampah dari TPST Tamanmartani, ke PT Solusi Bangun
Indonesia (SBI) pabrik Cilacap akan berlanju


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Desember 2023
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Revised draft text of the international legally binding instrument on plastic pollution
telah beredar. Garis besar dokumen telah dikemukakan bagian depan naskah
dokumen. Tetapi dokumen ini adalah versi yang belum diedit. Silahkan dicermati
Teknologi dan model olah sampah menjadi salah satu andalan paslon Capres-
Cawapres. Paslon No. 2 dan Paslon No. 3 mengangkat hal olah sampah menjadi salah
satu dari issue terkait lngkungan hidup. Sampah dan potensi masalahnya, lalu, upaya
pengendalian masalah sampah tersebut di wilayah IKN menjadi sorotan pembahasan
oleh pengamat Jaringan Ekspor Diperluas,
Industri Plastik Raih Daya Saing. Contohnya: Industri plastik, sebagai bagian dari
sektor manufaktur, menawarkan peluang pasar yang signifikan karena berperan
sebagai bahan baku untuk berbagai industri: dari hulu hingga hilir


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan November 2023
Oleh: Riza V. Tjahjadi
INC3 untuk penyusunan traktat internasional tentang pengendalian polusi plastik
dibajak prosesnya oleh sekelompok kecil peserta. Tetapi biarpun hasilnya tidak
memuaskan terhadap peserta NC3 namun INC selanjutnya sudah disetujui
penjadwalan dan lokasinya.
Industri plastik terkena imbas dari kenaikan nilai tukar US dollar ke rupiah dan suku
bunga yang tinggi.
Artis/ musisi dalam dua peristiwa besar, memberikan kontribusi dalam pengendalian
sampah. Yaitu Coldplay memberikan kapal pengumpul sampah laut dan artis Bayu
bebersih sampah pada salah satu laga sepakbola Piala Dunia U17

Page 318 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025



Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Oktiber 2023
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Indonesia mendapatkan pengakuan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) atas
keberhasilan menurunkan sampah plastik di laut hingga 39 persen.
Ini bekal yang bagus untuk INC 3 pada bulan November di Nairobi Kenya
Tiga bulan 30 TPA terbakar, namun sayangnya tidak ada analisis tentang
penyebabmya, maupun rekomendasi pencegahan kebakaran.
PLTSa Putri Cempo Surakarta sejak 30 Oktpober sudah beriperasi. PLTS aini adalah
salah satu dari 12 lokasi dari program Prioritas Nasional (PSN)


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan September 2023
Oleh: Riza V. Tjahjadi
September merupakan bulan banyak TPA Terbakar. Semoga bulan Oktober adalah
bulan kesiagaan pengelola TPA dan Pemda setempat terhadap ancaman kebakaran
Teknologi AI dalam industri daur ulang mulai diperkenalkan. Yaitu
robot bertenaga AI yang bisa menyortir sampah tekstil
Perang dagang atas nama perlindungan kesehatan dan sebagai
mencuat lagi antara Aqua dan Le minerale… Semoga Oktober mereda itu perang
dagang di masa menjelang Pemilu 2024


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Agustus 2023
Oleh: Riza V. Tjahjadi
BRIN ajak pelaku industri plastik mengupayakan produk plastiknya layak didaur ulang,
sementara itu impor bijih plastik menurun lantaran pasar masih lesu. Juga, pemulung
menjerit karena harga jual sampahnya anjlok.
TPA sampah di Batu Malang, juga di Bandung dan Yogyakarta menyedot energi sekitar
dan juga nasional. TPA sampah di Bandung, Sarimukti terbakar sehingga BNPB turun
tangan, tetapi sampah belum padam hingga akhir bulan
Di sisi lain KemenPUPR mengajak Swedia turun tangan tangani sampah di Bali. Di
Pemalang Jawa tengah, Investor Australia berminat mengolah sampah di Pemalang
Jawa Tengah
Ormas di Sumatera Utara berinisiatif membujuk PTPN 2 untuk melepas sebagian
lahannya untuk dijadikan tempat pembuangan sampah. Sebaliknya warga Kertamukti
di Kabupaten Bekasi menolak pembangunan TPA, juga (TPST) Kesiman Kertalangu di
Denpasar Bali molor gegara protes bau dari warga sekitar


