ppt sidang afifa fadilah putr kckwcn kmc;ki.pptx

vikikurniawan405 1 views 32 slides Sep 21, 2025
Slide 1
Slide 1 of 32
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22
Slide 23
23
Slide 24
24
Slide 25
25
Slide 26
26
Slide 27
27
Slide 28
28
Slide 29
29
Slide 30
30
Slide 31
31
Slide 32
32

About This Presentation

saxwcsd scwdw csds


Slide Content

HUBUNGAN STATUS KESEHATAN DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN STATUS GIZI REMAJA PADA KOMUNITAS SUKU ANAK DALAM (SAD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEMATANG KABAU KABUPATEN SAROLANGUN TAHUN 2020 Pembimbing 1 : Merita S.Gz , M.Si Pembimbing 2 : Pitri Balgis,S.ST.MPH Disusun Oleh : AFIFA FADILAH PUTRI 2016 31 016 PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM TAHUN 2020

BAB 1 Seiring dengan meningkatnya populasi remaja di Indonesia, masalah gizi remaja perlu mendapatkan perhatian khusus karena berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta dampaknya pada masalah gizi dewasa ( Pudjiati , 2005). Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2018 Provinsi Jambi merupakan Provinsi yang ke 17 diantara 34 provinsi yang memiliki permasalahan gizi remaja yaitu status gizi lebih dan status gizi kurang mendekati prevalensi Nasional yaitu berkisar antara 8,0 % sampai dengan 10,6 %. Dengan adanya data tersebut menandakan bahwa permasalahan status gizi lebih dan gizi kurang masih terjadi di Indonesia dan Provinsi Jambi. Latar Belakang

Provinsi Jambi merupakan daerah yang memiliki populasi Suku Anak Dalam (SAD) cukup banyak, komunitas adat terpencil ini hidup nomaden di kawasan hutan, terutama dalam kawasan cagar alam atau taman nasional. hasil wawancara singkat dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Sarolangun diketahui bahwa Suku Anak Dalam (SAD) memiliki permasalahan spesifik jika kita melihat pola kehidupan dan penghidupan mereka. Permasalahan kesehatan Suku Anak Dalam dalam ber perilaku hidup bersih dan sehat antara lain kondisi jamban, serta kondisi lingkungan pemukiman yang kurang bersih . Akibat dari kondisi yang kurang bersih b eberapa penyakit yang dihadapi oleh masyarakat Suku Anak Dalam (SAD) adalah kekurangan gizi, muntaber, malaria dan penyakit gatal – gatal yang sering diderita sebagian masyarakat Suku Anak Dalam ( SAD ), kondisi tersebut juga dialami oleh pada remaja Komunitas Suku Anak Dalam (SAD) . Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik melakukan penelitian lebih lanjut tentang “Hubungan Status Kesehatan Dan Personal hygiene Dengan Status Gizi Remaja Pada Komunitas Suku Anak Dalam (SAD) Di Wilayah Kerja Puskesmas Pematang Kabau Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi Tahun 2020 ”.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas masalah yang akan diteliti adalah “Apakah Ada Hubungan Status Kesehatan Dan Personal Hygiene Dengan Status Gizi Remaja Pada Komunitas Suku Anak Dalam (SAD) Di Wilayah Kerja Puskesmas Pematang Kabau Kabupaten Sarolangun Tahun 2020” Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status kesehatan dan personal hygiene dengan status gizi pada remaja pada komunitas Suku Anak Dalam (SAD) di Wilayah Kerja Puskesmas Pematang Kabau Kabupaten Sarolangun Tahun 2020. Diketahuinya gambaran status kesehatan remaja pada komunitas Suku Anak Dalam (SAD) di Wilayah Kerja Puskesmas Pematang Kabau Kabupaten Sarolangun tahun 2020. Diketahuinya gambaran personal hygiene remaja pada komunitas Suku Anak Dalam (SAD) di Wilayah Kerja Puskesmas Pematang Kabau Kabupaten Sarolangun tahun 202 Diketahuinya gambaran status gizi remaja komunitas Suku Anak Dalam (SAD) di Wilayah Kerja Puskesmas Pematang Kabau Kabupaten Sarolangun Tahun 2020. Diketahuinya hubungan status kesehatan dengan status gizi remaja komunitas Suku Anak Dalam (SAD) di Wilayah Kerja Puskesmas Pematang Kabau Kabupaten Sarolangun Tahun 2020. Diketahuinya hubungan personal hygiene dengan status gizi remaja komunitas Suku Anak Dalam (SAD) di Wilayah Kerja Puskesmas Pematang Kabau Kabupaten Sarolangun Tahun 2020. Tujuan khusus

