KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI DRS. ARIZALLIDJAR M, Msi WI UTAMA BANDIKLATPROV. SUMBAR OLEH
Deskripsi Singkat Mata pendidikan dan pelatihan ini membahas pengertian tentang dasar-dasar kepemimpinan yang efektif, gaya kepemimpinan, kecerdasan emosional (emotional quotient-EQ), kecerdasan spiritual (Spiritual Quotient-SQ) yang mempengaruhi kepemimpinan, serta penerapannya.
Tujuan Instruksional Umum efisien dengan memberdayakaSetelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu menjelaskan penerapan prinsip-prinsip kepemimpinan dalam organisasi secara efektif dan n EQ dan SQ.
Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu: Menjelaskan prinsip-prinsip dasar kepemimpinan yang efektif. Menguraikan gaya kepemimpinan. Menjelaskan pengertian, manfaat, dan teknik meningkatkan EQ dan SQ. Menerapkan gaya kepemimpinan yang efektif dan efisien.
Pokok Bahasan Prinsip Dasar Kepemimpinan yang efektif. Pendekatan gaya kepemimpinan. Pengertian dan kegunaan emosi.
1. Pengertian dan Peranan Pemimpin Pengertian Kepemimpinan I Robert Schuller (1988): “Kekuatan yang menyeleksi mimpi dan menetapkan tujuan yang akan dicapai. Kekuatan yang menggerakkan perjuangan/kegiatan menuju sukses. Setiap orang memiliki potensi, namun tidak semua orang menyadari” Cattell (1973) Orang yang menciptakan perubahan paling efektif di dalam kelompoknya, menempati peran sentral atau posisi dominan, dan pengaruh di dalam kelompok”. Glenn (1992) Bersumber dari keunggulan manusia, kualitas manusia yang mampu menciptakan orang biasa mencapai hasil yang luar biasa”.
Pengertian Kepemimpinan II Hemhiel & Coons (1957) “Perilaku seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama (Shared Goal)’” Rauch & Behling (1984) “Proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasikan ke arah pencapaian tujuan”. Jacobs & Jacques (1990) “Sebuah proses memberi arti (pengarahan yang berarti) terhadap suatu usaha kolektif, dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran”.
Kata-kata Kunci Definisi Kepemimpinan Menurut: -Schuller - Hemhiel & Coons -Cattel - Rauch & Behling -Glenn - Jacobs & Jacques Terkait pada individu, yaitu: Kekuatan seleksi/menetapkan pencapaian tujuan; Menciptakan perubahan yang paling efektif; Keunggulan/kualitas manusia. Perilaku individu memimpin aktivitas; Kemampuan mempengaruhi aktivitas kelompok; Seni (art), kesanggupan (ability), teknik.
Atribut yang melekat pada Kepemimpinan Vitalitas dan Stamina Inteligensia Kemauan menerima tanggung jawab. Memahami kebutuhan orang lain. Kompetensi. Terampil berurusan dengan orang lain. Ingin berhasil. Kemampuan memotivasi. Keberanian/keteguhan/ketahanan. Kemampuan memenangkan kepercayaan. Kemampuan manajemen, mengambil keputusan dan menetapkan prioritas. Adaptasi
Siapakah Pemimpin itu ? Hemhiel & Coons “Seseorang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau kelompok, tanpa mengindahkan bentuk alasannya”. Winardi “Seseorang yang karena kecakapan-kecakapan pribadinya dengan atau tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk mengerahkan usaha bersama ke arah pencapaian sasaran-sasaran tertentu”. Hakiki Seorang Pemimpin: “Mampu memberdayakan Sumber Daya Manusia dan sumber daya lain dalam suatu organisasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.
Peranan pemimpin (I) 1. Hennry Mintzberg Kewenangan dan Status Formal Peranan Inter Personal Figurehead: Hadir dalam upacara Leader: Penggerak/Pembimbing Liaison: Penghubung/Kerjasama Peranan Infornasional Pemantau: Mengikuti proses kegiatan unit kerjanya. Disseminator: Menyebarluaskan informasi. Spokesman: Juru bicara/satu pintu Peranan Mengambil Keputusan Entrepreuner Ide/gagasan baru, inovasi. Disturbance Handler: Atasi kesulitan. ResourceAllocator: Mengatur semua sumber daya Negotiator Sebagai wakil menghadapi pihak luar.
