PPT ASSESMEN Kurikulum Merdeka Tahun 2025

nurulhuda198919 4 views 46 slides Sep 06, 2025
Slide 1
Slide 1 of 46
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46

About This Presentation

Assesmen


Slide Content

P embelajaran dan Asesmen Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lumajang

Jadwal Kegiatan hari 1 08. 0 – 0 8 . 5 Materi 1: Mulai Diri & Elaborasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lumajang 8.5 0 – 09 . 2 Materi 2: Eksplorasi RP 09.3 0 – 1 2 . Materi 3: Kolabroasi 1 2 . 0 – 1 2 . 3 Istirahat 1 2 . 3 0 – 1 4.00 Materi 4: Aksi Nyata

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Implementasi Kurikulum Merdeka dilakukan berdasarkan regulasi berikut: Keputusan Kepala BSKAP No.031/H/KR/2024 Tahun 2024 Kompetensi dan Tema Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Memuat penjelasan dan tahap- tahap perkembangan profil pelajar Pancasila dan pilihan tema yang dapat digunakan untuk projek penguatan profil pelajar Pancasila. Permendikbudristek No. 5 Tahun 2022 Permendikbudristek No. 8 Tahun 2024 Permendikbudristek No. 12 Tahun 2024 Keputusan Kepala BSKAP No.032/H/KR/2024 Tahun 2024 tentang Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah pada Kurikulum Merdeka Memuat Capaian Pembelajaran untuk semua jenjang dan mata pelajaran dalam struktur Kurikulum Merdeka. Standar Kompetensi Lulusan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah Permendikbudristek No. 16 Tahun 2022 Standar Proses pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah Standar Isi pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah Permendikbudristek No. 21 Tahun 2022 Standar Penilaian pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah Memuat tentang cakupan Kurikulum Merdeka dan implementasinya

Bagaimana cara menyusun perencanaan pembelajaran?

Perencanaan pembelajaran disusun dalam bentuk dokumen perencanaan pembelajaran yang: Fleksibel tidak terikat pada bentuk tertentu dan dapat disesuaikan dengan konteks pembelajaran; Jelas mudah dipahami; dan Sederhana berisi hal pokok dan penting sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran. Sederhana tidak selalu berarti mudah, melainkan jelas ( clear ) dan dapat dilakukan.

Pembelajaran Prinsip Interaktif memfasilitasi interaksi yang sistematis dan produktif antara pendidik dengan peserta didik, sesama peserta didik, dan antara peserta didik dengan materi belajar. Pendidik berperan sebagai fasilitator proses pembelajaran dan tidak menjadi satu satunya sumber pembelajaran. Inspiratif memberi keteladanan dan menjadi sumber inspirasi positif bagi peserta didik. Menyenangkan agar peserta didik mengalami proses belajar sebagai pengalaman yang menimbulkan emosi positif. Menantang untuk mendorong peserta didik terus meningkatkan kompetensinya melalui tugas dan aktivitas dengan tingkat kesulitan yang tepat. Memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif Memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik

Asesmen Prinsip Berkeadilan Pendidik melakukan penilaian yang tidak bias oleh latar belakang, identitas, atau kebutuhan khusus peserta didik Objektif Penilaian yang didasarkan pada informasi faktual atas pencapaian perkembangan atau hasil belajar peserta didik Edukatif Penilaian yang hasilnya digunakan sebagai umpan balik bagi pendidik, peserta didik, dan orang tua untuk meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar.

Proses penyusunan perencanaan pembelajaran Catatan: Proses perancangan kegiatan pembelajaran ini diperuntukkan bagi pendidik yang akan merencanakan pembelajaran secara mandiri . Menganalisis Capaian Pembelajaran Menyusun Tujuan Pembelajaran dan Alurnya Merencanakan Pembelajaran dan Asesmen

adalah kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik di akhir setiap fase. Capaian Pembelajaran Catatan: Dalam CP, “ memahami ” merupakan kemampuan yang dibangun melalui proses dan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan kepada mereka untuk dapat menjelaskan, menginterpretasi dan mengaplikasikan informasi, menggunakan berbagai perspektif, dan berempati atas suatu fenomena. ( Understanding by Design , Wiggins & Tighe (2005))

Proses penyusunan perencanaan pembelajaran Catatan: Proses perancangan kegiatan pembelajaran ini diperuntukkan bagi pendidik yang akan merencanakan pembelajaran secara mandiri . Menganalisis Capaian Pembelajaran Menyusun Tujuan Pembelajaran dan Alurnya Merencanakan Pembelajaran dan Asesmen

Bagaimana cara merumuskan tujuan pembelajaran?

