TEKNIK PENGAMBILAN SWAB�DALAM RANGKA PERCEPATAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)
SARS CoV 2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2)
Berbentuk sferis
satu single stranded-RNA
Structural utama 4 protein :
S (spike)
M (membrane)
E (envelope)
N (nucleocapsid)
...
TEKNIK PENGAMBILAN SWAB�DALAM RANGKA PERCEPATAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)
SARS CoV 2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2)
Berbentuk sferis
satu single stranded-RNA
Structural utama 4 protein :
S (spike)
M (membrane)
E (envelope)
N (nucleocapsid)
Keputusan menteri kesehatan republik indonesia�Nomor HK.01.07/menkes/4641/2021�tentang�panduan pelaksanaan pemeriksaan, pelacakan, karantina, dan isolasi dalam rangka percepatan pencegahan dan pengendalian coronavirus disease 2019 (covid-19)
TEKNIK PENGAMBILAN SWAB�DALAM RANGKA PERCEPATAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)
SARS CoV 2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2)
Berbentuk sferis
satu single stranded-RNA
Structural utama 4 protein :
S (spike)
M (membrane)
E (envelope)
N (nucleocapsid)
Keputusan menteri kesehatan republik indonesia�Nomor HK.01.07/menkes/4641/2021�tentang�panduan pelaksanaan pemeriksaan, pelacakan, karantina, dan isolasi dalam rangka percepatan pencegahan dan pengendalian coronavirus disease 2019 (covid-19)
TEKNIK PENGAMBILAN SWAB�DALAM RANGKA PERCEPATAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)
SARS CoV 2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2)
Berbentuk sferis
satu single stranded-RNA
Structural utama 4 protein :
S (spike)
M (membrane)
E (envelope)
N (nucleocapsid)
Keputusan menteri kesehatan republik indonesia�Nomor HK.01.07/menkes/4641/2021�tentang�panduan pelaksanaan pemeriksaan, pelacakan, karantina, dan isolasi dalam rangka percepatan pencegahan dan pengendalian coronavirus disease 2019 (covid-19)
TEKNIK PENGAMBILAN SWAB�DALAM RANGKA PERCEPATAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)
SARS CoV 2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2)
Berbentuk sferis
satu single stranded-RNA
Structural utama 4 protein :
S (spike)
M (membrane)
E (envelope)
N (nucleocapsid)
Keputusan menteri kesehatan republik indonesia�Nomor HK.01.07/menkes/4641/2021�tentang�panduan pelaksanaan pemeriksaan, pelacakan, karantina, dan isolasi dalam rangka percepatan pencegahan dan pengendalian coronavirus disease 2019 (covid-19)
TEKNIK PENGAMBILAN SWAB�DALAM RANGKA PERCEPATAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)
SARS CoV 2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2)
Berbentuk sferis
satu single stranded-RNA
Structural utama 4 protein :
S (spike)
M (membrane)
E (envelope)
N (nucleocapsid)
Keputusan menteri kesehatan republik indonesia�Nomor HK.01.07/menkes/4641/2021�tentang�panduan pelaksanaan pemeriksaan, pelacakan, karantina, dan isolasi dalam rangka percepatan pencegahan dan pengendalian coronavirus disease 2019 (covid-19)
TEKNIK PENGAMBILAN SWAB�DALAM RANGKA PERCEPATAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)
SARS CoV 2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2)
Berbentuk sferis
satu single stranded-RNA
Structural utama 4 protein :
S (spike)
M (membrane)
E (envelope)
N (nucleocapsi
Size: 100.23 MB
Language: none
Added: Sep 15, 2025
Slides: 48 pages
Slide Content
TEKNIK PENGAMBILAN SWAB DALAM RANGKA PERCEPATAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) dr. Ririn Eviningtyas Kuala Pembuang , 10 Juni 2021
PENYEBAB SARS CoV 2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2) Berbentuk sferis satu single stranded-RNA Structural utama 4 protein : S ( spike ) M ( membrane ) E ( envelope ) N ( nucleocapsid ) Webinar PERSI 26 Maret 2020 July Kumalawati - Diagnostik Lab Pada COVID -19
Struktur virion SARS CoV 2 July Kumalawati Webinar PERSI 26 Maret 2020 https://asm.org/Articles/2020/January/2019-Novel-Coronavirus-2019-nCoV-Update-Uncoating
PENULARAN Melalui droplet saat batuk atau bersin dan kontak . Droplet : terkena percikan droplet (5-10 m) yang terinfeksi dalam jarak 1 meter dari batuk / bersin . Kontak langsung dengan pasien yang terinfeksi . Kontak tidak langsung : permukaan / benda yang digunakan pada pasien yang terinfeksi ( stetoskop /thermometer) --> terbukti rendah penularannya . July Kumalawati Webinar PERSI 26 Maret 2020
Definisi Operasional KASUS SUSPEK Keputusan menteri kesehatan republik indonesia Nomor HK.01.07/ menkes /4641/2021 tentang panduan pelaksanaan pemeriksaan , pelacakan , karantina , dan isolasi dalam rangka percepatan pencegahan dan pengendalian coronavirus disease 2019 (covid-19)
DEFINISI KASUS PROBABLE & TERKONFIRMASI
DEFINISI DISCARDED
DEFINISI KONTAK ERAT ?
