Penguji I Ns. Djuawartini , S.Kep.,M.Kep HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN GOUT ARTHRITIS PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WUASA KABUPATEN POSO ADE INDRA JAYANTI 202001127 Penguji II Ns . Viere Allanled Siauta, S.Kep.,M.Kep Penguji III Ns. Ahmil, S.Kep.,M.Kes SEMINAR SKRIPSI PROGRAM ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA
Latar Belakang Word Health Organization (WHO) menyatakan usia 60 tahun sebagai usia dimana proses menua sedang berlangsung dan seseorang dianggap lanjut usia dimana pada usia ini sangat rentan terjadinya penyakit Gout Arthritis (Akhmadi, 2019). Gout Arthritis adalah adalah suatu penyakit yang di mana ketika tubuh menumpuk asam urat dengan jumlah yang berlebihan, baik akibat peningkatan produksi, lambatnya pembuangan melalui ginjal, atau peningkatan konsumsi makanan kaya akan purin. PROGRAM ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA Home B AB 1 BAB 2 BAB 3 BAB 4 BAB 5
Latar Belakang Menurut Word Health Organization (WHO), angka kejadian gout arthritis jumlah kasus gout arthritis meningkat dari 165 juta jiwa menjadi 355 juta jiwa ditahun 2022. Data dari Amerika Serikat menunjukkan bahwa ada sekitar 5,7 juta orang yang menderita asam urat. (Lindawati R. Yasin et al., 2023). Kemenkes RI (2022) mencatat peningkatan angka kejadian gout arthritis setiap tahunnya. Tahun 2021 sebanyak 72.675 kasus sampai dengan tahun 2022 menjadi 102.995 kasus, sehingga mengalami peningkatan sebesar 30.320 kasus (Kemenkes RI, 2022). Data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa prevalensi asam urat berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan tertinggi di Provinsi Jawa Timur (29,7%), diikuti oleh Jawa Barat (27,1%), DKI Jakarta (18,6%), Gorontalo (9,2%), dan Sulawesi Tengah (6,5%) (Amrullah et al., 2023). Home B AB 1 BAB 2 BAB 3 BAB 4 BAB 5 PROGRAM ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA
Latar Belakang D i Puskesmas Wuasa jumlah gout artritis pada tahun 2021 sebanyak 93 orang, ditahun 2022 sebanyak 163 dan ditahun 2023 mengalami peningkatan sebanyak 201 orang yang tersebar di 5 posyandu di wilayah kerja puskesmas Wuasa . Adapun data 3 bulan terakhir dari bulan Maret-mei yang terdata pada puskesmas Wuasa sebanyak 116 orang yang rutin berkunjung ke puskesmas Wuasa untuk memeriksakan tekanan asam urat dan status gizi pada pasien gout arthritis. Home B AB 1 BAB 2 BAB 3 BAB 4 BAB 5 PROGRAM ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA
Rumusan masalah dalam penelitian adalah Apakah ada Hubungan status gizi dengan kejadian gout arthritis pada lansia di Puskesmas Wuasa Kabupaten Poso” Rumusan Masalah Home B AB 1 BAB 2 BAB 3 BAB 4 BAB 5 PROGRAM ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA
Diketahuinya hubungan status gizi dengan kejadian gout artritis pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Wuasa Kabupaten Poso Tujuan Khusus Teridentifikasistatus gizi pada lansia diwilayah kerja Puskesmas Wuasa Kabupaten Poso Teridentifikasi Gout Artritis pada lansia diwilayah kerja Puskesmas Wuasa Kabupaten Poso Teridentifikasi hubungan status gizi dengan kejadian Gout Artritis pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Wuasa Kabupaten Poso Tujuan Umum 3 2 1 PROGRAM ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA Home B AB 1 BAB 2 BAB 3 BAB 4 BAB 5
Bagi Institusi Pendidikan Bagi Pasien Penelitian dapat di jadikan bahan informasi bagi pasien dalam upaya pencegahan penyakit Gout Arthritis dengan melakukan tidakan preventive dengan baik dan benar. Penelitian diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan ilmiah yang bermanfaat dalam perkembangan penelitian selanjutnya tentang status gizi pada pasien gout artritis. Bagi Puskesmas Biromaru Penelitian ini bisadijadikan kerangka acuan dalam membuat kebijakan penanganan gout arthritis yang aman bagi pasien serta mendorong agar penyakit gout arthritis dapat di perhatikan lebih sehingga masuk dalam kegiatan pokok program PTM (Pengendalian Penyakit Tidak Menular) PROGRAM ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA Home B AB 1 BAB 2 BAB 3 BAB 4 BAB 5 Manfaat Penelitian
