RANCANGAN PENGEMBANGAN PROGRAM PAUD NONFORMAL .docx

anggun284458 19 views 22 slides Jan 20, 2025
Slide 1
Slide 1 of 22
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22

About This Presentation

rancangan program


Slide Content

RANCANGAN PENGEMBANGAN PROGRAM PAUD NONFORMAL
SESUAI TUNTUTAN KEBUTUHAN MASYARAKAT SEKARANG
Mata Kuliah :
Pengembangan Program Paud Nonformal
Dosen Pengampu :
Dr. Ismaniar, M.Pd
Dr. Syuraini, M.Pd
Oleh:
Anggun Muliya Warni (23359004)
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN NON FORMAL
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2024

A. Latar Belakang
Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan fase penting dalam membentuk
karakter, kecerdasan, dan keterampilan anak. Pada usia ini, anak berada dalam
periode emas perkembangan (golden age), sehingga stimulasi yang diberikan akan
berdampak signifikan pada perkembangan kognitif, sosial, emosional, dan motorik
mereka. Oleh karena itu, diperlukan program pembelajaran yang komprehensif dan
terintegrasi untuk mendukung perkembangan anak secara optimal.
Budaya Minangkabau, sebagai salah satu warisan budaya Indonesia, memiliki
nilai-nilai kearifan lokal seperti gotong royong, penghormatan terhadap orang tua, dan
nilai-nilai agama yang luhur. Sayangnya, perkembangan zaman dan globalisasi
menyebabkan pengenalan budaya lokal mulai tergerus. Oleh karena itu, program ini
bertujuan untuk melestarikan budaya Minangkabau dan mengenalkannya kepada anak
usia dini agar mereka memiliki identitas budaya yang kuat sejak dini.
Selain itu, kemampuan numerasi merupakan keterampilan dasar yang harus
dikuasai sejak dini. Melalui metode Jarimatika, anak-anak diajarkan matematika
dengan cara yang praktis dan menyenangkan, menggunakan jari sebagai alat bantu.
Pendekatan ini membantu anak memahami konsep dasar matematika sekaligus
melatih logika dan keterampilan berpikir kritis. Di sisi lain, perkembangan teknologi
mengharuskan anak-anak masa kini untuk memahami literasi digital. Pengenalan
dasar coding pada anak usia dini menjadi salah satu cara untuk melatih kreativitas,
pemecahan masalah, dan berpikir logis.
Program ini juga dirancang untuk menjawab kebutuhan orang tua yang bekerja,
dengan menyediakan layanan day care yang tidak hanya aman tetapi juga mendidik.
Dengan mengintegrasikan pembelajaran berbasis budaya Minangkabau, numerasi,
dan teknologi, program ini memberikan solusi komprehensif bagi orang tua yang
ingin memberikan pendidikan berkualitas kepada anak-anak mereka.
Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, pendidik, dan orang tua menjadi
kunci keberhasilan program ini. Pendidikan anak usia dini yang efektif membutuhkan
keterlibatan multisektoral untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang inklusif,
berkelanjutan, dan relevan dengan kebutuhan zaman. Dengan pendekatan ini, program
ini diharapkan mampu menjawab tantangan globalisasi yang sering kali mengurangi
perhatian terhadap nilai budaya lokal, serta mempersiapkan anak-anak untuk
menghadapi masa depan yang penuh tantangan.

B. Desain Program Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal (Day Care) Berbasis
Budaya Minangkabau Yang Berkolaborasi Dengan Pembelajaran Jarimatika
Dan Coding
Aspek Desain Keterangan
Nama Program
Day Care Anak Usia Dini Berbasis Budaya Minangkabau dengan
Kolaborasi Jarimatika dan Coding
Tujuan Umum
Membentuk anak usia dini yang berkarakter, kreatif, dan cerdas
melalui pengenalan budaya Minangkabau, numerasi, dan coding.
Tujuan Khusus
Budaya Minangkabau:
1. Menanamkan nilai-nilai budaya Minangkabau seperti
menghormati orang tua, gotong royong, dan kebersamaan.
2. Memperkenalkan tradisi dan warisan budaya Minangkabau
melalui cerita rakyat, permainan, lagu, dan seni.
3. Mengembangkan keterampilan motorik halus dan kasar melalui
kegiatan seni budaya (misalnya membuat miniatur rumah gadang).
Jarimatika:
1. Mengembangkan kemampuan kognitif anak melalui pembelajaran
matematika dengan pendekatan praktis dan menyenangkan
2. Melatih anak memahami konsep numerasi dasar (penjumlahan,
pengurangan, perkalian, pembagian) dengan alat bantu visual.
3. Membantu anak memecahkan masalah sederhana dalam
kehidupan sehari-hari dengan logika matematika.
Coding:
1. Mengenalkan anak pada konsep dasar algoritma melalui aktivitas
coding berbasis permainan.
2. Meningkatkan kemampuan berpikir logis dan kreatif anak melalui
desain proyek digital sederhana.
3. Membiasakan anak menggunakan teknologi dengan cara yang
positif dan edukatif.