Bagaimana menemukan Kontak Erat ?
Timeline target dan indikator pencapaian
KETENTUAN PEMERIKSAAN KRITERIA A: Entry test dan exit test dengan NAAT KRITERIA B: Entry test RDT-Ag dan exit test dengan NAAT KRITERIA C: Entry test dan exit test dengan RDT-Ag
Kriteria Pemilihan RDT-Ag
Penjelasan untuk kriteria penggunaan RDT-Ag: Kriteria A: Ada akses NAAT dan pemeriksaan dapat dilakukan dengan cepat ( waktu pengiriman <24 jam DAN waktu tunggu <24 jam): pelacakan kontak dan penegakan diagnosis NAAT, sedangkan skrining RDT-Ag dan konfirmasi NAAT. Kriteria B: Ada akses NAAT tetapi pemeriksaan tidak dapat dilakukan dengan cepat ( waktu pengiriman < 24 jam DAN waktu tunggu > 24 jam) ATAU jika tidak ada akses NAAT tetapi pemeriksaan dapat dilakukan dengan cepat ( waktu pengiriman >24 jam DAN waktu tunggu <48 jam): pelacakan kontak , penegakan diagnosis, dan skrining RDT-Ag , dikonfirmasi NAAT.
Kriteria C: Tidak ada akses NAAT dan pemeriksaan tidak dapat dilakukan dengan cepat ( waktu pengiriman > 24 jam DAN waktu tunggu >48 jam), maka pelacakan kontak , penegakan diagnosis, dan skrining RDT-Ag.
Pengerjaan pemeriksaan RDT-Antigen berdasarkan panduan PatKLin : a) Disupervisi dan diinterpretasi oleh Tim Ahli b) Dilakukan oleh siapa ? tenaga yang terlatih dalam menggunakan peralatan dan meminimalkan risiko terpapar c) Dimana ? Pengambilan swab dan pengerjaan tes cepat antigen dilakukan di: - Laboratorium dengan fasilitas ruangan bertekanan negatif - Tempat terbuka dengan mempertimbangkan keamanan lingkungan sekitar d) Pengerjaan harus segera dilakukan atau sesuai dengan insert kit
a) Selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabun sebelum dan sesudah tindakan . b) Pemasangan APD level 3 sesuai Pedoman Pencegahan dan Pengendalian c) Diwajibkan menyediakan tempat sampah infeksius Sebelum kegiatan pengambilan spesimen kewaspadaan universal ( universal precaution )
APD Level 3 Sesuai Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19) Kemenkes revisi 05: Mengganti baju dengan baju kerja Menggunakan pelindung sepatu ( shoe cover ) Memakai sarung tangan dalam Mengenakan jubah ( gown ) lengan panjang dan sekali pakai yang terbuat dari kain yang telah teruji ketahanannya . Memakai respirator partikulat seperti : N95 sertifikasi NIOSH,EUFFP2 atau setara . Ketika mengenakan respirator partikulat disposable , periksa selalu kerapatannya ( fit test ) Memakai pelindung mata ( yaitu kacamata google ) Menggunakan headcap ( pelindung kepala ), dan face shield Memakai sarung tangan luar , diusahakan menutupi lengan gaun
Anatomi Hidung Hidung merupakan organ indra Memiliki reseptor olfaktori (N I), taktil (N V-1) dan termal (N V-2) Nasofaring berada di belakang kavum nasi dengan estimasi jarak 10 mm lebih pendek dari jarak nares ke tragus Dinding medial kavum nasi terdapat septum dimana pada bagian anteriornya terdapat plexus Kiesselbach dan posteriornya terdapat plexus Woodruff yang berpotensi terjadi perdarahan akibat trauma