Bagaimana mengurutkan tujuan pembelajaran menjadi alur tujuan pembelajaran? Pengurutan dari Konkret ke yang Abstrak Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten yang lebih abstrak dan simbolis. Contoh: memulai pengajaran dengan menjelaskan tentang benda geometris (konkret) terlebih dahulu sebelum mengajarkan aturan teori objek geometris tersebut (abstrak). Pengurutan Deduktif Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang spesifik. Contoh: mengajarkan konsep database terlebih dahulu sebelum mengajarkan tentang tipe database , seperti hierarki atau relasional. Pengurutan dari Mudah ke yang Lebih Sulit Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit. Contoh: mengajarkan cara mengeja kata- kata pendek dalam kelas

Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran (2) Pengurutan Hierarki Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan keterampilan yang lebih kompleks. Contoh: siswa perlu belajar tentang penjumlahan sebelum mereka dapat memahami konsep perkalian. Pengurutan Prosedural Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari sebuah prosedur, kemudian membantu siswa untuk menyelesaikan tahapan selanjutnya. Contoh: dalam mengajarkan cara menggunakan t- test dalam sebuah pertanyaan penelitian, ada beberapa tahap prosedur yang harus dilalui, seperti menulis hipotesis, menentukan tipe tes yang akan digunakan, memeriksa asumsi, dan menjalankan tes dalam sebuah perangkat lunak statistik. Scaffolding Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus mengurangi bantuan secara bertahap. Contoh: dalam mengajarkan berenang, guru perlu menunjukkan cara mengapung, dan ketika siswa mencobanya, guru hanya butuh membantu. Setelah ini, bantuan yang diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada akhirnya, siswa dapat berenang sendiri.

Ilustrasi Alur Tujuan Pembelajaran Catatan: Alur tujuan pembelajaran adalah urutan tujuan- tujuan pembelajaran, bukan turunan dari tujuan pembelajaran.

Proses penyusunan perencanaan pembelajaran Catatan: Proses perancangan kegiatan pembelajaran ini diperuntukkan bagi pendidik yang akan merencanakan pembelajaran secara mandiri . Menganalisis Capaian Pembelajaran Menyusun Tujuan Pembelajaran dan Alurnya Merencanakan Pembelajaran dan Asesmen

Rencana pembelajaran ini dapat berupa:

Perencanaan Pembelajaran dibuat untuk membantu mengarahkan proses pembelajaran mencapai tujuan pembelajaran

Bagaimana cara mengetahui bahwa pembelajaran efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran?

Cara mengetahui ketercapaian tujuan belajar adalah dengan melakukan asesmen pembelajaran Asesmen adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar dan capaian perkembangan atau hasil belajar peserta didik. Asesmen dapat menggunakan beragam teknik dan/atau instrumen penilaian yang sesuai dengan tujuan belajar . Permendikbud No.21 Tahun 2022 tentang Standar Penilaian Pendidikan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah

Penilaian hasil belajar Peserta Didik berbentuk penilaian/asesmen formatif dan sumatif. Asesmen Formatif Penilaian atau asesmen formatif bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses pembelajaran serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran. Asesmen formatif dilakukan dengan mengumpulkan informasi mengenai: Peserta Didik yang mengalami hambatan atau kesulitan belajar; dan perkembangan belajar Peserta Didik. Informasi tersebut digunakan sebagai umpan balik bagi: Peserta Didik untuk mengembangkan kemampuan dalam memonitor proses dan kemajuan belajar sebagai bagian dari keterampilan belajar sepanjang hayat; dan Pendidik untuk merefleksikan dan meningkatkan efektivitas pembelajaran. Asesmen Sumatif Penilaian atau asesmen sumatif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah bertujuan untuk menilai pencapaian hasil belajar Peserta Didik sebagai dasar penentuan: kenaikan kelas; dan kelulusan dari Satuan Pendidikan. Asesmen sumatif dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar Peserta Didik dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.