Tujuan Kolaborasi
Orang Tua dan Keluarga:
1. Meningkatkan partisipasi orang tua dalam pendidikan anak usia
dini melalui pelatihan dan kegiatan bersama.
2. Membangun sinergi antara nilai-nilai budaya lokal, keterampilan
numerasi, dan teknologi untuk mendukung tumbuh kembang anak.
Masyarakat:Menghidupkan kembali permainan dan seni budaya
Minangkabau di tengah keluarga dan masyarakat sekitar.
Kategori SasaranRincian Detail
Sasaran Utama
Anak Usia Dini (3-6 Tahun):
1. Anak-anak yang tergabung dalam layanan day care nonformal
2. Anak-anak yang belum mendapatkan akses pembelajaran berbasis
budaya dan teknologi.
3. Anak-anak yang menunjukkan minat pada aktivitas kreatif dan
interaktif.
Sasaran Pendukung
Orang Tua/Wali Anak:
1. Orang tua yang ingin mendukung pengembangan karakter,
numerasi, dan keterampilan teknologi anak.
2. Keluarga yang memiliki komitmen terhadap pelestarian budaya
lokal
3. Orang tua yang terbuka untuk belajar dan terlibat dalam kegiatan
pengasuhan berbasis kolaborasi.
Pendidik Day Care:
Tenaga pendidik atau fasilitator yang ingin meningkatkan kapasitas
mereka dalam mengajarkan budaya, Jarimatika, dan coding.
Sasaran
Lingkungan
Komunitas Lokal:
1. Masyarakat di sekitar lokasi day care, khususnya yang ingin
mendukung program berbasis budaya Minangkabau.
2. Pelaku seni dan budaya Minangkabau yang dapat berkolaborasi
untuk memberikan pengalaman langsung kepada anak.
Sasaran Geografis
1. Lokasi day care yang berada di wilayah Minangkabau atau
memiliki komunitas Minangkabau di luar daerah.
2. Lingkungan yang membutuhkan penguatan budaya lokal dan
pendidikan berbasis teknologi bagi anak usia dini.
METODE Budaya Minangkabau :

PEMBELAJARAN
1. Cerita Rakyat :
a. Menceritakan kisah-kisah legendaris seperti Malin Kundang dan
Cindua Mato untuk menanamkan nilai moral.
b. Menggunakan buku bergambar dan wayang tradisional sebagai
alat bantu visual.
2. Lagu dan Tarian Tradisional:
a. Mengajarkan lagu Minangkabau seperti Ayam Den Lapeh untuk
melatih pendengaran dan ekspresi.
b. Aktivitas menari Randai untuk melatih koordinasi motorik dan
mengenalkan pola gerak budaya.
3. Permainan Tradisional:
a. Mengadakan permainan seperti Galombang, Gasing, dan
Tengkalak
b. Meningkatkan keterampilan sosial melalui permainan kelompok.
4. Seni dan Kerajinan:
a. Membuat miniatur rumah gadang atau baju adat dengan kertas
atau bahan daur ulang.
b. Menggunakan seni sebagai media untuk mengenalkan simbol
budaya.
Jarimatika
1. Manipulatif Visual:
a. Menggunakan jari sebagai alat bantu untuk memahami operasi
matematika dasar (penjumlahan, pengurangan).
b. Mengintegrasikan alat bantu lain seperti kancing, biji-bijian, atau
batu kecil untuk mendukung pembelajaran.
2. Latihan Praktis:
a. Menyusun soal matematika sederhana dalam bentuk permainan
(puzzle, flashcard).
b. Menggunakan metode kompetisi ramah anak untuk memotivasi
belajar.
3. Cerita dan Narasi:
a. Mengaitkan cerita kehidupan sehari-hari dengan konsep
matematika untuk mempermudah pemahaman anak.

