Psikodiagnostik IV Tes Inteligensi Laporan WBIS.docx
citrayunianti1
205 views
17 slides
Mar 22, 2025
Slide 1 of 17
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
About This Presentation
Psikodiagnostik IV Tes Inteligensi
Size: 177.23 KB
Language: none
Added: Mar 22, 2025
Slides: 17 pages
Slide Content
LAPORAN PEMERIKSAAN TES INTELIGENSI
WECHSLER BELLEVUE (WB)*
NAMA MAHASISWA : CITRA YUNIANTI
NIM : 1801617129
KELAS/ BATCH : SENIN PUKUL 14.00/ BATCH 4
SEMESTER : 111
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2019
LAPORAN PEMERIKSAAN PSIKOLOGIS:
TES INTELIGENSI WECHSLER BELLEVUE
I. Tujuan Pemeriksaan : Tes Inteligensi (Wechsler Bellevue)
Tanggal Pemeriksaan : Senin, 30 Desember 2019
Tempat Praktikum : Lab. Prodi Psikologi UNJ
Pemeriksa : Citra Yunianti
Supervisi : Santi Yudhistira S.Psi, M.Psi, Psikolog
II. Identitas Subjek
Nama Lengkap : MM
Nama Panggilan : A
Jenis Kelamin :
Tempat/ Tanggal Lahir :
Alamat :
Suku :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Anak ke 2 dari 3 bersaudara
Nama Ayah :
Usia :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Suku/ Agama :
Alamat :
Nama Ibu :
Usia :
Pendidikan :
Pekerjaan :
2
Suku/ Agama :
Alamat :
III. Gambaran Umum
Kesan pertama yang tester dapatkan saat bertemu subyek ialah subyek
merupakan seorang mahasiswa yang kurang terlalu menyukai kehidupan sosial.
Ini dibuktikan ketika tester yang mengetesnya melihat ia agak menjaga jarak saat
berinteraksi dengan tester yang mengajaknya mengikuti tes ini. Saat menunggu
tes dimulai, subyek hanya bermain dengan telepon cerdasnya. Walau terkesan
menjaga jarak, ia masih bisa bersikap ramah saat diajak ngobrol.
Penampilan fisik dari subyek cukup rapih. Ia memakai kemeja polos
berwarna biru dongker, celana bahan berwana cokelat muda, dan sepatu
sneakers. Rambutnya pendek dan tidak menutupi dahi serta telinganya.
Tingginya sekitar 170 cm, badannya agak besar namun tidak terlalu gemuk, dan
berkulit sawo matang.
Saat mulai duduk di bangku tes, mengisi subyek terkesan tidak sabaran.
Ia langsung mengisi inform consent sebelum disuruh dan subyek langsung
mencegatnya. Tester pun mulai melakukan prolog dan subyek hanya senyum-
senyum saja mengikuti alur pembicaraan. Subyek termasuk orang yang santai,
tidak terlalu suka ambil pusing, dan suka bercanda saat sesi tes berlangsung.
Dan saat sesi wawancara atau pengambilan anamnesa, subyek menjawab
sekadarnya dengan senyum dan tawa-tawa kecil persis seperti sesi tes
berlangsung.
IV. Anamnesa
a. Latar Belakang Keluarga
Subyek dibesarkan oleh kedua orang tua kandungnya dari kecil sampai
sekarang di Jakarta. Ia merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Hubungan
subyek dengan keluarganya sangat akrab. Saat ditanya bagaimana
keakrabannya, ia menjawab ia sangat sayang sekali dengan keluarganya.
Terutama kedua orang tuanya. Saat ini ia bekerja sambil kuliah untuk membantu
perekonomian keluarganya. Hubungan subyek dengan adik dan kakaknya juga
cukup harmonis. Meskipun testee sedikit menjelaskan ada sedikit percekcokan
3
yang lazim diantara hubungan persaudaraan mereka seperti ia malas ketika
disuruh-suruh oleh kakaknya dan ia jengkel ketika adiknya tidak mau
menurutinya.
Walau tidak sering keluar untuk jalan-jalan bersama keluarga, mereka
sering bercengkrama di ruang televisi. Ternyata sesederhana itu lah cara untuk
meningkatkan family quality time mereka.
b. Riwayat Pendidikan
Subyek menempuh pendidikan dari PAUD sampai Kuliah di Universitas
Assafiyah tanpa gap year. Ia lupa nama PAUD tempatnya belajar dulu, namun ia
ingat ia pernah bersekolah di SDN x, SMPN xx, SMKN xxx Jurusan Teknik
Kendaraan Ringan. Saat ia di SMK, ia sempat magang di perusahaan truk-truk
besar seperti Hino. Lalu setelah lulus (namun belum pembagian ijazah secara
resmi) ia langsung bekerja di tempat saudaranya sebagai staff gudang di pabrik
kebab. Tidak lama setelah itu, ia mendaftar di universitas swasta kelas karyawan
di jurusan teknik informatika. Oleh karena itu, ia diangkat menjadi staff digital
marketing yang memegang website dan toko online.
