Kesimpulan 1: Judul
Hubungan antara Komite Audit, Auditor Eksternal, dan Sistem Pengendalian Internal
Disusun berdasarkan: Christoph Wehrhahn dan Patrick Velte
Fokus: Kajian literatur dan agenda penelitian terkait pengawasan multilateral.
Kesimpulan 2: Abstrak
Tujuan: Menjelajahi hubungan antara komite audit, auditor eksternal, dan sistem
pengendalian internal (ICS) serta dampaknya pada tata kelola perusahaan.
Metode: Kajian literatur dari 71 studi empiris (2005-2022).
Temuan:
oKompetensi komite audit meningkatkan kualitas ICS.
oKualitas ICS memediasi hubungan antara komite audit dan auditor eksternal.
oPentingnya integrasi aspek keberlanjutan dan pencegahan kecurangan dalam
peran audit tradisional.
Kesimpulan 3: Pendahuluan
Skandal keuangan seperti Enron memicu penurunan kepercayaan publik pada
mekanisme pengawasan.
Undang-Undang Sarbanes-Oxley (SOX, 2002) menetapkan standar baru bagi ICS.
Fokus pada hubungan trilateral: komite audit, auditor eksternal, dan ICS.
Penelitian bertujuan untuk:
1.Mengungkap pengaruh mutual antar pihak.
2.Memasukkan aspek keberlanjutan dan kecurangan ke dalam peran tradisional
pengawasan.
Kesimpulan 4: Pertanyaan Penelitian Utama (RQ)
1.Bagaimana pengaruh kompetensi dan insentif komite audit terhadap kualitas ICS?
2.Bagaimana kualitas ICS memengaruhi kompetensi dan insentif komite audit?
3.Bagaimana kompetensi dan insentif auditor eksternal memengaruhi kualitas ICS?
4.Bagaimana kualitas ICS memengaruhi kompetensi dan insentif auditor eksternal?
Kesimpulan 5: Kerangka Teoretis: Agency Theory
Principal-Agent Theory (PAT):
oKonflik kepentingan antara manajemen dan pemegang saham.
oICS mendukung pengurangan konflik melalui pengawasan internal dan
eksternal.
Relevansi dalam Tata Kelola:
oAudit sebagai alat untuk meningkatkan transparansi dan kepercayaan.
Kesimpulan 6: Komponen Utama dalam Kerangka Penelitian
Komite Audit: Kompetensi, insentif, dan frekuensi rapat.
Auditor Eksternal: Biaya audit, rotasi, dan hubungan klien-auditor.
ICS: Kualitas pengungkapan kelemahan, remediasi, dan proksi lainnya.
Kesimpulan 7: Metodologi Kajian Literatur
1.Pemilihan database: Google Scholar, Web of Science.
2.Seleksi artikel: Fokus pada studi post-SOX dengan data empiris kuantitatif.
3.Sampel akhir: 71 studi dari jurnal bereputasi tinggi (2005-2022).
4.Analisis: Menyesuaikan temuan dengan kerangka kerja penelitian.
Kesimpulan 8: Hasil Temuan Utama - Komite Audit
Kompetensi:
oKeahlian akuntansi, hukum, dan TI meningkatkan kualitas ICS.
oUkuran dan pengalaman komite berkontribusi signifikan.
Insentif:
oIndependensi dan hubungan sosial memengaruhi pengungkapan kelemahan
ICS.
Kesimpulan 9: Hasil Temuan Utama - Auditor Eksternal
Kompetensi:
oKeahlian industri dan pengalaman auditor meningkatkan kualitas ICS.
Insentif:
oBiaya audit tak terduga terkait dengan pengungkapan kelemahan ICS.
oRotasi auditor meningkatkan remediasi kelemahan ICS.
Kesimpulan 10: Dampak Kualitas ICS terhadap Pengawasan
ICS berkualitas tinggi:
oMengurangi biaya audit dan waktu pelaporan.
oMemperpanjang masa kerja auditor.
oMenurunkan opini audit negatif.
Kesimpulan 11: Hubungan Trilateral yang Dinamis
Interaksi antara komite audit, auditor eksternal, dan ICS menciptakan sinergi:
oPeningkatan efisiensi melalui pembagian kompetensi.
oICS menjadi mediator antara pengawasan internal dan eksternal.
Kesimpulan 12: Aspek Keberlanjutan dalam Tata Kelola Perusahaan
Integrasi standar pelaporan keberlanjutan (ESG) dalam ICS.
Peran penting audit dalam memastikan keakuratan data keberlanjutan.
Tantangan utama:
oKurangnya keahlian keberlanjutan di dalam komite audit.
Kesimpulan 13: Pencegahan Kecurangan dalam Audit
Pentingnya forensic accounting dan analitik data besar untuk deteksi kecurangan.
Auditor dengan keahlian TI cenderung lebih efektif dalam mendeteksi anomali.
Hambatan: Minimnya pendidikan akuntansi forensik di lingkungan auditor.
Kesimpulan 14: Analisis Moderator dan Mediator
Moderator potensial:
oUkuran perusahaan, biaya audit, dan pengalaman ketua komite audit.
Mediator potensial:
oKualitas sistem manajemen risiko.
Kesimpulan 15: Rekomendasi untuk Peneliti Masa Depan
Perluasan penelitian pada hubungan antara keberlanjutan dan ICS.
Studi lanjutan tentang efektivitas audit forensik dalam mencegah kecurangan.
Pengembangan metode campuran (kualitatif dan kuantitatif).
Kesimpulan 16: Implikasi Praktis untuk Perusahaan
Untuk Manajemen:
oRekrutmen staf dengan keahlian keberlanjutan dan IT.
oPelatihan berkala untuk auditor internal dan eksternal.
Untuk Legislator:
oRegulasi wajib pada pelaporan keberlanjutan dan pengawasan ICS.
Kesimpulan 17: Manfaat Ekonomi dari Kolaborasi Pengawasan
Sinergi antara komite audit, auditor eksternal, dan ICS menghasilkan:
oPeningkatan kualitas tata kelola perusahaan.
oEfisiensi biaya dan waktu dalam proses audit.
Kesimpulan 18: Batasan Kajian
Dominasi studi berbasis AS; keterbatasan transferabilitas.
Kekurangan penelitian kuantitatif terkait hubungan trilateral pengawasan.
Kesimpulan 19: Kesimpulan Utama
Pengawasan multilateral yang terintegrasi meningkatkan kualitas tata kelola
perusahaan.
Komite audit dengan kompetensi tinggi dapat mengurangi beban kerja auditor
eksternal.
ICS berfungsi sebagai mediator utama dalam meningkatkan efektivitas pengawasan.
Referensi:
Wehrhahn, C. and Velte, P. (2024), "The relationship between audit committees, external
auditors, and internal control systems: a literature review and a research agenda", Journal of
Financial Reporting and Accounting, Vol. ahead-of-print No. ahead-of-
print. https://doi.org/10.1108/JFRA-05-2024-0312