PPT SIDANG PROYEK AKHIR Kualitatif jalur evakuasi gedung.pptx

HilmyStani 4 views 16 slides Sep 05, 2025
Slide 1
Slide 1 of 16
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16

About This Presentation

Ppt sidang proyek akhir kualitatif jalur evakuasi gedung


Slide Content

Implementasi SNI 03-1746-2000 Jalur Evakuasi pada Gedung Asrama MAN 3 Banyuwangi Oleh: Naufal Athaya Daffa Hilmy Stani (362222401087) Pembimbing 1: Rahayu Pradita , S.ST., M. T. Sidang Akhir PA Pembimbing 2: Muhammad Hilmy , M. Pd. Penguji 2: Ir. Wahyu Naris Wari, S. T., M. T. Penguji 1: Wahyu Satyaning Budhi , S. T., M. T.

Latar Belakang Penelitian Bangunan gedung merupakan salah satu bangunan yang memiliki resiko tinggi terjadi bencana kebakaran terutama pada gedung yang berfungsi sebagai asrama, hal ini disebabkan karna gedung yang berfungsu sebagai asrama terdapat berbagai sumber terjadinya kebakaran. Penyebab terjadinnya kebakaran bangunan yang berfungsi sebagai hunian, asrama, atau kantor banyak disebabkan oleh penggunaan listrik yang berlebihan, sambungan pendek arus listrik, putusnya kabel yang menyebabkan percikan api, dll. Berdasarkan laporan United State National Fire Protection Association (US NFPA) yang diterbitkan tahun 2008 menyatakan bahwa kebakaran pada gedung bertingkat lebih mematikan dan merugikan dibanding dengan lokasi-lokasi lain, sehingga sangat penting memperhatikan sarana dan prasarana keselamatan jalur evakuasi pada gedung untuk meminimalisir adanya korban. Peraturan atau persyaratan yang digunakan dalam perencanaan jalur evakuasi pada gedung yang bertujuan untuk menjamin kelayakan sarana dan prasarana jalur evakuasi pada gedung diantarannya SNI 03-1746-2000 dan SNI 03-6574-2001 dimana peraturan ini membahas tentang tata cara perencanaan jalur evakuasi pada gedung dan perancangan sarana pendukung jalur evakuasi pada gedung terhadap bahaya kebakaran. Gedung asrama MAN 3 Banyuwangi merupakan bangunan gedung yang berfungsi sebagai asrama yang memiliki 4 lantai . Gedung ini dipilih menjadi objek penelitian dikarnakan pada survei awal yang dilakukan peneliti pada gedung asrama MAN 3 Banyuwangi ini pada sarana dan prasarana jalur evakuasinya masih belum sepenuhnya memenuhi standar yang berlaku di Indonesia, hal ini dibuktikan oleh hasil survei awal peneliti, yaitu: tidak adannya tanda arah evakuasi pada gedung tersebut, tidak adanya pintu darurat, tidak adannya alat pemadam api ringan (APAR) pada gedung, dan adannya hambatan pada koridor dan tangga darurat sehingga menyulitkan apabila evakuasi dilakukan padahal gedung ini yang berfungsi sebagai asrama memiliki jam oprasional yang tinggi sehingga perlu memperhatikan efesiensi dari jalur evakuasi yang ada pada gedung untuk menjamin keselamatan penghuni gedung. Berdasarkan informasi hasil survei awal yang dilakukan peneliti gedung asrama MAN 3 Banyuwangi dipilih menjadi objek dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan pilihan untuk lebih memperhatikan sarana dan prasarana jalur evakuasi pada gedung asrama MAN 3 Banyuwangi demi kenyamanan dan keselamatan penghuni gedung dan melindungi penghuni gedung terhadap bahaya kebakaran atau bencana-bencana lainnya yang terjadi pada gedung.

Berdasarkan latar belakang, maka dapat disimpulkan masalah yang ada pada penelitian ini, yaitu bagaimana hasil implementasi SNI 03-1746-2000 tentang perencanaan dan pemasangan jalur evakuasi untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung asrama MAN 3 Banyuwangi? Membantu mengidentifikasi titik-titik rawan dalam jalur evakuasi. Memberikan saran efesiensi tangga darurat, pintu darurat, tanda arah, pencahayaan darurat, dan komponen pendukung lain. Memastikan gedung tidak hanya layak untuk dihuni tetapi juga memberikan keamanan pada penghuninya. Mengetahui hasil implementasi sarana dan prasarana jalur evakuasi dengan SNI 03-1746-2000 pada gedung asrama MAN 3 Banyuwangi. Penelitian ini tidak membahas tentang kekuatan dari segi struktural gedung. Penelitian dilakukan berdasarkan S NI 03-1746-200 untuk perencanaan jalur evakuasi dan SNI 03-6574-2001 untuk perancangan sarana pendukung jalur evakuasi. Penelitian ini dilakukan hanya pada gedung asrama MAN 3 Banyuwangi. Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Batasan Masalah

Tinjauan Pustaka 01 04 02 05 03 06 Menurut Permenkes No. 66 tahun 2016 bahaya potensial adalah suatu kondisi yang berpotensi menimbulkan kerugian berupa cidera bagi pegawai, atau lingkungan kerja. Jalur evakuasi pada gedung merupakan suatu fasilitas keselamatan yang dirancang khusus untuk mencari tersingkat menggunakan jalan yang telah ada dengan harapan seluruh penghuni gedung mampu mencapai area aman dengan cepat dan aman. Komponen keselamatan lain komponen yang dimaksud merupakan komponen pendukung jalur evakuasi yang mampu menunjang kinerja dari sarana dan prasarana jalur evakuasi SNI 03-1746-2000 yang mengatur tentang tata cara perencanaan dan pemasangan sarana jalan keluar untuk penyelamatan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung . SNI 03-6574-2001 yang mengatur tentang tata cara perancangan pencahayaan darurat , tanda arah , dan sistem peringatan bahaya pada bangunan gedung . Penentuan jalur terpendek jalur evakuasi pada gedung menggunakan metode algoritma djikstra

Penelitian Terdahulu 01 04 02 05 03 06 Penelitian yang dilakukan oleh Seftyarizki et al (2019) dalam penelitian yang berjudul “ Evaluasi Jalur Evakuasi Bencana Kebakaran Pada Sirkulasi Gedung Serbaguna UNIB”. Penelitian yang dilakukan oleh Kesehatan et al., (2025) dalam penelitian yang berjudul “ Analisis Penerapan Sarana Penyelamatan Jiwa dan Sistem Proteksi Kebakaran di SMP Negeri 1 Kendari”. Penelitian yang dilakukan oleh (Damanik et al., (2023) dalam penelitian yang berjudul “ Identifikasi Jalur Evakuasi Bencana Alam dan Non Alam di Gedung Biro Pusat Administrasi Universitas Negeri Medan Sumatra Utara”. Penelitian yang dilakukan oleh( Zahraani et al., 2023) dalam penelitian yang berjudul “ Evaluasi Jalur Evakuasi Bencana Kebakaran pada Vihara Prajna Chan”. Penelitian yang dilakukan oleh (Nugroho et al., 2019) dalam penelitian yang berjudul “ Analisis Peta Jalur Evakuasi dan Penentuan Titik Kumpul dengan Metode Algoritma Dijkstra”. Penelitian yang dilakukan oleh (Azis et al., 2024) dalam penelitian yang berjudul “ Peracangan Jalur Evakuasi Kebakaran PT.PCC dengan Metode Algoritma Dijkstra”.

Metode Penelitian Studi Pustaka Studi pustaka merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan masalah yang diteliti melalui buku, peraturan, jurnal, dll Survei Pendahuluan Survei pendahuluan merupakan metode penelitian melakukan pengamatan langsung pada lokasi yang diteliti untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada objek penelitian dan informasi awal. Pengumpulan Data Kegiatan ini merupakan tahapan pengumpulan dan mencari informasi yang berkaitan dengan objek yang diteliti yang digunakan sebagai acuan untuk penyusunan pelaporan hasil penelitian.

Metode Penelitian Pengolahan Data Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang mendapatkan informasi melalui wawancara, dokumentasi, dan pengolahan responden kuesioner. Pemaparan Hasil Hasil dari penelitian ini berupa gambar denah jalur evakuasi pada gedung asrama MAN 3 Banyuwangi yang bertujuan untuk memberikan panduan jelas kepada penghuni gedung saat evakuasi. Kesimpulan dan Saran B erdasarkan evaluasi awal pada jalur evakuasi pada gedung asrama MAN 3 Banyuwangi menunjukan bahwa gedung ini belum sepenuhnya memenuhi standar yang berlaku.

Gedung Asrama Putra MAN 3 Banyuwangi diketahui memiliki dua buah tangga pada setiap lantainya serta satu pintu utama yang difungsikan sebagai akses keluar gedung . Namun , dari hasil observasi ditemukan bahwa fasilitas keselamatan kebakaran di gedung ini masih sangat minim. Tidak terdapat penunjuk arah evakuasi pada koridor di setiap lantai , serta tidak tersedia tombol alarm kebakaran sebagai peringatan dini . Selain itu , gedung ini juga belum dilengkapi dengan sistem pemadaman kebakaran seperti hidran , sprinkler, dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Sistem deteksi dini berupa detektor asap, panas , maupun api pun belum terpasang . Kondisi ini menunjukkan bahwa Gedung Asrama Putra belum memenuhi standar keselamatan yang ideal dan berpotensi menimbulkan risiko tinggi bagi keselamatan penghuni saat terjadi keadaan darurat . fasilitas utama seperti tangga darurat , koridor , dan jalur keluar sudah memenuhi standar ukuran dan bebas hambatan . Namun , banyak komponen penting belum sesuai SNI, seperti tidak adanya tanda arah evakuasi , sistem peringatan bahaya , lampu penerangan darurat , dan pintu darurat khusus . Selain itu , fasilitas pendukung seperti rambu jalur evakuasi dan pencahayaan simbol juga belum tersedia . Kondisi ini menunjukkan bahwa implementasi jalur evakuasi di Gedung Asrama masih perlu ditingkatkan agar sesuai dengan standar keselamatan kebakaran . Hasil Observasi Hasil Observasi

