PPT BUDIDAYA KELAPA SAWIT UNTUK PEMULA.pdf

FredinantoAmdRna 9 views 37 slides Sep 07, 2025
Slide 1
Slide 1 of 37
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37

About This Presentation

Materi Penyuluhan Pertanian


Slide Content

Budi Daya
Tanaman Kelapa Sawit


FREDINANTO, A.Md
BPP SUNGAI LALA
2025

2
Tanaman Kelapa Sawit (Elais guinensis Jack.)
Berasal dari :
Nigeria, Afrika Barat. Meskipun demikian, ada yang
menyatakan berasal dari Amerika Selatan yaitu Brazil.
Kenyataannya :
Tanaman kelapa sawit hidup subur di luar daerah asalnya,
seperti Malaysia, Indonesia, Thailand dan Papupa Nugini.

Bagi Indonesia, memiliki arti penting antara lain :
. Bagi pembangunan perkebunan nasional
. Menciptakan kesempatan kerja > meningkatkan
kesejahteraan masyarakat
. Sumber perolehan devisa negara

3
Karesteristik Varietas Unggul Kelapa Sawit Varietas KerapatanKecepatan PotensiProduksi TBSPotensiProduksi CPORendemenProduksi
(DxP) TanamanPertumbuhanProduksi TBSRata-rataHasil CPO Rata-rata MinyakMinyak Inti
(pohon/ha)(cm/tahun)(ton/ha/thn)(ton/ha/thn)(ton/ha/thn)(ton/ha/thn)(%) (ton/ha/thn)
Sungai Pancur I 143 40-55 32 25-28 7,6 6,5-7,3 23-26 0,49
Sungai Pancur II143 65-85 30 24-27 7,5 6,2-6,8 23-25 0,51
Dolok Sinumbah 130 65-85 31 24-27 7,7 6,0-6,7 23-25 0,56
Bah Jambi 130 65-85 32 22-24 7,4 5,7-6,2 23-26 0,62
Marihat 143 60-70 31 24-25 7,9 6,0-6,3 23-25 0,54
Avros 130 60-80 30 24-27 7,8 5,5-7,0 23-26 0,54
La Me 143 55-70 36 26-27 7,9 5,9-7,0 23-26 0,60
Yangambi 130 60-75 39 25-28 7,5 5,8-7,3 23-26 0,62
DxP = Persilangan varietas Dura dan varietas Pisifera

4
Morfologi Tanaman Kelapa Sawit
I. Bagian Vegetatif
a. Akar
Fungsi akar :
. Penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman
. Penyangga berdirinya tanaman

Berakar serabut, Perakaran sangat kuat tumbuh kebawah dan kesamping
membentuk akar : primer, sekunder,tertier dan kuarter

Akar primer tumbuh kebawah di dalam tanah sampai batas permukaan air
tanah
Akar sekunder, tertier dan kuarter tumbuh sejajar dengan permukaan air
tanah bahkan akar tertier dan kuarter menuju ke lapisan atas atau ke
tempat yang banyak mengandung zat hara.
Kedua akar ini (tertier dan kuarter) paling banyak ditemukan 2 – 2,5 m dari
pangkal batang, merupakan lokasi yang sesuai untuk penyebaran pupuk.

5
Morfologi Tanaman Kelapa Sawit …………
I. Bagian Vegetatif
b. Batang
Merupakan tanaman monokotil, yaitu batangnya tidak mempunyai
kambium dan umumnya tidak bercabang
Batang berfungsi sebagai penyangga tajuk serta menyimpan dan
mengangkut bahan makanan

c. Daun
Daun kelapa sawit mirip kelapa yaitu membentuk susunan daun
majemuk, bersirip genap dan bertulang sejajar.
Daun-daun membentuk satu pelepah yang panjangnya mencapai lebih
dari 7,5 – 9 m.
Fungsi daun sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis dan sebagai
alat respirasi, semakin luas permukaan daun atau semakin banyak jumlah
daun maka produksi akan meningkat karena proses fotosintesis akan
berjalan dengan baik

6
Morfologi Tanaman Kelapa Sawit …………
II. Bagian Generatif
a. Bunga
Merupakan tanaman berumah satu ((monoecious), artinya bunga jantan dan betina terdapat
dalam satu tanaman dan masing-masing terangkai dalam satu tandan.

b. Buah
Umumnya tanaman sudah berbuah dan dapat dipanen pertama pada umur 3,5 tahun mulai
dari penanaman biji kecambah di pembibitan. Atau pada umur 2,5 tahun mulai dari
penanaman di lapangan.

