PPT Observasi Kelompok E Politik Kewarganegaraann.pdf

zakkasa7 8 views 21 slides Sep 24, 2025
Slide 1
Slide 1 of 21
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21

About This Presentation

ppt x


Slide Content

KELOMPOK E
MK POLITIK KEWARGANEGARAAN
UNIVERSITAS SEBELAS
MARET
Laporan Observasi
01
MISI KEMANUSIAAN SEBAGAI PRAKTIK
POLITIK KEWARGANEGARAAN
STUDI KASUS GERAKAN POLITIK
KEWARGANEGARAAN BASARNAS DI KOTA
SURAKARTA

PENDAHULUAN
DAFTAR ISI
PROPOSAL
TINJAUAN PUSTAKA
METODOLOGI PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
PENUTUP
02
KELOMPOK E
MK POLITIK
KEWARGANEGARAAN

ANGGOTA
KELOMPOK
03
Asti Rahma Mahardika (K6423014)
Ellisa Bela Widya Wati (K6423026)
Evrelin Delia Stianix (K6423028)
Giska Marifattul Assyfa (K6423035)
Irfannudin Tegar M (K6423041)
Nina Ayu Permata S (K6423054)
Puspita Putri E (K6423057)
Zakka Satriandika D (K6423076)

LATAR
BELAKANG
04
Dalam negara demokratis, politik kewarganegaraan tidak hanya terbatas pada hak memilih
dan dipilih, tetapi juga mencakup pemenuhan hak dasar warga seperti perlindungan dan
keselamatan, terutama dalam kondisi darurat. BASARNAS menjadi representasi nyata peran
negara dalam menjamin hak tersebut melalui pelayanan publik non-partisan. Sebagai
lembaga teknis, BASARNAS menjalankan fungsi politik dalam bentuk perlindungan warga dari
risiko bencana, yang mencerminkan kontrak sosial antara negara dan rakyat. Melalui
penelitian ini, peneliti ingin mengkaji bagaimana strategi dan taktik yang diterapkan oleh
BASARNAS Surakarta dapat dipahami sebagai bentuk gerakan politik kewarganegaraan yang
memperjuangkan hak keselamatan warga negara. Penelitian ini juga akan menelusuri
dampak sosial dari kerja-kerja penyelamatan tersebut terhadap kesadaran publik, serta
mengidentifikasi hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaannya. Dengan demikian, hasil
penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap penguatan peran lembaga
non-partai dalam mewujudkan nilai-nilai kewarganegaraan aktif di Indonesia.
KELOMPOK E
MK POLITIK
KEWARGANEGARAAN

1. Bagaimana strategi dan taktik yang digunakan oleh BASARNAS Surakarta
dalam memperjuangkan isu keselamatan warga negara dalam situasi
bencana?
2. Apa dampak yang telah dihasilkan oleh gerakan politik kewarganegaraan
tersebut terhadap kesadaran warga dan kerja sama lintas sektor?
3. Apa tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh BASARNAS Surakarta
dalam menjalankan gerakan politik kewarganegaraan mereka?
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENELITIAN
05
KELOMPOK E
MK POLITIK
KEWARGANEGARAAN
1.Menganalisis strategi dan taktik yang digunakan oleh BASARNAS Surakarta
dalam memperjuangkan isu keselamatan warga negara dalam situasi
bencana.
2.Mengevaluasi dampak gerakan politik kewarganegaraan terhadap
kesadaran warga dan kerja sama lintas sektor.
3.Mengidentifikasi tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh BASARNAS
dalam gerakan mereka.

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang ilmu sosial-politik
dan kajian kewarganegaraan. Penelitian ini memperluas pemahaman tentang
bentuk gerakan politik kewarganegaraan yang dilakukan oleh lembaga non-
partai politik seperti BASARNAS, khususnya dalam konteks operasi pencarian dan
pertolongan .
MANFAAT TEORITIS
MANFAAT PRAKTIS
06
KELOMPOK E
MK POLITIK
KEWARGANEGARAAN
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1.Bagi BASARNAS dan lembaga kebencanaan lainnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi
dan pengembangan strategi dalam pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan agar lebih efektif,
responsif, dan berbasis masyarakat.
2.Bagi pemerintah, penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam merumuskan kebijakan
yang mendukung kerja-kerja kemanusiaan dan kolaborasi lintas sektor dalam operasi pencarian dan
pertolongan serta penguatan kapasitas kewarganegaraan di tingkat lokal.
3.Bagi masyarakat, penelitian ini digunakan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya partisipasi aktif
dan sikap kooperatif dalam situasi pencarianserta memahami prosedur dan tantangan yang dihadapi
petugas SAR.
4.Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk mengembangkan studi-studi
lanjutan yang berkaitan dengan politik kewarganegaraan, partisipasi masyarakat dalam kebencanaan, serta
peran lembaga non-partai dalam perlindungan hak warga.
MANFAAT MANFAAT

