QUALITATIVE VS. QUANTITATIVE RESEARCH Aspek Qualitative Research Quantitative Research Tujuan Memahami pengalaman, persepsi, nilai, emosi, dan interpretasi individu atau kelompok Mengukur dan menganalisis hubungan antar variabel secara statistik Sifat Data Non-numerik (kata-kata, narasi, observasi) Numerik (angka, statistik) Fokus Penelitian Mendalam (intensive) – sedikit entitas, banyak variabel Luas (extensive) – banyak entitas, sedikit variabel Proses Penelitian Fase bercampur (hipotesis & analisis bisa terjadi saat pengumpulan data) Fase terstruktur dan berurutan (desain → hipotesis → pengumpulan data → analisis) Metode Pengumpulan Data Observasi partisipan, wawancara kualitatif, focus group Survei, eksperimen, kuesioner tertutup
Using Qualitative Research Memahami kehidupan subjektif individu Penelitian kualitatif sangat cocok untuk memahami bagaimana individu mengalami, memandang, mempercayai, dan menilai dunia di sekitar mereka. Mengkaji fungsi dalam fenomena sosial dan budaya serta keterkaitan yang kompleks Metode ini ideal untuk meneliti nilai-nilai yang dianut masyarakat dan bagaimana nilai tersebut membentuk suatu sistem. Mendeskripsikan keunikan atau kekhasan budaya. Menghasilkan hipotesis baru. Penelitian kualitatif sering kali dimulai tanpa hipotesis yang jelas, melainkan dari rasa ingin tahu atau intuisi bahwa suatu hal penting untuk dikaji. Menjadi studi awal atau pelengkap studi kuantitatif. Menggunakan studi kasus untuk menguji hipotesis.
What Qualitative Research Cannot Be Used For Tidak dapat digunakan untuk generalisasi statistik Sampel dalam penelitian kualitatif umumnya terlalu kecil dan tidak dipilih secara acak, karena mereka dianggap mampu memberikan informasi yang relevan terhadap topik yang diteliti, bukan karena mewakili populasi secara statistik. Tidak menggunakan pertanyaan atau jawaban terstandarisasi Wawancara kualitatif bersifat fleksibel dan tidak menggunakan pertanyaan yang sama bagi semua responden. Tidak cocok untuk menyamakan informasi antar responden Wawancara kualitatif tidak bertujuan mengumpulkan jawaban yang dapat dibandingkan secara langsung antarresponden. Sebaliknya, setiap responden dapat diberikan pertanyaan yang berbeda untuk menggali perspektif unik mereka. Pendekatan ini berfokus pada kedalaman pemahaman, bukan pada keseragaman data.
Pemilihan Sampel Samples in Qualitative Studies Dalam penelitian kualitatif, sampel sering kali tidak dapat ditentukan sebelum kegiatan lapangan dimulai. Peneliti memilih subjek yang akan diwawancarai secara sengaja, dan dalam beberapa kasus disarankan untuk memilih sampel dengan variasi maksimal guna mendapatkan beragam informasi dan sudut pandang. Waktu dan Lokasi Penentuan waktu dan lokasi wawancara juga krusial, karena orang dapat memberikan jawaban yang berbeda tergantung pada konteks waktu dan tempat. Dalam observasi partisipatif, peneliti harus memilih siapa yang akan diamati serta kapan dan di mana pengamatan dilakukan. Misalnya, untuk meneliti rutinitas layanan makanan di rumah sakit, peneliti harus hadir saat makanan disiapkan dan disajikan. Beberapa fenomena bersifat siklik, sehingga hanya bisa dipahami jika peneliti mengikuti siklusnya, sementara fenomena lain bersifat sporadis dan memerlukan penelusuran waktu dan tempat terjadinya. Ada pula fenomena yang sangat tertutup sehingga sulit diamati langsung oleh peneliti.
Reliability and Validity Reliabilitas berkaitan dengan ketepatan dan konsistensi pelaksanaan penelitian, seperti akurasi transkripsi wawancara dalam penelitian kualitatif atau struktur kuesioner dalam penelitian kuantitatif Reliabilitas Menyangkut sejauh mana instrumen dan pendekatan penelitian benar-benar mengukur atau menggambarkan apa yang ingin diteliti. Validasi dalam konteks ini mencakup sejauh mana konsep atau temuan yang dikemukakan oleh peneliti diakui dan dirasakan relevan oleh pihak yang terlibat. Validitas Namun, proses ini penuh ketidakpastian dan sangat tergantung pada interpretasi, karena bisa saja partisipan tidak setuju atau enggan mengakui suatu konsep karena alasan pribadi atau sosial. Oleh karena itu, peneliti kualitatif harus memiliki kepekaan tinggi terhadap nuansa makna dan perbedaan pendapat dalam proses validasi, serta mampu menggunakan penilaian kritis untuk memahami berbagai respon yang muncul dari partisipan.