Coding
1. Permainan Interaktif:
a. Menggunakan aplikasi seperti Scratch Jr untuk mengajarkan
konsep algoritma sederhana.
b. Memberikan tantangan kecil seperti membuat karakter berjalan,
berbicara, atau melompat.
2. Storytelling Digital:
a. Membantu anak membuat cerita digital interaktif dengan animasi
sederhana.
b. Mendorong anak untuk menggambar karakter dan menyusunnya
menjadi cerita interaktif.
3. Problem Solving: Memberikan masalah sederhana untuk
diselesaikan anak dengan logika coding, seperti membuat permainan
labirin.
4. Integrasi Metode : Menyusun kurikulum tematik yang
menggabungkan budaya Minangkabau, Jarimatika, dan coding dalam
satu aktivitas.
Contoh: Membuat cerita digital tentang budaya Minangkabau sambil
memasukkan perhitungan matematis sederhana.
Aspek Materi
Pembelajaran
Rincian Detail
Budaya
Minangkabau
1. Cerita Rakyat:
Malin Kundang: Mengenalkan nilai hormat kepada orang tua dan
dampak sikap durhaka.
Cindua Mato: Memahami keberanian, kerja keras, dan strategi dalam
kehidupan.
Kaba Si Untuang: Kisah lokal yang menanamkan sikap pantang
menyerah.
2. Lagu dan Musik Tradisional:
Lagu: Ayam Den Lapeh, Gelang Sipaku Gelang, dan Kambanglah
Bungo.
Pengenalan alat musik tradisional seperti talempong dan saluang.
3. Permainan Tradisional:
Galombang: Melatih keseimbangan dan kerjasama.

Gasing: Mengembangkan koordinasi motorik.
Tengkalak: Belajar peran dan aturan dalam permainan kelompok
4. Seni dan Kerajinan:
Membuat miniatur rumah gadang.
Membuat motif kain songket menggunakan alat lukis.
5. Adat dan Tradisi:
Memahami filosofi rumah gadang dan pakaian adat.
Melatih anak untuk berbicara dengan bahasa sopan dalam dialog
adat.
Jarimatika
1. Konsep Dasar Matematika:
Penjumlahan dan pengurangan sederhana menggunakan jari
Perkalian dan pembagian dengan metode visual menggunakan
kancing atau batu kecil.
2. Permainan Numerasi:
Menyusun angka dalam urutan dengan puzzle atau flashcard
Permainan berhitung cepat dengan manipulatif.
3. Aplikasi Kehidupan Sehari-hari:
Menghitung benda sehari-hari seperti buah, mainan, atau alat tulis.
Membuat pola angka menggunakan biji-bijian atau blok bangunan
Coding
1. Pengenalan Algoritma:
Mengenal konsep "urutkan", "ulang", dan "jika-maka" dengan contoh
sederhana.
Aktivitas seperti mengurutkan langkah untuk membuat jus atau
menyusun puzzle digital.
2. Storytelling Digital:
Membuat cerita interaktif dengan karakter budaya Minangkabau
menggunakan Scratch Jr.
Menyusun urutan cerita dengan elemen animasi sederhana.
3. Permainan Coding:
Mengontrol karakter dalam aplikasi untuk mencapai tujuan (labirin
atau tantangan interaktif).
Membuat tombol animasi berbunyi dengan hasil karya anak.
Integrasi Proyek Tematik:

Antar Materi
Membuat animasi cerita rakyat Minangkabau dengan elemen coding
sederhana.
Memasukkan perhitungan numerasi dalam cerita digital (contoh:
menghitung buah hasil panen dalam cerita).
Aspek Waktu
Pelaksanaan
Rincian Detail
Durasi
Program
- Program berlangsung selama 1 tahun ajaran (12 bulan).
- Setiap minggu berlangsung selama 5 hari kerja (Senin-Jumat).
- Setiap hari terdiri dari 3 sesi utama: budaya Minangkabau, numerasi
(Jarimatika), dan coding.
Jadwal Harian1. Sesi Pagi (08:00 - 10:00):
- Kegiatan utama budaya Minangkabau: cerita rakyat, seni, atau permainan tradisional.
2. Sesi Tengah Hari (10:30 - 12:00):
- Kegiatan numerasi (Jarimatika): pembelajaran numerasi interaktif berbasis permainan
dan alat bantu visual.
- Istirahat sejenak untuk makan siang.
3. Sesi Siang (13:00 - 15:00):
- Kegiatan coding: storytelling digital, proyek coding, atau permainan algoritma
sederhana.
- Penutupan hari dengan refleksi singkat atau diskusi santai.
Jadwal
Mingguan
- Senin - Rabu: Fokus pada materi inti (budaya Minangkabau, Jarimatika,
dan coding secara tematik).
- Jumat: Hari evaluasi ringan (misalnya: presentasi hasil proyek, permainan kelompok)
dan aktivitas rekreatif.
Sesi Khusus
Bulanan
- Minggu ke-1: Acara bertema budaya Minangkabau (pameran kerajinan,
pertunjukan seni, atau bazar makanan lokal).
- Minggu ke-3: Presentasi coding sederhana dari anak-anak kepada orang tua atau
fasilitator lain.
Libur dan
Hari Besar
- Program mengikuti kalender lokal untuk libur nasional dan hari besar
agama.
- Liburan khusus selama 2 minggu di akhir semester (bulan Desember dan Juni).
Evaluasi - Setiap Akhir Bulan: Evaluasi perkembangan anak melalui portofolio