Secara anatomi buah kelapa sawit terdiri dari 2 bagian utama :
. Perikaprium (terdiri dari epikaprium dan mesokarpium)
. Biji (terdiri dari endokaprium, endosperm dan lembaga atau embrio )

Epikaprium : kulit buah yang keras dan licin
Mesokarpium : daging buah yang berserabut dan mengandung minyak
Endokaprium : tempurung berwarna hitam dan keras
Endosperm : kernel merupakan penghasil minyak inti sawit
Lembaga : bakal tanaman

7
Ekologi Kelapa Sawit
I. Iklim
Faktor iklim sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tandan kelapa sawit
Beberapa unsur iklim yang penting dan saling mempengaruhi adalah : curah hujan, sinar
matahari, suhu, kelembapan udara dan angin.

a. Curah Hujan : 2000 – 2500 mm/tahun dengan distribusi merata sepanjang tahun tanpa
bulan kering yang berkepanjangan. Bila tanah dalam keadaan kering, akar tanaman sulit
menyerap mineral dalam tanah

b. Sinar matahari
Sinar matahari diperlukan untuk memproduksi karbohidrat dan memacu pembentukan
bunga dan buah. Untuk itu intensitas, kualitas dan lama penyinaran amat berpengaruh.
Lama penyinaran optimum 5 – 7 jam/hari

c. Suhu
Suhu yang optimum yakni 24 – 28° C’

d. Kelembapan udara dan angin
Kelembapan optimum adalah 80%
Kecepatan angin 5 – 6 km/jam

8
Ekologi Tanaman Kelapa Sawit …………
II. Tanah
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh di berbagai jenis tanah seperti : podsolik,
latosol, hidromorfik kelabu, alluvial atau regosol. Namun kemampuan produksi
kelapa sawit pada masing-masing jenis tanah tersebut tidak sama.

Ada dua sifat fisik utama tanah sebagai media tumbuh yaitu :
1. Sifat fisik tanah
Tanah gembur, subur, berdrainase baik, permeabilitas sedang, dan mempunyai
solum yang tebal sekitar 80 cm tanpa lapisan padas. Tekstur tanah ringan dengan
dengan kandungan pasir 20-60%, debu 10-40%, dan liat 20-50%. Topografi yang
dianggap cukup baik adalah areal dengan kemiringan 0-15°, hal ini akan
memudahkan pengangkutan buah dari pohon ke tempat pemungutan hasil atau
dari perkebunan ke pabrik pengolahan

. Sifat kimia tanah
pH optimum 5 - 5,5. Tanah yang memiliki pH rendah dapat dinaikkan dengan
pengapuran tetapi membutuhkan biaya yang tinggi

9
Jenis-Jenis Bibit Tanaman Kelapa Sawit
I. Benih dan bibit liar
a. Ciri-ciri fisik biji atau kecambah liar
. Tempurung bijinya tipis
. Banyak mengandung serabut, permukaanya kasar dan kotor karena pengupasannya tidak
dilakukan dengan benar.
. Panjang radicula (calon akar) dan plumula (calon batang) tidak seragam
. Persentase kematian dari biji/kecambah cukup besar karena sebelumnya biji tidak
direndam dalam fungisida

b. Ciri-ciri fisik bibit liar
. Pertumbuhan bibit tidak seragam
. Persentase pertumbuhan bibit yang abnormal cukup tinggi
. Bibit terlihat kurus karena endosperm yang berisi cadangan makanan berukuran kecil
. Lebih mudah terserang hama penyakit

b. Ciri-ciri fisik tanaman yang berasal dari bibit liar
. Banyak dijumpai tanaman yang tumbuh abnormal
. Pertumbuhannya tidak seragam baik tinggi, besar batang maupun lebar tajuk
. Produksi per tanaman sangat bervariasi, yaitu sekitar 25% tidak berbuah, 50% berbuah
dengan rendemen minyak rendah dan kemungkinan 25% berbuah baik

