PRESENTASI RTM PATOLOGI II ASMA INTAN JOTHI MANGTRI.pptx
whyravenawritingdesk
9 views
13 slides
Aug 31, 2025
Slide 1 of 13
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
About This Presentation
PPT Patologi
Size: 673.17 KB
Language: none
Added: Aug 31, 2025
Slides: 13 pages
Slide Content
PATOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR ASMA
NAMA anggota NI KOMANG TRI WIJAYANTI (231051002) NI PUTU JOTHI BRAHMANTI (231051010) NI KADEK INTAN KUSUMA DEWI (231051014)
LATAR BELAKANG Dalam kehidupan , setiap manusia pasti mengalami suatu penyakit . Penyakit dapat menyerang berbagai organ tubuh dan memiliki manifestasi yang beragam . Sumber penyakit dapat berasal dari faktor eksternal maupun internal tubuh manusia . Penyakit dapat menyebabkan kematian karena menimbulkan kerusakan pada tubuh manusia . karena bahaya tersebut , penyakit menjadi salah satu perhatian pemerintah indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat
RUMUSAN MASALAH Apakah epidemiologi dari asma? Apakah patofisiologi dari asma? Apakah peran tenaga MIK dalam menanggulangi asma?
TUJUAN Tujuan umum dari makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan pembaca serta meningkatkan kesadaran tenaga MIK mengenai asma. Secara khusus,makalah ini bertujuan untuk memberikan pemaparan kepada pembaca mengenai epidemiologi asma,patofisiologi asma, serta peran tenaga MIK dalam menanggulangi asma.
PENGERTIAN ASMA Asma adalah penyakit saluran pernapasan kronis yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas, yang menyebabkan kesulitan bernapas. Penyakit ini dapat terjadi pada siapa saja, baik anak-anak maupun dewasa, dan umumnya bersifat genetik, meskipun faktor lingkungan juga berperan penting dalam memicu serangan asma. Pada penderita asma, saluran napas menjadi sensitif terhadap rangsangan tertentu, seperti debu, asap rokok, polusi udara, atau alergi terhadap serbuk sari dan bulu binatang. Ketika seseorang yang menderita asma terpapar pemicu ini, otot-otot sekitar saluran napas akan menegang dan membengkak, sementara lendir juga dapat diproduksi lebih banyak, yang pada akhirnya menyebabkan saluran napas menyempit dan kesulitan bernapas.
EPIDEMIOLOGI ASMA Menurut Survei Kesehatan Indonesia 2023, terdapat 877.531 orang di Indonesia yang terdiagnosis mengidap asma. Jumlah penderita terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Barat dengan 156.977 orang penderita. Jumlah penderita paling sedikit terdapat pada Provinsi Papua Selatan dengan jumlah penderita 1.684 orang Pada RISKESDAS 2018, terdapat 1.017.290 orang yang terdiagnosis mengidap asma di Indonesia dengan jumlah penderita terbanyak terdapat pada Provinsi Jawa Barat. Hal ini menunjukkan bahwa pada survei 2018 lebih banyak orang yang terdiagnosis dari survei tahun 2023. Jawa Barat masih menjadi titik konsentrasi penderita asma dari tahun ke tahun.
PATOFISIOLOGI ASMA Penyakit asma merupakan proses inflamasi dan hipereaktivitas saluran napas yang akan mempermudah terjadinya obstruksi jalan napas. Kerusakan epitel saluran napas, gangguan saraf otonom, dan adanya perubahan pada otot polos bronkus juga diduga berperan pada proses hipereaktivitas saluran napas. Peningkatan reaktivitas saluran nafas terjadi karena adanya inflamasi kronik yang khas dan melibatkan dinding saluran nafas, sehingga aliran udara menjadi sangat terbatas tetapi dapat kembali secara spontan atau setelah pengobatan. Hipereaktivitas tersebut terjadi sebagai respon terhadap berbagai macam rangsang.
GAMBAR PATOFISIOLOGI ASMA
PERAN TENAGA MIK DALAM MENANGGULANGI ASMA Tenaga Manajemen Informasi Kesehatan (MIK) berperan krusial dalam penanggulangan asma melalui pengelolaan data dan edukasi pasien. Mereka mengembangkan aplikasi seperti AsmaDroid yang menyediakan informasi tentang pengobatan, pencatatan gejala, dan rencana aksi asma, sehingga meningkatkan pengetahuan pasien dan kontrol penyakit1. Selain itu, MIK mendukung edukasi mengenai faktor pencetus asma dan teknik penggunaan inhaler yang benar, membantu pasien menghindari pemicu serangan. Dengan memfasilitasi komunikasi antara pasien dan tenaga kesehatan, MIK berkontribusi pada pengelolaan asma yang lebih efektif dan terarah.
KESIMPULAN Asma merupakan salah satu penyakit tidak menular yang memerlukan perhatian khusus karena dapat menyerang siapa saja, baik anak-anak maupun dewasa. Penyakit ini disebabkan oleh peradangan dan penyempitan saluran napas, yang dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Meskipun asma belum bisa disembuhkan, pengelolaan yang tepat melalui pengobatan, edukasi, dan perubahan gaya hidup dapat membantu penderita untuk menjalani kehidupan normal. Tenaga Manajemen Informasi Kesehatan (MIK) memiliki peran penting dalam penanggulangan asma melalui pengelolaan data kesehatan, edukasi, dan pengembangan aplikasi berbasis teknologi. Hal ini membantu meningkatkan pemahaman masyarakat tentang asma dan kontrol penyakit tersebut. Dengan kolaborasi antara tenaga kesehatan, pasien, dan teknologi, diharapkan pengelolaan asma dapat menjadi lebih efektif dan terarah.