ANALISIS KASUS DESAIN PENELITIAN KUALITATIF Kelompok 2
KASUS Seorang pasien An. D usia 15 tahun sedang menjalani perawatan yaitu pemberian transfuse di poli thalassemia RS. X, An.D adalah remaja penderita thalassemia . Seorang perawat mencoba menggali bagaimana makna hidup An. D dalam menghadapi penyakitnya , dan An. D menyatakan merasa hidupnya penuh ketidakpastian dan bingung untuk menghadapi hidupnya .
PEMBAHASAN Pada kasus tersebut menggunakan pendekatan fenomenologis . Riset fenomenologis didasarkan pada falsafah fenomenologis , peneliti fenomenologis merumuskan suatu “ persepsi ” partisipan mengenal fenomena yang sedang diteliti . Hal ini dapat dilakukan dengan cara meminta partisipan untuk mengungkapkan pengalaman remaja tentang makna hidup dalam menghadapi penyakit dengan thalassemia .
Rancangan fenomenologi ini dilaksanakan dengan berpedoman pada tahapan fenomenologi deskriptif yaitu tahapan intuitif , analisis dan deskriptif .
Tahapan intuitif , peneliti bergabung secara total dengan fenomena yang ada , untuk mengeksplorasi persepsi remaja tentang seks pranikah . Peneliti menghindari sikap kritis dan evaluative terhadap semua informasi yang diberikan oleh partisipan dengan cara tidak menghakimi dan mengurung semua pengetahuan yang diketahui peneliti tentang fenomena .
Tahapan analisis , peneliti mulai mengidentifikasi tema-tema , arti dan makna tentang pengetahuan , sumber informasi , sikap dan koping remaja berdasarkan data dari transkrip wawancara dengan partisipan guna menjamin keakuratan dan kemurnian hasil penelitian . Bertolak dari tahapan analisa ini , pada tahap deskripsi peneliti kemudian membuat narasi yang luas dan mendalam tentang fenomena .
Pengamatan intuitif harus melewati tiga tahap reduksi atau penyaringan , yaitu reduksi fenomenologis , reduksi eidetis , dan reduksi transedental .
Reduksi fenomenologis ditempuh dengan menyisihkan atau menyaring pengalaman pengamatan pertama yang terarah kepada eksistensi fenomena . Segala sesuatu yang diketahui dan dipahami lewat pengamatan biasa terhadap fenomena itu harus diuji sedemikian rupa dan tidak boleh diterima begitu saja . Hal yang utama adalah menyingkirkan subjektivitas yang merupakan penghambat bagi fenomena itu dalam mengungkapkan hakikat dirinya .
Reduksi eidetic adalah upaya untuk menemukan eidos atau hakikat fenomena yang tersembunyi . Segala sesuatu yang dianggap sebagai fenomena harus disaring untuk menemukan hakikat yang sesungguhnya dari fenomena itu . Segala sesuatu yang dilihat harus dianalisis secara cermat dan lengkap agar tidak ada yang terlupakan . Perhatian pengamat harus senantiasa terarah kepada isi yang paling fundamental dan segala sesuatu yang bersifat paling hakiki .
Reduksi transcendental berarti menyisihkan dan menyaring semua hubungan antar fenomena yang diamati dan fenomenalainnya . Reduksi transcendental harus menemukan kesadaran murni dengan menyisihkan kesadaran empiris sehingga kesadaran diri tidak lagi berlandaskan pada keterhubungan dengan fenomena lainnya
PENUTUP metode penelitian dengan berlandaskan fenomenologi mengakui adanya empat kebenaran , yaitu : kebenaran empiris yang terindra , kebenaran empiris logis , kebenaran empiris etik , dan kebenaran transcendental.