ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN KOLIK Presented by Elseny Ovita Sari Dosen Pengampu : Bella Anarkie , SST., MKM
LATAR BELAKANG Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan tingkat kesehatan masyarakat . AKB mencerminkan tingkat pembangunan kesehatan suatu negara dan kualitas hidup masyarakat , sehingga dapat digunakan untuk memantau serta mengevaluasi program dan kebijakan di bidang kependudukan dan kesehatan . Angka kematian bayi didefinisikan sebagai kematian yang terjadi setelah bayi lahir hingga belum mencapai usia satu tahun ( Ilawati & Susanti , 2022). Hal 2
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2021, angka kematian bayi baru lahir secara global menunjukkan penurunan dari 5 juta kasus pada tahun 1990 menjadi 2,4 juta kasus pada tahun 2021. Bayi yang berada dalam 28 hari pertama kehidupan ( masa neonatal) memiliki risiko kematian tertinggi . Pada tahun 2021, sebanyak 47% dari seluruh kematian balita terjadi pada masa neonatal, dan angka ini tetap sama pada tahun 2020 (WHO, 2021). Hal 3 LATAR BELAKANG
Masa neonatal merupakan periode yang sangat rentan terhadap berbagai gangguan kesehatan . Salah satu gangguan yang sering terjadi namun tidak berbahaya secara fisik tetapi berdampak signifikan terhadap kualitas hidup bayi dan orang tua adalah kolik . Kolik adalah kondisi di mana bayi menangis terus-menerus tanpa sebab yang jelas , biasanya terjadi pada bayi usia 0–3 bulan . Tangisan berlangsung lebih dari 3 jam per hari , lebih dari 3 hari dalam seminggu , selama minimal 3 minggu ( aturan "rule of threes" oleh Wessel). Hal 4
LATAR BELAKANG Hal 10 Secara global, prevalensi kolik pada bayi cukup tinggi , yaitu sekitar 10–30%. Di Indonesia sendiri , kejadian kolik pada bayi baru lahir masih sering ditemukan di fasilitas pelayanan kesehatan , meskipun data nasional belum terdokumentasi secara menyeluruh . Kolik sering menjadi penyebab utama kecemasan orang tua , kurangnya kualitas tidur bayi dan orang tua , serta meningkatkan risiko gangguan hubungan ibu dan bayi , terutama pada ibu baru . Penyebab kolik belum sepenuhnya diketahui , namun diduga berkaitan dengan ketidakmatangan saluran cerna , intoleransi laktosa , alergi protein susu sapi , serta faktor psikologis dari ibu seperti stres dan kelelahan . Meskipun tidak membahayakan secara medis , kolik perlu mendapatkan perhatian karena dapat memengaruhi perkembangan awal bayi jika tidak ditangani dengan pendekatan yang tepat .
LATAR BELAKANG Hal 6 Pada tahun 2018, angka kematian bayi (AKB) di Indonesia adalah angka tertinggi di ASEAN dan turun lebih lambat dari tahun ke tahun, dari 34 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Sebanyak 57% kematian bayi disumbang pada masa bayi baru lahir ( usia dibawah 1 bulan ). Menurut Profil Kesehatan Indonesia dan laporan-laporan lokal , gangguan pencernaan ringan seperti kembung dan kolik masih menjadi keluhan yang umum dialami bayi baru lahir , terutama pada bayi yang mendapat ASI eksklusif tanpa pemantauan yang optimal terhadap pola makan ibu atau teknik menyusui yang kurang tepat .( Kemenkes RI.,2022) Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Bengkulu tahun 2021, dari 296.443 bayi lahir hidup , terdapat 771 bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun . Hal ini menunjukkan pentingnya pemantauan dan penanganan gangguan kesehatan sejak dini , termasuk kondisi seperti kolik yang sering dianggap sepele namun berdampak besar secara psikologis bagi keluarga ( Dinkes Bengkulu , 2021).
LATAR BELAKANG Hal 10 Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bengkulu didapatkan cakupan pelayanan kesehatan bayi baru lahir menurut Kecamatan dan Puskesmas yang tertinggi berada di wilayah Puskesmas Basuki Rahmad dengan jumlah 773 orang,diikuti oleh wilayah Puskesmas Jembatan Kecil yaitu 608 orang dan terendah berada di wilayah Puskesmas Kuala Lempuing dengan jumlah 102 orang.( Dinkes Kota Bengkulu,2020). Menurut data dari Puskesmas Basuki Rahmad didapatkan data BPM dengan angka bayi baru lahir terbanyak yaitu berada pada BPM M yaitu pada bulan Februari-november pada tahun 2020 dengan jumlah sebanyak 103 orang dan pada bulan Februari-november tahun 2021 mengalami peningkatan dengan jumlah sebanyak 123 orang ( Dinkes Kota Bengkulu,2021).
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan di BPM M, Kota Bengkulu , terdapat 3 bayi baru lahir normal, dan 1 di antaranya mengalami kolik dengan gejala tangisan terus-menerus , perut kembung , dan kesulitan tidur di malam hari . Berdasarkan latar belakang tersebut , penulis tertarik untuk menyusun laporan tugas akhir dengan judul : " Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir dengan Kolik di BPM M, Kota Ben g kulu." Hal 5 LATAR BELAKANG