Manfaat Penelitian Bagi Dinas Kesehatan Dan Puskesmas Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan data tentang status gizi , status kesehatan, dan personal hygiene Remaja Suku Anak Dalam (SAD) di Wilayah Kerja Puskesmas Pematang Kabau Kabupaten Sarolangun dan mempermudah dalam perencanaan dan evaluasi program gizi di komunitas Suku Anak Dalam (SAD) desa Pematang Kabau Kabupaten Sarolangun. Bagi STIKBA Sebagai bahan untuk menambah sumber dan memperbanyak referensi di perpustakaan STIKBA Jambi. Bagi Komunitas SAD Dapat memberikan informasi mengenai status gizi dan status kesehatan para remaja pada komunitas Suku Anak Dalam (SAD) di desa pematang kabupaten sarolangun. Bagi Peneliti Sebagai sarana pembelajaran melakukan penelitian ilmiah sekaligus mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat selama perkuliahan sehingga dapat diterapkan di masyarakat.

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional Populasi penelitian ini berjumlah 30 orang remaja yang berusia 10 – 19 tahun, jumlah sampel adalah total sampling sehingga jumlah sampel penelitian 30 orang remaja dan teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling . Ruang Lingkup Penelitian

Kerangka teori BAB II

Kerangka konsep Status Kesehatan Personal Hygiene Status Gizi Variabel Independen Variabel Dependen BAB III

Variabel Defenisi operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala U kur Dependen           Status Gizi berdasarkan (indeks massa tubuh (IMT)/U) Keadaan kesehatan seseorang sebagai gambaran asupan gizi serta penggunaannya Observasi data hasil pengukuran antropometri BB dan TB Timbang an Seca Microtoise Standar antropome tri IMT/U untuk remaja usia 5- 19 tahun Standar Gizi (IMT/U): Gizi baik jika status gizi responden normal : -2 SD sd <1 SD Gizi tidak baik : Gizi kurang jika : -3 SD sd < -2 SD Gizi lebih (overweight) jika : 1 SD sd 2 SD Obesitas (obese) jika : >2 SD   Sumber Kemenkes RI, 2020 Ordinal Independen           Status Kesehatan Keadaan kesehatan seseorang apakah dalam keadaan yang sehat atau sakit berdasarkan frekuensi dan lama sakit wawancara kuesioner 0. kurang baik, jika ada keluhan kesehatan 1. baik, jika tidak ada keluhan kesehatan. Nominal Personal hygiene Keadaan kebersihan perorangan dan tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan untuk kesejahteraan fisik. Wawancara kuesioner 0. Kurang Baik, jika skor jawaban < mean (mean = 10) 1. Baik, jika skor jawaban ≥ mean (mean = 10) Ordinal Definisi Operasional

Hipotesis Penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah : H0 Ada hubungan status kesehatan dan personal hygiene dengan status gizi Remaja Pada Komunitas Adat Suku Anak Dalam (SAD) di Wilayah Kerja Puskesmas Pematang Kabau Kabupaten Sarolangun Tahun 2020. H1 Tidak ada hubungan status kesehatan dan personal hygiene dengan status gizi Remaja Pada Komunitas Adat Suku Anak Dalam (SAD) di Wilayah Kerja Puskesmas Pematang Kabau Kabupaten Sarolangun Tahun 2020.

Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Pematang Kabau Kabupaten Sarolangun . Penelitian Bersama ini dilakukan pada bulan Juli tahun 2020. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan cross sectional dengan menentukan waktu pengukuran data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Arikunto, 2010),

Populasi dalam penelitian ini adalah Remaja Suku Anak Dalam ( SAD ) yang berusia 10-19 tahun yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Pematang Kabau Kabupaten Sarolangun tahun 2020 yang berjumlah 30 remaja Populasi Penelitian Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah Remaja Suku Anak Dalam ( SAD ) yang ada di W ilayah K erja Puskesmas Pematang Kabau. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 orang. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling . purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel didasarkan kriteria – kriteria yang dirumuskan terlebih dahuulu oleh peneliti, sampel bukan secara acak, namun ditentukan berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu. Teknik Sampling

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini Pengukuran Antropometri (IMT /U ) dan Kuisioner. Instrumen Penelitian Teknik pengumpulan data Responden diberikan penjelasan mengenai tujuan dan proses penelitian, responden diberikan hak untuk menolak. Serta menekankan bahwa keikutsertaan mereka adalah atas dasar sukarela. Kemudian mulai dilakukan pengukuran status gizi dengan cara antropometri. Setelah dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan, kemudian peneliti mewawancarai responden mengenai status kesehatan dan personal hygiene .

Pengolahan Data 1 2 3 4 5

Analisis Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisa data yang dilakukan secara bertahap, yaitu analisis univariat dan analisis bivariat. Analisa Univariat Analisa ini bertujuan untuk mengetahui gambaran suatu variabel penelitian dan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan setiap variabel penelitian, pada umumnya pada analisis ini akan menghasilkan distribusi dan persentase dari setiap variabel ( Notoadmodjo, 2010 ). Data univariat dari penelitian ini yaitu status kesehatan, personal hygiene dan status gizi. 2. Analisa bivariat Untuk membuktikan adanya hubungan yang bermakna atau tidak antara variabel independen dan dependen maka dilakukan analisa bivariat dengan menggunakan uji chi – square dengan batas kemaknaan 5%, sehingga apabila hasil perhitungan menunjukkan p-value < alpha (0,05), artinya secara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara variabel independen dan dependen yang di uji (Notoatmodjo, 2012).

D esa pematang kabau berbatasan dengan wilayah utara taman nasional bukit dua belas. Desa tersebut memliki luas wilayah daratan 1.566 hektar dan 6.7 hektar perairan dengan jumlah penduduk desa sebanyak 3.252 jiwa. Secara geografis didominasi oleh area hutan dan perkebunan. Penduduk yang bermukim di Wilayah Kerja Puskesmas Pematang Kabau berasal dari berbagai suku yaitu Melayu, Jawa, Batak dan Suku Anak Dalam (SAD). Gambaran umum tempat penelitian BAB IV No. Nama Wilayah Jenis Kelamin Jumlah Laki - laki Perempuan 1 Kutai 4 7 10 2 Singosari 3 5 9 3 Bendungan 2 4 7 4 Doho 2 9 5   Total 11 19 30 Jumlah Penduduk Usia Remaja SAD Wilayah Puskesmas Pematang Kabau Tahun 2019 Puskesmas Pematang Kabau 2019

Karakteristik Jumlah (n) Persentase (%) Umur     10-15 tahun 18 60 16-17 tahun 4 13,3 18-19 tahun 8 26,7 Jenis kelamin     Laki – laki 11 36,7 Perempuan 19 63,3 Agama     Islam 23 76,7 Kepercayaan leluhur 5 16,7 Kristen 2 6,7 Total 30 100 Karakteristik responden

Analisa Univariat No Status Gizi F % 1 Tidak Normal 2 6,7 2 Normal 28 93,3 Total 30 100 Distribusi Frekuensi Status Gizi Remaja Pada Komunitas Suku Anak Dalam (SAD) Di Wilayah Kerja Puskesmas Pematang Kabau Kabupaten Sarolangun Tahun 2020 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa responden remaja SAD yang memiliki status gizi tidak normal sebanyak 2 (6,7%) orang remaja yang terdiri dari status gizi kurang, dan 28 (93,3%) remaja lainnya memiliki status gizi normal. Hal ini menujukkan bahwa rata – rata remaja komunitas Suku Anak Dalam (SAD) di Wilayah Kerja Puskesmas Pematang Kabau Kabupaten Sarolangun memiliki status gizi yang normal.