Subyek merupakan orang yang biasa-biasa saja saat bersekolah dulu.
Prestasi tertinggi yang pernah diraihnya ialah meraih ranking 3 di kelasnya saat
kelas 3 SMK.
c. Kehidupan Emosi
Saat ditanya kegiatan apa yang disukai Subjek, ia menjawab bahwa ia
suka bermain futsal bersama teman-temannya. Subjek mengatakan bahwa ia
suka berbaur mengikuti arus kehidupan saja. Subjek menyukai hal-hal yang
praktis. Selain menghabiskan waktu dengan teman-temannya, ia suka sekali
menghabiskan waktu dengan pacarnya. Baginya pacarnya adalah nomor satu
baginya. Ia menekankan ini beberapa kali saat sesi wawancara.
Subyek merupakan orang yag tertutup. Saat sedang kesal atau sedih ia
hanya memendamnya tanpa bilang ke siapapun sehingga saat sudah sampai
puncaknya, ia lampiaskan dengan marah-marah ke semua orang. Saat sedang
senang, ia menjadi orang yang sangat baik dan suka mentraktir orang lain.
d. Kehidupan Sosial
4
Subyek merupakan orang yang bias berteman dengan siapa saja. Tapi ia
mengakui hanya lima sampai enam orang saja yang sangat dekat dengannya
saat dikelas. Ia paling sering berinteraksi dengan pacarnya dibanding teman-
temannya.
V. Hasil Observasi
a. Observasi Keseluruhan
Secara keseluruhan, Subjek dalam pengetesan terlihat santai sambil
senyum-senyum dan terkekeh saat menjawab pertanyaan. Ia tidak terburu-buru
dan serius dalam menjawab pertanyaan yang mudah, namun saat pertanyaan
yang sulit ia langsung menjawab tanpa berpikir.
b. Observasi Per Subtes
1. Subtest General Information
Subjek pada soal contoh tidak mengetahui jawaban dari soal yang
diberikan. Sempat berpikir tetapi segera menggeleng di detik kedua sambil
tertawa. Subjek pun juga sering menebak jawaban walau kebanyakan dari
jawaban tersebut salah. Ia mengetahui bahwa jawaban yang ia berikan salah
maka dari itu ia menjawab dengan suara yang kecil.
2. Subtest General Comprehension
Pada subtes berikutnya, Subjek kebanyakan berpikir di soal-soal terakhir
dan akhirnya menyerah karena tidak tahu atau waktu habis. Saat berpikir ia
melirik ke arah samping, atas, dan bawah serta menggarukkan kepala.
3. Subtest Digit Span
Subjek langsung menjawab dengan yakin angka yang tester sebutkan
walaupun salah. Sehingga, subtes berakhir dengan cepat
4. Subtest Arithmetics
Saat subtest ini, Subjek mengetuk-ngetukkan jari tanda ia berpikir. Saat
menemukan soal yang menurutnya sulit, ia hanya menebak jawaban tanpa
berpikir terlebih dahulu.
5
5. Subtest Similarities
Subjek sering menjawab asal atau tidak tahu. Tapi saat ia mengerti
persamaan katanya, ia berpikir beberapa saat. Saat menemukan pertanyaan
yang sulit ia keheranan, mengapa bisa dua hal yang tidak ada kaitannya memiliki
hubungan.
6. Subtest Vocabulary
Pada subtes ini, Subjek beberapa kali menundukkan kepala, melihat ke
arah samping, lalu bertatapan dengan tester. Subjek bertopang dagu dan
menggaruk rambutnya. Sering kali, ia merasa heran saat mendengar
pertanyaannya dan ia menjawab dengan asal.
7. Subtest Picture Arrangement
a. Seri Rumah :
Gambar 1 : Baru mau bikin kerangkanya.
Gambar 2 : Membuat tiang-tiang.
Gambar 3 : Udah jadi, lagi ngecat.
Pada seri ini, subjek langsung menceritakan dengan cengir-cengir sambil
menunjuk kartunya.
b. Seri Penodongan :
Gambar 1 : Perampok.
Gambar 2 : Ditangkap polisi.
Gambar 3 : Dipenjara.