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Juii 2023
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Plastic Pollution, persidangan INC2 terasa pecah menjadi tiga kelompok kepentingan,
namun persidang bertele-tele membuat tatib persdaingan
INC-2 di gedung UNESCO di Paris Perancis pada 29 Mei hingga 2 Juni 2023 tampak
bertele-tele mengatur tatib persidangan. Sementara itu delegasi Indonesia (DelRI)
menerbitkan siaran pers: Pemerintah Indonesia mendukung penuh agenda global
untuk mengakhiri polusi plastik karena hal itu sejalan dengan kebijakan dan regulasi
nasional.
Sekretariat INC diminta untuk mengundang masukan dari pengamat paling lambat 15
Agustus dan Anggota sebelum 15 September tentang unsur-unsur yang tidak dibahas
di INC-2, seperti prinsip dan ruang lingkup instrumen, dan area potensial untuk
pekerjaan intersessional yang disusun oleh kofasilitator dari dua kelompok kontak,
untuk menginformasikan pekerjaan INC-3
Refuse Derived Fuel (RDF) semakin menjadi pilihan untuk mengatasi semakin
berlimpah-ruahnya di TPA. Sampah kota Bogor akan diolah menjadi RDF. Sampah

Page 319 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Jakarta di Bantargebang Bekasi telah mampu memasok kebutuhan bahan bakar bagi
dua korporasi besar. Dan direncanakan akan bertambah dua unit lagi. Sementara Di
lain kota, Pemkot Cilegon mengoptimalkan pemanfaatan Tempat Pembuangan
Sampah Akhir (TPSA) Bagendung menjadi
Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP)


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Juni 2023
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Plastic Pollution, persidangan INC2 terasa pecah menjadi tiga kelompok kepentingan,
namun persidangan bertele-tele membuat tatib persidangan INC-2 di gedung UNESCO
di Paris Perancis pada 29 Mei hingga 2 Juni
Sekretariat INC diminta untuk mengundang masukan dari pengamat paling lambat 15
Agustus dan Anggota sebelum 15 September tentang unsur-unsur yang tidak dibahas
di INC-2.
Refuse Derived Fuel (RDF) semakin menjadi pilihan untuk mengatasi semakin
berlimpah-ruahnya di TPA. Sampah kota Bogor akan diolah menjadi RDF.


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Mei 2023
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Plastic Pollution, pengelolaannya sedang dinegosiasikan secara global pada putaran
kedua pada akhir Mei hingga awal Juni, dalam INC-2 di Paris Perancis. Namun
hasilnya akan saya muatkan pada pantauan bulan Juni mendatang
Mendiskusikan tentang sampah laut tanpa melibatkan pihak-pihak yang secara legal
berkompeten tampaknya lebih mudah daripada menjadi ajang perdebatan; Begitukah
Infid?
Pengelolaan sampah melalui bank sampah dengan berbagai macam beritanya muncul
beberapa kali dalam bulan Mei lalu


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan April 2023
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Plastic Pollution, pengendaliannya telah masuk ke dalam lingkar diskusi di WTO,
Badan Perdagangan Dunia selewat medio April yl
Berita tentang ngegosiasi tentang Plastics Treaty sudah muncul dengan cukup Panjang
informasinya pada bulan April yl.
Pemerintah hendaknya mengusulkan agar Return to Earth atau kongkritnya plastik
ramah lingkungan diusulkan ke dalam naskah
Plastics Treaty. Return to earth itu termasuk kategori SDG goal 12: Sustainable
consumption and production
Terbuka peluang partisipasi publik untuk turut mengendalikan sampah plastik di laut,
sebagai satu program, bukan cuma aksi-aksi sesekali
Yaitu ala clean up,
Produk air minum galon yang menggunakan kemasan bebas senyawa kimia Bisfenol A
(BPA) kian mendapat tempat di hati masyarakat tetapi persaingan dagang bakal
semakin ketat?



Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Maret 2023
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Indonesia, dapat mengangkat ide upaya memperbesar disain kemasan yang lebih
besar dari yang biasanya dijual produsen makanan maupun produk dalam Negosiasi
INC-2 Plastics Treaty di Paris pada Mei mendatang

Page 320 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


UNEP dan UNESCO gencar sebar info hari Zero Waste Day 2023 sebagai upaya
kendalikan polusi plastik pada 29 dan 30 Maret 2023. Ini kesempatan saya untuk
promo 4R yaitu plastik tipe biodegradable, ketika muncul R ini, R itu dan, R itu-itu
sebagai upaya kendalikan sampah plastik.
Guru Besar Bidang Keamanan Pangan & Gizi di Fakultas Ekologi Manusia (FEMA)
Institut Pertanian Bogor menyatakan pelabelan kemasan air minum ‘Berpotensi
Mengandung BPA” belum perlu dilakukan. Yang perlu dilakukan adalah analisis resiko
paparan BPA dari berbagai sumber paparan.
Solusi stop baju bekas impor… Stok sampah itu dijualhabis, setelah itu tidak boleh ada
lagi penjualan sampah tersebut. Solusi berikutnya adalah Kemenkop UMKM
menjembatani antara usaha para pedagang
sampah baju impor itu dengan menjual produk dalam negri.



Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Februari 2023
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Dari Bali terungkap adanya tumpang tindih peraturan Menteri yang dihadapi oleh satu
bank sampah. Sementara itu dari Bekasi Jawa Barat muncul kritikan terhadap tema
HPSN 2023. Dua hal itu muncul ketika saya sebar reel video Plastic, From Pollution to
Solution
Bagi peminat untuk berpartisipasi ke dalam negosiasi penyusunan Traktat Plastik
(Plastics Treaty) telah dibuka oleh UNEP untuk putaran INC-2 pada bulan Mei 2023
mendatang. tengok laman UNEP.
Berita-berita tentang sampah masih saja Jakarta dan Jawa sentris. Media massa
kurang meliput wilayah lain Nusantara
Muncul persepsi dari pemanfaat medsos Twitter bahwa pengaturan AMDK dengan
issue BPA adalah perang dagang antar produsen AMDK dengan menarik-narik BPOM


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Januari 2023
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Indonesia, meskipun amat singkat dan umum, mulai menyatakan aktif dalam Negosiasi
Plastics Treaty. Tetapi bagaimanakah posisi Indonesia dalam proses negosiasi tidak
jelas tersurat. Juga tidak tampak adanya ajakan berpartisipasi ke dalam proses
negosiasi INC-1, maupun juga untuk putaran perundingan berikutnya di Paris Perancis
sekitar bulan Mei 2023 Lagi-lagi sampah Indonesia di manca negara…
Pantai-pantai di Seychelles di Afrika timur dipenuhi sampah asal Indonesia
Informasi terbanyak mengenai persampahan di Indonesia pada bulan Januari masih
berkisar di beberapa kota besar di Pulau Jawa. Masih minim berita sampah dan plastik
dari luar Jawa


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Desember 2022
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Negosiasi Plastics Treaty, yaitu pengaturan polusi plastik dimulai
dengan sikap bipolar di kalangan negara peserta pada akhir November
pada INC-1 di Uruguay.
Traktak internasioan yang mengikat, ataukah atur diri sendiri?
Di Indonesia tak tampak atau kedengaran adanya
persiapan menghadapi negosiasi itu
Asosiasi Produsen Air Minum Kemasan Nasional (Asparminas) menilai positif regulasi
pelabelan pada kemasan galon plastik bekas pakai.


