Sedrisa Lidya Pertiwi
DARAH
1.Komposisi Darah
Darah adalah jaringan ikat cair yang mengalir ke seluruh tubuh. Darah utuh adalah
darah yang terkandung dalam sistem kardiovaskular. Darah tepi adalah darah utuh yang
bersirkulasi dalam pembuluh darah yang membawa oksigen, nutrisi, dan bahan limbah.
Secara kasat mata, darah adalah cairan buram berwarna merah tua. Secara mikroskopis,
darah utuh adalah cairan bening, plasma, yang di dalamnya terdapat banyak komponen
seluler. Plasma terutama adalah air yang di dalamnya terdapat berbagai zat terlarut.
Komponen seluler adalah sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan
trombosit (trombosit). Ada lima jenis sel darah putih: neutrofil, eosinofil, basofil,
limfosit, dan monosit. Darah memiliki tiga fungsi utama: transportasi, pengaturan, dan
pertahanan.
2.Fungsi Darah
Darah memiliki tiga fungsi utama: transportasi, regulasi, dan pertahanan.
a.Transportasi
Eritrosit mengandung hemoglobin yang membawa oksigen ke seluruh sel tubuh.
Sedrisa Lidya Pertiwi
Nutrisi dan elemen penting terlarut dalam plasma darah dan dibawa ke jaringan
melalui arteri dan kapiler.
Darah membawa produk limbah metabolisme melalui vena ke paru-paru dan
ginjal untuk dibuang.
Darah mengangkut hormon dari kelenjar endokrin ke organ target, serta sel darah
putih ke lokasi infeksi.
Platelet dibawa ke tempat kerusakan pembuluh darah untuk menghentikan
perdarahan melalui mekanisme yang disebut hemostasis. Platelet juga berperan
dalam proses pembekuan darah.
b.Regulasi
Darah membantu mengatur suhu tubuh
Darah mengatur kadar cairan jaringan tubuh.
Darah menjaga pH tubuh dalam rentang 7,35–7,45 (sedikit basa) untuk
menetralkan produk limbah asam dari metabolisme seluler.
c.Pertahanan
Darah membawa sel darah putih ke jaringan yang terpapar patogen untuk
mendukung sistem imun hewan.
Darah membawa trombosit ke pembuluh darah yang mengalami kerusakan untuk
mencegah terjadinya perdarahan yang berlebihan.
3.Hematopoiesis
Hematopoiesis adalah produksi semua sel darah yang terjadi sebagai proses
berkelanjutan sepanjang hidup hewan. Pada janin, hematopoiesis terjadi di hati dan
limpa. Pada hewan yang baru lahir, proses ini terjadi terutama di sumsum tulang merah
yang terletak di sebagian besar tulang tubuh. Banyak tulang yang terlibat karena
tingginya permintaan sel darah selama pertumbuhan dan perkembangan. Saat hewan
tersebut dewasa, laju produksi melambat karena hewan tersebut tidak tumbuh secepat
sebelumnya. Sebagian sumsum tulang merah menjadi kurang aktif, didominasi oleh sel
lemak, dan dikenal sebagai sumsum tulang kuning (Gambar 12-5). Namun, sumsum
kuning dapat diaktifkan kembali karena meningkatnya permintaan dari tubuh. Jenis
sumsum tulang diberi nama berdasarkan tampilan kasarnya.
Sedrisa Lidya Pertiwi
Pada hewan dewasa, terdapat berbagai lokasi sumsum tulang merah yang
bervariasi menurut spesiesnya. Pada sebagian besar spesies, sumsum tulang merah
terletak di tengkorak, tulang rusuk, tulang dada, tulang belakang, panggul, dan ujung
proksimal tulang paha. Setiap hari, sumsum tulang merah menghasilkan miliaran jenis
sel. Semua sel darah menjadi tua dan mati, atau rusak dan tidak dapat berfungsi dengan
baik. Sel-sel ini harus terus-menerus diganti agar hewan dapat tetap hidup dan sehat. Hati
dan limpa mampu melakukan hematopoiesis pada saat sangat dibutuhkan, tetapi tidak
pada kapasitas yang sama tingginya dengan sumsum tulang.