Gambar 4 : Dan dihukum di pengadilan.
Subjek menceritakan sama seperti sebelumnya.
c. Seri Elevator :
Gambar 1 : Masih dibawah.
Gambar i2 : Naik dua orang.
Gambar 3 : Lalu turun.
6
Gambar 4 :Terus ketutup.
Subjek menceritakan seperti seri sebelumnya, namun terlihat sedikit
keraguan saat bercerita.
d. Seri Main Mata :
Gambar 1 : Orang bawain barang.
Gambar 2 : Untuk mencari tumpangan.
Gambar 3 : Ini lewat.
Gambar 4 : Dan mobilnya menawarkan orang.
Gambar 5 : Lalu jalan.
Subjek menunggu sebentar untuk cerita ke gambar berikutnya selagi
tester menuliskan cerita yang diceritakannya.
e. Seri Ikan :
Gambar 1 : Awalnya memancing.
Gambar 2 : Sudah dapat ikan.
Gambar 3 : Mulai mincing lagi.
Gambar 4 : Lalu dapat ikan yang lebih besar.
Gambar 5 : Dia ngeliat orang.
Gambar 6 : Memanggil.
Subjek menyadari bahwa gambarnya memiliki urutan yang salah, namun
tester tetap memaksa secara halus untuk menceritakannya.
f. Seri Taxi :
Gambar 1 : Sedang mencari tumpangan.
Gambar 2 : Lalu mendapat tumpangan.
Gambar 3 : Lalu dia mulai naik ke dalam.
Gambar 4 : Lalu jalan.
Gambar 5 : Sedih.
7
Gambar 6 : Nyender.
8. Subtest Picture Completion
Subjek pada subtes ini beberapa kali sering menyebutkan bagian yang
kurang penting dan terkadang langsung menyerah untuk menjawab tidak tahu.
Namun, tester menekankan lagi apakah ada lagi bagian yang lebih penting yang
hilang menurutnya sehingga ia dapat menjawab jawaban yang benarnya.
9. Block Design
Subjek segera menyusun kubus dengan metode trial and error. Walau
begitu, ia menyelesaikannya seperti tanpa hambatan. Ia sangat fokus saat
menyusunnya seperti berada di dalam dunianya.
10. Object Assembly
Subjek bertanya “apa ini potongan-potongan?” Tester pun menjelaskan
dan ia langsung menyusun potongan-potongan gambar tersebut tanpa ada
hambatan sama sekali.
11. Digit’s Symbol
Subjek langsung mengerti saat dijelaskan contohnya. Ia langsung
terfokus menyelesaikan subtes. Saat subtes bilang “stop” ia langsung
menurutinya.
VI. Analisis Hasil Tes
SUMMARY
SUBTES RS WS
General Information 3 3
Comprehension 2 2
Digit Span 5 0
Arithmetic 4 4
Similarities 9 8
8
4Object Assembly 19 11 +
5Digit’s Symbol 31 7 0
Full Scale, Full IQ, dan Kategori IQ
Full Scale : 20.83 + 39 = 59.83
Full IQ : 79 3
Kategori IQ : Borderline
Skala Original dan Original IQ
Skala Original = ƩWS(Infomation+Similiarities+BlockDesign)x10
3
= (3 + 8 + 12) x 10
3
= 76.67
Original IQ = 85
Indeks Mental Deterioration
Hold Test Weighted
Score
Don’t Hold Test Weighted
Score
Information 3 Digit Span 0
Vocabulary 8 Arithmetics 4
Picture Completion 3 Block Design 12
Object Assembly 11 Digit’s Symbol 8
Total 25 24
Mental Deterioration = [Hold Test – Don’t Hold Test] x 100%
Hold
12
= [25 – 24] x 100%
25
= 4%
Berdasarkan penghitungan tersebut, diketahui Subjek tidak menunjukkan
adanya deteriorasi.
VII. Interpretasi Hasil Tes
No. Uraian Data
1 Level I : Full IQ dan Original IQ
Berdasarkan hasil yang didapat, tingkat
kecerdasan umum Subjek berdasarkan Full IQ
yang disesuaikan dengan usia subjek berada
pada kriteria Borderline yang rentangnya
adalah 70 – 79. Subjek terlihat belum cukup
memaksimalkan pontensi intelekualnya terlihat
perbedaan yang cukup jauh antara Full IQ dan
Original IQ. Subjek memiliki tanda-tanda
penurunan fungsi mental walaupun kecil
kemungkinannya.
