PROSPEK PENGEMBANGAN TANAMAN OBAT Oleh : Ahmad Zusub , SP
Apa itu tanaman obat ? Tumbuhan obat adalah tumbuhan yang telah diidentifikasi dan diketahui berdasarkan pengamatan manusia memiliki senyawa yang bermanfaat untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit , melakukan fungsi biologis tertentu , hingga mencegah serangan serangga dan jamur . Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat telah ada sejak zaman prasejarah manusia . Pada tahun 2001, para peneliti telah mengidentifikasi bahwa 122 senyawa yang digunakan di dunia kedokteran modern merupakan turunan dari senyawa tumbuhan yang sudah digunakan sejak zaman prasejarah . WHO memperkirakan bahwa 80 persen warga di benua Asia dan Afrika memanfaatkan pengobatan herbal untuk beberapa aspek perawatan kesehatan . Amerika Serikat dan Eropa memiliki ketergantungan yang lebih sedikit , tetapi memperlihatkan kecenderungan meningkat sejak efektivitas beberapa tumbuhan obat telah teruji secara ilmiah dan terpublikasikan .
Contoh tanaman obat Jahe Jahe memiliki kandungan gingerol, yaitu zat anti radang sekaligus zat antioksidan yang tinggi . Manfaat : membantu mengetasi sakit perut , mual , pusing karena vertigo, sakit kepala , muntah , nyeri haid , bahkan hingga meredakan rematik serta osteoarthritis. Kunyit Kunyit memiliki kandungan zat kurkumin . Zat tersebut dapat membantu menjaga sistem pencernaan , menurunkan kolesterol , mengurangi risiko penyakit jantung bahkan hingga menurunkan kadar gula darah .
Laos lengkuas memiliki kandungan beta sitosterol, galangin , dan flavonoid yang tentunya baik untuk tubuh . Lengkuas memiliki manfaat untuk kesehatan tubuh yaitu sebagai antioksidan , mengurangi rasa nyeri , melawan infeksi , peradangan , berpotensi sebagai bahan anti kanker bahkan dapat meningkatkan kesuburan pria . Kencur Manfaat kencur adalah sebagai penambah nafsu makan , meningkatkan stamina tubuh dan bahkan melancarkan haid , juga untuk membantu mengatasi gangguan kesehatan seperti masuk angin , flu, sakit kepala , batuk , diare bahkan hingga radang lambung . Temulawak Manfaat temulawak adalah untuk menambah nafsu makan , mengatasi gangguan pencernaan , seperti perut kembung usai makan , gangguan lambung dan bahkan irritable bowel syndrome atau IBS.
Setelah panen , produk tanaman obat dapat dijual dalam bentuk segar dan kemudian dipasarkan ke pasar tradisional ataupun ke pabrik . Selain dalam bentuk segar, petani juga dapat mengolah tanamn obat menjadi bahan setengah jadi , seperti : simplisia , pati , minyak dan ekstrak . Setelah diolah oleh pabrik , hasil dari tanaman obat dapat berupa : makanan / minuman , kosmetika , sirup, instan , bedak , tablet, kapsul . Dll Pengolahan dan diversifikasi produk primer ( rimpang ) menjadi produk sekunder ( simplisia ) memiliki nilai tambah sebesar 7 – 15 kali, sedangkan dari rimpang menjadi ekstrak sebesar 80 – 280 kali. Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan . Pengolahan tanaman obat ?
Pembuatan simplisia meliputi beberapa tahap diantaranya : Sortasi basah : pemilihan hasil panen ketika tanaman masih segar Pencucian : dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotor lainnya yang melekat pada bahan simplisia . Perajangan : Beberapa jenis simplisia perlu mengalami perajangan untuk memperoleh proses pengeringan , pengepakan dan penggilingan . Pengeringan : bertujuan untuk menurunkan kadar air , menghilangkan aktivitas enzim , memudahkan dalam hal pengolahan proses selanjutnya ( ringkas , mudah disimpan , tahan lama, dan sebagainya ) Sortasi kering : pemilihan bahan setelah mengalami proses pengeringan . Penyimpanan : simplisia perlu ditempatkan dalam suatu wadah tersendiri agar tidak saling bercampur antara simplisia satu dengan lainnya Pembuatan simplisia tanaman obat
Permasalahan pengembangan tanaman obat Masalah yang dihadapi dalam pemanfaatan tanaman obat untuk pelayanan kesehatan formal, sebagai sumber devisa dan PDB di Indonesia adalah : (1) belum ada dukungan politik yang kuat dari pemerintah untuk menjadikan TO obat resmi dan salah satu sumber kesejahteraan rakyat ; (2) belum ada program menyeluruh dan terpadu dari hulu hingga hilir untuk pengembangan dan pemanfaatan TO nasional ; (3) kurangnya koordinasi dan sinkronisasi program antar instansi pemerintah , swasta dan litbang , sehingga program yang ada menjadi kurang terarah , kurang efektif dan kurang efisien ; (4) Undang-undang kesehatan yang ada belum kondusif bagi pemanfatan TO dalam pelayanan kesehatan formal.
Strategi pengembangan tanaman obat Program yang dibutuhkan untuk pengembangan Tanaman obat unggulan adalah : (1) Penetapan wilayah pengembangan berdasarkan potensi , kesesuaian lahan dan agroklimat , sumberdaya manusia dan potensi serapan pasar; (2) Peningkatan produksi , mutu dan daya saing melalui : (a) penggunaan varietas unggul yang ditanam di tempat yang sesuai dengan penerapan praktek pertanian yang baik (GAP, Good Agricultural Practices) yang didasarkan atas SOP (Standard Operational Procedures) untuk masing- masing komoditas , (b) Panen dan pengolahan produk sesuai dengan GMP (Good Manufacturing Practices);
(3) Peningkatan kompetensi sumberdaya manusia melalui : (a) pendidikan dan pelatihan SDM yang terlibat dalam penyediaan bahan baku obat dan sistem pelayanan kesehatan , (b) demplot teknologi produksi bahan tanaman ; (4) Pengembangan infrastruktur dan kelembagaan melalui : (a) pembangunan sarana dan prasarana penunjang transportasi , telekomunikasi ke daerah sentra produksi tanaman obat (b) pengembangan kemitraan antara petani dengan industri dan pemerintah ; (5) Peningkatan pelayanan informasi , promosi dan pemasaran melalui : (a) pengembangan website, publikasi di media masa dan forum-forum terkait , (b) pembentukan jejaring kerja dan sistem informasi pasar;
(6) Penyusunan kebijakan perpajakan dan insentif investasi yang kondusif di sub sistem hulu sampai hilir dalam agribisnis dan agroindustri berbasis TO melalui : (a) deregulasi peraturan yang tidak sesuai , (b) menciptakan lingkungan usaha agribisnis dan agroindustri yang kondusif ; (7) Pembentukan data base TO yang valid sebagai acuan dalam perencanaan program nasional pengembangan tanaman obat .