Tepung kacang buangan (DBM) mengandung protein lebih tinggi (± 40%)
sehingga dapat digunakan sebagai sumber
protein/isolasi protein. Penelitian terkait pemanfaatan protein kacang-kacangan
yang berfokus pada kajian sifat fisiko-kimia, fungsi, dan alergi telah dilakukan.
Hanya ada sedikit penelitian yang meneliti penggunaan protein dalam makanan
manusia. Peptida bioaktif telah ditemukan dari hasil hidrolisis enzimatik pada
beberapa protein makanan antara lain peptida terikat mineral, peptida
imunomodulator, peptida antibakteri, peptida antitrombotik, dan peptida
antihipertensi [21].
Oligopeptida fungsional mengacu pada peptida yang diproduksi dengan teknik
enzimolisis atau fermentasi mikroba dan dengan bahan utama tepung kacang
tanah atau protein kacang tanah, dengan massa molekul 5000 Da atau kurang.
Hasil analisis asam amino menunjukkan bahwa kandungan asam amino bebas
oligopeptida fungsional kacang tanah adalah 66,4 mg/g. Dapat dilihat bahwa
produk tersebut sebagian besar berupa oligopeptida dengan asam amino yang
lebih rendah
konten, meskipun hidrolisis enzimolisis kompleks tinggi. Dengan menggunakan
metode enzimatik untuk menghidrolisis protein dalam kondisi ringan,
polipeptida yang dihasilkan memiliki nilai gizi yang sangat tinggi. Oligopeptida
dengan massa molekul lebih rendah dari 1000 Da dapat dengan mudah diserap
oleh tubuh manusia dan memiliki aktivitas fungsional yang kuat. Hal ini
menunjukkan bahwa proses hidrolisis yang dipilih untuk pembuatan
oligopeptida harus memaksimalkan DH protein sekaligus menjamin hasil
oligopeptida yang tinggi.
Spesies enzim adalah salah satu faktor yang mempengaruhi paling penting
dalam enzimolisis. Lima spesies
protease dipilih untuk hidrolisis protein kacang tanah dalam sebuah percobaan.
Di bawah kondisi yang direkomendasikan untuk setiap protease, TCA-NSI dari
protease netral 1398, FM, Protamex, dan N120 p dalam hidrolisis protein kacang
tanah adalah 45–53% dan DH adalah 9,4–12,1%; sedangkan TCA-NSI dan DH
alkalase pada hidrolisis protein kacang tanah masing-masing sebesar 63,80 ±
0,47% dan 15,01 ± 0,88%, jauh lebih tinggi dibandingkan
protease lainnya (p <0,01). Pengaruh pH pada reaksi enzimatik terutama
tercermin dalam pengaruhnya terhadap aktivitas enzim. Percobaan telah
menganalisis perubahan TCA-NSI dan DH ketika pH berubah dari 6 menjadi 9.
Dengan meningkatnya pH, TCA-NSI dan DH meningkat dengan cepat. Ketika pH
sistem mencapai 8,0, TCA-NSI dan DH masing-masing mencapai 68,61 ± 1,23%