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan November 2022
Oleh: Riza V. Tjahjadi

Page 321 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Negosiasi pengaturan polusi plastik dimulai pada akhir bulan November 2022 Uruguay
menjadi tuan rumah pertama; Direktur UNEP dengan kata pengantarnya membuka
negosiasi #PlasticsTreaty tak ketinggalan Keua Komisi Tinggi PBB untuk HAM angkat
suara mendukung Di Indonesia tak tampak atau kedengaran adanya persiapan
menghadapi negosiasi itu Pelabelan BPA pada AMDK tetap menggema disuarakan
BPOM dan November kalangan pakar di lingkungan Universitas Indonesia.
Pengelolaan sampah komunitas secara mandiri dilakukan bebera


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Oktober 2022
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Negosiasi pengaturan polusi plastik akan dimulai pada bulan
November 2022 Uruguay akan menjadi tuan rumah pertama, di
Indonesia tak tampak atau kedengaran adanya persiapan menghadapi
negosiasi itu
Sampah Plastik Akan Kuasai Lautan, Ikan pun Kalah. itu
peringatan yang prediktif dari Menko Marinves Luhut Binsar
Panjaitan… sampah plastik pada 2050 akan lebih banyak
ketimbang ikan di lautan.
Hasil pilah sampah Banjarmasin berhasil dikirimkan ke Surabaya
dengan cita-cita suatu saat akan ada pabrik olah sampah plastik
terpilah di ibukota provinsi Kalsel


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan September 2022
Oleh: Riza V. Tjahjadi
UNEP sudah nyatakan akan membuat roadmap, tetapi persiapan Indonesia dalam
Negosiasi pengaturan polusi plastik tidak ada sama sekali pada berita di media massa
pada periode September.
Wadauuuuh… Hari Bebersih Sampah, atau populernya World Clean up Day tidak ada
pula beritanya di media massa. Kenapa?
Rencana pengaturan BPA pada gallon kemasan air minum masih ramai di media
massa baik dari kalangan pendukung maupun dari pihak-pihak yang mempertanyakan
secara kritis.
Naik bis kota di Surabaya bayar pakai sampah botol plastik malah konsumtif beli air
mineral, terkecuali tidak setiap hari naik bis kota


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Agustus 2022
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Indonesia dengan jumlah sampah sebanyak 9.13 juta ton ternyata nomor lima dari 10
Negara Penghasil Sampah Plastik Terbanyak di Dunia. dan, juga nomor lima
dari 10 negara pembuang sampah ke laut
Sampah dan pengendaliannya sudah mulai menjadi issue parpol yang dipromosikan ke
rakyat.
Galon sekali pakai (AMDK) dikatakan KLHK bertentangan dengan semangat aturan
menteri LH No. 75 Tahun 2018. Perlukah adanya kesepakatan dari semua pihak bukan
cuma BPOM?


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Juli 2022
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Negosiasi pengaturan polusi plastik akan dimulai pada bulan
November 2022 Uruguay akan menjadi tuan rumah pertama

Page 322 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Sampah malah dibuang ke laut, dan sampah di pesisir pantai dan pulau kecil tak
teratasi, padahal dunia sudah berkomitmen dan sedang berupaya mengendalikan
Polusi plastik melalui aturan internasional
SCBD ber-CFW mendadak hingar bingar selama Juli tapi cepat pula sampah
berkurang gegara kerumunan ditangkal polisi untuk menghentikan terjadinya
kemacatean lalin setiap kali muncul kerumunan
Labelisasi Bebas BPA pada kita harapkan segera rampung
pengaturannya oleh pemerintah AMDK
Semakin banyak sungai yang tercemar plastik mikro pada bulan Juli sebagai temuan
EPN di Sumatera,


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Juni 2022
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Negosiasi pengaturan polusi plastik telah dimulai pada akhir Mei
Diawali dengan arahan UNEP, dan berlanjut dengan curah pendapat, penyusunan
organisasi, aturan dasar, dan pentahapan negosiasi.
Insenerator dan RDF adalah teknologi tepat guna Bagi pengelolaan sampah?
Debat soal labelisai BPA pada kemasan guna ulang pada industri AMDK masih sengit
Temuan pkastik mikro di sungai mulai merambah ke sungai di Aceh dan Sumatera
Utara


