16
Gordon Allport (1937) dalam bukunya yang berjudul Personality: A
Psychological Interpretation menyatakan ada dua cara mempelajari
kepribadian manusia cara yang nomotetis dan idiografis. Psikologi
nomotetis mencari hukum-hukum umum yang dapat diterapkan untuk orang
yang berbeda, seperti prinsip aktualisasi diri, atau sifat dari extraversion.
Psikologi idiografis merupakan upaya untuk memahami aspek unik dari
individu tertentu.
Perpaduan emosi stabil dan tidak stabil melahirkan tiga pola kepribadian
yaitu introversi-ekstraversi, neuriotis, dan psikotis. Ketiga pola kepribadian
tersebut memilki ciri-ciri sebagai berikut:
a) Ekstraversi-introversi
Sifat-sifat utama ekstraversi antara lain: ramah, lincah, aktif,
asertif, suka mencari sensasi, periang, dominan, dan suka
berspekulasi. Sifat utama intraversi antara lain tidak sosial, pendiam,
pasif, ragu, banyak pikiran, sedih, penurut, pesimis, penakut,
tertutup, damai, tenang, dan terkontrol
b) Neurotis
Sifat-sifat yang dimiliki orang neurotis antara lain: penuh
kecemasan, depresi, merasa bersalah, percaya diri rendah, tegang,
irasional, malu-malu, larut dalam suasana hati, dan emosional.
c) Psikotisme
Sifat-sifat yang dimiliki orang neurotis antara lain: dingin,
agresif, egosentris, impersonal, implusif, anti sosial, tidak
berempati, kreatif, dan bebal.
2.3.5. Perbedaan Temperamen
Temperamen adalah gaya perilaku seseorang dan caranya yang khas
dalam menanggapi atau merespon sesuatu. Temperamen adalah gabungan
dari sifat/karakteristik dalam diri seseorang yang cenderung menentukan
cara ia berpikir, bertindak, dan merasa. Karakteristik fisik seseorang
berkaitan erat dengan temperamennya. Sadar atau tidak, temperamen
berpengaruh kuat dalam tingkah laku individu seharihari. Pengenalan
terhadap temperamen seseorang dapat menjadi dasar praduga bagaimana
reaksinya bila dihadapkan pada situasi tertentu.