Anggota Kelompok
Futihatun Nur Amalia
(2224200093)
Hoirun Anisah
(2224200084)
Ifah Nurhafifah
(2224200063)
Iis Fitrian
(2224200067) Yusri Septiana
(2224190096)
Pisces dalam istilah bahasa Indonesia dikenal sebagai
“ikan” yang meliputi semua jenis ikan, baik yang tidak
mempunyai rahang (termasuk ke dalam superkelas:
Agnatha) maupun ikan yang mempunyai rahang
(termasuk ke dalam superkelas: Gnathostomata) yang
terdiri dari ikan bertulang rawan (kelas
chondrichthyes) dan ikan bertulang sejati (kelas
osteichthyes).
PENGERTIAN
Umumnya bernapas dengan menggunakan insang.
Pada umumnya memiliki kulit bersisik dan licin karena terdapat selaput
lendir, tetapi ada juga yang tidak memiliki sisik contohnya ikan lele.
Merupakan hewan berdarah dingin atau poikiloterm.
Suhu tubuhnya dapat berubah-ubah sesuai dengan suhu lingkungan.
Umumnya ovipar dan fertilisasi eksternal (di luar tubuh induk).
Cor (jantung) terdiri dari dua ruang yaitu atrium dan ventrikel.
Mempunyai sirip untuk bergerak (sirip dada, punggung, perut, anal dan
ekor)
Peredaran darahnya tertutup tunggal
CIRI UMUM PISCES
MORFOLOGI PISCES
EXTERNAL
MORPHOLOGY
OF FISH
BENTUK
TUBUH
BENTUK
TUBUH
TIPE
MULUT
TIPE
GIGI
Struktur Sisik
Lapisan epidermis pada ikan selalu basah karena adanya
lendir yang dihasilkan oleh sel-sel yang berbentuk piala
yang terdapat di seluruh permukaan tubuhnya.
Epidermis bagian dalam terdapat lapisan sel yang
disebut stratum germinativum (lapisan malphigi). Lapisan
ini sangat giat dalam melakukan pembelahan untuk
menggantikan sel-sel bagian luar yang lepas dan untuk
persediaan pengembangan tubuh. Dermis yang di
dalamnya terkandung pembuluh darah, syaraf dan
jaringan pengikat memiliki struktur yang lebih tebal dan
sel-sel yang susunannya lebih kompak dari pada
epidermis. Derivat-derivat kulit juga dibentuk dalam
lapisan ini. Lapisan dermis berperan dalam pembentukan
sisik pada ikan yang bersisik, dan derivat-derivat kulit
lainnya.
SISIK PADA PISCES
TIPE SISIK
BAGIAN DARI SISIK
TIPE
SIRIP
EKOR
SISTEM ORGAN PISCES
Sistem
Pencernaan
Sistem pencernaan meliputi
organ yang berhubungan
dengan pengambilan makanan,
mekanismenya dan penyediaan
bahan-bahan kimia, serta
pengeluaran sisa-sisa makanan
yang tidak tercernakan keluar
dari tubuh.
Di dalam mulut terdapat lidah pendek yang tidak dapat
digerakkan dan memiliki lendir yang dihasilkan oleh selsel
kelenjar dari epithel rongga mulut akan bercampur dengan
makanan, memperlancar proses penelanan makanan yang
dibantu oleh kontraksi otot dinding mulut.
Mulut dan Rongga Mulut
Adaptasi terhadap makanan juga terjadi pada gigi. Gigi
sebenarnya homolog dengan sisik placoid, yang mungkin timbul
dari sisik yang menutupi bibir seperti pada ikan hiu muda
(Squaliformes) dimana sisik placoid menjadi gigi pada rahang.
Gigi
Organ ini biasa disebut pangkal tenggerokan, merupakan
lanjutan rongga mulut. Insang terletak tepat di belakang
rongga mulut, di dalam pharynx.
Pharynx
Esophagus ikan biasa disebut kerongkongan, pendek dan
mempunyai kemampuan untuk menggelembung. Organ ini
merupakan lanjutan pharinx, bentuknya seperti kerucut dan
terdapat di belakang daerah insang.
Esophagus
Lambung (ventriculus) atau perut besar adalah lanjutan dari
esophagus, di belakangnya dibatasi oleh otot sfinkter yang
disebut pylorus, untuk kemudian menjadi bagian depan dari
usus bagian tengah.
Lambung
Usus mempunyai banyak variasi pula, umumnya berbentuk
seperti pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya,
berakhir dan bermuara keluar, sebagai lubang anus. Usus diikat
(difixer) oleh suatu alat penggantung, mesentrum yang
merupakan derivat dari pembungkus rongga perut
(peritonium).
Usus
Saluran Pencernaan
Kelenjar Pencernaan
Kelenjar pencernaan atau glandula digestoria berfungsi dalam
proses pencernaan terdiri atas hati, pankreas dan kantong
empedu.
Hati atau hepar besar,
berwarna merah
kecoklatan. Letaknya di
bagian depan rongga
badan dan meluas
mengelilingi usus,
bentuknya tidak tegas.