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Mei 2022
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Negosiasi pengaturan polusi plastik telah dimulai. Pada akhir Mei
muncul Lima arahan Inger Andersen, direktur eksekutif UNEP
dalam negosiasi pengaturan polusi plastik
AMDK dan kontroversi issunya. Gegara ditemukannya kontaminasi
polimer sintetik pada tap water, maka isu menjadi
bahan persaingan dagang di Indonesia?
Darurat pengelolaan sampah kota Jogja?
Tungdur, hitung mundur... Somasi Ecoton kepada Presiden
hal pencemaran sungai yang terjadi di Ciliwung


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan April 2022
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Eropa sudah siapkan cakupan dalam Negosiasi global tentang
Polusi Plastik termasuk juga skenarionya pada lima tahun
mendatang. Amrik penuntut umum memanggil Exxon ke pengadilan California. Naah…
Indonesia?
Mudik Minim Sampah… Posternya minim kata, mudah dipahami tetapi realitanya..?


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Maret 2022
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Negosiasi global tentang Polusi Plastik dimulai dengan diawali
oleh UNEA5 di kantor UNEP Nairobi Kenya; prosesnya
Tengok pada bagian penutup, ya:
sekilas tanggapan dari korporasi minyak dan pemerintah
terhadap Draf Resolusi untuk penyusunan Traktak Polusi Plastik
Perang Russia vs Ukraina juga kota Shanghai di-lockdown
membuat harga biji plastik cenderung naik, Dan..?
Satpol PP Kabupaten Bekasi, Segel Istana Ratu Sampah … eeeh
Ngeri… aib… Ketua ASOBSI Bungkam terkait Pengolahan

Page 323 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Sampahnya Disegel Satpol PP


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Februari 2022
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Negosiasi global tentang Polusi Plastik dimulai dengan diawali
oleh UNEA5 di kantor UNEP Nairobi Kenya; prosesnya
diperkirakan akan makan waktu 2 tahun
HPSN 2022 banyak diacarai dengan jumiting daripada aksi
lapang. Dan beritanyapun tak banyak berbentuk naskah Cuma…
Sampah, dikorupsi pembangunan instalasinya Waah… sayangnya
beritanya cuma sekali saja


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Januari 2022
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Di awal tahun 2022, kita diingatkan akan adanya tiga jalur kebijakan pemerintah
tentang sampah dan Peta Jalan Pengurangan Sampah Oleh Produsen
Aksi korporasi peduli pengendalian sampah mulai beragam, aksi komunitas pun
beragam: peduli tetapi lebih inginkan kenyamanan
Plastikmikro diketemukan di kutub utara dan selatan tetapi laporannya tidak gegabah
menyertakan rujukan dampaknya terhadap lingkungan


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Desember 2021
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Akan kecewa jika di akhir tahun 2021 mengharap ada data lengkap tentang sampah
plastik maupun daur ulangnya.
Ada sepercik info dan data dari kancah daur ulang. Bank sampah apa kabar kontribusi
kalian? Ooppsss… pengusaha AMDK akan punah? Pemerintah plin-plan?


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan November 2021
Oleh: Riza V. Tjahjadi
COP26 Perubahan Iklim telah perluas panggung pemeduli sampah sungai utarakan
issue sampah impor, pengusaha omong ceroboh memakai logika linear dalam
menatap soal pengelolaan sampah, Lalu, penganggaran pengelolaan sampah yang tak
serius, tekad korporasi menerapkan pilihan pakai ulang (we choose reuse), perspektif
sempit kajian plastik mikro..! Issue sampah warga Tangsel dibuang di TPA Cilowong
Serang mereda kini issue sampah di Bandung mencuat
Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Oktober 2021
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Tiga issue utama yang mencolok muncul dari pantauan bulan Oktober 2021,
Pertama, kisruh kehadiran sampah Tangerang Selatan Ke TPA Cilowong Serang.
Kedua, teridentifikasinya plastik mikro pada botol susu bayi tetapi pada gallon dan
potensi ancaman bagi kesehatan manusia. Ketiga adalah kontribusi plastik dalam
proses terjadinya emisi karbon; dalam konteks menjelang COP Perubahan Iklim di
Glasgow Inggeris