Full IQ = 73
Original IQ = 85
Mental Deterioration =
4%
2 Level II : Perbandingan VTQ dan PTQ
Subjek mendapatkan masing skor di Verbal
IQ sebesar 67 dan skor di Performance IQ
sebesar 84. Selisih antara keduanya sebesar
17 poin. Dari hasil yang didapat, Subjek
cenderung lebih bisa mengembangkan
kapasitas intelektual performa dari pada
verbal, yang mengindikasikan bahwa Subjek
akan lebih bisa bekerja dalam situasi konkrit.
Verbal IQ = 67
Performance IQ = 84
Selisih = 17
Level III : Intersubtest Scatter
NO. SUBTEST WT.S SIMBOL MAKNA
1. Information 3 - -Mempunyai memori
jangka panjang
13
yang kurang baik.
-Minat budaya
-Latar belakang
pendidikan yang
kurang kuat.
-Kemampuan verbal
yang kurang baik,
dan
-Intelektualisasi
bukan merupakan
kemungkinan
mekanisme
pertahanan diri
yang paling sering
digunakan.
2. Comprehension 2 -- - Pemahaman
realitas kurang
- Kapasitas
tunduk pada norma
sosial yang kurang
- Penilaian yang
kurang baik
- Penggunaan
informasi dengan
emosionalitas yang
tidak relevan
3. Digit Span 0 --- -Memiliki memori
auditif jangka
pendek yang
sangat kurang baik.
-Perhatian yang
sangat kurang
prima.
-Sering terpengaruh
oleh kecemasan
14
dan stress.
4. Arithmetics 4 0 -Cukup
kewaspadaan.
-Kemampuan
konsentrasi yang
cukup
-Cukup bebas dari
gangguan/ distraksi
sekitar.
-Mekanisme
pertahanan secara
intelektualization.
5. Similarities 8 +++ -Pembentukkan
konsep verbal yang
sangat baik.
-Gejala
intelektualisasi
yang sangat baik.
6. Vocabulary 8 +++ - Latar belakang
pendidikan yang baik.
- Mudah termotivasi.
7. Picture Arrangement 5 - -Intelegensi sosial
kurang
-Kemampuan untuk
mengantisipasi
konsekuensi dari
tindakannya kurang
-Hubungan
interpersonal yang
kurang
8. Picture Completion 3 - - Konsentrasi yang
buruk dan organisasi
visual yang kurang.
- Sifat impulsif sering
menurunkan nilai,
15
karena subjek
menjawab dengan
cepat tanpa
menganalisa secara
keseluruhan gambar
dengan hati-hati.
9. Block Design 12 ++ -Kemampuan yang
baik dalam
konsentrasi
-Penyusunan
konsep nonverbal
baik
10. Object Assembly 11 + -Koordinasi visual-
motorik yang
sangat baik.
-Organisasi visual
yang superior.
-Mempertahankan
sikap mental yang
fleksibel dengan
sangat baik.
11. Digit’s Symbol 8 0 -Kemampuan visual-
motorik yang cukup
tinggi
-Efisiensi mental
-Kemampuan untuk
belajar hafalan
materi baru yang
cukup.
-Reaksi psiko-
motorik yang
standar.
16
VIII. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil pemeriksaan psikologi
yang dilakukan pada hari Senin tanggal 30 Desember 2019 terhadap MM
menunjukkan bahwa Subjek memiliki skor IQ 73 (Skala Wechsler) dengan
golongan Borderline. Skor IQ Verbal sebesar 67 sedangkan skor IQ Performance
sebesar 84. Sedangkan skor Original IQ sebesar 85. Subjek cenderung belum
maksimal dalam mengaktualisasikan potensi intelektualnya dilihat dari perbedaan
poin yang cukup besar dari Original IQ dan Full IQ. Rendahnya skor IQ baik Skor
Full IQ dan Original IQ dikarenakan lingkungan situasi pada saat pelaksanaan
tes psikologi kurang mendukung dan diketahui pada saat wawancara A merasa
kepanasan karena sudah bermacet-macetan di jalan menuju lokasi tes. A juga
kelelahan karena sebelumnya ia bekerja terlebih dahulu sebelum melaksanakan
tes. Sub subtest Similiarities dan Vocabulary merupakan subtes yang sangat
dominan, lalu Block Design dan Object Assembly merupakan hasil yang
tergolong cukup dominan dibandingkan sub subtest yang lain. Sedangkan sub
subtest Digit Span merupakan sub subtest yang tergolong sangat lemah
dibandingkan dengan sub subtest yang lain. Dari hasil perhitungan indeks mental
deterioration adalah 4% yang artinya ada kemungkinan kemunduran fungsi
kognitif pada diri A.
17