KLINIK PRATAMA MELATI PENYULUHAN DAN EDUKASI HIPERTENSI NARASUMBER : dr. Odyshe Karlinda Hari /Tanggal Sabtu 05 Juli 2025 Promkes “ Hipertensi Pada Lansia ”
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi : Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun . Lanjut usia (elderly) antara 60 – 74 tahun . Lanjut usia tua (old) antara 75 – 90 tahun . Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun .
“ peningkatan tekanan darah diastolik dan sistolik yang intermiten atau menetap ” DEFINISI HIPERTENSI
KLASIFIKASI HIPERTENSI PADA LANSIA
KLASIFIKASI BERDASARKAN PENYEBAB
HIPERTENSI ESENSIAL
HIPERTENSI SEKUNDER
ETIOLOGI
PATOFI SIOLOGI
. WOC
Penurunanya kadar renin karena menurunya jumlah nefron akibat proses menua Hal ini menyebabkan suatu sirkulus vitiosus : hipertensi glomerelo-sklerosis-hipertensi yang berlangsung terus menerus . Peningkatan sensitivitas terhadap asupan natrium Dengan bertambahnya usia semakin sensitif terhadap peningkatan atau penurunan kadar natrium . Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi Pada Lanjut Usia
Penurunan elastisitas pembuluh darah perifer akibat proses menua akan meningkatakan resistensi pembuluh darah perifer yang mengakibatkan hipertensi sistolik . Perubahan ateromatous akibat proses menua menyebabkan disfungsi endotel yang berlanjut pada pembentukan berbagai sitokin dan subtansi kimiawi lain yang kemudian meyebabkan resorbi natrium di tubulus ginjal , meningkatkan proses sklerosis pembuluh darah perifer dan keadaan lain berhubungan dengan kenaikan tekanan darah . Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi Pada Lanjut Usia
Tidak ada gejala Gejala yang lazim Sakit kepala Pusing Lemas Kelelahan Sesak nafas Gelisah Mual Muntah Epistaksis Kesadaran menurun . GEJALA KLINIS
Hemoglobin / hematokrit Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan ( viskositas ) dan dapat mengindikasikan factor – factor resiko seperti hiperkoagulabilitas , anemia. BUN Memberikan informasi tentang perfusi ginjal Glukosa Hiperglikemi (diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi ) dapat diakibatkan oleh peningkatan katekolamin ( meningkatkan hipertensi ) Kalium serum Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama ( penyebab ) atau menjadi efek samping terapi diuretik . PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kalsium serum Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi Kolesterol dan trigliserid serum Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya pembentukan plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler ) Pemeriksaan tiroid Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kadar aldosteron urin /serum Untuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab ) Urinalisa Darah , protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes. Asam urat Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi Steroid urin Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme PEMERIKSAAN PENUNJANG
IVP Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit parenkim ginjal , batu ginjal / ureter Foto dada Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub , perbesaran jantung CT scan Untuk mengkaji tumor serebral , ensefalopati EKG Dapat menunjukkan pembesaran jantung , pola regangan , gangguan konduksi , peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi . PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Akut ( berhubungan dengan tingginya tekanan darah ) Krisis Hipertensi : naiknya TD yang mendadak dimana TDS >180 mmHg dan atau TDD > 120 mmHg Terbagi atas 2 : 1. Hipertensi gawat ( Emergency ) Naiknya TD secara mendadak yang disertai kerusakan organ target yang progresif . Pada keadaan ini memerlukan penurunan TD yang segera dalam kurun waktu menit atau jam. 2. Hipertensi darurat ( Urgency ) Naiknya TD secara mendadak yang tidak disertai kerusakan organ target. Penurunan TD pada keadaan ini harus dilaksanakan dalam kurun waktu 24-48 jam. KOMPLIKASI
a. Neurologi - Sakit kepala - Penglihatan kabur - Kejang-kejang - Deficit neurologis fokal - Somnolen - Spoor - Koma b. Mata - Perdarahan retina - Eksudat retina - Edema pupil c. Kardiologi - Nyeri dada - Edema paru d. Ginjal - Azotemia - Proteinuri - Oliguri e. Obstetric Preeclampsia dengan gejala berupa - Gangguan penglihatan - Sakit kepala yang berat - Kejang-kejang - Nyeri abdomen kuadran atas - Gangguan jantung kongesif - Oliguri - Gangguan kesadaran - Gangguan serebrovaskuler Manifestasi Klinis Krisis Hipertensi
B. Kronik berhubungan dengan aterosklerosis 1. Otak Stroke 2. Mata Retinopati Hipertensif 3. Jantung Gagal Jantung , Angina Pektoris 4. Ginjal Gagal ginjal 5. Saraf tepi Neuritis Perifer KOMPLIKASI
H I P E R T E N S I K R O N I K Retinopati Hipertensif Gagal Ginjal
H I P E R T E N S I K R O N I K Stroke Angina Pektoris
Pemeriksaan Diagnostik Riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik Urinalisis rutin Elektrolit dan uric acid serum BUN dan kreatinin Glukosa darah Hitung darah lengkap Lipid serum, kolesterol dan trigliserida EKG Ekhokardiografi
A. Farmakologi Diuretik : tiazid , furosemid , spironolakton menurunkan volume darah , tekanan darah dan curah jantung Beta blokker : atenolol, nadolol menekan sekresi renin Kalsium antagonis : Nifedipin , diltiazem , verapamil menghambat pengeluaran kalsium , menyebabkan vasodilatasi ACE inhibitor: captoril , lisinopril , Quinapril menghambat perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II Vasodilator PENA TALAKSANA AN
B. Non Farmakologis Konsep terapi yang terbaru yaitu : 1. Pengaruh Terapi Rendam Kaki Air Hangat Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi a) . Mengukur tekanan darah sebelum dilakukan terapi b) . Terapi dilakukan selama 2 jam. c) . Tindakan terapi rendam kaki air hangat ini dilakukan 1 kali untuk setiap responden dengan suhu 40 C. d) . Pengukuran kembali tekanan darah setelah dilkakukan terapi . PENA TALAKSANA N
2. Pengaruh Mendengarkan Al-Qur’an Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi a). Mengukur tekanan darah sebelum dilakukan terapi b). Terapi dilakukan selama 20 menit. c). Pengukuran kembali tekanan darah setelah dilkakukan terapi. d). terapi dilakukkan dalam waktu satu kali sehari dalam waktu satu minggu 3. Pengaruh Terapi Musik Untuk Pasien Hipertensi a). Mengukur TD sebelum melakukan terapi musik b). Terapi musik klasik selama 15-20 menit. c). Mengukur kembali TD setelah dilakukan terapi musik .
