PEMENUHAN STANDAR BAGI IKM PANGAN KANTOR LAYANAN TEKNIS BADAN STANDARDISASI NASIONAL JAWA TIMUR 23 Maret 2022 KOTA MADIUN
AGENDA 2 1 2 3 4
UPT Aneka Industri dan Kerajinan Jl. Pagesangan II No. 38-42 Telp . 0 31 - 828 7174 Email : [email protected]
Apa itu Standardisasi ? Standardisasi adalah proses merencanakan , merumuskan , menetapkan , menerapkan , memberlakukan , memelihara , dan mengawasi Standar yang dilaksanakan secara tertib dan bekerja sama dengan semua Pemangku Kepentingan . (UU No. 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian ) 4
5 BSN dirintis sejak 1989 oleh Bapak Prof. Dr. BJ. Habibie BSN adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian berada dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Salah satu tugas menetapkan SNI Mewakili Indonesia menjadi anggota ISO, IEC (standar dunia kelistrikan), CODEX (standar dunia pangan), SMIIC (Organisasi Standar Negara Islam) Payung hukum UU No. 20 Tahun 2014 dan PP 34 Tahun 2018 (Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian ) serta Perpres 4 Tahun 2018
S tandar N asional I ndonesia (SNI) : Standar yang di tetapkan oleh BSN dan berlaku di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia Jenis S NI : S NI untuk Barang , Jasa , Sistem , Proses, Personal ( Wajib dan sukarela ) Sertifikasi dilakukan oleh Lembaga sertifikasi yang diakreditasi oleh KAN Apa itu SNI?
STANDAR Internasional Regional Nasional VOLUNTARY MANDATORY Referensi Pasar (Sesuai Kebutuhan) Persyaratan Pasar / Jaminan Kepastian Hukum ( Wajib dipenuhi ) PASAR Penerapan SNI di UKM Daftar SNI Wajib dapat diakses di web BSN: www.bsn.go.id
8 Manfaat Standar Nasional Indonesia (SNI) Pengawasan pasar Kebutuhan pasar Sumber informasi Pemenuhan kebutuhan Acuan industri dalam berproduksi Acuan transaksi pasar memilih produk berkualitas Acuan pengawasan produk masuk dan beredar di pasar Acuan masyarakat untuk hidup aman , nyaman , sehat , tertib & teratur Meningkatkan kualitas barang dan pelayanan Meningkatkan keuntungan dan mengurangi biaya (efisiensi) Meningkatkan daya saing I KM Memperluas pangsa pasar ( ekspor ) Memenuhi regulasi pemerintah
SNI untuk pangan olahan yang diberlakukan secara wajib mencakup : Air mineral alami (SNI 6242:2015) Air mineral (SNI 3553:2015) Air demineral (SNI 6241:2015) Air minum embun (SNI 7812:2013) Garam konsumsi beryodium (SNI 01-3556-2000) Minyak goreng sawit (SNI 7709:2019) Kopi Instan (SNI 2983:2014) Tuna dalam kemasan kaleng (SNI 8223:2016) Sarden dan makarel dalam kaleng (SNI 8222:2016) Tepung Terigu sebagai bahan makanan (SNI 3751:2009) Gula kristal - Bagian 3: Putih (SNI 3140.3:2010/Amd1:2011) Gula kristal - Bagian 2: Rafinasi (SNI 3140.2-2011) Kakao bubuk (SNI 3747:2009) Biskuit (SNI 2973:2011) – Masih di HOLD 9
SNI Kerupuk Ikan, Udang dan Moluska Siap Makan 10
11 Konsumen , dan pemerintah membutuhkan jaminan bahwa barang , jasa, proses, sistem yang digunakan , atau personel yang melakukan kegiatan tertentu memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan sertifikat Mengapa perlu sertifikat …
12 sertifikat ? handal ? kredibel tetapi …. apakah sertifikat yang digunakan sebagai bukti tersebut kredibel dan handal …… sehingga kita layak untuk mempercayainya …….. apakah sertifikat tersebut dapat dipercaya ..?
