PPT KELOMPOK 4 (KESPRO & Keluarga Berencana).pptx

satrionugrohoprihatm 28 views 25 slides Sep 03, 2025
Slide 1
Slide 1 of 25
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25

About This Presentation

PPT KESPRO dan KB


Slide Content

MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA PERIMENOPOUSE DOSEN PENGAMPUH ANDI TENRI ANGKA, S.ST.,M.Kes Kelompok 4 Bidar Mustika Pertiwi (B2406705) Daeng Cinora (B2406709) Darmawati (B2406710) Marlina Mettan (B2406758)

Konsep Dasar K esehatan reproduksi dan Keluarga Berencana

Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu: Memahami konsep dasar kesehatan reproduksi Memahami ruang lingkup kesehatan reproduksi Memahami Siklus reproduksi perempuan Memahami faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi Memahami tentang Keluarga Berencana I. Tujuan Instruksional

Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu: Menjelaskan tentang konsep dasar kesehatan reproduksi Menjelaskan tentang ruang lingkup kesehatan reproduksi Menjelaskan tentang Siklus reproduksi perempuan Menjelaskan tentang faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi Menjelaskan tentang Keluarga Berencana II. Capaian Pembelajaran

A. Kesehatan Reproduksi Ada beberapa pendapat tentang kesehatan reproduksi, antara lain : 1. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan (pasal 71 ) keadaan sehat secara fisik mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi pada laki-laki dan perempuan. 2 . IGB Manuaba, 1998 Kesehatan reproduksi adalah kemampuan seseorang untuk memanfaatkan alat reproduksinya dengan mengukur kesuburannya, dapat menjalani kehamilannya dan persalinan serta aman mendapatkan bayi tanpa resiko apapun (Well Health Mother Baby) dan berikutnya mengembalikan kesehatan dalam batas normal III. Materi

3 . Kemenkes RI, 2015 Kesehatan reproduksi adalah Suatu kondisi sehat secara fisik, mental dan sosial secara sempurna dan tidak semata mata terbebas dari penyakit ataupun kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi dan proses dan proses reproduksi 4. International Conference on Population and Development ( ICPD), 1994 Kesehatan reproduksi adalah dimana suatu keadaan dan kondisi sempurna fisik, mental dan sosial secara utuh dan tidak semata mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam suatu yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya

B. RUANG LINGKUP KESEHATAN REPRODUKSI Ruang lingkup kesehatan reproduksi meliputi: Kesehatan ibu dan Bayi baru lahir Perkembangan organ organ reproduksi sejak dalam kandungan, bayi , remaja , WUS, klimakterium, menopause, hingga meninggal. Kondisi kesehatan ibu hamil berpengaruh pada kondisi bayi termasuk kondisi organ reproduksinya 2. Pencegahan dan penanggulangan infeksi saluran reproduksi termasuk PMSHIV/AIDS . 3. Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi 4. Kesehatan reproduksi remaja Perlu pendidikan kesehatan reproduksi sehubungan dengan menarche , perilaku seksual, PMS, kehamilan yang tidak diinginkan 5. Pencegahan dan penanganan infertile 6. Kanker pada usia lanjut 7. Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain.

C. Siklus reproduksi wanita 1. Fase menstruasi terjadi selama 2–7 hari. Dimana lapisan dinding rahim dan sel telur akan meluruh menjadi darah menstruasi. Banyaknya darah yang keluar selama masa menstruasi berkisar antara 30–40 mililiter. wanita biasanya akan merasakan nyeri atau kram di bagian panggul, perut, dan punggung yang dipicu oleh kontraksi rahim karena adanya peningkatan hormon prostaglandin.

2. Fase praovulasi dan ovulasi lapisan dinding rahim yang sempat luruh akan mulai menebal kembali untuk mempersiapkan rahim agar bisa ditempati oleh sel telur bila terjadi pembuahan. Proses ini bisa terjadi pada masa subur atau ovulasi. folikel yang dominan akan pecah dan mengeluarkan sel telur, kemudian bergerak menuju rahim melalui  tuba falopi. Sel telur tersebut dapat dibuahi hingga 24 jam setelah dikeluarkan. masa ovulasi adalah waktu terbaik yang memungkinkan terjadinya pembuahan. Di samping itu, sperma dapat bertahan kurang lebih selama 3–5 hari di dalam rahim. Masa subur wanita biasanya akan terjadi pada waktu 14 hari setelah hari pertama haid terakhir. Meski demikian, tiap wanita tidaklah sama.

