SEMINAR PROPOSAL ANALISIS KINERJA LALU LINTAS SIMPANG TIGA TAK BERSINYAL STUDI KASUS SIMPANG TIGA AIR PAOH KECAMATAN BATURAJA TIMUR KAB. OGAN KOMERING ULU PUTRA ASTAMAN NPM: 1931065
BAB 1 LATAR BELAKANG PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SAN KOMPUTER UNIVERSITAS BATURAJA Persimpangan , termasuk simpang tiga , adalah titik di mana dua atau lebih jalan bertemu dan terjadi pertemuan arus lalu lintas . Persimpangan merupakan titik kritis dalam sistem transportasi karena mempengaruhi kelancaran dan keamanan arus lalu lintas . Oleh karena itu , analisis kinerja lalu lintas pada persimpangan , termasuk simpang tiga tak bersinyal , menjadi sangat penting untuk memahami dinamika lalu lintas serta merancang solusi yang tepat untuk meningkatkan kinerja dan keselamatan lalu lintas . Simpang tiga Air Paoh merupakan salah satu persimpangan jalan yang mempunyai peranan penting dalam mendukung perkembangan sektor perdagangan , perkantoran , pendidikan , dan berbagai bidang jasa di Kabupaten OKU. Pada simpang ini sering terjadi konflik antar pengendara dengan adanya aktivitas perdagangan di sekitar persimpangan menjadikan persimpangan tersebut sering terjadi kemacetan yang tidak dapat dihindarkan , sehingga menghambat pergerakan pengendara melintasi jalan tersebut . Berdasarkan permasalahan yang terjadi , penulis ingin “ Menganalisis Kinerja Lalu Lintas Simpang Tiga Tak Bersinyal Studi Kasus Simpang Tiga Air Paoh Kecamatan Baturaja Timur Kab . Ogan Komering Ulu”.
BAB 1 RUMUSAN MASALAH PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SAN KOMPUTER UNIVERSITAS BATURAJA Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana kinerja arus lalu lintas pada Simpang tiga tak bersinyal Air Paoh Kecamatan Baturaja Timur Kab . Ogan Komering Ulu? Bagaimana tingkat pelayanan jalan pada Simpang tiga tak bersinyal Air Paoh Kecamatan Baturaja Timur Kab . Ogan Komering Ulu? TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah : U ntuk mengetahui kinerja simpang tak bersinyal pada Simpang tiga Air Paoh Kecamatan Baturaja Timur Kab . Ogan Komering Ulu. U ntuk mengetahui tingkat pelayanan jalan pada Simpang tiga tak bersinyal Air Paoh Kecamatan Baturaja Timur Kab . Ogan Komering Ulu.
BAB 1 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SAN KOMPUTER UNIVERSITAS BATURAJA Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini adalah : Penelitian ini dilaksanakan di Simpang tiga Air Paoh Kecamatan Baturaja Timur Kab . Ogan Komering Ulu Pengamabilan data dilaksanakan kondisi arus lalu lintas diambil pada pukul 07.00 – 18.00 wib selama 7 hari . Analisis kinerja simpang di Jalan Simpang tiga Air Paoh Kecamatan Baturaja Timur Kab . Ogan Komering Ulu sesuai dengan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. MANFAAT PENELITIAN Manfaat dari penelitian ini adalah : Memberikan masukan kepada instansi terkait tentang kinerja lalu lintas yang terjadi di Simpang tiga Air Paoh Kecamatan Baturaja Timur Kab . Ogan Komering Ulu, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mengoptimalkan kinerja di Simpang tiga tak bersinyal . Sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian – penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan masalah persimpangan tak bersinyal .
