Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan
Rumah SakitRumah Sakit
Amal C Sjaaf
Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Fakultas Kesehatan Masyarakat-Universitas Indonesia
p
r e
m
i, p
a
ja
k , p
a
ja
k
te
n
a
g
a
k e
r ja
Pasien:
•Keluarga
•Tenaga Kerja
Pendanaan Upaya KesehatanPendanaan Upaya Kesehatan
out-of-pocket payments
P
a
y
f
o
r
p
e
r
f
o
r
m
a
n
c
e
,
b
u
d
g
e
t
s
,
c
a
p
i
t
a
t
i
o
n
Layanan medis
T
a
g
i
h
a
n
Masyarakat Upaya Kesehatan
•Pemerintah
•Masyarakat
•Tingkat Pertama
•Tingkat Kedua
•Tingkat Ketiga
Penjamin
3
Dana Pemerintah Dana Non Pemerintah
Kinerja Rumah Sakit
Jumlah, jenis, mutu layanan
Rumah Sakit dengan PK BLURumah Sakit dengan PK BLU
Standar layanan dan tarif
RBA + APBN/D
INA-CBG
Akuntabilitas
4
Dana Masyarakat Dana Pemerintah Askeskin
Kinerja Rumah Sakit
Jumlah, jenis, mutu layanan
Rumah Sakit SwastaRumah Sakit Swasta
Standar layanan dan tarif
RBA
INA-CBG
Akuntabilitas
Konsep manajemen keuangan Rumah
Sakit yang transparan dan akuntabel.
Mengembangkan Rencana Bisnis Anggaran
(RBA) yang disusun berbasis kinerja dan
perhitungan akuntansi biaya menurut jenis
layanannya serta berdasarkan kebutuhan dan
kemampuan pendapatan yang diperkirakan akan
diterima masyarakat, badan lain, dan
APBN/APBD.
RBA digunakan sebagai acuan dalam menyusun
dokumen pelaksanaan anggaran (DIPA) yang
mencakup seluruh pendapatan dan belanja,
proyeksi arus kas, serta jumlah dan kualitas jasa
dan/atau barang yang akan dihasilkan dan
rencana penarikan dana yang bersumber dari
APBN, serta besaran persentase ambang batas
sebagaimana ditetapkan dalam RBA definitif.
Menggunakan pencatatan dan pelaporan
keuangan dalam bentuk :
Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Laporan Aktivitas (Laba-Rugi)
Laporan Arus Kas
Pembiayaan dari anggaran pemerintah (subsidi)
diberlakukan sebagai pendapatan operasional
yang akan diukur akuntabiloitasnya berdasarkan
kinerja layanan untuk kelompok masyarakat yang
ditanggung oleh pemerintah.
LLAPORAN KEUANGAN BLUAPORAN KEUANGAN BLU
Laporan
Aktivitas/Laporan
Operasional
Neraca
Laporan Arus Kas
Catatan atas
Laporan Keuangan
Laporan aktivitas/operasional menyajikan
informasi tentang operasi BLU mengenai
sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya
ekonomi yang dikelola oleh BLU
Menyediakan informasi tentang posisi keuangan
BLU meliputi aset, kewajiban, dan ekuitas pada
tanggal tertentu
Menyediakan informasi mengenai sumber,
penggunaan, perubahan kas dan setara kas
selama periode akuntansi serta saldo kas dan
setara kas pada tanggal pelaporan
Memberikan penjelasan dan analisis atas
informasi yang ada di LA/laporan operasional,
neraca, laporan arus kas, dan informasi
tambahan lainnya sehingga para pengguna
mendapatkan pemahaman yang paripurna atas
laporan keuangan BLU
7
8
9
NeracaNeraca
Hal-hal yang perlu diamati:
Penyajian & Pengungkapan sesuai dengan
peraturan
Total Aset = Total Kewajiban + Total
Ekuitas
Kas setara Kas, deposito kurang dari 3
bulan masuk dalam akun ini. sedangkan >
3 bulan ke akun Investasi Jangka Pendek.
Dana kelolaan yang belum merupakan hak
BLU dimasukkan ke Aset Lainnya.
10
NeracaNeraca
Hal-hal yang perlu diamati:
Piutang disajikan setelah dikurangi
Penyisihan Piutang. Piutang yang lebih dari
1 tahun direklasifikasi ke Aset Lainnya.
