PRINSIP QURAN dalam MENDIDIK ANAK di era modern.pptx
kurnia916715
0 views
30 slides
Sep 30, 2025
Slide 1 of 30
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
About This Presentation
Berbicara tentang pendidikan anak
Size: 97.16 KB
Language: none
Added: Sep 30, 2025
Slides: 30 pages
Slide Content
1-Tipe Orang Tua dalam al-Quran Nuh Vs Istri ( shalih vs thalihah ), Luth Istri anak cenderung mengikuti ibu Fir’aun dan istrinya ( thalih vs shalihah ) Berkebalikan dari tipe pertama , kali ini sang ayah yang kafir dan pendosa , sementara sang ibu sangat salehah dan mukminah . Rupanya anak-anak Firaun lebih condong meneladani perilaku sang ayah, sehingga dari generasi ke generasi , raja-raja setelah Firaun tidak berbeda jauh akhlaknya dengan sang ayah: kafir dan menentang nubuwwah ( kenabian ). Ibrahim dan istrinya ( baik Hajar maupun Sarah). Kali ini , baik sang ayah maupun sang ibu sama-sama saleh dan salehah , mukmin sejati , pembakti Allah paling utama . Dus , bagi anak-anak mereka , mengikuti ayah ataupun ibu adalah sama saja . Walhasil , dari pasangan inilah lahir manusia-manusia mulia mutiara peradaban , Ishak, juga Ismail, yang garis darahnya merupakan muasal Sayyidul Anam , Rasulullah Saw. tipe ( pasangan ) Abu Lahab dan istrinya . Berkebalikan dengan tipe yang ketiga , kali ini baik si ayah maupun si ibu sama-sama kafir, durjana , dan pendosa . Keduanya sama-sama pembenci dakwah menuju Allah, sehingga Allah mengutuk keduanya sebagai orang-orang yang celaka dan kelak akan masuk neraka bersama-sama . Anak- anak mereka pun tak jauh berbeda sosoknya : menjadi penentang nubuwwah Rasulullah Saw, sehingga sangat tidak layak menjadi teladan tipologis bagi sosok orang tua di dunia manapun
Fir’aun dan istri (at Tahrim : 11) وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ آمَنُوا امْرَأَتَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ Fir’aun dan istrinya ( thalih vs shalihah ) Berkebalikan dari tipe pertama , kali ini sang ayah yang kafir dan pendosa , sementara sang ibu sangat salehah dan mukminah . Rupanya anak-anak Firaun lebih condong meneladani perilaku sang ayah, sehingga dari generasi ke generasi , raja-raja setelah Firaun tidak berbeda jauh akhlaknya dengan sang ayah: kafir dan menentang nubuwwah ( kenabian ).
Ibrahim dan istri رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ (37) [إبراهيم/37] فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ [الصافات/102] Ibrahim dan istrinya ( baik Hajar maupun Sarah). Kali ini , baik sang ayah maupun sang ibu sama-sama saleh dan salehah , mukmin sejati , pembakti Allah paling utama . Dus , bagi anak-anak mereka , mengikuti ayah ataupun ibu adalah sama saja . Walhasil , dari pasangan inilah lahir manusia-manusia mulia mutiara peradaban , Ishak, juga Ismail, yang garis darahnya merupakan muasal Sayyidul Anam , Rasulullah Saw.
