Sindrom nefrotik merupakan suatu penyakit glomerular yang ditandai dengan edema, proteinuria masif >3,5 gram/hari, hipoalbunemia <3,5 gram/hari hiperkolesterolemia dan lipiduria.
Size: 1.87 MB
Language: none
Added: Sep 30, 2025
Slides: 30 pages
Slide Content
Sindrom Nefrotik
01 Pendahuluan
Sindrom nefrotik merupakan suatu penyakit glomerular yang ditandai dengan edema, proteinuria masif >3,5 gram/ hari , hipoalbunemia <3,5 gram/ hari hiperkolesterolemia dan lipiduria . Latar belakang
Sindrom nefrotik (SN) pada anak merupakan penyakit ginjal anak yang paling sering ditemukan Di Indonesia dilaporkan 6 per 100.000 per tahun pada anak berusia kurang dari 14 tahun . Perbandingan anak laki-laki dan perempuan 2:1. Latar belakang
1. Diharapkan pada semua sarjana kedokteran dapat memahami setiap kasus Sindrom Nefrotik 2. Diharapkan adanya pola pikir kritis setelah dilakukannya diskusi referat tentang Sindrom Nefrotik 3. Diharapkan pada semua sarjana kedokteran dapat mengaplikasikan pemahaman yang didapat mengenai kasus Sindrom Nefrotik . Tujuan
01 Tinjauan Pustaka
Sindrom nefrotik merupakan suatu penyakit glomerular yang ditandai dengan edema, proteinuria masif >3,5 gram/ hari , hipoalbunemia <3,5 gram/ hari hiperkolesterolemia dan lipiduria . Sindrom nefrotik memiliki berbagai efek metabolik yang berdampak pada individu , beberapa episode sindrom nefrotik adalah self-limited dan sebagian diantaranya respon dengan terapi spesifik , sementara sebagiannya lagi merupakan kondisi kronis Definisi
Perkiraan insiden tahunan sindrom nefrotik pada anak sehat adalah dua sampai tujuh kasus baru per 100.000 anak di bawah usia 18 tahun Di Indonesia dilaporkan 6 per 100.000 per tahun pada anak berusia kurang dari 14 tahun. Perbandingan anak laki-laki dan perempuan 2:1. Epidemiologi
Primer Etiologi Sekunder
Delusi dapat menyebabkan ibu berpikir bahwa anaknya dalam keadaan berbahaya Islam Psikosis Pasca Persalinan Patofisiologi Riwayat Psikosis, depresi, bunuh diri Depresi Pasca Persalinan
Manifestasi Klinis Manifestasi Klinis yang paling sering pada SN adalah edema, pada fase awal edema di wajah pada pagi hari saat bangun tidur dengan edema palpebra dan edema pada kaki pada sore hari . Tanpa tindakan korektif , edema menjadi lebih jelas , menyebar dan menjadi edema anasarca dengan asites , hidrokel atau efusi pleura, juga dapat menyebabkan komplikasi seperti hipovolemia , infeksi (pneumonia dan peritonitis karena Streptococcus pneumoniae), DVT. , dan emboli paru .
Diagnosis
Diagnosis 1.Anamnesis 2.Pem Penunjang Urinalisis : jika ISK Protein Urin : untuk mengetahui derajat dari proteinuria Full Blood Count Histopatologi : pemeriksaan ini direkomendasikan pada pasien sindrom nefrotik untuk mengkonfirmasi subtipe penyakitnya atau untuk konfirmasi diagnosis
Diagnosis 1.Anamnesis 2.Pem Penunjang Urinalisis : jika ISK Protein Urin : untuk mengetahui derajat dari proteinuria Full Blood Count Histopatologi : pemeriksaan ini direkomendasikan pada pasien sindrom nefrotik untuk mengkonfirmasi subtipe penyakitnya atau untuk konfirmasi diagnosis
Diagnosis Remisi proteinuri negatif atau trace (proteinuria < 4 mg/m 2 LPB/jam) 3 hari berturut-turut dalam satu minggu, maka disebut remisi. Relaps Apabila proteinuri ≥ 2+ ( >40 mg/m2 LPB/jam atau rasio protein/kreatinin pada urin sewaktu >2 mg/mg) 3 hari berturut-turut dalam satu minggu, maka disebut relaps Sindrom nefrotik sensitif steroid (SNSS) Sindrom nefrotik yang apabila dengan pemberian prednison dosis penuh (2mg/kg/hari) selama 4 minggu mengalami remisi.
