Referat DOPS dr.Hanif.docx

Nadyafitrianisa 15 views 8 slides Nov 16, 2024
Slide 1
Slide 1 of 8
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8

About This Presentation

referat coas obsgyn


Slide Content

REFERAT
PARTUS SPONTAN
Diajukan untuk
Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat Menempuh Program
Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kandungan dan Kebidanan
Disusun oleh:
Ristya Widya Arumsari
30101900167
Pembimbing :
dr. Hanif Reza, Sp.OG
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KANDUNGAN DAN KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2024

A.PARTUS PRESIPITATUS
Partus presipitatus adalah partus yang sudah selesai kurang dari 3 jam yang ditandai
oleh sifat his yang normal, tonus otor di luar his juga biasa, kelainannya terletak pada
kekuatan his. His yang terlalu kuat dan terlalu efisien menyebabkan persalinan selesai
dalam waktu yang sangat singka. Bahaya partus presipitatus:
1.Bagi ibu : terjadi perlukaan luas pada jaian lahir, khususnya vagina dan perineum.
2.Bayi : perdarahan dalam tengkorak karena bagian tersebut mengalami tekanan kuat
dalam waktu yang singkat.
B.KURVA FRIEDMAN

Fase dilatasi serviks:
1.Fase Laten
Awitan persalinan laten didefinisikan menurut Friedman sebagai saat ketika ibu
mulai merasakan kontraksi yang teratur. Lamanya fase laten lebih bervariasi dan
rentan terhadap perubahan oleh faktor-faktor luar, dan oleh sedasi (pemanjangan fase
laten).
2.Fase Aktif

Dilatasi serviks pada fase aktif persalinan dihasilkan oleh retraksi serviks di
sekeliling bagian terbawah janin. Setelah dilatasi serviks lengkap, kala dua persalinan
mulai; sesudah itu, hanya progresivitas tumnnya bagian terbawah janin merupakan
satu-satunya alat ukur yang tersedia untuk menilai kemajuan persalinan. Fase aktif
dibagi menjadi:
a.Fase Akselerasi
b.Fase Lereng Maksimum
c.Fase Deselerasi
1.Pembukaan Serviks
a.Tahap Persiapan
Meliputi fase laten dan akselerasi. Pada tahap persiapan dalam persalinan
mungkin sensitif terhadap sedasi dan analgesi konduksi. Meskipun terjadi dilatasi
seryiks kecil pada waktu ini, terjadi perubahan besar pada matriks ekstraselular
(kolagen dan komponen-komponen jaringan ikat lainnya) pada serviks.
b.Tahap Pembukaan (Dilatasi)

Meliputi fase lereng dilatasi maksimum. Saat dilatasi persalinan, sewaktu
terjadi dilatasi dengan laju yang paling cepat, pada prinsipnya tidak terpengaruh
oleh sedasi atau analgesi konduksi.
c.Tahap Panggul
Mencakup fase deselarasi dan kala dua bersamaan dengan fase lereng
maksimum penurunan bayi. Tahap Panggul (pelvic dbision) berawal dari fase
deselerasi pembukaan serviks. Mekanisme klasik persalinan yang melibatkan
gerakan-gerakan pokok janin pada presentasi kepala:
Masuknya janin ke panggul (engagement)
Fleksi, Penurunan
Rotasi internal (putaran paksi dalam)
Ekstensi
Rotasi eksternal (putaran paksi luar)
2.Penurunan Janin
Dalam pola penurunan aktif biasanya terjadi setelah dilatasi serviks sudah maju
untuk beberapa lama. Pola penurunan pada persalinan normal, terbentuknya kurva
hiperbolik yang khas ketika sation kepala janin diplot pada suatu fungsi durasi
persalinan. Dalam pola penurunan aktif biasanya terjadi setelah dilatasi serviks sudah
maju untuk beberapa lama.
C.PARTUS MACET
Kriteria partus macet menurut American College of Obstetricians and Gynecologists:
1.Fase laten telah selesai, dengan serviks membuka 4 cm atau lebih.
2.Sudah terjadi pola kontraksi uterus sebesar 200 satuan Montevideo atau lebih dalam
periode 10 menit selama 2 jam anpa perubahan pada serviks
a.Fase Laten Memanjang
Kriteria minimum Friedman untuk fase Iaten ke dalam fase aktif adalah kecepatan
pembukaan serviks 1,2 cm/jam bagi nulipara dan 1,5 cm/jam untuk ibu multipara.
Kriteria fase laten memanjang menurut Friedman dan Sachtleben
Nulipara : lebih dari 20 jam