Sedrisa Lidya Pertiwi
a.Eritropoiesis
Eritropoiesis adalah proses pembetukan sel darah merah.
Sel punca berubah menjadi proeritroblas, kemudian melalui beberapa tahap
hingga menjadi eritrosit matang.
Proses eritropoiesis membutuhkan waktu sekitar 1 minggu pada anjing, 4–5
hari pada sapi, dan 36 jam pada burung.
Hormon eritropoietin (EPO), yang diproduksi oleh ginjal berfungsi mengatur
pembentukan sel darah merah. Selain EPO, pembentukan sel darah merah
memerlukan zat besi, asam folat, vitamin B12, dan protein.
Sedrisa Lidya Pertiwi
b.Trombopoiesis
Trombopoiesis adalah proses pembentukan trombosit. Proses ini dimulai
ketika sel induk unipotensial dirangsang menjadi megakariosit, sel besar dengan
banyak nukleus yang tetap berada di sumsum tulang. Potongan sitoplasma dari
megakariosit dilepaskan ke darah perifer sebagai trombosit. Proses ini membutuhkan
waktu hingga 7 hari.
c.Leukopoiesis
Leukopoiesis adalah proses pembentukan leukosit. Setiap jenis leukosit
memiliki stimulus spesifik untuk produksinya. Leukosit terbagi menjadi dua
kelompok utama:
Granulosit (neutrofil, eosinofil, basofil): Dibentuk melalui granulopoiesis, di
mana sel induk pluripotensial berkembang menjadi salah satu jenis granulosit.
Sel-sel awal sulit dibedakan hingga granula spesifik muncul.
Agranulosit (limfosit, monosit): Dibentuk melalui proses limfopoiesis untuk
limfosit dan monopoiesis untuk monosit. Agranulosit tidak memiliki granula
spesifik.
4.Eritrosit (RBC)
a.Struktur
Sel darah merah (eritrosit) yang telah matang adalah sel khusus yang tidak
memiliki nukleus, mitokondria, maupun ribosom. Sebaliknya, sel ini mengandung
air, hemoglobin, dan elemen struktural lainnya. Di bawah mikroskop, sel darah
merah matang terlihat sebagai cakram bikonkaf tanpa nukleus dengan area tengah
yang lebih tipis (disebut pallor sentral) pada apusan darah yang diwarnai. Karena
tidak memiliki mitokondria, eritrosit menggunakan glukosa dari plasma sebagai
sumber energi. Hemoglobin di sitoplasma eritrosit memberikan warna merah saat
diwarnai dengan pewarna hematologi.
Sedrisa Lidya Pertiwi
Ukuran eritrosit bervariasi antar spesies. Anjing memiliki eritrosit terbesar
dengan zona pallor sentral yang menonjol. Pada kucing, kuda, sapi, domba, dan
kambing, ukuran eritrosit lebih kecil. Kucing dan kuda tidak memiliki zona pallor
sentral yang menonjol. Kelompok hewan seperti unta memiliki eritrosit berbentuk
oval, sementara rusa memiliki eritrosit berbentuk sabit. Pada burung, ikan, amfibi,
dan reptil, eritrosit berbentuk oval dan tetap memiliki nukleus meskipun sudah
matang.
b.Fungsi
Eritrosit memiliki tiga fungsi utama:
Mengangkut oksigen ke jaringan. Fungsi ini dilakukan melalui hemoglobin,
protein yang terbentuk selama perkembangan eritrosit. Setiap hemoglobin
terdiri dari empat unit heme yang masing-masing mengandung atom besi (Fe² ),
⁺
Sedrisa Lidya Pertiwi
sehingga dapat mengikat empat molekul oksigen. Hemoglobin dengan oksigen
disebut oksihemoglobin, sedangkan setelah melepaskan oksigen disebut
deoksihemoglobin.
Mengangkut karbon dioksida ke paru-paru. Di jaringan tubuh, eritrosit
melepaskan oksigen dan menyerap karbon dioksida serta limbah metabolik
lainnya untuk dibawa ke paru-paru.