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan September 2021
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Sekilas amati TPA Cilowong Serang Banten – yang rencananya dijadikan buangan
sampah warga Tangsel
Sampah di laut telah menjadi kepedulian masyarakat internasional melalui konferensi
di UNEP dan bantuan bilateral; sementara penelitian bermunculan di sana sini

Page 324 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Pengelolaan sampah di kota kecil masih tidak cukup memadai perencanaan maupun
realisasi kesehariannya


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Agustus 2021
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Duh… semakin lambat bertambahnya unit PLTSa, contradictio dengan tajuk
Percepatan pada Perpres No. 35 Tahun 2018
Masker, sampah masker dan insenerator tampak serius masalah dan tantangannya
sehingga pemerintah turun tangan dalam hal sosialisasi, pengadaan drop box dan
insenerator
Plastik mikro masih tetap dikaji eksistensinya dalam sungai di sekitar Surabaya, tetapi
aksi bebersih sampah plastik pun digarap kaum muda


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Juli 2021
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Petunjuk untuk kelola sampah masker dari penderita yang isoman
Sampah laut berkurang, tetapi tak ada hotline service di Sekretariat Pelaksana Perpres
No 18 tahun 2018
RI Kedatangan Lagi Impor Limbah Beracun


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Juni 2021
Oleh: Riza V. Tjahjadi
PLTSa di 12 kota/ provinsi, sejak 2018, ternyata lambat pembangunannya
Kasus longsornya TPA Cipeucang Tangerang Selatan tidak tampak kemajuan proses
pidananya stagnan
Penanganan Sungai Citarum Harum berpotensi dan diharapkan untuk menjadi
percontohan 14 DAS (daerah aliran sungai) prioritas lainnya di Indonesia

Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Mei 2021
Oleh: Riza V. Tjahjadi
ASEAN mengadopsi renca aksi pengendalian sampah laut
Studi mengenai plastikmikro dan dampaknya terhadap lingkungan hidup dan manusia
makin intensif
Studi perilaku warga pulau kecil dalam pengendalian sampah,
Sampah sebagai PLTSa bertambah satu unit lagi keberadaannya di Indonesia


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan April 2021
Oleh: Riza V. Tjahjadi
PLTSa dalam program percepatan pemerintah tak merata. Baru di Surabaya yang siap
beroperasi.
Industri Daur Ulang Plastik Penuhi Kebutuhan Bahan Baku Dalam Negeri Tetapi
Menperin Agus berharap, produsen bahan kemasan plastik harus melakukan R&D
untuk menghasilkan bahan kemasan plastik yang ramah lingkungan dengan komitmen
time frame yang jelas
Terdapat 200 kantong plastik dalam onta yang berada di sekitar Dubai, Uni Emirat Arab
Interpol bersama badan kompeten di 67 negara selama 30 hari pada Maret lalu
menginspeksi laut dan perairan menemukan adanya dumping ilegal dan perdagangan
sampah


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Maret 2021
Oleh: Riza V. Tjahjadi

Page 325 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Konvensi Basel naik daun semenjak transportasi lintas-batas plastik masuk ke dalam
konvensi itu. Dan, ketika Amerika Serikat mengirimkan sampah plastik ke negara
tujuan Indonesia, Malaysia dan India maka nyaring sentilan terhadap pelanggaran
konvensi oleh bukan Negara anggota konvensi
Mahasiswa berjenaka-ria mengkritik pengelolaan sampah di wilayah DI Yogyakarta
yang mereka pandang tidak baik
Peraturan dari level pemkot/ pemkab tentang pelarangan kantong plastic dikritik analis
kebijakan


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Februari 2021
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Sampah Bahan Baku Ekonomi di Masa Pandemi' sebagai tema HPSN 2021
mengalirkan beberapa aksi di antaranya aksi bersih-bersih serentak #dirumahsaja
bersama keluarga; Aksi tanam pohon mangrove di TPST Bantargebang dan ada pula
diskusi daring.
Biotani Bahari Indonesia: HPSN Bebersih Danau
Tegal di Jawa tengah telah mencanangkan sebagai pusat daur ulang sampah


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Januari 2021
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Dampak belum tuntasnya kontrak kerjasama antara pemerintah daerah dan swasta
dalam pengelolaan sampah di Riau;
Kerjasama antar kota/ regional antara Tangsel dan Serang akan tampil;
Inovasi tentang plastik berbahan kentang belum menuju industri?


