Respon dan Adaptasi Hewan Disusun Oleh : Muhamad Yazid Mizanul Ilmi (E1A021043)
Definisi Respon adalah reaksi yang ditunjukkan oleh hewan apabila diberikan rangsangan. Adaptasi adalah perwujudan dari respons, yang menyebabkan organisme mampu menghadapi kondisi ataupun sumber daya lingkungannya.
Kemungkinan yang terjadi bila lingkungan hewan berubah Hewan meninggalkan daerah tersebut, Hewan merespon kondisi itu (menyesuaikan diri), Mati.
Respon dasar hewan untuk menghadapi perubahan lingkungannya Respon pengaturan Respon penyesuaian Respon perkembangan
Tipe Respon Waktu Berlangsungnya Sifat Respon Pengaturan Singkat : Detik, Menit, Jam Reversible Penyesuaian Lebih lama : Hari, Minggu Reversible Perkembangan Relatif paling lama : Tergantung dari lamanya waktu perkembangan hewan Irreversible Tipe Respon Dasar Hewan
Respon reversible berlangsung lebih cepat dibanding respon irreversible . Respon dasar hewan yang bersifat reversible adalah respon pengaturan dan penyesuaian. Respons pengaturan ( regulation ). Contohnya ialah perubahan bentuk pupil mata bulat menjadi sangat memipih atau tetap bulat tetapi sangat mengecil, bila dikenai pencahayaan dengan intensitas yang kuat. Bila intensitas cahaya berkurang seperti semula, bentuk pupil itupun kembali lagi ke bentuk asal. Tipe respons ini bersifat mengatur agar cahaya kuat itu tidak memberikan efek yang merusak. Respons penyesuaian ( aklimatori ). Respons ini berlangsungnya lebih lama dari respons regulatori karena proses-proses fisiologi yang melandasinya melibatkan terjadinya perubahan-perubahan struktur dan morfologi hewan. Misalnya, di lingkungan pegunungan dengan udara yang bertekanan parsial oksigen rendah, terjadi proliferasi dan peningkatan jumlah eritrosit. Juga bila tubuh terdedah pada kondisi musim kemarau yang panas terik, kulit mengalami pigmentasi. Respon Reversible (Dapat balik)
Satu-satunya tipe respons yang ireversibel selama masa ontogeni hewan adalah respons perkembangan. Respons ini berlangsung relatif lama karena melibatkan terjadinya proses-proses yang beranekaragam , dan menghasilkan perkembangan beraneka macam struktur tubuh. Perwujudan dan tipe respons yang menghasilkan struktur atau morfologi tertentu hasil proses perkembangan, sifatnya permanent dan tidak reversibel. Sekali suatu perubahan morfologi terjadi maka perwujudan itu akan tetap salama ontogeni hewan itu, meskipun faktor lingkungan penyebabnya sudah tak ada lagi. Contoh: akibat respon embrio thp zat terotogenik dalam lingkungan, anak yg dilahirkan cacat. Respon Irreversible (Tak dapat balik)
Aklimatisasi dan Adaptasi Aklimtisasi maupun adaptasi pada dasarnya merupakan perwujudan dari respons, yang menyebabkan organisme mampu menghadapi kondisi ataupun sumberdaya lingkungannya. Aklimatisasi prosesnya terjadi dalam perioda ontogeny hewan, sifatnya reversibel dan tidak diturunkan ( nonherediter ). Adaptasi melibatkan perubahan-perubahan yang diakibatkan seleksi alam, sifatnya herediter (diturun- temurunkan ) dan berlangsungnya proses meliputi sejumlah besar generasi-generasi yang berurutan.
Adaptasi Fisiologis Adaptasi fisiologis (adaptasi fungsional) pada dasarnya merupakan seluruh perangkat kemampuan fisiologis hewan untuk menghadapi kondisi maupun sumberdaya lingkungan. Totalitas dari kemampuan itu tiada lain adalah semua proses-proses kimiawi yang terjadi dalam tubuh hewan berikut perangkat substansi-substansi kimia, enzim dan ko -enzim serta hormon-hormon yang terlibat dalam proses-proses itu. Hewan ektotermal , amfibi, memiliki mucus (cairan) yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar yang berada di endodermis kulitnya. Cairan ini membantu dalam mengontrol suhu dan kelembaban tubuhnya agar tetap berada pada rentang toleransi.
Adaptasi Morfologis Adaptasi morfologis (struktural) pada umumnya berkaitan secara fungsional dengan adaptasi-adaptasi fisiologis maupun prilaku . Dengan begitu maka suatu jenis hewan akan diperlengkapi dengan seperangkat adaptasi-adaptasi yang bersesuaian dan saling mendukung untuk menghadapi kondisi serta perubahan lingkungannya maupun sumberdaya yang terdapat di lingkungannya itu. Adaptasi morfologis dapat dijumpai pada semua hewan. Contoh: perbedaan paruh burung, kaki burung, bentuk karang pada perairan dalam, tenang dan gelombang kuat, mulut serangga (kupu-kupu: ada bagian utk menjilat, lebah: mulut panjang utk menghisap Afid (kutu) : menusuk, menghisap). Contoh lainnya terdapat pada tungkai (alat gerak) dari amfibi.
Adaptasi Perilaku Berbagai prilaku hewan, terutama pada hewan rendah, seluruhnya ditentukan oleh genetik, bersifat khas dan terjadinya secara otomatis. Penentu prilaku pada hewan-hewan tinggi banyak yang mengandung komponen yang tidak bersifat herediter, melainkan hasil proses belajar yang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. Gambaran umum mengenai kepentingan relatif dan komponen-komponen penentu perilaku dalam dunia hewan. Pada hewan-hewan invertebrata rendah prilakunya itu praktis semua berupa taksis atau refleks, sedang komponen yang paling utama pada serangga berupa naluri ( instink ). Pada mahluk yang paling tinggi tingkatannya yaitu manusia, perilakunya sangat ditentukan oleh komponen belajar dan menalar.
Taksis Taksis adalah respons prilaku hewan mobil yang berupa gerakan terorientasi langsung pada sumber stimulus dan meliputi gerakan berpindah tempat. Faktor lingkungan yang dapat beroperasi sebagai stimulus pada suatu saat di suatu tempat, banyak macamnya. Ada yang berupa cahaya (foto-), suhu ( termo -), sentuhan ( tigmo -), arus air ( reo -), dan lain sebagainya. Contoh gerakan tentakel dan tubuh Hydra karena ada tetesan asam. Atas dasar tipe stimulus dan corak responnya , suatu hewan dapat saja memperlihatkan perilaku termotaksis negatif atau tigmotaksis positif. Beberapa pakar ekologi fisiologi dan prilaku menempatkan taksis, tropisme dan kinesis dalam satu kategori, yaitu taksis. Ada pula yang mengelompokkan ketiganya dalam satu kategori lain yaitu tropisme.