Menjaga bentuk dan fleksibilitas sel. Bentuk bikonkaf memberikan area
permukaan yang lebih besar untuk difusi oksigen dan karbon dioksida serta
memungkinkan sel melewati pembuluh darah yang sempit.
c.Masa hidup dan penghancuran
Masa hidup eritrosit bervariasi tergantung spesies. Pada anjing, rata-rata 120
hari; kucing sekitar 68 hari; kuda dan domba hingga 150 hari; sapi hingga 160 hari;
sedangkan tikus hanya 20-30 hari. Proses penuaan sel disebut senescence, di mana
aktivitas enzim menurun dan fleksibilitas membran berkurang, menyebabkan sel
menjadi lebih bulat. Sekitar 1% eritrosit yang tua, rusak, atau abnormal dihancurkan
setiap hari melalui dua mekanisme:
Hemolisis ekstravaskular: 90% eritrosit dihancurkan oleh makrofag di limpa,
di mana hemoglobin dipecah menjadi asam amino, besi, dan heme. Heme
diubah menjadi bilirubin yang kemudian dikeluarkan melalui empedu, urin, atau
feses.
Hemolisis intravaskular: 10% eritrosit rusak dalam pembuluh darah akibat
stres oksidatif. Hemoglobin yang dilepaskan ke plasma diikat oleh haptoglobin
dan dikirim ke hati untuk diproses lebih lanjut. Jika hemoglobin berlebih,
kondisi ini disebut hemoglobinemia dan dapat dikeluarkan melalui urin
(hemoglobinuria).
5.Complete Blood Count (CBC)
Hitung darah lengkap (CBC) adalah tes yang mengevaluasi protein plasma, sel
darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Beberapa parameter utama dalam CBC
meliputi:
Packed Cell Volume (PCV) atau Hematokrit (HCT): Mengukur persentase
eritrosit dalam volume darah total. Nilai rendah menunjukkan anemia, sedangkan
nilai tinggi bisa mengindikasikan polistemia (peningkatan eritrosit).
Sedrisa Lidya Pertiwi
Hemoglobin (Hgb): Mengukur konsentrasi hemoglobin dalam eritrosit.
Red Blood Cell Count: Mengukur jumlah eritrosit dalam volume darah tertentu.
VoluMean Corpuscular Volume (MCV): Mengukur ukuran rata-rata eritrosit.
Berguna untuk mendiagnosis anemia.
Mean Corcupcular Hemoglobin Concentration (MCHC): Mengukur rasio berat
hemoglobin terhadap volume eritrosit.
Red Cell Distribution Width (RDW): Mengukur variasi ukuran eritrosit dalam
sampel darah. Variasi besar biasanya terjadi pada anemia berat.
Reticulocyte Count: Mengukur jumlah eritrosit muda dalam darah untuk
menentukan jenis anemia.
White Blood Cell (WBC): Mengukur jumlah total sel darah putih dalam darah.
Peningkatan leukosit (leukositosis) dapat mengindikasikan infeksi, sedangkan
penurunan (leukopenia) menunjukkan prognosis buruk.
Trombosit (PLT): Mengukur jumlah trombosit. Kekurangan trombosit disebut
trombositopenia, sedangkan kelebihan disebut trombositosis.
Protein Plasma Total (TP): Mengukur kadar protein dalam plasma darah.
6.Trombosit (Platelet)
a.Struktur:
Sedrisa Lidya Pertiwi
Trombosit adalah fragmen sitoplasma dari megakariosit (sel besar di sumsum
tulang) yang dilepaskan ke sirkulasi darah. Pada apusan darah, trombosit terlihat
bulat hingga oval tanpa nukleus, dengan sitoplasma jernih dan granula biru atau
ungu kecil. Ukurannya bervariasi tergantung spesies.
Kucing: Memiliki trombosit terbesar.
Anjing dan babi: Ukurannya serupa.
Trombosit besar (makrotrombosit): Lebih aktif secara metabolik dan
dilepaskan saat tubuh membutuhkan banyak trombosit.
b.Fungsi:
Trombosit penting dalam proses hemostasis, mencegah kebocoran darah dari
pembuluh yang rusak.
Adhesi Trombosit: Trombosit menempel pada protein subendotel (kolagen,
fibronectin, von Willebrand factor) di area cedera.
Agregasi Trombosit: Trombosit berubah bentuk, membentuk pseudopoda
untuk saling terhubung, menciptakan sumbat hemostatik primer.
Kaskade Koagulasi: Protein plasma fibrinogen diubah menjadi fibrin yang
tidak larut untuk memperkuat sumbat trombosit.
c.Masa Hidup dan Penghancuran:
Sedrisa Lidya Pertiwi
Trombosit hidup 5–7 hari di sirkulasi. Produksinya diatur oleh hormon
trombopoietin yang diproduksi hati. Trombosit tua dihancurkan oleh makrofag di
limpa dan hati.
7.Sel Darah Putih (Leukosit)
Sel darah putih juga dikenal sebagai WBC atau leukosit. Sel darah putih dewasa
umumnya lebih besar daripada sel darah merah dewasa. Ada lima jenis sel darah putih
yang biasanya hadir dalam darah yang bersirkulasi. Fungsi semua sel darah putih adalah
untuk memberikan pertahanan bagi tubuh terhadap penyerang asing. Setiap jenis sel
darah putih memiliki peran uniknya sendiri dalam pertahanan ini. Jika semua sel darah
putih berfungsi dengan baik, hewan memiliki peluang bagus untuk tetap sehat. Fungsi sel
darah putih individual akan dibahas dengan setiap jenis sel. Sel darah putih
menggunakan darah perifer untuk bergerak dari tempat produksinya di sumsum tulang ke
tempat aktivitasnya di jaringan. Terdapat aliran sel darah putih yang konstan dari
sumsum tulang dan ke dalam jaringan dalam upaya untuk mengendalikan jutaan
penyerang asing yang menyerang tubuh hewan setiap hari. Terdapat dua jenis fungsi
pertahanan: fagositosis dan kekebalan.
Sedrisa Lidya Pertiwi
Granulosit: Memiliki granula sitoplasma yang terlihat pada apusan darah berwarna.
Termasuk neutrofil, eosinofil, dan basofil.
Agranulosit: Tidak memiliki granula jelas. Termasuk limfosit dan monosit.
a.Granulosit
Neutrofil:
Ciri: Sel leukosit paling banyak (40–75%) pada anjing, kucing, dan kuda.
Berfungsi sebagai pertahanan awal melawan infeksi melalui fagositosis.
Fungsi: Respon cepat ke area inflamasi dengan bergerak melalui pembuluh
darah ke jaringan yang terinfeksi (proses diapedesis).
Kelainan: Munculnya neutrofil muda (band neutrofil) dalam darah
menunjukkan infeksi berat (left shift).
Eosinofil:
Ciri: Memiliki granula merah di sitoplasma. Umumnya ditemukan di jaringan
seperti saluran pencernaan, kulit, dan paru-paru.
Sedrisa Lidya Pertiwi
Fungsi: Mengurangi reaksi alergi dan menghancurkan parasit besar.
Kelainan: Peningkatan eosinofil (eosinofilia) sering dikaitkan dengan infeksi
parasit atau reaksi alergi.
Basofil:
Ciri: Leukosit paling jarang (<1%) dengan granula biru besar yang
mengandung histamin dan heparin.
Fungsi: Memulai inflamasi dan reaksi alergi. Heparin menjaga aliran darah di
area cedera.
b.Agranulosit
Limfosit:
Ciri: Ukuran kecil dengan nukleus besar. Ditemukan di darah dan jaringan
limfoid.
Fungsi:
oSel T: Mengatur imunitas seluler.
oSel B: Menghasilkan antibodi dalam imunitas humoral.
oSel NK: Membunuh sel terinfeksi atau kanker melalui apoptosis
(kematian sel terprogram).
Monosit:
Ciri: Leukosit terbesar dengan sitoplasma abu-abu.
Fungsi: Setelah memasuki jaringan, monosit berubah menjadi makrofag yang
membersihkan debris seluler dan mempresentasikan antigen ke limfosit.