PPT LITERASI GURU SMAS BODHI BTM- FINAL.pptx

TeresaSirait 2 views 50 slides Sep 22, 2025
Slide 1
Slide 1 of 50
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32
Slide 33
33
Slide 34
34
Slide 35
35
Slide 36
36
Slide 37
37
Slide 38
38
Slide 39
39
Slide 40
40
Slide 41
41
Slide 42
42
Slide 43
43
Slide 44
44
Slide 45
45
Slide 46
46
Slide 47
47
Slide 48
48
Slide 49
49
Slide 50
50

About This Presentation

ppt literasi guru


Slide Content

MENINGKATKAN KOMPETENSI LITERASI GURU DI ERA DISRUPSI JEPRI,S.Pd.,M.Pd., Ph.D Pustakawan Ahli Muda Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kepulauan Riau

Melihat Melihat Melihat Persoalan dalam E ra Perubahan ( Disrupsi ) X X X GAGAL Melihat GAGAL Bergerak GAGAL Menyelesaikan

ADAPTIF = SURFING

DAMPAK DIGITALISASI 1. T eknologi digital telah merebut posisi manusia sebagai produsen budaya 2. M anusia merasa hidup dalam kekosongan makna 3. T idak semua orang mampu menyelami hidup yang begitu cepat berubah APA J AWABAN & JALAN KELUARNYA ?

Sisi Positif Era Digital Meningkatnya kualitas SDM melalui pengembangan dan pemanfaatan TIK Tumbuhnya sumber belajar seperti perpustakaan online, media pembelajaran online,diskusi online yang dapat meningkatkan kualitas Pendidikan, Surat kabar online dll. Munculnya e-Commerce , toko online yang menyediakan berbagai barang kebutuhan dan memudahkan mendapatkannya. Informasi yang dibutuhkan dapat lebih cepat dan lebih mudah dalam mengaksesnya. Inovasi dalam berbagai bidang yang berorentasi pada teknologi digital yang memudahkan proses dalam pekerjaan kita. Sisi Negatif Era Digital Munculnya kejahatan baru seperti pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Plagiasi, dan kecurangan akademik; Kejahatan Hecker di Sistem Perbankan, Pencurian data dll. Munculnya Pemikiran pintas , berpikir pendek dan kurang konsentrasi. Banyak anak-anak kecanduan game online, dll;

6 LITERASI : PERSIAPAN DIRI MENGHADAPI PERSAINGAN GLOBAL

7 Sejarah Literasi Berdasarkan hasil berbagai survei menunjukkan bahwa literasi merupakan masalah yang serius dalam dunia pendidikan di Indonesia. Data dari World’s Most Literate Nations yang dilakukan oleh Central Connecticut State University tahun 2016, menunjukkan bahwa Indonesia menempati urutan ke-60 dari 61 negara partisipan survei dalam hal kemampuan literasi . P enelitian Progress International Reading Literacy Study (PIRLS), yaitu studi internasional dalam bidang membaca pada anak-anak di seluruh dunia yang disponsori oleh The International Association for the Evaluation Achievement. Hasil studi menemukan bahwa rata-rata anak Indonesia berada pada urutan keempat dari bawah dari 45 negara di dunia . Data Perpustakaan Nasional tahun 2017, frekuensi membaca orang Indonesia rata-rata hanya tiga sampai empat kali perminggu .

Gerakan Literasi Sekolah | 2 4 . Uji literasi membaca mengukur aspek memahami, menggunakan, dan merefleksikan hasil membaca dalam bentuk tulisan. Dalam PIRLS 2011, Indonesia menduduki peringkat ke- 42 dari 45 negara peserta dengan skor 428 dari skor rata- rata 500 (IEA, 2012). 5. Pada tahun 2016, Puspendik Kemendikbud dalam program Indonesian National Assessment Program (INAP) atau Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI) menguji keterampilan membaca, matematika, dan sains peserta didik SD kelas IV. Khusus dalam membaca, hasilnya adalah 46,83% dalam kategori kurang, 47,11% dalam kategori cukup, dan hanya 6,06% dalam kategori baik. Kondisi ini menunjukkan bahwa kemampuan literasi peserta didik Indonesia masih tergolong rendah dan harus ditingkatkan. Permasalahan ini menegaskan bahwa pemerintah memerlukan strategi khusus agar kemampuan membaca peserta didik dapat meningkat dengan mengintegrasikan/menindaklanjuti program sekolah dengan kegiatan dalam keluarga dan masyarakat, yang diwadahi dalam gerakan literasi . Gerakan Literasi Sekolah (GLS) telah digulirkan mulai Maret 2016 oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud .

Rendahnya literasi di Indonesia tentunya menjadi sorotan bagi pemerintah , pemerhati pendidikan dan peneliti . Dengan fenomena ini muncullah keadaan darurat dalam peningkatan pendidikan kita . Banyak program pemerintah yang mempromosikan kegiatan Literasi. Berbagai upaya juga dilakukan untuk mengembangkan kemampuan literasi siswa . Kurikulum , program sekolah , hingga pembelajaran di kelas disuntikkan dengan kata literasi . Siswa diarahkan untuk membaca . Dimulai dengan kebiasaan membaca di awal proses pembelajaran hingga sudut baca menjadi bagian dari kegiatan literasi . DAMPAK RENDAHNYA LITERASI

Sasaran Sasaran gerakan literasi sekolah adalah ekosistem sekolah pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Gerakan Literasi Sekolah 5 | | membentuk warga sekolah yang literat dalam hal : baca tulis, numerasi, sains, digital, finansial, budaya dan kewargaan. Tujuan G erakan Literasi Sekolah 1 . menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran berbudaya literasi.

11 TRANSFORMASI MAKNA LITERASI “ Literasi adalah kedalaman pengetahuan seseorang terhadap suatu subjek ilmu pengetahuan tertentu yang dapat diimplementasikan dengan inovasi dan kreativitas untuk memproduksi barang dan jasa yang berkualitas tinggi dan dapat dipakai untuk memenangkan persaingan global Jadi , literasi bukan hanya sekedar pandai baca tulis .” Muhammad Syarif Bando Kepala Perpustakaan Nasional RI

Menurut Word Economic Forum (2016), peserta didik memerlukan 16 keterampilan agar mampu bertahan di abad XXI, yakni fondasi literasi atau literasi dasar (bagaimana peserta didik menerapkan keterampilan berliterasi untuk kehidupan sehari- hari), kompetensi (bagaimana peserta didik menyikapi tantangan yang kompleks), dan karakter (bagaimana peserta didik menyikapi perubahan lingkungan mereka ). KECAKAPAN ABAD 21 Gerakan Literasi Sekolah 7 |

F O N D A S I L I T E R A S I KETERAMPILAN DEFINISI Literasi Baca- Tulis Kemampuan membaca, memahami, dan menggunakan bahasa tulisan. Numerasi Kemampuan untuk menggunakan angka dan simbol lain untuk memahami dan mengekspresikan hubungan kuantitatif. Literasi Sains Kemampuan untuk menggunakan pengetahuan dan prinsip ilmiah untuk memahami lingkungan dan menguji hipotesis. Literasi Digital Kemampuan untuk menggunakan dan menciptakan konten berbasis teknologi, termasuk menemukan dan berbagi informasi, menjawab pertanyaan, berinteraksi dengan orang lain dan pemrograman komputer. Literasi Finansial Kemampuan memahami dan menerapkan aspek konseptual dan ihwal keuangan dalam kegiatan keseharian. Literasi Budaya dan Kewargaan Kemampuan memahami, menghargai, menganalisis, dan menerapkan pengetahuan tentang kebudayaan dan kewargaan. K O M P E T E N S I Berpikir Kritis/ Pemecahan Masalah Kemampuan untuk mengidentifikasi, menganalisis dan mengevaluasi situasi, gagasan, dan informasi untuk menyampaikan tanggapan dan solusi. Kreativitas Kemampuan untuk mengangankan dan merancang cara baru yang inovatif untuk mengatasi masalah, menjawab pertanyaan atau mengungkapkan makna melalui penerapan, sintesis atau beradaptasi dengan tujuan pemerolehan pengetahuan yang beragam. Komunikasi Kemampuan untuk mendengarkan, memahami, menyampaikan, dan mengontekstualisasikan informasi secara verbal, nonverbal, visual, dan tertulis. Kolaborasi Kemampuan bekerja dalam tim untuk mencapai tujuan bersa ma , termasuk kemampuan untuk mencegah dan mengelola konflik. K A R A K T E R Keingintahuan Kemampuan dan keinginan untuk mengajukan pertanyaan, keterbukaan pikiran, dan keingintahuan. Inisiatif Kemampuan dan keinginan untuk secara proaktif melakukan tugas atau tujuan baru. Ketekunan Kemampuan untuk mempertahankan minat dan usaha serta tekun untuk mencapai suatu tugas atau tujuan. Penyesuaian Diri Kemampuan untuk mengubah rencana, metode, pendapat atau tujuan berdasarkan hal- hal baru. Kepemimpinan Kemampuan untuk secara efektif mengarahkan, membimbing, dan mengilhami orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Kepekaan Sosial dan Budaya Kemampuan untuk berinteraksi sosial dan budaya secara santun. Kecakapan Abad XXI Gerak an Lit erasi Sekolah | 8