Ethical Challenges in Qualitative Research Informed Consent → tantangan utama karena mensyaratkan bahwa partisipan memahami sepenuhnya tujuan dan konsekuensi dari keterlibatan mereka dalam penelitian. Hal ini sulit diterapkan pada kelompok rentan seperti anak-anak atau individu dengan keterbatasan kognitif. Dalam praktiknya, peneliti harus menyatakan identitas dan tujuan penelitian secara jujur, meskipun hal ini dapat memengaruhi kealamian perilaku partisipan. Perlindungan data pribadi → menjadi perhatian utama. Hukum perlindungan data mengharuskan data dianonimkan dan dihapus setelah jangka waktu tertentu. Namun, dalam penelitian kualitatif, proses analisis yang panjang dan mendalam seringkali menuntut penelusuran ulang ke sumber asli, sehingga menyulitkan penerapan aturan ini secara ketat. Kompensasi kepada narasumber → wawancara panjang dianggap cukup berat sehingga menimbulkan harapan kompensasi. Di negara berkembang, pemberian hadiah seperti makanan bisa menjadi solusi yang etis tanpa memengaruhi data yang dikumpulkan secara signifikan. Membangun kepercayaan dan menjaga keberlanjutan penelitian merupakan bagian penting dari etika kualitatif. Peneliti harus menjaga hubungan yang baik dengan partisipan, bersikap transparan, dan tidak menimbulkan kesan eksploitatif. Etika yang baik akan membuka peluang bagi penelitian lanjutan dan memperkuat reputasi ilmiah peneliti maupun institusinya.
Qualitative Data Collection Dalam penelitian kualitatif metode tidak hanya merujuk pada teknik pengumpulan data, tetapi juga mencakup keseluruhan proses pengumpulan yang meliputi pendekatan teoritis terhadap suatu masalah, kegiatan pengumpulan data itu sendiri, serta analisis yang dilakukan selama dan setelah data dikumpulkan. Metode umum yang biasanya digunakkan, antara lain: Observasi partisipatif Wawancara kualitatif Narasi Etnografi multisitus Wawancara mode-kehidupan (life-mode interviews) Teori dasar (grounded theory) Penilaian pedesaan cepat dan penilaian pedesaan partisipatif (RRA & PRA)
Observasi partisipatif adalah metode utama dalam penelitian kualitatif yang berasal dari etnografi klasik. Peneliti terlibat langsung dalam kehidupan sehari-hari masyarakat yang diteliti, mengamati aktivitas mereka, dan berdialog untuk memahami makna dari setiap tindakan. Pendekatan ini menghasilkan dua sudut pandang: Emik, yaitu memahami budaya dari sudut pandang orang dalam. Etik, yaitu melihat pola atau hubungan yang tidak disadari oleh pelaku sendiri. Idealnya, observasi dilakukan dalam jangka panjang, minimal satu tahun, dan peneliti tinggal bersama masyarakat serta memahami bahasa lokal. Participant observation Wawancara kualitatif merupakan metode penting dalam penelitian kualitatif, terutama ketika observasi partisipatif sulit dilakukan karena keterbatasan akses atau penyebaran informan. Wawancara ini bersifat fleksibel dan bisa dilakukan secara terbuka tanpa struktur, semi-terstruktur dengan panduan topik, atau dikombinasikan dalam kuesioner kuantitatif yang menyertakan pertanyaan terbuka. Qualitative interviews
Narasi dalam penelitian kualitatif adalah cerita yang disampaikan oleh informan, biasanya dalam wawancara, untuk menggambarkan pengalaman hidup mereka—seperti kisah migrasi, riwayat pekerjaan, atau kondisi sosial. Cerita ini dipicu oleh pertanyaan dari peneliti dan diarahkan pada tema tertentu. Narasi sering kali berupa kisah singkat tentang suatu peristiwa atau periode tertentu, misalnya pengalaman medis. Karena itu, interpretasinya harus hati-hati, sama seperti dalam wawancara kualitatif pada umumnya. Narratives Etnografi multisitus adalah pendekatan yang dikembangkan untuk memahami kompleksitas budaya di masyarakat modern yang tidak lagi terbatas secara lokal. Pendekatan ini bukan metode pengumpulan data tertentu, melainkan strategi untuk mengikuti fenomena sosial lintas lokasi atau konteks. Antropolog George E. Marcus menyarankan beberapa cara, seperti: Mengikuti orang Mengikuti objek Mengikuti metafora atau konsep Mengikuti cerita Mengikuti perjalanan hidup Mengikuti konflik Multisited ethnography