Abu Jahal dan Hindun Berkebalikan dengan tipe yang ketiga , kali ini baik si ayah maupun si ibu sama-sama kafir, durjana , dan pendosa . Keduanya sama-sama pembenci dakwah menuju Allah, sehingga Allah mengutuk keduanya sebagai orang-orang yang celaka dan kelak akan masuk neraka bersama-sama . Anak- anak mereka pun tak jauh berbeda sosoknya : menjadi penentang nubuwwah Rasulullah Saw, sehingga sangat tidak layak menjadi teladan tipologis bagi sosok orang tua di dunia manapun Ikrimah bin `Amr bin Hisyam putra Abu Jahal masuk Islam setelah menyerang
Terima kasih
AYAH TELADAN DALAM ALQURAN
2-Ayah Teladan dalam al-Quran Luqman Hakim Nuh Ibrahim Ya’qub Rasulullah SAW dsb
Lukman Dekat dengan anak Komunikasi baik dengan anak Menasihati anak : Tauhid Jasa dan pengorbanan orang tua Bersyukur kepada Allah Berbakti kepada orang tua Menyuruh mengikuti orang yang taubat di jalan Allah SWT Pengawasan Allah SWT Shalat Amar ma’ruf nahi munkar Sabar Tidak angkuh / sombong Menjaga lisan
NUH وَهِيَ تَجْرِي بِهِمْ فِي مَوْجٍ كَالْجِبَالِ وَنَادَى نُوحٌ ابْنَهُ وَكَانَ فِي مَعْزِلٍ يَا بُنَيَّ ارْكَبْ مَعَنَا وَلَا تَكُنْ مَعَ الْكَافِرِينَ (42) [هود/42] Meskipun anaknya arogan , tetap beliau as menyeru dan mengajaknya kepada kebenaran
Ibrahim وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (127) رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ (128) رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آَيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (129) [البقرة/127-129] Sama- sama dalam ketaatan di jalan Allah SWT Mewujudkan visi dan misi yang sama sebagai hamba Allah SWT Beribadah Bertobat , membersihkan dari dosa Memikirkan pemberi peringatan (guru dsb ) yang mengajarkan ilmu , membacakan wahyu , dan mensucikan jiwa anak keturunannya
Ibrahim وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ [البقرة/132] Komunikasi Mewasiatkan untuk berpegang kepada agama Allah SWT hingga akhir hayat وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آَمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ (35) رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ فَمَنْ تَبِعَنِي فَإِنَّهُ مِنِّي وَمَنْ عَصَانِي فَإِنَّكَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (36) رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ (37) رَبَّنَا إِنَّكَ تَعْلَمُ مَا نُخْفِي وَمَا نُعْلِنُ وَمَا يَخْفَى عَلَى اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ (38) الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي وَهَبَ لِي عَلَى الْكِبَرِ إِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِنَّ رَبِّي لَسَمِيعُ الدُّعَاءِ (39) رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ (40) رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ (41) [إبراهيم/35-41] Menjaga anaknya tidak menyembah berhala Berkorban demi masa depan anak , menegakkan shalat , memikirkan rizkinya Menjadikan dirinya dan anaknya ahli shalat ( dirinya duluan ) Senantiasa mencontohkan dalam mendoakan orang tua dan kaum mukminin
Ibrahim فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ [الصافات/102] Berdialog Memberikan pilihan , minta pendapat , dan tanggung jawab
Ya’qub أَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِنْ بَعْدِي قَالُوا نَعْبُدُ إِلَهَكَ وَإِلَهَ آَبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَهًا وَاحِدًا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ (133) [البقرة/133] Fokus utama adalah akidah dan ibadah , bukan materi Memperhatikan pendidikan anak hingga menjelang wafat وَقَالَ يَا بَنِيَّ لَا تَدْخُلُوا مِنْ بَابٍ وَاحِدٍ وَادْخُلُوا مِنْ أَبْوَابٍ مُتَفَرِّقَةٍ وَمَا أُغْنِي عَنْكُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَعَلَيْهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُتَوَكِّلُونَ (67) [يوسف/67] Memberikan arahan dan solusi Keterikatan pada Allah Hukum milik Allah Tawakkal
قَالَ يَا بُنَيَّ لَا تَقْصُصْ رُؤْيَاكَ عَلَى إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا لَكَ كَيْدًا إِنَّ الشَّيْطَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوٌّ مُبِينٌ (5) [يوسف/5، 6] Menjaga dari / menginformasikan hal yang akan membahayakan يَا بَنِيَّ اذْهَبُوا فَتَحَسَّسُوا مِنْ يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَيْئَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْئَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ (87) [يوسف/87] Mengajari sikap optimis , tidak berputus asa dari rahmat Allah SWT
Terima kasih
3-Ibu Teladan dalam al-Quran Pertama , Memiliki visi pendidikan anak untuk mengabdi pada Allah. Seorang Ibu tentu memiliki impian agar anaknya menjadi anak yang taat pada Allah. Itu tergambar dalam profil seorang Istri Imran ketika bernazar anak yang dikandungnya akan menjadi anak sholih dan berkhidmat di Baitul Maqdis . (QS Ali Imran ayat 35-36). Kesuksesan seorang ibunda hakikatnya juga dapat diukur tatkala anaknya bisa menjadi hamba yang bersyukur . (QS Al- Ahqaf : 15) Kedua , Yakin dan Optimis . Sebagaimana tergambar pada sosok Ibunda Nabi Musa yang yakin akan janji Allah yang akan menyelamatkan anaknya bila sang ibu mengikuti perintah -Nya. Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa: " Susuilah dia , dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan jangan (pula) bersedih hati , karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu , dan menjadikannya (salah seorang ) dari para rasul . (QS. Qashash :7) Ketiga , Fokus dan Senang dalam Mendidik Anak. Sikap kasih sayang kepada anak-anak adalah fitrah yang Allah berikan kepada para wanita untuk mendidik anak-anak mereka . Selama fitrah ini terjaga baik , seorang Ibu akan menjadikan perhatian pada anak sebagai perhatian terbesar dalam hidupnya . Kisah jatuh cintanya Asiyah istri Firaun kepada bayi Musa diabadikan al Quran untuk menggambarkan fitrah ini . Padahal Musa bukanlah anak kandungnya sendiri . “Dan berkatalah istri Fir'aun : "( Ia ) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu . Janganlah kamu membunuhnya , mudah-mudahan ia bermanfa'at kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak ", sedangkan mereka tiada menyadari . (QS. Qashash : 9).
IBU TELADAN DALAM AL-QURAN
Pertama , Memiliki visi pendidikan anak untuk mengabdi pada Allah. Seorang Ibu tentu memiliki impian agar anaknya menjadi anak yang taat pada Allah. Itu tergambar dalam profil seorang Istri Imran ketika bernazar anak yang dikandungnya akan menjadi anak sholih dan berkhidmat di Baitul Maqdis . (QS Ali Imran ayat 35-36). Kesuksesan seorang ibunda hakikatnya juga dapat diukur tatkala anaknya bisa menjadi hamba yang bersyukur . (QS Al- Ahqaf : 15) إِذْ قَالَتِ امْرَأَةُ عِمْرَانَ رَبِّ إِنِّي نَذَرْتُ لَكَ مَا فِي بَطْنِي مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّي إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (35) فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ إِنِّي وَضَعْتُهَا أُنْثَى وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْ وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالْأُنْثَى وَإِنِّي سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ (36) [آل عمران/35، 36]
Kedua , Yakin dan Optimis . Sebagaimana tergambar pada sosok Ibunda Nabi Musa yang yakin akan janji Allah yang akan menyelamatkan anaknya bila sang ibu mengikuti perintah -Nya . Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa: " Susuilah dia , dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan jangan (pula) bersedih hati , karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu , dan menjadikannya (salah seorang ) dari para rasul . (QS. Qashash :7) وَأَوْحَيْنَا إِلَى أُمِّ مُوسَى أَنْ أَرْضِعِيهِ فَإِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَأَلْقِيهِ فِي الْيَمِّ وَلَا تَخَافِي وَلَا تَحْزَنِي إِنَّا رَادُّوهُ إِلَيْكِ وَجَاعِلُوهُ مِنَ الْمُرْسَلِينَ [القصص/7]
Ketiga , Fokus dan Senang dalam Mendidik Anak . Sikap kasih sayang kepada anak-anak adalah fitrah yang Allah berikan kepada para wanita untuk mendidik anak-anak mereka . Selama fitrah ini terjaga baik , seorang Ibu akan menjadikan perhatian pada anak sebagai perhatian terbesar dalam hidupnya . Kisah jatuh cintanya Asiyah istri Firaun kepada bayi Musa diabadikan al Quran untuk menggambarkan fitrah ini . Padahal Musa bukanlah anak kandungnya sendiri . “Dan berkatalah istri Fir'aun : "( Ia ) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu . Janganlah kamu membunuhnya , mudah-mudahan ia bermanfa'at kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak ", sedangkan mereka tiada menyadari . (QS. Qashash : 9). و قَالَتِ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ قُرَّةُ عَيْنٍ لِي وَلَكَ لَا تَقْتُلُوهُ عَسَى أَنْ يَنْفَعَنَا أَوْ نَتَّخِذَهُ وَلَدًا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ [القصص/9]
SIFAT ORANG TUA YANG DIBENCI RASUL
4- Sifat orang tua yang dibenci Rasul 1. memaki anak . “ Sesungguhnya kalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama-nama kalian dan nama ayah kalian, maka perbaikilah nama kalian.” (HR. Abu Dawud dalam Kitab Adab , hadits nomor 4297). سنن أبى داود - (ج 14 / ص 264) « إِنَّكُمْ تُدْعَوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأَسْمَائِكُمْ وَأَسْمَاءِ آبَائِكُمْ فَأَحْسِنُوا أَسْمَاءَكُمْ » 2. pilih kasih . Nu’man 3. Tidak memberi Pendidikan yang baik . Ada syair Arab yang berbunyi , “Anak yatim itu bukanlah anak yang telah ditinggal orang tuanya dan meninggalkan anak-anaknya dalam keadaan hina . Sesungguhnya anak yatim itu adalah yang tidak dapat dekat dengan ibunya yang selalu menghindar darinya , atau ayah yang selalu sibuk dan tidak ada waktu bagi anaknya .”
