sebaliknya, melihat teman dihukum karena terlambat masuk kelas.
Albert Bandura percaya pada “determinisme timbal balik”, yaitu
lingkungan memang membentuk perilaku dan perilaku membentuk
lingkungan, sedangkan behaviorisme dasarnya menyatakan bahwa lingkungan
seseorang menyebabkan perilaku seseorang (Santrock, 2008). Teori ini terkait
dengan Social Development Theory and Lave’s Vygotsky dimana ketika
melakukan proses pembelajaran secara tidak langsung juga menekankan
tentang pentingnya pembelajaran sosial.
2.4 Kasus dalam pembelajaran terkait Social Learning Theory (Albert Bandura)
Albert Bandura menciptakan teori pembelajaran sosial yang menekankan betapa
pentingnya pengamatan, mencontoh, dan meniru perilaku, sikap, dan reaksi emosional orang
lain. Teori ini dipengaruhi oleh elemen seperti perhatian, motivasi, sikap, dan emosi. Teori
Bandura bergerak melampaui teori perilaku, yang mengatakan bahwa setiap perilaku
dipelajari melalui pengkondisian, dan teori kognisi, yang mengatakan bahwa setiap perilaku
dipelajari melalui pengkondisian. Dengan pembelajaran sosial ini, siswa dapat belajar dari
orang lain, membangun hubungan, berbagi pengetahuan, dan memperoleh pengetahuan
dengan lebih cepat daripada sebelumnya.
Teori Pembelajaran Sosial (Albert Bandura) dapat dilihat dalam berbagai konteks,
seperti pembelajaran di rumah, keluarga, dan lingkungan umum. Misalnya, guru dapat
menerapkan teori ini dalam pembelajaran sekolah melalui pengamatan dan interaksi dengan
siswa mereka, sehingga mereka dapat belajar dari perilaku, nilai, dan norma orang lain.
Dalam keluarga, teori ini dapat digunakan untuk membangun individu yang efektif diri
sendiri.
Pada dasarnya, teori pembelajaran sosial mengatakan bahwa karakteristik internal
seseorang tidak hanya memengaruhi perilaku mereka, tetapi juga faktor-faktor dari luar,
seperti teman sebaya dan lingkungan mereka. Pembelajaran sosial dapat memberikan
pengalaman yang menarik dan interaktif bagi siswa dari berbagai latar belakang dengan
menggunakan kekuatan interaksi antar sesama.
BAB III