Rangkuman Penelitian Cyber Insurance Risk Analysis Framework Considerations.docx

ahmadihbal 2 views 5 slides Dec 07, 2024
Slide 1
Slide 1 of 5
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5

About This Presentation

Audit Keuangan | Audit Internal | Audit Eksternal | Audit Sistem | Audit Kepatuhan
Audit Pajak | Audit ISO | Audit Proses | Audit Operasional | Audit IT
Laporan Audit | Proses Audit | Risiko Audit | Metode Audit | Standar Audit
Perencanaan Audit | Audit Forensik | Audit Kinerja | Hasil Audit | Regul...


Slide Content

1. Judul
Judul:
Cyber Insurance Risk Analysis Framework Considerations
Isi:
Penulis: Călin Mihail Rangu, Leonardo Badea, Mircea Constantin Scheau,
Larisa Găbudeanu, Iulian Panait, Valentin Radu.
Fokus penelitian: Mengatasi tantangan dalam penilaian risiko siber di
industri asuransi Eropa.
Signifikansi: Perkembangan pasar asuransi siber dan pentingnya
standarisasi untuk menghadapi risiko yang meningkat.
2. Latar Belakang
Isi:
Pertumbuhan Insiden Siber: Insiden siber yang semakin sering terjadi
mendorong permintaan asuransi siber.
Tantangan bagi Asuransi: Kesulitan dalam menilai risiko yang kompleks
dan kurangnya data historis yang memadai.
Konteks Eropa: Peraturan seperti European Insurance and Occupational
Pensions Authority (EIOPA) menekankan perlunya kerangka kerja yang
lebih baik untuk analisis risiko siber.
3. Tujuan Penelitian
Isi:
Mengidentifikasi sumber informasi terbaik untuk analisis risiko.
Menentukan tingkat detail yang diperlukan dalam pengumpulan data
entitas yang diasuransikan.
Mengeksplorasi frekuensi optimal untuk pembaruan analisis risiko.
4. Metodologi Penelitian
Isi:
Pendekatan kuantitatif menggunakan kuesioner Likert.

Responden: 58 profesional asuransi siber di Eropa dan Amerika.
Fokus: Sumber informasi, tingkat detail, dan area analisis yang relevan.
5. Framework Analisis Risiko Siber
Isi:
Framework mencakup:
oPengumpulan Informasi: Melalui audit independen, self-
assessment, atau data publik.
oAnalisis Detail: Melibatkan bukti implementasi kontrol keamanan.
oPembaruan Berkala: Berdasarkan perubahan besar atau insiden
siber.
6. Sumber Informasi untuk Analisis Risiko
Isi:
Pilihan utama:
oAudit Eksternal Independen: Lebih terpercaya tetapi mahal.
oSelf-Assessment: Kurang detail tetapi murah.
oData Publik dan Audit Internal: Sumber tambahan yang relevan.
Tantangan: Tingginya biaya dan waktu untuk pengumpulan data.
7. Tingkat Detail dalam Pengumpulan Data
Isi:
Checklist sederhana tidak cukup.
Diperlukan bukti implementasi kontrol keamanan siber.
Sertifikasi (ISO 27001, NIST) relevan tetapi perlu didukung analisis
mendalam.
8. Area Fokus Keamanan Siber
Isi:
Keamanan Infrastruktur dan Jaringan: Perlindungan terhadap akses
tidak sah.

Perlindungan Data: Melindungi data sensitif dari kebocoran.
Pemulihan Bencana: Menjamin kelangsungan bisnis pasca insiden.
Respons Insiden: Rencana deteksi, mitigasi, dan pemulihan.
9. Standarisasi dalam Analisis Risiko
Isi:
Standar seperti NIST dan ISO membantu standarisasi.
Pendekatan berbasis bukti lebih efektif dibanding checklist sederhana.
Penting untuk mencocokkan kerangka dengan kebutuhan spesifik
industri.
10. Frekuensi Pembaruan Analisis Risiko
Isi:
Pembaruan minimal tahunan.
Pembaruan tambahan saat:
oAda perubahan besar pada infrastruktur TI.
oTerjadi insiden keamanan siber.
oAda perubahan peraturan atau standar.
11. Tantangan dalam Implementasi
Isi:
Kurangnya data historis untuk model kuantitatif.
Biaya tinggi untuk audit eksternal.
Kompleksitas mengintegrasikan data dari berbagai sumber.
12. Implikasi Praktis
Isi:
Meningkatkan kepercayaan klien melalui transparansi proses analisis
risiko.
Mengurangi risiko dengan menggunakan audit eksternal dan bukti
implementasi.

Mendorong standarisasi di tingkat perusahaan dan industri.
13. Implikasi Teoritis
Isi:
Memberikan kontribusi pada literatur tentang manajemen risiko siber.
Menyoroti pentingnya data yang terstruktur dan analisis berbasis bukti.
14. Studi Kasus: Industri CPS
Isi:
CPS (Cyber-Physical Systems): Risiko tinggi karena ketergantungan
pada teknologi kritis.
Pendekatan: Menggunakan analisis skenario untuk mengidentifikasi dan
mengurangi risiko.
15. Peran Teknologi dalam Asuransi Siber
Isi:
IoT dan AI membantu meningkatkan presisi analisis risiko.
Platform analitik mempermudah pengumpulan data dan prediksi tren.
16. Kesimpulan
Isi:
Analisis risiko siber membutuhkan kombinasi metode kualitatif dan
kuantitatif.
Standarisasi dan teknologi adalah kunci untuk meningkatkan efektivitas.
17. Rekomendasi
Isi:
Menggunakan model hybrid untuk menggabungkan audit independen
dan self-assessment.
Mengadopsi standar internasional untuk meningkatkan konsistensi.
18. Masa Depan Asuransi Siber
Isi:

Peningkatan otomatisasi dalam analisis risiko.
Kolaborasi yang lebih erat antara penyedia asuransi dan regulator.
19. Keterbatasan Studi
Isi:
Sampel yang terbatas pada Eropa dan Amerika.
Kebutuhan untuk studi lanjutan dengan data historis yang lebih
komprehensif.
20. Penutup
Isi:
Asuransi siber adalah area yang terus berkembang dengan peluang dan
tantangan besar.
Penelitian ini memberikan fondasi untuk pengembangan framework
analisis risiko yang lebih baik.
Referensi:
Rangu, C.M., Badea, L., Scheau, M.C., Găbudeanu, L., Panait, I. and Radu,
V. (2024), "Cyber insurance risk analysis framework considerations", Journal
of Risk Finance, Vol. 25 No. 2, pp. 224-252. https://doi.org/10.1108/JRF-10-
2023-0245