Anatomi Faring dan laring
Ukur jarak perkiraan kedalaman nasofaring dengan cara ukur antara nares – tragus, kurangi 10 mm Ekstensi kepala 70 derajat dapat dilakukan untuk memastikan posisi swab tetap pada dasar hidung Inspeksi kavum nasi Arahkan swab kearah posterior sepanjang dasar hidung , hindari arah medial dan arah atas untuk mengurangi risiko perdarahan dan nyeri . Jangan memaksakan swab masuk , ada kemungkinan pasien memiliki kelainan yang menyebabkan obstruksi . Tips Melakukan Swab Nasofaring Berikan waktu beberapa detik swab menyentuh nasofaring agar terjadi absorpsi sekret Saat mengeluarkan swab, operator dapat merotasi swab untuk mengurangi hambatan
Tata Cara Pengambilan Spesimen Swab Swab Nasofaring Persiapkan cryotube yang berisi 1,5 ml media transport virus (VTM) Berikan label yang berisi Nama Pasien, RM dan Kode Nomer Spesimen. Gunakan swab yang terbuat dari dacron /rayon steril dengan tangkai plastik atau jenis Flocked Swab (tangkai lebih lentur). Jangan menggunakan swab kapas atau swab yang mengandung Calcium Alginat atau Swab kapas dengan tangkai kayu, karena mungkin mengandung substansi yang dapat menghambat menginaktifasi virus dan dapat menghambat proses pemeriksaan secara molekuler Pastikan tidak ada Obstruksi (hambatan pada lubang hidung). Masukkan secara perlahan swab ke dalam hidung, pastikan posisi swab pada septum bawah hidung. Masukkan swab secara perlahan-lahan ke bagian nasofaring
7. Swab kemudian dilakukan gerak memutar 180 secara perlahan selama 10-15 detik lalu apus ke arah bawah. 8. Tarik perlahan swab 9. Kemudian masukkan sesegera mungkin ke dalam cryotube yang berisi VTM 10. Putuskan tangkai plastik di daerah mulut cryotube agar cryotube dapat ditutup dengan rapat. 11. Pastikan label kode spesimen sesuai dengan kode yang ada di formulir permintaan. 12. Cryotube kemudian dililit parafilm dan masukkan ke dalam Plastik Klip. Jika ada lebih dari 1 pasien, maka Plastik Klip dibedakan/terpisah. Untuk menghindari kontaminasi silang. 13. Simpan dalam suhu 4-8 C sebelum dikirim. Jangan dibekukan dalam freezer tetapi disimpan ke dalam cool box. Sampel dikirim dalam waktu < 24 jam
Swab orofaring Pasien duduk dengan nyaman, kepala sedikit dimiringkan ke belakang, dipastikan sumber cahaya baik Pasien bisa diminta untuk bilang “ aahh ” atau bisa dengan menekan lidah menggunakan spatula/ tongue depressor (untuk mendapatkan visualisasi daerah uvular). Secara cepat tetapi tetap nyaman bagi pasien usap area di belakang tonsil kiri kemudian kanan serta dinding faring. Hindarkan swab menyentuh bagian lidah (risiko kontaminasi) Tempatkan swab ke dalam cryo tube berisi media transport virus(VTM) jadi satu dengan swab nasofaring.
Sumber epistaksis : Epistaksis anterior Pleksus Kiesselbach Disebut juga “Little’s area”. Merupakan anyaman anastomosis cabang pembuluh darah di anterior cartilaginous septum. Letaknya superfisial dan mudah cedera oleh trauma .