Aset Tetap disajikan sebesar nilai buku
(nilai perolehan – penyusutan aset tetap).
Nilai Ekuitas awal adalah tetap pada
tanggal pelaporan.
11
12
Laporan AktivitasLaporan Aktivitas
Hal-hal yang harus diamati:
Penyajian & pengungkapan sesuai dengan
Peraturan
Laporan aktivitas disusun menurut basis
akrual : Total biaya dan pendapatan tidak
selalu sama dengan uang yang dikeluarkan
atau diterima
Surplus atau defisit menggambarkan kinerja
satker BLU pada suatu periode tertentu
Surplus atau defisit tidak mencerminkan
jumlah kas pada satker BLU
15
Laporan AktivitasLaporan Aktivitas
Hal-hal yang dapat dilakukan apabila terjadi
defisit :
Meningkatkan pendapatan
Mengevaluasi biaya
Mengevaluasi biaya penyusutan, amortisasi
atau penyisihan piutang
Menjelaskan penyebab defisit pada Catatan
atas Laporan Keuangan
16
17
Tahun
20XX
Arus Kas Dari Aktivitas Operasi
– Arus masuk
Pendapatan Usaha dari Jasa Layanan 999,999
Pendapatan Hibah 999,999
Pendapatan APBN (rupiah murni) 999,999
– Arus Keluar
Biaya Layanan 999,999
Biaya Umum dan Administrasi 999,999
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi 999,999
Arus Kas Dari Aktivitas Investasi
– Arus Masuk
Hasil Penjualan Aset Tetap 999,999
– Arus Keluar
Perolehan Aset Tetap 999,999
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi999,999
Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan
– Arus masuk
Perolehan Pinjaman 999,999
– Arus Keluar
Pembayaran Pokok Pinjaman 999,999
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan999,999
Kenaikan Bersih Kas 999,999
Kas dan Setara Kas Awal 999,999
Jumlah Saldo Kas 999,999
Ilustrasi Format Laporan Arus Kas
URAIAN
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASIONAL
Pendapatan dari Layanan Rp.
Pengeluaran Operasional Rp.
Rp.
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Hasil Penjualan Aset Tetap Rp.
Hasil Penjualan Aset Lain-lainRp.
Perolehan Aset Tetap Rp.
Rp.
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Tambahan Ekuitas Rp.
Penerimaan Hibah Rp.
Penerimaan APNBN/D Rp.
Perolehan Pinjaman Rp.
Pembayaran Pinjaman Rp.
Rp.
KENAIKAN BERSIH KAS Rp.
KAS DAN SETARA KAS AWAL Rp.
JUMLAH SALDO KAS Rp.
Arus Kas Bersih dari Aktivitas
Operasional
Arus Kas Bersih yang
Digunakan untuk Aktivitas
Investasi
Arus Kas Bersih dari Aktivitas
Pendanaan
Laporan Arus Kas Tahun 2006
Laporan Arus KasLaporan Arus Kas
Hal-hal yang perlu diamati:
Penyajian dan pengungkapan sesuai
dengan aturan, arus masuk dan keluar
kas selama periode tertentu yang
diklasifikasikan berdasarkan aktivitas
operasi, aktivitas investasi dan aktivitas
pembiayaan disusun dengan metode
langsung
19
Laporan Arus KasLaporan Arus Kas
Arus Kas dari Aktivitas Operasi : positif
Jika minus, maka pengeluaran > penerimaan
, maka dapat dievaluasi efisiensi biaya
Terjadi apabila barang/jasa layanan banyak
yang berbentuk piutang, sehingga harus
dioptimalkan penagihannya untuk segera
dapat menjadi kas
20
Laporan Arus KasLaporan Arus Kas
Arus Kas dari Aktivitas Investasi:
Apabila arus kas investasi negatif berarti
pengeluaran investasi lebih besar daripada
penerimaan dari investasi. Hal ini
menggambarkan adanya belanja modal yang
besar
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Apabila arus kas pembiayaan positif artinya
terdapat penambahan modal pada satker
BLU, bisa berupa penambahan utang atau
dana kelolaan (BLU Pengelola Dana)
21
22
Analisa laporan keuangan dilakukan untuk
memberikan input dalam pengambilan
keputusan.
