rembug stunting desa talang baru acara rembuk stunting .pptx

1212k1 0 views 16 slides Oct 26, 2025
Slide 1
Slide 1 of 16
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16

About This Presentation

rembug stunting desa talang baru acara rembuk stunting tahun 2025


Slide Content

REMBUK STUNTING DESA SUAK

PENDAHULUAN Indonesia termasuk di dalam 17 dari 117 negara yang mempunyai masalah gizi , salah satunya stunting. Permasalahan gizi menjadi salah satu faktor penghambat dalam pembangunan Kejadian stunting di Indonesia (30,8%) Di Indonesia, sekitar 30.8% anak balita mengalami stunting dan sekitar 29,9 % anak baduta mengalami stunting ( Riset Kesehatan Dasar / Riskesdas 2018), di seluruh dunia , Indonesia adalah negara dengan prevalensi stunting kelima terbesar .

Di provinsi Lampung pada tahun 2021 prevalensi anak balita dengan stunting sebanyak 18.685 atau 4,5% (data EPPGBM Tahun 2021) Persentase Stunting di Lamsel Tahun 2018 sebesar 29% Tahun 2019 sebesar 5,3% Tahun 2021 sebesar 3,6%

Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak pada anak yang disebabkan karena kekurangan asupan gizi dalam waktu lama, infeksi berulang dan kurangnya stimulus psikososial. Stunting ditandai dengan panjang/tinggi badan anak lebih pendek dari anak seusianya. Anak Stunting akan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal. Stunting juga menjadikan anak lebih rentan terhadap penyakit dimasa depan beresiko menurunkan produktivitas. Pengertian Stunting

Pengertian Stunting (Lanjutan......) Didefinisikan sbg Persentase anak usia 0-59 bulan dg Tinggi < -3 SD diukur dr standar pertumbuhan WHO. Selain pertumbuhan terhambat, Stunting juga dikaitkan dengan perkembangan otak yg tidak maksimal yang menyebabkan kemampuan mental dan belajr kurang serta prestasi sekolah yg buruk. Stunting juga dianggap sbg salah satu faktor resiko Diabetes, Hipertensi, Obesitas dan kematian akibat infeksi.

1. Kurang Gizi Kronis (KEK) dalam waktu lama 2. Keterlambatan Pertumbuhan 3. Tidak cukup Protein dlm asupan makanannya 4. Perubahan hormon yang dipacu oleh stress 5. Sering menderita infeksi diawal kehidupan seorang anak 6. pada saat remaja si IBU Mengalami anemia ( Menurut data hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi anemia di Indonesia yaitu 21,7% dengan penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan 18,4% penderita berumur 15-24 tahun ( Kemenkes RI, 2014) Faktor-Faktor penyebab Stunting

1. Anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya 2. Proporsi tubuh cenderung normal tetapi anak tampak lebih kecil untuk usianya. 3. BB rendah untuk anak seusianya 4. Pertumbuhan tulang tertunda Gejala Stunting

REMBUK STUNTING Merupakan Suatu langkah penting yang harus dilakukan pemerintah /OPD terkait untuk memastikan pelaksanaan rencana pencegahan dan penurunan stunting Dilakukan bersama sama antara OPD dan penanggung jawab layanan dengan sektor / lembaga non pemerintah dan masyarakat

PERAN DESA DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING Peraturan Presiden   Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan  Stunting yang holistik , integratif , dan berkualitas melalui koordinasi , sinergi , dan sinkronisasi di antara pemangku kepentingan .  Perpres   ini merupakan pengganti   Peraturan Presiden   Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan perbaikan Gizi . Berdasarkan Surat Menteri Dalam Negeri : • Kepada Gubernur Nomor 440/5745/ Bangda tgl 4 November 2019 hal pembinaan dan pengawasan Upaya Konvergensi Intervensi Gizi di Kabupaten /Kota Kepada Bupati / Walikota Nomor 440/5746/ Bangda tanggal 4 November 2019 hal Pelaksanaan Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi di Kab /Kota Maka Provinsi Lampung melakukan pembinaan dan pengawasan Instruksi Bupati LAMSEL Nomor 2 Tahun 2020 TENTANG Penyelenggaraan Swasembada Gizi

PERAN KEPALA DESA Kepala Desa menjadi penanggung jawab kegiatan percepatan penurunan stunting di tingkat desa

PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING SWASEMBADA GIZI KOMITMEN BERSAMA

Kegiatan Swasembada Gizi Tingkat Desa/Kelurahan: Membentuk Tim Pelaksana SWASEMBADA GIZI desa/kelurahan; Meningkatkan kapasitas Kader Kesehatan dan Kader Pemberdayaan Masyarakat dalam mendampingi masyarakat dalaam proses perubahan perilaku hidup bersih dan sehat yang mendukung pencapaian SWASEMBADA GIZI;

Merencanakan dan menganggarkan kegiatan dan pendanaan dalam penyelenggaraan SWASEMBADA GIZI Desa/Kelurahan Bekerjasama dengan seluruh lembaga desa, Babinsa, Bhabinkamtibmas, PLKB, Bidan Desa, tokoh agama dan masyarakat di desa dalam penyelenggaraan SWASEMBADA GIZI; mewajibkan Pemerintah Desa untuk memasang media informasi terkait penyelenggaraan program berupa banner atau spanduk disetiap kantor dan tempat strategis dalam rangka menyebarluaskan pesan SWASEMBADA GIZI; Menyusun laporan Triwulan penyelenggaraan Swasembada Gizi Desa.  

Kegiatan pencegahan stunting

TERIMA KASIH
Tags