Diagnosis Sindrom nefrotik resisten steroid (SNRS) Sindrom nefrotik yang apabila dengan pemberian prednison dosis penuh (2mg/kg/hari) selama 4 minggu tidak mengalami remisi Sindrom nefrotik relaps jarang Sindrom nefrotik yang mengalami relaps < 2 kali dalam 6 bulan sejak respons awal atau < 4 kali dalam 1 tahun. Sindrom nefrotik relaps sering Sindrom nefrotik yang mengalami relaps ≥ 2 kali dalam 6 bulan sejak respons awal atau ≥ 4 kali dalam 1 tahun.
Diagnosis Sindrom nefrotik dependen steroid Sindrom nefrotik yang mengalami relaps dalam 14 hari setelah dosis prednison diturunkan menjadi 2/3 dosis penuh atau dihentikan dan terjadi 2 kali berturut-turut.
Diagnosis banding a. Focal Segmental Glomerulosclerosis (FSGS) b. Membranous Nephropathy c. Nefropati Diabetik d. IgA Nephropathy
Tatalaksana Manajemen Nutrisi dan cairan : Batasi natrium, restriksi protein Diuretik ACE-I Kortikosteroid Terapi hiperlipidemia Antibiotik
Tatalaksana 4 minggu pertama diberikan prednison 60 mg/hari (2 mg/kgBB) dibagi dalam 3-4 dosis sehari. Dosis ini diteruskan selama 4 minggu tanpa memperhatikan adanya remisi atau tidak (maksimum 80 mg/hari) 4 minggu kedua diberikan prednison diteruskan dengan dosis 40 mg/hari, diberikan dengan cara intermiten, yaitu 3 hari berturut turt dalam 1 minggu dengan dosis tunggal setelah makan pagi atau alternate (selang 1 hari dengan dosis tunggal setelah makan pagi)
Tatalaksana Tappering off prednison pelan – pelan diturunkan setiap minggu nya menjadi 30 mg, 20 mg, 10 mg/hari diberikan secara intermiten atau alternate. Jika terjadi relapse maka pengobatan diulangi dengan cara yang sama.
Tatalaksana Tappering off prednison pelan – pelan diturunkan setiap minggu nya menjadi 30 mg, 20 mg, 10 mg/hari diberikan secara intermiten atau alternate. Jika terjadi relapse maka pengobatan diulangi dengan cara yang sama.
Untuk pasien dengan perubahan patologi yang minimal, prognosisnya sangat baik , dengan sebagian besar pasien mengalami remisi setelah pengobatan kortikosteroid . 85 hingga 90% pasien responsif terhadap steroid dan dapat kambuh sehingga mereka berisiko mengalami toksisitas steroid, infeksi sistemik , dan komplikasi lainnya . Prognosis
Untuk pasien dengan glomerulosklerosis segmen fokal , prognosisnya buruk . Umumnya akan berkembang menjadi Gagal ginjal stadium akhir yang membutuhkan hemodialisis dan transplantasi ginjal Prognosis
03 Kesimpulan
Sindrom nefrotik merupakan suatu penyakit glomerular yang ditandai dengan edema, proteinuria masif >3,5 gram/hari, hipoalbunemia <3,5 gram/ hari hiperkolesterolemia dan lipiduria
Etiologi Sindrom Nefrotik dibagi dua yaitu Sindrom nefrotik primer dan sekunder
Manifestasi klinis yang didapatkan pada Sindrom Nefrotik adalah Proteinuria , hipoalbunemia,edema dan hiperlipidemia
Terapi pada pasien sindrom nefrotik berupa Pangawasan nutrisi cairan , diuretik , ACE-Inhibitor, Kortikosteroid dan Antibiotik Selektif