Analisa Univariat No Status Kesehatan F % 1 Kurang Baik 13 43,3 2 Baik 17 56,7   Total 30 100 Distribusi Frekuensi Status Kesehatan Remaja Pada Komunitas Suku Anak Dalam (SAD) Di Wilayah Kerja Puskesmas Pematang Kabau Kabupaten Sarolangun Tahun 2020 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 30 orang responden sebagian besar memiliki status kesehatan baik yaitu 17 (56,7%) responden. Dari data tersebut diketahui bahwa lebih banyak remaja Suku Anak Dalam (SAD) di Wilayah Kerja Puskesmas Pematang Kabau yang memiliki status kesehatan yang baik.

No. Jenis Penyakit Jumlah (n) Persentase (%) 1 Sakit Kepala 9 30 2 Asma 1 3,3 3 Anemia (Kurang Darah) 3 10 4 Gastritis (Penyakit Maag) 5 16,6 5 Diare 7 23,3 Total 25 83,2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban Jenis Penyakit Berdasarkan tabel di disamping sakit kepala merupakan penyakit yang paling sering dialami oleh remaja Suku Anak Dalam (SAD) yaitu sebanyak 9 (30%) remaja. Sakit kepala dapat juga dipicu oleh anemia  dan tekanan darah yang rendah, anemia pada remaja disebabkan oleh kekurangan zat besi maka secara otomatis juga akan menimbulkan seringnya sakit kepala tersebut (Octaviana, 2015) Penyakit kedua yang memiliki persentase cukup tinggi adalah diare yaitu sebanyak 7 (23,3%) remaja, Diare pada remaja Suku Anak Dalam (SAD) dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti kurangnya sanitasi makanan sehingga makanan terkontaminasi oleh bakteri menyebabkan remaja Suku Anak Dalam (SAD) sangat rentan terjadi diare (Hidayat, 2012) .

Analisis Univariat No. Personal Hygiene F % 1. Kurang Baik 15 50 2. Baik 15 50 Total 30 100 Distribusi Frekuensi Personal Hygiene Remaja pada KomunitasSuku Anak Dalam (SAD) di Wilayah Kerja Puskesmas Pematang Kabau Kabupaten Sarolangun Tahun 2020 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah responden di Kabupaten Sarolangun remaja yang memiliki personal hygiene yang kurang baik sebanyak 15 (50%) responden dan remaja yang memiliki personal hygiene baik sebanyak 15 (50%) responden.

No Kebersihan Badan Ya Tidak F % F % 1 Mandi secara teratur (2 kali sehari) 19 63,3 11 36,7 2 Mandi dengan sabun 21 70 9 30 3 Mandi menggunakan air bersih 12 40 18 60 4 Menggunakan sabun mandi yang digunakan bersama – sama dengan keluarga anda? 17 56,7 13 43,3 5 Mengganti pakaian minimal 1 kali dalam sehari 12 40 18 60 6 Mencuci pakaian yang telah dicuci di bawah terik matahari 17 56,7 13 43,3 7 Menggunakan handuk sendiri 10 33,4 20 66,6 Berdasarkan Tabel di samping dapat diketahui bahwa sebagian besar remaja Suku Anak Dalam (SAD) sudah mandi dengan sabun (70%), dan mandi secara teratur 2 kali sehari (63,3%). Sementara itu, sebagain besar remaja terdapat yang tidak mandi menggunakan air bersih (60%) dan tidak mengganti pakaian minimal 1 kali dalam sehari (60%). Personal hygiene remaja Suku Anak Dalam (SAD) dapat dikatakan cukup baik dikarenakan mereka mandi secara teratur dan menggunakan sabun, hanya saja air yang digunakan untuk mandi kurang bersih karena mereka mandi di air sungai. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pertanyaan Personal Hygiene Kebersihan Badan