3. Pramenstruasi Pada fase ini, lapisan dinding rahim makin menebal karena folikel yang pecah dan mengeluarkan sel telur akan membentuk korpus luteum. Korpus luteum sendiri adalah jaringan yang terbentuk di ovarium dan berperan dalam produksi hormon progesteron yang membuat lapisan dinding rahim makin tebal. Jika tidak terjadi pembuahan, Anda akan mulai merasakan gejala menstruasi atau PMS, seperti emosi tidak stabil dan perubahan kondisi fisik, seperti nyeri pada payudara, pusing, cepat lelah, atau perut kembung.. korpus luteum akan mengalami degenerasi dan berhenti memproduksi progesteron. Jika tidak terjadi pembuahan, kadar progesteron dan estrogen akan menurun, serta lapisan dinding rahim juga akan luruh hingga menjadi darah menstruasi.

D. Faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi Demografis - Ekonomi Kesehatan reproduksi dapat dipengaruhi oleh faktor ekonomi. Faktor ini mencakup kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah dan kurangnya pengetahuan tentang perkembangan seksual dan proses reproduksi, usia pertama melakukan hubungan seksual, usia pertama menikah, usia pertama hamil. Sedangkan faktor demografi yang dapat

2. Budaya dan Lingkungan antara lain dapat mempengaruhi praktek tradisional yang berdampak buruk pada kesehatan reproduksi, informasi tentang fungsi reproduksi yang membingungkan anak dan remaja karena terkadang tidak sejalan, atau berlawanan, pandangan agama, status perempuan, ketidaksetaraan gender, cara bersosialisasi, persepsi masyarakat tentang fungsi, hak dan tanggung jawab reproduksi individu kepercayaan banyak anak banyak rejeki, dan terkadang masalah seksualitas dianggap masih tabu untuk di bicarakan di depan anak dan remaja .

3 . Faktor Psikologis Low self esteem atau perasaan rendah diri, adanya tekanan teman sebaya atau peer pressure, tindakan kekerasan dirumah/ di sekolah/ dilingkungan terdekat dan juga adanya dampak dari keretakan dalam rumah tangga (orang tua bercerai), rasa tidak berharga dan rasa depresi pada remaja.

4. Faktor Biologis meliputi cacat sejak lahit atau ketidak sempurnaaan organ reproduksi, cacat pada lokasi saluran reproduksi pasca penyakit menular seksual, keadaan gizi buruk kronis, anemia, radang panggul atau adanya keganasan pada alat reproduksi. Faktor ini dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi dan memberikan dampak yang kurang baik terhadap kesehatan perempuan. Untuk mengurangi dampak tersebut perlu adanya penanganan yang cepat dan tepat.

E. Keluarga berencana Wujud dari program Keluarga Berencana adalah pemakaian alat kontrasepsi untuk menunda / mencegah kehamilan. Berikut alat kontrasepsi yang paling sering digunakan: •    Kondom •    Pil KB •    IUD •    Suntik •    KB implan/susuk •    vasektomi dan tubektomi (KB permanen)

Jika dilihat dari kacamata medis, program ini memiliki banyak keuntungan bagi kesehatan setiap anggota keluarga, antara Lain : 1.    Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan 2.    Mengurangi risiko aborsi 3.    Menurunkan angka kematian ibu 4.    Mengurangi angka kematian bayi 5.    Membantu mencegah HIV/AIDS 6.    Menjaga kesehatan mental keluarga

Seorang perempuan, umur 37 tahun, P2A0, akseptor KB pil, datang ke BPM karena lupa minum pil selama 2 hari berturut-turut. Hasil anamnesa 10 hari yang lalu sudah berhubungan dengan suami, ibu merasa khawatir takut hamil. Hasil pemeriksaan: KU baik, TTD 120/80 mmHg. N 80x/menit, P 24x/menit S 36,9 tindakan apa yang paling tepat dilakukan pada kasus tersebut? a. Pemberian suntikan KB b. Memberikan Konseling c. Melakukan tes kehamilan d. Memberikan kontrasepsi darurat F. Latihan Soal