Asesmen Formatif Tidak berisiko tinggi, artinya asesmen formatif dirancang untuk tujuan pembelajaran dan tidak seharusnya digunakan untuk menentukan nilai rapor, keputusan kenaikan kelas, kelulusan, atau keputusan penting lainnya Dapat menggunakan berbagai teknik dan/atau instrumen untuk meningkatkan kualitas proses belajar. Dapat menggunakan metode yang sederhana sehingga umpan balik hasil asesmen tersebut dapat diperoleh dengan cepat Asesmen formatif yang dilakukan di awal pembelajaran akan memberikan informasi kepada pendidik tentang kesiapan belajar peserta didik. Berdasarkan asesmen ini, pendidik perlu menyesuaikan/memodifikasi rencana pelaksanaan pembelajarannya dan/atau membuat diferensiasi pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Dapat memberikan informasi tentang kekuatan atau hal- hal yang masih perlu ditingkatkan oleh peserta didik. Dengan demikian, hasil asesmen tidak sekadar sebuah angka

Sebagai alat ukur untuk mengetahui pencapaian hasil belajar peserta didik dalam satu atau lebih tujuan pembelajaran di periode tertentu. Untuk mendapatkan nilai capaian hasil belajar guna dibandingkan dengan kriteria capaian yang telah ditetapkan. Untuk menentukan kelanjutan proses belajar siswa di kelas atau jenjang berikutnya. Dapat dilakukan setelah pembelajaran berakhir, misalnya pada akhir satu lingkup materi (dapat terdiri atas satu atau lebih tujuan pembelajaran), atau pada akhir semester. Khusus asesmen pada akhir semester, asesmen ini bersifat pilihan. Dapat menggunakan teknik dan instrumen yang beragam, tidak hanya berupa tes, namun dapat menggunakan observasi dan performa (praktik, menghasilkan produk, melakukan projek, dan membuat portofolio). Asesmen Sumatif

Pendekatan dalam menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran Opsi 1 menggunakan deskripsi kriteria Tujuan pembelajaran: Peserta didik mampu menulis laporan dari gagasan dan hasil pengamatan. Kriteria Belum tercapai Tercapai Laporan menunjukkan kemampuan penulisan teks eksplanasi dengan runtut . √ Laporan menunjukkan hasil pengamatan yang jelas. √ Laporan menceritakan pengalaman secara jelas. √ Laporan menjelaskan hubungan kausalitas yang logis disertai dengan argumen yang logis sehingga dapat meyakinkan pembaca. √ Kesimpulan: Peserta didik dianggap mencapai tujuan pembelajaran jika minimal 3 kriteria tercapai. Pada contoh ini, hanya ada dua kriteria yang tercapai, sehingga peserta didik masuk kategori belum mencapai tujuan pembelajaran. Maka perlu dilakukan intervensi agar pencapaian peserta didik dapat diperbaiki.

Tujuan pembelajaran: Peserta didik mampu menulis laporan dari gagasan dan hasil pengamatan. Opsi 2 menggunakan rubrik Kriteria Baru berkembang Layak Cakap Mahir Isi laporan Belum mampu menulis Mampu menulis teks Mampu menulis teks Mampu menulis teks teks eksplanasi, hasil eksplanasi, hasil eksplanasi, hasil eksplanasi, hasil pengamatan, pengamatan, dan pengamatan, dan pengamatan, dan dan pengalaman secara jelas. pengalaman belum jelas pengalaman secara pengalaman secara jelas. Laporan menjelaskan tertuang dalam tulisan. jelas. Laporan Laporan menjelaskan hubungan kausalitas yang logis Ide dan informasi dalam menunjukkan hubungan kausalitas yang disertai dengan argumen yang laporan tercampur dan hubungan yang jelas di logis disertai dengan logis sehingga dapat hubungan antara sebagian paragraf. argumen yang logis meyakinkan pembaca serta ada paragraf tidak sehingga dapat meyakinkan fakta- fakta pendukung yang berhubungan. pembaca. relevan. Penulisan Belum menggunakan Hanya menggunakan Sudah menggunakan Semua tanda baca dan huruf (penggunaan tanda baca dan huruf tanda baca atau hanya tanda baca dan huruf kapital digunakan secara tanda baca dan huruf kapital) kapital atau sebagian besar tidak digunakan huruf kapital saja. kapital tapi belum tepat. tepat. secara tepat. Kesimpulan: Peserta didik dianggap sudah mencapai tujuan pembelajaran jika kedua kriteria di atas mencapai minimal tahap cakap .