Kerangka Teori Diabetes Melitus Tipe 2 Tanda dan Gejala 1. Kesemutan dan linu 2. Nyeri 3. Bengkak Faktor yang berhubungan dengan status gizi 1. Faktor Usia 2. Jenis kelamin 3. Genetik 4. Pola makan Dampak 1. Kerusakan sendi 2. Gangguan Tidur 3. Aktifitas sehari-hari terganggu PROGRAM ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA Home B AB 2 BAB 3 BAB 4 BAB 5 BAB 1 Diabetes Melitus Tipe 2
Kerangka Konsep Hipotesis Penelitian Status Gizi Kejadian Gout Arthritis Ada hubungan status gizi dengan kejadian gout arthritis pada lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Wuasa Kabupaten Poso Ha V ariabel Dependen V ariabel Independen PROGRAM ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA Home BAB 3 BAB 4 BAB 5 B AB 2 BAB 1
Metode penelitian: Kuantitatif Desain Penelitian Penetian telah dilakukan di wilayah Kerja Puskesmas Wuasa Kabupaten Poso Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September 2024 Desaian penelitian: observasional analitik Pendekatan: cross sectional Tempat Dan Waktu PROGRAM ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA Home B AB 3 BAB 2 BAB 4 BAB 5 BAB 1
Populasi sebanyak 116 orang di Wilayah Kerja Puskesmas Wuasa Kabupaten Poso . Populasi dan sampel jumlah sampel sebanyak 89 sampel dengan menggunakan Rumus Slovin Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling melakukan observasi langsung ke pasien dengan melakukan pengukuran Tinggi Badan menggunakan stadiometer dan penimbangan Berat Badan dengan menggunakan timbangan Camry dan menggunakan alat Autochek 3 in 1 GCU untuk melakukan pemeriksaan asam urat . Instrumen Penelitian PROGRAM ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA Home B AB 3 BAB 4 BAB 5 BAB 1 BAB 2
Analisa Data A nalisa univariat A nalisa bivariat: Chi square PROGRAM ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA Home BAB 1 BAB 2 B AB 3 BAB 4 BAB 5
PROGRAM ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA Home BAB 1 BAB 2 B AB 4 BAB 3 BAB 5 Berdasarkan uraian table 4.1 menjelaskan bahwa hasil dari 89 responden dengan karakteristik berdasarkan jenis kelamin lansia paling banyak pada kategori perempuan sebanyak 59 orang atau 66,2%, berdasarkan usia yang paling banyak terdapat pada kategori usia 66-75 tahun dengan jumlah 43 orang atau 48,3%, berdasarkan tingkat pendidikan paling banyak pada kategori SD dengan jumlah 45 orang atau 50,5%. Distribusi Karakteristik Responden Karakteristik Subjek Frekuensi (f) Presentase (%) Jenis kelamin Laki – laki 30 33,7 Perempuan Usia < 55 – 65 tahun 66 – 75 tahun Pendidikan SD SMP SMA 59 43 45 45 32 12 66,2 48,3 50,5 50,5 34,0 13,4 Total 89 100
PROGRAM ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA Home BAB 1 BAB 2 B AB 4 BAB 3 BAB 5 sebagian besar Responden memiliki Status Gizi yang masuk kategori Obesitas sebanyak 64 orang atau 71,9%, berdasarkan status gizi yang masuk kategori normal sebanyak 11 orang atau 12,4%, berdasarkan status gizi dengan kategori kurus sebanyak 10 orang atau 11,2%, berdasarkan status gizi dengan kategori kelebihan berat badan sebanyak 4 orang atau 4,5%. Distribusi Status Gizi Status Gizi Frekuensi (f) Presentase (%) Kurus 10 11,2 Normal 11 12,4 Kelebihan berat badan 4 4,5 Obesitas 64 71,9 Total 89 100
PROGRAM ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA Home BAB 1 BAB 2 B AB 4 BAB 3 BAB 5 Responden yang menderita Gout Arthritis sebanyak 64 orang (71,9%) dan yang tidak menderita Gout Arthritis sebanyak 25 orang (28,0). Distribusi frekuensi Gout Athritis Kejadian Gout Arthritis Frekuensi (f) Presentase (%) Gout Arthritis 64 71,9 Tidak Gout Arthritis 25 28,1 Total 89 100
PROGRAM ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA Home BAB 1 BAB 2 B AB 4 BAB 3 BAB 5 Hasil Uji Kruskall Wallis Hubungan Status gizi dengan Kejadian Gout Arthritis terdapat 64 orang dengan kategori Status gizi obesitas (71,9%) dan kategori gout arthritis yaitu sebanyak 64 orang (71,9). Hasil analisis bivariate yang menggunakan Uji Kruskall Wallis di dapatkan P value sebesar 0,001 (< 0,05 ) dengan demikian Ha diterima yang artinya ada hubungan yang signifikan antara Status gizi dengan Kejadian Gout Arthritis pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Wuasa Kabupaten Poso . HASIL Analisis Bivariat Status gizi Gout Atritis Total P-value Tidak gout arthritis Gout arthritis f % f % f % Kurus 5 5,6 5 5,6 10 100,0 0,001 Normal 4 4,4 7 4,4 11 100,0 Kelebihan berat badan 2 2,2 2 2,2 4 100,0 Obesitas 12 13,4 52 13,4 64 100,0