10
Jenis-Jenis Bibit Tanaman Kelapa Sawit ………..
II. Benih unggul
Beberapa ciri yang dapat digunakan untuk menandai kecambah yang
dikategorikan baik dan layak untuk ditanam anatar alain sbb :
. Warna radikula kekuning-kuningan, sedangkan plumula keputih-putihan
. Ukuran radikula lebih panjang dari pada plumula
. Pertumbuhan radikula dan plumula lurus dan berlawanan arah
. Panjang maksimum radikula 5 cm, sedangkan plumula 3 cm

Berdasarkan SK. Mentri Pertanian Nomor
KB.320/261/Kpts/5/1984, Pusat Penelitian Marihat, Balai Penelitian
Perkebunan Medan, PT. Socfin Indonesia dan PT.PP. London Sumatra
Indonesia ditunjuk sebagai sumber dan produsen benih unggul kelapa
sawit

11
Jenis-Jenis Bibit tanaman Kelapa Sawit ………..
III. Benih kultur jaringan
Teknologi kultur jaringan (tissue culture) merupakan satu cara untuk
mendapatkan klon kelapa sawit dengan perlakuan khusus dari bahan
biakan yang berupa jaringan muda (daun muda/janur, atau ujung akar)

Tujuan :
. Alternatif untuk meningkatkan produksi minyak dari 5-6 ton/ha/tahun
menjadi 7-9 ton/ha/tahun atau 32-40 ton TBS/ha/tahun
. Mengatasi kesulitan perbanyakantanaman kelapa sawit secara
konvensional (dengan menggunakan biji)
. Mengatasi masalah perkecamabahn terutama pada jenis-jenis atau
varietas yang agak sulit di kecambahkan
. Meningkatkan keseragaman tanaman sehingga akan mengurangi variasi
produksi termasuk rendemen minyak
. Mempercepat waktu pemanenan

12
Perawatan Tanaman
1. Penyulaman
2. Penanaman tanaman sela
3. Pemberantasan gulma
4. Pemangkasan
5. Pemupukan
6. Kastrasi
7. Penyerbukan buatan

13
Perawatan Tanaman …………
1. Penyulaman
Penyulaman bertujuan mengganti tanaman yang mati atau
pertumbuhannya yang kurang baik dengan tanaman yang
baru
Hal ini disebabkan oleh :
. Penanaman yang kurang teliti
. Kekeringan
. Terendam air
. Terserang hama dan penyakit

Saat yang baik untuk melakukan penyulaman adalah pada
musim hujan

14
Perawatan Tanaman …………
2. Penanaman tanaman sela
Disela tanaman kelapa sawit yang masih muda dapat
ditanami tanaman sela, dengan jenis tanaman berumur
pendek dan tidak mengganggu tanaman pokok seperti
sayuran dan palawija.

Penanaman tanaman sela dapat mengurangi biaya
pemeliharaan bahkan dapat menambah penghasilan

15
Perawatan Tanaman …………
3. Pemberantasan gulma
Gulma yang tumbuh disekitar bibit atau tanaman harus diberantas sebab
dapat merugikan tanaman pokok, bahkan menurunkan produksi

Gulma menjadikan tanaman pokok berkompetisi dalam memperoleh air,
unsur hara, cahaya maupun CO2, selain itu gulma dapat berperan
sebagai tanaman inang bagi hama dan penyakit.

