Pengertian Jejas Persalinan Jejas persalinan ( cedera lahir ) adalah kelainan bayi baru lahir yang terjadi karena trauma lahir akibat tindakan, cara persalinan atau gangguan persalinan yang diakibatkan kelainan fisiologis persalinan.
Power ( kekuatan h is dan mengejan ) Passage ( jalan lahir ) Passenger (janin dan plasenta) Tumor pada Jalan Lahir Psikologis / Psikis Penolong Faktor yang Mempengaruhi Jejas Persalinan
Macam-macam Jejas Persalinan Caput Succadeneum Cephalhematoma Fraktur Humerus Fraktur Klavikula
1. Caput Succadeneum 5 Pengertian Caput Succadeneum Caput succedaneum adalah pembengkakan difus jaringan lunak kepala yang dapat melampaui sutura. Caput succedaneum merupakan akibat sekunder dari tekanan uterus atau dinding vagina pada kepala pada saat proses kelahiran spontan. Isi dari pebengkakan ini adalah getah bening.
6 Patofisiologi Pembengkakan yang terjadi pada kasus caput succadeneum merupakan pembengkakan difus jaringan otak, yang dapat melampaui sutura garis tengah. Adanya edema di kepala terjadi akibat pembendungan sirkulasi kapiler dan limfe disertai pengeluaran cairan tubuh. Benjolan biasanya ditemukan di daerah persentasi lahir dan terletak periosteum hingga dapat melampaui sutura.
7 Penyebab Persalinan Lama Dapat menyebabkan caput succadeneum kar e na terjadi tekanan pada jalan lahir yang terlalu lama,menyebabkan pembuluh darah vena tertutup . b. Persalinan dengan Ekstraksi Vakum Pada bayi yang dilahirkan vakum yang cukup berat, sering terlihat adanya caput vakum sebagai edema sirkulasi berbatas dengan sebesar alat penyedot vakum yang digunakan proses persalinan yang panjang dan sulit, sering menyebabkan bayi terlihat bengkak/ edema.
8 Tanda dan Gejala Tanda dan gejalanya yaitu : Adanya edema di kepala . Pada perabaan teraba lembut dan lunak . Edema melampaui sela-sela tengkorak . Batas yang tidak jelas . Biasanya menghilang 2-3 hari tanpa pengobatan .
9 Penatalaksanaan Perawatan bayi sama dengan perawatan bayi normal . Pengawasan keadaan umum bayi. Berikan lingkungan yang baik, adanya ventilasi dan sinar matahari yang cukup. d. Bayi dengan caput succadeneum diberi ASI langsung dari ibu tanpa makanan tambahan apapun, maka dari itu perlu diperhatikan penatalaksanaan pemberian ASI yang adekuat dan teratur.
10 Lanjutan ........ e. Bayi jangan sering di angkat karena dapat memper - luas daerah edema kepala. f. P encegahan infeksi harus dilakukan untuk meng - hindari adanya infeksi pada benjolan. g. Atur posisi tidur bayi tanpa menggunakan bantal. h. Berikan konseling pada orang tua, tentang : Keadaan trauma yang dialami oleh bayi. Jelaskan bahwa benjolan akan menghilang dengan sendirinya setelah sampai 3 minggu tanpa pengobatan. Perawatan bayi sehari-hari. Manfaat dan teknik pemberian ASI.
Gambar Caput Succadeneum
2. Cephal hematoma 12 Pengertian Cephalhematoma Cephalhematoma adalah perdarahan sub peritonial , dengan batas jelas pada satu tulang tengkorak . Bisa dikatakan juga c e p alhematoma yaitu mengacu pada penumpukan darah di bawah periosteum tulang tengkorak. Cephalhematoma dapat terjadi pada persalinan normal dan terutama pada persalinan dengan cunam ( forsep ).
13 Patofisiologi Adapun pathophysiologi cephalhematoma yaitu : Rupture pembuluh darah antara tengkorak dan periosteum . Di dalam subperiosteal mengandung banyak darah .
14 Penyebab Banyak hal yang menjadi penyebab terjadinya cephalhematoma pada bayi baru lahir yaitu : Tekanan jalan lahir yang terlalu lama pada kepala saat persalinan Moulase yang terlalu keras/ berat sehingga selaput tengkorak robek. Partus dengan tindakan : forceps; v acum Ektraksi.
15 Tanda dan Gejala Tanda dan gejalanya yaitu : Terdapat bengkak yang parah, berbatas tegas, berbentuk seperti telur dn teraba keras . Restriksi penumpukan cairan salah satu area, tidak melewati garis sutura. Muncul beberapa jam setelah persalinan. Lebam . Hilang 2 minggu hingga 3 bulan . Bengkak pada kepala dan berwarna merah .