TINJAUAN
PUSTAKA
Gerakan Politik Kewarganegaraan merupakan bentuk
partisipasi aktif warga dalam politik formal dan
nonformal untuk mewujudkan demokrasi yang sehat, di
mana warga tak hanya memiliki hak, tetapi juga
tanggung jawab menjaga kehidupan publik. Melalui
pendidikan dan keterlibatan aktif terutama oleh
mahasiswa sebagai agen perubahan. gerakan ini
memperkuat solidaritas, menolak diskriminasi, serta
menjadi sarana perlawanan damai terhadap
ketidakadilan sosial dalam masyarakat multikultural.
KONSEP GERAKAN POLITIK KEWARGANEGARAAN
07
Teori Partisipasi Politik:
Layanan cepat dan gratis meningkatkan
kepercayaan publik, mendorong partisipasi warga
dalam mitigasi bencana.
Teori Advokasi Kebijakan Publik:
Meski bukan pembuat kebijakan, evaluasi dan
koordinasi BASARNAS memberi masukan penting
untuk pengambilan keputusan.
TEORI-TEORI
TERKAIT
TEORI-TEORI
TERKAIT
TINJAUAN
PUSTAKA
LEMBAGA NON PARTAI POLITIK
DALAM GERAKAN POLITIK
BASARNAS Surakarta, meski non-partai
dan non-politik, berperan penting
dalam gerakan kewarganegaraan
melalui pelayanan SAR yang menjamin hak hidup
warga. Dengan aksi penyelamatan, edukasi
keselamatan, dan kerja sama masyarakat sipil,
BASARNAS menjadi simbol negara yang hadir secara
nyata dan humanistik. Kontribusinya membangun
kepercayaan publik, memperkuat solidaritas sosial,
dan menunjukkan bahwa partisipasi
kewarganegaraan dapat terjadi di luar ranah politik
formal.
Teori Gerakan Sosial:
BASARNAS bukan hanya tim SAR, tapi juga
membangun kesadaran masyarakat
tentang kesiapsiagaan bencana.
Teori Jaringan Komunikasi Organisasi:
Koordinasi internal yang disiplin (briefing 3 kali
sehari) membuat operasi SAR lebih efektif dan
minim kesalahan.
Teori Efektivitas Organisasi:
Efektivitas diukur dari kecepatan, keberhasilan
pencarian, dan cakupan operasi. Kendala:
personel terbatas, medan sulit, alat pelindung
kurang.

Fokus pada efektivitas BASARNAS di Provinsi Lampung.
→ Sudah terstruktur dan terencana.
→ Hambatan: kekurangan personel, alat pelindung belum
optimal, medan sulit.
PENELITIAN 2:
08
PENELITIAN
TERDAHULU
METODOLOGI
PENELITIAN
PENELITIAN
TERDAHULU
PENELITIAN 1:
Mengkaji kedudukan hukum dan
kewenangan BASARNAS dalam
penanggulangan bencana.
Pendekatan Penelitian
Menggunakan pendekatan kualitatif
untuk memahami secara mendalam
fenomena sosial. Fokus pada makna,
Jenis Penelitian
Studi kasus deskriptif, dengan fokus pada
BASARNAS Surakarta sebagai unit analisis. Studi
kasus memungkinkan eksplorasi mendalam
terhadap dinamika internal dan kontribusi sosial
lembaga. Pendekatan deskriptif menyajikan
realitas berdasarkan data empiris, tanpa menguji
hipotesis.
→ BASARNAS punya dasar hukum kuat dan struktur
jelas.
→ Perannya penting dalam penyelamatan korban.
→ Kendala: personel terbatas, sarana belum merata,
geografis sulit dijangkau.
POSISI PENELITIAN SAAT INI:
Fokus di wilayah Surakarta.
→ Mengkaji dampak langsung BASARNAS dari sisi internal
dan masyarakat.
→ Melihat indikator keberhasilan operasional dan
tantangan di lapangan.
→ Menilai sejauh mana BASARNAS meningkatkan
kesadaran dan kesiapsiagaan publik.
persepsi, dan perilaku subjek dalam konteks peran
BASARNAS Surakarta sebagai aktor kewarganegaraan.
Mengedepankan deskripsi holistik dan kontekstual
melalui observasi dan wawancara langsung.