Peranan Pemimpin (II) 2. H.G. Hicks And C.R. Gullet: Adil-Arbitrating Memberi sugesti – suggesting Mendukung tercapainya tujuan-supplying obyectives Katalisator-catalysing Menciptakan rasa aman-providing Wakil Organisasi-Representing Sumber Inspirasi-Inspiring Bersikap menghargai -praising
Tugas Pokok Pemimpin (Stoner-Mintzberg) Managers work with another people Managers are responsible and accountable Managers balance competing goals and set priority Managers must think analytically and conseptually Managers are mediators Managers are politcians and diplomat Managers make difficult decision
Kepemimpinan Yang Efektif (Stophen R Covey: The Principle Centered Leadership) Berikan seseorang ikan, maka anda telah memberinya makan sehari-hari. Ajari dia memancing ikan, maka anda memberinya makan seumur hidup Kalimat di atas merupakan prinsip-prinsip dasar kepemimpinan yang efektif/berprinsip. Prinsip merupakan bagian dari kondisi, kesadaran, dan suara hati. Prinsip muncul dalam bentuk ide, nilai, norma, dan ajaran.
Ciri-Ciri Memimpin Yang Berprinsip (Stephen R. Covey-1997) Selalu belajar – secara berkelanjutan belajar pengalaman dan pelatihan. Berorientasi pada pelayanan-pelayanan prima. Mempercayai orang lain – untuk motivasi bawahan Memancarkan energi positif-sanggup bekerja tahan banting. Hidup seimbang-seimbang hidup dunia-akhirat. Melihat hidup sebagai petualangan-mampu menikmati hidup dengan segala konsekuensinya Sinergik-bekerjasama saling menguntungkan. Selalu berlatih memperbaharui diri, melalui: Pemahaman/perluas wawasan materi; Mengajarkan materi pada orang lain; Menerapkan prinsip-prinsip dan pemantauan hasil.
Hambatan Yang Dihadapi Pemimpin Berprinsip Hambatan berupa kebiasaan buruk: Selera dan nafsu; Kesombongan dan kepura-puraan; Aspirasi dan ambisius Upaya mengatasi: Semangat, disiplin dan latihan berkelanjutan (dasar pengambilan keputusan) Melatih daya emosional dengan cara berlatih mendengarkan/kendali diri. Pembenahan diri menyangkut aspek pengetahuan, sikap, keterampilan. Motto: jangan mengandalkan kekuasaan.
Tujuh Kebiasaan Orang Yg Sangat Efektif (The seven habits of Highly Effective People) Oleh: Stephen R. Covey) Jadilah proaktif Mulai dengan akhir dalam pikiran. Didahulukan yang harus di dahulukan Menang-menang Berusaha mengerti terlebih dahulu…. Baru dimengerti Wujudkan sinergi Asahkan selalu gergaji anda
Tiga Pilar Utama Penyangga Efektifitas Kepemimpinan Legitimasi Legalitas Acceptabilitas Etis Kepribadian Sistem-Nilai Amanah Karisma Integritas Kredibilitas Kompetensi Teknik Motivasi Teknik mengambil keputusan Teknik memimpin rapat Teknik berkomunikasi Teknik bernegoisasi Teknik mengelola konflik Teknik mengelola stress Teknik menjual
Pendekatan Gaya Kepemimpinan Pendekatan teori sifat (Traits Theory) Pendekatan Teori Perilaku (Behavioral Theory) Pendekatan situasional Kepemimpinan visioner
Pendekatan Teori Sifat (Traits Theory) Teori ini menekankan keberhasilan organisasi pada diri pemimpin, studi tentang kepemimpinan didasarkan pada karakteristik pemimpin yang berhasil (ciri-ciri pribadi) Menurut Stogdill (1948) Pemim yang berhasil adalah pemimpin yang memiliki: Capacity : cerdas, mampu bicara, waspada. Achivement: gelar sarjana, pengetahuan, prestasi O.R. Responsibility: bertanggung jawab. Status: Kedudukan sosial/ekonomi, ketenaran. Participation: aktif, pandai bergaul/bekerjasama, humoris. Menurut Keirsey Watak pemimpin dipengaruhi oleh 2 hal: Perbedaan keinginan Setiap orang mempunyai: motif, doronga, tujuan dan kebutuhan yang berbeda. Perbedaan Persepsi Setiap orang memiliki: pemahaman dan cara berpikir yang berbeda.