Menatap televisi 132 menit . Indonesia tidak masuk 3 besar Komputer dan laptop 117 menit Indonesia tidak masuk 3 besar Menatap tablet 110 menitPeringkat ke 2 dunia dibawah Kenya Sementara negara maju memiliki durasi menatap layar lebih sedikit: Amerika: 444 menit (7,4 jam) Jepang: 343 menit (5,7 jam) Eropa barat, kanada, dan korea selatan berada dibawah pemeringkatan. HASIL SURVEI PIRANTI PINTAR (PONSEL) Tahun 2014 Milward Brown, Lembaga Riset Pemasaran Global melakukan survei terhadap penduduk berusia 16-44 th di 30 negara dalam menatap layar ( screen minutes ) piranti pintar : Indonesia menduduki posisi puncak dalam durasi menatap layar : orang Indonesia menghabiskan total 540 menit (9 jam) per hari.

Teknologi informasi dan komunikasi (ICT) merevolusi cara manusia beraktivitas 2,4 juta Lebih 700.000 150 juta 38.000 21 juta 2,8 juta Google memproses permintaan pencarian data permenit Orang mengakses (login) akun facebook permenit Email terkirim dalam permenit Posting di instagram permenit Pesan lewat WhatsApp permenit Views di youtube permenit

KRITERIA GURU LITERAT

Lalu, guru yang bagaimana disebut literat? Seorang guru dapat disebut literat, bila memiliki kompetensi pembelajaran dan kecakapan hidup. Orang yang berdaya dan memberdayakan keadaan atas dasar kesadaran belajar, kemampuan memahami realitas, dan mampu mentransformasikan pikiran ke dalam perilaku sehari-hari dan bidang tugasnya . Guru yang literat pasti memiliki tiga ciri, yaitu: hidupnya adaptif, kont r ibusinya positif, dan manfaatnya solutif.

19 INTISARI TUNTUTAN ERA DIGITAL ATAS INDIVIDU ADALAH SETIAP ORANG HARUS….. MENJADI MANUSIA PEMBELAJAR

Manusia pembelajar Belajar adalah kegiatan perluasan kesadaran secara tajam tentang diri sendiri , dunia sekitar , dan keterkaitan keduanya yang memampukan kita meningkatkan relevansi , inovasi dan kualitas diri (Jansen Sinamo , 2000:20) Agar seorang individu berkembang menjadi pembelajar yang efektif , ia harus mempunyai dan memelihara LEARNING SPIRIT: Cinta belajar , cinta ilmu dan pengetahuan Menerima tanggung jawab Bersedia menunda kesenangan , tahan menderita , tidak mengumbar kesenangan dalam berburu pengetahuan Tidak merasa paling tahu , tidak memutlakkan apa yang diketahui dan tidak bersikap dogmatis pada apa yang diyakini .

GAYA Belajar untuk sukses Belajar di era disrupsi: Belajar b ukan beban : Jadikan belajar sebagai kebutuhan 1 2 Sukses belajar itu mudah : belajar dilakukan secara rutin belajar dilakukan kapanpun , dimanapun dan dari siapa pun

Tahapan Gerakan Literasi Sekolah Untuk melaksanakan program GLS ini , Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan membuat tim penyusun yang membuat Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah adalah konsep dasar literasi sampai dengan mendesain gerakan literasi di sekolah . Dari desain induk ini , dikembangkan pula panduan pergerakan literasi sekolah untuk berbagai level sekolah , yang kemudian menjadi acuan bagi sekolah-sekolah mengembangkan dan mengimplementasikan GLS di sekolahnya masingmasing .