Ada 3 cara pemberantasan gulma yakni :
1. Mekanis (manual)
2. Kimiawi
3. Biologis

16
Perawatan Tanaman …………
4. Pemangkasan
Pemangkasan atau disebut juga penunasan adalah pembuangan daun-
daun tua atau yang tidak produktif pada taaman kelapa sawit

Tujuan pemangkasan sbb :
. Memperbaiki sirkulasi udaradi sekitar tanaman sehingga dapat
membantu proses penyerbukan secara alami
. Mengurangi penghalangan pembesaran buah dan kehilangan brondolan
buah terjepit pada pelepah daun
. Membantu dan memudahkan pada waktu panen
. Mengurangi perkembangan epifit
. Agar proses metabolisme tanaman berjalan lancar, terutama proses
fotosintesisdan respirasi

Pelepah daun yang menghasilkan bunga atau buah disebut pelepah
penyangga sedangkan pelepah yang tidak menghasilkan bunga atau
buah disebut pelepah kosong

17
Perawatan Tanaman …………
5. Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menambah ketersediaan unsur hara di dalam tanah terutama
agar tanaman dapat menyerapnya sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan
produktivitas tanaman

Kekurangan atau defisiensi unsur hara tanaman dapat diketahui dari gejala-gejala yang
tampak pada tanaman
Contoh :
1. Tanaman kekurangan magnesium daun tua akan menguning secara merata tetapi tulang
daun tetap berwarna hijau
2. Tanaman kekurangan boron, daun yang baru muncul bentuknya kerdil dan berkerut


Pemberian pupuk harus memperhatikan beberapa hal :
. Daya serap akar tanaman
. Cara pemberian dan penempatan pupuk
. Waktu pemberian
. Jenis dan dosis pupuk

18
Perawatan Tanaman …………
Pemberian pupuk harus memperhatikan beberapa hal :
a. Cara pemberian dan penempatan pupuk
. Bersihkan terlebih dahulu piringan dari rumput, alang-alang
dan kotoran lain
. Pada areal datar semua pupuk di tabur merata mulai 0,5 m
dari pohon sampai pinggir piringan (2–2,5 m). Rock Phospate
ditaburkan diluar piringan diatas penutup tanah
. Pada areal yang berteras semua pupuk di tabur merata
pada piringan kurang lebih 2/3 dari dosis di bagian teras
dekat dinding bukit sisanya 1/3 bagian diberikan pada bagian
luar teras

19
Perawatan Tanaman …………
Pemberian pupuk harus memperhatikan beberapa hal :
b. Waktu pemupukan
Pada saat musim penghujan yaitu pada saat keadaan tanah berada dalam kondisi yang
sangat lembap tetapi tidak sampai tergenang air

Berdasarkan rekomendasi pemupukan setempat :
Contoh :
TBM I : 2 – 3 bulan sekali
TBM II & III: 6 bulan sekali
N dapat diberikan sebanyak ¾ bagian pada saat menjelang (awal) musim hujan dan ¼
bagian lagi diberikan pada saat akhir musim hujan.
P dan K dapat diberikan sebanyak ¼ bagian pada saat menjelang (awal) musim hujan dan
¾ bagian lagi diberikan pada saat akhir musim hujan.
Mg dapat diberikan sebanyak 2/3 bagian pada saat menjelang (awal) musim hujan dan 1/3
bagian lagi diberikan pada saat akhir musim hujan.
Bo dapat diberikan sebanyak 1/2 bagian pada saat menjelang (awal) musim hujan dan 1/2
bagian lagi diberikan pada saat akhir musim hujan.

TM : 2 X setahun diberikan menjelang dan akhir musim hujan.

20
Perawatan Tanaman …………
Pemberian pupuk harus memperhatikan beberapa hal :
c. Jenis dan dosis pupuk (disesuaikan dengan umur tanaman, jenis tanah
dan waktu pemberian)

Umur
Tanaman (bulan)ZA/Urea TSP KCL Kieserite Bo
0 0 0,50 0 0 0
1 0,10 0 0 0 0
3 0,25 0 0,15 0,15 0
5 0,25 0 0,15 0,15 0
8 0,25 0,50 0,25 0,15 0,02
12 0,25 0 0,25 0,15 0
16 0,50 0,50 0,50 0,25 0,03
20 0,50 0 0,50 0,25 0
24 0,50 0 0,50 0,25 0,05
28 0,75 1,00 0,75 0,25 0
32 0,75 0 0,75 0,25 0
Umur
Tanaman (tahun)ZA/Urea TSP MOP Kieserite
3 s/d 5 0,5-1,0 0,5-1,0 0,25-0,5 0,5-1,0
6 s/d 12 0,5-1,0 1,0-2,0 0,75-1,5 0,5-1,0
> 12 0,75-1,5 0,5-1,0 0,75-1,0 0,25-0,75
Dosis Pupuk (kg/pohon)
Dosis Pupuk (kg/pohon)

