AlfinaIndiraSruPange
0 views
32 slides
Oct 06, 2025
Slide 1 of 32
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
About This Presentation
kartografi
Size: 1.71 MB
Language: none
Added: Oct 06, 2025
Slides: 32 pages
Slide Content
PRAKTIKUM KARTOGRAFI MENGGAMBAR SIMBOL SECARA DIGITAL DAN MEMBUAT KATALOG SIMBOL BERDASARKAN SPESIFIKASI TEKNIS NAMA : ALFINA INDIRA SRU PANGESTI NIM : 23/522548/SV/23719 KELAS : B
TUGAS 1-a Kerjakan modul praktikum yang tersedia pada elok Gambarkan hanya simbol-simbol titik Buatlah katalog simbol dari hasil pembuatan simbol-simbol di AutoCad
BANGUNAN B UNSUR DAN SIMBOL
UNSUR DAN SIMBOL 1. GUBERNUR-PROVINSI 2. BUPATI/WALIKOTA-KABUPATEN/KOTA 3. CAMAT-KECAMATAN 4. LURAH/KEPALA DESA-KELURAHAN/DESA Y Y 1 KANTOR PEMERINTAHAN
UNSUR DAN SIMBOL Pendidikan Rumah Sakit P asar Pelayanan Pos Fasilitas Umum
UNSUR DAN SIMBOL Masjid Gereja P ura Vihara Tempat Peribadatan
UNSUR DAN SIMBOL Tempat Pemakaman Umum Tempat Pemakaman Pahlawan Islam China Makam Kristen
UNSUR DAN SIMBOL PLTA ( Pembangkit Listrik Tenaga Air) PLTU ( Pembangkit Listrik Tenaga Uap ) PLTN ( Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir ) PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Disel) Pembangkit Listrik
UNSUR DAN SIMBOL Sumber Gas Alam Sumber Bahan Bakar S umber Air Panas SUMBER/SUMUR
UNSUR DAN SIMBOL Pelabuhan Internasional Pelabuhan Nasional Pelabuhan Lokal Pelabuhan
Tempat Bangunan Bersejarah 02 UNSUR DAN SIMBOL
Menara 02 UNSUR DAN SIMBOL
Tangki Bahan Bakar 02 UNSUR DAN SIMBOL
Jembatan Layang 02 UNSUR DAN SIMBOL
Jembatan 02 UNSUR DAN SIMBOL
Titik Tinggi 02 UNSUR DAN SIMBOL
Tanda Titik Geodesi 02 UNSUR DAN SIMBOL
Tempat Menarik 03 UNSUR DAN SIMBOL
Tambang 03 UNSUR DAN SIMBOL
Menara Air 03 UNSUR DAN SIMBOL
Tonggak Kilometer 03 UNSUR DAN SIMBOL
Titik GPS 03 UNSUR DAN SIMBOL
Titik Gaya Berat 03 UNSUR DAN SIMBOL
Menara Suar 04 UNSUR DAN SIMBOL
Stasiun Kereta Api 04 UNSUR DAN SIMBOL
Perhentian Kereta Api 04 UNSUR DAN SIMBOL
Stasiun Pasang Surut 04 UNSUR DAN SIMBOL
TUGAS 1-b Jika tidak ada pengecualian , titik tengah simbol di peta mempunyai korelasi dengan titik tengah unsur . Dengan demikian , arahhh penempatan nama harus sesuai dengan arah atau bentuk unsur . Pernyataan ini menjelaskan prinsip dalam pembuatan peta yang mencakup dua aspek utama : 1. Titik Tengah Simbol dan Titik Tengah Unsur : Ini berarti bahwa dalam pembuatan peta, ketika Anda menempatkan simbol ( misalnya , tanda atau ikon) yang merepresentasikan suatu unsur geografis ( seperti kota , gunung , sungai , dll .), titik tengah dari simbol tersebut seharusnya berkorelasi atau sesuai dengan titik tengah sebenarnya dari unsur tersebut di lapangan . Ini berarti bahwa lokasi simbol pada peta seharusnya mencerminkan lokasi sebenarnya dari unsur geografis tersebut di dunia nyata . 2. Arah Penempatan Nama : Selain itu , pernyataan tersebut juga menunjukkan bahwa penempatan nama-nama elemen geografis ( seperti nama kota , sungai , dll .) pada peta harus memperhatikan arah atau bentuk unsur tersebut . Misalnya , jika Anda memiliki sungai yang mengalir dari utara ke selatan , maka nama sungai tersebut sebaiknya ditempatkan di sepanjang aliran sungai tersebut pada peta agar mencerminkan arah aliran sungai tersebut . Hal ini membantu pembaca peta untuk lebih mudah mengidentifikasi dan memahami lokasi elemen geografis . Dengan kata lain, prinsip ini menekankan pentingnya akurasi dan konsistensi dalam pemetaan geografis . Tujuannya adalah agar peta memberikan representasi yang tepat dan mudah dimengerti tentang lokasi dan sifat unsur-unsur geografis di lapangan kepada pengguna peta.