2. Pendekatan Teori Perilaku (Behavioral Theory) Teori ini didasarkan pada studi perilaku hubungan antara pemimpin dengan individu, kelompok dengan organisasi. Teori Dua Dimensi Oleh Holpin dan Winer (1957) Perilaku pemimpin cenderung mengarah pada: Dimensi Konsiderasi Dimensi Inisiasi Teori Tiga Faktor Oleh Getzel dan Guba (1957) Perilaku pemimpin cenderung mengarah pada: Normatif Personal Transaksional Teori Empat Faktor Oleh Lipham dan Rankin (1982) Perilaku pemimpin cenderung mengarah pada: Struktural Fasilitator Supportif Partisipatif Teori Tiga Dimensi Oleh Reddin, membagi tiga pola dasar perilaku pemimpin, yaitu: Orientasi tugas (Task Oriented=TO) Orientasi hubungan Kerja (Relationship Oriented=RO Orientasi Hasil (Effectiveness Oriented = E)
Tokoh Menonjol Teori Perilaku (W.J. Reddin: The 3-D Theory ) Tiga Pola Dasar Perilaku Kepemimpinan : Perilaku yang berorientasi pada tugas (Task Oriented/TO) Kode: TO + ; RO-; E- Perilaku yang berorientasi pada hubungan kerjasama/kemanusiaan (Relationship Oriented/Ro) Kode : TO-; Ro+; E- Perilaku yang berorientasi pada Hasil (Effectiveness Oriented/E) Kode: To-; RO-; E+
Delapan Gaya Kepemimpinan Reddin No Gaya Kepemimpinan *) To Ro E 1 The Desester - - - 2 The Bureaucrat - - + 3 The Missionary - + - 4 The Developer - + + 5 The Autocrat + - - 6 The Benevolent Autocrat + - + 7 The Compromiser + + - 8 The Executive + + + *) Gaya Kepemimpinan mana yang lebih efektif, dan mana yang kurang efektif
Ciri-Ciri Umum Gaya Kepemimimpinan Reddin Yang Kurang Efektif 1. The Deserter Negatif/agresif/hasut/licik Pura-pura setuju Tidak bertanggung jawab 2. The Missionary Pendirian selalu berubah Menghindari bentrokan Ingin hasil yang baik 3. The Autocraf Bawahan harus diperintah/hanya melak-sanakan tugas. Bawahan sebagian dari mesin. 4. The Compromiser Bekerja tidak tuntas/tidak sungguh-sungguh Tidak harap prestasi tinggi Rencana Kerja adalah kompromi Yang Lebih Efektif 1. The Bureacratif Taat aturan main Terikat masa lalu Tidak kembangkan bawahan 2. The Developer Percaya kepada orang lain Pergaulan luas Memajukan orang lain 3. The Benevolent Autocrat Membuat orang lain tanpa membuat kecil hati orang yang bersangkutan . Sulit bergaul dengan bawahan. 4. The Executive Selalu tentukan standar/prestasi Motivator kerja bersama. Partisipasi/kerjasama
Pendekatan Situasional (Hersey & Blanchard-1982) Teori ini didasarkan pada studi perilaku hubungan antara pemimpin dengan individu, kelompok dengan organisasi. Pengantar: Sebagai reaksi terhadap teori sifat dan teori perilaku. Pemimpin adalah produk situasi. Pemimpin harus mampu mendiagnosa situasi. Pemimpin harus mampu mengubah perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi. Bawahan diperlakukan sesuai kematangannya/maturity Variabel situasi tergantung pada: Antara lain: Kualitas orang yang memimpin. Kualitas orang yang dipimpin. Jenis pekerjaan, waktu, tempat, lingkungan, teman sekerja. Tujuan yang ingin dicapai.
Tipe Kepemimpinan Situasional G.3 Tipe Partisipatif Komunikasi dua arah makin ditingkatkan. Bawahan diperhatikan dan dianggap cakap. PM dan PK berimbang G.4 Tipe Delegatif PM didiskusikan bersama. PK dan langkah tindak diserahkan kepada bawahan. Bawahan dianggap cakap dan dipercaya. G.2 Tipe Konsultatif Komunikasi dua arah. PM-masukan bottom-up didengarkan PK-tetap berada di tangan atasan. G.1 Tipe Derektif Komunikasi cenderung satu arah dari atasan (perintah) Peran bawahan dibatasi. PM dan PK-merupakan tanggung jawab atasan.