16 Penatalaksanaan Perawatan bayi sama dengan perawatan bayi normal ; Pengawasan keadaan umum bayi ; Tidak boleh di masase; Dilakukan fototerapi hiperbilirubinemia; Tindakan insisi dan drainase merupakan kontraindikasi karena dimungkinkan adanya risiko infeksi ; Berikan lingkungan yang baik, adanya ventilasi dan sinar matahari yang cukup ;
17 Pemberian ASI yang adekuat, bidan harus mengajarkan pada ibu t eknik menyusui dengan benar. g. Pencegahan infeksi harus dilakukan untuk menghindari adanya infeksi pada benjolan. h. Berikan konseling pada orang tua, tentang : Keadaan trauma yang dialami oleh bayi. Jelaskan bahwa benjolan akan menghilang dengan sendirinya setelah sampai 3 minggu tanpa pengobatan. Perawatan bayi sehari-hari. Manfaat dan teknik pemberian ASI. Lanjutan ........
18 Gambar Cephalhematoma
F. Perbedaan Caput Succadeneum dengan Cephalhematoma 10/27/2025 19 * Caput Succadeneum * * Cephalhematoma * Muncul waktu lahir, mengecil setelah lahir Muncul waktu lahir/ setelah lahir dapat membesar sesudah lahir Lunak, tidak berfluktuasi Teraba fluktuasi M elewati batas sutura, teraba maoulase Batas tidak melampaui sutura Bisa hilang dalam beberapa jam atau 2-4 hari Hilang lama ( beberapa minggu/bulan ) Isi : cairan getah bening Isi : darah
20 Gambar Tampak dari depan A b Keterangan : Caput Succadeneum Cephalhematoma
21 A b Keterangan : Caput Succadeneum Cephalhematoma Gambar Tampak dari Belakang
22 Caput Chephal &
3. Trauma Fleksus Brachialis Adalah cedera yg terjadi setelah suatu persalinan yg sulit namun kala sesudah persalinan yg tampaknya mudah, bayi mengalami kelumpuhan lengan. Radiks syaraf yg keluar dari tulang belakang setinggi vertebra servikalis kelima, keenam, ketujuh dan kedelapan serta vertebra torakalis pertama membentuk matriks syaraf dileher dan bahu yang biasa disebut fleksus brachialis.
Penyebab Kesulitan saat kelahiran bayi atau letak sungsang sehingga akan terjadi regangan atau robekan pada radiks superior, fleksus brachialis. Atau bila lengan diekstensikan berlebihan di atas kepala pada presentasi bokong serta adanya penarikan berlebihan pada bahu. Saat terjadi distosia bahu Gejala Klinis : Tidak ada gerakan spontan pada salah satu lengan Lengan dan tangan lemas
Penatalaksanaan Hati-hati waktu memegang bayi agar tidak terjadi tauma yang lebih parah. Dalam minggu pertama, balut lengan seperti pada posisi bayi dengan fraktur humerus. Minta ibu untuk membawa bayi pada umur 1 minggu untuk menilai perkembangan bayi. Lakukan tindak lanjut tiap bulan dan jelaskan bahwa bayi akan membaik kira-kira 6-9 bulan. Apabila umur 1 tahun gerakan lengan masih terbatas kemungkinan kelainan tersebut akan berlangsung lama.
a. Fraktur Tengkorak Terjadi pada beberapa kasus, antara lain disproporsi kepala panggul (DKP), partus lama dan ekstraksi forcep. Bila tidak ada komplikasi/ perdarahan, keadaan fraktur akan pulih dengan sempurna tanpa memerlukan pengobatan.
b. Fraktur Humeri Dapat terjadi pada kesalahan melahirkan lengan pada letak memanjang (preskep/ presbo) dan letak melintang. Penanganan : Memberi bantalan kapas/ kassa antara lengan yg terkena dan dada dari ketiak sampe siku. Membalut lengan atas sampai dada dengan kassa, immobilisasi, posisi lengan abduksi 60 o Memfleksikan siku 90 o dan balut dgn kassa lg. Balut lengan atas menyilang dinding perut dan pastikan tali pusat tidak tertutup kassa. Menasehati ibu agar kembali 10 hr lagi untuk ganti balut. Fraktur humeri ini akan sembuh dalam waktu 2-4 minggu.
c. Fraktur Klavikula Fraktur Klavikula dapat terjadi pd persalinan letak sungsang dengan lengan menumbung ke atas, persalinan presentasi kepala bayi besar atau bahu besar. Gejala : kelemahan bahu yg patah dan reflek moro hilang. Bila tidak ada keluhan, tidak perlu dilakukan fiksasi. Bila bayi kelihatan kesakitan saat digerakkan, penanganannya seperti penanganan pada fraktur humeri. Penyembuhan kira-kira 3 minggu. Informasikan untuk datang lg 5 hr kemudian untuk mengganti balutan.
d. Fraktur Femoris Fraktur femoris dapat terjadi pd pertolongan persalinan sungsang (ekstraksi kaki). Penanganan pd fraktur ini dgn melakukan traksi dan immobilisasi. Fraktur dpt sembuh dalam waktu 3-4 minggu. Hindari menggerakkan ekstremitas bayi yg fraktur. Menjelaskan pada ibu, fraktur akan sembuh spontan tanpa gejala sisa dan teraba halus didaerah yg patah pada usia 2-3 bulan. Bila ibu dpt merawat bayi nya dan tdk ada masalah lain, bayi dapat dipulangkan. Tindak lanjut dapat dilakukan pd saat bayi berusia 1 bulan untuk melihat proses penyembuhan