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Desember 2020
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Sampah Kota Serang sedang uji coba Gen 5 tapi butuh Perwali, juga Perda Sampah.
KBRL Jakarta termasuk oxo dan nabati tapi mesti tahan air dan bisa didaur guna; akan
jadi tren nasional?


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan November 2020
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Dana Swakelola Tipe III, Limbah Medis Dibuang Sembarangan, Kantung Belanja
Berbahan Singkong

Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Oktober 2020
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Proponen daur ulang tetap hajar lajur Compostable
Studi: material berbasis bio dan/ atau biodegradable yang tersedia di pasar adalah
sama beracunnya dengan plastik konvensional terkait dengan zat kimia yang mereka
miliki
Sosialisasikanlah Pergub DKI Jakarta No. 142 Thn 2019 TentangKewajiban ber-KBRL
siapa takut?


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan September 2020
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Plastik Alf*mart dan Ind*maret Bukan Plastik biodegradable?? Tidak Ramah
Lingkungan???
Food loss and waste must be reduced for greater food security and nvironmental
sustainability

Page 326 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025


Sampah Plastik lama untuk RDF, Sekilas
#Boycott 2020 World Cleanup Day and expose environment fraud by NGOs from the
Global North
Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Agustus 2020
Oleh: Riza V. Tjahjadi
KLHK Terbitkan Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen
Insinerator, promosi
Aksi Warga +62 Peduli Sampah
Aksi gerakan kurangi sampah laut (26 Agustus 2020)


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Juli 2020
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Polluter Pays Principle, Kaji Kembali Daur Ulang dan TPA bermasalah
Bank Sampah dan Konsep yang utuh
TPA Tata Kelolanya belum disiplin dan jujur anggaran
Tiga Kota Dengan Pengelolaan Sampah Terbaik?


Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Juni 2020
Oleh: Riza V. Tjahjadi
EPR Dipertanyakan Industri, TPA Jabodetabek Sudah Darurat Perluasan Lokasi dan
Soal Lainnya

Plastik dan Sampah: Pantauan bulan Mei 2020
Oleh: Riza V. Tjahjadi
Plastik dan Sampah: Semengitnya Industri Daur Ulang; TPA di Indonesia Mesti
Ditelaah Satu-satu

Covid19 Pemakaian Plastik Meningkat, Industri Daur Ulang Nyungsep?
WFH 280420
Covid19 Sampah Plastik Meningkat, Konsumen ber-go_green bingun.Pdf
Opini Riza V. Tjahjadi
#WorkfromHome 140420

Page 327 of 327 Plastik & Sampah: Pantauan Maret 2025











Riza V. Tjahjadi [email protected] [email protected]

Anggota Pokja 1: Kebijakan, Monitoring & Evaluasi
Dewan Pengarah dan Pertimbangan Pengelolaan Sampah Nasional (DP3SN)
periode 2016 – saat ini,
dan secara pribadi membidani terbentuknya asosiasi industri hijau plastik ramah
lingkungan (AMIHN) pada27 Februari 2019.
Direktur Eksekutif Yayasan Biotani dan Bahari Indonesia.







Laporan berkala ini sejak April; 2020 sepenuhnya adalah swadaya
murni.So, maklum saja,ya, jangkauan pemantauan terbatas.











Jika anda berlebih, silahkan donasikan kelebihan anda itu kepada
saya dengan terlebih dahulu mengirimkan imil
[email protected] saya berikan nomor rekening bank
saya. Oh, ya… jika ada hibah laptop second pun saya terima;
maklum komputer saya ‘dahtuwirr, lemot (versi 2009 yl).
[email protected]