Additive Manufacturing (AM) atau manufaktur aditif adalah proses pembuatan objek tiga dimensi dengan menambahkan material secara berlapis. Ada beberapa jenis teknologi AM, yang biasanya dibedakan berdasarkan material yang digunakan dan metode pengendapan lapisannya 01. PENGERTIAN ADDITIVE MANUFACTURING
Latar Belakang Additive manufacturing Additive Manufacturing (AM) biasa dikenal dengan prosedur pembuatan benda atau bagian dengan cara merakitnya lapis demi lapis dari suatu desain digital. Ini juga bisa disebut sebagai pencetakan 3D, yaitu proses yang digunakan untuk membuat bentuk rumit yang sulit atau tidak mungkin dibuat dengan metode manufaktur biasa. 02
Point-point Penting Tentang Addiive Manufacturing Konstruksi Lapis demi Lapis: Meskipun metode subtraktif seperti penggilingan atau pembubutan menghilangkan material dari sepotong material stok, proses reguler seperti pencetakan 3D meletakkan material demi material hingga objek utuh tercipta. Akibatnya, limbah material akan lebih sedikit. Desain Digital: AM dimulai dari file digital umumnya model CAD (Computer-Aided Design) atau pemindaian digital 3D. Kemudian, komputer melanjutkan mengubah desain menjadi serangkaian instruksi (kode G) yang harus diikuti oleh printer. 03
Strategi 1 Strategi 2 Ragam Bahan: www.reallygeatsite.com Selanjutnya! Plastik: PLA, ABS, Nilon, PETG Logam: Baja tahan karat, titanium, aluminium, dan logam mulia seperti emas atau perak Keramik: Untuk aplikasi seperti tembikar atau komponen yang memerlukan ketahanan panas Di sisi lain, AM juga mampu memproduksi berbagai bahan termasuk logam, polimer, keramik, dan bahkan bahan biologis. Beberapa bahan yang paling umum digunakan dalam AM adalah sebagai berikut: Biomaterial: Untuk rekayasa jaringan dan aplikasi medis
JENIS-JENIS UTAMA ADITIVE MANUFACTURING 1. Fused Deposition Modeling (FDM) atau Fused Filament Fabrication (FFF) Material: Filamen termoplastik (seperti PLA, ABS, PETG, dll.). Proses: Material dilelehkan dan dideposisikan melalui nozzle untuk membentuk lapisan. Keunggulan: Murah, mudah digunakan, cocok untuk prototipe sederhana. Kelemahan: Kualitas permukaan terbatas dan resolusi rendah dibanding metod 2. Stereolithography (SLA) Material: Resin cair berbasis fotopolimer. Proses: Laser UV mengeraskan resin cair lapis demi lapis. Keunggulan: Detail tinggi, kualitas permukaan halus. Kelemahan: Material mahal dan rapuh. 06. 3. Digital Light Processing (DLP) Material: Resin fotopolimer. Proses: Menggunakan proyektor digital untuk mengeraskan resin cair dalam lapisan. Keunggulan: Kecepatan lebih tinggi dibanding SLA, kualitas tinggi. Kelemahan: Sama seperti SLA, biaya material tinggi.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEKNOLOJGI ADDITIVE MANUFACTURING KELEBIHAN TEKNOLOGI ADDITIVE MANUFACTURING : 1. Fleksibilitas desain 2. Pengurangan biaya produksi 3. Pengurangan waktu produksi 4. Pengurangan limbah 5. Kemampuan membuat produk kompleks KEKURANGAN TEKNOLOGI ADDITIVE MANUFACTURING : 1. Keterbatasan bahan 2. Keterbatasan ukuran produk 3. Keterbatasan presisi 4. Keterbatasan kekuatan produk 5. Keterbatasan biaya perawatan
KESIMPULAN # Kelebihan 1. Fleksibilitas desain yang tinggi. 2. Pengurangan biaya produksi. 3. Pengurangan waktu produksi. 4. Pengurangan limbah. 5. Kemampuan membuat produk kompleks. 6. Produksi produk kustomisasi. 7. Penghematan energi. # Keterbatasan 1. Keterbatasan bahan. 2. Keterbatasan ukuran produk. 3. Keterbatasan presisi. 4. Keterbatasan kekuatan produk. 5. Biaya perawatan yang tinggi. 6. Keterbatasan kecepatan produksi. 7. Keterbatasan standarisasi. # Aplikasi 1. Industri manufaktur. 2. Kesehatan dan medis. 3. Konstruksi dan arsitektur. 4. Produk konsumen. 5. Transportasi. 6. Pendidikan dan penelitian. 7. Seni dan desain. # Tantangan 1. Pengembangan teknologi. 2. Standardisasi proses. 3. Pengurangan biaya. 4. Peningkatan kecepatan produksi. 5. Pengembangan bahan baru. 6. Integrasi dengan teknologi lain. 7. Pengamanan data dan kekayaan intelektual. # Masa Depan 1. Pengembangan teknologi hybrid. 2. Integrasi AI dan IoT. 3. Pengembangan bahan komposit. 4. Peningkatan kecepatan dan presisi. 5. Pengembangan aplikasi industri. 6. Pengurangan dampak lingkungan. 7. Pengembangan standar internasional. Sumber: 1. ASTM International. 2. ISO/ASTM 52900. 3. Journal of Manufacturing Processes. 4. Additive Manufacturing Journal.
Terimakasih Banyak!. Karena Sudah Menyimak. Semoga bermanfaat bagi kita semua