Penentuan Lintasan Terpendek dan Implementasi Metode penentuan jalur lintasan terpendek menggunakan algoritma djikstra merupakan salah satu metode pencarian jalur lintasan terpendek yang digunakan untuk menemukan jarak minimum antara satu titik asal ke titik-titik yang lainnya sehingga mampu menentukan rute evakuasi yang optimal berdasarkan denah pada gedung . Pada kesempatan kali ini peneliti menggunakan metode algoritma dijkstra untuk menentukan lintasan terpendek pada jalur evakuasi Gedung Asrama Putra MAN 3 Banyuwangi yang memiliki 4 lantai , 9 kamar tidur , 3 ruang jemur , 1 aula, 1 ruang tamu , dan ruangan lainya yang terdapat dalam gedung disimbolkan dengan huruf A-Q dan untuk tangga disimbolkan dengan angka 1 dan 2.

Lintasan Terpendek Lintasan Terpendek Gedung Asrama MAN 3 Banyuwangi Lt.01 No Ruangan Simbol Lintasan Jarak (Meter) 1 Aula A A-1-X 8,3 2 Aula B B-X 10,8 3 Ruang Jemur C C-D-E-X 12,6 4 Toilet D D-E-X 12 5 Kamar Penjaga E E-X 9,2 6 Tangga 1 1-X 2,9 7 Tangga 2 2-X 12,4

Lintasan Terpendek Lintasan Terpendek Gedung Asrama MAN 3 Banyuwangi Lt.0 2 & Lt.03 No Ruangan Simbol Lintasan Jarak (Meter) 1 Kamar Tidur F F-1 5,5 2 Kamar Tidur G G-1 4 3 Kamar Tidur H H-2 3,4 4 Ruang Jemur I I-2 2,2 5 Toilet J J-2 1,6 6 Kamar Tidur K K-2 3,9

Peta Jalur Evakuasi Lt.1

Peta Jalur Evakuasi Lt.2 & 3

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan , dapat disimpulkan bahwa implementasi jalur evakuasi pada Gedung Asrama Putra MAN 3 Banyuwangi telah memenuhi sebagian persyaratan SNI 03-1746-2000, khususnya pada penyediaan jalur utama seperti tangga dan koridor yang memenuhi standar ukuran akses evakuasi . Namun , dari hasil observasi , ditemukan bahwa beberapa komponen penting dalam sistem jalur evakuasi , seperti tanda arah , lampu darurat , pintu darurat khusus , sistem peringatan bahaya , alat pemadam api ringan (APAR), serta detektor kebakaran , belum terpasang secara lengkap dan sesuai dengan standar . Sejalan dengan tujuan penelitian , dilakukan perancangan jalur evakuasi menggunakan metode algoritma Dijkstra untuk menentukan lintasan terpendek dari setiap ruangan menuju titik kumpul yang aman . Hasil perancangan ini diwujudkan dalam bentuk denah jalur evakuasi yang memuat perencanaan dan pemasangan arah evakuasi , penanda arah evakuasi , APAR, dan penempatan hydrant, yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pengembangan sistem keselamatan gedung . Dengan adanya perancangan dan pemasangan jalur evakuasi ini , diharapkan penghuni asrama memiliki pedoman yang jelas dalam menghadapi keadaan darurat dan sistem keselamatan gedung dapat lebih optimal sesuai dengan ketentuan yang berlaku . Kesimpulan

Disarankan agar pengelola Asrama Putra MAN 3 Banyuwangi segera melengkapi fasilitas keselamatan jalur evakuasi sesuai SNI 03-1746-2000. Fasilitas yang perlu dipenuhi meliputi pemasangan tanda arah evakuasi , lampu darurat , alarm kebakaran , pintu darurat , dan detektor asap di seluruh lantai gedung . Selain itu , ketersediaan APAR dan hidran kebakaran sangat penting sebagai langkah awal penanganan jika terjadi kebakaran . Denah jalur evakuasi hasil rancangan algoritma Dijkstra juga sebaiknya dipasang di area strategis dan dijadikan acuan saat pelaksanaan simulasi evakuasi secara berkala , agar penghuni lebih memahami langkah yang harus diambil saat kondisi darurat . Bagi peneliti selanjutnya , disarankan untuk memperluas kajian dengan mengevaluasi kelayakan jalur alternatif , melakukan simulasi langsung di lapangan untuk menguji efektivitas jalur yang dirancang , serta mengembangkan sistem informasi digital berupa peta jalur evakuasi agar lebih mudah diakses oleh penghuni dan pengelola gedung . Saran

Terima Kasih