PPT_Analisis_Keaktifan_Belajar_Siswa_UNIMUDA_Sorong.pptx

PramusintaAyuri 0 views 15 slides Oct 15, 2025
Slide 1
Slide 1 of 15
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15

About This Presentation

Menggambarkan keaktifan belajar siswa


Slide Content

Analisis Keaktifan Belajar Siswa dalam Pembelajaran Kolaborasi Kelas VII pada Materi Pemisahan Campuran di SMP Muhammadiyah Aimas Disusun oleh: Yannika Nidiasari Universitas Pendidikan Muhammadiyah (UNIMUDA) Sorong

Latar Belakang • Keaktifan belajar siswa masih menjadi tantangan utama di kelas VII. • Pembelajaran konvensional sering membuat siswa pasif. • Pendekatan kolaboratif diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dan pemahaman siswa. • Materi pemisahan campuran cocok untuk kegiatan eksperimen dan diskusi kelompok.

Rumusan Masalah 1. Bagaimana tingkat keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran kolaboratif? 2. Seberapa efektif model kolaboratif pada materi pemisahan campuran? 3. Faktor apa yang mendukung dan menghambat keaktifan siswa?

Tujuan Analisis • Menganalisis keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran kolaboratif. • Mengetahui efektivitas penerapan model kolaboratif terhadap hasil belajar. • Mengidentifikasi kendala dan solusi peningkatan keaktifan.

Kajian Teori Singkat • Keaktifan belajar mencakup partisipasi, inisiatif, tanggung jawab, dan kerja sama. • Pembelajaran kolaboratif menekankan kerja tim dan tanggung jawab bersama. • Berdasarkan teori konstruktivisme, pengetahuan dibangun melalui interaksi sosial.

Materi Pemisahan Campuran • Filtrasi (penyaringan) • Distilasi (penyulingan) • Kromatografi • Sublimasi • Dekantasi Kegiatan pembelajaran difokuskan pada praktik pemisahan campuran sederhana di laboratorium.

Model Pembelajaran Kolaboratif Langkah-langkah utama: 1. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil. 2. Setiap kelompok melakukan eksperimen pemisahan campuran. 3. Siswa berdiskusi untuk menyimpulkan hasil. 4. Hasil didiskusikan bersama di kelas. 5. Refleksi bersama untuk memperkuat konsep.

Desain Pembelajaran di Kelas VII Kegiatan pembelajaran: • Pendahuluan: Apersepsi dan tujuan pembelajaran. • Inti: Eksperimen dan diskusi kelompok. • Penutup: Refleksi dan evaluasi keaktifan.

Instrumen Observasi Keaktifan Aspek yang diamati: • Frekuensi bertanya dan menjawab. • Partisipasi dalam diskusi kelompok. • Inisiatif menyelesaikan tugas. • Kerja sama dan tanggung jawab.

Data Hasil Observasi Contoh hasil: Kategori Keaktifan: • Sangat aktif: 30% • Aktif: 50% • Cukup aktif: 15% • Kurang aktif: 5% Terjadi peningkatan keaktifan dibanding pembelajaran sebelumnya.

Hasil dan Pembahasan • Pembelajaran kolaboratif meningkatkan interaksi dan partisipasi siswa. • Siswa lebih antusias dan berani mengemukakan pendapat. • Faktor pendukung: suasana kelas kondusif, dukungan teman sebaya. • Faktor penghambat: perbedaan kemampuan antaranggota kelompok.

Refleksi Guru dan Siswa Guru: • Merasa metode kolaboratif lebih efektif meningkatkan keaktifan. Siswa: • Lebih menikmati proses belajar. • Merasa lebih memahami konsep melalui praktik dan diskusi.

Kesimpulan • Pembelajaran kolaboratif efektif meningkatkan keaktifan siswa. • Siswa menjadi lebih aktif, komunikatif, dan bertanggung jawab. • Model ini cocok diterapkan pada materi IPA yang bersifat praktikal.

Saran dan Implikasi • Guru perlu menyiapkan pembagian kelompok yang seimbang. • Perlu latihan komunikasi dan tanggung jawab dalam kelompok. • Kolaborasi antar siswa dapat dikembangkan pada topik IPA lainnya.

Terima Kasih “Belajar bersama berarti tumbuh bersama.” Disusun oleh: Yannika Nidiasari Universitas Pendidikan Muhammadiyah (UNIMUDA) Sorong
Tags