1 PRINSIP MENDIDIK ANAK BERDASARKAN AL QUR’AN 1. Surat Al Qashash ayat 68 dan Surat Asy Syuura ayat 49-50 Anak adalah takdir Allah Ta'ala , bukan pilihan orang tua juga bukan anak yang memilih orang tua . 2. Surat Al Anfal ayat 27-28 Karena apa yang Allah Ta'ala takdirkan , maka itu adalah amanah yang harus ditunaikan . 3. Surat Al Ma'idah ayat 1, Surat Al Israa ' ayat 34, dan Surat Ar Ra'd ayat 19-24 Orang tua menginginkan anak , keinginan itu merupakan janji orang tua kepada Allah Ta'ala , maka janji tersebut harus ditepati dan dipertanggungjawabkan kelak . 4. Surat Al Israa ' ayat 24 Jika orang tua tidak mendidik anak sebagaimana mestinya , maka jangan mengharap lebih terhadap anak . 5. Surat Ar Ruum ayat 30 Didiklah anak sesuai fitrahnya . 6. Surat Al Hijr ayat 99 Sebelum kematian memisahkan , jangan berhenti mendidik anak . 7. Surat Hud ayat 63 Bersungguh-sungguhlah dalam mendidik , jangan langsung berpikir tentang hasil akhirnya .
2. Mendidik Anak Menurut surat al-Baqarah ayat 83
Prinsip 1. Anakmu bukanlah pilihanmu . Mereka menjadi anakmu bukan juga karena keinginan mereka , tetapi takdir Allah. (QS. 28: 68, QS. 42 : 49-50) 2. Karena apa yang Allah takdirkan untukmu , maka itulah amanah yang harus ditunaikan . (QS. 8 : 27-28) 3. Orangtua lah yang menginginkan anak . Dan keinginanmu adalah janjimu kepada Allah. Maka tepatilah janjimu karena akan Allah minta pertanggungjawabannya . (QS. 5 : 1, QS. 17 : 34, QS. 13 :19-24) 4. Allah tidak membebanimu melampaui kesanggupanmu , maka bersungguh-sungguhlah . (QS. 2 :233, QS. 64 : 16, QS. 3 : 102, QS. 22 : 78) 5. Allah tidak mewajibkanmu membentuk anakmu mahir dalam segala hal . Allah mewajibkanmu membentuknya menjadi anak shalih yang terbebas dari api neraka . (QS. 66 : 6, QS. 46 : 15) 6. Jangan berharap kebaikan dari anakmu bila tidak mendidik mereka menjadi anak yang shaleh . (QS. 11 : 46, QS. 19 : 59)
7. Janganlah berharap banyak pada anakmu jika kamu tidak mendidiknya sebagaimana mestinya . (QS. 17 : 24) 8. Didiklah anakmu sesuai fitrahnya . (QS. 30 : 30) 9. Janganlah menginginkan anakmu sebagai anak yang shalih sebelum engkau menjadi shalih lebih dahulu . (QS. 61 : 2, QS. 66 : 6) 10. Janganlah menuntut hakmu dari anakmu , sebelum engkau memberi haknya . (QS. 1 : 5) 11. Janganlah menuntut hakmu dari anakmu , sampai engkau memenuhi hak Allah atasmu . (QS. 2: 83, QS. 4 :36, QS. 6 : 151, QS. 17 : 23-24) 12. Berbuat baiklah pada anakmu , bahkan sebelum mereka dilahirkan . 13. Janganlah engkau berfikir tentang hasil akhir dari usahamu mendidik , tetapi bersungguh-sungguhlah dalam mendidik . (QS. 11 : 63) 14. Janganlah berhenti mendidik sampai kematian memisahkanmu . (QS. 15 : 99)