RAGAM BAHASA KB 2 ORGANISASI GAGASAN KB 1 RAGAM BERBICARA A. RAGAM BERBICARA SECARA UMUM B. RAGAM BERBICARA UNTUK KEPERLUAN AKADEMIK A. MENYAMPAIKAN GAGASAN DALAM KEGIATAN B. MENGORGANISASIKAN GAGASAN DALAM KETERAMPILAN BERBICARA
KB 1 RAGAM BERBICARA A. RAGAM BAHASA SECARA UMUM DAPAT DILIHAT DARI BEBERAPA ASPEK 1. TUJUAN ASPEK 2. SITUASI BERBICARA 3. KETERLIBATAN PIHAK-PIHAK DALAM BERBICARA 4. ALUR KOMUNIKASI DALAM BERBICARA
A. RAGAM BERBICARA SECARA UMUM A. BERBICARA ARGUMENTASI Berbicara argumentasi sering digunakan untuk menyakinkan orang lain. Untuk menyakinkan orang lain, seseorang pembicara argumentasi hrus didukung oleh fakta,bukti, dan teori yang diuji kebenarannya. Contoh : Jasa dan Pengacara B. BERBICARA PERSUASIF Berbicara persuasif sering digunakan untuk memengaruhi orang lain. Contoh : Iklan produk, dan iklan layanan masyarakat. 1. RAGAM BERBICARA DILIHAT BERDASARKAN TUJUAN BERBICARA A. BERBICARA ARGUMENTASI B. BERBICARA PERSUATIF C. BERBICARA EKSPOSITIF D. BERBICARA DESKRIPTIF E. BERBICARA NARATIF
C. BERBICARA EKSPOSITIF Berbicara ekspositif digunakan untuk memperluas wawasan oendengar(informasi) Contoh : seminar,pidato, presentasi,dan sebagainya D. BERBICARA DESKRIPTIF Berbicara deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran kepada pendengar tentang suatu objek dengan sejelas-jelasnya. Contoh : Polisi meminta keterangan saksi sebuah kejadian E. BERBICARA NARATIF Berbicara naratif digunakan untuk menceritakan suatu kejadian atau perstiwa yang dialami pembicara. Bembicara naratif diikat oleh urutan waktu dan urutan tempat. Contoh : ketika menceritakan pengalaman, baik untuk kepentingan kesaksian dalam perkara hukum maupun hanya pendukung dalam bercengkrama.
2. SITUASI BERBICARA A. BERBICARA FORMAL Disebut berbicara formal karena terikat dengan situasi, tempat, dan prosedur tertentu. Pembicara harus orang yang memiliki latar belakang, kepakaran, dan keterkaitan topik yang dibahas Contoh : pidato,ceramah,wawancara,seminar,diskusi kelompok panel dan sebagainya B. BERBICARA NON FORMAL Berbicara non formal adalah kegiatan berbicara yang tidak mementingkan unsur gramatikal kalimat dan sangat tergantung kepada kesepahaman konteks ketika kalimatitu diucapkan Contoh : Percakapan,menyampaikan berita,dan menyampaikan pengumuman. SITUASI BERBICARA DAPAT BERSIFAT Formal Non formal
3. JUMLAH PIHAK YANG TERLIBAT DALAM BERBICARA A. BERBICARA INDIVIDU Berbicara individu dilakukan oleh satu orang pembicara Contoh : pidato dan monolog B. BERBICARA KELOMPOK Berbicara kelompok melibatkan banyak orang Contoh : diskusi, seminar,negosiasi dan wawancara JUMLAH PIHAK YANG TERLIBAT DALAM BERBICARA 1. BERBICARA INDUVIDUAL 2. BERBICARA KELOMPOK
4. ALUR KOMUNIKASI DALAM BERBICARA A. BERBICARA MONOLOG Kegiatan berbicara ini berlangsung satu arah. Kegiatan berbicara ini biasanya hanya untuk bersifat informatif, yaitu hanya menyampaikan informasi-informasi tertentu kepada orang lain Contoh: pidato dan pengumuman B. BERBICARA DIALOG Kegiatan berbicara yang dilakukan dua arah dan melibatkan banyak pihak. Kegiatan berbicara seperti ini dapat diwujudkan dalam beberapa format : 1 . satu pembicara dengan banyak mitra pembicara misal : presentasi 2. satu pembicara dengan satu mitra pembicara misal : wawancara
C. BERBICARA POLILOG Polilog adalah jenis kegiatan berbicara yang melibatkan partisipasi lebih dari dua orang penutur. Partisipan yang terlibat dalam pembicaraan semua berperan aktif dalam komunikasi Contoh : musyawarah, diskusi, dan debat.