21
Rekomendasi Pemupukan berdasarkan Kesuburan Tanah
(Memet Hakim, 2007) Umur/thn N P K Mg B (gr)Kompos (ton)
2,5* - 5*1,5-2,0-2,50,75-1-12-2-2,50,5-0,5-115-15-155*-5*-5*
6* - 10*2*-2*-2*0,75-1-0,52-2,5-20,75-1-0,750 5*-5*-5*
>10* 2-2,5-2,50,75-1-12-2,5-30,75-1-15gr0 5*-5*-5*
Keterangan :
1. N yang digunakan adalah Urea atau ZA
2. P yang digunakan adalah SP 36
3. K yang digunakan adalah KCl 60%
4. Mg yang digunakan adalah Kieserite 26%, dapat diganti dengan Dolomit 18 – 22%
5. B yang digunakan adalah HGF Borate 46%

22
Pengaruh Pemupukan & Produksi TBS (8 – 15 thn) Kg/PohonKg/Ha (130 pohon)Ton/Ha/Thn
1 130 10
2 260 12
3 390 14
4 520 16
5 650 18
6 780 20
7 910 22
8 1,040 24
9 1,170 26
10 1,300 28
11 1,430 30
12 1,560 32

23
Gejala Defisiensi Unsur Hara Tanaman Kelapa Sawit
Perawatan Tanaman …………
Defisiensi Gejala Pada Tanaman
Nitrogen (N)




Fospor (P)






Kalium (K)
- Warna daun menjadi kuning pucat
- Pada kondisi buruk jaringan daun menjadi kering dan mati
- Helaian daun menjadi pendek dan keras
- Pertumbuhan tanaman terhambat dan kerdil

- Warna daun hijau tua dan permukaannya terlihat mengkilap kemerah-merahan dan
daun berbentuk pendek-pendek
- Bagian tepi daun, cabang, dan mengecil dan berwarna merah keunguan dan lambat
laun berubah menjadi kuning
- Tanaman lambat berbuah
- Kualitas biji dan buah jelek, kecil dan cepat masak

- Daun tua akan mengkerut atau keriting
- Timbul bercak kuning transparan pada daun dan berubah merah kecoklatan serta
mengering seperti hangus terbakar
- Rentan terhadap penyakit
- Ukuran buah kecil-kecil dan cepat rusak atau membusuk

24
Gejala Defisiensi Unsur Hara Tanaman Kelapa Sawit
Perawatan Tanaman …………
Defisiensi Gejala Pada Tanaman
Besi (Fe)




Kalsium (Ca)




Magnesium (Mg)
- Warna disekitar tulang daun kuning terang serta klorosis terutama pada daun
muda, tetapi tulang daun tetap hijau
- Pertumbuhan & perkembangan tanaman terhambat
- Akan banyak daun pucuk yang gugur dan mati

- Tepi daun banyak banyak timbul gejala klorosis dan menjalar ke tulang daun
- Kuncup daun yang masih muda sering mengalami kematian
- Kondisi yang berat jaringan daun akan kering dan mati
- Pembentukan perakaran kurang sempurna

- Timbul klorosis pada tepi daun yang sudah tua
- Daun kecoklat-coklatan dan merah keungu-unguan
- Pada kondis yang berat daun tua akan menguning secara merata tetapi
tulang daun berwarna hijau
- Sering terjadi jaringan yang mati pada sisi pinggir helaian daun sampai ke
masing-masing anak daun

25
Gejala Defisiensi Unsur Hara Tanaman Kelapa Sawit
Perawatan Tanaman …………
Defisiensi Gejala Pada Tanaman
Sulfur (S)



Mangan (Mn)




Tembaga (Cu)


Seng (Zn)


Boron (B)
- Pertumbuhan terhambat, pendek, kurus dan kerdil
- Daun muda berwarna kuning dan terkadang tidak merata
- Secara umum gejalanya menyerupai defisiensi nitrogen