Karena laporan keuangan memiliki gambaran
utuh tentang kinerja organisasi.
Dengan melakukan analisa terhadap laporan
keuangan, seharusnya dapat mencetuskan
sebuah keputusan yang menguntungkan semua
pihak, baik bagi internal organisasi maupun
eksternal organisasi.
Analisis Rasio Laporan Keuangan
Ukuran baku rasio hanya dapat digunakan
bila perhitungannya dilakukan dari
beberapa rumah sakit yang sejenis
Ukuran baku rasio hanya dapat digunakan
bila perhitungannya dilakukan dari
beberapa rumah sakit di wilayah yang
sama.
Ukuran baku rasio hanya dapat digunakan
bila perhitungannya dilakukan dalam kurun
waktu yang sama.
24
Ukuran baku rasio hanya dapat digunakan
bila perhitungannya dilakukan dalam kurun
waktu yang sama.
Ukuran baku rasio pada dasarnya
merupakan angka rata-rata hitung
(arithmatic mean) dari rumah sakit-rumah
sakit yang diukur rasionya dengan mengacu
kepada 3 butir diatas.
25
Rasio Likuiditas(Liquidity ratios):
1). Rasio lancar (Current Ratio):
Harta Lancar (Current Assets)
Kewajiban Lancar (Current Liabilities)
27
2). Rasio Cepat (Quick Ratio):
Kas + Surat berharga + Piutang/Tagihan
3). Rasio Uji Asam (Acid Test Ratio):
Kas + Surat Berharga
Kewajiban Lancar (Current Liabilities)
4). Days Cash on Hand:
Kas + Surat Berharga
(Biaya Operasional-Depresiasi)/365
28
= 13,022,626,431 / 6.933.675.099
= 1.88
= 13.022.626.431 / (217.600.911.387-
55.000.000 – 1.912.114.255 –
12.172.263.876)
= 23.38
Rasio Struktur Modal (Capital Structure Ratios):
1). Rasio Biaya Modal (Equity Financing Ratio):
Modal Sendiri
Harta Total
2). Rasio Hutang Terhadap Modal
(Long Term Debt to Equity Ratio):
Hutang Jangka Panjang
Modal
3). Rasio Hutang Terhadap Harta Tetap
(Long Term Debt to Fixed Assets)
Hutang Jangka Panjang
Harta Tetap
29
= 247.656.050.481 / 254.589.725.580 = 97%
= 0 / 247.656.050.481 = 0
= 0 / 205.987.523.929 = 0
Rasio Aktifitas (Activity ratios):
1). Total Assets Turnover:
Total Operating Revenues
Total Assets
2). Fixed Assets Turnover:
Total Operating Revenues
Fixed Assets
30
3). Current Assets Turnover:
Total Operating Revenues
Current Assets
4). Inventory Turnover:
Total Operating Revenues
Inventory
31
5). Hari Piutang Dilunasi (Days in Accounts Receivable):
Tagihan Pasien (Net Patient Accounts Receivable)
Pendapatan (Net Patient Service Revenues)/365
6). Rata-rata Hari Pelunasan Hutang (Average Payment
Period):
Kewajiban Lancar (Current Liabilities)
Biaya Operasional-Depresiasi/365
32
Rasio Profitabilitas: (Profitability ratios)
1). Deductible Ratio:
Allowances & Uncollectibles from Gross Revenues
Gross Patient Revenues
2). Operating Margin:
Net Operating Income
Total Operating Revenues
33
3). Return on Assets:
Net Operating Income
Total Assets
4). Return on Equity:
Net Operating Income
Equity
34
Permanent
Working Capital
Temporary
Permanent Working Capital:
> Jumlahnya relatif tetap gaji,
> Kebutuhan minimal dalam satuan waktu
Temporary Working Capital:
> Jumlahnya relatif fluktuatif setiap bulan
> Pola relatif tetap dalam satu tahun
> Kebutuhan di atas jumlah permanent working
capital
> Jumlah bisa lebih atau kurang dari permanent
working capital
35
Intervensi Efisiensi Working Capital:
> Pengelolaan uang tunai secara efisien
> Pengelolaan tagihan secara efisien