Berkala dan laporan bulanan kepada orang tua.
- Akhir Semester: Mengadakan showcase karya anak, seperti cerita digital, kerajinan
budaya, atau permainan coding.
Durasi Fleksibel
- Anak dapat mengikuti program secara penuh (5 hari) atau parsial (2-3
hari per minggu), sesuai kebutuhan keluarga.
Kualifikasi
Pendidik
1. Pendidik Budaya Minangkabau:
- Lulusan pendidikan PAUD atau seni budaya dengan pengetahuan
mendalam tentang budaya Minangkabau.
- Memiliki pengalaman dalam mengajarkan seni, kerajinan, dan tradisi
lokal kepada anak usia dini.
2. Pendidik Jarimatika:
- Memiliki pelatihan khusus dalam metode Jarimatika atau pembelajaran
numerasi kreatif untuk anak usia dini.
- Lulusan pendidikan dengan spesialisasi matematika dasar atau
pembelajaran kreatif anak usia dini.
3. Pendidik Coding:
- Memiliki keterampilan dalam menggunakan aplikasi coding sederhana
seperti Scratch Jr atau sejenisnya.
- Mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis teknologi dengan
pendekatan ramah anak.
Peran Pendidik1. Fasilitator Pembelajaran:
- Membimbing anak-anak dalam setiap sesi pembelajaran (budaya,
numerasi, coding).
- Menyiapkan alat bantu, materi, dan aktivitas yang sesuai dengan tema
pembelajaran harian.
2. Pendamping Anak:
- Menjadi pendamping anak dalam eksplorasi, bermain, dan belajar
untuk memastikan anak merasa nyaman dan termotivasi.
- Mengawasi perkembangan kognitif, sosial, emosional, dan motorik
anak selama program berlangsung.
3. Penghubung dengan Orang Tua:

- Memberikan laporan perkembangan anak secara berkala.
- Melibatkan orang tua dalam kegiatan kolaboratif seperti pelatihan
budaya atau coding.
Pelatihan
Pendidik
1. Pelatihan Awal Program:
- Pelatihan intensif selama 1 bulan sebelum program dimulai, meliputi:
- Pengajaran budaya Minangkabau (cerita rakyat, seni, permainan).
- Metode Jarimatika untuk pembelajaran numerasi.
- Penggunaan aplikasi coding untuk anak usia dini.
2. Pelatihan Berkala:
- Workshop bulanan untuk meningkatkan keterampilan pendidik dan
evaluasi metode pembelajaran.
Jumlah
Pendidik
- Setiap kelas (15-20 anak) didampingi oleh 3 pendidik utama: satu
untuk budaya Minangkabau, Jarimatika, dan coding.
- Didukung oleh asisten pendidik yang membantu logistik dan
pendampingan anak secara personal.
Kriteria
Tambahan
- Mampu bekerja sama dalam tim lintas disiplin (budaya, numerasi,
teknologi).
- Kreatif dan inovatif dalam merancang aktivitas pembelajaran yang
menyenangkan.
- Memiliki kesabaran tinggi dan mampu berkomunikasi dengan baik
dengan anak usia dini dan orang tua.
Insentif dan
Penghargaan
- Gaji sesuai standar profesional pendidik day care nonformal.
- Penghargaan berkala untuk pendidik berprestasi berdasarkan evaluasi
kinerja.
- Kesempatan pengembangan profesional melalui pelatihan dan
sertifikasi tambahan.
Media
Pembelajaran
Budaya
Minangkabau
1. Cerita Rakyat:
- Buku cerita bergambar tentang kisah Malin Kundang, Cindua Mato,
dan Kaba Si Untuang.
- Video animasi interaktif yang menampilkan cerita rakyat