2 . Seorang remaja Putri usia 13 tahun datang ke Praktik Mandiri Bidan mengeluh sudah dua hari keluar darah dari jalan lahir untuk pertama kalinya, perut terasa sakit dan nyeri pada bagian pinggul yg hilang ketika di bawah istirahat. Hasil pemeriksaan di dapatkan BB 37 Kg, TD 100/70 mmgh, Nadi 82x/meniit, Suhu 36,2°c, Rr 24x/menit. Muka tidak pucat, konjungtiva tidak anemis. Apakah diagnosa yang tepat untuk kasus tersebut? a. Menarche b. Menstruasi c. Metroraghia d. Menorarghia

3. Seorang ibu, usia 24 tahun datang ke Bidan Praktek Swasta (BPS) untuk konsultasi mengenai pemakaian alat kontrasepsi. Ia mengatakan bahwa ia baru menikah dan belum ingin memiliki anak sehingga membutuhkan alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan. Hasil pemeriksaan TD: 110/70 mmhg, N: 80x/menit, S: 36,8°c, Rr: 24x/menit. Tidak ada kelainan yang di temukan saat pemeriksaan fisik. Konselin apakah sebaiknya yang diberikan bidan tersebut ? a. Mengenalkan metode KB b. Menangani masalah KB yang dihadapi c. Menjawab pertanyaan mengenai metode KB pilihan d. Membantu klien menentukan pilihan alat kpntasepsi yg akan di pakai

4. Seorang mahasiswa berusia 24 tahun, status belum menikah, datang ke BPM bersama teman lelakinya mengeluh sudah tidak haid selama 5 bulan, kepalanya sering pusing, mual, dan muntah, serta badan terasa tidak bertenaga. Pasien mengalami gangguan sistem genital dengan keluhan gatal pada vagina dan ada nanah yang keluar. Bidan melakukan pemeriksaan pada pasien dan diketahui bahwa pasien sudah pernah melakukan hubungan seksual dengan teman lelakinya. Pasien juga dinyatakan positif hamil. Berdasarkan kasus infeksi genital yang di alami pasien, penyakit termasuk ke dalam golongan ? a. Infeksi Nosokomial b. Penyakit dalam c. Herpes dan HIV / AIDS d. Infeksi Menular Seksual

5. Saat bidan melakukan kunjungan lapangan, ditemukan seorang remaja putri berusia 17 tahun yang mengalami anemia yang ditandai dengan wajah dan sklera pucat, hasil pemeriksaan Hb 9,3 gr/dl. Dia mengatakan bahwa haid bulan ini lebih dari 7 hari dan lebih banyak dari biasanya. Namun dia tidak pernah mengkonsumsi tablet tambah darah dan tidak mengetahui tentang cara pencegahan anemia . Bahkan tidak merasa perlu untuk memeriksakan diri ke fasyankes. Dia juga putus sekolah sejak kelas 6 SD dan sehari – hari harus membantu orang tuanya bekerja diladang. Kasus diatas termasuk dalam salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi, yaitu; a. Faktor psikologis b. Faktor Demografis dan ekonomi c. Faktor biologis d. Faktor budaya dan lingkungan

KUNCI JAWABAN 1. d 2. a 3. d 4. d 5. b

G. Rangkuman Kesehatan reproduksi meliputi siklus hidup manusia dimulai sejak dalam kandungan sampai lanjut usia Kesehatan reproduksi penting untuk menjaga kwalitas dan kelangsungan hidup manusia Kesehatan reproduksi dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal Pengetahuan seseorang tentang kesehatan reproduksi sangat penting untuk menjadi motivasi dalam menjaga kesehatannya Program keluarga berencana adalah salah satu bentuk upaya menjaga kwalitas kesehatan reproduksi

Daftar pustaka Siti Rahmawati, dkk (2023) Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Reproduksi Remaja . Journal of Telenursing (JOTING) Volume 5, Nomor 2, Juli-Desember 2023 e-ISSN : 2684-8988 p-ISSN: 2684-8996 DOI : https://doi.org/10.31539/joting.v5i2.7713 Baiq Dewi Harnani R., S.S.T., M.Kes, dkk (2022) Buku ajar kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana. Zahir Publishing. D.I Yogyakarta Nur Fitri Ayu Pertiwi (2022) Pencegahan Kehamilan Tidak Diinginkan pada Remaja.Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol 9 No 1 – April 2022 ISSN 2621-461X (online)

TERIMA KASIH
Tags