Lokasi: Kantor BASARNAS Surakarta, Karanganyar, Jawa Tengah.
Waktu:
23 Mei 2025: Wawancara semi-terstruktur dengan Kepala Pos
BASARNAS.
27 Mei 2025: Observasi kegiatan pelatihan bersama BPBD
Klaten.
Fokus kegiatan: Sinergi antar-lembaga dalam
penanggulangan bencana dan perlindungan
warga.
LOKASI DAN WAKTU
PENELITIAN
09

Subjek: Bapak Gohan Wijayana (Kepala Pos BASARNAS Surakarta)
sebagai informan kunci.
Objek: Peran BASARNAS sebagai aktor non-politik dalam gerakan politik
kewarganegaraan.
Ditekankan kontribusi BASARNAS dalam mewujudkan nilai kepedulian
sosial, solidaritas, dan perlindungan hak warga negara
Teknik Pengumpulan Data
Data diperoleh melalui wawancara, observasi lapangan, dan dokumentasi.
Teknik Analisis Data
Data dirangkum, disusun naratif, lalu dianalisis untuk menjawab rumusan
masalah.
Validitas & Reliabilitas
Menggunakan triangulasi sumber, teknik, dan waktu agar data akurat dan
terpercaya.
SUBJEK DAN OBJEK
PENELITIAN
10
Bapak Gohan Wijayana

STRATEGI DAN TAKTIK GERAKAN
POLITIK KEWARGANEGARAAN
BASARNAS (Badan Nasional Pencarian
dan Pertolongan) memainkan peran
strategis dalam menjamin keselamatan
.
Deskripsi Lembaga Non Partai
Politik yang Diteliti
BASARNAS Surakarta adalah unit pelaksana
11
RUMUSAN MASALAH
KELOMPOK E
MK POLITIK
KEWARGANEGARAAN
teknis BASARNAS pusat yang berlokasi di Kabupaten
Karanganyar, bertugas menangani operasi SAR di
wilayah eks Karesidenan Surakarta. Sebagai lembaga
teknis non-partai, BASARNAS berfokus pada pelayanan
publik di bidang pencarian dan pertolongan,
berdasarkan UU No. 29 Tahun 2014 dan Perpres No. 83
Tahun 2016. Diperkuat oleh personel bersertifikasi dan
perlengkapan lengkap, BASARNAS Surakarta juga aktif
melakukan pelatihan dan edukasi keselamatan kepada
masyarakat. Selain menjalankan fungsi operasional,
lembaga ini menjalin kemitraan lintas sektor dengan
pemerintah daerah, TNI/Polri, PMI, dan relawan,
menunjukkan perannya yang strategis dan non-politis
dalam melindungi hak hidup warga.
warga sebagai bagian dari perlindungan hak-
hak dasar oleh negara. dengan Dalam setiap
misi kemanusiaan, BASARNAS mengutamakan
penyelamatan jiwa dengan semangat tanggung
jawab dan dedikasi tinggi, bahkan di tengah
risiko besar. Strategi operasional mereka bersifat
adaptif sesuai kondisi lapangan, menggabungkan
kemampuan teknis, komunikasi sosial, dan kerja sama
lintas lembaga seperti TNI, BPBD, serta organisasi relawan.
Peran media juga sangat penting dalam menyebarluaskan
informasi, edukasi kebencanaan, dan membangun
kesadaran publik. Dengan pendekatan holistik ini,
BASARNAS tidak hanya bertindak sebagai lembaga teknis,
tetapi juga sebagai representasi negara dalam
mewujudkan keadilan sosial dan politik kewarganegaraan
yang humanis

DAMPAK DAN EFEKTIVITAS GERAKAN
POLITIK KEWARGANEGARAAN
12
Dampak dan efektivitas gerakan politik warga negara dan Basarnas terlihat dari upaya
mereka dalam meningkatkan kesadaran warga dan kerjasama lintas sektor. Melalui
pendekatan komunikasi sosial, kerjasama lintas sektor, dan adaptasi taktik pencarian
berbasis data lapangan BASARNAS telah membuktikan bahwa gerakan kemanusiaan
mereka merupakan bentuk nyata dari komitmen negara terhadap hak-hak warga
negara. Gerakan ini tidak hanya sebagai respon terhadap bencana tetapi juga
sebagai instrumen membangun solidaritas sosial dan memperkuat partisipasi warga
dalam sistem negara yang menjamin keselamatan dan kesejahteraan seluruh warga.
Gerakan politik kewarganegaraan oleh Basarnas terbukti berdampak positif dan efektif
dalam menjamin keselamatan warga negara. Basarnas menunjukkan bahwa politik
warga negaraan tidak harus melalui partai atau legislatif, tetapi bisa diwujudkan
melalui kerja-kerja kemanusiaan yang terstruktur, profesional, dan partisipatif.
Efektivitas operasional dan kedekatan dengan masyarakat menjadikan BASARNAS
sebagai contoh nyata Bagaimana lembaga non partai dapat mewujudkan nilai-nilai
demokrasi dan perlindungan hak warga secara substantif.

TANTANGAN DAN HAMBATAN
13
BASARNAS menghadapi tantangan internal seperti keterbatasan personel, peralatan,
serta medan yang sulit dijangkau. Kondisi cuaca ekstrem dan visibilitas rendah juga
menghambat operasi. Untuk menjaga efektivitas, dilakukan briefing rutin tiga kali
sehari.
Secara eksternal, koordinasi dengan instansi lain masih menemui hambatan birokratis.
Di sisi lain, kurangnya edukasi masyarakat menyebabkan informasi awal sering tidak
akurat dan masyarakat kadang mengganggu proses evakuasi. Meski demikian,
BASARNAS tetap profesional dan adaptif dalam menjalankan misi kemanusiaan.
DISKUSI HASIL (ANALISIS)
A. Peran BASARNAS dalam Kewarganegaraan
BASARNAS menjalankan tugas search and rescue dalam bencana atau musibah. Meski
bukan lembaga politik, kehadiran BASARNAS menunjukkan wujud nyata negara dalam
melindungi warga. Dalam kondisi darurat, BASARNAS bisa langsung bertindak tanpa
menunggu perintah pusat.

14
B. Beda BASARNAS dan Partai Politik
BASARNAS berfokus pada aksi kemanusiaan, bukan kekuasaan. BASARNAS hadir untuk
menyelamatkan jiwa warga negara.
C. Mengapa BASARNAS Penting bagi Warga?
BASARNAS adalah ujung tombak negara saat krisis.Tanpa BASARNAS,negara tak bisa
menjamin keselamatan warganya. BASARNAS bergerak cepat, profesional, dan siap
kapan pun dibutuhkan.
D. Kegiatan BASARNAS yang Mewakili Nilai Kewarganegaraan
BASARNAS aktif memberi pelatihan rescue, edukasi kebencanaan, dan kerja sama
dengan relawan (potensi SAR). Program seperti Desa Tangguh Bencana juga ikut
memperkuat kesiapsiagaan warga.
E. Fokus Utama BASARNAS
Fokus utama BASARNAS adalah pencarian dan pertolongan. Edukasi dan pelibatan
masyarakat tetap dilakukan, khususnya jika ada permintaan dari komunitas agar
pelatihan lebih terarah dan efektif.

15
f. Praktik Nilai Kewarganegaraan
BASARNAS menerapkan nilai-nilai kewarganegaraan secara aktif melalui berbagai
pendekatan seperti respons cepat terhadap bencana, keterlibatan relawan, dan
pelatihan komunitas. Kegiatan ini mencerminkan kepedulian, solidaritas sosial, serta
komitmen terhadap perlindungan hak dasar warga negara, khususnya hak atas
keselamatan. Prinsip transparansi juga dijaga melalui publikasi laporan dan
peningkatan pelayanan publik.
g. Motivasi Kemanusiaan Basarnas
Motivasi utama BASARNAS dalam setiap operasinya adalah semangat kemanusiaan,
yang diwujudkan dalam pengabdian tanpa pamrih untuk menyelamatkan nyawa.
Nilai-nilai seperti integritas dan dedikasi dijunjung tinggi. Hal ini erat kaitannya dengan
perlindungan hak konstitusional warga negara untuk merasa aman, menjadikan
keselamatan sebagai prioritas utama dalam setiap tindakan.
h. Strategi dan Taktik Basarnas dalam Pencarian dan Pertolongan
Untuk memastikan efektivitas operasi, BASARNAS menerapkan strategi berbasis SOP
resmi (Perka BASARNAS), pelatihan rutin, dan simulasi teknis. Mereka juga melibatkan
relawan serta komunitas dalam peningkatan kapasitas. Selain kesiapan teknis,
pendekatan berbasis komunitas menjadi strategi penting dalam membangun budaya
siaga bencana yang partisipatif.

16
i. Kolaborasi Basarnas dengan Lembaga Lain
BASARNAS Surakarta menjalin kolaborasi erat dengan BPBD, TNI/Polri, relawan, serta
institusi pendidikan. Bentuk sinergi ini terlihat dalam pelatihan bersama, simulasi
bencana, hingga acara besar seperti Jambore Potensi SAR. Keterlibatan sekolah-
sekolah juga menjadi bagian dari upaya membangun ekosistem kesiapsiagaan yang
menyeluruh di masyarakat.
j. Peran Media dalam Edukasi dan Sosialisasi Masyarakat
Media memainkan peran strategis dalam memperluas jangkauan informasi terkait
kegiatan BASARNAS. Melalui media sosial, portal berita, dan situs resmi, masyarakat
mendapatkan edukasi kebencanaan secara luas. Liputan media terhadap operasi dan
program BASARNAS turut membangun kepercayaan publik dan literasi keselamatan
yang inklusif.
k. Dampak Nyata Keberadaan dan Aktivitas BASARNAS terhadap Masyarakat di
Wilayah Surakarta
Keberadaan BASARNAS memberikan dampak nyata dalam bentuk keberhasilan
pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan yang berjalan dengan lancar setiap
harinya. Masyarakat merasakan manfaat dari kesiapsiagaan dan kecepatan respon
tim BASARNAS saat terjadi bencana atau kecelakaan. Operasi-operasi ini dilakukan
secara profesional dan tanpa dipungut biaya, sehingga meningkatkan rasa aman
masyarakat terhadap potensi keadaan darurat di wilayah mereka.

17
l. Indikator Penilaian Efektivitas Operasi Pencarian dan Pertolongan oleh BASARNAS
Efektivitas operasi BASARNAS dinilai melalui beberapa indikator, seperti keberhasilan menemukan
korban (selamat atau meninggal), kecepatan tim dalam merespons, serta durasi dan luasnya
cakupan operasi. Sesuai regulasi, operasi dilakukan maksimal selama 7 hari. Jika dalam waktu
tersebut korban belum ditemukan, operasi dihentikan dengan laporan resmi bahwa upaya telah
maksimal. Namun, jika setelahnya ditemukan bukti baru, seperti barang milik korban, operasi dapat
dibuka kembali selama maksimal 3 hari. Seluruh proses ini dilakukan secara gratis, sebagai bentuk
pelayanan dan tanggung jawab kepada masyarakat.
m. Kontribusi Operasional BASARNAS terhadap Pembentukan Kebijakan Tanggap Darurat
Daerah
BASARNAS secara langsung tidak berada dalam struktur penentu kebijakan tanggap darurat tingkat
lokal, karena hal tersebut menjadi kewenangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Namun, melalui keterlibatan dalam operasi SAR, BASARNAS turut membangun kesadaran akan
pentingnya kesiapsiagaan dan keselamatan. Dalam pelaksanaannya, BASARNAS menekankan
pentingnya perlengkapan pendukung operasi SAR seperti helm, sarung tangan, dan alat pelindung
diri lainnya.
n. Tantangan Operasional BASARNAS dalam Pelaksanaan Tugas Pencarian dan Pertolongan
Tantangan utama yang dihadapi BASARNAS meliputi kondisi lapangan yang tidak terduga dan sulit
dijangkau. Kadang, meski tim sudah menyelam dan memeriksa lokasi yang diduga tempat korban,
hasilnya nihil. Namun setelah operasi dihentikan, korban justru ditemukan di lokasi tersebut. Situasi
seperti ini menunjukkan betapa kompleksnya medan pencarian. Meski menghadapi tantangan
berat, BASARNAS tetap menjalankan tugas secara disiplin, dengan briefing tiga kali sehari untuk
memastikan setiap personel memahami prosedur dan tugasnya. Koordinasi yang kuat inilah yang
menjadi kunci keberhasilan operasi di lapangan.

