Permasalahan Biologis yang Mempengaruhi Perawatan Ortodonti drg Titi Nur Khikmawati NIM: 22/495838/PKG/01583 Pembimbing : drg . Darmawan Sutantyo , SU, Sp.Ort (K)
PENERAPAN TEMUAN ATTRITIONAL OCCLUSION Manusia jaman batu -> Mengunyah tulang hewan kecil dan kulit kerang -> TMJ mengikuti adaptasi secara berkala -> Oklusi Atrisional -> Oklusi fungsional pada manusia jaman batu Manusia modern -> Diet manusia modern tidak memberikan efek atrisi , TMJ tidak dapat mengikuti adaptasi secara berkala -> Tidak berkembang oklusi atrisional Oklusi Atrisional pada manusia zaman batu Oklusi pada manusia modern
Mungkinkah Perawatan Ortodonti Menduplikasi Oklusi Atrisional ? Oklusi atrisional -> memerlukan penyesuaian bentuk gigi dan pengurangan seluruh gigi pasien ( proksimal dan oklusal ) Perubahan anatomi gigi ini harus dilakukan secara bertahap selama beberapa tahun -> memerlukan pengurangan gigi dan pelepasan piranti ortodonti secara berkala selama masa perawatan Piranti ortodonti tidak dapat digunakan apabila anatomi gigi harus diubah berkala secara artifisial 20XX presentation title 3
Metode Perkiraan Ruang Rahang untuk Gigi Posisi gigi pada rahang bergerak semakin ke mesial seiring dengan berjalannya waktu -> Lebar lengkung gigi mengalami pengurangan secara bertahap -> Perlu dilakukan metode untuk memperkirakan lebar gigi sebelum dilakukan pemasangan piranti
Jumlah Pengurangan Lebar Gigi 5 Penyesuaian lebar gigi harus dilakukan sebelum perawatan ortodonti dimulai -> dilakukan pengukuran menggunakan beberapa metode Apabila ekstraksi keempat premolar tidak dapat memberikan ruang yang cukup , maka kemungkinan rahang pasien tidak dapat mengakomodasi gigi geligi posterior yang akan erupsi setelah selesainya perawatan Studi pada gigi geligi manusia jaman batu berkontribusi banyak pada ilmu ortodonti -> membantu pengembangan metode perkiraan lebar gigi yang harus dikurangi sebelum perawatan Namun , metode ini kurang akurat karena mengesampingkan beberapa proses biologis yang tidak diketahui pada masa gigi geligi manusia jaman batu
Metode Kesling 6 HD Kesling (1956) memperkenalkan diagnostic set up yang terbuat dari ekstra set model studi yang telah dipotong Diagnostik ini membantu para klinisi dalam menentukan rencana perawatan karena mensimulasikan berbagai gerakan gigi yang harus dilakukan pada pasien . Terdapat dua variabel yang digunakan dalam metode ini yaitu panjang lengkung gigi & panjang lengkung rahang Perhitungan metode ini dapat menunjukkan adanya crowding atau diastema pada lengkung gigi
Manfaat Penggunaan Diagnostic Set-up 7 Membantu memvisualisasikan perbedaan ukuran gigi dengan panjang lengkung rahang Sebagai panduan apabila dalam rencana perawatan diperlukan ekstraksi Membantu dalam memvisualisasikan pergerakan gigi yang diperlukan Metode ini juga dapat bertindak sebagai alat motivasi , karena perbaikan posisi gigi dapat diperlihatkan kepada pasien
8 Prosedur Metode Kesling S i a p k a n m odel RA d a n RB p a s i e n ( m o del s t u di h a ru s m e mperl i h at k an jaringan pendukung dan kedalaman sulkus ) Pasang model di okludator Tandai masing-masing gigi menggunakan pensil Potong gigi pada model menggunakan tang potong atau gergaji , lalu gigi disusun dengan menggunakan malam merah dimulai dari I1 RB Perhatikan angulasi , overjet, dan overbite Kekurangan ruang dihitung apabila kekurangannya lebih dari ½ lebar P1 maka dilakukan pencabutan , namun apabila kekurangan ruang kurang dari ½ lebar P1 maka dilakukan ekspansi
9
10 Pengurangan Lebar Gigi untuk Keperluan Ortodonti Kebanyakan pasien ortodonti memerlukan pengurangan lebar gigi sebelum pemasangan piranti . Meski begitu , pada pasien yang ukuran rahangnya lebar untuk mengakomodasi seluruh gigi pada oklusi normal tidak memerlukan pengurangan lebar gigi Terdapat tiga cara untuk mengurangi lebar gigi , yaitu : Ekstraksi gigi Pengurangan lebar mesio distal gigi Ekuilibrasi gigi