> Pengelolaan persediaan secara efisien
Pengelolaan uang tunai
> Penyesuaian antara kas masuk dan keluar
> Manfaatkan cash overdraft atau transfer
systems
> Penjadwalan ulang pembayaran hutang
> Percepat penyelesaian quasi cash
36
37
38
39
40
Manajemen Tagihan
> Permintaan pra otorisasi
> Pengecekan ulang otorisasi
> Permintaan uang muka
> Melakukan negosiasi
> Melakukan factoring
Manajemen Persediaan
> Pengadaan sesuai kebutuhan
> Pembayaran kredit
> Penggunaan : First In First Out
> Amati Slow moving u/ cegah Dead stocks
41
45
Analisis Analisis Break EvenBreak Even
Kaidah Dasar :
1.Pengadaan kekayaan diakui sebagai biaya
terlepas dari sumber pengadaan
2.Nilai kekayaan terkait dengan waktu
3.Fokus tetap terhadap biaya / cost bukan nilai
jual / market value
4.Tarif Layanan Kesehatan : berdasarkan biaya
layanan
46
Biaya :
1.Biaya Tetap : biaya tetap total dan biaya tetap
satuan
2.Biaya Variabel : biaya variabel total dan biaya
variabel satuan
3.Biaya Modal : biaya tetap yang nilainya di
depresiasi (amortisasi) setiap tahun
4.Biaya Tetap Tahunan dihitung dengan
memperhatikan unsur waktu
5.Biaya Satuan : Biaya Tetap + Biaya Variabel
dibagi dengan jumlah layanan
47
Pendapatan :
1.Jumlah Layanan x Tarif Layanan
2.Tarif Layanan Kesehatan : Biaya Satuan
Layanan dikoreksi dengan nilai Return on
Investment
3.Perhitungan pendapatan dilakukan dengan
memperhatikan unsur waktu
4.Tarif terkait erat dengan jumlah layanan
break-even point
48
Break-even Point :
1.Pendapatan Total = Biaya Total
2.Pendapatan Total = Biaya Tetap Total + Biaya
Variabel Total
3.Tarif x Jumlah Layanan = Biaya Tetap Total + (
Biaya Satuan x Jumlah Layanan )
4.Profit Pendapatan Total = Biaya Total +
Profit
Perhitungan BEP Tarif LayananPerhitungan BEP Tarif Layanan
Pendapatan Total (PT) = Biaya Tetap Total (BTT) +
Biaya Variabel Total (BVT)
Tarif x Q = BTT + ( Biaya Variabel Satuan x Q )
Tarif x 25.000 = 10.000.000 + (4.500 x 25.000)
25.000 Tarif = 10.000.000 + 112.500.000
25.000 Tarif = 122.500.000
Tarif = 122.500.000/25.000
Tarif = 4.900
49
Perhitungan BEP Tarif LayananPerhitungan BEP Tarif Layanan
Pendapatan Total (PT) = Biaya Tetap Total (BTT)+
Biaya
Variabel Total (BVT)
Tarif x Q = BTT + ( Biaya Variabel Satuan x Q )
5.000 x Q = 10.000.000 + (4.500 x Q )
5.000 Q = 10.000.000 + 4.500 Q
500 Q = 10.000.000
Q = 10.000.000/500
Q = 20.000
50
Aplikasi manajemen keuangan
Rumah Sakit.
Melakukan perhitungan pencapaian kinerja unit
pelayanan mencakup rencana kerja tahun
berjalan, realisasi bulanan dan prognosis tahun
berjalan
Melakukan perhitungan anggaran biaya per
kegiatan dan output di setiap unit pelayanan yang
mencakup biaya operasional dan kapital dan
menetapkan perkiraan harga dengan penambahan
margin dalam % tase dari biaya
Melakukan perhitungan program investasi
bersumber anggaran pemerintah dan pendapatan
operasional (rencana, realisasi dan prognosis)
Sistem tarif layanan kesehatan yang
transparan dan akuntabel
Pedoman Pelayanan Klinis (Clinical Practice
Guidelines) secara nasional untuk setiap penyakit
mengacu kepada data morbiditas pasien rawat
inap dan rawat jalan
Standar Prosedur Operasional (SPO) :
dikembangkan berbasis bukti (evidence based)
dari data klinis kasus individual di setiap PPK.