MENGUATKAN LITERASI MEMBACA DAN NUMERASI DALAM PEMBELAJARAN

LITERASI MEMBACA Kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks tertulis untuk mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia

LITERASI NUMERASI Kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari- hari pada berbagai jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia

Strategi Pembelajaran Yang Menguatkan Kompetensi Literasi dan Numerasi

Perangkat Pembelajaran Aktivitas pembelajaran, pendekatan, model, metode Asesmen formatif Asesmen sumatif Perencanaan Bagaimana Strategi Pembelajarannya ? Pelaksanaan Penilaian

1 Tujuan Pembelajaran 2 Bahan Ajar 3 Aktivitas Pembelajaran 4 Bentuk Penilaian Penguatan Perangkat Pembelajaran

Contoh Tujuan Pembelajaran Setelah mencermati berita yang memuat infografis , peserta didik mampu merumuskan dampak perubahan cuaca terhadap produksi bahan pangan. Mapel IPA Materi Perubahan Iklim dan Dampak bagi Ekosistem

Contoh Bahan Ajar

Contoh Aktivitas Pembelajaran Guru menayangkan video berita perubahan iklim, peserta didik diminta untuk menyimak tayangan berita tersebut. Guru memberikan informasi tentang tujuan dan aktivitas diagram Fluktuasi pembelajaran kepada peserta didik. Guru mengelompokkan peserta didik Guru menayangkan infografis berupa Produksi Beras. 5. Peserta didik diminta oleh guru untuk mencermati infografis tersebut serta mendiskusikannya dalam kelompok untuk merumuskan dampak perubahan cuaca terhadap produksi pangan

TUJUAN PENILAIAN Tujuan penilaian pada tahap pengembangan adalah untuk menumbuhkan kecintaan dan sikap peserta didik kepada bacaan dan kegiatan membaca, serta untukmengetahui pemahaman mereka terhadap bacaan.

Portfolio karya siswa dalam kegiatan menanggapi bacaan. Lembar pengamatan tenaga pendidik pada setiap kegiatan membaca. Aspek capaian peserta didik yang diamati pada lembar pengamatan bergantung kepada tujuan kegiatan membaca. SUMBER PENILAIAN PADA TAHAP PENGEMBANGAN LITERASI

PENILAIAN PENGAMATAN MEMBACA NYARING KEMAMPUAN CEKLIS KOMENTAR Apakah sebagian besar peserta didik menyimak dengan tenang dan baik? Apakah sebagian besar peserta didik menjawab pertanyaan terkait pemahaman terhadap bacaan? Apakah peserta didik mampu menebak isi bacaan dengan melihat sampul muka buku?

KEMAMPUAN CEKLIS KOMENTAR Apakah peserta didik terlihat antusias ketika dibacakan buku? (terlihat dari gestur, raut muka, dan tanggapan lisan). Apakah peserta didik mengikuti gerakan tangan pendidik ketika menunjuk ilustrasi dan kata-kata dalam buku? LANJUTAN ...

KEMAMPUAN CEKLIS KOMENTAR Pertanyaan yang tidak dapat dijawab peserta didik ? Kata-kata sulit yang tidak dipahami peserta didik ? Jumlah peserta didik yang terlihat tidak tertarik/tampak teralihkan perhatiannya ? LANJUTAN ....

PENGAMATAN DALAM KEGIATAN TERPANDU DALAM MEMBACA KEMAMPUAN CEK KOMENTAR Apakah peserta memusatkanperhatiannya kepada bacaan? Apakah peserta didik dapat berkonsentrasi selama proses membaca? Apakah peserta didik mampu menjawab pertanyaan terkait bacaan?

Ω Penghargaan berbasis literasi ini menekankan kepada proses belajar dan membaca, bukan pada keterampilan dan kualitas karya semata. Ω Menghargai proses belajar peserta didik terbukti dapat menumbuhkan motivasi belajar dan memupuk semangat ingin tahu mereka. Ω Motivasi ini dapat membantu kesuksesan akademik peserta didik dalam jangka panjang dan menjadikan mereka pembelajar sepanjang hayat. Ω Penghargaan berbasis literasi dapat diberikan secara berkala setiap minggu (pada upacara hari Senin), setiap bulan, atau setiap semester. MENGAPRESIASI CAPAIAN LITE RA SI PESERTA DIDIK

CONTOH PENGHARGAAN CAPAIAN LITERASI Ω Pemustaka teladan, bagi peserta didik yang paling rajin mengunjungi perpustakaan dan meminjam buku perpustakaan. Ω Duta perpustakaan, bagi peserta didik yang bersemangat membantu pengelolaan dan pengembangan kegiatan perpustakaan. Ω Pencerita bulan ini, bagi peserta didik yang dapat menceritakan ulang sebuah cerita dengan orisinil dan kreati f f .