Bagaimana mengatasi epistaksis anterior ? Epistaksis anterior ini umumnya dapat berhenti sendiri (spontan) dan dapat dikendalikan dengan tindakan sederhana. Metode Trotter : Posisi duduk, agak tunduk ke depan. Tekan cuping hidung selama kira kira 10 menit. Jangan panik Hindari menelan darah Siapkan “ice packing”.
Interpretasi hasil
Kewaspadaan hasil pemeriksaan antigen rapid test Hasil pemeriksaan antigen rapid test ( tes cepat antigen) memiliki kesesuaian baik dengan hasil RT-PCR pada nilai CT yang berbeda untuk masing-masing merk rapid test . WHO mengumumkan kesesuaian yang baik dengan nilai CT ≤ 25 (pada pemeriksaan dengan nilai CT maksimal 40 ) atau > 10 6 salinan genomik virus/mL ; yang menggambarkan fase prasimptomatik (1-3 hari sebelum munculnya gejala ) dan fase simptomatik awal ( dalam waktu 5-7 hari pertama perjalanan penyakit ).
Pelaporan RDT-Antigen Hasil RDT-antigen: positif Pelaporan : Antigen SARS-CoV-2 positif Saran: Pemeriksaan konfirmasi dengan pemeriksaan RT-PCR Lakukan karantina atau isolasi sesuai dengan kriteria Menerapkan PHBS ( perilaku hidup bersih dan sehat : mencuci tangan , menerapkan etika batuk , menggunakan masker saat sakit , menjaga stamina), dan physical distancing
Hasil deteksi antigen: negatif Pelaporan : Pelaporan : Antigen SARS-CoV-2 negatif Catatan Hasil negatif tidak menyingkirkan kemungkinan terinfeksi SARS-CoV-2 sehingga masih berisiko menularkan ke orang lain, disarankan tes ulang atau tes konfirmasi dengan NAAT *, bila probabilitas pretes relatif tinggi , terutama bila pasien bergejala atau diketahui memikili kontak dengan orang yang terkonfirmasi COVID-19 Hasil negatif dapat terjadi pada kondisi kuantitas antigen pada spesimen di bawah level deteksi alat
NAAT- PCR PCR — Mendeteksi Materi Genetik Bagusnya kapan ? kapan saja , tapi jika terlaLu dini atau terlaLu lambat menyebabkan risiko false negatif meningkat Fungsinya ? untuk DIAGNOSIS COVID-19 Jika hasil PCR Positif , apa artinya ? SEDANG TERINFEKSI COVID-19 Sensitivitas +- 70-98%, Spesifisitas >99% Bisa Positif Palsu karena : 1. Kontaminasi dari sampel lain yang positif covid 2. Masalah Teknis Bisa Negatif Palsu karena : 1. Waktu pengambilan swab ( terlalu dini atau terlalu lambat )
Swab Antigen SWAB ANTIGEN — Mendeteksi Protein Bagusnya kapan ? sebelum bergejala hingga 1-2 minggu pasca gejala Fungsinya : Diagnosis : bergejala atau diketahui / dicurigai terpapar COVID-19 Screening: tanpa gejala dan tidak ada paparan COVID-19. Jika hasil Swab Antigen POSITIF , apa artinya ? SEDANG atau MUNGKIN terinfeksi COVID-19 —> konfirmasi PCR tergantung pertimbangan Dokter . Sensitivitas 0-94%, Spesifisitas >97%
TES ANTIBODI TES ANTIBODI — Mendeteksi Antibodi Bagusnya kapan ? setelah 6-15 hari pasca gejala atau 1-3 minggu pasca infeksi . Fungsinya : Survey antibodi : menentukan donor plasma konvalesen Penelitian epidemiologi : “ mendukung ” diagnosis COVID-19 di kondisi tertentu Sensitivitas +- 30-90%, Spesifisitas 90-98% * dibandingkan dengan PCR Sensitivitas tes serologi (ELISA dan CLIA) 84-98% Sensitivitas rapid tes antibodi (ICT) +-66%
Bilik Swab Pasien Admin CS Satpam Pintu Masuk Petugas Pengambilan swab nasofaring dan Pencampuran Reagen Meja Running Kit Rapid dan Perlengkapan Lainnya HEPA FILTER RUANG TEKANAN NEGATIF Kursi analis 1 Kursi Swabber Kursi analis 2 3 m 3 m