Oleh : Wiwin Dyah Ayu Titisari 16092450191 PENERAPAN BERKUMUR DENGAN AIR MATANG UNTUK MENGURANGI RASA HAUS PADA Ny. S DENGAN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) DI RUANG SADEWA 3 RSD K.R.M.T WONGSONEGORO SEMARANG Dosen Pembimbing : Ns. Khoiriyah, S.Kep ., M.Sc Pembimbing Klinik :
BAB I LATAR BELAKANG Penyakit gagal ginjal kronis berkontribusi pada beban penyakit dunia dengan angka kematian sebesar 850.000 jiwa per tahun. World Health Organization melaporkan bahwa pasien yang menderita gagal ginjal kronis meningkat 50% dari tahun sebelumnya, secara global kejadian gagal ginjal kronis lebih dari 500 juta orang dan yang harus menjalani hidup dengan bergantung pada cuci darah (hemodialisis) adalah 1,5 juta orang. Gagal ginjal kronis termasuk 12 penyebab kematian umum di dunia, terhitung 1,1 juta kematian akibat gagal ginjal kronis yang telah meningkat sebanyak 31,7% sejak tahun 2010 hingga 2015 (Wahyuningsih, 2020).
Tujuan Tujuan Umum Penulisan berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang konsep penyakit CKD dan Pendidikan kesehatan mengenai CKD atau Gagal Ginjal Kronis. Tujuan Khusus Mampu mengetahui konsep dasar dari Gagal Ginjal Kronis
BAB II KONSEP DASAR Chronic Kidney Disease (CKD) adalah suatu kerusakan pada struktur atau fungsi ginjal yang berlangsung > 3 bulan, dengan atau tanpa disertai penurunan glomerular filtration rate (GFR) (Aduhalim, 2021). Selain itu, CKD dapat pula didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana GFR < 60 Ml / menit/ 1,73 m2 selama > 3 bulan dengan atau tanpa disertai kerusakan ginjal (Bura et al. , 2019). Chronic Kidney Disease (CKD) adalah kelainan ginjal yang bersifat irreversibel dengan kelainan struktur maupun fungsi ginjal, dimana tubuh tidak dapat lagi menjaga metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga menyebabkan uremia (Marni et al. , 2023).
Manifestasi Klinik 1. Gangguan kardiovaskuler 2. Gangguan Pulmoner 3. Gangguan gastrointestinal 4. Gangguan musculoskeletal 5. Gangguan Integumen 6. Gangguan endokrin 7. Gangguan cairan elektrolit dan keseimbangan asam dan basa 8. System hematologi 9. Neurologi
Pemeriksaan Penunjang Didalam memberikan pelayanan keperawatan terutama intervensi maka perlu pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan baik secara medis ataupun kolaborasi antara lain : Pemeriksaan lab.darah Urine pemeriksaan kardiovaskuler Radidiagnostik
BAB III RESUM ASKEP Identitas Pasien Nama : Ny. S Umur : 66 Tahun Pendidikan Terakhir : SMA Alamat : Semarang Diagnosa Medik : CKD Tanggal masuk : 17-05-2025 Tanggal Pengkajian :20-05-025 2. Riwayat Kesehatan Saat ini Pasien datang ke IGD RSD K.R.M.T Wongsonegoro diantar pembantunya dengan keluhan kedua tangan dan kaki bengakak sudah 1 bulan, sesak nafas, perut membesar dan buang air kecil sedikit. Pasien mengatakan mempunyai Riwayat penyakit HT, DM dan CKD on HD senin kamis. kemudian dibawa ke IGD wongsonegoro pada tanggal 17 Mei 2025, Hasil pengkajian didapatkan TD 172/89 mmHg , N : 120x/ mnt , rr 40x/ mnt , suhu 36, spo2 89% .
Data (DS dan DO) Masalah (P) Etiologi (E) Ds : Klien mengatakan badan terasa lemas Klien mengatakan tenggorokannya terasa kering Klien mengatakan kedua kakinya bengkak Do : Klien tampak pucat Mukosa bibir klien tampak kering Kaki klien tampak bengkak TD 172/89 mmHg N : 120x/ mnt , RR 22x/ mnt , suhu 36, spo2 89% Hipervolemia Gangguan mekanisme regulasi Data Fokus Diagnosa Keperawatan Hipervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi (D.0022)
Intervensi Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 7 jam, maka keseimbangan cairan meningkat (L.03020) degan kriteria hasil : Edema menurun Tekanan darah membaik Membrane mukosa Membaik Turgor kulit membaik Manajemen Hipervolemia (1.03114) Observasi : 1. Periksa tanda gejala hipervolemi ( dyspnea , edema, suara nafas tambahan) 2. Identifikasi penyebab hipervolemia 3. Monitor status hemodinamik (tekanan darah, MAP) 4. Monitor intake dan output cairan Terapeutik : 1. Batasi asupan cairan dan garam Edukasi : 1. Ajarkan cara membatasi cairan
Tanggal Implementasi Respon EVALUASI Senin, 19 Mei 2025 Mengidentifikasi tanda dan gejala hipervolemia Memonitor TTV klien Mengajarkan cara membatasi cairan dengan cara berkumur dengan air matang untuk mengurangi rasa haus pada klien Ds : Klien mengatakan badan lemas, pucat, mukosa bibir kering Klien mengatakan kedua kaki bengkak Klien mengatakan mulut dan tenggorokan lebih terasa nyaman, lembab Do : Terdapat edema pada kedua kaki klien Mukosa bibir klien tampak kering TD 172/89 mmHg N : 120x/ mnt , RR 22x/ mnt , suhu 36, spo2 89% Klien tampak lebih nyaman dan rasa haus berkurang dibuktikan dengan biasanya klien 20 menit minum sedikit air sebanyak 2x, setelah melakukan kumur dengan air matang klien baru minum sedikit 1x. S : Klien mengatakan badan masih lemas Klien mengatakan kedua kaki bengkak O : Klien tampak lemas Terdapat edema pada kedua kaki klien TD 172/89 mmHg N : 120x/ mnt , RR 22x/ mnt , suhu 36, spo2 89% A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi Implementasi dan Evaluasi
BAB IV APLIKASI ARTIKEL EBN Identitas Pasien Nama : Ny. S Umur : 66 Tahun Pendidikan Terakhir : SMA Alamat : Semarang Diagnosa Medik : CKD Tanggal masuk : 17-05-2025 Tanggal Pengkajian :20-05-025 2. Riwayat Kesehatan Saat ini Pasien datang ke IGD RSD K.R.M.T Wongsonegoro diantar pembantunya dengan keluhan kedua tangan dan kaki bengakak sudah 1 bulan, sesak nafas, perut membesar dan buang air kecil sedikit. Pasien mengatakan mempunyai Riwayat penyakit HT, DM dan CKD on HD senin kamis. kemudian dibawa ke IGD wongsonegoro pada tanggal 17 Mei 2025, Hasil pengkajian didapatkan TD 172/89 mmHg, N : 120x/mnt, rr 40x/mnt, suhu 36, spo2 89% .
