Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Optimis?

DadangSolihin 421 views 9 slides Mar 01, 2025
Slide 1
Slide 1 of 9
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9

About This Presentation

Dari perspektif optimis, Danantara dapat menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Dengan manajemen profesional dan tata kelola yang transparan, lembaga ini berpotensi mengoptimalkan pemanfaatan aset negara secara lebih produktif.


Slide Content

1








1. Pendahuluan
Indonesia tengah memasuki era baru dalam pengelolaan kekayaan negara melalui Danantara,
sebuah lembaga investasi nasional yang diharapkan mampu menjadi instrumen
pembangunan yang efektif. Dalam berbagai kesempatan
1
, Presiden Prabowo Subianto
menekankan bahwa Danantara bukan sekadar dana investasi, melainkan alat strategis untuk
merombak sistem pengelolaan kekayaan negara guna mencapai kesejahteraan rakyat.
Pandangan ini sejalan dengan pernyataan Ketua Umum Ikatan Alumni Lemhannas RI Jenderal
TNI (Pur) Agum Gumelar bahwa tidak ada presiden yang ingin rakyatnya sengsara
2
. Dengan
demikian, muncul pertanyaan besar: Apakah Danantara akan menjadi solusi optimis dalam
restrukturisasi dan redistribusi ekonomi, atau justru menghadapi tantangan yang
membuatnya tampak pesimis?
Sebagai alumni Lemhannas RI, posisi penulis jelas, yaitu menjadi katalisator keutuhan bangsa.
Indonesia saat ini berada di persimpangan jalan dalam upayanya merestrukturisasi dan
meredistribusi ekonomi guna mencapai visi Indonesia Emas 2045. Dalam konteks ini,
pemerintah meluncurkan Danantara sebagai entitas yang bertujuan mempercepat
pembangunan ekonomi melalui optimalisasi aset negara. Namun, peluncuran Danantara
menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat dan para pakar ekonomi. Sebagian
melihatnya sebagai langkah strategis yang dapat meningkatkan efisiensi, daya saing,
pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat. Sementara itu, sebagian lain
memandangnya dengan pesimisme, mengkhawatirkan risiko intervensi politik, praktik
korupsi, serta rekam jejak individu yang terlibat dalam pengelolaannya.
Dari perspektif optimis, Danantara dapat menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi
nasional. Dengan manajemen profesional dan tata kelola yang transparan, lembaga ini
berpotensi mengoptimalkan pemanfaatan aset negara secara lebih produktif. Keberhasilan
model serupa di negara lain, seperti Temasek di Singapura
3
, China Investment Corporation
4
,

1
Evandio, Akbar, 2025, Isi Pidato Lengkap Prabowo Subianto saat Peresmian Danantara, Bisnis.com, 24
Februari, https://kabar24.bisnis.com/read/20250224/15/1842044/isi-pidato-lengkap-prabowo-subianto-saat-
peresmian-danantara.
2
Santoso, Budhi, 2022, Agum Gumelar: Alumni Lemhannas harus memiliki jati diri pejuang, Antara, 23
November, https://www.antaranews.com/berita/3260597/agum-gumelar-alumni-lemhannas-harus-memiliki-
jati-diri-pejuang
3
Solihin, Dadang, 2025, (Review) Buku By Generations, for Generations: Fifty Years of Temasek as Told by the
People Who Shaped It karya Ong Soh Chin, dengan bantuan Goh Yee Huay, 24 Februari,
https://www.facebook.com/share/p/15rm545yRm/
4
Solihin, Dadang, 2025, (Review) Buku China Investment Corporation: China's Key Sovereign Wealth Fund and
Chinese Investment Issues Editor Ines Hembrecht, 25 Februari,
https://www.facebook.com/share/p/14uThDknS8/
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara:
Pesimis atau Optimis?
Dadang Solihin - Taprof Bidang Sosbud Lemhannas RI, PPRA 49
1 Maret 2025