B. RAGAM BERBICARA UNTUK KEPERLUAN AKADEMIK WAWANCARA SEMINAR CERAMAH DEBAT DISKUSI KELOMPOK RAGAM KEGIATAN BERBICARA YANG BERKAITAN DENGAN AKADEMIK
1. WAWANCARA Wawancara sering digunakan untuk memperoleh data, baik dilakukan secara lisan maupun tulisan . Wawancara adalah kegiatan tanya jawab yang dilakukan dengan seseorang atau narasumber untuk memperoleh informasi tertentu untuk keperluan media massa , penelitian , dan diagnosis keterampilan berbahasa . Adapun tujuannya , ada hal yang bersifat mendasar dalam kegiatan wawancara , yaitu kegiatan tanya jawab . Tampak disini bahwa keterampilan utama yang perlu dimiliki oleh seorang pengacara adalah bagaimana menyusun dan mengajukan pertanyaan dengan baik dan sesuai dengan objek yang ditanyakan . Contoh pertanyaan menurut Hendrikus : - Bagaimana pendapat anda tentang hal ini ? - Apakah anda juga tidak sependapat dengan saya ? - Adakah seorang disini yang berani berpendapat ? - Anda ingin menyatakan sesuatu ?
2. DISKUSI KELOMPOK Diskusi kelompok merupakan interaksi antara dua orang atau kelompok atau lebih untuk membicarakan satu masalah dengan tujuan bertukar pengetahuan atau memecahkan masalah dengan dipimpin oleh seorang moderator. Diskusi kelompok memiliki empat karakteristik : Melibatkan sekelompok individu Melibatkan peserta dalam interaksi tatap muka tidak formal Memiliki tujuan dan kerja sama Mengikuti aturan Agar diskusi berjalan dengan efektif maka peserta diskusi perlu memahami langkah-langkahnya : Langkah persiapan Pelaksanaan diskusi Menutup diskusi
3. DEBAT Debat masih termasuk kegiatan diskusi kelompok . Tujuan berdebat adalah memenangkan perdebatan dengan adu pendapat . Tiap-tiap pihak saling menyampaikan pendapatnya disertai dengan bukti yang mendukung sehingga pihak tersebut dapat menguatkan pendapatnya dan mematahkan pendapat lawan . Etika dalam berdebat : Menggunakan pikiran logis dan memiliki pengetahuan yang mendukung tentang topik yang dibahas dalam debat Mengunakan Bahasa yang baik , benar , komunikatif , dan tanggap terhadap respons yang diterima Tidak diperbolehkan menyangkutpautkan pembahasan dengan SARA.
4. CERAMAH Banyak yang menyamakan pengertian ceramah dan pidato . Pidato adalah kegiatan berbicara yang bersifat satu arah , sedangkan ceramah adalah dialog dua arah . Agar ceramah berhasil dengan maksimal , ada beberapa hal yang harus dilakukan : Tahap persiapan Tahap pelaksanaan 1). Pembukaan 2). Pemakalahan 3). Penutup 4). Memberi kesempatan untuk bertanya 5. SEMINAR Kata seminar berasal dari kata latin seminarum , yang berarti tanah tempat menanam benih . Tujuan dari seminar : Meningkatkan kemampuan seseorang dalam menganalilis masalah secara ilmiah Memantapkan wawasan seseorang terhadap permasalahan ilmiah atau isu-isu ilmiah Melatih seseorang dalam mengemukakan pendapat secara sistematis dan logis .