Tarif dikembangkan berbasis biaya aktual yang
dihitung merujuk kepada SPO layanan penderitan
menurut diagnosis pasca perawatan
Dikelompokkan dalam kategori pasien yang
memiliki gejala klinis dan penggunaan sumber
yang sama DRG
Standar Tenaga
Pelaksana per
Diagnosius/Tindak
an
Standar
Gaji/Honor
Standar Alat
dan Bahan per
Diagnosis/
Tindakan
Standar Harga
Alat dan Bahan
Standar Biaya
Alat dan Bahan
per
Diagnosis/Tindak
an
Standar Biaya
Tenaga per
Diagnosis/Tinda
kan
Standar
Layanan per
Diagnosis/Tind
akan
Biaya Langsung
per
Diagnosis/Tindaka
n
Standar Biaya
Langsung per
Diagnosis/Tindak
an
Biaya Tidak
Langsung per
Diagnosis/Tindaj
an
Biaya Layanan
per
Diagnosis/Tindak
an
Sumber : Boryles and Rosko, 1986
Biaya Layanan per Penderita
(D/)
Klasifikasi Biaya di Rumah Sakit
Sub Klasifikasi
Kategori Pertama Kedua Ketiga Pengukuran
Tanah/Lahan Lokasi - - Sewa/bln
Tenaga
Klinis - Dokter Honor/Gaji
Paramedik Gaji/bln
Tehnisi Medik Gaji/bln
Administratif
Internal Adminstrator: Gaji/bln
Manajer Gaji/bln
Supervisor,dll Gaji/bln
T A H A P I
T A H A P II
Standar Prosedur
Operasional di RS
Dampak
Keuangan
Bagi Rumah
Case Mix
Jumlah
Kasus
T A H A P III
Metodologi Analisis
Biaya
Adjustment
Factor
60
A concept that is used to develop the accurate
and relevant cost information needed to support
business decisions of all type.
A powerful costing system in which multiple
overhead cost pools are allocated using bases
that include one or more non-volume-related
factors.
A two-stage procedure for assigning overhead
costs to products, which focused on the major
activities performed in the production process
Activity-based costingActivity-based costing
61
Allocation
Method
First stage Second Stage
Traditional
costing method
Overhead cost Department Product
ABC method
Overhead cost Activity Product
Comparison of cost allocationComparison of cost allocation
62
Four essential stepsFour essential steps i in designing n designing
an ABC systeman ABC system
Choosing the target ABC product or
service
Identifying, and defining activities
Tracing resource costs to activities
Tracing costs from activities to products
63
Comparison of cost allocationComparison of cost allocation
Allocation
Method
Overhead
allocation
Cost Allocation
Method
Traditional
costing
method
rough
Single index: fixed percentage
of direct labor or direct cost
ABC method Accurate
Multiple cost pools and
Multiple cost drivers, include
non-volume-related factors
64
Cost hierarchy of activityCost hierarchy of activity
Activity Cost hierarchy
Machine hours, materials Unit level
Setup machines, order materials Batch level
Updating product specifications, product
R&D, selling, logistic, market support
Product-sustaining level
Sales calls, technical support to
individual customers
Customer sustaining
level
All kind of products or service in one
factory
Factory level
Facility
Business
65
Three types of cost drivers
A.Transaction drivers: frequency of an activity,
number of times. Cost per customer
B.Duration drivers: time required. Cost per
customer hour.
C.Intensity drivers: resources required; the
most accurate activity cost drivers and the
most expensive. Actual cost per customer.
Langkah Dasar Analisis Biaya
66
Langkah Pertama:
Identifikasi sumber biaya yang didapat oleh rumah sakit untuk
melaksanakan kegiatannya. Hal yang dicakup dalam langkah
ini termasuk menjabarkan dengan jelas setiap sumber biaya
tersebut menurut komponen biayanya, misal: gaji/honor, obat, dll.
Langkah Kedua:
Identifikasi pusat-pusat biaya (cost centers) yang ada di rumah
sakit setiap unit struktural maupun fungsional dalam rumah
sakit yang menggunakan biaya dalam melaksankan
kegiatannya. Pusat-pusat biaya ini dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu: pusat biaya penghasil pemasukan (revenue
producing cost center) dan pusat biaya bukan penghasil pemasukan
(non-revenue producing cost center).