2

atau Khazanah Nasional di Malaysia, menjadi referensi bahwa badan investasi negara mampu
menjadi instrumen yang efektif untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Jika dikelola
dengan baik, Danantara dapat mendukung pembiayaan proyek infrastruktur strategis,
mempercepat transformasi industri, serta mendorong penciptaan lapangan kerja.
Namun, di sisi lain, skeptisisme terhadap Danantara juga tidak dapat diabaikan. Salah satu
kekhawatiran utama adalah potensi intervensi politik dalam pengelolaan dana investasi ini.
Sejarah menunjukkan bahwa banyak lembaga negara di Indonesia menghadapi tantangan tata
kelola akibat tekanan politik dan praktik korupsi. Selain itu, kurangnya transparansi dalam
penunjukan pengelola dan mekanisme investasi dapat menurunkan kepercayaan publik
terhadap Danantara. Jika tidak ada pengawasan yang ketat dan akuntabilitas yang jelas,
lembaga ini berisiko menjadi alat kepentingan segelintir elite daripada instrumen
pembangunan nasional.
Untuk memastikan keberhasilan Danantara, beberapa langkah strategis perlu diterapkan.
Pertama, penerapan tata kelola yang baik (good governance) dengan transparansi penuh
dalam pengelolaan aset dan investasi. Kedua, membentuk dewan pengawas independen yang
terdiri dari para profesional berintegritas tinggi untuk mencegah intervensi politik dan praktik
korupsi. Ketiga, memastikan bahwa Danantara berorientasi pada kepentingan jangka panjang
dengan strategi investasi yang berkelanjutan. Keempat, melibatkan publik dan akademisi
dalam proses evaluasi agar ada mekanisme check and balance yang kuat.
Tulisan ini akan membahas secara mendalam aspek restrukturisasi dan redistribusi ekonomi
yang diharapkan dari Danantara, serta mengeksplorasi faktor-faktor yang menimbulkan
optimisme maupun pesimisme terhadap inisiatif ini. Dengan pendekatan yang tepat,
Danantara bisa menjadi instrumen yang efektif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan
mewujudkan kesejahteraan rakyat. Namun, jika dikelola tanpa prinsip tata kelola yang kuat,
maka risiko kegagalan dan penyalahgunaan kekuasaan tetap menjadi ancaman nyata bagi
masa depan lembaga ini dan kesejahteraan bangsa secara keseluruhan.

2. Pembahasan
Restrukturisasi ekonomi Indonesia melalui Danantara
5
bertujuan untuk meningkatkan
efisiensi, produktivitas, daya saing, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan. Agar tujuan ini tercapai, terdapat beberapa aspek kunci yang perlu
diperhatikan.
Pertama, dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas, Danantara diharapkan mampu
mengelola aset negara secara profesional, menghindari inefisiensi yang selama ini menjadi
kendala dalam pengelolaan BUMN dan aset publik lainnya. Dengan tata kelola yang baik,
produktivitas aset dapat meningkat, memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional,
serta meminimalisasi pemborosan sumber daya.
Kedua, dalam meningkatkan daya saing, sebagai entitas baru, Danantara memiliki potensi
untuk menjadi pemain utama dalam pengelolaan investasi strategis. Jika dikelola dengan baik,
Danantara bisa menarik lebih banyak investasi asing dan memperkuat posisi Indonesia dalam

5
Baderi, Firdaus, 2025, Danantara sebagai Kekuatan Ekonomi Masa Depan Indonesia, Neraca, 25 Februari,
https://www.neraca.co.id/article/215093/danantara-sebagai-kekuatan-ekonomi-masa-depan-indonesia