Minangkabau.
2. Lagu dan Musik Tradisional:
- Rekaman audio lagu-lagu tradisional seperti Ayam Den Lapeh dan
Kambanglah Bungo.
- Alat musik mini seperti talempong, saluang, dan gendang untuk
eksplorasi anak.
3. Permainan Tradisional:
- Peralatan seperti gasing tradisional, bola dari anyaman rotan (takraw),
dan alat permainan galombang.
4. Seni dan Kerajinan:
- Kertas, kain perca, cat air, pensil warna, dan lem untuk membuat
miniatur rumah gadang atau motif songket.
Contoh fisik pakaian adat Minangkabau (miniatur bundo kanduang)
Media
Pembelajaran
Jarimatika
1. Alat Manipulatif:
- Kancing warna-warni, biji jagung, batu kecil, atau stik es krim untuk
perhitungan visual.
- Flashcard angka untuk mengenalkan konsep penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian.
2. Media Digital:
- Aplikasi numerasi sederhana di tablet atau komputer yang mendukung
pembelajaran interaktif.
3. Media Cetak:
- Buku kerja anak yang berisi latihan matematika kreatif
- Puzzle angka untuk melatih pola berpikir logis.
Media
Pembelajaran
Coding
1. Media Digital:
- Aplikasi coding ramah anak seperti Scratch Jr, Kodable, dan Blockly.
- Tablet atau laptop untuk mengakses aplikasi dan membuat proyek
coding sederhana.
2. Alat Manipulatif :
- Kartu algoritma (berisi instruksi sederhana: maju, mundur, melompat)
untuk latihan offline tanpa perangkat digital.

3. Proyek Visual:
- Proyektor dan layar untuk menampilkan hasil proyek coding anak
- Kertas dan spidol untuk menggambar storyboard sebelum membuat
proyek digital.
Media
Pendukung
Umum
- Ruang Kelas Tematik: Didekorasi dengan elemen budaya
Minangkabau seperti poster rumah gadang dan motif songket.
- Alat Tulis: Pensil, spidol, papan tulis, dan buku tulis khusus untuk
dokumentasi kegiatan anak.
- Teknologi Pendukung:Akses internet untuk mengunduh aplikasi atau
sumber daya pembelajaran tambahan.
Printer untuk mencetak hasil karya digital anak
Media Evaluasi
- Buku portofolio untuk menyimpan hasil karya anak, seperti kerajinan,
laporan proyek coding, atau latihan numerasi.
- Kamera atau perangkat untuk mendokumentasikan aktivitas anak
secara visual dan audiovisual.
Pengelolaan
Media dan Alat
- Alat dan media disimpan dalam lemari khusus dengan
pengelompokan berdasarkan jenis (budaya, numerasi, coding).
- Checklist inventaris untuk memastikan semua alat dalam kondisi baik
dan tersedia sesuai kebutuhan.
Aspek
Pembiayaan Per
Anak
Biaya Pembelajaran Bulanan Yaitu Biaya Pendidikan:
- Biaya operasional untuk pengajaran materi budaya Minangkabau,
numerasi, dan coding.
- Biaya pengembangan dan pembaruan kurikulum, serta penerapan
metode pembelajaran yang terintegrasi.
Biaya Media
dan Alat
Pembelajaran
Pembelian Alat dan Media:
- Alat untuk pembelajaran budaya, seperti bahan kerajinan tangan, alat
musik tradisional, dan bahan cerita rakyat.
- Alat untuk pembelajaran numerasi (kartu angka, papan hitung, dan alat
manipulatif lainnya).
- Perangkat teknologi untuk coding, seperti tablet, laptop, atau aplikasi
pembelajaran coding.
Biaya Kegiatan 1. Acara dan Festival:Biaya untuk acara tahunan yang melibatkan anak

Khusus
dan orang tua, seperti festival budaya dan presentasi hasil belajar.
2. Hari Khusus Orang Tua:Pengeluaran untuk kegiatan yang
melibatkan orang tua secara langsung, termasuk transportasi dan
konsumsi.
Biaya Kegiatan
Ekstrakurikuler
1. Kegiatan Rekreatif dan Pembelajaran Luar Ruangan:
- Biaya untuk kegiatan yang dilakukan di luar ruangan, seperti
permainan tradisional atau olahraga.
- Biaya transportasi dan logistik untuk kegiatan luar ruangan yang
melibatkan kunjungan budaya
Biaya
Infrastruktur
1. Fasilitas Kelas dan Ruang Pembelajaran:Biaya sewa atau
pemeliharaan ruang kelas dan fasilitas pembelajaran yang mendukung
kegiatan budaya dan teknologi.
2. Peralatan Kelas:Biaya untuk meja, kursi, lemari penyimpanan alat,
papan tulis, dan peralatan lainnya yang dibutuhkan untuk pembelajaran.
Biaya
Administrasi
1. Pengelolaan Program: Biaya administrasi untuk pengelolaan data
anak, laporan perkembangan, dan komunikasi dengan orang tua.
2. Biaya Pendaftaran dan Pembaruan Data: Biaya pendaftaran anak
dan pembaruan data tahunan
Biaya Pendidik
1. Gaji Pendidik: Pembayaran untuk pendidik yang terlibat dalam
program, baik untuk sesi pembelajaran rutin maupun kegiatan tambahan.
2. Pelatihan Pendidik: Biaya untuk pelatihan pendidik mengenai
budaya Minangkabau, numerasi, dan teknologi, agar mereka dapat
mengajar secara efektif.
Biaya
Cadangan
1. Dana Kontinjensi: Dana yang dialokasikan untuk kebutuhan
mendesak atau keadaan darurat yang mungkin muncul selama
pelaksanaan program.
Estimasi Total
Pembiayaan Per
Anak
1. Total Pembiayaan Per Bulan: Estimasi biaya bulanan yang
mencakup semua biaya operasional dan program pembelajaran yang
dijalankan per anak.
2. Total Pembiayaan Per Tahun: Estimasi biaya tahunan yang
mencakup seluruh biaya yang diperlukan untuk menjalankan program ini
per anak.