Tujuan pembelajaran: Peserta didik mampu menulis laporan dari gagasan dan hasil pengamatan. Opsi 3 menggunakan skala atau interval nilai (1) Skala Kriteria belum muncul pada bagian pembuka, isi, dan penutup (1) muncul pada salah satu unsur (2) muncul pada dua unsur (3) muncul pada tiga unsur (4) Muncul pada pembuka, isi, dan penutup serta menambahkan rekomendasi (5) Laporan menunjukkan kemampuan penulisan teks eksplanasi dengan runtut. √ Laporan menunjukkan hasil pengamatan yang jelas. √ Laporan menceritakan pengalaman secara jelas. √ Laporan menjelaskan hubungan kausalitas yang logis disertai dengan argumen yang logis sehingga dapat meyakinkan pembaca. √

Opsi 3 menggunakan skala atau interval nilai (2) Diasumsikan untuk setiap kriteria memiliki tingkat kesulitan yang sama, sehingga bobotnya sama. Pembagi merupakan total dari jumlah skala (dalam hal ini 5 skala) dan nilai maksimum (dalam hal ini nilai maksimumnya 5). Satuan pendidikan dan/atau pendidik dapat memberikan bobot sehingga penghitungan disesuaikan dengan bobot kriteria. Interval Ketercapaian dan tindak lanjut - 20 belum mencapai, pendidik menanyakan kepada peserta didik tantangan apa yang mereka hadapi (perlu remedial dengan mempelajari kembali seluruh kriteria); 21 - 40 belum mencapai tujuan pembelajaran, perlu remedial dengan mempelajari kembali sebagian besar kriteria; 41- 60 hampir mencapai tujuan pembelajaran, perlu remedial dengan mempelajari kembali kriteria yang diperlukan; 61 - 80 sudah mencapai tujuan pembelajaran; dan 81- 100 sudah mencapai tujuan pembelajaran perlu tantangan lebih (pengayaan).

Sebagai contoh pendidik mengajar bahasa Indonesia pada fase C. Misalnya pada fase C terdapat 4 tujuan pembelajaran. Pada masing- masing tujuan pembelajaran terdapat 5 kriteria/indikator pembelajaran. Sehingga dalam satu fase peserta didik mempunyai 20 indikator/kriteria pembelajaran. Jika peserta didik A telah mencapai 15 kriteria/indikator pembelajaran, maka ia telah menguasai 75%. Peserta Didik B dinyatakan telah mencapai 18 kriteria pembelajaran, dengan demikian peserta didik B telah menguasai 90% dari kriteria pembelajaran yang terdapat pada tujuan pembelajaran. Opsi 4 menggunakan persentase

Bagaimana cara mengimplementasikan pembelajaran terdiferensiasi?

Pembelajaran Karakteristik Memanfaatkan asesmen pada awal, proses, dan akhir pembelajaran untuk memahami kebutuhan dan posisi peserta didik dalam perjalanan belajarnya Menggunakan pemahaman tentang kebutuhan dan posisi peserta didik untuk melakukan penyesuaian pembelajaran Didasarkan pada refleksi atas kemajuan belajar eserta didik yang dilakukan secara kolaboratif dengan Pendidik lain Memprioritaskan terjadinya kemajuan belajar peserta didik, di atas cakupan dan ketuntasan muatan kurikulum yang disampaikan

Pembelajaran dan Asesmen Keterpaduan Pendidik menyusun rencana pembelajaran, termasuk di dalamnya rencana asesmen mulai dari awal hingga akhir pembelajaran Melaksanakan asesmen di akhir pembelajaran untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran. Hasil dari asesmen ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk asesmen awal pada pembelajaran berikutnya . Pendidik melakukan asesmen di awal pembelajaran untuk menilai kesiapan setiap individu peserta didik untuk mempelajari materi yang telah dirancang. Berdasarkan hasil asesmen, pendidik mendetailkan rencana pembelajaran dan/atau membuat perencanaan yang sesuai dengan tahap capaian peserta didik. Melaksanakan pembelajaran dan menggunakan berbagai metode asesmen formatif untuk memonitor kemajuan belajar.