3

rantai nilai global. Namun, ini hanya dapat terwujud apabila transparansi dan akuntabilitas
tetap dijaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam pengelolaan investasi.
Ketiga, dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, Danantara berpotensi mengoptimalkan
aset yang sebelumnya kurang produktif. Dengan strategi investasi yang tepat, entitas ini dapat
menjadi mesin pertumbuhan ekonomi baru, mengurangi ketergantungan terhadap sektor
tertentu, serta menciptakan peluang kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat. Namun,
tantangannya adalah memastikan bahwa pengelolaannya benar-benar profesional, efisien,
dan tidak hanya menguntungkan kelompok tertentu.
Keempat, dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, keuntungan yang diperoleh dari
Danantara dapat dialokasikan untuk program sosial dan pembangunan infrastruktur yang
berdampak langsung bagi masyarakat luas. Namun, tanpa transparansi dan pengawasan yang
ketat, ada risiko bahwa manfaat ekonomi yang dihasilkan hanya akan dinikmati oleh segelintir
elite ekonomi dan politik. Oleh karena itu, diperlukan regulasi yang jelas untuk memastikan
distribusi manfaat yang adil.
Kelima, muncul pertanyaan terkait kesiapan Danantara. Hingga saat ini, keberadaan
Danantara belum secara eksplisit tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) 2025-2045 maupun dalam RPJMN 2025-2029. Ketiadaan landasan kebijakan
yang kuat menimbulkan kekhawatiran bahwa Danantara hanya akan menjadi proyek jangka
pendek tanpa arah strategis yang jelas. Untuk itu, diperlukan perencanaan yang matang agar
Danantara benar-benar menjadi instrumen restrukturisasi ekonomi yang efektif dan
berkelanjutan.
Redistribusi Eekonomi
Redistribusi ekonomi merupakan aspek penting dalam memastikan pertumbuhan yang
inklusif dan merata
6
. Dalam konteks ini, Danantara diharapkan dapat berperan dalam
mengurangi kesenjangan ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
berbagai mekanisme yang efektif dan berkelanjutan.
Pertama, mengurangi ketimpangan ekonomi. Jika Danantara mampu mengelola aset negara
secara optimal dan menghasilkan pendapatan yang signifikan, maka dana yang diperoleh
dapat dialokasikan untuk program pengentasan kemiskinan serta pemberdayaan ekonomi
rakyat. Dengan strategi investasi yang tepat, Danantara dapat mendukung UMKM,
menciptakan lapangan kerja, serta memperkuat ekonomi daerah yang selama ini tertinggal.
Hal ini akan membantu mengurangi jurang pemisah antara kelompok ekonomi atas dan
bawah, sehingga pertumbuhan ekonomi dapat lebih merata.
Kedua, meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan tata kelola yang baik, Danantara
dapat berkontribusi langsung pada pembangunan infrastruktur, peningkatan layanan sosial,
serta investasi di sektor-sektor yang berdampak luas bagi masyarakat, seperti energi
terbarukan, perumahan rakyat, dan transportasi publik. Infrastruktur yang lebih baik akan
mempercepat konektivitas antarwilayah, mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, dan
memperbaiki kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.

6
Jain, Riya & Abhinash Jena, 2024,Inclusive Growth and Equitable Development: A Framework for Assessing
Contributions, November 19, https://www.projectguru.in/inclusive-growth-and-equitable-development-a-
framework-for-assessing-contributions/

4

Ketiga, meningkatkan akses ke layanan dasar. Salah satu tantangan utama dalam redistribusi
ekonomi adalah memastikan bahwa semua warga negara memiliki akses yang setara terhadap
layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan sanitasi. Jika keuntungan Danantara dikelola
secara transparan dan dialokasikan untuk sektor ini, maka dampaknya dapat sangat signifikan.
Misalnya, investasi dalam pendidikan akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia,
sedangkan peningkatan layanan kesehatan akan memperkuat daya tahan masyarakat
terhadap berbagai tantangan kesehatan.
Namun, agar tujuan redistribusi ekonomi melalui Danantara benar-benar tercapai, diperlukan
transparansi, akuntabilitas, serta mekanisme pengawasan yang ketat. Tanpa itu, ada risiko
bahwa manfaat ekonomi yang dihasilkan hanya akan dinikmati oleh segelintir elite, sementara
masyarakat luas tetap menghadapi kesenjangan. Oleh karena itu, diperlukan regulasi yang
jelas serta keterlibatan publik dalam memastikan bahwa Danantara benar-benar menjadi
instrumen yang efektif dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan
berkeadilan.
Transformasi Digital dan Smart Economy
Keberadaan Danantara membuka peluang besar dalam mempercepat transformasi digital
serta mendukung smart economy
7
di Indonesia. Dengan pengelolaan aset negara yang lebih
efisien, Danantara dapat mengalokasikan investasi ke sektor-sektor strategis yang mendorong
inovasi dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Pertama, digitalisasi infrastruktur. Danantara dapat menjadi motor utama dalam
pengembangan jaringan 5G, pusat data nasional, serta ekosistem Internet of Things (IoT) yang
mendukung industri 4.0. Infrastruktur digital yang kuat akan mempercepat transformasi di
berbagai sektor, seperti manufaktur, transportasi, dan layanan publik, yang pada akhirnya
meningkatkan daya saing nasional.
Kedua, penguatan ekonomi digital. Dengan mendukung startup digital dan UMKM berbasis
teknologi, Danantara dapat menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi digital. Fasilitas
pendanaan, ekosistem bisnis yang kondusif, serta integrasi teknologi dapat membantu UMKM
bersaing di tingkat global. Digitalisasi sektor ini juga akan meningkatkan inklusi ekonomi serta
memperluas peluang kerja di bidang kreatif dan e-commerce.
Ketiga, sustainability dan green economy. Danantara berpotensi menjadi penggerak utama
dalam transisi menuju ekonomi hijau melalui investasi di energi terbarukan, seperti
pembangkit listrik tenaga surya, tenaga angin, serta kendaraan listrik. Pengurangan
ketergantungan terhadap energi fosil akan meningkatkan ketahanan energi nasional. Selain
itu, dukungan terhadap inovasi pengelolaan limbah, efisiensi energi, serta teknologi ramah
lingkungan akan menciptakan ekosistem bisnis yang lebih berkelanjutan.
Keempat, smart governance dan digital public services. Danantara dapat berperan dalam
mempercepat digitalisasi layanan publik, menciptakan sistem yang lebih transparan, cepat,
dan efisien. Implementasi e-government, big data analytics, serta blockchain dalam
administrasi pemerintahan akan meningkatkan akuntabilitas dan mengurangi birokrasi,
sehingga masyarakat dapat mengakses layanan publik dengan lebih mudah dan efektif.