Ω Penulis bulan ini, bagi peserta didik yang mampu menuliskan ulang sebuah cerita dengan orisinil dan kreatif. Ω Pembaca favorit, bagi peserta didik yang aktif membacakan nyaring atau membantu memandu temannya membaca. Ω Pembaca bulan ini, bagi pembaca yang menunjukkan kemajuan paling pesat dalam membaca dengan fasih/menunjukkan kesungguhan membaca.

CONTOH LOMBA BERBASIS LITERASI Menulis surat kepada Kartini (pada hari Kartini) atau Ki Hajar Dewantara (pada Hari Pendidikan Nasional). Mewawancarai tokoh pahlawan secara imajiner pada peringatan Hari Pahlawan. Menuliskan biografi tokoh proklamator secara kreatif pada peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia.

PEMBENTUKAN TIM LITERASI Anggota Komite Sekolah. Orang tua/wali murid. Pustakawan dan tenaga kependidikan lainnya. Guru kelas, guru mata pelajaran bahasa, dan guru mata pelajaran non-bahasa. Relawan literasi atau elemen masyarakat lain yang membantu menggiatkan kegiatan literasi di sekolah.

TUGAS TIM LITERASI Memastikan keberlangsungan kegiatan 15 menit membaca setiap hari. Memastikan ketersediaan koleksi buku pengayaan di perpustakaan dan sudut-sudut baca di sekolah. Mengawasi pengelolaan perpustakaan sekolah dan sudut-sudut baca di kelas dan area sekolah yang lain. Memastikan keterlaksanaan kegiatan di perpustakaan sekolah minimal 1 jam dalam seminggu (dapat dilaksanakan pada jam pelajaran yang relevan atau jam khusus literasi).

Mengkoordinir penyelenggaraan festival literasi, minggu buku, atau perayaan hari-hari besar lain yang berbasis literasi. Mengkoordinir upaya pengembangan kegiatan literasi melalui penggalangan dana kepada pelaku bisnis atau penyandang dana lain di luar lingkungan sekolah. Mengkoordinir upaya promosi kegiatan literasi sekolah kepada orang tua/wali murid, misalnya melalui pelatihan membacakan buku dengan nyaring, pelatihan keayahbundaan, dan promosi kegiatan membaca di rumah.

Mempublikasikan kegiatan literasi di sekolah di media cetak, audio visual, dan daring agar memperoleh dukungan yang lebih luas dari masyarakat. Berjejaring dengan pemangku kepentingan terkait literasi, tim literasi di sekolah lain, dan pegiat literasi untuk bekerjasama mengupayakan Gerakan Literasi Sekolah yang berkelanjutan.

EKOSISTEM SEKOLAH YANG LITERAT cf . Beers2009). A Lingkungan Fisik 1 Karya peserta didik dipajang di sepanjang lingkungan sekolah, termasuk koridor dan kantor (kepala sekolah, guru, administrasi, bimbingan konseling). 2 Karya peserta didik dirotasi secara berkala untuk memberi kesempatan yang seimbang kepada semua peserta didik. 3 Buku dan materi bacaan lain tersedia di pojok-pojok baca di semua ruang kelas. 4 Buku dan materi bacaan lain tersedia juga untuk peserta didik dan orang tua/ pengunjung di kantor dan ruangan selain ruang kelas. 5 Kantor kepala sekolah memajang karya peserta didik dan buku bacaan untuk anak. 6 Kepala sekolah bersedia berdialog dengan warga sekolah. B Lingkungan Sosial dan Afektif 1 Penghargaan terhadap prestasi peserta didik (akademis dan nonakademis) diberi- kan secara rutin (tiap minggu/bulan). Upacara hari Senin merupakan salah satu kesempatan yang tepat untuk pemberian penghargaan mingguan. 2 Kepala sekolah terlibat aktif dalam pengembangan literasi. 3 Merayakan hari-hari besar dan nasional dengan nuansa literasi, misalnya meraya- kan Hari Kartini dengan membaca surat-suratnya. 4 Terdapat budaya kolaborasi antarguru dan staf, dengan mengakui kepakaran masing- masing. 5 Terdapat waktu yang memadai bagi TLS untuk berkolaborasi dalam menjalankan program literasi dan hal- hal yang terkait dengan pelaksanaannya. 6 Staf sekolah dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan, terutama dalam menjalankan program literasi. C Lingkungan Akademis 1 Terdapat TLS yang bertugas melakukan asesmen dan perencanaan. Bila diperlu- kan, ada pendampingan dari pihak eksternal. 2 Disediakan waktu khusus dan cukup banyak untuk pembelajaran dan pembiasaan literasi: membaca dalam hati ( sustained silent reading ), membacakan buku dengan nyaring (r eading aloud ), membaca bersama ( shared reading ), membaca terpandu ( guided reading ), diskusi buku, bedah buku, presentasi ( show-and-tell presenta- tion ). 3 Waktu berkegiatan literasi dijaga agar tidak dikorbankan untuk kepentingan lain. 4 Disepakati waktu berkala untuk TLS membahas pelaksanaan gerakan literasi sekolah. 5 Buku fiksi dan nonfiksi tersedia dalam jumlah cukup banyak di sekolah. Buku cerita fiksi sama pentingnya dengan buku berbasis ilmu pengetahuan. B eberapa parameter yang dapat digunakan sekolah untuk membangun budaya literasi sekolah yang baik (BEERS dkk , 2009) Gerakan Literasi Sekolah | 16