Panduan dalam mengelompokkan peserta didik untuk keperluan pembelajaran terdiferensiasi 1 Kelompok tidak permanen sepanjang tahun atau semester, dan tidak berlaku di semua mata pelajaran 2 Perlu dipikirkan bentuk- bentuk tantangan yang lebih beragam bagi peserta didik yang sudah mahir 3 Perlu dipikirkan bentuk pendampingan bagi peserta didik yang belum siap atau perlu bimbingan 4 Ada beragam peran yang bisa dipilih oleh peserta didik untuk mendalami kompetensi yang dibangun

Contoh diferensiasi pembelajaran 1 Proses pembelajaran dan bentuk pendampingan dapat didiferensiasi sesuai kesiapan peserta didik Proses Menyediakan sumber belajar yang bervariasi Konten Diferensiasi pembelajaran dapat dilakukan melalui produk yang dihasilkan Produk

Pembelajaran terdiferensiasi Merupakan tindak lanjut dari hasil asesmen awal Tidak mengarah pada terbentuknya persepsi pengkategorian peserta didik ke dalam kelompok yang “pintar” dan tidak. Fokus pada kesiapan atau capaian belajar peserta didik Pengelompokkan bukan berdasarkan gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik

Bagaimana cara mengolah dan melaporkan hasil asesmen?

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Pengolahan Hasil Asesmen Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan menganalisis secara kuantitatif dan/atau kualitatif terhadap hasil asesmen. Hasil asesmen untuk setiap tujuan pembelajaran diperoleh melalui data kualitatif (hasil amatan atau rubrik) maupun data kuantitatif (berupa angka). Penting untuk diperhatikan Pendidik tidak mencampur penghitungan dari hasil asesmen formatif dan sumatif karena asesmen formatif dan sumatif memiliki fungsi yang berbeda. Asesmen formatif bertujuan untuk memberikan umpan balik pada proses pembelajaran sehingga asesmen formatif bukan menjadi penentu atau pembagi untuk nilai akhir.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Pengolahan hasil asesmen dalam satu tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran: Menyelidiki ragam sumber energi yang dapat dimanfaatkan di lingkungan sekitar. Kriterianya terdiri atas: mampu menguraikan manfaat sumber energi; dan mampu menjelaskan ragam sumber energi alternatif. Kriteria Perlu Bimbingan Cukup Baik Sangat Baik Mampu menguraikan manfaat sumber energi Belum Mampu menguraikan manfaat sumber energi Menguraikan 1 contoh manfaat sumber energi Menguraikan 2 contoh manfaat sumber energi Menguraikan lebih dari 2 contoh manfaat sumber energ Mampu menjelaskan ragam sumber energi alternatif belum mampu menjelaskan ragam sumber energi alternatif Menjelaskan 1 ragam sumber energi alternatif Menjelaskan 2 ragam sumber energi alternatif Menjelaskan 3 ragam sumber energi alternatif

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nama Kriteria 1 Kriteria 2 Deskripsi Amar Baik Cukup Mampu menguraikan 2 contoh manfaat sumber energi dan mampu menjelaskan 1 ragam sumber energi alternatif. Badu Perlu bimbingan Cukup Belum mampu menguraikan manfaat sumber energi tetapi mampu menjelaskan satu ragam sumber energi alternatif. Candra Sangat Baik Baik Mampu menguraikan lebih dari 2 contoh manfaat sumber energi serta dapat menjelaskan 2 ragam sumber energi alternatif. … … … … Zakariya Cukup Baik Mampu menguraikan 1 contoh manfaat sumber energi serta dapat menjelaskan 2 ragam sumber energi alternatif. Pengolahan hasil asesmen tujuan pembelajaran dapat disajikan seperti dalam tabel berikut

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Pengolahan hasil asesmen dari beberapa tujuan pembelajaran menjadi nilai akhir Nama : Sumatif Lingkup Materi 2 Sumatif Lingkup Materi 3 Sumatif Lingkup Materi 4 Nilai Akhir Sumatif Lingkup Materi 1 Asep Deskripsi (angka) Deskripsi (angka) Deskripsi (angka) Deskripsi (angka) Deskripsi (angka) Bisma Deskripsi (angka) Deskripsi (angka) Deskripsi (angka) Deskripsi (angka) Deskripsi (angka) Cecep Deskripsi (angka) Deskripsi (angka) Deskripsi (angka) Deskripsi (angka) Deskripsi (angka) ... ... ... ... ... ... Zayadi Deskripsi (angka) Deskripsi (angka) Deskripsi (angka) Deskripsi (angka) Deskripsi (angka) Mata Pelajaran : Kelas : Semester

Opsi Pengolahan Nilai Rapor: Rata- rata Pembobotan Persentase Opsi rata rata dipilih dengan ketentuan karakteristik materi pelajaran bersifat lepas pada tujuan pembelajarannya, dengan kata lain tujuan pembelajaran satu bukan menjadi dasar pengetahuan atau prasyarat untuk tujuan pembelajaran berikutnya. Opsi pembobotan dan persentase dipilih dengan ketentuan materi pembelajaran bersifat progresif, atau berkaitan langsung. Karakteristik materi pelajaran berkaitan, tujuan pembelajaran satu menjadi dasar pengetahuan atau prasyarat untuk tujuan pembelajaran berikutnya.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Pelaporan Hasil Belajar Pelaporan hasil penilaian atau asesmen dituangkan dalam bentuk laporan kemajuan belajar, yang berupa laporan hasil belajar. Laporan hasil belajar paling sedikit memberikan informasi mengenai pencapaian hasil belajar peserta didik. Satuan pendidikan perlu melaporkan hasil belajar dalam bentuk rapor . Laporan hasil belajar hendaknya bersifat sederhana dan informatif.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Komponen Minimal Rapor PAUD SD/MI, SMP/ MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK atau sederajat Identitas peserta didik, Nama satuan pendidikan, Kelompok usia, Semester/triwulan, Perkembangan dan pertumbuhan anak, Deskripsi perkembangan capaian pembelajaran, Deskripsi projek penguatan profil pelajar Pancasila, dan Refleksi orang tua. Identitas peserta didik, Nama satuan pendidikan, Kelas, Semester, Mata pelajaran, Nilai, Deskripsi, Catatan pendidik, Presensi, dan Kegiatan ekstrakurikuler.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Contoh Laporan Hasil Belajar (Rapor)

Bagaimana mekanisme kenaikan kelas dan kelulusan?

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Mekanisme Kenaikan Kelas Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan kriteria kenaikan kelas . Penentuan kenaikan kelas dilakukan dengan mempertimbangkan laporan kemajuan belajar yang mencerminkan pencapaian peserta didik pada semua mata pelajaran, projek penguatan profil pelajar Pancasila, dan ekstrakurikuler serta prestasi lain selama 1 (satu) tahun ajaran. Perlu diingat bahwa tidak menaikkan kelas adalah opsi terakhir . Jika satuan pendidikan memutuskan untuk tidak menaikkan kelas, satuan pendidikan perlu memberikan bentuk intervensi untuk membantu peserta didik agar dapat berkembang.

Mekanisme Kelulusan Laporan kemajuan hasil belajar mencerminkan pencapaian peserta didik pada semua mata pelajaran dan ekstrakurikuler serta prestasi lain pada: kelas V dan kelas VI untuk sekolah dasar atau bentuk lain yang sederajat; dan setiap tingkatan kelas untuk sekolah menengah pertama atau bentuk lain yang sederajat dan sekolah menengah atas atau bentuk lain yang sederajat. Ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan Ujian dapat dilaksanakan pada semester ganjil dan/atau semester genap pada akhir jenjang. Pelaksanaan ujian tidak harus dilaksanakan secara bersamaan untuk semua mata pelajaran. Bentuk ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan dapat berupa: portofolio; penugasan; tes t e K e r m t e u n t e l r i i a s n ; P e d nd i a d i k n a n / , a K e t b u a d a u y aan , Riset, dan Teknologi bentuk kegiatan lain yang

Kebijakan dan panduan dapat diakses pada laman: kurikulum.kemdikbud.go.id
Tags