PPT dr. Irfan dalam webinar selama pandemi.pptx

shinta120237 7 views 65 slides Oct 26, 2025
Slide 1
Slide 1 of 65
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50
Slide 51
51
Slide 52
52
Slide 53
53
Slide 54
54
Slide 55
55
Slide 56
56
Slide 57
57
Slide 58
58
Slide 59
59
Slide 60
60
Slide 61
61
Slide 62
62
Slide 63
63
Slide 64
64
Slide 65
65

About This Presentation

Kesehatan reproduksi


Slide Content

Kesehatan Reproduksi W anita

Pendidikan : Konsultan Reproduksi Fertilitas & Endocrinology, FK UGM 2012 Spesialis Obstetri & Gynekologi, FK UNHAS 2008 Pekerjaan : Staff Obgyn RSUD Abd. Moeis Samarinda, RS Hermina & RS Siaga Samarinda Dosen Luar Biasa FK UNMUL Samarinda d r. IRFAN, Sp.OG KFER

Keadaan sehat fisik, psikis { mental} dan sosial secara utuh tdk semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam suatu yang berkaiatan dengan system reproduksi fungsi dan prosesnya {WHO} Keadaan sehat menyeluruh mencakup fisik, mental, dan kehidupan sosial yg berkaitan dengan alat , fungsi, serta proses reproduksi yang bebas dari penyakit sehingga memiliki kehidupan seksual yg aman dan memuaskan sebelum dan sesudah menikah {depkes RI,2000}

Menjamin setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan reproduski yg bermutu, aman dan dapat dipertanggung jawabkan. Menjamin kesehatan perempuan dalam usia reproduksi yang mampu melahirkan generasi yang sehat berkualitas yang nantinya berdampak pada penurunan AKI PP No.71 tahun 2014

Kewenangan yang melekat pada diri sendiri untuk melakukan atau tidak melakukan memperoleh atau tdk memperoleh sesuatu. Reproduksi adalah menghasilkan kembali atau kemampuan perempuan untuk menghasilkan keturunan secara berulang Memastikan informasi yg menyeluruh dan faktual serta beragam tentang pelayanan terhadap pemelihraaan kesehatan reproduksi, ketersediaannya, keterjangkauannya, dan dapat di terima serta cocok untuk semua. Hak kesehatan Reproduksi

Fisiologi haid

HAID NORMAL SIKLUS 24 – 35 hari LAMA 3 – 7 hari JUMLAH 30 - 80 ml 14 OV 3 - 7 14 S 10 14 28 OV 2 4 OV 2 1 14 3 5 OLIGOMENORE siklus > 35 hari AMENORE tidak haid > 3 siklus atau > 6 bluan

Bagaimana Kehamilan Terjadi ? PEMBUAHAN TELUR 1 BULAN 1 BIJI 1 HARI IMPLANTASI 6 – 7 Hari Pasca Ovulasi Sperma : + 2 x 24 jam di servik

INFERTILITY FACTORS INFERTILITY FACTORS : AGE MATERNAL DURATION/LENGTH OF INFERTILITY LIFE STYLE SOCIAL ECONOMIC SPERM OVULATION TUBE & PERITONEUM CERVIX UTERUS Treatment : Medical Surgical Combination ART PREGNANCY

UMUR (WANITA) - KESUBURAN % Fertilitas maksimum Angka Kejadian Abortus (%) 100 80 60 40 20 50 40 30 20 10 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 % Fertilitas maksimum Angka kejadian Abortus (%) Frits marc A and Leon Speroff . Clinical Gynecologic Endocrinology and Infertility . Ed. VIII TH. Lippincott Williams & Wilkins Philadelphia (2011) 20 Kurun Reproduksi Sehat 30 35 40

LAMA INFERTILITAS % Pasutri 90 80 70 60 50 40 30 20 10 6 12 18 24 Bulan dari awal Pemeriksaan 1 – 2 tahun 2 – 3 tahun 3 – 5 tahun > 5 tahun Cedars Marcele. Infertility : Practical Pathways in Obstetrics & Gynecology. Mc Graw Hill. San Fransisco, 2005. p : 305 - 320 ANGKA KEHAMILAN KUMULATIF – LAMA INFERTILITAS

FREKUENSI SANGGAMA OV 10 - 2 1 14 3 5 F 1 BULAN 1 TELUR 1 HARI FREKUENSI SANGGAMA YANG DIANJURKAN 2 – 3 HARI DALAM 1 MINGGU

EMOSI - KESUBURAN 1. PROD. SPERMA DAN TELUR  KONTRAKSI SALURAN TELUR TERGANGGU “BOSAN”, FREK. SANGGAMA 

OBESITAS - KESUBURAN WANITA OBES 43 % SULIT HAMIL BB  10 %  KESUBURAN  40 % POLA MAKAN OLAH RAGA * * Olah raga berlebihan / dengan beban mental  menurunkan kesuburan PEMERIKSAAN : Tol. Glukose Tekanan darah Berat badan Profil Lemak (Triglicerida, LDL, HDL) SINDROMA METABOLIK DIATASI WASPADA

Sehari : Kopi < 1 cangkir Teh < 7 cangkir Kesuburan Pria  : - Alkohol / Narkoba , - Seks Bebas 60 % Infertil Hasil Bayi tabung  Cacat bawaan  AWAS : Perokok Pasif LINGKUNGAN KERJA AWAS Obat anti : Nyeri saat masa subur Epilepsi Kanker GAYA HIDUP - KESUBURAN

1. Vulvitis Bartholinitis / Bartholin ’ s cyst 2 . Vaginitis 3. Cervicitis 4. Pelvic inflammatory disease (PID) Genital tuberculosis Sexually transmitted diseases (STD)

Etiology Specific organisms or non-infective dermatitis Irritation from vaginal discharge or menses Lack of vulvar hygiene Glycouria

Marsupialization for preservation of the gland function Excision for recurrent cases Bartholin’s Cyst

Trichomonal vaginitis Candidal Vulvovaginitis Bacterial Vaginosis (BV) Senile vaginitis Infantile vulvovaginitis Vaginitis

Treatment of sexual partner?

Chronic Inflammation of the Cervix

Pelvic Inflammatory Disease (PID) Infection of the upper genital tract Terms: Endometritis Salpingitis Oophoritis Myometritis Pyosalpinx Hydrosalpinx Peritonitis Tubal ovarian abscess (TOA)

Etiology Pathogens that are sexually transmitted 1) Neisseria gonorrhoeae : in USA, 40-50% cases of PID 2) Chlamydia trachomatis : in USA, 10-40% cases of PID The two pathogens may account for 2/3 of the PID 3) Mycoplasma Recovered from the pus in 2-20% cases of salpingitis Endogenous bacteria 1) Aerobic: streptococci, staphylococci, Escherichia coli 2) Anaerobic: Bacteroides fragilis , peptococcus , peptostreptococcus

KANKER SERVIKS

Di dunia : keganasan terbanyak II pada wanita Penyebab kematian terbanyak di negara berkembang . Di Indonesia : urutan teratas dari 10 jenis kanker ginekologi Tahun 2000  200.000 wanita meninggal 400.000 kasus baru ditemukan , 80% di negara berkembang Kanker serviks berkembang perlahan-lahan dari NIS menjadi kanker invasif  pap smir teratur memungkinkan diagnosis pada stadium preinvasif yang masih mudah diobati .

Di negara berkembang karena faktor budaya dan kurangnya pendidikan pada masyarakat  s krining sulit dilakukan sehingga :  menyulitkan diagnosis dini  datang dengan stadium lanjut J enis kanker ganas pertama yang berhasil diobati

Umur rata-rata untuk kanker serviks invasif : 50 thn Karsinoma in situ : 35 tahun.  Perbedaan umur dengan periode laten INSIDENS Sama dengan NIS Epidemiologis = PMS FAKTOR RISIKO

48 TUMOR JINAK KORPUS UTERI

50 Etiologi: Umur : jarang < 20 tahun Terutama usia 35 – 45 tahun Utamanya pada nullipara atau wanita infertil Banyak ditemukan pada wanita negro Dianggap sebagai reaksi fibromuskuler terhadap tekanan mekanik pada dinding miometrium Dihubungkan dengan rangsangan estrogen yang berlebihan  kurang dianut karena sebagian besar ditemukan setelah menopause & tidak mengalami atropi setelah menopause

52 Gejala : Menoragi yang berlangsung secara bertahap & progresif  anemia Dismenorea spasmodik Perdarahan terus menerus bila terjadi ulserasi pada permukaan tumor, perubahan sarkomatosa, kehamilan dan karsinoma Gejala penekanan oleh tumor  rasa berat pada panggul Sal. Pencernaan : dispepsia, konstipasi V. urinaria : vesika urinaraia iritabel Vena dan limfe : udema dan varises Saraf : nyeri

KANKER OVARIUM

EPIDEMIOLOGI Kejadian kanker ovarium meningkat setelah usia 45 tahun Beberapa hal yang dapat menurunkan kejadian kanker ovarium : Tubektomi Kontrasepsi oral Terbanyak adalah jenis epitel Untuk anak & remaja : jenis germinal

ETIOLOGI Tidak jelas FAKTOR PREDISPOSISI Nulipara Riwayat ka ovarium dalam keluarga Riwayat kanker payudara Riwayat infertilitas Induksi ovulasi dengan menggunakan obat

DIAGNOSIS & GEJALA Diagnosis dini sukar, biasanya asimptomatis. Biasanya baru diketahui setelah tumor mem- besar atau bermetastasis. GEJALA Abdomen : nyeri abdomen, dispepsia,obstruksi Pelvik : nyeri pelvik, perdarahan abnormal vagina, dispareunia, konstipasi Toraks : dispneu dan nyeri pleura kaheksia & fatique

Membantu melakukan sosialisasi informasi dan edukasi terkait kesehatan reproduksi dimasa pandemic Covid 19 kepada masyarakat dengan mengoptimalkan media elektronik Tetap memberikan pelayanan Kesehatan reproduksi dengan menggunakan APD sesuai standar dan memperlihatkan protokol kesehatan dan pengaturan pasien dengan tele registrasi dan triase Melakukan kolaborasi dan koordinasi dengan TS yg lain , termasuk koordinasi dgn puskesmas , kader , supaya memberikan pelayanan yang optimal dalam situasi pandemi Peran praktik bidan/dokter dimasa pandemic