7
Worls Bank, 2024, Digital Transformation: The World Bank provides knowledge and financing to help close the
global digital divide, and make sure countries can take full advantage of the ongoing digital revolution, October
14, https://www.worldbank.org/en/topic/digital/overview

5

Untuk memastikan keberhasilan inisiatif ini, transparansi, akuntabilitas, serta sinergi dengan
sektor swasta dan akademisi menjadi faktor kunci. Jika dikelola secara profesional dan
berorientasi jangka panjang, Danantara berpotensi menjadi instrumen strategis dalam
percepatan transformasi digital serta penguatan ekonomi nasional di era globalisasi.
Faktor-faktor Pesimis terhadap Danantara
Di tengah harapan besar terhadap peran Danantara, berbagai faktor masih menimbulkan
skeptisisme di kalangan publik dan investor. Jika tidak segera diatasi, tantangan ini dapat
menghambat efektivitas Danantara dalam menjalankan misinya.
Pertama, reaksi pasar yang negatif
8
. Peluncuran Danantara disambut dengan skeptisisme oleh
pasar, mencerminkan ketidakpercayaan terhadap efektivitas dan transparansi
pengelolaannya. Jika persepsi ini tidak segera diperbaiki, Danantara berisiko kehilangan
dukungan dari investor domestik maupun internasional, yang dapat berdampak pada
keberlanjutan operasionalnya.
Kedua, rekam jejak pengelola. Di era digital, reputasi individu dalam jajaran pengelola sangat
mudah dilacak secara online. Kritik muncul terhadap keterlibatan figur-figur dengan rekam
jejak kurang baik di sektor keuangan dan investasi. Satu di antaranya adalah nama figur yang
masuk dalam daftar Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) menjadi
bagian dari Dewan Penasihat. Kondisi ini menimbulkan keraguan terhadap kredibilitas dan
integritas pengelolaan Danantara. Apa kata dunia?
Ketiga, potensi intervensi politik. Sejarah menunjukkan bahwa banyak lembaga ekonomi di
Indonesia gagal akibat intervensi politik yang berlebihan. Jika Danantara tidak memiliki
mekanisme independensi yang kuat, maka keputusan strategisnya berisiko lebih dipengaruhi
oleh kepentingan politik jangka pendek dibandingkan pertimbangan ekonomi jangka panjang.
Hal ini dapat menghambat pencapaian tujuan utama Danantara dalam memperkuat ekonomi
nasional.
Keempat, risiko praktik KKN. Kekhawatiran lain yang muncul adalah kemungkinan terjadinya
korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dalam jajaran Danantara. Jika pejabat di dalamnya lebih
mengutamakan kepentingan pribadi, keluarga, atau kelompok tertentu, maka Danantara
hanya akan menjadi alat untuk memperkaya segelintir orang, bukan sebagai instrumen
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kelima, konflik kepentingan regulator dan eksekutor. Dalam sistem ekonomi yang sehat,
regulator harus bertindak sebagai pengawas independen. Namun, ketika pejabat pemerintah
yang saat ini menjadi regulator (menjabat sebagai menteri) justru juga menjadi eksekutor
dalam pengelolaan Danantara, potensi conflict of interest menjadi sangat besar. Hal ini dapat
mengarah pada kebijakan yang tidak objektif dan berpotensi merugikan kepentingan publik.
Untuk mengatasi tantangan ini, Danantara harus menerapkan transparansi, tata kelola yang
baik (good governance), serta mekanisme pengawasan yang ketat guna memastikan bahwa
perannya benar-benar memberikan manfaat bagi ekonomi nasional. Jika tidak, skeptisisme
terhadap Danantara akan semakin meningkat, menghambat tujuan awal pembentukannya.


8
Tempo, 2025, IHSG Merosot setelah Peluncuran Danantara, Dewan Penasihat Presiden Sebut Investor Salah
Paham, 25 Februari, https://www.tempo.co/ekonomi/ihsg-merosot-setelah-peluncuran-danantara-dewan-
penasihat-presiden-sebut-investor-salah-paham-1211893

6

Faktor-faktor Optimisme terhadap Danantara
Meskipun menghadapi berbagai tantangan dan pesimisme, terdapat beberapa faktor yang
dapat menjadi landasan optimisme terhadap keberhasilan Danantara dalam memperkuat
perekonomian Indonesia. Potensi ekonomi, kekayaan sumber daya alam, dan keberadaan
sumber daya manusia (SDM) berkualitas menjadi modal utama untuk menjadikan Danantara
sebagai instrumen strategis dalam pembangunan nasional.
Sebagai salah satu negara anggota G20, Indonesia memiliki posisi yang kuat dalam
perekonomian global
9
. Dengan PDB terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki daya tarik
tinggi bagi investor global. Stabilitas ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi yang relatif kuat,
serta jumlah penduduk yang besar menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan
pasar domestik yang luas dan prospektif.
Keberadaan Danantara dapat memanfaatkan momentum ini dengan mengelola aset negara
secara lebih produktif dan menarik investasi strategis. Dengan dukungan kebijakan yang tepat,
Danantara dapat berperan sebagai kendaraan investasi yang mampu mengoptimalkan
peluang ekonomi global, memperkuat posisi Indonesia dalam rantai nilai dunia, serta
meningkatkan daya saing ekonomi nasional.
Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, mulai
dari sektor energi, pertambangan, hingga pertanian dan perikanan. Keunggulan ini
memberikan peluang besar bagi Danantara untuk mengelola aset sumber daya alam secara
lebih optimal dan berkelanjutan.
Jika dikelola dengan strategi yang tepat, investasi di sektor sumber daya alam dapat
memberikan manfaat jangka panjang, baik dalam bentuk pendapatan negara maupun
pembangunan industri hilir. Danantara dapat mendorong hilirisasi industri, misalnya dengan
mengembangkan ekosistem industri berbasis nikel untuk baterai kendaraan listrik atau
mengoptimalkan sektor energi terbarukan guna mendukung transisi menuju ekonomi hijau.
Indonesia memiliki bonus demografi
10
, dengan dominasi generasi muda yang terampil dan
inovatif. Banyak tokoh muda Indonesia yang memiliki pengalaman di sektor keuangan,
teknologi, dan industri global, namun belum banyak diberi kesempatan untuk berkontribusi
dalam pengelolaan aset negara seperti Danantara.
Jika Danantara dapat merekrut profesional muda yang kompeten, memiliki integritas tinggi,
serta bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), maka tata kelola dan efektivitas
institusi ini dapat meningkat secara signifikan. Dengan pendekatan meritokrasi dan
transparansi, Danantara dapat menjadi lembaga yang lebih modern, inovatif, dan dipercaya
oleh publik serta investor.
Dengan memanfaatkan potensi ekonomi Indonesia di G20, sumber daya alam yang melimpah,
serta SDM muda yang berkualitas, Danantara memiliki peluang besar untuk sukses. Kunci
utamanya terletak pada tata kelola yang baik, transparansi, serta strategi pengelolaan yang
berorientasi pada kepentingan nasional jangka panjang.

9
Bank Indonesia, 2022, Indonesia’s G20 Presidency: Global Synergy Drives Economic Recovery, Economic
Report on Indonesia 2022, Chapter IV,
https://www.bi.go.id/en/publikasi/laporan/Documents/8_LPI2022_EN_CHAPTER_6.pdf
10
Solihin, Dadang, 2025, Scenario Planning Bonus Demografi 2045, Menuju Satu Abad Indonesia Emas: Curah
Pikir Alumni Lemhannas, 27 Februari, https://www.slideshare.net/slideshow/scenario-planning-bonus-
demografi-2045-menuju-satu-abad-indonesia-emas-81d0/276066872

7


3. Penutup
Danantara merupakan inisiatif visioner yang berpotensi menjadi katalisator dalam
restrukturisasi ekonomi, redistribusi aset negara, serta percepatan transformasi digital di
Indonesia. Dengan pengelolaan yang tepat, Danantara dapat memberikan dampak positif
yang signifikan bagi perekonomian nasional, meningkatkan daya saing global, serta
menciptakan ekosistem investasi yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Keberhasilan Danantara sangat bergantung pada tata kelola yang transparan, profesional, dan
independen. Transparansi dalam pengelolaan aset serta keterbukaan terhadap pengawasan
publik dan regulasi yang ketat menjadi kunci utama dalam membangun kepercayaan investor
dan masyarakat. Selain itu, profesionalisme dalam perekrutan serta pengambilan keputusan
berbasis data dan kepentingan ekonomi jangka panjang akan menentukan efektivitas program
ini.
Independensi Danantara juga harus dijaga dari intervensi politik yang berlebihan. Sejarah
telah menunjukkan bahwa banyak lembaga ekonomi di Indonesia mengalami kegagalan akibat
tekanan politik dan praktik korupsi, kolusi, serta nepotisme (KKN). Oleh karena itu, Danantara
harus memiliki mekanisme tata kelola yang kuat dan akuntabel, memastikan bahwa setiap
keputusan yang diambil benar-benar berorientasi pada kepentingan nasional, bukan
kepentingan kelompok tertentu.
Jika prinsip-prinsip ini dijalankan dengan baik, Danantara dapat menjadi motor penggerak
pertumbuhan ekonomi yang inklusif, peningkatan efisiensi pengelolaan aset negara, serta
pengembangan sektor-sektor strategis seperti infrastruktur digital, ekonomi hijau, dan
industri berbasis teknologi. Keberhasilannya akan membawa dampak jangka panjang yang
positif, termasuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan penguatan posisi Indonesia
dalam ekonomi global.
Namun, jika Danantara tidak dikelola dengan baik, inisiatif ini justru berisiko menjadi beban
baru bagi perekonomian nasional. Kegagalan dalam tata kelola akan memperparah
ketidakpercayaan publik dan investor, serta memperbesar potensi penyalahgunaan aset
negara. Alih-alih menjadi solusi bagi permasalahan ekonomi, Danantara bisa berubah menjadi
proyek gagal yang membebani keuangan negara dan memperdalam ketimpangan ekonomi.
Oleh karena itu, komitmen terhadap prinsip transparansi, profesionalisme, dan independensi
harus menjadi fondasi utama dalam implementasi Danantara. Dengan dukungan kebijakan
yang tepat, sinergi antara pemerintah, sektor swasta, serta partisipasi publik yang aktif,
Danantara memiliki peluang besar untuk menjadi instrumen strategis dalam mewujudkan
ekonomi nasional yang lebih kuat, berdaya saing, dan berkelanjutan.

Daftar Pustaka
Baderi, Firdaus, 2025, Danantara sebagai Kekuatan Ekonomi Masa Depan Indonesia, Neraca,
25 Februari, https://www.neraca.co.id/article/215093/danantara-sebagai-kekuatan-
ekonomi-masa-depan-indonesia
Bank Indonesia, 2022, Indonesia’s G20 Presidency: Global Synergy Drives Economic
Recovery, Economic Report on Indonesia 2022, Chapter IV,

8

https://www.bi.go.id/en/publikasi/laporan/Documents/8_LPI2022_EN_CHAPTER_6.p
df
Evandio, Akbar, 2025, Isi Pidato Lengkap Prabowo Subianto saat Peresmian Danantara,
Bisnis.com, 24 Februari, https://kabar24.bisnis.com/read/20250224/15/1842044/isi-
pidato-lengkap-prabowo-subianto-saat-peresmian-danantara.
Jain, Riya & Abhinash Jena, 2024,Inclusive Growth and Equitable Development: A
Framework for Assessing Contributions, November 19,
https://www.projectguru.in/inclusive-growth-and-equitable-development-a-
framework-for-assessing-contributions/
Santoso, Budhi, 2022, Agum Gumelar: Alumni Lemhannas harus memiliki jati diri pejuang,
Antara, 23 November, https://www.antaranews.com/berita/3260597/agum-gumelar-
alumni-lemhannas-harus-memiliki-jati-diri-pejuang
Solihin, Dadang, 2025, (Review Buku) By Generations, for Generations: Fifty Years of
Temasek as Told by the People Who Shaped It karya Ong Soh Chin, dengan bantuan
Goh Yee Huay, 24 Februari, https://www.facebook.com/share/p/15rm545yRm/
Solihin, Dadang, 2025, (Review Buku) China Investment Corporation: China's Key Sovereign
Wealth Fund and Chinese Investment Issues Editor Ines Hembrecht, 25 Februari,
https://www.facebook.com/share/p/14uThDknS8/
Solihin, Dadang, 2025, Scenario Planning Bonus Demografi 2045, Menuju Satu Abad
Indonesia Emas: Curah Pikir Alumni Lemhannas, 27 Februari,
https://www.slideshare.net/slideshow/scenario-planning-bonus-demografi-2045-
menuju-satu-abad-indonesia-emas-81d0/276066872
Tempo, 2025, IHSG Merosot setelah Peluncuran Danantara, Dewan Penasihat Presiden Sebut
Investor Salah Paham, 25 Februari, https://www.tempo.co/ekonomi/ihsg-merosot-
setelah-peluncuran-danantara-dewan-penasihat-presiden-sebut-investor-salah-
paham-1211893
Worls Bank, 2024, Digital Transformation: The World Bank provides knowledge and financing
to help close the global digital divide, and make sure countries can take full
advantage of the ongoing digital revolution, October 14,
https://www.worldbank.org/en/topic/digital/overview

9


Tentang Penulis

Sejak awal Januari 2022 Dadang Solihin memperkuat Lemhannas RI
sebagai Tenaga Ahli Profesional (Taprof). Wredatama ini menempuh
pendidikan S1 dan S2 pada Program Studi Ekonomi Pembangunan.
Gelar SE ia peroleh dari Fakultas Ekonomi Universitas Katolik
Parahyangan Bandung (1986), dan gelar MA ia peroleh dari University
of Colorado at Denver, USA (1996). Adapun gelar Doktor Ilmu
Pemerintahan ia peroleh dari FISIP Universitas Padjadjaran Bandung
(2011).
Kariernya sebagai PNS ia tekuni lebih dari 33 tahun. Dimulai dari
Bappenas sejak awal 1988, di mana ia pernah menjadi Direktur selama 7 tahun lebih. Atas
pengabdiannya ini, negara menganugerahi Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya
melalui 3 Presiden RI, yaitu dari Presiden Gusdur (2020), Presiden SBY (2009) dan Presiden
Jokowi (2019).
Ia pernah menjadi Rektor PTS Universitas Darma Persada (Unsada) Jakarta Masa Bakti 2015-
2018, dan sempat mendirikan Batalyon Bushido Resimen Mahasiswa Jayakarta. Pangkat
Akademiknya adalah Associate Professor/Lektor Kepala TMT 1 Oktober 2004. Ia juga pernah
menjadi Ketua Dewan Riset Daerah Provinsi DKI Jakarta Masa Bakti 2018-2022. Di dunia
kampus, saat ini ia menjabat sebagai Ketua Senat Akademik Institut STIAMI.
Jabatan terakhirnya sebagai PNS adalah Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Budaya dan
Pariwisata sampai memasuki usia pensiun sebagai PNS golongan IV.e TMT 1 Desember 2021.
Di dunia kampus, saat ini ia menjabat sebagai Ketua Senat Akademik Institut STIAMI.
Senior citizen yang setiap hari menikmati perjalanan Bike to Work ini adalah Peserta Terbaik
Diklat Kepemimpinan Tingkat II Angkatan XXIX tahun 2010 yang diselenggarakan oleh
Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI Jakarta dan Peserta Terbaik Program Pendidikan
Reguler Angkatan (PPRA) XLIX tahun 2013 yang diselenggarakan oleh Lembaga Ketahanan
Nasional (Lemhannas) RI. Ia dinyatakan Lulus Dengan Pujian serta dianugerahi Penghargaan
Wibawa Seroja Nugraha.