PPT Kelompok 6 - Perekonomian Indonesia.pdf

Sara181103 6 views 13 slides Sep 16, 2025
Slide 1
Slide 1 of 13
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13

About This Presentation

Perekonomian masa Jokowi


Slide Content

‘UY ww \
FRS Ce ee
TE SEIARAHPEREKONOMIAN ae TT
co INDONESIA PADA [MASA PRESIDEN

ODO | is
a ) DAN |
| s0Kow 1 DODO. 0 (204: 4-2024)

te

PRAB | | dés
mai owo SUBIANTO ( 2 ar |
eae Bi |;

Ban

Kelompok 6

Mata Kuliah: Perekonomian Indonesia
Dosen Pengampu: Raden Ayu Ritawati, S.E., M.H.I

Anggota Kelompok:

1.Chantika (23051370367)
2.Siska Mayang Sari (23051370368)
3.Muhammad Yakkub Novriandy (23051370372)
4.Muhammad Lungga (23051370374)
5.Jehan Mujianti (23051370385)
6.Ricky Andreans (23051370390)

Latar Belakang

Presiden Jokowi menekankan pembangunan
infrastruktur, digitalisasi, dan pengentasan kemiskinan,
sementara Presiden Prabowo melanjutkan hilirisasi SDA
dengan tambahan fokus pada kemandirian pangan dan
pertahanan ekonomi. Kedua strategi ini memiliki
kesinambungan sekaligus perbedaan, tetapi sama-sama
bertujuan menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi
nasional.

ee

Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi ekonomi pada masa Jokowi?

2.Bagaimana kondisi ekonomi pada masa Prabowo?

3.Apa persamaan Y perbedaan orientasi kebijakan
keduanya?

4.Apa implikasi kebijakan terhadap pembangunan
Indonesia?

~O:59 À
2008

Intl
Pembahesan!

Kondisi Ekonomi Era Presiden Jokowi Dodo |
(2014-2024)

+ Pertumbuhan Ekonomi: stabil +5%, kontraksi saat
pandemi, pulih 2022-2023. gary pecans |
+ Kebijakan Fiskal: infrastruktur besar-besaran, SR
APBN dialihkan dari subsidi energi =
pembangunan.
+ Kebijakan Moneter: stabilisasi rupiah, Bl Rate
adaptif.
+ Sektor Prioritas: infrastruktur, digitalisasi,
hilivisasi SDA (nikel).
+ Dampak Sosial: penurunan kemiskinan, bantuan
sosial, tapi Retimpangan masih tinggi.
+ Tantangan dan Solusi yang Diberikan: pandemi
COVID-19, utang meningkat, impor bahan baku.

5,

Kondisi Ekonomi Era Presiden Prabowo
Subianto (2024-Sekarang)

+ Arah Kebijakan: kedaulatan pangan, energi,
hilirisasi SDA.
Program Strategis: makan siang gratis, pemerataan
wilayah, industrialisasi, peningkatan anggaran
pertahanan.
Hubungan Internasional: aktif di BRICS, diversifikasi

mitra dagang.

Fiskal Y Moneter: perluasan belanja sosial, tekanan
inflasi, risiko defisit.

Dampak Awal: konsumsi meningkat, tapi ada
masalah logistik Y fiskal.

Tantangan: pembiayaan program populis, protes
sosial (isu tunjangan DPR, kenaikan biaya hidup).

Komparasi Era Presiden Jokowi Dodo dan
Prabowo Subianto

+ Persamaan: sama-sama mendorong hilirisasi SDA
dan pembangunan domestik.

+ Perbedaan:
Jokowi > Infrastruktur & digitalisasi.
Prabowo > Kedaulatan pangan, energi, program |
Sosial besar, pertahanan.

e Risiko:
Jokowi > utang Y ketimpangan.
Prabowo = beban fiskal, volatilitas pasar.

Fokus Utama

Instrumen

Dampak Positif

Risiko

Infrastruktur, digitalisasi,
hilirisasi SDA

Investasi infrastruktur &
teknologi

Produktivitas &
konektivitas meningkat

Utang & ketimpangan

Kedaulatan pangan, energi,
sosial, pertahanan

Belanja sosial &
proteksionisme

Konsumsi domestik &
inklusi sosial meningkat

Defisit fiskal & inflasi

Implikasi Kebijakan Bagi Perekonomian Indonesia

+ Presiden Jokowi Dodo ~ Infrastruktur
turunkan biaya logistik, hilirisasi
tingkatkan nilai tambah industri.

e Presiden Prabowo Subianto > Belanja
sosial dorong konsumsi, tapi rawan beban
fiskal.

+ Prospek: tergantung pada konsistensi
kebijakan, tata kelola, dan reformasi

Kesimpulan

Kedua pemerintahan, Jokowi dan Prabowo, memiliki fokus dan
pendekatan yang berbeda dalam mengelola perekonomian Indonesia. Era
Jokowi lebih menekankan pada pembangunan infrastruktur, digitalisasi,
dan pengentasan kemiskinan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang
stabil dan berkelanjutan.

Sementara itu, era Prabowo lebih berorientasi pada kedaulatan sumber
daya, penguatan industri nasional, dan pembangunan wilayah dengan
pendekatan nasionalisme ekonomi. Meskipun keduanya . berupaya
memperkuat ekonomi domestik melalui hilirisasi dan pembangunan,
tantangan seperti ketimpangan sosial, keberlanjutan fiskal, dan risiko
geopolitik tetap menjadi perhatian utama.

Keberhasilan jangka panjang sangat bergantung pada efektivitas
kebijakan, manajemen risiko, dan keseimbangan antara stimulus jangka
pendek dan reformasi struktural untuk memastikan pertumbuhan yang
inklusif dan berkelanjutan di masa depan.
Tags