No Kebersihan Tangan, Kuku Dan Kaki Ya Tidak F % F % 1 Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan 12 40 18 60 2 Mencuci tangan setelah makan 20 66,7 10 33,3 3 Memotong kuku tangan dan kuku kaki secara teratur 8 26,6 22 73,4 4 Mencuci kaki sebelum tidur 2 6,6 28 93,4 5 Kuku selalu dalam keadaan bersih 5 16,6 25 83,4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pertanyaan Personal Hygiene Kebersihan Tangan, Kuku Dan Kaki Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar mencuci tangan sesudah makan (66,6%) sementara itu, sebagian besar remaja tidak mencuci tangan dengan sabun sebelum makan (60%), tidak mencuci kaki sebelum tidur (93,4%), tidak memotong kuku tangan dan kuku kaki secara teratur (73,4%), dan kuku tidak selalulam keadaan bersih (83,4%).

No Kebersihan Rambut Ya Tidak F % F % 1 Mencuci rambut secara teratur (2 kali seminggu) 18 60 12 40 2 Menggunakan shampo saat mencuci rambut 17 56,6 13 43,4 3 Menggunakan air bersih saat mencuci rambut 10 33,3 20 66,7 4 Menggunakan handuk yang bersih dan kering setelah rambut dicuci 16 53,3 14 46,7 5 Mencuci rambut anda melakukan pijatan pada seluruh kulit kepala 11 36,6 19 63,4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pertanyaan Personal Hygiene Kebersihan Rambut Berdasarkan tabel di samping dapat diketahui bahwa sebagian besar remaja Suku Anak Dalam (SAD) menggunakan shampo saat mencuci rambut (56,6%) dan menggunakan handuk yang bersih dan kering setelah rambut dicuci (53,3%). Sementara itu, sebagian besar remaja Suku Anak Dalam (SAD) tidak menggunakan air bersih saat mencuci rambut (66,6%) dan tidak melakukan pijatan pada seluruh kulit kepala saat mencuci rambut (63,3%).

No Kebersihan Kulit Ya Tidak F % F % 1 Mengalami keluhan kulit 3 bulan terakhir ini 5 16,6 25 83,4 2 Merasakan gatal pada kulit, rambut,tangan,kaki atau kuku anda pada pagi, siang atau malam hari 5 16,6 25 83,4 3 Terasa panas pada kulit yang gatal tersebut 4 13,3 26 86,7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pertanyaan Personal Hygiene Kebersihan Kulit Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar remaja Suku Anak Dalam (SAD) tidak mengalami keluhan kulit 3 bulan terakhir (83,4%), tidak merasakan gatal pada kulit, rambut, tangan, kaki atau kuku pada pagi, siang atau malam hari (83,4%), dan tidak merasa panas pada kulit yang gatal (86,7%).

No Kebersihan Gigi Dan Mulut Ya Tidak F % F % 1 meggosok gigi anda minimal 2 kali sehari 15 50 15 50 2 menggunakan sikat gigi saat menggosok gigi 17 56,6 13 43,4 3 menggunakan pasta gigi saat menggosok gigi 21 70 9 30 4 mengganti sikat gigi anda minimal 3 bulan sekali 7 23,3 23 76,7 5 menggosok gigi sebelum tidur 3 10 27 90 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pertanyaan Personal Hygiene Kebersihan Gigi Dan Mulut Berdasarkan table di samping dapat diketahui bahwa sebagian besar remaja Suku Anak Dalam (SAD) menggunakan sikat gigi saat menggosok gigi (56,6%) dan menggunakan pasta gigi saat menggosok gigi (70%). Sementara itu, sebagian besar remaja Suku Anak Dalam (SAD) tidak mengganti sikat gigi mereka minimal 3 bulan sekali (76,7%) dan tidak menggosok gigi sebelum tidur.