- Tanaman kerdil dan daun hijau kekuning-kuningan bahkan kemerah-merahan, tetapi
tulang daun tetap hijau
- Kondisi yang berat jaringan daun akan kering dan mati
- Pembentukan biji tidak sempurna

- Daun menjadi klorosis dan bagian ujungnya berwarna putih
- Pada kondisi parah tanaman akan layu dan mati

- Daun kekuning-kuningan bahkan kemerah-merahan terutama oada daun yang agak tua
- Kondisi parah daun dan pelepah mengering sehingga dapat menyebakan kematian

- Pertumbuhan tajuk mengeriting atau membelok
- Ujung pelepah melingkar dan membuka
- Daun yang baru muncul bentuknya kerdil dan berkerut
- Kuncup daun muda sulit membuka dan pelayuannya cepat

26
Perawatan Tanaman …………
6. Kastrasi
Kastrasi adalah pemotongan atau pembuangan secara
menyeluruh bunga jantan maupun bunga betina sebelum
areal tsb di polinasi (penyerbukan buatan).

Kastrasi dilakukan sejak tanaman mengeluarkan bunga yang
pertama (umur 12 bulan setelah tanam) setiap bulan, sampai
tanaman berumur 33 bulan atau selambat-lambatnya 6 bulan
sebelum panen pertama.

Kastrasi bertujuan untuk merangsang pertumbuhan vegetatif
dan menghilangkan sumber infeksi hama dan penyakit

27
Perawatan Tanaman …………
7. Penyerbukan buatan (Polinasi)
Penyerbukan alami dinilai kurang menguntungkan karena
jumlah buah yang dihasilkan lebih sedikit, selain itu untuk
membantu penyebukan alami yang terganggu karena jumlah
bunga jantan kurang atau musim hujan yang panjang

Penyerbukan dapat dilakukan dengan 2 cara :
1. Penyerbukan dengan bantuan manusia
2. Penggunaan serangga penyerbuk kelapa sawit (SPKS)

28
Hama dan Penyakit
A. Hama
1. Nematoda
2. Tungau
3. Ulat api
4. Ulat kantong
5. Belalang
6. Kumbang malam
7. Kutu daun
8. Penggerek tandan buah
9. Tikus
10. Babi hutan
11. Gajah

29
Hama dan Penyakit
B. Penyakit
1. Penyakit daun bibit muda (anthracnose)
Gejala :
Terdapat bercak-bercak dikelilingi warna kuning yang
merupakan batas antara bagian daun yang sehat dan yang
terserang. Gejala lain yang tampak adalah adanya warna
coklat dan hitam diantara tulang daun

Penyebab :
Jamur Melanconium elaedis, Glomerella singulata, dan
Botryodiplodia palmarum

30
Hama dan Penyakit
B. Penyakit
2. Penyakit akar (blast disease)
Gejala :
Akar menjadi lunak dan jika dibelah akan terlihat jaringan
antara bekas pembuluh pusat dan hipodermis hancur.
Daun bibit menjadi kusam berwarna kekuning-kuningan yang
dimulai dari bagian ujung daun, daun menjadi layu, dan akan
berubah warna menjadi kuning cerah dan timbul bercak-
bercak

Penyebab :
Jamur Rhyzoktonia lamellifera dan Phytium sp

31
Hama dan Penyakit
B. Penyakit
3. Penyakit tajuk (crown disease)
Gejala :
Helai daun mulai dari pertengahan sampai ujung pelepah kecil-kecil
sobek atau tidak ada sama sekali.
Pelepah yang bengkok dan tidak berhelai daun merupakan gejala yang
cukup serius.
Jaringan yang terinfeksi pada pelepah yang tidak membuka berwarna
coklat kemerah-merahan.
Gejala ini tampak pada tanaman yang berumur 2-4 tahun

Penyebab :
Penyebab yang pasti belum diketahui, tetapi kemungkinan faktor fisiologis
tanaman atau faktor genetis. Namun tingkat serangan ditentukan oleh
faktor keturunan

