PPT Distomatosis.pptx mantul mantap betul

ahmadsyarifuddin38 0 views 9 slides Sep 15, 2025
Slide 1
Slide 1 of 9
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9

About This Presentation

mantap


Slide Content

Hepatic Distomatosis pada Sapi F ascioliasis , Liver rot, Fluke disease, Peyakit cacing hati Disusun Oleh : Sri Wening Kurniajati (19/451479/KH/10398) A.2019.2 Pembimbing : Dr. drh . Guntari TM, MP. Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada 2020

Pengertian Fasciolosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh parasite cacing trematoda yang menyerang hepar dan saluran empedu . Penyakit ini tersebar di seluruh Indonesia dan banyak menyerang hewan seperti sapi , kerbau , domba , dan kambing , serta dapat menyerang pada rusa dan kelinci Prevalensi penyakit pada ruminant besar mencapai 60%, pada domba 20% Meyebabkan kerugian berupa g angguan pertumbuhan , penurunan BB, hilangnya karkas / hati yang rusak , penurunan produksi susu , dan kematian ternak

Etiologi Penyakit distomatosis disebabkan oleh parasite cacing trematoda seperti Fasciola gigantica maupun F asciola hepatica. Morfologi Bentuk pipih seperti daun Tidak terdapat rongga tubuh Memiliki kutikula seperti duri Telur cacing berbentuk oval, dinding halus , memliki operculum di salah satu kutubnya Bersifat hematopagus ( pemakan darah ) Taksonomi cacing hati Kingdom : Animalia Filum : Platyhelmintes Kelas : Trematoda Ordo : Digenea Family : Fasciolidae Genus : Fasciola Spesies : - Fasciola hepatica - Fasciola gigantica

F asciola gigantica - ditemukan didaerah beriklim tropis (Asia Tenggara) - cacing berukuran 25-75 x 3-12 mm - memiliki pundak sempit - ujung posterior tumpul - ovarium lebih panjang dengan banyak cabang - telur berukuran 160-196 x 90-100 mm - HI : siput amphibi ( Lymnea trucantula , H. tomentosa ) Fasciola hepatica - ditemukan didaerah beriklim sedang (Australia, Eropa , Amerika ) - cacing berukuran 20-30 x 10 mm - pmemiliki pundak lebar - ujung posterior lancip - telur berukuran 130-148 x 60-90 mm - HI : siput akuatik ( L. rubuginosa , L. auricula ) Perbedaan Morfologi

T elur akan menetas apabila berada dalam air dan cukup cahaya , telur yang sudah menetas menghasilkan miracidium bersilia Miracidium hanya hidup dalam waktu singkat (24 jam) untuk mencari induk semang yaitu siput . Setelah 36 jam di dalam tubuh siput setiap miracidium berkembang menjadi sebuah sporokista Setelah 10 hari tubuh siput terinfeksi sporokista akan tumbuh manjadi redia Pada hari ke 25 redia menghasilkan cercaria yang kemudian akan meninggalkan siput Selanjutnya cercaria berubah menjadi kista disebut metacercaria . metaserkaria menjadi cacing dewasa berlangsung 2-3 hari Kemudian tumbuh dan berkembang di saluran empedu dan hepar Siklus Hidup C acing Fasciola sp . mengalami siklus hidup mulai dari telur , mirasidium , sporokista , cercaria , metacercaria , cacing dewasa .

Faciola spp , hidup di dalam tubuh ternak yang terinfeksi sebagai parasit di dalam saluran empedu . Hidup dari cairan empedu , merusak sel-sel epitel , dinding empedu untuk mengisap darah penderita . Cacing dewasa dianggap sebagai pengisap darah yang setiap ekornya mampu menghabiskan 0,2 ml darah setiap hari . Gejala akut Migrasi cacing muda didalam jaringan hati Kerusakan jaringan hati Ternak lemah Nafas pendek Gangguan pencernaan Anemia Patogenesis Gejala kronis Anemia Ternak lesu dan lemah Anoreksia dan kurus Cepat lelah Membran mukosa pucat Diare Edema di rahang bawah ( bottle jaw ) Ikhterus Gejala Klinis

Gejala Klinis USG Diagnosa laboratorium : Pemeriksaan feses , biopsy hepar , dan uji serologi (ELISA: deteksi antibody dan antigen, Western blotting: mengetahui pita protein) Nekropsi : pembendungan dan pembengkakan hati , bercak-bercak warna merah baik di permukaan sayatan maupun di sayatannya , kantung empedu dan usus mengadung darah , dinding empedu dan saluran empedu menebal , hidrotoraks , hiperperikardium , degenarasi lemak dan sirosis hati Diagnosa Hepatitis Migrasi intrahepatic larva Taenia hydatigena Bovine paratubercular enteritis Diagnosa Diagnosa banding

Pengobatan Pemberian Anthelmetik Nitroxinil dosis 10 mg/kg untuk sapi , kerbau , domba ( diulang 8-12 mg) Rafoxanide dosis 10 mg/kg untuk domba , 10-15 mg/kg untuk sapi Mebendazol dosis 100 mg/kg Closantel dan Rafoxanide dengan dosis masing-masing 7,5 mg/kg BB dan 10 mg/kg BB Fenbendazol dan Clorsulon dengan d osis 25mg/kg BB dan dosis 35mg/kg BB Pencegahan Pemberian obat cacing secara berkala Menghindari peggembalaan di pagi hari Pemberian pakan jerami dikeringkan terlebih dahulu Pemeliharaan itik ( bebek ) di lahan sawah Pegendalian populasi siput , Mengeringkan tempat-tempat berair yang tidak diperlukan sehingga siput-siput mati kekeringan Infeksi pada manusia di daerah endemi dapat dicegah dengan tidak makan sayuran mentah dan memasak daging hingga matang Pengobatan dan Pencegahan

TERIMA KASIH
Tags