Kesimpulan
18
Berdasarkan hasil observasi dan analisis yang dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa BASARNAS Surakarta berperan aktif sebagai aktor
non-partai dalam mewujudkan nilai-nilai politik kewarganegaraan,
terutama dalam menjamin hak atas keselamatan warga negara. Strategi
dan taktik yang mereka terapkan tidak hanya mencakup kesiapan teknis
dan operasional, tetapi juga keterlibatan sosial melalui edukasi, pelatihan,
serta kolaborasi lintas sektor.
Peran BASARNAS dalam masyarakat tidak hanya terbatas pada operasi
penyelamatan, tetapi juga membentuk kesadaran publik tentang
pentingnya kesiapsiagaan dan solidaritas sosial. Keberhasilan mereka
dalam menjalankan tugas dengan cepat, profesional, dan tanpa pamrih
menunjukkan bahwa gerakan politik kewarganegaraan dapat dijalankan
secara substantif di luar lembaga-lembaga politik formal.
Namun demikian BASARNAS tetap menghadapi berbagai tantangan, baik
secara internal seperti keterbatasan personel dan peralatan, maupun
secara eksternal seperti medan operasi yang sulit dan kurangnya
pemahaman masyarakat dalam situasi darurat. Meskipun begitu, dedikasi
dan adaptabilitas tinggi dari setiap anggota BASARNAS menjadi kunci
utama keberhasilan mereka di lapangan.

Saran
19
Berdasarkan hasil observasi yang telah kami lakukan dan
pemahaman kami sebagai mahasiswa dalam mata kuliah Politik
Kewarganegaraan, terdapat beberapa hal yang kami pandang
dapat menjadi bahan pertimbangan:
Pelibatan masyarakat dalam edukasi kebencanaan kiranya
dapat terus diperluas agar kesiapsiagaan warga semakin
merata.
Koordinasi antar-lembaga, seperti dengan BPBD dan relawan,
dapat diperkuat melalui kegiatan simulasi bersama yang
rutin.
Dukungan terhadap ketersediaan alat dan pelatihan personel
tetap penting mengingat medan tugas yang sering kali
menantang.
Sosialisasi berbasis komunitas bisa menjadi pendekatan
efektif untuk meningkatkan pemahaman warga terhadap
prosedur penyelamatan.
Kegiatan seperti Jambore Potensi SAR dan pelatihan bersama
sebaiknya terus dilanjutkan karena berdampak positif pada
penguatan nilai kewarganegaraan.

20
Daftar Pustaka
Stokke, K. (2017). Politics of citizenship: Towards an analytical framework. Norsk Geografisk Tidsskrift - Norwegian Journal of
Geography, 71(4), 193–207. https://doi.org/10.1080/00291951.2017.1369454
Zulkarmain, Luthfi. 2021. "Analisis Mutu (Input Proses Output) Pendidikan Di Lembaga Pendidikan Mts Assalam Kota Mataram
Nusa Tenggara Barat." Manazhim 3 (1): 17-31. Https://Doi.Org/10.36088/Manazhim.V3il.946
Bunta, A. F. (2021). Gerakan Politik Kewarganegraan Nurcholish Madjid di Indonesia. Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal.
https://doi.org/10.37905/aksara.6.1.29-38.2021
Sadikin, S., & Affandi, I. (2019). Gerakan Muhammadiyah dari Perspektif Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal Penelitian
Pendidikan. https://doi.org/10.17509/jpp.v19i1.17137
Fatmala, A. P., & Nurgiansah, T. H. (2023). Kekuatan Politik Mahasiswa sebagai Agen of Change. Jurnal PPKn.
https://doi.org/10.2019/jppkn.v11i1.301
Tilaar, H. A. R. (2000). Pendidikan Multikultural: Tantangan Global Masa Depan. Grasindo.
Farida, I. (2017). Analisis efektivitas program kerja tim BASARNAS dalam penanganan bencana di Provinsi Lampung Tahun
2017. e-Jurnal Kebijakan & Pelayanan Publik (e-JKPP).
Liliweri, A. (2015). Teori jaringan komunikasi organisasi.
Fadjri, A. U., & Anggriani, J. (2024). Kedudukan hukum dan kewenangan BASARNAS dalam sistem penanggulangan bencana
di Indonesia. Innovative: Journal Of Social Science Research, 4(6), 3475–3491.

21
Terima
Kasih