Wawancara life-mode adalah metode yang dikembangkan untuk memahami kehidupan sehari-hari keluarga modern yang sibuk, tanpa harus melakukan observasi jangka panjang. Dalam metode ini, peneliti mewawancarai anggota keluarga—baik bersama-sama atau secara individu—untuk menceritakan kegiatan mereka selama satu hari penuh, dari bangun tidur hingga tidur malam. Wawancara dilakukan dengan interval waktu singkat (setiap 10–15 menit) untuk merekam aktivitas secara rinci, baik yang dilakukan sendiri maupun bersama. Life-mode interviews Grounded theory adalah metode pengumpulan dan analisis data kualitatif yang dikembangkan oleh Glaser dan Strauss pada 1960-an. Tujuannya adalah membuat penelitian kualitatif lebih sistematis dan setara dalam ketelitian dengan penelitian kuantitatif. Dalam metode ini, peneliti mencatat dan memberi kode pada interaksi tanpa teori awal—teori justru muncul dari data yang dikumpulkan. Grounded theory
Rapid Rural Assessment (RRA) dan Participatory Rural Assessment (PRA ) adalah metode untuk mengumpulkan data kualitatif dengan cepat, terutama digunakan dalam perencanaan dan evaluasi proyek. Perbedaannya, PRA lebih melibatkan partisipasi masyarakat secara aktif dibanding RRA. Keduanya menggunakan teknik sederhana dan sumber daya lokal, dan telah diterapkan baik di negara berkembang maupun maju—misalnya di Norwegia untuk menilai pelayanan kesehatan di komunitas kecil. Salah satu metode yang sering digunakan dalam RRA/PRA adalah diskusi kelompok terfokus (focus group). Dalam metode ini, sekelompok kecil orang (biasanya kurang dari 10) didampingi oleh moderator untuk mendiskusikan topik tertentu. Diskusi direkam atau dicatat, dan bisa digunakan baik sebelum studi besar dilakukan (sebagai eksplorasi awal), maupun sebagai pelengkap setelahnya. Rapid Rural Assessment (RRA) dan Participatory Rural Assessment (PRA)
Triangulation Triangulasi dalam penelitian adalah penggunaan beberapa teori, sumber data, metode, atau peneliti untuk mempelajari satu fenomena yang sama. Tujuannya adalah untuk saling melengkapi hasil dan meningkatkan keabsahan (validitas) dan ketelitian (reliabilitas) penelitian. Istilah ini berasal dari dunia pemetaan, di mana beberapa titik digunakan untuk menentukan lokasi secara akurat Triangulasi bisa dilakukan dengan menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif. Misalnya, pola yang ditemukan dalam data kuantitatif bisa ditelusuri lebih dalam dengan wawancara kualitatif, atau hasil dari penelitian kualitatif dalam satu wilayah kecil bisa diuji lebih luas lewat survei kuantitatif.
Analyses Of Qualitative Data Data dalam penelitian kualitatif sangat beragam, meliputi: Catatan harian pribadi, log proyek, wawancara tertulis, rekaman suara wawancara/fokus grup Narasi dari informan, dokumen, kliping berita, foto, video, objek, dan lainnya. Logbook proyek adalah catatan penting, mencatat fase penelitian, pertanyaan, jawaban, dan refleksi peneliti. Ini berguna untuk meninjau ulang catatan dan memahami proses berpikir selama penelitian. Logbook dapat dibagi menjadi dua bagian: catatan pribadi dan catatan sistematis berdasarkan tema. Berbeda dengan penelitian kuantitatif, analisis dalam kualitatif bersifat berkelanjutan dan terjadi sepanjang proses penelitian. Data yang dihasilkan sangat besar, misalnya satu wawancara 1 jam bisa menghasilkan 20–25 halaman transkrip. Oleh karena itu, analisis kualitatif berusaha mengatur dan memberi makna pada data.
Dua pendekatan utama dalam analisis data kualitatif: Pembentukan Konsep: Konsep tidak ditemukan tetapi diciptakan oleh peneliti dari pola berulang dalam data. Contohnya, konsep "institusi total" dari Erving Goffman, yang menjelaskan kesamaan antara rumah sakit jiwa dan penjara. Analisis Naratif: Data disusun menjadi cerita dengan awal, tengah, dan akhir. Cerita membantu mengungkap pengalaman responden, seperti studi tentang perawat Norwegia atau kehidupan pekerja seks di Nepal.
Releasing Qualitative Data Menurut Kvale, proses penelitian kualitatif terdiri dari 5 tahap emosional: Fase Antusiasme Antipositivis Peneliti memilih pendekatan yang menekankan makna, pengalaman, dan opini dibandingkan data objektif yang dapat diukur. Fase Mengutip Wawancara Peneliti sangat bersemangat untuk membagikan kutipan wawancara yang menarik, meskipun tetap memperhatikan kerahasiaan. Fase Kerja dalam Keheningan Ketika penulisan dimulai, peneliti mulai fokus dan tidak banyak berbagi. Fase ini bisa lama tergantung kompleksitas data dan kemampuan menulis. Fase Keheningan Agresif Pertanyaan dari orang lain tentang progres dianggap sebagai gangguan, bahkan terasa seperti serangan pribadi. Fase Kelelahan Fase terakhir yang paling ekstrem, di mana peneliti bisa menyerah total terhadap proyek.