67
Langkah Ketiga:
Menghitung besarnya biaya asli (direct cost) dari setiap
unit penunjang dan produktif yang diuraikan menurut jenis
biaya (investasi dan operasional) dan komponen -
komponennya.
Komponen biaya investasi antara lain yaitu biaya-biaya
untuk: gedung, alat medis, alat non-medis, kendaraan, dll.
Komponen biaya operasional antara lain yaitu biaya-biaya
untuk: gaji/honor, obat, non-obat (kasa, kapas, gips, dll.), lain-
lain.
Biaya asli setiap unit penunjang dan produktif ini dihitung
semua biaya yang telah digunakan untuk waktu tertentu,
biasanya selama 1 tahun.
68
Untuk menghitung biaya investasi dalam setahun tidak
digunakan biaya penyusutan seperti yang lazim digunakan.
Dalam hal ini digunakan apa yang dikenal sebagai Annualized
Fixed Cost (AFC) dengan rumus sbb.:
IFC (1+i)
t
(1+r)
AFC =
L
dimana ;
IFC = Initial Fixed Cost, yaitu harga pengadaan/beli
pada saat pertama kali.
i = nilai inflasi
t = umur alat/sarana fisik pada saat pengukuran
r = nilai suku bunga
L = masa hidup alat/sarana fisik ybsk.
Distribusi Sederhana/Simple Distribution
Distribusi Langkah Turun/Stepdown Distribution
Distribusi Ganda/Multiple Distribution
Rencana Kegiatan dan Anggaran RS
1. Anggaran Statistik
- Proyeksi kegiatan setiap unit kerja
- Dibuat berdasarkan aspek demand dan supply
2. Anggaran Operasional
- Proyeksi pendapatan dan biaya berdasar akrual
- Dibuat berdasarkan Anggaran Statistik
3. Anggaran Tunai
- Dibuat berdasarkan Anggaran Operasional
4. Anggaran Investasi
- Pencatatan tentang investasi
- Proyeksi kebutuhan investasi
72
73
Analisis Keputusan InvestasiAnalisis Keputusan Investasi
Melakukan analisis titik-impas (break-even
analysis) untuk menentukan jumlah atau harga
jual yang efisien dari produksi yang dihasilkan.
Melakukan analisis arus kas (cash flow analysis)
untuk menentukan secara ekonomis kelayakan
suatu investasi yang dilakukan dalam dua cara:
(1) tanpa memperhatikan nilai uang dikaitkan
dengan waktu, (2) memperhatikan perubahan
nilai uang dikaitkan dengan waktu.
74
Memperhatikan nilai uang dikaitkan dengan Memperhatikan nilai uang dikaitkan dengan
waktuwaktu
1.Discounted cash flow method (DCF) yang relatif
mudah dan sering digunakan adalah: net present value
(NPV), dan internal rate of return (IRR). Untuk
menggunakan tehnik diatas, perlu dipahami terlebih
dahulu pengertian compound interest factor (future
value factor / FVF) dan discount factor (present value
factor).
2.Compound interest factor (CIF) pada dasarnya akan
menjelaskan berapa besarnya nilai uang yang dimiliki
pada saat ini, n tahun kemudian, bila dibungakan
sebesar (interest=i) x % / tahun. Rumus yang digunakan
adalah FVF/CIF = (1+i)
n
.
75
Memperhatikan nilai uang dikaitkan dengan Memperhatikan nilai uang dikaitkan dengan
waktuwaktu
1.Discount factor (DF/PVF) akan menjelaskan berapa nilai
yang akan diterima seseorang pada saat ini terhadap
sejumlah uang yang seharusnya diterima pada n tahun
yang akan datang apabila bunganya sebesar x % / tahun.
Rumus yang digunakan adalah DF/PVF = 1 / (1+i)
n
.
2.Future value annuity (FVA) factor dan present value
annuity (PVA) factor, yang dikaitkan dengan penerimaan
dan/atau pengeluaran setiap waktu tertentu.
3.Rumus FVAF = ∑ (1+i)
n
dan rumus PVAF = 1 / ∑ (1+i)
n
76