13 1 4 SNI CAC/RCP1-2011 SNI ISO 9001:2015 Terakreditasi oleh KAN SNI CAC/RCP1-2011 ISO 22000:2005 ISO 22000:2005 T I D AK Terakreditasi oleh KAN PILIHLAH LEMBAGA SERTIFIKASI YANG KOMPETENSINYA DIAKUI INTERNASIONAL
14 Mengapa perlu Standar Pangan ?? Persyaratan keamanan, mutu dan gizi Perlindungan kesehatan konsumen Terciptanya perdagangan pangan yang jujur dan bertanggung jawa b
15
Akibat Makan Tidak Higienis 16 diare, muntah, sakit perut, sakit kepala, demam, jatung berdebar, kanker, Keracunan akut, Kematian
17 Nama produk / N ama pangan olahan Daftar bahan atau komposisi yang digunakan ; Berat bersih atau isi bersih ; Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau mengimpor ; Halal bagi yang dipersyaratkan ; Kode Produksi ; Tanggal , bulan , dan tahun kedaluwarsa ; N omor pendaftaran ( P-IRT/ MD/ML) ; dan Asal usul bahan Pangan tertentu . KETERANGAN PADA LABEL No 1, 3, 4, 5 & 8 adalah Keterangan wajib pada bagian utama label
Contoh Label Pangan 18 Kode Produksi 2D barcode BPOM No Izin Edar Isi / berat bersih Sertifikasi keamanan dan mutu pangan olahan Bobot tuntas Layanan Pengaduan Konsumen Cara Penyimpanan Nama dan Alamat Produsen Keterangan Kedaluwarsa Informasi Alergen Daftar Bahan ING Nama Dagang Nama Produk Logo Halal
19 Persyaratan dasar untuk penerapan SNI produk pangan CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK (CPPOB) / GOOD MAUFACTURING PRACTICES (GMP)
20 GMP/CPPOB adalah suatu pedoman dan prinsip dasar yang penting dalam memproduksi pangan Menjamin pangan yang diproduksi aman , bermutu dan layak untuk dikonsumsi
21 Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik Contoh Daftar dokumen / rekaman Denah tempat produksi * SOP Cuci tangan Deskripsi bahan baku ( spesifikasi )* dan pemasok * Diagram alur proses produksi * Persyaratan produk akhir * Kode ketertelusuran produk * SOP Penyimpanan produk akhir Informasi kemasan dan label Laporan hasil uji (air produksi , produk akhir , bahan baku utama jika perlu ) SDM ( Rekam Medis , Peraturan karyawan di ruang produksi , Jadwal dan rekaman pelatihan *, CV/Biodata karyawan ) Jadwal piket kebersihan fasilitas produksi dan pengecekannya SOP Pengendalian hama SOP Penarikan Produk * SOP Penanganan Keluhan Pelanggan * Dokumen u/ Persyaratan Program Dasar HACCP
Lokasi 22 Bebas dari lingkungan yang tercemar , bebas banjir , jauh dari tempat pembuangan sampah , sarang hama
LOKASI SARANA PRODUKSI Sumber polusi P er u m a h an Kumuh Tempat Pembuangan Akhir Li n g k un g an Ideal 1. Lokasi 23
24 Bangunan Ruang produksi Disain dan Tata Letak Lantai Dinding atau pemisah ruangan Langit-langit Pintu , Jendela, Lubang Angin atau ventilasi Permukaan tempat kerja Penggunaan bahan gelas ( glass ) Fasilitas Kelengkapan ruang produksi Tempat penyimpanan 2. Bangunan
25 P abrik P an g an Ja u h d ari Su m b e r c em a r an Sumber P ol usi T e m p a t P e m bu a n g an A k h i r P e r umah a n P adat & K umuh Lokasi
26 Desain dan Tata Letak
27 Konstruksi Bangunan
28 T em p a t s a mp a h b e rpen u tup Selo k an b e rfun g si b a ik Ling k u n g an B e r sih, t i dak b e r d e bu Bangunan
DINDING & PLAFON Plafon bersih Lampu diberikan penutup Dinding mudah dibersihkan Prerequisite Programs (PRPs) 29 2. Bangunan
Keras dan tahan lama Diupayakan tidak ada permukaan yang pecah dan memudahkan bakteri hinggap Mudah dibersihkan dan disanitasi Lantai dibersihkan setiap hari Dibersihkan sebelum dan sesudah produksi LAN T AI Lantai mudah dibersihkan dan tidak membentuk sudut mati Prerequisite Programs (PRPs) 30 2. Bangunan
PIN T U Menggunakan Tirai PVC Pintu Biasa Pintu Jaring- jaring Prerequisite Programs (PRPs) 31 2. Bangunan
Udara harus di filter secukupnya , khusus di are proses produksi dan pengemasan Lubang sirkulasi udara untuk setiap area Untuk produk kering atau bubuk harus ada system penghisapan debu Untuk area dimana produk terbuka bebas, harus ada ventilasi udara yang sesuai VENTILASI Prerequisite Programs (PRPs) 32 2. Bangunan
Simpan sepatu kerja ditempat terpisah Simpan baju di laci untuk mencegah debu dan kotoran Sabun cuci tangan harus ada dekat wastafel . Handuk atau pengering tangan(Tissu) lainnya harus tersedia juga di dekatnya RUANG GANTI Prerequisite Programs (PRPs) 33 2. Bangunan
Ruang kerja yang cukup untuk: Peletakan peralatan dan material secara teratur untuk meminimalkan resiko, Hindari kontaminasi silang dan pengurangan / penghilangan bahaya atau penerapan yang salah dari langkah proses atau pengendalian Gunakan alat/permukaan kerja yang bersih , halus, tidak berkarat, kedap air & tidak mencemari pangan RUANG KERJA Langit-langit bersih L A N T AI Permukaan alat/tempat kerja bersih, halus, tidak berkarat, kedap air & tidak mencemari pangan Kedap Air Mudah Dibersihkan Tidak Licin Prerequisite Programs (PRPs) 19 2. Bangunan
Area simpan harus dengan kapasitas cukup untuk pengaturan bermacam- macam kategori produk dan material. Status label simpan harus terus diperiksa AREA SIMPAN Ruang p e n yi m p a n an produk akhir tempe Prerequisite Programs (PRPs) 35 2. Bangunan
36 3 . Fasilitas Sanitasi
Fasilitas dan Kegiatan Higiene & Sanitasi Fasilitas Higiene dan Sanitasi Sarana Pembersihan / pencucian Sarana Higiene Karyawan Sarana Cuci Tangan Sarana Toilet / Jamban Sarana pembuangan air dan limbah Kegiatan higiene dan sanitasi Sanitasi Karyawan Sanitasi Peralatan Sanitasi Gedung Penanganan Hama 3 . Fasilitas Sanitasi
Mencuci Tangan Yang Baik Mencuci tangan: Sebelum mulai bekerja Sebelum mengolah pangan Di antara penanganan pangan yang berbeda Sesudah menggunakan toilet/kamar mandi Sesudah menyentuh sampah atau bagian tubuh. CARA CUCI TANGAN : Basahi tangan dengan air Gunakan sabun/deterjen Gosokkan sabun ke tangan secara merata hingga pergelangan tangan Bilas tangan dengan air keringkan tangan dengan serbet pembersih. 3 . Fasilitas Sanitasi
WAJIB CUCI TANGAN : Sebelum Bekerja Setelah dari toilet 3 . Fasilitas Sanitasi
Sanitasi Gedung Selokan air mampat Jarang dibersihkan 3 . Fasilitas Sanitasi
