PPT Journal Reading_Virgino Calvine Ludwick Sumule.pdf

BellaWidodo 0 views 11 slides Oct 06, 2025
Slide 1
Slide 1 of 11
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11

About This Presentation

Hipertensi, Tantangan, dan Pertimbangan dalam Rehabilitasi Oral Pasien Lanjut Usia


Slide Content

Hipertensi, Tantangan
dan Pertimbangan
dalam Rehabilitasi
Oral Pasien Lanjut Usia
Virgino Calvine Ludwick Sumule
(J014242147)
Dosen Pembimbing:
drg. Nurwahida, M.KG.,Sp.B.M.M.,Subsp.C.O.M(K)
JOURNAL READINGJOURNAL READING
(Hypertension, Challenges and Considerations
in The Oral Rehabilitation of Elderly Patient)
DEPARTEMEN BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS
HASANUDDIN

Abstrak
Pasien hipertensi tidak
terkontrol memiliki
resiko komplikasi
Perlu manajemen yang
tepat dan penyesuaian
teknik anestesi
Proses rehabilitasi
prostetik harus
disesuaikan dengan
kondisi pasien
Pemantauan pasca
tindakan untuk
mencegah komplikasi
DEPARTEMEN BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS
HASANUDDIN

Hipertensi sangat umum pada pasien lansia
Ditandai dengan tekanan darah tinggi berkelanjutan →
berisiko komplikasi kardiovaskular, serebrovaskular,
dan ginjal.
Populasi lansia meningkat → kebutuhan rehabilitasi oral
makin kompleks.
Relevansi dalam Rehabilitasi Oral
Perubahan fisiologis: pembuluh darah rapuh,
penyembuhan lama, risiko perdarahan.
Efek obat antihipertensi: xerostomia, hiperplasia gingiva,
gangguan rasa.
Faktor stres terhadap perawatan gigi → lonjakan
tekanan darah akut → risiko krisis hipertensi/aritmia.
DEPARTEMEN BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS
HASANUDDIN

FAKTOR UTAMA PENYEBAB PERKEMBANGAN HIPERTENSI
DEPARTEMEN BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS
HASANUDDIN

Tingkat Tekanan
Darah
Risiko selama
Perawatan
Anestesi yang
Direkomendasikan
Penggunaan
Vasokonstriktor
Tindakan
Pencegahan
Tambahan
Normal (<120/80 mmHg) Risiko minimal, pasien stabil
Lidokain 2% dengan epinefrin
1:100.000
Aman, tidak ada batasan
Pemantauan standar, tanpa
tindakan khusus
Hipertensi ringan (120-139/80-
89 mmHg)
Risiko rendah, mungkin perlu
pemantauan
Mepivakain 3% tanpa
vasokonstriktor
Dapat digunakan dengan dosis
terbatas
Pantau tekanan darah sebelum
dan sesudah prosedur
Hipertensi sedang (140-159/90-
99 mmHg)
Risiko sedang, stres dapat
meningkatkan BP
Artikain 4% dengan epinefrin
1:200.000
Dosis terbatas (maksimal 0,04
mg adrenalin)
Batasi stres, gunakan teknik
anxiolisis
Hipertensi berat (>160/100
mmHg)
Risiko tinggi, memerlukan
tindakan khusus
Prilokain 4% tanpa
vasokonstriktor
Penggunaan vasokonstriktor
dihindari
Pemantauan kontinu, prosedur
singkat, anestesi minimal
Hipertensi tidak terkontrol
(>180/110 mmHg
Risiko sangat tinggi,
kontraindikasi tindakan elektif
Anestesi lokal tanpa
vasokonstriktor, hanya untuk
darurat
Vasokonstriktor dilarang
Penanganan hanya untuk
keadaan darurat, pemantauan
ketat, konsultasi kardiologi
KORELASI HIPERTENSI DENGAN PENGGUNAAN
ANESTESI LOKAL DALAM REHABILITASI ORAL
DEPARTEMEN BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS
HASANUDDIN

OBAT ANTIHIPERTENSI
Jenis obat yang
umum digunakan
Efek samping
secara odontologis
Interaksi obat dengan
perawatan gigi
ACE inhibitor, ARB, beta-
blocker, diuretik, dan
penghambat saluran kalsium.
ACE inhibitor: batuk kronis,
hipersalivasi
ARB & diuretik: mulut kering
(xerostomia)
Beta-blocker berinteraksi dengan
anestesi lokal yang mengandung
adrenalin dan meningkatkan risiko
krisis hipertensi.
DEPARTEMEN BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS
HASANUDDIN

PERTIMBANGAN KLINIS DALAM PERAWATAN GIGI PASIEN HIPERTENSI
Pasien hipertensi rentan perdarahan akibat
kerapuhan pembuluh darah dan penggunaan
obat antikoagulan/antiplatelet.
Adrenalin dalam anestesi bisa memicu
lonjakan tekanan darah. Gunakan dosis
terbatas (maks. 0,04 mg) atau pilih anestesi
tanpa vasokonstriktor sesuai kondisi pasien.
Perawatan harus disesuaikan secara
individual, melibatkan evaluasi praoperasi,
manajemen obat
Stres dapat memperburuk hipertensi.
Teknik seperti premedikasi anxiolytic dan
sedasi
DEPARTEMEN BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS
HASANUDDIN

PROSEDUR KEDOKTERAN GIGI DAN ADAPTASI
UNTUK PASIEN HIPERTENSI
DEPARTEMEN BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS
HASANUDDIN

1.Evaluasi tekanan darah sebelum tindakan gigi.
2.Tunda prosedur jika tekanan >160/100 mmHg.
3.Jadwalkan perawatan pagi hari, lebih stabil.
4.Ciptakan suasana tenang, minimalkan stres.
5.Kolaborasi dengan dokter untuk atur obat.
6.Ajarkan kebersihan mulut yang ketat.
7.Gunakan sikat lembut dan benang gigi.
8.Bersihkan gigi tiruan secara menyeluruh.
9.Pantau kondisi mulut tiap 3–6 bulan.
STRATEGI PENCEGAHAN DAN
PEMANTAUAN
DEPARTEMEN BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS
HASANUDDIN

KESIMPULAN
Rehabilitasi oral pada pasien lanjut usia dengan hipertensi memerlukan
pendekatan multidisipliner yang disesuaikan dengan kondisi individu, karena
hipertensi memengaruhi proses perawatan dan penyembuhan. Evaluasi
praoperasi, pengukuran tekanan darah, pemilihan anestesi yang tepat, serta
pengendalian stres sangat penting untuk mencegah komplikasi kardiovaskular
selama tindakan.
Pemantauan pascaoperasi dan instruksi kebersihan mulut yang ketat
membantu mencegah perdarahan dan infeksi, sementara pemeriksaan rutin
memungkinkan deteksi dini masalah. Kolaborasi antara dokter gigi, kardiologi,
dan dokter keluarga sangat krusial dalam menyesuaikan terapi dan mengelola
risiko, sehingga rehabilitasi oral dapat berjalan sukses dan meningkatkan
kualitas hidup pasien.
DEPARTEMEN BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS
HASANUDDIN

Thank
You!
FOR YOUR ATTENTION
DEPARTEMEN BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS
HASANUDDIN
Tags