BAB 2 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SAN KOMPUTER UNIVERSITAS BATURAJA Pengertian Jalan Pengertian kapasitas jalan : Menurut Webster, kapasitas jalan adalah jumlah maksimum kendaraan yang dapat melewati suatu ruas jalan dalam satu arah per satuan waktu tertentu , dengan kelancaran lalu lintas dan tingkat pelayanan tertentu . Menurut jurnal penelitian Elsevier yang diterbitkan dalam jurnal Transportation Research Part A: Policy and Practice , kapasitas jalan adalah jumlah maksimum kendaraan yang dapat melalui suatu ruas jalan dalam satu arah pada waktu tertentu , yang ditentukan oleh kondisi fisik jalan dan perilaku pengemudi . Menurut MKJI (1997), Kapasitas jalan adalah jumlah maksimum kendaraan yang dapat dilayani oleh suatu ruas jalan dalam satu arah pada suatu periode waktu tertentu , dalam kondisi tertentu , dan dengan tingkat pelayanan tertentu . Kapasitas jalan diukur dalam satuan volume lalu lintas , seperti kendaraan per jam (KPH) atau kendaraan per hari (KPD), tergantung pada periode waktu yang digunakan untuk pengukuran
BAB 2 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SAN KOMPUTER UNIVERSITAS BATURAJA Sistem Jaringan Jalan Menurut Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 1985 tentang jalan , sistem jaringan jalan dibagi dalam dua kategori sebagai berikut : Sistem Jaringan Primer ini dibuat sesuai dengan ketentuan perencanaan tata ruang nasional dan struktur pembangunan daerah , dan terus menghubungkan kota-kota kelas satu , kota kelas dua, kota kelas tiga , dan kota-kota kelas bawah di dalam lokasinya . Menghubungkan kota kelas satu dan kota kelas satu antar unit regional pembangunan . Sistem Jaringan Sekunder dibangun sesuai dengan kebutuhan perencanaan tata ruang kota dan menghubungkan kawasan pemukiman dengan fungsi primer, fungsi sekunder , dan tiga fungsi sekunder .
BAB 2 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SAN KOMPUTER UNIVERSITAS BATURAJA Standar Kelayakan Kawasan Wisata Berdasarkan kelas fungsional , jalan di kelompokkan sebagai berikut : Jalan Arteri ; jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota jenjang kedua . Jalan Kolektor ; jalan yang menghubungkan kota jenjang kedua dengan jenjang kota kedua atau menghubungkan kota jenjang kedua dengan jenjang kota ketiga . Jalan Lokal; jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu dengan persil atau menghubungkan kota jenjang kedua dengan persil atau kota jenjang ketiga dengan kota jenjang ketiga kota jenjang ketiga dengan kota dibawahnya , atau kota jenjang ketiga dengan persil atau kota dibawah jenjang ketiga sampai persil .
BAB 2 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SAN KOMPUTER UNIVERSITAS BATURAJA Persimpangan Persimpangan merupakan bagian terpenting dari sistem jaringan jalan , dan kapasitas persimpangan secara umum dapat dikendalikan dengan mengendalikan volume lalu lintas dalam sistem jaringan . Secara umum , persimpangan adalah tempat bertemunya dua jaringan jalan atau lebih . Merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua sistem jalan . Ketika berkendara keliling kota , kita akan melihat bahwa sebagian besar jalan di wilayah perkotaan biasanya memiliki persimpangan di mana pengemudi dapat memutuskan untuk terus mengemudi atau berbalik dan berpindah jalan . Persimpangan jalan dapat didefinisikan sebagai suatu area publik dimana dua atau lebih jalan bertemu atau berpotongan . Hal ini mencakup jalan dan fasilitas pinggir jalan untuk pergerakan lalu lintas di kawasan tersebut . (AASHTO 2001 dalam Darwis et al 2021:56).
BAB 2 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SAN KOMPUTER UNIVERSITAS BATURAJA Pengertian Simpang Tak Bersinyal Simpang tak bersinyal adalah simpang yang tidak memiliki alat pemberi isyarat lampu lalu lintas . Pada umumnya simpang tak bersinyal di pergunakan di daerah permukiman perkotaan serta daerah pedesaan maupun pada daerah pedalaman bagi persimpangan antara jalan lokal ataupun lingkungan yang arus lalu lintasnya cukup rendah . Pada keefektifan simpang tak bersinyal dapat terjadi apabila jika ukuranya kecil serta dengan daerah konflik lalu lintasnya dipilih dengan baik , maka dari itu simpang dua lajur tak terbagi ini sangat sesuai dengan persimpangan tersebut . Volume Lalu Lintas Volume digunakan saat mengukur arus lalu lintas . Volume lalu lintas menurut pedoman MKJI tahun 1997 adalah jumlah kendaraan yang lewat pada suatu jalan per satuan waktu ( hari , jam, menit ). Lalu lintas yang padat memerlukan lebar jalan yang lebih lebar untuk menjamin keamanan dan kenyamanan . Sebaliknya , jalan yang terlalu lebar untuk volume lalu lintas rendah cenderung berbahaya karena pengemudi cenderung mengemudikan kendaraannya dengan kecepatan tinggi meskipun kondisi jalan belum tentu memungkinkan . Selain itu , hal ini juga menyebabkan peningkatan biaya pembangunan jalan , yang jelas tidak masuk akal jika dilihat dari analisis panjang antrian , yaitu kapasitas , selain volume lalu lintas .