Semua unsur dalam satu kelompok disajikan dengan mengingat prinsip generalisasi , dan dengan pergeseran (displacement) paling kecil . Pernyataan ini merujuk pada prinsip umum dalam pembuatan peta yang dikenal sebagai " generalisasi " dan "displacement" ( pergeseran ). Prinsip ini digunakan untuk menciptakan peta yang informatif dan mudah dibaca dengan mempertimbangkan sejumlah unsur geografis dalam satu kelompok dengan cara yang meminimalkan perubahan lokasi atau pergeseran . 1. Generalisasi Generalisasi adalah proses menyederhanakan atau mengabstraksi detail-detail tertentu dari peta untuk membuatnya lebih mudah dimengerti dan digunakan . Ketika semua unsur dalam satu kelompok disajikan dengan mengingat prinsip generalisasi , artinya elemen-elemen geografis yang mungkin memiliki detail yang rumit atau tidak relevan untuk tujuan peta tersebut disederhanakan . Misalnya , membuat peta topografi , mungkin perlu menghilangkan detail seperti pohon atau batu kecil yang tidak signifikan untuk tujuan peta tersebut . 2. Displacement ( Pergeseran ) yang paling kecil Displacement atau pergeseran dalam konteks ini mengacu pada perubahan posisi atau lokasi elemen geografis pada peta dibandingkan dengan posisi sebenarnya di lapangan . Prinsip " dengan pergeseran paling kecil " berarti menggabungkan atau menggeneralisasi unsur-unsur ke dalam satu kelompok , harus berusaha untuk mempertahankan posisi relatif atau lokasi yang sesuai dengan kenyataan semaksimal mungkin . Ini membantu memastikan bahwa pengguna peta masih dapat mengidentifikasi lokasi relatif elemen-elemen tersebut dengan akurat . Jadi , dalam konteks ini , prinsip ini menggarisbawahi pentingnya menjaga keseimbangan antara menyederhanakan informasi pada peta ( generalisasi ) untuk memudahkan pembaca dan meminimalkan perubahan lokasi elemen geografis ( pergeseran ) sehingga peta tetap informatif dan akurat .
Semua simbol seperti jalan , jalur kereta api , dan sungai yang sejajar satu dengan yang lainnya , yang karena keterbatasan skala , penempatannya dapat digeser dengan tetap mempertahankan bentuknya ( lihat keterangan nomor 2). Jika unsur garis yang teratur dan tidak teratur berdekatan , yang digeser adalah unsur yang tidak teratur . Jika terdapat unsur yang tingkatannya lebih rendah daripada unsur utama , misalnya pagar dan sungai yang digeser adalah unsur yang tingkatannya lebih rendah ( pagar ). Pernyataan ini menjelaskan prinsip dalam kartografi yang berkaitan dengan penempatan simbol-simbol seperti jalan , jalur kereta api , sungai , dan elemen geografis lainnya pada peta dengan mempertimbangkan keterbatasan skala dan pentingnya mempertahankan bentuk dan tampilan yang tepat . Dalam konteks ini , beberapa konsep penting yang perlu dijelaskan adalah : 1. Penempatan Simbol yang Sejajar : Ketika berbagai simbol seperti jalan , jalur kereta api , sungai , atau elemen geografis lainnya sejajar satu sama lain pada peta, ini mungkin terjadi karena keterbatasan skala peta. Artinya , peta tidak dapat menampilkan semua detail dengan akurat pada skala tertentu . 2. Pergeseran dengan Memperhatikan Bentuk : Prinsip ini mengatakan bahwa simbol-simbol tersebut dapat digeser pada peta, tetapi penempatannya harus mempertahankan bentuk dan tampilan yang sesuai dengan kenyataan sebanyak mungkin . Ini berarti ketika harus memindahkan simbol-simbol tersebut untuk mengatasi keterbatasan skala , harus melakukannya dengan cermat agar bentuk dan tampilan garis atau elemen tersebut tetap akurat . 3. Prioritaskan Unsur yang Tidak Teratur : Jika ada unsur garis yang teratur dan unsur garis yang tidak teratur berdekatan dan perlu digeser , prinsip ini mengatakan bahwa unsur yang tidak teratur harus diberikan prioritas untuk digeser . Hal ini mungkin karena unsur garis yang teratur lebih mudah untuk mempertahankan bentuknya , sementara unsur yang tidak teratur lebih rentan terhadap perubahan bentuk yang signifikan saat digeser . 4. Prioritaskan Unsur yang Lebih Tinggi: Jika ada unsur yang lebih tinggi dalam hierarki daripada unsur yang lebih rendah ( contohnya , pagar yang lebih tinggi daripada sungai ), maka unsur yang lebih rendah ( dalam hal ini , sungai ) harus digeser untuk mempertahankan penampilan unsur yang lebih tinggi ( pagar ). Prinsip ini membantu kartografer dan pembuat peta untuk menciptakan peta yang tetap informatif dan akurat meskipun terdapat keterbatasan skala . Ini memastikan bahwa elemen-elemen geografis pada peta tetap memiliki penampilan yang konsisten dengan realitas lapangan dan mudah dipahami oleh pengguna peta.
Jika dua batas wilayah administratif berimpitan , maka batas wilayah administratif yang lebih rendah tingkatannya ditiadakan atau tidak digambar . Ketika dua batas wilayah administratif berimpitan dalam sebuah peta rupa bumi , batas wilayah administratif yang lebih rendah tingkatannya biasanya tidak digambar secara terpisah . Sebaliknya , batas wilayah administratif yang lebih tinggi tingkatannya akan menutupi atau menggantikan batas wilayah yang lebih rendah tingkatannya . Ini dilakukan untuk menghindari tumpang tindih atau kebingungan dalam menafsirkan batas administratif di peta. Contohnya , jika ada sebuah kabupaten yang berada di dalam sebuah provinsi , maka dalam peta rupa bumi , batas kabupaten tersebut tidak akan digambarkan secara terpisah . Sebaliknya , batas provinsi akan menggantikan atau menutupibatas kabupaten di area yang sama . Ini membantu agar peta administratif menjadi lebih jelas dan mudah dimengerti bagi pengguna peta.