PROGRAM ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA Home BAB 1 BAB 2 B AB 4 BAB 3 BAB 5 Menurut asumsi peneliti merupakan komponen yang terdiri dari beberapa masukan makanan terhadap kecukupan gizi yang dapat dilihat dengan mempergunakan Indeks Masa Tubuh. Status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan refleksi dari apa yang kita makan sehari-hari, status gizi dikatakan baik bila pola makan kita seimbang. Artinya, asupan frekuensi dan jenis makanan yang dikomsumsi harus sesuai dengan kebutuhan tubuh. Bila makanan melebihi kebutuhan, tubuh akan mengalami kegemukan dan sebaliknya asupan makanan kurang dari yang dibutuhkan tubuh akan menjadi kurus dan sakit-sakitan. Kegemukan juga tidak berarti sehat karena dapat memicu timbulnya berbagai penyakit salah satunya Gout Arthritis. Resiko ini yang mungkin terjadi pada lansia yang kelebihan berat badan dan obesitas. PEMBAHASAN Status gizi pasien Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Wuasa Kabupateb Poso
PROGRAM ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA Home BAB 1 BAB 2 B AB 4 BAB 3 BAB 5 Menurut asumsi peneliti kejadian gout arthritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Wuasa Kabupaten Poso meningkat setiap tahun karena pengaruh pola makan yang tidak sehat, seperti mengkomsumsi makanan yang banyak mengandung purin, sehingga angka kejadian gout arthritis Di Puskesmas Wuasa Kabupaten Poso setiap tahun mengalami peningkatan. Menurut asumsi peneliti ada beberapa faktor resiko pada gout arthritis yaitu genetic dimana gout biasa terbawa oleh gen resesif yang terjadi akibat kelainan kromoson , orang yang obesitas lebih cenderung beresiko dibandingkan orang yang bertubuh kurus karena penyakit ginjal beresiko terhambatnya sekresi gout arthritis. PEMBAHASAN Kejadian Gout Arthritis Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Wuasa Kabupaten Poso
PROGRAM ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA Home BAB 1 BAB 2 B AB 4 BAB 3 BAB 5 Menurut asumsi peneliti hubungan indeks massa tubuh dengan kejadian gout arthtritis itu disebabkan karena pengaruh pola makan yang tidak sehat, sering mengkomsumsi makanan yang banyak mengandung purin, seperi jeroan kangkung,bayam kacang-kacangan,the,kopi dan sebagainya tanpa terkontrol sehingga mengalami peningkatan BB dan berakibat penumpukan gout dalam darah. PEMBAHASAN Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Gout Arthritis pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Wuasa Kabupaten Poso
PROGRAM ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA Home BAB 1 BAB 2 B AB 5 BAB 3 BAB 4 Status Gizi pada Lansia di wilayah kerja Puskesmas Wuasa Kabupaten Poso sebagian besar mengalami Obesitas Kejadian Gout Artritis pada Lansia di wilayah kerja Puskesmas Wuasa Kabupaten Poso sebagian besar adalah mengalami Gout Arthritis Terdapat hubungan yang signifikan antara Status gizi dengan kejadian Gout Artritis pada Lansia di wilayah kerja Puskesmas Wuasa Kabupaten Poso Simpulan
PROGRAM ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA Home BAB 1 BAB 2 B AB 5 BAB 3 BAB 4 1. Bagi Lansia Gout Artritis Diharapkan bagi lansia untuk dapat lebih menjaga pola hidup agar terhindar dari komplikasi yang dapat ditimbulkan dari adanya peningkatan kadar asam urat dalam darah dengan cara lebih aktif mengikuti posyandu lansia . 2. Bagi Puskesmas Wuasa Diharapkan bagi tenaga kesehatan di Puskesmas Wuasa agar mempertahankan dan meningkatkan pelayanan pada lansia khususnya yang menderita Gout Artritis melalui tindakan preventif dan juga promotive yang secara rutin diselenggarakan di cakupan wilayah kerja Puskesmas Wuasa 3. Bagi Institusi Pendidikan Universitas Widya Nusantara. Diharapkan institusi pendidikan dapat meningkatkan lagi bimbingan dan arahan kepada mahasiswa dalam melakukan penelitian dan pengembangan yang memiliki dampak terhadap peningkatan kualitas kesehatan pada lansia khususnya Saran
202 4 Terima Kasih PROGRAM ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA