Retret tahunan bagi para suster Komunitas Divino Amore. pptx

FransescoKarm 7 views 22 slides Sep 05, 2025
Slide 1
Slide 1 of 22
Slide 1
1
Slide 2
2
Slide 3
3
Slide 4
4
Slide 5
5
Slide 6
6
Slide 7
7
Slide 8
8
Slide 9
9
Slide 10
10
Slide 11
11
Slide 12
12
Slide 13
13
Slide 14
14
Slide 15
15
Slide 16
16
Slide 17
17
Slide 18
18
Slide 19
19
Slide 20
20
Slide 21
21
Slide 22
22

About This Presentation

Pengantar untuk memasuki retret


Slide Content

RET-RET TAHUNAN BAGI PARA SUSTER KOMUNITAS DIVINO AMORE

Para suster terkasih , sebuah kebiasaan baik bahwa setiap tahun kita selalu memiliki kesempatan utk mengadakan dan mengikuti retret . Retret adalah kegiatan untuk melihat kembali perjalanan hidup selama setahun. Melihat diri dan perjalanan diri artinya melakukan refleksi yang mendalam mengenai hidup rohani, hidup komunitas dan pelayanan kerasulan.

Retret menjadi bukan sekadar kegiatan rutinitas belaka melainkan bagian utama di dalam hidup membiara. Retret artinya atret sebenarnya membantu kita utk mundur selangkah ke belakang agar kita bisa maju beberapa langkah ke depan utk berkembang dalam hidup religius.

Setiap kali retret, selalu ada seorang pembimbing yg tugasnya memberi masukan-masukan berharga berupa bahan dan poin penting sebagai sarana utk menoleh atau melihat ke belakang sejenak. Biasanya seorang pembimbing diminta dari imam atau biarawan yang dianggap bisa membantu dan membimbing para suster utk masuk di dalam keheningan. Namun ingat pembimbing yang sebenarnya adalah Yesus sendiri. Pater hanya membantu mengarahkan. Kegiatan kita ini akan berlangsung sampai hari Jumat tgl 11. Tentang waktunya mari kita sesuaikan lagi bersama.

“O Beata Solicitude…. “ O Kesunyian yang membahagiakan

Setelah Yesus mendengar berita itu menyingkirlah Ia dari situ, dan hendak mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat dari kota-kota mereka. (Matius14:13) Setelah meninggalkan daerah itu, Yesus menyusur pantai danau Galilea dan naik ke atas bukit lalu duduk di situ. (Matius15:29) “MARI KITA KE TEMPAT YANG SUNYI”

Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan.“ Kata murid-murid-Nya kepada-Nya: "Bagaimana di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya?" (Matius 15:32-33)

Dan setelah or a ng banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ. (Matius 14:23)

Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia.

Kata Petrus kepada Yesus: "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia."

Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia." Mendengar itu tersungkurlah murid-murid-Nya dan mereka sangat ketakutan. Lalu Yesus datang kepada mereka dan menyentuh mereka sambil berkata: "Berdirilah, jangan takut!"

Dan ketika mereka mengangkat kepala, mereka tidak melihat seorang pun kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka: "Jangan kamu ceriterakan penglihatan itu kepada seorang pun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati." Lalu murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Kalau demikian mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang dahulu?"

Jawab Yesus: "Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu dan Aku berkata kepadamu: Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka." Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis. (Matius 17:1-13)

Kemudian rasul-rasul itu kembali berkumpul dengan Yesus dan memberitahukan kepada-Nya semua yang mereka kerjakan dan ajarkan . (Markus 6:30)   Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. (Markus 6:45) Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. (Lukas 6:12)

Dalam sesi pertama ini boleh disebut sesi pembukaan, kita semua dari kesadaran im a n percaya bahwa Tuhan Yesus sendirilah yang mengajak kita KE TEMPAT YANG SUNYI. Kita tinggalkan segala kesibukan kita . Kita tinggalkan sesama yang pernah kita jumpai dalam pelayanan kita termasuk sesama dalam media sosial / medsos ; netizen, followers dll .

Seorang pemuda ingin menjalani masa pertapaan di padang yang sunyi. Ia menghadap Sang Rahib di biara tua. Ia berkata kepada Rahib: “Aku mau menjalani masa pertapaan di tempat ini.” Sang Rahib menjawab: “Anda boleh bertapa di tempat ini, tetapi dengan syarat, jangan bawa teman-temanmu ke tempat ini.” Kata pemuda itu: “Rahib, aku datang seorang diri, aku tidak mempunyai teman-teman sekarang ini.” Kata Sang Rahib: “Anda bohong, Anda telah membawa teman-teman di dalam pikiranmu.” Kiranya kita tidak membawa teman-teman di dalam pikiran kita. Apalagi membawa teman-teman di dalam HP.

Semuanya itu kita tinggalkan sebagai kenangan dan dapat menjadi salah satu titik tolak untuk direfleksikan dalam prosesi panggilan menjadi Imam . Retret ini adalah kesempatan bagi kita untuk menemukan ketenangan jiwa dan menimba kekuatan baru setelah kelelahan perjalanan sebelumnya . Hidup membiara adalah juga seperti hidup lainnya yang perlu dijalanani dgn penuh kesadaran dan tanggungjawab . Kita yang nb adalah biarawan adalah juga manusia biasa yg penuh dgn kekurangan . Kadang dalam menapaki panggilan , kita Lelah. Dan semuanya ini melewati proses panjang tahap demi tahap dengan segala tuntutan yang merupakan persyaratan yang harus dipenuhi . Maka retret ini jadi kesempatan baik untuk kita .

Saya yakin, kita semua sudah mempunyai pengalaman retret dan kita mengerti sangat baik apa artinya SILENTIUM . Kita akan diajak sejenak untuk masuk dalam diri kita dan dalam keheningan batin kita menyelami apakah sungguh Allah memanggil kita untuk menjadi biarawati seumur hidup ?

Kita coba merakit kembali apa kehendak Tuhan, harapan-harapan Gereja dan banyak pihak terhadap kaum religius . Apa realita atau kenyataan yang sudah dan sedang terjadi sebagai inspirasi untuk kita kaum religius ? Manakah sumber kekuatan kita sebagai religius ?

Karena itu , kita sejenak ke tempat yang sunyi. Kesunyian yang membahagiakan , k esunyian yang produktif atau kesunyian yang suci. Kesunyian serupa kepompong berarti: diam tidak bicara…..diam tidak banyak bergerak…..diam tidak kontak dengan dunia luar selain dengan Tuhan dan diri sendiri. Diam Kepompong akan melahirkan makluk baru yaitu kupu-kupu yang indah, dengan sayapnya ia akan berterbangkan di udara ke segala arah. Dan retret kita dalam kesunyian yang suci ini akan melahirkan kita sebagai manusia bar u yang akan berpuncak pada keputusan untuk melanjutkan jalan panggilan yang suci ini .

Tuhan Yesus berkata kepada para murid-Nya: “Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika! (Mrk. 6:31a). demikian pun pada Lukas 6:12 : “Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah.”

Namun, ………… terselip juga tantangan bahwa hidup religius itu akan dipertaruhkan di tengah tatanan dunia dengan d aya perubahan dan tawaran yang mempesona. Hidup religius berarti hidup yang melawan arus zaman harus dipertahankan setiap saat sampai akhir hayat, apapun situasi dan kondisi yang kita alami nanti. Dalam kesunyian retret ini kita mau menemukan sesuatu yang kita cari dan kita kejar ialah hidup Suci, yang di dalamnya terkandung kekuatan Ilahi yang akan kita salurkan bagi sesama manusia. Suatu tugas yang mulia……… Tugas yang merupakan kabar sukacita bagi orang beriman dan sekaligus kesaksian akan hidup yang akan datang .