PPT tugas latar belakang penelitian FRISCA.pptx

bidanbellaanarkie 0 views 8 slides Oct 08, 2025
Slide 1
Slide 1 of 8
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8

About This Presentation

PPT tugas latar belakang penelitian


Slide Content

ASUHAN KEBIDANAN P ada B alita D engan D iare Oleh: Frisca Angelina (23240001) Dosen Pengampu: Bella Anarkie, SST., MKM

Universitas Dehasen Bengkulu 02. Diare merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang terjadi hampir di semua wilayah dunia. Penyakit ini dapat menyerang semua kelompok usia baik pria maupun wanita. Namun penyakit diare lebih sering di derita oleh kelompok usia anak (Siregar et al., 2023) Latar Belakang

Universitas Dehasen Bengkulu 03 Diare hingga saat ini masih merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian hampir di seluruh daerah geografis di dunia. Semua kelompok usia bisa terserang diare, tetapi penyakit berat dengan kematian yang tinggi terutama terjadi pada bayi dan anak. Di negara berkembang, anak- anak menderita diare lebih dari 12 kali per tahun dan hal ini menjadi penyebab kematian sebesar 15 – 34 persen dari semua penyebab kematian. Diare merupakan buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali dalam satu hari, dan biasanya berlangsung selama dua hari atau lebih. Pada anak- anak konsisten tinja lebih diperhatikan daripada frekuensi BAB, hal ini dikarenakan frekuensi BAB (buang air besar) pada bayi lebih sering dibandingkan orang dewasa, bisa sampai lima kali dalam satu hari (Luthfiyati Nury et al., 2023).

Universitas Dehasen Bengkulu 04. Menurut World Hsalah Organization (2024) d iare menempati urutan ketiga sebagai penyebab kematian pada anak usia 1–59 bulan. Secara angka, diperkirakan 443.832 anak balita meninggal tiap tahun akibat diare. Selain itu, ada sekitar 1,7 miliar kasus diare pada anak setiap tahun secara global, yang menunjukkan besarnya beban morbiditas meskipun banyak kasus tidak berakibat fatal. Diare tidak hanya menyebabkan kematian langsung lewat dehidrasi berat, tetapi juga memiliki konsekuensi jangka panjang seperti malnutrisi, gangguan pertumbuhan, dan penurunan daya tahan tubuh terhadap malnutrisi infeksi lainnya. Anak dan mereka penyakit yang dengan sistem imun yang lemah sangat rentan.

Universitas Dehasen Bengkulu 05. Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan di Indonesia, khususnya pada kelompok balita (<5 tahun). Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, yang merupakan survei nasional yang mengintegrasikan Riskesdas dan Survei Status Gizi Balita Indonesia, diare menunjukkan prevalensi yang cukup mengkhawatirkan. proporsi balita yang mengalami diare adalah sekitar 4,9% (rentang kepercayaan 95% CI: 4,7 % – 5,2 %) di seluruh Indonesia. Faktor- demografis dan lingkungan turut berperan besar dalam kejadiannya. S ecar a M u a m n u f a m a t , P S e K r I t a 2 m 2 a 3 mencatat bahwa Data juga menunjukkan adanya variasi antar provinsi beberapa daerah memiliki prevalensi diare yang jauh di atas rata- rata nasional. Misalnya, dalam studi distribusi diare dan kualitas air minum berdasarkan data SKI 2023 dan SKAM RT 2020,Provinsi Papua mencatat prevalensi tertinggi (sekitar 16,6 %), sedangkan M a n p f r a o a v t i K n e s d i u a lai n jauh lebih rendah. Salah satu penelitian berbasis SKI 2023 di Provinsi Sumatera Utara menemukan bahwa rumah tangga dengan sumber air minum yang tidak aman dan kualitas air secara fisik yang tidak memenuhi syarat memiliki risiko diare yang lebih tinggi.

Universitas Dehasen Bengkulu 06. Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan di Indonesia, khususnya pada kelompok balita (<5 tahun). Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, yang merupakan survei nasional yang mengintegrasikan Riskesdas dan Survei Status Gizi Balita Indonesia, diare menunjukkan prevalensi yang cukup mengkhawatirkan. Secara umum, SKI 2023 mencatat bahwa proporsi balita yang mengalami diare adalah sekitar 4,9% (rentang kepercayaan 95% CI: 4,7 % – 5,2 %) di seluruh Indonesia. Faktor- demografis dan lingkungan turut berperan besar dalam kejadiannya. Peran tenaga kebidanan (bidan) dalam asuhan balita dengan diare sangat strategis, terutama di layanan primer dan komunitas. Bidan sering menjadi garda terdepan dalam melakukan skrining, deteksi dini tanda- tanda dehidrasi, memberikan edukasi keluarga penatalaksanaan tentang tanda bahaya, melakukan dasar (memberikan tersedia, suplementasi ORS, mengajarkan pembuatan larutan rehidrasi oral bila ORS siap pakai tidak dan menyarankan zinc sesuai pedoman), serta merujuk kasus sedang/berat ke fasilitas rujukan .

Universitas Dehasen Bengkulu 07. Selain itu, bidan dapat berperan dalam kegiatan promotif- preventif: advokasi ASI eksklusif, pendidikan higienis (cuci tangan, sanitasi), advokasi perbaikan sumber air, dan pelaksanaan imunisasi rotavirus bila program nasional tersedia. Rangkaian tindakan kebidanan ini sejalan dengan prinsip Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) yang menekankan penilaian cepat, tindakan paket (treatment + counseling) dan rujukan bila perlu. Kesimpulannya, latar belakang asuhan kebidanan pada balita dengan diare menempatkan diare bukan sekadar masalah klinis akut, tetapi juga problem multisektoral yang memerlukan kombinasi tindakan klinis (ORS, zinc, penilaian dehidrasi, rujukan) dan intervensi promotif- preventif (ASI, vaksinasi rotavirus, WASH, gizi). Penguatan peran bidan di tingkat komunitas dan puskesmas— melalui pelatihan IMCI/CB- IMCI, ketersediaan ORS & zinc, serta integrasi kegiatan promotif WASH dan gizi— adalah kunci untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas balita akibat diare serta untuk mencegah dampak jangka panjang pada tumbuh kembang anak.

SEKIAN TERIMA KASIH Universitas Dehasen Bengkulu 8. Sekali lagi, terima kasih atas kesempatan ini. Mari kita lanjutkan diskusi ini di lain waktu. Sampai jumpa! SELESAI