32
Hama dan Penyakit
B. Penyakit
4. Penyakit busuk pangkal batang (basal stem rot atau ganoderma)
Gejala :
Pelepah daun tampak layu dan berwarna pucat, selanjutnya daun akan
mengalami nekrosis yang dimulai dari bagian daun paling tua hingga
menyebar ke bagian daun yang lebih muda, selanjutnya pelepah daun
akan patah dan menggantung
Daun tombak (pupus) yang baru muncul tidak membuka dan berkumpul
lebih dari 3 helai.
Dalam kondisi serangan yang berat, setelah 6 -12 bulan muncul gejala
serangan pada daun, pangkal batang menghitam dan keluar getah pada
bagian yang terinfeksi sehingga tanaman akan tumbang dan mati

Penyebab :
Jamur Ganoderma applanatum, Ganoderma lucidum pseudofferum,
jamur ini akan menular ke tanaman yang sehat jika akarnya
bersinggungan dengan tunggul-tunggul pohon yang sakit

33
Hama dan Penyakit
B. Penyakit
5. Penyakit busuk batang atas (upper stem rot)
Gejala :
Warna daun yang terbawah berubah dan akhirnya mati.
Keadaan ini berkembang terus sampai kuncup daun terserang dan
selanjutnya terjadi pembusukan pada batang.
Batang yang membusuk, sekitar 2 m diatas tanah akan berwarna coklat
ke abu-abuan

Penyebab :
Jamur Fomex noxius. Penyakit ini berhubungan erat dengan defisiensi
unsur K dan infeksi melalui spora pada saat pemangkasan

34
Hama dan Penyakit
B. Penyakit
6. Penyakit busuk kering pangkal batang (dry basal rot)
Gejala :
Tandan buah membusuk, pembentukan bunga terhambat, diikuti dengan
patahnya pelepah daun bagian bawah, akhirnya tanaman kering dan
mati.
Jamur ini menyerang melalui akar atau bekas luka akibat pemangkasan,
masuk kedalam kortek menuju ke pangkal batang.
Tanaman yang berumur 4-10 tahun lebih peka terhadap penyakit ini dan
2-3 tahun kemudian setelah terkena penyakit, tanaman dapat mati.

Penyebab :
Jamur ceratocystis paradoxa

35
Hama dan Penyakit
B. Penyakit
7. Penyakit busuk kuncup (spear rot)
Gejala :
Jaringan pada kuncup (spear) membusuk dan berwarna
kecoklat-coklatan. Setelah dewasa, kuncup akan bengkok
dan melengkung.

Penyebab :
Belum diketahui

36
Hama dan Penyakit
B. Penyakit
8. Penyakit garis kuning (patch yellow)
Gejala :
Pada daun yang terserang tampak bercak-bercak lonjong berwarna
kuning dan ditengahnya terdapat warna coklat.
Penyakit ini sudah menyerang pada saat bagian ujung daun belum
membuka dan akan menyebar ke helai daun lain yang telah terbuka pada
pelepah yang sama.
Daun yang terserang akan kering dan gugur

Penyebab :
Jamur Fusarium axysporum. Penyakit ini menyerang tanaman yang
mempunyai kepekaan tinggi dan disebabkan oleh faktor turunan

37
Hama dan Penyakit
B. Penyakit
9. Penyakit busuk tandan (bunch rot)
Gejala :
Penyakit busuk tandan menyerang tanaman yang berumur 3-10 tahun. Pada
awalnya jamur akan membentuk benang-benang (miselium) berwarn aputih
mengkilap yang banyak menutupi kulit buah terutama 2-4 bulan setelah anthesis.
Setelah menyerang buah disekitar pangkalnya selanjutnya akan menyerang
daging buah (mesocarp).
Perikarpnya menjadi lembek dan busuk sehingga warna buah berubah menjadi
kecoklatan dan berubah lagi menjadi kehitam-hitaman.
Jika terjadi hal tsb seluruh tandan akan mengalami pembusukan

Penyebab :
Jamur Marasmius palmivorous sharples. Jamur ini menyerang buah yang matang
dan dapat menembus daging buah, sehingga menurunkan kualitas minyak sawit.
Penyakit ini sering terjadi pada permulaan panen akibat polinasi yang tidak
sempurna