Program Pengendalian Hama Menutup akses masuknya tikus, serangga Pencegahan Tikus, Serangga insect killer pencegah lalat 3 . Fasilitas Sanitasi
Peralatan ( tidak berkarat, mudah dibersihkan) Peralatan atau alas Kayu 4 . Mesin dan peralatan
30 No Jenis Bahan Baku Kriteria Penerimaan Bahan Baku 1 Bawang merah Karakteristik fisik: Bawang merah yang dipanen pada umur± 65-70 hari Pangkal daun menipis(mengecil) Ukuran diameter umbi 16-24 mm (kategori super) Umbi sehat dan baik (tidak keropos, tidak busuk, tidak terserang hama, warnanya cerah serta mengkilat, teksturnya keras0 diamati dan diraba secara visual Kadar air rendah (bawang tidak basah, serta tidak mengeluarkan aroma busuk Penyimpanan bahan baku suhu maksimal : Asal penerimaan : 90-95% dari Kabupaten Sigi sisanya dari Palu Masa simpan bahan baku:1-5 hari Persyaratan/Spesifikasi Bahan Baku No Jenis Bahan Lain Kriteria Penerimaan Bahan Baku 1 Garam Garam ber SNI Kemasan tidak rusak Tidak melebih masa kadaluarsa Tidak menggumpal 2 Tepung kanji/tapioka Karakteristik fisik: Kemasan tidak bocor. Tidak kadaluarsa Tidak ada kutunya 3 Minyak Goreng Minyak Jernih Kemasan tidak bocor / rusak Tidak melebihi masa kedaluarsa Minyak Goreng bertanda SNI 5. Bahan
46 Pengendalian Proses Produksi Penetapan : Persyaratan/ Spesifikasi Bahan Baku Persyaratan Air Komposisi , Formulasi Bahan Jenis, Ukuran dan Spesifikasi Kemasan Deskripsi Produk b. Perlu diperhatikan : Prosedur tertulis Ketepatan penimbangan BTP Kecukupan waktu Penggorengan/Pemanggangan sehingga dipastikan bagian dalam produk matang Pengawasan dan Pemantauan Proses Prosedur Penanganan bila terjadi peyimpangan produk selama diproduksi Tidak terkontaminasi dengan bahan tidak halal dan najis. Pengendalian Proses merupakan bagian terpenting dalam produksi 6. Pengawasan proses
47 Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penyediaan Air : Sumber Air Perpipaan Pembawa Tempat Penampungan Air Peralatan Pengelolaan Air ( Treatment ) Hasil analisa air secara berkala Jumlah sesuai kebutuhan Memenuhi Persyaratan air bersih Suplai Air atau Sarana Penyediaan Air
48 P e r s y a r a tan B a h a n P e r s y a r a tan A i r K o m p o sisi & F o r m u l a si C a r a P r o du k si B a k u J e n i s , uku r a n , k e m a s a n K ete r an g an P r o d u k ( l e n g k a p ) PENTING !! D O K UM E N T A S I Catatan F O RMULA B A KU Catatan PROSES PRODUKSI S P E SIFIK A SI Bahan Ba k u, BT P , Bahan Peno l ong S P E SIFIK A SI Bahan Kema s an Doku m en A N A LI S A A IR Catatan CEK P ELABELA N Pengawasan Proses
49 No Jenis Bahan Baku Kriteria Penerimaan Bahan Baku 1 Bawang merah Karakteristik fisik: Bawang merah yang dipanen pada umur± 65-70 hari Pangkal daun menipis ( mengecil ) Ukuran diameter umbi 16-24 mm ( kategori super) Umbi sehat dan baik ( tidak keropos , tidak busuk , tidak terserang hama , warnanya cerah serta mengkilat , teksturnya keras0 diamati dan diraba secara visual Kadar air rendah ( bawang tidak basah , serta tidak mengeluarkan aroma busuk Penyimpanan bahan baku suhu maksimal : Asal penerimaan : 90-95% dari Kabupaten Sigi sisanya dari Palu Masa simpan bahan baku:1-5 hari No Jenis Bahan Lain Kriteria Penerimaan Bahan Baku 1 Garam Garam ber SNI Kemasan tidak rusak Tidak melebih masa kadaluarsa Tidak menggumpal 2 Tepung kanji/tapioka Karakteristik fisik: Kemasan tidak bocor. Tidak kadaluarsa Tidak ada kutunya 3 Minyak Goreng Minyak Jernih Kemasan tidak bocor / rusak Tidak melebihi masa kedaluarsa Minyak Goreng bertanda SNI 5. Bahan Persyaratan/Spesifikasi Bahan Baku
50 Spesifikasi Tolok Ukur Nama Produk Bawang Goreng Hj . Mbok Sri Jenis Produk Bawang Goreng Bahan Baku Bawang Batu, Minyak Goreng, Garam, Tepung Kanji/tapioka, dan Tepung Maizena Asal Penerimaan Bahan Baku Kab . Sigi dan Palu Produk Akhir Bawang Goreng Karakteristik Kimia Karakteristik Kimia sesuai SNI Kadar air : Maksimal 5 % Kadar abu tak larut asam : maksimal 0,1 % Kadar asam lemak bebas (sebagai asam oleat) : maksimal 0,5 % Kadar Lemak : maksimal 40% Bilangan peroksida (0.89-0.97 meq/kg) Bilangan TBA (0.35-0.40 mg malonal dehid/kg) (artikel AGRITECH, Vol. 34, No. 4, November 2014) Cemaran Logam Kadmium (Cd) : maks. 0,2 mg/kg Timbal (Pb) : maks. 7,0 mg/kg Timah (Sn) : maks. 40 mg/kg Merkuri (Hg) : maks. 0,03 mg/kg Cemaran arsen (As) : maks. 0,1 Contoh Spesifikasi Produk SPESIFIKASI Bahan Baku, BTP, Bahan Penolong
51 Karakteristik Biologi Karakteristik Biologi sesuai SNI Angka lempeng total : maks. 1 x 104 koloni/g Coliform : maks. 1 x 102 koloni/g Escherichia coli : < 3 APM/g Salmonella.sp : negatif/25g Bacillus cereus : maks. 1 x 102 koloni/g Clostridium perfringens : maks. 1 x 102 koloni/g Kapang dan khamir : maks. 2 x 102 koloni/g Karakteristik fisik Karakteristik Fisik sesuai SNI Bau : Normal Warna : Kuning hingga kuning kecoklatan Rasa : Normal pH (5.6-6.5 untuk bawang segar)? SPESIFIKASI Bahan Baku, BTP, Bahan Penolong Contoh Spesifikasi Produk, Lanjutan
52 Jenis Kemasan Toples 500 gram, Alumunium Standing pouch 100 gram, 150, 200 gram, 250 gram, dan plastik PP 400 gram Metode pengawetan Digoreng suhu 100 waktu 14-18 menit Masa simpan 9-12 bln Kondisi penyimpanan Suhu penyimpanan adalah suhu ruang dan setelah kemasan dibuka harus ditutup kembali dan disimpan pada suhu chiller (dibawah 10 o C) untuk mempertahankan kerenyahan Pengguna Produk Konsumen Umum, tidak disarankan untuk bayi dibawah setahun karena bukan struktur yang tidak mudah lunak) Saran Penyajian Produk bawang goreng ini direkomendasikan dapat langsung digunakan sebagai makanan. Produk bawang goreng ini tidak direkomendasikan untuk digunakan apabila terdapat kelainan fisik pada kemasan seperti kemasan terbuka atau kelainan fisik pada produk seperti produk berubah warna dari warna normal (kuning keemasan) SPESIFIKASI Bahan Baku, BTP, Bahan Penolong Contoh Spesifikasi Produk, Lanjutan
53 6. P en g a w as a n proses Diagram alir proses produksi bandeng presto CCP CCP = Titik kendali kritis proses produksi