Pankreas
Pankreas terdiri dari dua bagian,
yaitu bagian eksokrin yang
menghasilkan getah pankreas,
penting bagi pencernaan
makanan, dan bagian endokrin
yang menghasilkan hormon
ensulin, mengendalikan kadar
gula di dalam darah.
Kantong Empedu
Kantung empedu atau
vesica velea bila penuh
bentuknya membulat
dengan warna
kehijauhijauan, letaknya
pada hati bagian depan
salurannya disebut ductus
cysticus bermuara pada
usus dekat venticulus.
Hati
Ada dua fase dalam sistem pernapasan pisces antara lain :
Sistem Pernapasan
Ikan bernapas menggunakan insang yang berbentuk lembaran-lembaran tipis
berwarna merah muda dan selalu lembap.
Fase inspirasi Fase Ekspirasi
Setelah air masuk ke dalam rongga
mulut, celah mulut menutup. Insang
kembali ke kedudukan semula diikuti
membukanya celah insang. Air dalam
mulut mengalir melalui celah-celah
insang dan menyentuh lembaran-
lembaran insang. Pada tempat ini
terjadi pertukaran udara
pernapasan. Darah melepaskan CO2
ke dalam air dan mengikat O2 dari
air.
Gerakan tutup insang ke samping
dan selaput tutup insang tetap
menempel pada tubuh
mengakibatkan rongga mulut
bertambah besar, sebaliknya celah
belakang insang tertutup. Akibatnya,
tekanan udara dalam rongga mulut
lebih kecil daripada tekanan udara
luar. Celah mulut membuka sehingga
terjadi aliran air ke dalamrongga
mulut.
Reproduksi pada pisces terjadi secara seksual, memiliki organ kelamin jantan dan betina.
SISTEM REPRODUKSI PISCES
Fertilisasi internal
Fertilisasi eksternal
Fertilisasi pada pisces bisa terjadi secara eksternal maupun internal.
Merupakan fertilisasi yang dilakukan dengan cara sperma dimasukkan ke dalam alat reproduksi betina, selanjutnya
terjadi fertilisasi, setelah pembuahan telur membentuk membrane fertilisasi yang menghalangi pemasukan sperma
lainnya. Fertilisasi ini dilakukan untuk adaptasi dengan kehidupan darat. Sebagian besar betina dan jantan merupakan
individu terpisah. Akan tetapi, pada beberapa family jantan dan betinanya bisa terdapat pada satu individu sehingga
mereka dapat melakukan pembuahan sendiri (hermafrodit).
Fertilisasi eksternal yaitu dilakukan dengan cara gamet-gametnya dikeluarkan dari dalam tubuhnya sebelum
fertilisasi. Fertilisasi ini dilakukan oleh hewan-hewan akuatik. Pada fertilisasi ini betina tidak mengeluarkan telur yang
bercangkang, namun ovum yang tidak akan berkembang jika tidak dibuahi lebih lanjut. Ovum tersebut dikeluarkan
melalui kloaka, sehingga terjadi fertilisasi di dalam air. Telur yang telah dibuahi tampak seperti bulat-bulatan kecil
berwarna putih yang akan menetas dalam kurun waktu 24-40 jam. Sedangkan pada ikan yang pembuahannya secara
internal, seperti hiu dan pari, sel telur tetap dihasilkan oleh ovarium kemudian menuju oviduk untuk dibuahi dan
selanjutnya akan melekat pada uterus hewan betina.
Fertilisasi eksternal dan internal
Reproduksi Ovipar
Reproduksi Vivipar
Reproduksi Ovovivipar
Terdapat tiga macam proses reproduksi pada kelas pisces yaitu ovipar, vivipar, dan ovovivipar.
Sebagian besar ikan melakukan reproduksi ovipar yaitu pembuahan di luar tubuh ikan betina
dengan cara mengeluarkan telur dari dalam tubuh ikan betina dan akan dibuahi oleh ikan jantan.
Contoh ikan yang bereproduksi dengan cara ovipar adalah salmon, belut, ikan tuna, ikan mas.
Pada reproduksi secara vivipar, pembuahan terjadi di dalam tubuh ikan betina. Perkembangan
embrio di dalam tubuh betina dibantu oleh plasenta yang memberikan nutrisi pada embrio.
Pada reproduksi ovovivipar, perbedaannya adalah embrio tidak memperoleh nutrisi secara
langsung dari induknya melainkan dari kuning telurnya dan tubuh induknya berfungsi sebagai
tempat perlindungan. Setiap embrio berkembang di dalam telurnya masing-masing. Setelah cukup
umur, telur akan pecah di dalam tubuh induknya dan anak akan keluar dari vagina induk betinanya.
Contoh ikan yang mengalami reproduksi vivipar dan ovovivipar adalah ordo Lamniformes (ikan hiu).
Anak yang dihasilkan lebih sedikit dari yang bereproduksi secara ovipar.
Organ reproduksi ikan ada dua yaitu alat kelamin luar (lubang pengeluaran sel telur) dan alat
kelamin dalam (oviduk, ovarium).