Tingkat Kematangan Bawahan (Maturity) Keterkaitan antara kemauan dan kemampuan No Maturity Penjelasan Tipe Kepemimpinan Situasional 1. K-1 Tidak mau dan tidak mampu Direktif/Telling (Instruktif) 2. K-2 Mau tetapi tidak mampu Konsultatif/selling 3. K-3 Tidak mau tetapi mampu Partisipasi 4. K-4 Mau dan mampu Delegasi
Situational Leadership (Hersey & Blancard) Belum
Kepemimpinan Visioner Perlukah kepemimpinan visioner dalam era perubahan/pembaharuan/reformasi ini Apakah yang dimaksu dengan perubahan Bagaimana sosok pimpinan visioner itu
Pengertian Perubahan Suatu proses transformasi ke arah terwujudnya keadaan baru dengan kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan keadaan sebelumnya (W. Sumidjo-1999) Latar Belakang Terjadinya Perubahan Krisis Poleksosbud Konsep landasan untuk masa depan sudah tidak sesuai. Rumusan pendekatan keberhasilan yang lama dianggap sudah tidak efektif Perlu teori/praktek manajemen baru sebagai pengganti yang sudah usang. Perlu solusi-solusi baru. Perlu pembentukan baru organisasi birokrasi pemerintah/swasta Faktor internal dan eksternal
Faktor lain yang mempengaruhi perubahan Faktor Internal Visi dan misi/value tidak sama Kerangka/alur strategi tidak jelas. Lemahnya keterpaduan antara visi dan sistem Gaya pimpinan tidak sesuai dengan visi Lemahnya kompetensi dan integritas Faktor Eksternal Aspek Sospolkam Aspek Kebudayaan/Kultur Aspek Iptek Aspek Peraturan Perundang-undangan
Peran/Profil Pemimpin Visioner ( Menyangkut hal-hal strategis) Memperbaiki Sumber Daya Manusia dan Sumber daya lain (meningkatkan kualitas dan hasil) Menemukan dan mencari sebab kegagalan Sumber Daya Manusia, serta membantu bawahan bekerja baik. Menciptakan lingkungan kerja yang produktif, kepemimpinan yang inovatif, diklat bawahan. Peran seorang pemimpin visioner, adalah: Direction Setter Change Agent Spokes person
Komitmen Perilaku Kepemimpinan Visioner (James M. Kouzes & Barry Z. Posmer Memimpin untuk masa depan. (memiliki visi yang tercermin dalam sikap dan perilaku pemimpin) Mencari peluang yang menantang (tidak menyenangi status Qua, dan menyenangi “adventuring: Berani mencoba dan siap menanggung resiko (calculated risk) Menciptakan iklim kerja organisasi (keterbukaan, kerjasama, peluang interaksi, memberikan reward and punishment). Membangun dan mengembangkan mitra kerja Menampilkan keteladanan. Merencanakan keberhasilan bertahap. Menghargai peran setiap individu. Membangun “Job Satisfaction”/mensyukuri setiap keberhasilan.
Pokok Bahasan III Pengertian dan Kegunaan Emosi Pengertian dan Peranan Emosi Ciri Pemimpin yang cerdas secara emosi Teknik meningkatkan kecerdasan emosi (EQ) Kecerdasan spiritual (spritual Quotient-SQ) Pengertian SQ Kaitan IQ, EQ, dan SQ. Tanda-tanda SQ yang telah berkembang.
Pengertian dan Peranan Emosi Emosi (Oxford English Dictionary) “ Setiap kegiatan atau pengolahan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap”. Emosi Positif, contoh: -Cinta: mabuk kepayang, percaya, hormat, kasmaran, dan seterusnya. Emosi Negatif, contoh: -Amarah: beringas, benci, jengkel, kesal hati, mengamuk, dan seterusnya
Peranan Emosi Sebagai “energi pengaktif”, untuk nilai etika. Empati, integritas, kepercayaan, keuletan. Membangkitkan intuisi rasa ingin tahu. Antisipasi masa depan yang tidak menentu, dan Merencanakan langkah tindakan. Membantu IQ memecahkan permasalahan yang sulit melalui pemikiran kreatif.
Kecerdasan Emosional Definisi Salovey & Mayer-1990 Kualitas emosi yang penting bagi suatu keberhasilan, antara lain dapat berupa: Empati, kesetiakawanan Mengungkapkan dan memahami perasaan. Mengendalikan amarah. Kemandirian, ketekunan, sikap hormat. David Goleman-1997 “Kemampuan mengelola perasaan sehingga terekspresikan dengan tepat dan efektif yang memungkinkan orang bekerjasama dengan lancar menuju sasaran bersama”.
Manfaat Kecerdasan Emosional Membantu IQ untuk pemecahan masalah. Meningkatkan kinerja intelektual. Membantu mengenali diri sendiri. Menjaga keseimbangan kebutuhan pribadi dan kebutuhan orang lain. Membantu pimpinan mengemban perannya. Melakukan komunikasi dengan jujur dan terbuka. Menjalin team-work yang efektif dan sinergis Meningkatkan kreativitas dan inovasi
2. Ciri-Ciri Pemimpin Yang Cerdas Emosi Mampu menyadari diri sendiri - Tahu kekuatan/kelemahan diri Mampu mengendalikan diri. - Dapat mengelola emosi secara efektif. Memotivasi diri dengan efektif. - Selalu memanfaatkan kesempatan dan optimis Memiliki kepekaan terhadap orang lain. - Mampu membina hubungan (persuasi, sibergi, kolaborasi, katalisator perubahan).