Multipara : lebih dari 14 jam
Faktor-faktor yang mempengaruhi durasi fase laten antara lain:
Anestesia regional atau sedasi yang berlebihan
Keadaan serviks yang buruk (misal tebal, tidak menngalami pendataran, atau tidak
membuka)
Persalinan palsu
b.Fase Aktif Memanjang
Menurut Friedman, rerata durasi persalinan fase aktif pada nulipara adalah 4,9
jam dan kecepatan pembukaan dianggap normal pada nulipara adalah 1,2 cm/jam,
maka keceparan normal minimum 1,5 cm/jam. Secara spesifik ibu nuliparayang
masuk ke fase aktif dengan pembukaan 3 - 4 cm dapat diharapkan mencapai
pembukaan 8 sampai 10 cm dalam 3 sampai 4 jam.
1.Protraksi
Kecepatan pembukaan atau penurunan yang lambat.
Nulipara : kecepatan pembukaan kurang dari 1,2 cm/jam atau penurunan
kurang dari 1 cm/jam.
Multipara : kecepatan pembukaan kurang dari 1,5 cm/jam atau penurunan
kurang dari 2 cm/jam.
2.Kemacetan pembukaan (anest of dilatation) : tidak adanya perubahan serviks
dalam 2 jam
3.Kemaceran penurunan (anest of descent) : tidak adanya penurunan janin dalam 1
jam
Faktor-faktor yang mempengaruhi partus macet:
Sedasi berlebihan
anestesia regional
maiposisi janin, misalnya oksiput posterior persisten
D.PARTUS LAMA
Persalinan lama, disebut juga "distosia", didefinisikan sebagai persalinan yang
abnormal/sulit. Penyebab partus lama:

Kelainan tenaga (kelainan his).
His yang tidak normal dalam kekuaran arau sifatnya menyebabkan kerintangan
pada jalan lahir yarrglazim terdapat pada setiap persalinan, tidak dapat diatasi
sehingga persalinan mengalami hambatan arau kemaceran.
Kelainan janin.
Persalinan dapat mengalami ganBguan atau kemaceran karena kelainan dalam
letak atau dalam bentuk janin.
Kelainan jalan lahir.
Kelainan dalam ukuran atau bentuk jalan lahir bisa menghalangi kemajuan
persalinan atau menyebabkan kemacetan.
a.Kala Dua Memanjang
Batasan kala dua:
oNulipara dibatasi 2 jam dan diperpanjang sampai 3 jam apabila digunakan
analgesia regional.
oMultipara dibatasi satu jam, diperpanjang menjadi 2 jam pada penggunaan
analgesia regional.
b.Dampak Partus Lama
1.Infeksi Intrapartum
Infeksi merupakan keadaan yang mengancam ibu dan janin pada partus lama,
terutama bila disertai pecahnya ketuban.
Bakteri di dalam cairan amnion menembus amnion dan menginvasi desidua
serta pembuluh korion sehingga terjadi bakteremia dan sepsis pada ibu dan
janin.
Pneumonia pada janin, akibat aspirasi cairan amnion yang terinfeksi
2.Ruptur Uteri
Penipisan abnormal segmen bawah uterus dapat berbahaya serius selama
partus lama, terutamapada ibu dengan paritas tinggi dan pada mereka dengan
riwayat seksio sesarea. Apabila disproporsi antara kepala janin dan panggul

sedemikian besar sehingga kepala tidak cakap (engaged) dan tidak terjadi
penurunan, segmen bawah uterus menjadi sangat teregang kemudian dapat
menyebabkan ruptura.
c.Lama Partus
Kiipatrick dan Laros melaporkan bahwa rata-rata lama persalinan kala I dan kala
II sekitar
Nulipara : 9 jam tanpa analgesia regional, dan bahwa batas atas persentil 95
adalah 18,5 jam.
Multipara : sekitar 6 jam dengan persentil 95 adalah 13,5 jam.

DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan Ed 4. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo)
Tags