Tatalakasana Hipertensi Pada Lansia Hindari Pola Hidup Tidak Sehat Gizi Seimbang Melakukan Aktifitas Fisik dan Olah Raga Pemeriksaan Kesehatan Secara Berkala dan Minum Obat Teratur
Pola Makan & Diet Tidak Sehat (Unhealthy Diet) Makanan Tinggi Kalori Makanan Tinggi Lemak Makanan Tinggi Garam Makanan Rendah Serat Gunakan Bahan Perasa Pengawet, Pewarna Buatan Makanan Kurang Calsium Diabetes Mellitus Hiperlipidemi Obesitas Hipertensi Kanker Usus Osteoporosis Radikal Bebas 1. HINDARI GAYA HIDUP TIDAK SEHAT
Merokok (Smoking) GAYA HIDUP TIDAK SEHAT Penyakit Jantung Koroner Stroke Susah Napas Kanker Paru-2 Gangguan Kehamilan Impotensi
A. PENGKAJIAN Data biologis Riwayat keluarga Status kesehatan Tinjauan sistem ( keadaan umum, tingkat kesadarn, TTV) Pemeriksaan fisik Dimnsi psikologis Status kognitif Status depresi Keadaan emosi Resiko jatuh Keseimbangan ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTESI PADA LANSIA
Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan afterload, vasokontriksi, iskemia miokardia, hipertropi ventricular. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilisasi, kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular serebral. Resiko jatuh berhubungan dengan penurunan kekuatan otot. DIAGNOSA KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN 1. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan afterload, vasokontriksi, iskemia miokardia, hipertropi ventricular. SIKI Pemantauan tanda vital ( I. 02060 ) Observasi Monitor tekanan darah Monitor nasi (frekuensi, kekuatan, irama) Monitor pernafasan (frekuensi, kedalaman) Monitor suhu tubuh Terapeutik Atur interval pemantauan sesuai kondisi pasien Edukasi Jelaskan tujuan dan prosedur
RENCANA KEPERAWATAN 2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilisasi, kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. SIKI Dukungan mobilisasi ( I. 05173 ) Observasi Identifikasi nyeri atau keluhan fisik lainnya Monitoring frekuensi jantung dan tekanan darah Monitoring kondisi umum Terapeutik Libatkan keluarga untuk membantu pasien Edukasi Jelaskan tujuan dan prosedur
3. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular serebral SIKI Manajemen nyeri ( I. 08238) Observasi Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri Identifikasi skala nyeri Identifikasi respon nyeri Terapeutik Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri ( misal, terapi musik, terapi pijat, muratal al-quran) Kontrol lingkungan (suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan) Fasilitasi istirahat dan tidur Strategi meredakan nyeri Edukasi Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri Jelaskan strategi meredakan nyeri Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat Ajarkan teknik non farmakologi untuk mengurangi rasa nyeri Kolaborasi Kolaborasi pemberian analgetik
SIKI Terapi musik ( I. 08250) Observasi Identifikasi minat terhadap musik Identifikasi musik yang disukai Terapeutik Pilih musik yang disukai Posisikan dalam posisi yang nyaman Sediakan peralatan terapi musik Atur volume suara yang sesuai Berikan terapi musik sesuai indikasi Edukasi Jelaskan tujuan dan prosedur terapi musik Anjurkan rileks selama mendengarkan musik Lanjutan....
RENCANA KEPERAWATAN 4. Resiko jatuh berhubungan dengan penurunan kekuatan otot. SIKI Edukasi pencegahan jatuh ( I. 12407) Observasi Identifikasi gangguan kognitif dan fisik yang memungkinkan jatuh Periksa kesiapan dan persepsi terhadap risiko jatuh Terapeutik Identifikasi dan pencegahan risiko jatuh Edukasi Ajarkan mengidentifikasi perilaku dan faktor terhadap resiko jatuh Ajarkan mengidentifikasi tingkat kelemahan, cara berjalan dan keseimbangan Jelaskan pentingnya alat bantu berjalan untuk mencegah jatuh seperti tongkat
Mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat: tekanan darah yang dapat diterima dengan pengobatan terapi farmakologi dan non farmakologi, tidak menunjukkan gejala angina , kadar BUM dan kreatinin serum stabil, dan teraba denyut nadi perifer Bebas dari komplikasi EVALUASI