KEPERAWATAN JIWA PADA ANAK DEWASA Nama anggota: Wayan Tria Lestari (2233026) Nia Miranda Gultom (2233042)
Penjelasan perkembangan sejarah keperawatan jiwa Sejarah dan perkembangan keperawatan jiwa di Indonesia sangat dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi akibat penjajahan yang dilakukan oleh colonial Belanda, Inggris dan Jepang. Perkembangan dimulai pada masa penjajahan Belanda sampai pada masa kemerdekaan. Dalam Sejarah evolusi keperawatan jiwa, teori dari model keperawatan yang menjadi core keperawatan jiwa, yang terbagi dalam beberapa periode. Perawatan pasien dengan gangguan jiwa tidak dilakukan oleh petugas Kesehatan (Custodial Care) (tidak oleh tenaga kesehatan). Perawatan bersifat isolasi dan penjagaan yang ditempatkan dalam suatu tempat khusus, yang kemudia berkembang menjadi Primary Consistend of Custodial Care. Baru sekitar tahun 1945-an focus perawatan terletak pada penyakit, yaitu model kuratif (model Curative Care
Lanjutan … Perawatan pasien jiwa difokuskan pada pemberian pengobatan. Tahun 1950, mulai berfokus pada perawatan klien dan anggota keluarga. Obat-obat psychotropic menggantikan restrains dan seklusi (pemisahan). Deinstitutionalization dimulai, bukan partisipan aktif dalam perawatan dan pengobatan Kesehatan sendiri. Hubungan yang terapeutik mulai diterpakan dan ditekankan. Focus utama pada preventif primer. Perawatan kesehata jiwa diberikan di rumah sakit yang besar (swasta atau pemerintah) yang biasanya terletak jauh dari daerah pemukiman padat (Indrawati et al., 2023).
Tanda dan gejala gangguan jiwa pada anak dewasa Tanda dan gejala gangguan jiwa pada anak dan dewasa dapat bervariasi tergantung pada jenis gangguan jiwa yang dialami Berikut. : Depresi: Perasaan sedih yang berkepanjangan, Kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas yang biasa dinikmati, Gangguan tidur (insomnia atau hipersomnia), Perubahan berat badan yang signifikan, Perasaan lelah atau kehilangan energi, Merasa tidak berharga atau bersalah tanpa alasan yang jelasPikiran tentang kematian atau bunuh diri. Kecemasan : Rasa cemas yang berlebihan, Ketegangan otot, Kesulitan tidur, Kekhawatiran yang berlebihan
Lanjutan … Gangguan pencernaan, Ketakutan yang tidak rasionalSkizofrenia: Halusinasi (mendengar suara atau melihat hal-hal yang tidak ada), Delusi (keyakinan yang tidak sesuai dengan kenyataan), Gangguan berpikir, Gangguanemosi,GangguanperilakuGangguan Bipolar: Fase manik: Euforia, rasa percaya diri yang tinggi, agresif, berdelusi, Fase depresif: Kesedihan, putus asa, kelelahan, keinginan untuk bunuh diri Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD):Sulit fokus,Tidak sabar,Sulit menerima perintah, Bertindak impulsif, Kesulitan bersosialisasi
Peran keluarga dalam keperawatan jiwa pada anak dewasa Peran keluarga dalam keperawatan jiwa pada anak dewasa sangatlah penting dalam mendukung proses penyembuhan dan kesejahteraan individu tersebut. Beberapa peran keluarga dalam keperawatan jiwa pada anak dewasa meliputi: Dukungan Emosional: Keluarga dapat memberikan dukungan emosional yang penting bagi anak dewasa yang mengalami masalah kesehatan jiwa. Dukungan ini dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkankesejahteraanpsikologiindividu.Pengawasan dan Perhatian: Keluarga dapat membantu dalam pengawasan kondisi kesehatan jiwa anak dewasa, memastikan bahwa mereka mendapatkan perawatan yang tepat dan konsisten.Pemberian Informasi dan Edukasi: Keluarga dapat memberikan informasi dan edukasi kepada anak dewasa mengenai kondisi kesehatan jiwa yang mereka alami, serta membantu mereka memahami pentingnya perawatan dan pengelolaan kondisi tersebut.Mendorong Kepatuhan Terhadap Perawatan: Keluarga dapat membantu dalam mendorong anak dewasa untuk patuh terhadap perawatan yang direkomendasikan oleh profesional kesehatan jiwa, seperti minum obat secara teratur atau mengikuti terapi.Membangun Lingkungan Dukungan: Keluarga dapat menciptakan lingkungan yang mendukung bagi anak dewasa dengan masalah kesehatan jiwa, termasuk menciptakan ruang yang aman dan nyaman serta memfasilitasi akses ke sumber daya dan layanan kesehatan jiwa.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan gangguan jiwa pada anak dewasa Genetik: Adanya riwayat gangguan jiwa dalam keluarga dapat meningkatkan risiko anak untuk mengalami gangguan jiwa serupa . Faktor Lingkungan: Lingkungan keluarga yang tidak sehat, seperti konflik keluarga, kekerasan, atau penolakan keluarga, dapat berkontribusi pada gangguan jiwa. Trauma dan Stres: Pengalaman traumatis, seperti pelecehan, kehilangan yang signifikan, atau kekerasan, dapat memicu gangguan jiwa pada anak dewasa. Kurangnya Dukungan Sosial: Kurangnya dukungan dari keluarga atau lingkungan sosial juga dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Penyalahgunaan Zat: Penggunaan zat-zat tertentu, seperti alkohol atau obat-obatan terlarang, dapat menyebabkan gangguan jiwa pada anak dewasa.
menjaga kesehatan mental anak dewasa Komunikasi Terbuka: Mendorong anak dewasa untuk berbicara tentang perasaan dan masalah yang mereka hadapi.Menjaga Keseimbangan: Mendorong anak dewasa untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan, waktu luang, dan istirahat.Aktivitas Fisik: Mendorong anak dewasa untuk berolahraga secara teratur, karena olahraga dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati.Polanya Makan Sehat: Memastikan anak dewasa mengonsumsi makanan sehat dan seimbang untuk mendukung kesehatan fisik dan mental mereka. Istirahat yang Cukup: Memastikan anak dewasa mendapatkan istirahat yang cukup setiap hari untuk mendukung kesehatan mental mereka.Mengelola Stres: Membantu anak dewasa dalam mengembangkan strategi untuk mengelola stres, seperti meditasi, yoga, atau hobi yang menyenangkan.Mencari Dukungan: Mendorong anak dewasa untuk mencari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental jika diperlukan. Menghindari Penyalahgunaan Zat: Mendukung anak dewasa untuk menghindari penyalahgunaan zat-zat yang dapat merugikan kesehatan mental mereka.