Harus memenuhi persyaratan keamanan, mutu & gizi pangan sesuai SNI produk yang dibuktikan dengan uji lab P e r s y a r a tan Produk Akhir P ena n g anan Produk akhir Produk Akhir Selama distribusi produk harus dipertahankan dalam kondisi yang sesuai atau kondisi beku dengan suhu maks -12ºC ) Harus ditangani secara tepat untuk meminimalisasi terjadinya penurunan mutu & kontaminasi 7. Produk akhir
• Laboratorium digunakan untuk menguji sampel sesuai dengan parameter yang tertulis di Persyaratan SNI Minimal dilakukan pengujian 1x untuk mengetahui komposisi produk yang dihasilkan 41 SNI Abon Ikan 8. Laboratorium
Higiene dan kesehatan karyawan yang baik akan memberikan jaminan tidak mencemari produk Perhatikan persyaratan karyawan; pakaian pelindung; penanggung jawab pengawasan keamanan pangan Sebaiknya setiap hari diberikan Briefing kepada Karyawan Pekerja pangan harus: sehat segera melapor kepada atasan jika sakit Tidak bekerja langsung pada pengolahan pangan Karyawan 9. Karyawan
W A JIB CUCI T ANGAN : Se b elum Be k erja S e t elah dari t oil e t
Perilaku Karyawan Makan/minum Bercakap-cakap Bersin Pakaian kerja lengkap & dipakai dengan benar Cuci tangan sebelum bekerja & setelah dari toilet PERLUNYA : PENGAWASAN PERILAKU KARYAWAN PELATIHAN & PEMBINAAN Y E S NO 9. Karyawan
59 KEBIASAN KARYAWAN Untuk mengurangi penyebaran mikroba Jangan makan dan minum di ruang pengolahan pangan Jangan merokok Jangan bersin atau batuk kearah pangan Jangan menyentuh anggota badan ketika menangani pangan Jangan menggaruk kepala, rambut, atau anggota badan lainnya Jangan mengupil Jangan menjilati jari Jangan meludah 9. Karyawan
Rambut harus bersih , kuku dipotong pendek dan tidak menggunakan cat kuku Jangan memakai perhiasan atau jam tangan di area pengolahan pangan Tutup luka sebaiknya dengan perban berwarna terang KEBERSIHAN DAN KESEHATAN KARYAWAN 9. Karyawan
61 F L U B A TUK & P I LEK IS P A MENGOLAH MAK A N AN S AKIT K ULIT Dsb . T I FUS S AKIT MENULAR P E R L U N Y A P E M E RI K S AAN R UTIN KA R YA W AN K e s e ha t an Ka r ya w an K e bersihan Ka r ya w an
PAKAIAN Pakaian dapat membawa mikroba dan debu sehingga mengkontaminasi pangan sehingga pekerja pangan harus: Memakai pakaian yang bersih Memakai pakaian kerja yang sesuai seperti: Celemek bersih Tutup kepala Sarung tangan dan masker 9. Karyawan
Penggunaan pengemas yang sesuai dan memenuhi persyaratan akan mempertahankan mutu dan melindungi produk terhadap pengaruh dari luar seperti: sinar matahari , panas , kelembaban, kotoran , benturan dan lain-lain. Bahan pengemas harus disimpan dan ditangani pada kondisi higienis , terpisah dari bahan baku dan produk akhir. PENGEMAS PRODUK 63 10. Pengemas
CONTOH RUANG PENGEMAS YANG BAIK 10. Pengemas Meja kerja untuk mengemas halus, dan mudah dibersihkan. Serta dapat bersifat mengalir 64
65 PP No 69 tahun 1999 tentang label dan iklan pangan Label pangan sekurang-kurangnya memuat Nama produk sesuai dengan jenis pangan IRT Daftar bahan atau komposisi yang digunakan Berat bersih atau isi bersih Nama dan alamat IRTP Tanggal, bulan, dan tahun kadaluarsa Tanggal dan kode produksi Nomor P-IRT 11. Label
66 Nama produk / N ama pangan olahan Daftar bahan atau komposisi yang digunakan ; Berat bersih atau isi bersih ; Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau mengimpor ; Halal bagi yang dipersyaratkan ; Kode Produksi ; Tanggal , bulan , dan tahun kedaluwarsa ; N omor pendaftaran ( P-IRT/ MD/ML) ; dan Asal usul bahan Pangan tertentu . KETERANGAN PADA LABEL No 1, 3, 4, 5 & 8 adalah Keterangan wajib pada bagian utama label
Contoh Label Pangan 67 Kode Produksi 2D barcode BPOM No Izin Edar Isi / berat bersih Sertifikasi keamanan dan mutu pangan olahan Bobot tuntas Layanan Pengaduan Konsumen Cara Penyimpanan Nama dan Alamat Produsen Keterangan Kedaluwarsa Informasi Alergen Daftar Bahan ING Nama Dagang Nama Produk Logo Halal
Gudang Kemasan Tempat terpisah Bersih, Rapi , tidak menyentuh lantai & dinding Perhatikan suhu penyimpanan dingin agar suhu produk akhir tetap -18ºC FIFO (barang yang masuk dulu keluar terlebih dulu) / FEFO (barang yang kedaluwarsa lebih dulu keluar terlebih dulu) Harus ada identitas /dokumentasi Penyimpanan Gudang Produk Jadi Gudang Bahan Baku Penyimpanan 12 . Penyimpanan
69 P e n yimpa n an Cam p ur Ad u k, t i dak ada sir k ulasi, t idak t ahu ba r ang y ang b a ru/lama Penyimpanan
70 No p r o t ect i on, k o n t amina s i si l ang
71 B a han ma k an a n d isimpan c am p ur d e n g an ba h an k i mia/p e mb e r sih, lap k o t or
72 No lab e l, no pack i ng d a t e a nd l i mit of u s a g e
Contoh Tempat penyimpanan yang Baik Kemasan sekunder tidak diletakan di lantai secara langsung, namun menggunakan palet kayu. Sehingga kardus tidak lembab Bahan kemasan maupun produk yang dihasilkan diletakan Secara tertata dan rapih 12. P e n yimpa n an 73
74 Pemeliharaan Program Sanitasi Pemeliharaan dan program sanitasi terhadap fasilitas produksi (bangunan, mesin/peralatan, pengendalian hama, penanganan limbah dan lainnya) dilakukan secara berkala untuk menjamin terhindarnya kontaminasi silang terhadap pangan yang diolah. 13. P emel i h a r a a n progr a a m sanitasi
Program Pengendalian Hama 75 Men u tup a k s e s ma s uk n y a t i k u s , s e r an g g a P e n ce g ah a n Ti k u s , Se r an g g a
76 PENGANGKUTAN PEN G AN G K U T AN SECARA UMUM Pengangkutan produk akhir membutuhkan pengawasan untuk menghindari kesalahan dalam pengangkutan yang mengakibatkan kerusakan dan penurunan mutu serta keamanan pangan olahan. PE R S AR AT AN PE NG A NG K U T AN Tidak mencemari produk; Mudah dibersihkan Memisahkan produk dari bahan non- pangan selama pengangkutan; Melindungi produk dari kontaminasi; Mampu mempertahankan suhu, kelembaban dan kondisi penyimpanan; 6.Mempermudah pengecekan suhu, Pengangkutan 14 . Pengangkutan
77 Dokumentasi dan Pencatatan Perusahaan yang baik melakukan dokumentasi dan pencatatan mengenai proses produks i dan distribusi yang disimpan sampai batas waktu yang melebihi masa simpan produk Dokumentasi/catatan seharusnya dimiliki dan dipelihara oleh perusahaan yang meliputi: catatan bahan yang masuk ; proses produksi ; jumlah dan tanggal produksi distribusi ; inspeksi dan pengujian ; penarikan produk dan mampu telusur bahan 61 15. D o k ume n t asi & pencatatan
16. Pelatihan Karyawan 78 P e m ilik / penan g g u ng j a w a b ha r us m e n g i k uti P enyuluhan C P P O B /GMP P e m ilik / penan g g u ng j a w a b m en e r a p k an dan m e n g a j a r k ann y a k e pada k ar y a w an
79 Men c uci t an g an: S e be l um mul a i be k e r ja S e be l um m e n g olah pan g an Di a nt a r a pen a n g anan pan g an y ang be r beda S e sudah men g guna k an t oil e t/ k am a r mandi S e sudah me n y e n tuh sampah at au bagian tubuh. CARA C U CI T ANG A N : Basahi t an g an den g an air Guna k an sabun/d e t e r j e n G o s o k k an sabun k e t an g an se c a r a m e r at a hin g g a pe rg e l an g an t an g an Bi l as t an g an den g an air k e r ing k an t an g an den g an serbet pe m be r sih. 16. Pelatihan Karyawan
80
01 CPPOB 02 H A C C P 04 SNI SISTEM MANAJEMEN KEAMANAN PANGAN 03 SNI PRODUK 81 Program pelatihan yang diberikan seharusnya dimulai dari prinsip dasar sampai pada praktek cara produksi yang baik 16. Pelatihan
PENARIKAN PRODUK Penarikan produk merupakan tindakan menarik produk dari peredaran/ pasaran. Hal ini dilakukan apabila produk tersebut diduga menjadi penyebab timbulnya penyakit atau keracunan pangan olahan . 82 17. Penarikan Produk
83 PELAKSANAAN PEDOMAN Perusahaan seharusnya mendokumentasikan operasionalisasi program CPPOB dan Persyaratan SNI Produk. Manajemen perusahaan harus bertanggung jawab atas sumber daya untuk menjamin penerapan CPPOB ; dan Karyawan sesuai fungsi dan tugasnya harus bertanggung jawab atas pelaksanaan CPPOB . 18. Pelaksanaan Pedoman
Produk UKM Binaan KLT BSN Jawa T imur (Ekspor) 84 It’s Me Time Keripik Brownies – CV Bolu Ketan Mendut (Kab. Sidoarjo) Keripik Singkong MATOH – PT Pareto Estu Guna (Kab. Bojonegoro) Sari Mengkudu Mengkudu – CV Armet Agro (Kab. Lumajang ) Sambal dan Bumbu – PT RM Deltasari (Kab. Sidoarjo )
85 UMK CV BOLU KETAN MENDUT Ekspor : Hongkong, Australia, Turki, Arab Saudi, Singapura, Kanada IDN Store, Indonesia Direct, Skomill, Pesona Nusantara, Portal ITPC Market Place : Pemasaran Dalam Negeri : Lokal dan Nasional Pemilik : Jalian Setiarsa Produk : Brownies Ketan Cruncy Sertifikasi SNI Biskuit dan HACCP di 2021 UMKM Binaan KLT BSN Jawa Timur
86 Tampak Depan Rumah Produksi SEBELUM PERBAIKAN SESUDAH PERBAIKAN Kondisi Tempat Produksi
Kondisi Tempat Produksi 87 SESUDAH PERBAIKAN SEBELUM PERBAIKAN
88 SEBELUM PERBAIKAN SESUDAH PERBAIKAN Kondisi Tempat Produksi
89 UMKM yang memiliki komitmen dan Inovatif Melakukan Identifikasi awal/Gap analisis Pengujian produk sesuai dengan SNI/ Standar terkait Mekanisme Bimbingan Sertifikasi SNI Awareneess SNI kepada UMKM Bimbingan Proses Produksi dan Pembuatan Sistem Implementasi sistem produksi dan mutu yang sudah dibuat Audit Internal Pengajuan sertifikasi Penutupan temuan audit eksternal Penerimaan Sertifikat Kesesuaian Penerimaan SPPT SNI Promosi role model UMKM 1 2 3 4 7 6 5 10 11 9 8 SNI 12