Sistem Ekskresi
Alat ekskresi pada ikan
berupa sepasang ginjal
opistonefros. Saluran
pengeluarannya berupa
lubang urogenital, karena
berhubungan dengan saluran
reproduksi. Hasil ekskresinya
adalah amonia. Ikan memiliki
mekanisme ekskresi yang
dipengaruhi oleh tempat
hidupnya.
Sistem Saraf
Menerima impuls atau rangsangan dari lingkungan dan memprosesnya untuk
menghasilkan reaksi atau respon.
Mengatur kinerja organ dan sistem organ ikan, seperti pergerakan ikan di dalam air,
pencernaan dan lain sebagainya.
Mengatur keseimbangan serta koordinasi otot dan saraf pada ikan.
Fungsi sistem saraf pada ikan berfungsi untuk:
Sistem saraf pada ikan dapat dibagi menjadi
sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Pada ikan dewasa otaknya terdiri dari lima
bagian yaitu otak besar (telencephalon),
epitalamus (diencephalon), otak tengah
(mesencephalon), bagian depan dari otak
besar (metencephalon), dan otak belakang
(myelencephalon).
LINEA LATERALIS
Chondrichthyes
Klasifikasi berdasarkan kelas
Meliputi ikan yang bertulang rawan sepanjang hidupnya.
Memiliki rahang,mulut di bagian ventral. Kulitnya tertutup
sisik placoid (berasal dari kombinasi mesoderm dan
ectoderm). Sirip dua pasang, serta sirip ekor heterocercal
(tidak seimbang). Sebagian notokordnya diganti oleh
vertebrae yang lengkap. Ginjalnya bertipe mesonefros.
Jenis kelamin terpisah dan fertilisasi eksternal atau
internal, ovipar atau ovovivipar.
Contohnya ikan pari dan hiu.
Chondrichthyes
Ordo Squaliformes (Pleurotremata)
Celah insang pada sisi lateral kepala
Tepi anterior sirip dada tidak melekat pada sisi tubuh
Sirip caudal tipe heterocercal, sirip anal kecil kadang tidak
ada dan sirip pelvis sepasang.
Pada jantan sirip pelvis berubah menjadi klasper.
1.
Ciri-ciri:
Contoh : Squalus acanthias (Dogfish shark)
Celah insang pada sisi ventral kepala
Tepi anterior sirip dada berlekatan dengan
sisi kepala dan badan.
Ordo ini terdiri atas 7 famili.
2. Ordo Rajiformes (Hypotremata)
Ciri-ciri:
Contoh : Malacoraja senta (Ikan pari)
steichthyes
Ikan yang bertulang keras, otak dilindungi oleh
tulang rawan. Mulutnya memiliki rahang. Sisik bertipe
ganoid, sikloid, atau stenoid, yang semuanya berasal
dari mesodermal. Insang dilengkapi operkulum
(tutup insang). Jantung beruang dua, yaitu atrium
dan ventrikel. Notokordanya ditempati vertebrae
yang menulang, memiliki gelembung renang yang
berhubungan dengan faring, Tipe ginjalnya
mesonepros. Contoh: Ameiurus melas (ikan lele),
Anquilla sp. (belut)
Osteichthyes
2. Ordo Dipnoi ( ikan berparu-paru )
Ciri-ciri :
- Sebagian besar bertulang rawan
- Selain insang juga mempunyai gelembung
udara yang melekat di usus, dan - Hidup di
rawa-rawa.
Contoh : Protopterus annectens (ikan lempung)
1. Ordo Teleostei ( ikan bertulang sejati )
Ciri-ciri:
- Beberapa jenis memiliki gelembung renang
- Pada ikan jenis tertentu , dibagian kepalanya
terdapat rongga yang berhubungan dengan insang
yang disebut labirin.
Contoh : Cyprinus ( ikan mas )
Ikan-ikan yang termasuk dalam kelas ini memiliki ciri-
ciri sebagai berikut: tubuh berbentuk gilig panjang, kulit
halus tanpa sisik, mulut tanpa rahang, berbentuk
lingkaran, insang terletak dalam kantung, tanpa sirip
berpasangan.
Agnatha
Ordo myxniformes
dengan ciri tanpa sirip punggung, mulut di ujung
moncong dikelilingi 3 atau 4 sungut kecil, celah insang 6-
14 pasang, mencakup satu famili.
Contoh: Myxin glutinosa.
Ordo petromyzontiformes
memiliki ciri mempunyai sirip punggung, mulut
dilengkapi dengan lidah parut, celah insang 7
pasang. Ordo ini mencakup satu famili
Petromyzontidae dengan
contoh Petromyzon marinus.
Jumilawaty, E., Arlen., & Nursal. (2015). Penuntun Praktikum Sistematika Hewan. USU:
Laboratorium Sistematika Hewan FMIPA.
Kalor, J. D. (2020). Iktiologi. Yogyakarta: Samudra Biru.
Kilawati, Y., & Arfianti, D. (2017). Iktiologi Modern. Malang: Universitas Brawijaya Press.
Rahmadina. (2019). Modul Ajar Taksonomi Vertebrata. Sumatera: UIN Sumatera Utara.