C Lingkungan Akademis 6 Ada beberapa buku yang wajib dibaca oleh warga sekolah. 7 Ada kesempatan pengembangan profesional tentang literasi yang diberikan untuk staf, melalui kerja sama dengan institusi terkait (perguruan tinggi, dinas pendidikan, dinas perpustakaan, atau berbagi pengalaman dengan sekolah lain). 8 Seluruh warga sekolah antusias menjalankan program literasi, dengan tujuan membangun organisasi sekolah yang suka belajar. 9 Guru menggunakan strategi literasi dalam pembelajaran. (cf. Beers, dkk., 2009). Gerakan Literasi Sekolah 17 |

SD Ekosistem SD yang literat adalah kondisi yang menanamkan dasar- dasar karakter, sikap, perilaku empati sosial, dan cinta kepada pengetahuan. SMP Ekosistem SMP yang literat adalah kondisi yang memungkinkan penguatan karakter serta pengembangan sikap kritis, kreatif, perilaku empati sosial, dan cinta kepada pengetahuan SMA Ekosistem SMA yang literat adalah kondisi yang memungkinkan penguatan karakter serta pengembangan sikap kritis, kreatif, inovatif, berjiwa wirausaha, perilaku empati sosial, dan cinta kepada pengetahuan. SMK Ekosistem SMK yang literat adalah kondisi yang memungkinkan penguatan karakter serta pengembangan sikap kritis, kreatif, inovatif, berjiwa wirausaha, perilaku empati sosial, cinta kepada pengetahuan, dan siap kerja. SLB Ekosistem SLB yang literat adalah kondisi yang memungkinkan penguatan karakter serta pengembangan sikap dan perilaku yang baik, berempati sosial, terampil, dan mandiri. c) Menumbuhkan semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan. Program literasi sekolah diharapkan dapat menciptakan ekosistem sekolah yang literat, yang akhirnya, menumbuhkan budi pekerti peserta didik. Ekosistem sekolah yang literat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut. Menyenangkan dan ramah anak, sehingga menumbuhkan semangat warganya dalam belajar. Semua warganya menunjukkan empati, peduli, dan menghargai sesama. ) Memampukan warganya untuk cakap berkomunikasi dan dapat berkontribusi kepada lingkungan sosialnya . Mengakomodasi partisipasi seluruh warga dan lingkungan eksternal sekolah . Target Pencapaian Gerakan Literasi Sekolah 33 | Ekosistem Sekolah yang Diharapkan pada Setiap Jenjang Pendidikan

KESIMPULAN... Guru yang literat di era disrupsi adalah guru yang mampu berselancar di atas gelombang krisis atau gelombang perubahan apapun , mereka adalah manusia yang tidak hanya pandai mengajar , tetapi dengan literasi menjadikan mereka manusia yang inovatif dan kreatif dalam menciptakan sesuatu baik untuk kepentingan pembelajaran maupun kepentingan pribadi . 1 2 Kunci keberhasilan di era disrupsi adalah menjadikan diri sebagai manusia pembelajar , memiliki kepribadian yang tangguh dan karakter yang tahan uji .

TERIMA KASIH Gadis melayu pandai menari Memakai baju nampak serasi Ayok kita tingkatkan literasi Agar sukses berprestasi
Tags