BAB 2 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SAN KOMPUTER UNIVERSITAS BATURAJA Kinerja jalan Kinerja jalan adalah kemampuan darisuatu ruas jalan dalam melayani arus lalulintas yang terjadi pada ruas jalantersebut . Parameter kinerja jalanditentukan oleh kapasitas , derajatkejenuhan , kecepatan rata – rata danwaktu perjalanan . Kapasitas (C) Menurut MKJI (1997), kapasitas adalah jumlah maksimum kendaraan atau orang yang dapat melintasi suatu titik pada jalur jalan pada periode waktu tertentu dalam kondisi jalan tertentu atau merupakan arus maksimum yang dapat dilewatkan pada suatu ruas jalan . Dengan memperhitungkan pengaruh kondisi lapangan terhadap kapasitas . Bentuk model kapasitas menjadi sebagai berikut : C= Co×FW ×FM×FCS × FRSU × FLT × FRT × FMI Keterrangan : C = kapasitas ruas jalan ( smp /jam) Co = kapasitas dasar ( smp /jam) FCw = faktor penyesuaian lebar jalur lalu-lintas FCSP = faktor penyesuaian pemisahan arah FCSF = faktor penyesuaian akibat hambatan samping FCCS = faktor penyesuaian ukuran kotaVariabel-variabel masukan untuk perkiraan
BAB 2 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SAN KOMPUTER UNIVERSITAS BATURAJA Derajat Kejenuhan (DS) Derajat kejenuhan untuk seluruh simpang , (DS), dihitung sebagai berikut : DS = Qsmp / C keterangan Qsmp = Arus total ( smp /jam) dihitung sebagai berikut : Qsmp = Qkend × Fsmp Fsmp = Faktor smp , dihitung sebagai berikut : Fsmp = ( empLV×LV %+ empHV×HV %+ empMC×MC %)/100 dimana empLV , LV%, empHV , HV%, empMC dan MC% adalah emp dan komposisi lalu lintas untuk kendaraan ringan , kendaraan berat dan sepeda motor C = Kapasitas ( smp /jam) Tundaan Tundaan pada simpang dapat terjadi karena dua sebab : TUNDAAN LALU-LINTAS (DT) akibat interaksi lalu-lintas dengan gerakan yang lain dalam simpang . TUNDAAN GEOMETRIK (DG) akibat perlambatan dan percepatan kendaraan yang terganggu dan tak-terganggu .
BAB 2 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SAN KOMPUTER UNIVERSITAS BATURAJA Tundaan Lalu Lintas Rata-rata Simpang (DTI) Tundaan lalu lintas rata-rata simpang ( detik / smp ) adalah tundaan rata-rata untuk seluruh kendaraan yang masuk pada persimpangan . Tundaan DTI ditentukan dari hubungan empiris antara tundaan DTI dan DS. Untuk DS ≤ 0,6 dapat dihitung menggunakan Rumus DT = 2 + (8,2078 x DS ) - [(1−DS) x 2] Untuk DS ≥ 0,6 dapat dihitung menggunakan Rumus DT = 1,0504 / (0,2742 – 0,2042 x DS) - [(1−DS) x 2] Tundaan Lalu Lintas Rata-rata di Jalan Major (DTMA) Tundaan lalu lintas jalan utama adalah tundaan lalu lintas rata-rata semua kendaraan bermotor yang masuk persimpangan dari jalan utama . DTMA ditentukan dari kurva empiris antara DTMA dan DS : Untuk DS ≤ 0,6 dapat dihitung menggunakan Rumus DTMA = 1,8 + 5,8234 x DS – (1-DS) x 1,8 Untuk DS ≥ 0,6 dapat dihitung menggunakan Rumus DT = 1,05034 / (0,346 – 0,246 x DS) - [(1−DS) x 1,8]
BAB 2 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SAN KOMPUTER UNIVERSITAS BATURAJA Tundaan Lalu lintas Rata-rata di Jalan Minor (DTMI) Tundaan lalu lintas jalan minor rata-rata ditentukan berdasarkan tundaan simpang rata-rata dan tundan jalan utama rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan Rumus Persamaan 2.7. DTMI = (QTOT X DTI – QMA X DTMA) / QMI Dengan : QTOT = Arus total sesungguhnya ( smp /jam)20 QMA = Jumlah kendaraan yang masuk di simpang melaui jalan utama ( smp /jam) QMI = Jumlah kendaraan yang masuk di simpang melalui jalan minor ( smp /jam) Tundaan Geometrik Simpang (DG) Tundaan geometrik simpang adalah tundaan yang diakibatkan oleh geometrik simpang . DG dapat dihitung dengan menggunakan persamaan ataupun rumus berikut . Untuk DS < 1,0 dapat dihitumg dengan menggunakan Rumus DG = (1-DS) x (PT x 6 + (1 – PT) x 3) + DS x 4. Untuk DS ≥ 1,0 dapat dihitumg dengan menggunakan rumus DG = 4 detik / smp Dengan : DG = Tundaan geometrik simpang DS = Derajat kejenuhan PT = Rasio belok total
BAB 2 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SAN KOMPUTER UNIVERSITAS BATURAJA Tundaan Simpang (D) Tundaan simpang adalah penjumlahan dari tundaan geometrik dan tundaan lalu lintas dapat dihitung dengan menggunakan Rumus D = DG + DTI Dengan : DG = Tudaan geometrik simpang DTI = Tundaan lalu-lintas simpang Hambatan Samping Menurut Bina Marga (1997) banyaknya aktifitas samping jalan sering menimbulkan berbagai konflik yang sangat besar pengaruhnya terhadap kelancaran lalu lintas yaitu parkir pada badan jalan ( hambatan samping ). Hambatan samping adalah dampak terhadap kinerja lalu lintas dari aktifitas samping ruas jalan , seperti pejalan kaki (PED = Pedestrian), parkir dan kendaraan berhenti ( PSV = Parking and Slow of Vehicles ),
BAB 2 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SAN KOMPUTER UNIVERSITAS BATURAJA Dalam menentukan nilai Kelas hambatan samping digunakan Persamaan (Bina Marga, 1997) berikut . SFC = PED + PSV + EEV + SMV; Keterangan : SFC = Kelas Hambatan samping PED = Frekuensi pejalan kaki PSV = Frekuensi bobot kendaraan parkir EEV = Frekuensi bobot kendaraan masuk / keluar sisi jalan SMV = Frekuensi bobot kendaraan lambat . Peluang Antrian Peluang antrian atau Queue Probability (QP) menunjukkan hubungan empiris antara peluang antrian dan derajat kejenuhan (DS) yang terletak antara garis (MKJI 1997). Peluang antrian dapat dihitung dengan menggunakan formula berikut ini Batas atas QP%= 47,71 x DS – 24,68 x DS 2 + 56,47 x DS 3 Batas bawah QP%= 9,02 x DS + 20,66 x DS 2 + 10,49 x DS 3
BAB 3 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SAN KOMPUTER UNIVERSITAS BATURAJA
BAB 3 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SAN KOMPUTER UNIVERSITAS BATURAJA MetodePengumpulanDataPenelitian Metode Pengumpulan pada penelitian pada analisis Kinerja Lalu Lintas Simpang Tiga Tak Bersinyal Studi Kasus Simpang Tiga Air Paoh Kecamatan Baturaja Timur Kab . Ogan Komering Ulu adalah data primer dan data sekunder Data Primer Data primer adalah data yang di ambil langsung dari lapangan , adapun data primer pada penelitian ini sebagai berikut : Geometrik Jalan Kondisi Lalu Lintas Nilai Volume Lalu Lintas Batasan Samping Jalan Menghitung Tundaan Menghitung Kecepatan Mengukur Lebar Jalan Data Sekunder Data sekunder penelitian ini adalah data kependudukan Kabupaten Ogan Komering Ulu dari Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia tahun 2024.
BAB 3 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SAN KOMPUTER UNIVERSITAS BATURAJA Peralatan dan Perlengkapan Penelitian Peralatan dan perlengkapan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rol Meter Alat Tulis Kantor Handphome Aplikasi Trafic Counter Teknik Analisa Data Penelitian Pada penelitian pada analisa kinerja persimpangan tak bersinyal pada Simpang Tiga Air Paoh Kecamatan Baturaja Timur Kab . Ogan Komering Ulu dengan cara memadukan data-data yang diperoleh dan dengan menggunakan formula rumus yang terdapat pada pedoman standart dari (Manual Kapasitas Jalan Indonesia) MKJI 1997.
BAB 3 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SAN KOMPUTER UNIVERSITAS BATURAJA Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di persimpangan tak bersinyal pada Simpang Tiga Air Paoh Kecamatan Baturaja Timur Kab . Ogan Komering Ulu.
BAB 3 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SAN KOMPUTER UNIVERSITAS BATURAJA Jadwal Penelitian Rencana jadwal penelitian pada skripsi ini adalah Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Skripsi