Ekstraksi Ortodonti
12 1. Pencabutan Premolar Pertama Gigi yang biasa dicabut apabila diindikasikan adalah gigi P1 Pencabutan keempat P1 akan memberikan hasil ortodonti yang baik -> gigi P1 dekat dengan regio anterior dimana sering terjadi berdesakan
13 Ke empat gigi molar permanen tidak boleh dicabut kecuali ada karies yang parah Pencabutan M1 -> Lokasi ekstraksi terletak jauh dari posisi berdesakan -> 6 gigi anterior dan 4 gigi premolar harus didorong untuk mengisi ruang kosong pasca ekstraksi -> Lebih sulit dilakukan dibandingkan distalisasi 6 gigi anterior saja Relaps setelah perawatan lebih sering terjadi pada pencabutan M1 permanen -> Migrasi mesial 10 gigi memberikan gaya translasi anterior yang lebih besar 2. Pencabutan Molar Pertama Permanen
14 Pada pasien dengan lebar gigi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan lebar lengkung rahang , pencabutan keempat P1 dinilai kurang , sehingga perlu dilakukan juga pencabutan keempat gigi M1 Pertimbangan pencabutan 8 gigi tersebut akan mengorbankan lebar gigi yang cukup banyak sehingga dinilai tidak logis Banyak jumlah pasien ortodonti yang telah menjalani pencabutan empat P1 juga menjalani pencabutan impaksi M3 setelah perawatan ortodonti selesai 3. Pencabutan Premolar & Molar Pertama Permanen
Gigi P2 tidak boleh dicabut kecuali terdapat karies atau malformasi Pencabutan P2 cenderung menyebabkan relaps -> Berdesakan gigi anterior -> Gaya migrasi mesial dari 8 gigi lebih kuat 15 4. Pencabutan Premolar Kedua
Pencabutan Gigi Anterior 16 Terdapat beberapa kondisi langka yang memungkinkan pencabutan gigi insisif bawah : Maloklusi Klas III dimana gigi insisif RB mengalami relapse dan mengalami gigitan silang anterior -> Kondisi ini dapat diatasi dengan pencabutan gigi insisif anterior RB Gigi insisif sentral sangat malformasi dan tidak dapat dibentuk melalui preparasi ( apabila terlalu besar ) atau dipasang mahkota ( apabila terlalu kecil )
Laju mig r a s i me s ia l s e maki n m e n in g k a t s e t e la h pe n cab u tan gi g i , o l e h karena itu gigi P1 tidak boleh dicabut sebelum semua gigi C, I dan P 17 Menentukan Gigi & Waktu yang Tepat untuk Ekstraksi permanen telah erupsi dan dapat dilakukan pemasangan band : Terdapat beberapa kondisi tertentu dimana pencabutan keempat premolar tidak dapat ditunda hingga semua gigi permanen tersebut erupsi : Apabila gigi P2 tidak dapat erupsi karena impaksi setelah migrasi mesial M1 permanen akibat kehilangan prematur gigi M2 sulung Apabila gigi C permanen ( terutama pada RA) impaksi dan terletak oblik di dalam tulang hingga tidak dapat erupsi sama sekali tanpa bantuan perawatan ortodonti
20XX presentation title 18 Gigi P1 tidak boleh diekstraksi lebih dari 3 minggu sebelum dilakukannya perawatan aktif -> Gigi posterior dari ruang bekas ekstraksi akan bermigrasi secara cepat ke arah mesial dan menyebabkan kurangnya ruang untuk menggerakkan gigi anterior ke arah distal Terdapat beberapa kondisi dimana gigi lain selain gigi2 tersebut perlu diekstraksi karena karies gigi -> Hal tersebut dinamakan kasus mutilasi
19 Serial Ekstraksi Serial e kstraksi gigi sulung disarankan oleh Nance untuk mengakomodasi lebih banyak ruang untuk erupsi gigi permanen anterior Prinsip dari Nance adalah untuk memanfaatkan jumlah ruang dari C, M1, dan M2 sulung yang lebih besar dibandingkan jumlah ruang dari gigi C, P1, dan P2 permanen Nance memanfaatkan total lebar mesiodistal gigi sulung yang lebih besar tersebut untuk mendapatkan susunan gigi permanen yang baik dengan cara mencabut gigi sulung sedikit lebih cepat dari waktu eksfoliasi
Pada pasien yang memiliki diskrepansi lebar gigi dan lebar lengkung rahang yang minimal, maka dapat diciptakan susunan gigi anterior atas dan bawah yang baik melalui metode ekstraksi serial Hal ini hanya bisa didapatkan apabila gigi anterior tidak mengalami kesulitan erupsi ke susunan yang seharusnya pada masa awal perkembangan Meski terdapat beberapa keuntungan , serial ekstraksi tidak dapat mengkompensasi lebar gigi dan kesediaan ruang pada lengkung rahang
Ekstraksi serial pada fase geligi campuran menimbulkan lebih banyak masalah dibandingkan menyelesaikan masalah Pencabutan keempat premolar dari soketnya sebelum erupsi sangat berbahaya , kecuali pada kasus diskrepansi rendah , meski pada kondisi ini , hasil dari serial ekstraksi masih sulit diperkirakan Serial e kstraksi dinilai berbahaya karena menyebabkan peningkatan overbite anterior dan menyebabkan gigi posterior untuk bergerak terlalu kedepan meski sudah digunakan piranti untuk menahan pergerakan gigi tersebut
Salah satu prinsip dasar ortodonti adalah untuk mengobservasi dan menentukan seberapa banyak gigi yang harus diekstraksi agar dapat terakomodasi oleh ruang yang disediakan oleh rahang relatif dengan total lebar mesiodistal gigi Ekstraksi gigi dapat membantu perawatan ortodonti karena dapat mengurangi lebar gigi ( meski tidak sama dengan metode atrisi gigi pada manusia zaman batu yang dapat menghasilkan oklusi yang benar secara anatomis ) dan karena pengurangan ini akan lebih efektif dibandingkan dengan replikasi kondisi atrisi seperti pada manusia zaman batu Ukuran Gigi pada Rahang
Kondisi Atrisi -> Lebar mesiodistal akan berkurang secara bertahap -> Gigi akan bermigrasi secara bertahap ke arah mesial dengan menjaga kontak proksimal -> Mengurangi jumlah lebar lengkung gigi dan membantu gigi menjaga posisi yang tepat di dalam lengkung rahang sesuai dengan usia tiap individu Ekstraksi Gigi -> Mengurangi jumlah lebar gigi secara mendadak dan menghilangkan kontak gigi pada rahang dan lengkung gigi secara bersamaan Perawatan ortodonti dengan ekstraksi tidak dapat mengakomodasi perubahan posisi gigi secara bertahap selama hidup seperti pada kasus atrisi manusia zaman batu Relapse pada Kasus Berdesakan Gigi Anterior
Reduksi atrisi pasca perawatan -> Relapse dengan sedikit derajat berdesakan meski telah dilakukan pencabutan empat gigi premolar satu atau bahkan keempat gigi molar satu permanen sebelum perawatan 6 gigi anterior RA & RB berukuran lebih besar dari ruang rahang yang tersedia -> Relapse dengan berdesakan gigi anterior Caninus diposisikan lebih distal dari tempat seharusnya pada lengkung rahang -> Relapse lebih sering terjadi Relapse pada Kasus Berdesakan Gigi Anterior Setelah Perawatan dengan Pencabutan
Manusia zaman batu -> Reduksi atrisi lebar gigi anterior dan posterior -> Lebar lengkung gigi berkurang selama oklusi atrisional Mensimulasikan oklusi atrisional manusia zaman batu pada manusia modern -> Pengurangan lebar mesiodistal lengkung gigi dengan mengurangi sedikit lebar gigi pada permukaan mesial dan distal tiap gigi Grinding Proksimal
Pengurangan sisi proksimal gigi anterior -> Dilakukan sedemikian rupa sehingga permukaan proksimal gigi tetap membulat dan berkontur -> Memberikan efek estetik yang baik
Grinding Proksimal
Sebelum perawatan ortodonti dimulai , perlu dilakukan penghalusan pada permukaan insisal gigi anterior atau cusp gigi posterior yang tajam Terdapat beberapa area selain oklusal dan insisal yang memerlukan penghalusan , contohnya cingulum insisif yang lebar dan tuberkulus carabelli yang besar sehingga perlu dikurangi atau bahkan dihilangkan Grinding pada Permukaan Insisal & Oklusal
Ekuilibrasi Gigi Setelah Perawatan ortodonti Ekuilibrasi setelah perawatan ortodonti akan meningkatkan efisiensi pengunyahan , membantu mempertahankan kesehatan gigi dan jaringan sekitar , serta memperbaiki estetika gigi Manusia modern -> Erupsi kontinual gigi -> Panjang mahkota gigi bertambah sedangkan panjang akar yang tertanam pada tulang alveolar melalui membran periodontal memendek -> Gaya mastikasi lateral yang tersalurkan pada akar gigi semakin bertambah -> Gigi menjadi semakin longgar dan rusak seiring bertambahnya usia karena rusaknya jaringan penyangga -> Perlu dilakukan ekuilibrasi periodik
Dilakukan dengan cara mengurangi panjang vertikal cusp bukal gigi molar atas dan cusp lingual gigi molar bawah , sehingga menimbulkan bidang transversal oklusi untuk mengarah lebih ke atas di area bukal dan ke arah bawah di area lingual Obliq dari bidang transversal oklusi molar ini akan bergerak ke arah yang berlawanan dan menghasilkan oklusi atrisi sama dengan manusia zaman batu Prosedur ini salah karena menimbulkan angulasi bidang transversal oklusi molar yang berlawanan dengan hasil atrisi manusia zaman batu Oleh karena itu , penulis menyarankan bahwa bidang transversal oklusi gigi molar diekuilibrasi sesuai dengan hasil atrisi manusia zaman batu
Perkembangan rahang yang paling banyak terjadi selama atau setelah pubertas -> tolok ukur yang benar untuk memulai perawatan adalah pada masa pubertas Waktu yang Tepat untuk Mulai Perawatan Ortodonti
Waktu Tepat untuk Mulai Perawatan Ortodonti Berdasarkan Jenis Maloklusi Efikasi Perawatan pada Fase Gigi Geligi Campuran
Mulai perawatan pada fase geligi campuran akan memperpanjang waktu perawatan total -> Piranti cenderung harus digunakan hingga seluruh gigi pengganti erupsi dan dapat dipasang band Peningkatan lebar area gigi baru terjadi setelah gigi pengganti erupsi . Memulai perawatan pada fase geligi campuran dinilai membuang waktu karena pada akhir perawatan biasanya terjadi migrasi gigi posterior ke arah mesial
Perawatan ortodonti dari maloklusi klas I harus ditunda hingga seluruh gigi sulung tereksfoliasi dan gigi penggantinya erupsi , kecuali pada kasus-kasus berikut : A da n y a i m p a k s i gigi k a n in u s perma n e n y a n g tidak da p at e r u psi ta n p a bantuan perawatan ortodonti Maloklusi kelas I dimana seluruh gigi insisif permanen bawah mengalami labioklusi Apabila gigi molar satu permanen mengalami gigitan silang Maloklusi Klas 1
Memulai perawatan pada fase gigi bercampur dalam kasus maloklusi kelas I dan II akan meningkatkan masa guna piranti pasien Perawatan tidak selesai lebih awal dan tidak ada perbaikan pada struktur tulang dan otot dibandingkan bila perawatan ditunda setelah gigi permanen erupsi Maloklusi kelas I dan Kelas II
Satu pengecualian penting pada hal ini adalah kasus maloklusi kelas II divisi I dan maloklusi kelas I dengan protrusi Dua alasan mengapa gigi yang protrusif ini harus dirawat secepat mungkin adalah Anak dengan gigi insisif yang protrusif akan terganggu secara psikologis karena tampilan wajahnya Ada resiko fraktur gigi atas pada fase usia itu karena anak-anak cenderung mudah jatuh Fraktur gigi atas pada anak Insisiv yang protrusif pada anak2 Maloklusi kelas I dan Kelas II
Pengecualian lain dari peraturan ini adalah apabila satu atau lebih dari gigi insisif permanen sentral dan lateral mengalami linguoversi Hasil radiografi perlu diperhatikan apakah mahkota gigi kaninus yang belum erupsi terhalang oleh akar gigi insisif lateral atas dan perlu dipertimbangkan apakah intervensi ortodonti pada tahap ini akan mengganggu erupsi kaninus Pada kedua kasus ini , labialisasi gigi insisif lateral harus ditunda hingga mahkota gigi kaninus telah erupsi . Akar dari gigi insisif lateral dapat teresorpsi oleh gaya yang dihasilkan oleh mahkota gigi kaninus permanen atas yang belum erupsi
Waktu yang paling mendukung pada perawatan maloklusi kelas III adalah saat insisif atas dan bawah erupsi dan bisa dipasang band Koreksi maloklusi kelas III pada fase geligi sulung tidak membuahkan hasil karena setelah gigi permanen erupsi dengan relasi oklusal kelas III akan sama parahnya dibandingkan dengan bila tidak dilakukan perawatan Maloklusi Kelas III