Teknik Meningkatkan IQ Kenali emosi anda Terimalah perasaan emosi anda Kembangkan kesadaran emosi anda - Memotivasi diri sendiri Pahami lingkungan dari orang lain. Penghayatan Implementasi
Kecerdasan Spiritual (Spiritual Quotient-SQ) Pengantar 1900 IQ merupakan satu-satunya yang menjamin keberhasilan seseorang. Semakin tinggi IQ semakin tinggi kecerdasan seseorang. 1996 EQ merupakan kecerdasan lain yang juga menentukan keberhasilan seseorang (Dabiel Goleman) 2000 Penelitian Zohar dan Marshall menunjukkan pentingnya SQ SQ sebagai kecerdasan tertinggi yang memfungsikan IQ dan EQ.
Apakah yang dimaksud dengan Kecerdasan Spiritual Ahli Syaraf U.S Rama Chandran (California University) menemukan “God Spot”, dalam otak manusia, yang menjadi “Pusat Spiritual”. Kecerdasan spiritual (SQ), adalah “kecerdasan untuk memahami dan memecahkan persoalan “makna”, dan “nilai” Kecerdasan untuk menenpatkan prilaku dan hidup dalam konteks kehidupan yang lebih kaya dan lebih luas, sehingga mampu menempatkan kehidupan seseorang menjadi bermakna dan bernilai. (Danah Zohar dan Ian Marshall) Bentuk SQ yang mudah dipahami adalah “Nurani”. SQ berperan penting menggerakkan dan mengarahkan IQ dan EQ. Beberapa pertanyaan yang hanya bisa di jawab SQ: Kenapa saya ada, dan untuk apa saya ada ? Adakah kehidupan setelah kematian ? Kenapa saya melakukan itu, dan berhasil. Kecerdasan spiritual, menuntun seseorang: Bersikap toleran Mampu menghadapi penderitaan dan memanfaatkannya. Mampu mengendalikan diri dari hal-hal yang negatif. Menolong seseorang tanpa pamrih.
Aplikasi IQ, EQ, dan SQ Dalam Kepemimpinan Kecerdasan Intelegensi (IQ) dapat menghasilkan gagasan atau ide yang brilian, dan rencana yang bagus, tetapi realisasi dari gagasan/ide, dan keterlaksanaan rencana yang bagus tersebut, sangat kuat dipengaruhi oleh Kecerdasan Emosiaonal (EQ), dan apakah prosesnya dan gasilnya mengandung nilai-nilai kebenaran dan kebaikan, sangat kuat dipengaruhi kecerdasan spritual (SQ). Kecerdasan emosi (EQ) dapat mendorong kecerdasan intelegensi )IQ) menganalisis masalah, dan menghasilkan alternatif pemecahan masalah secara kreatif, dan dengan menggunakan kecerdasan spiritual dalam proses pengambilan keputusan, akan diperoleh keputusan yang terbaik. Ketidakmampuan mengelola emosi (dalam keadaan “Emosional”), dapat merusak kecerdasan intelegensi. Dan pada saat EQ dan IQ terganggu, maka kecerdasan spiritual (SQ) akan sulit berperan secara efektif. (karena itu jangan mengambil keputusan pada saat emosional. Kecerdasan intelegensi (IQ) mampu menjelaskan bahwa KKN itu tidak baik, tetapi hanya dengan kecerdasan spiritual (SQ) seseorang mampu mengendalikan (mengelola) emosinya, sehingga emosi tidak mencari kepuasan dengan cara yang tidak sehat. Biasakanlah mendengar dan memperhatikan suara nurani/kata hati (mengelola SQ), maka anda akan mendapatkan kepuasan emosional (EQ yang paling bernilai dan paling berharga, dari segala hasil kecerdasan intelegensi (IQ) yang anda miliki.
Sinergi: IQ, EQ, dan SQ Dalam Kepemimpinan SQ IQ EQ Pemimpin Efektif
Tanda-Tanda SQ yang telah berkembang dengan baik Mampu bersikap fleksibel: adaptif secara spontan dan aktif. Tingkat kesadaran diri yang tinggi Kemampuan untuk memanfaatkan dan menghadapi penderitaan. Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit. Kilas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai