BERSAMA DALAM PENCEGAHAN STUNTING UPTD PUSKESMAS BUMI EMAS
Beban Ganda Permasalahan Gizi di Indonesia Prevalensi stunting balita terus menurun, tetapi angkanya masih tinggi. Target 2024 : 14 % . Stunting terjadi hampir di seluruh wilayah & di seluruh kelompok sosial ekonomi . Penyebab stunting bersifat multidimensional ( kemiskinan , akses pangan , pola asuh & pemberian makan pada balita ) . Stunting berdampak pada SDM , ekonomi , & kemiskinan Stunting Prevalensi obesitas pada usia dewasa (>18 tahun) semakin meningkat & target 2024 diharapkan tidak meningkat dari 21,8 % . Faktor risiko obesitas : kurangnya aktivitas fisik & konsumsi buah sayur, & tingginya konsumsi gula, garam, lemak (GGL). Obesitas dapat dicegah melalui upaya promotif & preventif dengan pembudayaan gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) Obesitas Stunting ( pendek / sangat pendek ) 5,33 juta balita ** Wasting ( kurus / sangat kurus ) 1,55 juta balita ** Anemia ibu hamil 48,9 % * Ibu hamil kurang energi kronik (KEK) 17,3 % * Obesitas (> 18 tahun ) 21,8 % * Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban ganda permasalahan gizi: undernutrition , overweight , obesitas , dan defisiensi mikronutrien Sumber : * Riskesdas 2018, ** diolah dari data SUPAS 2015 dan SSGI 2021
12 Kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis dan stimulasi psikososial serta paparan infeksi berulang terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) - biasa disebut perawakan pendek STUNT I N G A D ALA H
Intervensi gizi Sensitif Intervensi gizi Spesifik Strategi Penanganan Stunting Intervensi yang ditujukan kepada anak dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kegiatan ini umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan. Intervensi spesifik bersifat jangka pendek, hasilnya dapat dicatat dalam waktu relatif pendek. Intervensi yang ditujukan melalui berbagai kegiatan pembangunan diluar sektor kesehatan. Sasarannya adalah masyarakat umum, tidak khusus untuk 1.000 HPK. 1 2
SPESIFIK FOKUS KELOMPOK SASARAN 1.000 HPK UMUMNYA DILAKUKAN SEKTOR KESEHATAN KONTRIBUSI 30 % INTERVENSI GIZI
Menyediakan dan Memastikan AKSES pada AIR BERSIH . Menyediakan dan Memastikan AKSES pada SANITASI . Melakukan FORTIFIKASI Bahan Pangan. Menyediakan AKSES kepada YANKES dan KB . Menyediakan JKN. Menyediakan JAMPERSAL Memberikan PENDIDIKAN PENGASUHAN pada Orang tua. Memberikan PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Universal. Memberikan PENDIDIKAN GIZI Masyarakat. 10.Memberikan EDUKASI KESPRO serta GIZI pada REMAJA . 11.Menyediakan BANTUAN dan JAMINAN SOSIAL bagi KELUARGA MISKIN . 12.Meningkatkan KETAHANAN PANGAN dan GIZI . INTERVENSI GIZI S E NSITIF FOKUS KELOMPOK UMUM DILAKUKAN LINTAS SEKTOR KONTRIBUSI 70 %
Lokasi fokus sebagai acuan bagi K/L dan pemangku kepentingan dalam memprioritaskan lokasi pelaksanaan program/kegiatannya. Kriteria p emilihan l okasi f okus : Jumlah balita stunting Prevalensi stunting Tingkat kemiskinan Daerah dengan komitmen & praktik baik Pemerataan lokus di tiap provinsi LOKASI FOKUS STUNTING 2020 260 kab / kota 2021 360 kab / kota 2022 514 kab / kota 2023 514 kab / kota 2024 514 kab / kota 2019 160 kab / kota 2018 100 kab / kota SEBARAN LOKUS STUNTING 2018 - 2021 Untuk mempercepat penurunan stunting , mulai tahun 2022 seluruh kab / kota akan menjadi lokus percepatan penurunan stunting Lokasi Fokus Percepatan Penurunan Stunting 2018 – 2024
DESA STUNTING (PENDEK) WASTING (KURUS) OBESITAS (GEMUK) BANJARREJO 4 9 1 BUMIHARJO 3 7 3 BALEREJO 3 5 5 BATANGHARJO 4 9 BUMI MAS 2 2 SUMBERAGUNG 2 5 1 SRIBASUKI 2 6 1 SELOREJO 2 5 2 HASIL PENGUKURAN BULAN AGUSTUS 2022 PKM BUMI EMAS
Penguatan pengelolaan UKBM Peningkatan kapasitas kader Penyuluhan kepada masyarakat untuk peningkatan pengetahuan dan kesadaran keluarga akan pentingnya KIA Gerakan sadar KIA Mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Mensosialisasikan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat Meni n gkat kan kesadaran masyarakat melalui penggerakan peran kader Pengembangan/ pengorganisasian masyarakat PERAN PKK DAN KADER DALAM PENCEGAHAN STUNTING