Rancangan Rincian Biaya Untuk Menjalankan Program Pendidikan Anak Usia
Dini Nonformal Day Care Berbasis Budaya Minangkabau Dan Kolaborasi
Dengan Program Jarimatika Serta Coding:
Kategori Biaya Rincian Biaya
Estimasi Biaya
(Per Anak)
Biaya Pendidik 1. Gaji Pendidik Rp 1.500.000/bulan
- Gaji pendidik utama dan asisten
pendidik.
2. Pelatihan Pendidik Rp 300.000/tahun
- Biaya untuk pelatihan pendidik terkait
metode budaya Minangkabau, Jarimatika,
dan coding.
Biaya Pembelajaran
1. Pengembangan Kurikulum dan
Materi
Rp 200.000/tahun
- Pembelian buku, alat bantu ajar, dan
materi pembelajaran.
2. Biaya Pembelajaran Bulanan Rp 500.000/bulan
- Biaya untuk pembelajaran budaya
Minangkabau, numerasi (Jarimatika), dan
coding.
Biaya Media dan Alat
Pembelajaran
1. Alat Budaya Rp 100.000/tahun
- Pengadaan alat untuk pembelajaran
budaya (misal: alat musik tradisional,

Kategori Biaya Rincian Biaya
Estimasi Biaya
(Per Anak)
bahan kerajinan).
2. Alat Numerasi dan Coding Rp 150.000/tahun
- Pembelian alat numerasi (misal: kartu
angka, papan hitung) dan perangkat untuk
coding (tablet, laptop, aplikasi).
Biaya Kegiatan
Khusus
1. Kegiatan Orang Tua dan FestivalRp 200.000/tahun
- Biaya untuk acara khusus dengan orang
tua, seperti festival budaya atau presentasi
hasil belajar anak.
Biaya Infrastruktur1. Sewa Ruang Kelas dan FasilitasRp 500.000/bulan
- Biaya sewa atau pemeliharaan ruang
kelas dan fasilitas pendukung kegiatan
belajar (termasuk alat peraga).
Biaya Administrasi
dan Pengelolaan
1. Administrasi Umum Rp 100.000/bulan
- Biaya administrasi untuk pengelolaan
data anak, komunikasi dengan orang tua,
dan laporan perkembangan anak.
Biaya Kegiatan
Ekstrakurikuler
1. Kegiatan Luar Ruangan dan
Rekreasi
Rp 100.000/tahun
- Biaya transportasi dan kegiatan rekreasi
luar ruangan (misalnya kunjungan ke situs
budaya atau permainan tradisional).
Cadangan Dana 1. Dana Tak Terduga Rp 50.000/tahun
- Cadangan untuk kebutuhan mendesak
atau keadaan darurat yang mungkin terjadi
selama pelaksanaan program.
Total Estimasi Pembiayaan Per Anak Rp

Kategori Biaya Rincian Biaya
Estimasi Biaya
(Per Anak)
3.550.000/tahun
Keterangan: - Estimasi biaya dapat bervariasi tergantung pada lokasi, jumlah anak,
dan kebutuhan spesifik lainnya, dan Biaya per anak dihitung berdasarkan estimasi
tahunan. Pembayaran bulanan dapat disesuaikan sesuai dengan kebijakan program.
Evaluasi Program, Tindak Lanjut, Implementasi, Dan Pengembangan :
Aspek Rincian Detail
Evaluasi Program1. Evaluasi Harian:
- Pengamatan langsung terhadap aktivitas anak (partisipasi,
keterampilan sosial, dan ketercapaian tujuan pembelajaran).
- Catatan refleksi harian oleh pendidik terkait keberhasilan
metode dan media yang digunakan.
2. Evaluasi Bulanan:
- Penilaian melalui portofolio anak, mencakup hasil karya
budaya, numerasi, dan proyek coding.
- Diskusi kelompok pendidik untuk meninjau progres anak dan
menemukan tantangan dalam pelaksanaan program.
3. Evaluasi Semester:
- Presentasi karya anak (cerita digital, proyek budaya, atau
numerasi) kepada orang tua dan komunitas.
- Umpan balik dari orang tua melalui survei kepuasan tentang
perkembangan anak dan kualitas program.
- Rapat internal untuk menilai keberhasilan keseluruhan program
berdasarkan indikator kinerja utama (KPI).
4. Evaluasi Akhir Program:
- Dokumentasi komprehensif tentang capaian anak selama
program berlangsung.
- Laporan akhir kepada pemangku kepentingan (orang tua,

Aspek Rincian Detail
pengelola daycare, dan komunitas).
Tindak Lanjut 1. Tindak Lanjut Individu:
- Merancang rencana pengembangan personal untuk anak-anak
dengan kebutuhan khusus atau perkembangan yang belum
optimal.
- Memberikan rekomendasi kegiatan lanjutan kepada orang tua,
seperti aktivitas numerasi atau coding di rumah.
2. Tindak Lanjut Kelompok:
- Menyesuaikan metode pembelajaran berdasarkan hasil evaluasi,
seperti penggunaan alat atau media baru.
- Mengadakan pertemuan rutin dengan orang tua untuk berbagi
tips pembelajaran budaya, numerasi, dan teknologi.
3. Pengembangan Komunitas:
- Membangun komunitas orang tua untuk mendukung
pembelajaran di luar daycare (misalnya, kelompok belajar
coding).
Implementasi 1. Strategi Implementasi Awal:
- Menyiapkan kurikulum berbasis budaya Minangkabau dengan
integrasi metode Jarimatika dan coding.
- Melibatkan para ahli budaya, numerasi, dan teknologi dalam
pengembangan materi dan pelatihan pendidik.
2. Proses Pelaksanaan:
- Memulai program secara bertahap, memastikan kesiapan alat,
media, dan pendidik.
- Menjalankan monitoring harian untuk memastikan kelancaran
setiap sesi pembelajaran.
3. Evaluasi Berkala Implementasi:
- Memperbaiki program berdasarkan umpan balik awal dari
pendidik dan orang tua selama tiga bulan pertama.
- Meningkatkan pelibatan anak dalam perancangan aktivitas agar
sesuai dengan minat mereka.

Aspek Rincian Detail
Pengembangan
Program
1. Pengembangan Kurikulum:
- Menambahkan tema budaya lain yang relevan untuk
memperluas wawasan anak (contoh: budaya Nusantara).
- Mengembangkan level coding yang lebih tinggi untuk anak
yang sudah mahir.
2. Kolaborasi Eksternal:
- Bermitra dengan lembaga pendidikan atau komunitas budaya
untuk pengayaan materi.
- Mengundang narasumber dari komunitas teknologi untuk
berbagi wawasan seputar coding bagi anak usia dini.
3. Peningkatan Kompetensi Pendidik:
- Pelatihan lanjutan bagi pendidik terkait teknologi baru atau
metode pembelajaran inovatif.
- Sertifikasi pendidik dalam bidang numerasi kreatif atau
pengajaran berbasis budaya.
4. Pengembangan Infrastruktur:
- Menyediakan fasilitas belajar berbasis teknologi yang lebih
canggih (contoh: laboratorium coding mini).
- Membuka kelas baru untuk memenuhi permintaan yang
meningkat dari masyarakat.

Kolaborasi Dengan Orang Tua Secara Rinci Dan Lengkap:
Aspek Kolaborasi
dengan Orang Tua
Rincian Detail
Pemberdayaan Orang
Tua
1. Workshop Bulanan:
- Mengadakan pelatihan untuk orang tua terkait budaya
Minangkabau, seperti cara membuat kerajinan atau memasak
makanan tradisional.
- Pelatihan penggunaan aplikasi coding sederhana agar orang
tua dapat mendampingi anak di rumah.
2. Parenting Class:
- Diskusi tentang pola asuh yang mendukung perkembangan
anak usia dini.
- Panduan mendukung penguatan numerasi anak
menggunakan metode Jarimatika di rumah.
Komunikasi Rutin 1. Laporan Harian dan Bulanan:
- Buku komunikasi harian untuk melaporkan aktivitas dan
pencapaian anak setiap hari.
- Laporan bulanan yang mencakup perkembangan sosial-
emosional, kognitif, dan keterampilan khusus anak (budaya,
numerasi, coding).
2. Grup Komunikasi Digital:
- Membuat grup WhatsApp atau aplikasi serupa untuk
memfasilitasi diskusi cepat antara pendidik dan orang tua.
- Pembaruan berkala tentang kegiatan, jadwal, atau
pemberitahuan penting.