Status Kesehatan Status Gizi P - Value Tidak Normal Normal Total n % n % n % Kurang Baik 13 100 13 100   0, 201 Baik 2 11,8 15 88,2 17 100 Total 2 6,7 28 93,3 30 100 Hubungan Status Kesehatan Dengan Status Gizi Remaja Pada Komunitas Suku Anak Dalam (SAD) Di Wilayah Kerja Puskesmas Pematang Kabau Kabupaten Sarolangun Tahun 2020 Analisis Bivariat Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 17 remaja yang memiliki status kesehatan baik sebagian besar memiliki status gizi normal yaitu 15 (88,2%) remaja. Sedangkan dari 13 remaja yang memiliki status kesehatan kurang baik seluruhnya memiliki status gizi normal 13 (100%). Analisis chi-squere menunjukkan bahwa status kesehatan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan status gizi remaja komunitas adat Suku Anak Dalam (SAD) di Wilayah Kerja Puskesmas Pematang Kabau tahun 2020 ( p-value = 0,201).

  Personal Hygiene Status Gizi P – Value Tidak Normal Normal Total n % n % n % Kurang Baik 15 100 15 100   0,143 Baik 2 13,3 13 86,7 15 100 Total 2 6,7 28 93,3 30 100 Hubungan Personal Hygiene Dengan Status Gizi Remaja Pada Komunitas Suku Anak Dalam (SAD) Di Wilayah Kerja Puskesmas Pematang Kabau Kabupaten Sarolangun Tahun 2020 Analisis Bivariat Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 15 remaja yang memiliki personal hygiene baik sebagian besar memiliki status gizi normal yaitu 13 (86,7%) remaja, Sedangkan 15 remaja yang memiliki personal hygiene kurang baik semuanya memiliki status gizi normal (100%). Analisis chi-squere menunjukkan bahwa personal hygiene tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan status gizi remaja komunitas adat Suku Anak Dalam di Wilayah Kerja Puskesmas Pematang Kabau tahun 2020 ( p-value = 0,143).

Dalam Penelitian ini, penulis memiliki beberapa keterbatasan yang dapat mempengaruhi kondisi penelitian yang dilakukan. Adapun keterbatasan tersebut yaitu pada saat penelitan bersamaan dengan adanya Pandemi Covid-19 yang mengharuskan peneliti menerapkan social distancing dan penerapan sesuai protokol kesehatan yang diterapkan oleh pemerintah serta keterbatasan penelitian kondisi jalan dan infrastruktur menuju tempat penelitian yang sulit ditempuh. Penelitian ini juga memiliki keterbatasan bahasa juga menjadi kendala meskipun didampingi tumenggung namun masih terdapat hal-hal yang tidak bisa dimengerti. Oleh karena itu, berdampak kepada hasil penelitian. Hasil penelitian sangat dipengaruhi oleh keterbukaan responden dalam menjawab pertanyaan. Keterbelakangan responden dikarenakan pendidikan responden yang rendah sehingga wawancara membutuhkan waktu yang lama, dan perlu pendekatan secara intensiv dengan responden. Keterbatasan Penelitian

S ebanyak 2 8 remaja Suku Anak Dalam ( SAD ) (93,3%) memiliki status gizi normal dan 2 remaja SAD ( 6,7 %) remaja memiliki status gizi tidak normal S ebanyak 17 remaja SAD ( 56,7 %) memiliki status kesehatan baik dan 13 remaja SAD ( 43,3 %) remaja memiliki status kesehatan kurang baik S ebanyak 15 remaja SAD ( 50 %) memiliki personal hygiene baik dan 15 remaja SAD (50 %) remaja memiliki personal hygiene kurang baik T idak ada hubungan antara status kesehatan dengan status gizi remaja komunitas adat Suku Anak Dalam di Wilayah Kerja Puskesmas Pematang Kabau tahun 2020 dengan nilai (p= 0, 201 ) T idak ada hubungan antara personal hygiene dengan status gizi remaja komunitas adat Suku Anak Dalam di Wilayah Kerja Puskesmas Pematang Kabau tahun 2020 dengan nilai (p= 0,143) Kesimpulan BAB V

Terima kasih
Tags