Data Fokus Data Subjektif Data Objektif Klien mengatakan lemas Klien mengatakan tenggorokan kering Klien mengatakan kedua kakinya bengkak Klien tampak pucat Mukosa bibir klien tampak kering Kaki klien tampak bengkak TD 172/89 mmHg N : 120x/ mnt , RR 22x/ mnt , suhu 36, spo2 89%
Diagnosa Keperawatan Hipervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi (D.0022) EBN Yang Diterapkan Pada Pasien Pada diagnosa klien dengan CKD didapatkan bahwa, klien mengalami kelebihan cairan pada tubuh yang disebabkan adanya kerusakan fungsi ginjal sehingga ginjal tidak mampu mengeluarkan cairan dengan normal. Hal ini menjadikan klien dengan diagnosa CKD harus membatasi jumlah cairan yang masuk dalam tubuhnya. Pada kasus ini, EBNP berkumur dengan air matang pada klien CKD dapat diterapkan untuk mengurangi rasa haus dan digunakan dalam pembatasan cairan yang masuk ke dalam tubuh.
Landasan Teori Terkait Penerapan EBN Cairan merupakan kebutuhan dasar yang utama. Pada “ One Day Care ” pasien yang menjalani hemodialisis, cairan merupakan salah satu perhatian perawat di samping oksigenasi , nutrisi, eliminasi, proteksi dan aktifitas . Pasien PGK disarankan agar memantau kondisi kesehatannya dan memperhatikan pembatasan cairan seperti mengurangi rasa haus dengan mengunyah permen karet, menghisap es batu dan potongan lemon serta pengurangan asupan garam untuk meningkatan derajat kesehatan. Manajemen cairan untuk pasien yang menjalani hemodialisis merupakan proses adaptasi perilaku dan bahwa mengubah perilaku biasanya tidak terjadi sekaligus (Laily, 2021).
BAB V PEMBAHASAN Justifikasi Pemilihan Tindakan Berdasarkan EBN Tindakan intervensi pada diagnosa keperawatan hipervolemia sesuai dalam buku SIKI, 2018 yaitu manajemen hipervolemia dan berkumur dengan air matang merupakan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa haus. Secara umum penanganan hipervolemia , bisa dilakukan secara farmakologi dan non farmakologi. Secara farmakologi hipervolemia dapat ditangani dengan terapi HD, meskipun terapi HD dapat membantu fungsi kerja ginjal, namun pembatasan cairan pada pasien CKD masih harus tetap dilakukan.Teknik non farmakologis sendiri banyak macamnya salah satunya dengan berkumur menggunakan air matang untuk mengurangi rasa haus Mekanisme Penerapan E BN Penerapan evidence based nursing pada kasus ini adalah pada pasien dengan CKD
BAB V PEMBAHASAN Hasil Yang Dicapai : Berikut adalah hasil yang dicapai setelah dilakukan terapi berkumur dengan air matang (dikelola selama 3x pertemuan dengan frekuensi 1 kali pertemuan berkumur selama 30 detik): tingkat rasa haus dari 20 menit minum 2x menjadi dalam 20 menit klien minum 1x. Sehingga terapi berkumur dengan air matang terbukti dapat menurunkan rasa haus pada klien dengan CKD, dan dapat diterapkan oleh klien baik di rumah sakit maupun di rumah sebagai salah satu terapi non farmakologi yang efektif. Kelebihan Dan Kekurangan Atau Hambatan Yang Ditemui Selama Aplikasi EBN Kelebihan: Mudah dilakukan, sederhana, dan tidak mengeluarkan banyak biaya. Kekurangan: Masih sering klien yang tidak sengaja menelan air untuk berkumur
BAB VI PENUTUP Kesimpulan Asuhan Keperawatan yang baik dalam mengelola pasien dari pengkajian sampai evaluasi, tindakan yang diberikan kepada pasien sangat diperlukan ketelitian dan kejelian mahasiswa sehingga penerapan dan pengaplikasian segala tindakan sesuai dengan standar dan diharapkan dapat meringankan gejala yang dialami oleh pasien CKD di ruang Sulaiman 3. Setelah dilakukan tindakan pemberian terapi berkumur dengan air matang selama 30 detik, evaluasi menunjukan klien dapat menahan rasa haus paling lama selama 35 menit.