Aspek Kolaborasi
dengan Orang Tua
Rincian Detail
Pelibatan dalam
Kegiatan
1. Hari Khusus Orang Tua:
- Mengadakan hari khusus (sebulan sekali) di mana orang tua
berpartisipasi dalam kegiatan bersama anak, seperti membuat
proyek budaya.
2. Showcase Proyek Anak:
- Mengundang orang tua untuk menghadiri presentasi hasil
proyek coding atau budaya yang dilakukan anak.
- Orang tua dapat memberikan masukan dan apresiasi
langsung terhadap karya anak.
Kolaborasi Evaluasi1. Pertemuan Orang Tua dan Pendidik:
- Rapat triwulan untuk mendiskusikan perkembangan anak
dan rencana pembelajaran ke depan.
2. Survei dan Umpan Balik:
- Memberikan kuesioner kepada orang tua untuk
mengevaluasi program, metode pembelajaran, dan
perkembangan anak.
Dukungan Belajar di
Rumah
1. Panduan Aktivitas Rumah:
- Buku panduan aktivitas berbasis budaya Minangkabau,
numerasi, dan coding untuk dilakukan di rumah.
- Video tutorial yang membantu orang tua mendampingi
anak dalam kegiatan belajar.
2. Pinjaman Media Belajar:
- Meminjamkan alat manipulatif sederhana (seperti kartu
angka atau algoritma) kepada orang tua untuk digunakan di
rumah.
Kegiatan Kolaboratif
Khusus
1. Festival Budaya Keluarga:

Aspek Kolaborasi
dengan Orang Tua
Rincian Detail
- Mengadakan festival tahunan di mana anak-anak dan orang
tua bersama-sama menunjukkan karya budaya, numerasi,
dan coding.
2. Program Pengayaan Bersama:
- Mengundang orang tua untuk berbagi keterampilan mereka
(misalnya, memasak tradisional atau keterampilan IT
sederhana).
3. Aktivitas Sosial Komunitas:
- Orang tua bersama anak mengikuti kegiatan sosial seperti
berbagi makanan khas Minangkabau di lingkungan sekitar.
C. PENUTUPAN
1. Kesimpulan

Program pendidikan anak usia dini nonformal ini dirancang untuk memberikan
pembelajaran holistik yang mengintegrasikan budaya lokal Minangkabau dengan
kemampuan numerasi dan teknologi modern. Tujuannya adalah mencetak generasi
yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki nilai budaya yang kuat,
kreativitas, dan keterampilan abad ke-21. Kolaborasi antara pihak pemerintah,
masyarakat, orang tua, dan pihak swasta menjadi kunci utama keberhasilan program
ini.Integrasi Budaya, Numerasi, dan Coding: Program ini memberikan pendekatan
yang unik dengan menggabungkan budaya Minangkabau sebagai identitas lokal
dengan pembelajaran numerasi melalui metode Jarimatika dan coding.
Kolaborasi dengan Orang Tua: Program ini juga mengutamakan peran serta
orang tua dalam proses pembelajaran anak melalui kegiatan bersama dan komunikasi
yang aktif, dan Sarana dan Prasarana yang Memadai yaitu dukungan fasilitas yang
lengkap menjadi pendukung penting keberhasilan program, serta adanya Komitmen
Berkelanjutan yaitu melalui Evaluasi dan pengembangan terus-menerus diperlukan
untuk memastikan keberlanjutan dan peningkatan kualitas program ini.
2. Saran
a.Peningkatan Kompetensi Pendidik: Melakukan pelatihan secara rutin agar pendidik
memiliki kemampuan yang terus berkembang dalam menyampaikan materi budaya,
numerasi, dan coding.
b.Partisipasi Aktif Orang Tua: Memberikan pemahaman kepada orang tua mengenai
pentingnya peran mereka dalam mendukung pembelajaran anak di rumah.
c.Penguatan Kemitraan: Memperluas kemitraan dengan pihak-pihak yang memiliki
keahlian di bidang budaya, numerasi, dan teknologi untuk memperkaya program.
d.Penggalangan Dana dan Sponsor: Mengupayakan sumber pendanaan tambahan dari
pemerintah, lembaga masyarakat, dan perusahaan yang peduli pada pendidikan
anak usia dini.
e.Monitoring dan Evaluasi: Melakukan monitoring secara berkala terhadap program
dan anak-anak untuk memastikan program berjalan sesuai dengan tujuan yang
direncanakan.
Tags